Anda di halaman 1dari 75

1

Pendahuluan

Pokok Bahasan
 Latar Belakang
 Ruang Lingkup
 Tujuan Praktikum

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan jaman, lapangan pekerjaan menuntut adanya sumber

daya yang kompeten dalam bidangnya. Sumber daya yang kompeten tidak

lepas dari peran lembaga formal yang didalamnya dapat membentuk seseorang

menjadi seorang individu yang handal dam mampu bersaing dibidangnya.

Khususnya dalam ilmu kelistrikan yang saat ini Indonesia sedang menjalani

pembangunan.

Pendidikan saat ini dilaksanakan dalam hal perwujudan dan perkembangan

teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan era globalosasi. Oleh karena itu

pendidikan sekarang difokuskan pada pendidikan profesional di lapangan

kerja maupun di bengkel.

Politeknik Negeri Malang terutama pada program studi Teknik Listrik jurusan

Teknik Elektro ini memberikan informasi dan wawasan mulai dari yang

mendasar hingga yang mencapai pokok permasalahan yang akan dihadapi.

Maka dari itu, kerja praktik ini merupakan salah satu upaya dari Politeknk

1
Negeri Malang dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia

di Indonesia khususnya di bidang kelistrikan.

Pada semester 3 (tiga) ini, mahasiswa program studi Teknik Listrik Politeknik

Negri Malang dituntut untuk menyelesaikan job yang telah ditentukan oleh

pihak yang berkewajiban. Penyelesaian job tersebut dilakukan secara

berkelompok. Berikut ini merupakan laporan hasil kerja kelompok kami

dalam pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa in Plaster.

1.2 Ruang Lingkup

Berikut adalah ruang lingkup dari pelaksanakan praktikum pemasangan

Instalasi Penrangan 3 Fasa In Plaster:

a. Pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster.

b. Pemasangan instalasi kWhmeter pengukuran langsung.

1.3 Tujuan Praktikum

Berikut adalah beberapa tujuan dari pelaksanaan praktikum pemasangan

Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster:

a. Dapat mengetahui cara pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster.

b. Dapat memasang instalasi kWhmeter pengukuran langsung.

2
2
LANDASAN TEORI

Pokok Bahasan
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik
 Alat Pelindung Diri (APD)
 Bahan Kerja
 Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
- Ketentuan Mengenai APP
- KWh Meter

2.1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik


 Perencanaan Instalasi Listrik
Sumber PUIL 2000 halaman 105
4.1 Persyaratan umum
4.1.1 Ketentuan umum
4.1.1.1 Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL ini dan
peraturan lain yang tersebut dalam 1.3.
4.1.1.2 Rancangan instalasi listrik harus berdasarkan persyaratan dasar yang
ditentukan dalam BAB 2 (terutama 2.3) dan memperhitungkan serta
memenuhi proteksi untuk keselamatan yang ditentukan dalam BAB 3.
4.1.1.3 Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian
(assessment) dan survai lokasi.
CATATAN Metode penilaian dan hal-hal yang disurvai dijelaskan dalam IEC
364-3.

4.1.2.1 Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan


uraian teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.

3
4.1.2.2 Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah
dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus
diikuti ketentuan dan standar yang berlaku.
4.1.2.3 Rancanganinstalasi listrik terdiri dari :
a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung
atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan
rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.
b) Gambar instalasi yang meliputi:
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak
perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya),
seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB
dan lain-lain.
2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai
pengendalinya sepertihubungan lampu dengan sakelarnya,
motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur
kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau
cabang sirkit akhir.
3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam
butir b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda
dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut.
4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap
perlengkapan listrik.
c) Diagram garis tunggal, yang meliputi :
1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran
dan besaran pengenal komponennya;
2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang
dan pembagiannya;
3) Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18;
4) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.
d) Gambar rinciyang meliputi :
1) Perkiraan ukuran fisik PHB;
2) Cara pemasangan perlengkapan listrik;

4
3) Cara pemasangan kabel;
4) Cara kerja instalasi kendali.
CATATAN Gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi
dengan keterangan atau uraian.
e) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :
1) Susut tegangan;
2) Perbaikan faktor daya;
3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
5) Tingkat penerangan.
f) Tabel bahan instalasi, yang meliputi :
1) Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan;
2) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;
3) Jumlah dan jenis PHB;
4) Jumlah dan jenis luminer lampu.
g) Uraian teknis, yang meliputi :
1) Ketentuan tentang sistem proteksidengan mengacu kepada
3.17;
2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara
pemasangannya;
3) Cara pengujian;
4) Jadwal waktu pelaksanaan.
h) Perkiraan biaya

2.2 Alat Pelindung Diri (APD)


Jenis-jenis APD menurut bagian tubuh antara lain :
1. Alat Pelindung Kepala
Topi Keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di tempat berisiko karena
benda jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan ikatan ke dagu untuk
menghalangi terlepasnya helmet dari kepala akibat menunduk atau kena benda
jatuh. Syarat umum Safety Helmet adalah:

5
i. Bagian dari luarnya harus kuat dan tahan terhadap benturan atau tusukan
benda-benda runcing. Cara mengujinya dengan menjatuhkan benda seberat
3 kg dari ketinggian 1 meter-topi tidak boleh pecah atau benda tak boleh
menyentuh kepala.
ii. Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak 4-5 cm.
iii. Tidak menyerap air. Cara pengujian: diuji dengan merendam topi di dalam
air selama 24 jam.
iv. Tahan terhadap api. Cara pengujian: topi dibakar selama 10 detik dengan
bunsen atau propan , api harus padam selama 5 detik.

Contoh Safety Helmet dan Penggunaannya Dalam Pekerjaan Konstruksi

2.     Alat Pelindung Muka dan Mata


Alat pelindung muka dan mata berfungsi untuk melindungi muka dan mata
dari:
i. lemparan benda-benda kecil
ii. lemparan benda-benda panas
iii. pengaruh cahaya
iv. pengaruh radiasi tertentu
Kaca Mata Pelindung (Protective Goggles) untuk melindungi mata dari
percikan logam cair, percikan bahan kimia, serta kacamata pelindung untuk
pekerjaan menggerinda dan pekerjaan berdebu.
Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of Lens)
yang disesuaikan dengan diameter batang las (Welding Rod).
Untuk welding rod 1/16” sampai 5/32” gunakan shade nomor 10.
Untuk welding rod 3/16” sampai ¼” gunakan shade nomor 13.

6
Contoh Protective Goggles dan Penggunaan Masker Pelindung
dalam Pekerjaan Konstruksi

3. Alat Pelindung Tangan


Alat Pelindung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari dari:
i. Suhu ekstrim (panas dan dingin)
ii. Radiasi elektromagnetik
iii. Radiasi mengion
Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau
terluka pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan,
pekerjaan las, membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan
alkali. Bentuk sarung tangan bermacam-macam, seperti:
a. sarung tangan (gloves)
b. mitten
c. hand pad, melindungi telapak tangan dan sleeve, melindungi pergelangan
tangan dampai lengan

7
Ada berbagai sarung tangan yang dikenal antara lain :
a. Sarung Tangan Kulit, digunakan untuk pekerjaan pengelasan, pekerjaan
pemindahan pipa dll. Berfungsi untuk melindungi tangan dari permukaan
kasar.
b. Sarung Tangan Katun, digunakan pada pekerjaan besi beton, pekerjaan
bobokan dan batu, pelindung pada waktu harus menaiki tangga untuk
pekerjaan ketinggian.
c. Sarung Tangan Karet, digunakan untuk pekerjaan listrik yang dijaga agar
tidak ada yang robek supaya tidak terjadi bahaya kena arus listrik.
d. Sarung Tangan Asbes/Katun/Wool, digunakan untuk melindungi tangan
dari panas dan api.
e. Sarung Tangan poly vinil chloride dan neoprene, digunakan untuk
melindungi tangan dari zat kimia berbahaya dan beracun seperti asam kuat
dan oksidan.
f. Sarung Tangan Paddle Cloth, melindungi tangan dari ujung yang tajam,
pecahan gelas, kotoran dan vibrasi.
g. Sarung Tangan latex disposable, melindungi tangan dari germ dan bakteri
dan hanya untuk sekali pakai.

4. Alat Pelindung Kaki


Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari:
i. tertimpa benda-benda berat
ii. terbakar karena logam cair,bahan kimia korosif
iii. dermatitis/eksim karena zat-zat kimia
iv. tersandung,tergelincir
Sepatu Keselamatan (Safety Boots) untuk menghindari kecelakaan yang
diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau
terhimpit beban berat atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu
boot karet bila bekerja pada pekerjaan tanah dan pengecoran beton.
Sepatu Keselamatan disesuaikan dengan jenis resiko, seperti:
a. untuk mencegah tergelincir,dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau
sintetik dengan bermotif timbul ( permukaanya kasar)

8
b. untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing,sol dilapisi logam.
c. terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat,tak
boleh  menggunakan paku.
d. sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja
yang  lembab,lantai yang panas. dan sepatu boot dari karet sintetis,untuk
pencegahan bahan-bahan kimia.

5. Alat Pelindung Pernafasan


Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap
sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja. Masker Gas dan Masker Debu
adalah alat perlindungan untuk melindungi pernafasan dari gas beracun dan debu.
Ada tiga jenis alat pernafasan berupa respirator yang berfungsi untuk memurnikan
udara, yaitu:
a. Respirator dengan filter bahan kimia
b. Respirator dengan filter mekanik dan
c. Respirator dengan filter mekanik dan bahan kimia

6. Alat Pelindung Telinga


Alat pelindung telinga digunakan untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat
suara bising di atas ambang aman seperti pekerjaan plat logam. Terdapat dua
jenis alat pelindung telinga, yaitu:

9
a. Sumbat Telinga (ear plug)
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan
frekuensi untuk bicara(komunikasi) biasanya tak terganggu.
- Sumbat telinga biasanya terbuat dari karetplastic keras, plastic
lunak,lilin,dan kapas.
- Daya lindung (kemampuan attenuasi):25-30 dB
b. Tutup Telinga (ear muff)
Attenuasi (daya lindung) pada frekuensi 2800-4000Hz (35-45 dB), namun
pada frekuensi biasa ( 25 s/d 30 Hz )

7. Alat Pelindung Tubuh


Alat pelindung tubuh berupa pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan
pekerja harus sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Pakaian tenaga kerja pria
yang melayani mesin harus sesuai dengan pekerjaanya. Pakaian kerja wanita
sebaiknya berbentuk celana panjang,baju yang pas,tutup rambut dan tidak
memakai perhiasan-perhiasan. Terdapat pakain kerja khusus sesuai dengan
sumber bahaya yang dapat dijumpai, seperti:
a. Terhadap radiasi panas, pakaian yang berbahan bias merefleksikan panas,
biasanya aluminium dan berkilat.
b. Terhadap radiasi mengion, pakaian dilapisi timbal (timah hitam).
c. Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi, pakaian terbuat dari plastik atau
karet.
d. Sabuk Pengaman (Safety Belt) untuk mencegah cedera yang lebih parah
pada pekerja yang bekerja di ketinggian > 2M

10
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan APD
APD akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan standar yang
ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlua diperhatikan :
1. Sediakanlah APD yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar
Internasional lainnya yang diakui.
2. Pakailah APD yang seuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan
tersebut hanya memerlukan waktu yang singkat.
3. APD harus dipakai dengan tepat dan benar.
4. Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan
dalam memakai APD jangan dijadikan alasan untuk menolak
memakainya.
5. APD tidak boleh diubah-ubah pemakainya, kalau memang terasa tidak
nyaman dipakai harus dilaporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban
pemakaian alat tersebut.
6. APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
7. Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja yang ada di lokasi proyek
konstruksi harus memakai APD yang diwajibkan, seperti Topi
Keselamatan.

Standar yang Dipakai


Apabila akan membeli APD kita harus berpedoman kepada standar industri
yang berlaku. Belilah hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar
Nasional Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI, BP dsb.
tergantung dari  negara asal barang kebutuhan proyek dan dinyatakan laaik untuk
pekerjaan dmaksud.

11
Di bawah ini beberapa contoh standar APD dengan SNI dan standar
internasional lainnya.
a. Topi Pengaman (Helmet)  ANZI Z 89,1997 standar
b. Sepatu Pengaman (Safety Boots)  SII-0645-82, DIN 4843, Australian
Standard AS/NZS 2210.3.2000. ANZI Z 41PT 99, SS 105, 1997
c. Sabuk Pengaman (Safey Belt)  EN 795 Class C ANZI OSHA
Banyak lagi standar-standar yang diberlakukan di negara maju, tetapi yang lebih
penting kalau kita memakai produk dalam negeri ujilah ketahanannya terhadap
suatu beban yang akan diberikan kepadanya dengan toleransi keamanan minimal
50%.

2.3 Bahan Kerja

1. Fitting Lampu E27


Fiting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang berfungsi sebagai
pemegang atau tempat bola lampu.

Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemasangan /


menempatkan fitting lampu, antara lain:

1. Fitting lampu sejenis Edison dan jenis bayonet harus dipasang dengan
bagian tengah hantaran fasa, sedangkan kontak luar (ulir) dari fitting
dihubungkan pada hantaran netral. (Pasal 206 B2 PUIL 771).
2. Fiting lampu jenis Edison harus dipasang dengan cara menghubungkan
kontak dasarnya pada penghantar fase, dan kontak luarnya pada
penghantar netral. (PUIL 2000 2.5.2.4)
3. Lampu pijar untuk penggunaan umum pada rangkaian penerangan cabang
tidak boleh dilengkapi dengan kaki Edison (E 27), bila dayanya lebih dari
300 watt, juga tidak boleh dengan kaki Goliath (E 40). Bilamana daya
lebih dari 1500 watt hanya kaki atau alat lain tertentu yang dapat
digunakan. (pasal 510 J1  PUIL 77).

4. Dalam ruang lembab, tidak boleh mempergunakan fitting lampu pijar yang
bersaklar (pasal 510 H1 sub.c PUIL 77).

12
5. Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu,
lembab, sangat panas,berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung
bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang
sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian
luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu
terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat. (PUIL
2000 5.3.3.2.1 hal 168)

6. Bagian luar dari fitting lampu harus dibuat dari bahan porselin, atau bahan
isolasi lain yang sederajat. (pasal 856 A4 PUIL 77).

2. Sakelar
Sakelar ialah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik,
atau untuk menghubungkannya.

Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemasangan /


menempatkan sakelar, antara lain:

1. Jika dikehendaki, penerangan darurat atau bagian-bagiannya, dapat


dinyalakan dari sumber utama untuk suatu bagian, asalkan pada segala
kemungkinan kedudukan sakelar, ketika sedang digunakan penerangan
normal, penerangan darurat akan menyala ketika terjadi kegagalan pada
sumber utama. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sakelar
majemuk atau beberapa sakelar tunggal yang menjalankan beberapa
kontaktor khususnya pada sistem instalasi jenis A, jenis B atau dengan
menyalakan lampu pada jenis C. (PUIL 2000 8.22.7.5 hal 397)
2. Sakelar harus dipasang sehingga :
a) bagian yang dapat bergerak, tidak bertegangan pada waktu sakelar dalam
keadaan terbuka atau tidak menghubung;
b) kedudukan kontak semua tuas sakelar dan tombol sakelar dalam satu
instalasi harus seragam; misalnya akan menghubung jika tuasnya didorong
ke atas atau tombolnya ditekan. (PUIL 2000 2.5.2.3 hal 29)
3. Setiap sakelar atau pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutus
arus yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus

13
berfungsi sedemikian hingga tidak membahayakan operator. (PUIL 2000
4.12.1.1 hal 151)
4. Setiap sakelar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada
penghantar aktif dari sirkit yang dihubungkan padanya. (PUIL 2000 4.12.1.2
hal 151)
a. Gambar Saklar Seri
A

B
Simbol Diagram Lokasi Simbol Diagram Pengawatan

( Gambar ada pada Lampiran 7)

b. Gambar Saklar Tunggal


Simbol Diagam Lokasi Simbol Diagram Pengawatan

(Gambar ada pada Lampiran 7)

14
Gambar Single Line Diagram Saklar Seri dan Tunggal (Lampiran6)

3. Kotak Kontak atau Stopkontak

Menurut PUIL 2000 halaman 10 dan 11, kotak kontak ialah susunan gawai
pemberi dan penerima arus yang dapat dipindah-pindahkan, untuk
menghubungkan dan memutuskan saluran ke dan dari bagian instalasi. Kontak
tusuk meliputi :

a) kotak kontak –bagian kontak tusuk yang merupakan gawai pemberi arus;

b) tusuk kontak –bagian kontak tusuk yang merupakan gawai penerima arus.

Kotak Kontak Biasa (KKB)


kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara
tetap) bagi peranti listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan
penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya.

Kotak Kontak Khusus (KKK)


kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu
jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya maupun tegangannya.

Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemasangan /


menempatkan kotak kontak, antara lain:

15
1. Tusuk kontak harus dirancang sedemikian rupa sehingga ketika
dihubungkan tidak mungkin terjadi sentuhan tak sengaja dengan bagian
aktif. (PUIL 2000 5.4.1.1 hal 175)
2. Tusuk kontak harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan
lembab dan secara mekanik cukup kuat. (PUIL 2000 5.4.1.2.1 hal 175)
3. Tusuk kontak yang tidak terlindung tidak boleh dibuat dari bahan yang
mudah pecah. (PUIL 2000 5.4.1.2.2 hal 175)
4. Sebagai pengecualian dari 5.4.1.2.1 di atas, tusuk kontak untuk kuat arus
16A ke bawah pada tegangan rumah, boleh terbuat dari bahan isolasi yang
tahan terhadap arus rambat. (PUIL 2000 5.4.1.2.3 hal 175)
5. Sambungan antara tusuk kontak dan kabel fleksibel harus baik untuk
menghindari kerusakan mekanis. (PUIL 2000 5.4.1.3 hal 175)
6. Dalam suatu instalasi, lubang kotak kontak dengan tegangan pengenal
tertentu tidak boleh dapat dimasuki tusuk kontak dengan tegangan pengenal
yang lebih rendah ((PUIL 2000 5.4.1.4.1 hal 176)
7. Lubang kotak kontak dengan arus pengenal tertentu tidak boleh dapat
dimasuki tusuk kontak dengan arus pengenal yang lebih besar, kecuali bagi
kotak kontak atau tusuk kontak dengan arus pengenal setinggi-tingginya
16A. (PUIL 2000 5.4.1.4.2 hal 176)

Simbol Diagram Lokasi Simbol Diagram Pengawatan

(Gambar ada pada Lampiran 7)

4. Fuse
Menurut PUIL 2000 halaman 6, Fuse/Pengaman Lebur ialah bagian dari
pengaman lebur yang dirancang agar lebur bila pengaman lebur bekerja.

Menurut PUIL 2000 halaman 12, pengaman lebur (sekering) ialah gawai
penyakelaran dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang

16
khusus dan sebanding, yang membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan
dan memutus arus bila arus tersebut melebihi nilai yang ditentukan dalam waktu
yang sesuai. Pengaman lebur meliputi semua bagian yang membentuk gawai
penyakelaran yang utuh (fuse ).
Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen
yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun
perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus
pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang
berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam
sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut,
Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian
Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam
rangkaian Elektronika yang bersangkutan.

Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri
dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga
apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang
memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk
ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.
Tabel 12. Simbol Sekering dalam Penerangan

Simbol Diagram Lokasi Simbol Wiring Diagram

17
5. Kabel NYA

Kabel NYA adalah kabel yang mempunyai isolasi berupa PVC, dengan inti
tembaga tunggal yang pejal. Kabel NYA banyak digunakan dalam instalasi
listrik perumahan, yang merupakan kabel udara dengan karakteristik tidak tahan
terhadap panas. Untuk itu, pemasangan kabel NYA harus dilindungi oleh pipa
PVC atau pipa aluminium untuk mencegah terjadinya kerusakan fisik seperti
keratin tikus, terbakar, dll.

Kabel rumah tanpa selubung berisolasi PVC (yaitu NYA, NYAF) dan berisolasi
karet (NGA), tidak boleh dipasang di dalam atau pada kayu, dan tidak boleh
pula langsung pada, di dalam, atau di bawah plasteran. (PUIL 2000 7.12.1.1)
Kabel rumah berisolasi karet (NGA) dan berisolasi PVC (NYA) harus dipasang
didalam pipa instalasi; jika tidak, maka harus ditempuh cara-cara tersebut dalam
7.12.1 (PUIL 2000 7.13.3)

Tabel 7.13-1 Faktor pengisian maksimum

Jumlah penghantar dalam pipa Faktor pengisian%


1 50
2 40
3 atau lebih 35

18
6. Kabel NYYHY
 Nama kabel : Kabel termoplastik sedang berselubung termoplastik
 Tegangan nominal (antara penghantar) : 600-1000 V
 Jumlah inti :2 sampai dengan 7
 Menurut PUIL halaman 281, kabel ini hanya cocok dalam ruang kering
untuk peralatan listrik domestic, juga dalam ruang lembab sementara.
Dengan tekanan mekanik sedang, misalnya: untuk mesin cuci, lemari es,
dsb.

19
NYYHY biasanya berwarna hitam. Kabel-kabel ini berinti lebih dari 1 kabel.
Biasanya digunakan untuk instalasi didalam rumah yang tidak permanen, karena
sifatnya fleksible dan tidak mudah patah.

7. Lampu Pijar
Lampu pijar yang digunakan dalam praktikum bengkel listrik yaitu lampu Philip
40W/220V.
Menurut PUIL 2000 halaman 171, Lampu untuk penggunaan umum pada sirkit
penerangan tidak boleh dilengkapi dengan pangkal Edison E27 jika dayanya
lebih dari 300 W, juga tidak boleh dilengkapi dengan pangkal Goliath E40 jika
dayanya melebihi 1500 W. Di atas 1500 W hanya boleh digunakan pangkal
lampu atau gawai lampu yang khusus.
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.
Simbol Diagram Lokasi Simbol Diagram Pengawatan

(Gambar ada pada Lampiran 7)

2.4 Alat Pengukur dan Pembatas (APP)


2.4.1 Ketentuan Mengenai APP
Berikut ini ketentuan mengenai pemasangan APP:
 Di APP terdapat meter energi,terminal netral, dan pembatas arus (MCB)
yang kemampuannya harus sesuai dengan paket daya pelanggan yang
ditetapkan.
 Bila jenis penghantar yang disambung berbeda, maka harus digunakan
terminal bimetal.

20
 Meter energi yang dipasang pada APP harus sudah ditera oleh instansi
yang berwenang. Kotak APP harus dalam keadaan tersegel selama
dioperasikan.

 Pada APP harus tersedia juga terminal untuk pembumian BKT karena
umumnya kotak APP terbuat dari logam

 APP harus dipasang dengan baik ditempat yang mudah dilihat dan dicapai
untuk kepentingan pencatatan rutin energi terpakai dan pemeriksaan
(umumnya dengan tinggi 1,80 meter).

2.4.2 kWhmeter

Bagian-bagian kwh meter dan fungsinya.


1. Badan (body) terdiri dari :

21
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
2. Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kwh metter 1 fasa kumparan arus 1 set
b. Pada kwh metter 3 pasa 3 kawat kumparan arus 2 set.
c. Pada kwh metter 3 pasa 4 kawat kumparan arus 3 set.
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan
besi yang berfungsi sebagai pengatur cosines phi (faktor kerja)
Kumparan tegangan terdiri dari : Pada kwh 1 phasa
3. Piringan
Piringan kwh meter ditempatkan dengan 2 buah bantalan (atas dan bawah)
yang digunakan agar piringan kwh meter dapat berputar dengan mendapat
gesekan sekecil mungkin.
4. Circuit breaker (MCB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas
memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh
konsumen atau bila terjadi gangguan hubungan singkat dari suatuperalatan
listrik rumah. Saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen
ini sebaiknya dimatikan
5. Meter listrik
sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan.
Satuannya dalam kwh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angka-
angka yang tercatat. Petugas PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu
mencatat angka-angka ini.
6. Spin control
merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi
pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang digunakan maka
perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat
oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB
7. Pengaman listrik (sekring atau panel hubung bagi)
fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila masalah seperti
hubung pendek diperalatan listrik dengan cara memutuskan arus listriknya.

22
Spesikasi kwh meter
 merek : nama perusahaan yang membuat kwh meter
 type, jenis, model : identitas meter oleh pabrik
 tahun : tahun pembuatan kwh meter
 nomor : nomor seri dari pabrik
 tegangan nominal kumparan : missal 3 x 230/400V
 arus nominal kumparan magnet (arus) : misal 5(20)A
 arus nominal = 5A dengan batas kesalahan terkecil
 kumparan sanggup dialuri arus 20A dengan kesalahan masih batas
yang diijinkan
 class : angka/kategori yang menentukan ketelitian keh meter (limit error)
 frekuensi : frekuensi nominal dari kumparan tegangan (Hz)
 tanda panah : arah putaran piringan kwh meter yang benar
 constata meter : besaran pada kwh meter yang menyatakan hubungan
antara hasil putaran dengan energy yang terpakai disimbol (C) dalam
satuan revulsi/kw

Segel pada KWHmeter


Segel pada KWhmeter yang dipang oleh PLN terdapat 4 segel, yaitu:
Segel plastik puntir / Segel Putar Plastik merupakan segel plastik dengan
pengunci didesain khusus sebagai alat pengaman pada peralatan Kwh meter,
Kotak APP, APP Terpadu milik PT. PLN ( Persero ), atau pada Meter Air PAM
serta meter gas PGN untuk mencegah pembukaan meter oleh bukan petugas yang
berwenang .

Material Segel Putar Plastik dibuat dari bahan khusus dengan proses Moulding
yang menggunakan 100% bahan lokal. Segel dibuat dari bahan ABS-PK
(thermoplastic) yang tahan terhadap panas matahari. Kawat segel terbuat dari
Stainless Stel sehingga tahan karat. Segel Putar Plastik ini diproses dan diproduksi
di dalam negeri oleh PT. Sinarindo Wiranusa Elektrik.

23
Penandaan pada segel Plastik, misalnya untuk Logo PLN dan Tulisan Milik PLN
di Emboss dan tulisan Kode menggunakan Grafir Computerized, sehingga tidak
dapat terhapus.

Segel Putar Plastik dibuat sesuai pesanan baik warna, panjang kawat, maupun
pengkodean ( nomor seri , dll). Kode nomor seri dibuat berdasarkan pesanan dan
tersimpan pada data base kami sehingga tidak ada kesamaan (double) dengan
yang lainnya.

Kerahasiaan dan keamanan Nomor seri serta produk jadi kami jaga dengan ketat
mulai dari design hingga delivery, sehingga meminimalisir pemalsuan dan cacat
produk.

Secara teknis Segel Putar Plastik ini mempunyai dua bagian, yaitu bagian yang
tetap (badan segel) dan bagian yang dapat diputar kearah kanan (searah jarum
jam, hanya satu arah) sebagai pengunci. Untuk menyegel sangat mudah, kawat
segel tinggal dimasukan, penguncinya di putar searah jarum jam, maka kawat
akan terjepit. dengan demikian tidak akan merusak penandaan. (Penandaan dapat
dilihat dengan jelas).

24
3
MetodE PRAKTIKUM

Pokok Bahasan
 Waktu dan Tempat
 Pertemuan Semester
 Daftar Material
 Daftar Alat Kerja
 Daftar Alat Ukur

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu praktikum : Semester 3 Tahun ajaran 2014/2015


( 8 – 24 September 2014 )
Alokasi waktu : 2 x 6 jam pelajaran/minggu
Hari : Dilaksanakan setiap hari Senin dan Rabu pukul 07.00 –
11.45 WIB
Tempat : Kabin 5, Gedung AK 1.06, Bengkel Listrik Kampus 2
Politeknik Negeri Malang Jalan Soekarno Hatta no.9
Deskripsi kerja :

Pada instalasi penerangan in plaster terdiri dari 3 grup, antara lain :


1. Grup pertama digunakan untuk penghantar fasa R (kabel merah)
yang terdiri dari saklar seri dan 2 buah lampu, yaitu lampu A dan
B.
2. Grup kedua digunakan untuk penghantar fasa S (kabel kuning)
yang terdiridari saklar tunggal dan 1 buah lampu, yaitu lampu C.

25
3. Grup ketiga digunakan untuk penghantar fasa T (kabel hitam) yang
terdiri dari 2 buah kotak kontak.
4. Grup keempat digunakan untuk penghantar R (kabel merah)
sebagai grup cadangan

3.2 Pertemuan dalam Penyelesaian Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster

Minggu ke 1

 Pertemuan I, 8 September 2014

1. Pengenalan tentang diskripsi lay out.

2. Menggambar single line instalasi penerangan.

3. Memasang komponen

 Pertemuan II, 10 September 2014

1. Pembagian job

2. Wirring in plaster (pemasangan penghantar dan sambungan kabel)

Minggu 2

 Pertemuan I, 15 September 2014

1. Wirring panel

 Pertemuan II, 17 September 2014

1. Wiring Panel

2. Komisioning tak bertegangan

3. Pemasangan kWh

4. Pengecekan urutan fasa

5. Komisioning bertegangan tanpa beban

Minggu 3

 Pertemuan I, 22 September 2014

1. Komisioning bertegangan berbeban

26
2. Pengukuran kWh

 Pertemuan II, 24 September 2014

1. Uji Kompetensi.

2. Membongkar seluruh rangakaian instalasi penerangan.

3. Mengembalikan seluruh komponenya.

3.3 Daftar Material

DAFTAR
JUMLAH KONDISI KETERANGAN
No. KOMPONEN

Fitting Lampu
1 3 buah Baik
E27 4A

Saklar Tunggal
(Broco) 10A 250 V Baik
2 1 buah
SNI <>LMK<>
D3 6621U-50

Saklar Seri (Broco)


10A 250 V Baik
3 1 buah
SNI <>LMK<>
D1 6622U-50

27
Kotak Kontak (Broco) Baik
4 2 buah
16A 250 V SNI.

Fuse Baik
5 3 buah
10A 500 V

Wiring Connector Baik


6 4 buah
16A

MCB 3Ф (Merlin
Gerlin) Thailand
C45 10A Type 2 Baik
7 1 buah
415V~
M3 BS3871
5kA IEC

MCB 1Ф (Siemens)
Baik
8 220/380V 10A 1 buah
Type G

28
Blok Terminal
Woertz 3404 Baik
9 5 buah
800V 10mm2
45A

Kabel NYA 1,5 mm²


(Merah)
SNI 04-6629.3 Focus
Baik
10 Cu/PVC 1.5 mm2 7 meter
450/750V 15A
60227 IEC 01
<>LMK<>  
Kabel NYA 1,5 mm²
(Kuning)
SNI 04-6629.3 Focus
Baik
11 Cu/PVC 1.5 mm2 7 meter
450/750V 15A
60227 IEC 01
<>LMK<>  
Kabel NYA 1,5 mm²
(Hitam)
SNI 04-6629.3 Focus
Baik
12 Cu/PVC 1.5 mm2 7 meter
450/750V 15A
60227 IEC 01
<>LMK<>
 
Kabel NYA 1,5 mm²
(Biru)
SNI 04-6629.3 Focus
Baik
13 Cu/PVC 1.5 mm2 7 meter
450/750V 15A
60227 IEC 01
<>LMK<>  
Kabel NYA 1,5 mm²
(Kuning Hijau)
SNI 04-6629.3 Focus
Baik
14 Cu/PVC 1.5 mm2 7 meter
450/750V 15A
60227 IEC 01
<>LMK<>
 

29
Kabel NYYHY
Baik
15 SNI 5 x 1,5 mm² 7 meter
<>LMK<>

APP 3 fasa Baik


16 1 set
Pengukuran Langsung

Lampu Philip Baik


17 3 buah
E27 40W/220V

Sekrup roundhead
18 Secukupnya Baik
3mm² x 15mm2

 
Keterangan:
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi
harus memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu
lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah
Kelistrikan (LMK).

30
3.4 Daftar Alat Kerja

DAFTAR
JUMLAH KONDISI GAMBAR KETERANGAN
No. KOMPONEN
Tang ini digunakan
secara umum,bisa
digunakan untuk
pembengkokan yang
membutuhkan kekuatan
Tang
1. 1 buah Baik yang lebih.Selain itu,
Kombinasi
tang ini juga dilengkapi
dengan pemotong untuk
memotong kabel yang
ukurannya lebih besar.

untuk mempermudah

Baik pengupasan suatu kabel,


2. Tang Kupas 1 buah
terutama kabel solid.

Tang ini secara khusus


digunakan untuk
pemotongan kabel,
mempunyai ujung seperti
pisau yang digunakan
Baik untuk pemotongan. Akan
3. Tang Potong 1 buah
tetapi, tang potong ini
mempunyai kekuatan
terbatas, jika dipaksakan
untuk pemotongan yang
lebih besar dapat patah.

31
untuk pembengkokkan
kabel solid,
pembengkokkan dalam
Tang Lancip/ Baik pembuatan mata itik,
4. 1 buah selain itu juga dapat
Tang Cucut
menyikukan kabel
supaya tampak terlihat
rapi.

digunakan saat
pemasangan kabel pada
Obeng no.1 Baik panel dan beberapa
5. 1 buah
(-) komponen yang
diameternya sangatlah
kecil.

digunakan saat
pemasangan kabel pada
panel dan beberapa
Baik
6. Obeng no.2(-) 1 buah komponen yang
diameternya lebih besar
daripada penggunaan pada
obeng n0.1

Digunakan untuk sekrup


ataupun baut yang
Obeng no.3 Baik ukuranya sedang. Tidak
7. 1 buah
(-) terlalu kecil ataupun
tidak terlalu besar.

Digunakan untuk sekrup


Baik ataupun baut yang
8. Obeng (+) 1 buah
ukurannya besar.

32
3.5 Daftar Alat Ukur

DAFTAR
JUMLAH KETERANGAN
No. KOMPONEN
Multimeter Baik
- Mengukur tegangan
AC/DC
- Mengukur arus AC/
1. DC 1 buah
- Mengukur tahanan
- Mengetahui
kontinuitas (buzzer)

Insulation Tester
Kegunaan: Baik
2. 1 buah
Mengukur resistansi
isolasi instalasi

Phasa Detector
Kegunaan: Baik
3. 1 buah
Memeriksa urutan fasa

Clamp Meter
Kegunaan: Baik
4. 1 buah
Mengukur arus AC
pada tanah

Cable Tester
Kegunaan:
5.
Untuk memeriksa
kontinuitas kabel

33
44
PEMBAHASAN

Pokok Bahasan
 Pemasangan Instalasi In Plaster
-Penanaman Pipa Besi dalam Tembok
-Proses dalam Pemahatan
-Pelapisan dengan Semen
-Cara Menentukan Jumlah Batu Bata
-Alat Untuk Membangun Tembok
 Langkah Kerja
 Standart Operasional Procedur
 Perhitungan kWh Meter
-Speseifikasi kWh-Meter
-Menghitung Daya
-Menghitung Faktor Kesalahan kWh-Meter
-Pelaksanaan Komissioning

4.1 Pemasangan Instalasi In Plaster

Berikut adalah cara – cara pemasangan instalasi in plaster


4.1.1 Penanaman pipa besi dalam tembok:
1. Ukurlah ketinggian saklar dari lantai minimal 150cm dengan jarak dari
kusen pintu maksimal 30cm lalu tandai. Mal dinding yang akan kita pahat
menyesuaikan ukuran pipa yang kita gunakan.
2. Pahatlah dinding sesuai apa yang kita inginkan
3. Pasanglah T-dos menggunakan dua atau tiga buah paku di dinding yang
telah ditandai
4. Siapkan pipa dengan panjang yang disesuaikan dengan jarak T-dos ke
dinding paling atas, atau sedikit di atas kayu plafon kemudian pasangkan
di dinding, ujung pipa bagian bawah harus masuk ke lubang T-dos

34
sedangkan ujung pipa bagian atas berada sejajar dengan ujung dinding
atau lebih sedikit.
5. Agar pipa tidak berubah posisi maka pasanglah paku di sebelah kiri dan
kanan pipa dengan jarak antar paku 50cm, selain dengan paku dapat juga
digunakan klem khusus untuk pipa agar pipa terpasang kuat di dinding.
6. Untuk mencegah adukan/plesteran masuk ke dalam T-dos tutuplah T-dos
menggunakan isolasi/lakban besar atau bisa juga disumpal dengan  kertas
atau plastik.
7. Setelah T-dos dan pipa terpasang di dinding maka untuk pemasangan
kabel dan saklar harus menunggu dinding diplester dan dicat.
8. Pasang jaring-jaring ditempat yang kita pahat tadi yang letaknya diatas
pipa agar memudahkan dalam proses pemplasteran itu .
9. Pastikan pemasangan semua tadi dengan baik dan kuat agar setelan-setelah
di plester tidak terjadi kesalahan.

4.1.2 Proses dalam pemahatan

1. Pertama-tama cara memahat dilakukan sesuai dengan garis sketsa yang


telah kita buat, lalu pahatlah kearah luar tembok agar serpihan pahatan
tidak mencederai kita dan membuat hasil pahatan lebih rapi karena sesuai
dengan sketsa yang di buat. Setelah itu barulah kita dapat memahat dari
segala sisi sesuai kebutuhan kita.
2. Sudut yang kita gunakan 45 derajat dan arah pahatannya harus keluar
tembok.
3. Pahat yang pertama digunakan pahat runcing untuk membuat jalur lubang
pipa.
4. Pemahatannya dilakukan dengan posisi yang tegak dan badan lurus
dengan jalur pipa yang kita buat.
5. Pahat tumpul yang kita gunakan untuk meratakan dari pahatan awal
runcing tadi.
6. Barulah setelah rapi kita dapat memasukan pipa.

35
Setelah proses pemahatan selesai, tanam T-DOS dan pipa pada pahatan-
pahatan yang telah di tentukan, kemudian pasang kawat jaring-jaring agar
adonan semen dapat melekat dengan baik pada tembok. Kemudian pasang
klembesi agar pipa yang telah di tanam dalam tembok tidak goyah.

Gambar 2.Penanaman pipa dalam tembok

4.1.3 Pelapisan Pahatan dengan semen

Langkah selanjutnya adalah pelapisan dengan semen agar hasil pekerjaan


pemasangan instalasi in plaster terlihat rapi.
Berikut ini metode cara plesteran dinding yang baik:
1. Basahi permukaan dinding batu bata/batako dengan menggunakan air
sampai basah dan rata dalam kondisi  jenuh air.
2. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang
direncanakan. Adonan semen yang digunakan usahakan halus.

3. pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk


keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali
ketegakan dan kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan
dengan rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.

4. pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan , selalu mengecek kerataanya


dengan menggunakan alat jidar.

5. setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari


agar tidak terjadi keretakan dinding.

36
6. pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-
benar kering, kuat, karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan
acian maka terjadi pemanasan pada dinding yang menyebabkan finishing
dinding menjadi retak-retak rambut.

Gambar 3.Pelapisan semen

4.1.3 Cara Menentukan Jumlah Batu Bata

Ukuran batu bata merah (panjang, lebar, tinggi) untuk masing-masing kota
berbeda. Hal ini dikarenakan kebiasaan dalam memproduksi batu bata di masing-
masing daerah berbeda.

Teknis Menghitung Jumlah Batu Bata dalam Luas 1m2


a. Dengan Cara Eksperimen Langsung
- Lakukan pemasangan batubata terlebih dahulu pada lokasi yang telah
ditetapkan, dengan spasi mortar dibuat ketebalan standart.
- Pemasangan batubata tersebut dibuat menjadi bentuk yang beraturan
agar mudah dilakukan pengukuran.
- Pemasangan batubata tersebut usahakan seluas mungkin.
- Setelah pemasngan batubata selesai, lakukan pengukuran secara detail.
- Setelah didapatkan hasilnya, maka gunakan perhitungan berikut: Hasil
Pengukuran / Luas bangunan yang diukur.
b. Dengan Cara Teoritis
- Mengukur panjang dan tinggi batubata terlebih dahulu.

37
- Menambahkan ketebalan spasi mortar terhadap sisi atas dari panjang
batubata dan sisi samping dari tinggi batubata.
- Didapat nilai efisiensi dari 1 buah batubata yang telah diberi spasi
mortar.
- Setelah itu lakukan perhitungan sebagai berikut: nilai efisiensi 1buah
batubata * luas bangunan.

4.1.4 Alat Untuk Membangun Tembok


1. Palu

Palu berfungsi untuk alat pukul serbaguna dalam pekerjaan bangunan.


Biasanya palu digunakan untuk memukul paku yang akan dipasang atau
memukul pahat untuk mencongkel kayu atau tembok.
Jenis palu ada tiga macam yaitu palu biasa yang hanya berfungsi untuk
memukul; palu cukit yang selain digunakan untuk memukul bisa juga
digunakan untuk mencabut paku yang terpasang pada bidang tembok atau
kayu; palu karet yang biasanya digunakan untuk mengetuk keramik yang
sedang dipasang agar lebih merekap pada spesinya.

2. Pahat

38
Pahat merupakan alat yang berfungsi untuk mengetrik atau mencongkel
kayu atau tembok. Pahat biasanya digunakan untuk membuat takikan pada
kayu. Selain itu pahat juga digunakan untuk membobol tembok/beton.
Oleh karena itu dikenal dua jenis pahat, yaitu pahat kayu dan pahat beton.
Pahat kayu biasanya berbentuk besi pipih dengan berbagai ukuran sesuai
dengan penggunaannya. Sementara pahat beton berbentuk besi bulat yang
ukurannya lebih besar daripada pahat kayu.
Cara menggunakan pahat adalah dipukul dengan palu dibagian pangkalnya
sehingga ujungnya yang tajam dapat mencongkel kayu maupun
tembok/beton yang diinginkan.

3. Tangga

Tangga yang dimaksud di sini adalah tangga yang membantu dalam


pekerjaan pertukangan. Tangga ini berfungsi untuk menjangkau bagian-
bagian sulit khususnya di bagian atas, plafon, dak atau atap.

39
Tangga untuk peralatan bertukang biasanya dibuat movable sehingga
mudah dipindahkan ke setiap lokasi yang diinginkan. Tangga ini ada yang
terbuat dari kayu, bambu, besi ataupun alumunium.
Panjang tangga inipun bervariasi dan dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan. Bahkan tersedia pula model tangga lipat yang panjangnya bisa
disetel sesuai dengan panjang yang diinginkan.

4. Ember

Ember yang dimaksud di sini adalah ember untuk bangunan. Pada


dasarnya ember ini berfungsi sebagai alat penampung yang mudah
dipindahkan. Biasanya ember ini digunakan untuk menampung adukan
semen. Selain itu ember ini bisa juga digunakan untuk menampung bahan
– bahan lain seperti air, kerikil, dan lain lain yang akan dipindahkan.

4.2 Langkah Kerja

Berikut langkah-langkah pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster pada


bengkel listrik Politeknik Negri Malang Gedung AK 1.06 kabin 5:

1. Merencanakan dan menggambar pada kertas mengenai rancangan instalasi


penerangan 3 fasa in plaster yang akan dipasang.
a. Diagram Kerja

40
(Lampiran 1)

b. Diagram Lokasi

41
(Lampiran 2)

c. Diagram Pengawatan In Plaster

(Lampiran 3)

d. Diagram Pengawatan Panel

(Lampiran 4)

42
e. Diagram Pengawatan APP 3 Fasa

(Lampiran 5)

2. Mendata dan menyiapkan komponen yang dibutuhkan (Bill of Quantity).


3. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu:
a. Meminjam alat dan bahan sesuai yang dibutuhkan. Jangan lupa dicek
dan pastikan jika ada yang kurang baik kondisinya bisa dilaporkan ke
petugas bengkel bagian gudang.
b. Catat dan beri keterangan kerusakan atau kondisi dari komponen jika
komponen tersebut kondisinya kurang baik.
c. Hitung kelengkapan komponen agar tidak ada kekurangan. Karena jika
kurang / hilang, maka kita wajib mengganti yang baru.
d. Jaga sebaik mungkin dan berhati-hatilah saat pemasangan karena tiap
tiap komponen dapat rusak.
4. Memakai dan memperhatikan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum
memulai pekerjaan.
5. Memasukkan kabel ke dalam pipa sesuai dengan yang telah di desain dan
jangan lupa untuk menandai kabel tersebut agar suatu saat tidak bingung
memasang komponen yang telah dipersiapkan yaitu: Saklar Seri, saklar
tukar, Fitting tender,kontak kontak.

43
Sambungan:
a. Kupas dahulu lapisan isolasi kabel-kabel yang akan disambung.
b. Gabungkan ujung-ujung kabel kemudian dipilin dengan menggunakan
tang kombinasi. Dalam memilin harus rapat agar tidak terjadi rugi
tegangan yang besar.
c. Melilit benang ke lilitan tembaga tadi.
d. Tutup dengan wiring connector.
6. Memasang komponen yang telah didapat pada bidang kerja.
a. Memasang fitting tender
b. Memasang saklar seri, saklar tukar , dan kotak kontak
7. Merencanakan dan membuat panel.
a. Lakukan pemasangan komponen pada panel. Usahakan tata letak
komponen serapi mungkin sesuai dengan “Layout Panel”, hal ini
bertujuan agar ketika terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan mudah
(pengecekan/maintenance).
b. Lakukan penyambungan pada komponen sesuai dengan Wiring
Diagram Panel. Hal yang perlu diperhatikan adalah, pada tiap
pemasangan sumber harus melalui line up terminal. Hal ini bertujuan
agar tidak terjadi kerusakan pada komponen lain.
c. Setelah pengawatan pada panel selesai, maka panel siap untuk
dipasang dan dihubungkan dengan beban. Ujung-ujung kabel yang
terhubung pada beban, langsung disambungkan pada masing-masing
pengaman yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah semua
tersambung dengan rapi, maka instalasi siap untuk diuji..
8. Melaksanakan commissioning dalam keadaan tidak bertegangan meliputi
Pemeriksaan Kontinuitas dan Pemeriksaan Tahanan Isolasi.

44
a. Pemeriksaan Kontinuitas b. Pemeriksaan Tahanan Isolasi
9. Pemasangan APP 3 fasa.
10. Melaksanakan commissioning dalam keadaan bertegangan tanpa beban
meliputi Pemeriksaan Urutan Fasa dan Pemeriksaan Nominal Tegangan.
11. Penyambungan kWh-meter dengan sumber tegangan menggunakan kabel
NYYHY.
12. Memasang Lampu dan Heater sebagai beban untuk membuktikan
pemasangan instalasi benar-benar berhasil.
13. Melaksanakan commissioning dalam keadaan bertegangan dan berbeban
yang meliputi Uji Nominal Tegangan, Uji Arus, dan Uji Beban.

4.3 Standart Operasional Procedur (SOP)


a. SOP Pemeriksaan Kontinuitas
Pemeriksaan kontinuitas ini menggunakan alat Ohmmeter.
Berikut ini Standart Operasional Procedur dari pemeriksaan kontinuitas,
yaitu:
1. Memastikan bahwa semua rangkaian sudah tersambung dengan baik dan
tidak terhubung dengan sumber tegangan.
2. Mengatur range Ohmmeter pada range terkecil.

45
3. Kemudian memeriksa rangkaian dengan menghubungkan setiap probe
pada setiap sambungan.
4. Jika ohmmeter menunjukkan nilai resistansi yang sangat kecil, maka
rangkaian yang Anda buat sudah tersambung dengan baik.
Jika ohmmeter menunjukkan nilai resistansi yang sangat besar, maka
rangkaian belum tersambung dengan baik dan perlu diperbaiki.

Pengujian Kontinuitas dapat Menggunakan Alat yang disebut Cable Tester


Meter.
Kabel tester adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk
memverifikasi koneksi kabel listrik atau perakitan kabel lainnya. kabel tester
digunakan untuk memverifikasi bahwa semua koneksi dimaksudkan ada dan
tidak ada koneksi yang tidak diinginkan dalam kabel yang diuji. Ketika
koneksi dimaksudkan hilang itu dikatakan “terbuka”. Ketika koneksi yang
tidak diinginkan ada dikatakan “short” (seperti dalam hubungan pendek).
Jika sambungan “pergi ke tempat yang salah” itu dikatakan “miswired”
(koneksi memiliki dua kesalahan: itu terbuka untuk kontak yang tepat dan
korsleting ke kontak yang salah).

Spesifikasi Alat Uji Test Jaringan Kabel Multifungsi NF8208 :


 Keseluruhan Dimensi : Main tester : 180 × 80 × 40mm ; receiver : 218
× 46 × 29mm ; Identifier remote: 77 × 31 × 21mm.
 Power: tester Main menggunakan 6V DC untuk catu daya ; Receiver
menggunakan baterai 9V untuk catu daya .
 Tampilan: Special 4 x 16 karakter layar lebar kisi LCD ( bidang visual
valid 61.6 x 25.2mm ).

46
 Jenis kabel diuji : STP / UTP kabel twisted kembar, kabel koaksial,
saluran telepon.
 Jenis kabel terdeteksi : 5E, 6E, kabel telepon, kabel koaksial dan kabel
logam lainnya.
 Ambient temperatur dalam pekerjaan : -10 º C ~ +60 º C
 Tester Pelabuhan : Tester RJ45 gardu induk ( M ), pelabuhan tester
loopback RJ45 ( L ), berburu RJ45 port ( SCAN ) ; Identifier jauh
RJ45 port ( R ), ekstra BNC dan konverter RJ11 digunakan untuk
mengukur dan memeriksa kontinuitas kabel dan telepon coaxial line.
 Panjang Pengukuran Twin twisted kabel : Cakupan: 1 ~ 350 M ( 3 ~
200 kaki ) ; Akurasi kalibrasi : 3 % ( + / – 0,5 M atau + / – 1,5 ft )
( kalibrasi kabel > 5M ) ; Pengiriman akurasi : 5 % ( + / – 0,5 M atau +
/ – 1,5 ft ) . ( AMP , AT & T Kelas 5 kabel ) Tampilan : M atau ft.
 Panjang Kalibrasi : Pengguna dapat mengatur faktor kalibrasi sendiri
dengan kabel panjang yang diberikan. Panjang kabel kalibrasi lebih
dari 5M.
 Urutan kawat dan kesalahan menemukan kabel : Periksa kesalahan
seperti sirkuit terbuka, hubung singkat, reverse koneksi, cross-over
atau gangguan cross-talk.
 Mencari Kabel : 8 remote jack uji identifier ( ID 1 ≥ ID 8 ).
 Otomatis Time- delay Shut Off Time: tester tidak beroperasi selama 30
menit.

b. SOP Pemeriksaan Tahanan Isolasi

Pemeriksaan Tahanan Isolasi ini menggunakan alat yang disebut Insulation


Tester.

Berikut ini Standar Operasional Procedur pemeriksaan tahanan isolasi:


1. Memastikan bahwa rangkaian tidak terhubung dengan sumber listrik.
Untuk memastikannya, MCB di-off-kan.

47
2. Melepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan dan ke bumi (kecuali
penghantar pengaman) dan hubungan antar terminal/rel netral dan rel
pengaman.
3. Kemudian mengecek baterai insulation tester. Kondisi alat yang siap
digunakan yaitu apabila jarum menunjukkan keterangan Good, bukan
Bad. Jika jarum menunjukkan Bad maka baterai perlu diganti terlebih
dahulu sebelum digunakan.
4. Mengatur range pada tegangan 500V, kemudian uji tahanan isolasi
5. Melakukan pemeriksaan tahanan isolasi antara penghantar fasa dengan
fasa, fasa dengan netral, dan fasa dengan grounding.
6. Standart nilai minimum tahanan isolasi adalah 5MΩ. Jika nilai tahanan
isolasi lebih dari 5MΩ maka tahanan isolasi memenuhi syarat dan
rangkaian dapat dihubungkan dengan tegangan.
Jika tahanan isolasi bernilai dibawah 5MΩ maka periksa dan perbaiki
kembali rangkaian. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber
tegangan sebelum rangkaian selesai diperbaiki dan memenuhi standart
nilai minimum.

(Lampiran 8 mengenai Insulation Tester)

c. SOP Pengujian Nominal Tegangan


Pengujian Nominal Tegangan ini menggunakan alat Voltmeter.
Berikut ini Standart Operasional Procedur dari Pengujian Nominal
Tegangan, yaitu:
1. Memastikan bahwa rangkaian yang dibuat telah memenuhi nilai
pengujian tahanan isolasi.

48
2. Melepaskan semua beban dari sumber tegangan.
3. Mengaktifkan MCB utama untuk memberikan sumber tegangan.
4. Mengatur range voltmeter pada tegangan 750V.
5. Mengukur tegangan pada terminal utama, yaitu antara fasa dengan fasa,
fasa dengan netral, dan fasa dengan grounding.
6. Standart nilai hasil pengujian yaitu tegangan antar fasa bernilai 380V,
tegangan antara fasa dengan netral 220V, dan tegangan antara fasa
dengan grounding 220V.
7. Jika nilai tegangan dibawah nilai standart, maka sebaiknya ganti tempat
lain untuk mendapatkan nilai tegangan yang sesuai dengan standart.

d. SOP Pemeriksaan Urutan Fasa


Pemeriksaan Urutan Fasa ini menggunakan alat yang disebut Phase
Detector.
Berikut ini Standart Operasional Procedur dari Pemeriksaan Urutan Fasa,
yaitu:
1. Memastikan bahwa terminal utama tidak terhubung dengan sumber
tegangan. Untuk memastikannya, off-kan MCB.
2. Menjepit atau mengaitkan phase detector dengan fasa masing-masing
terminal.
3. Jika phase detector sudah terhubung baik dengan terminal, kemudian
nyalakan MCB.
4. Jika urutan fasa sudah benar, maka lampu indicator pada Phase Detector
akan menyala hijau, yang berarti berputar searah jarum jam (Clock
Wise).
Jika terdapat urutan fasa yang terbalik, maka lampu indicator pada Phase
Detector akan menyala merah, yang berarti berrputar berlawanan arah
jarum jam (Counter Clock Wise).
5. Jika pengujian telah selesai, matikan MCB kembali. Kemudian
melepaskan phase detector dari terminal.

49
Urutan fasa-CW Urutan fasa-CCW

e. SOP Pengujian Arus

Pengujian Arus ini menggunakan alat yang disebut Clamp Meter.

Berikut ini Standart Operasional Procedur dari pengujian arus, yaitu:


1. Memastikan bahwa rangkaian sudah memenuhi pengujian tahanan
isolasi.
2. Menyambungkan beban dengan sumber tegangan.
3. Mengatur range clamp meter pada range amper 200A.
4. Kemudian mengukur arus yang lewat pada rangkaian, dengan cara
mengaitkan Clamp Meter pada penghantar.
5. Usahakan body Clamp Meter berada dekat dengan penghantar agar arus
yang lewat dapat terbaca pada alat ukur.
6. Mencatat nilai arus yang melewati rangkaian dari hasil pembacaan
Clamp Meter.

f. SOP Pemeriksaan Beban

Berikut ini Standar Operasional Procedur dari pemeriksaan beban, yaitu:

1. Memastikan bahwa rangkaian telah memenuhi nilai pengujian tahanan


isolasi.
2. Menghubungkan beban dengan sumber tegangan, on-kan MCB.

50
3. Menguji masing-masing beban, apakah hasil yang ditunjukkan sudah
sesuai dengan rancangan atau belum sesuai.
4. Jika hasil belum sesuai dengan rancangan, maka rangkaian perlu
diperbaiki.

a. Perhitungan kWh-meter

4.4.1 Spesifikasi kWh Meter

 Merk : Fuji Dharma Electric


 Tipe : FF 24
 Ratting Tegangan : 3 x 230/400V
 Basic current :5A
 Maximum Current : 20 A
 Frekuensi : 50 Hz
 C (konstanta) : 240 put/kWh
 Class : 2 (two)
 Circuit System : three phase four wire
 Temperature : 23 °C
 Base : Polycarbonate
 Cover : Polycarbonate with transparent window

 Terminal Cover : Transparent Polycarbonate

 Register : Electromechanical 5 Digits with 1 decimal

 Terminal Block : Phenolic

 Terminal Hole : Ø 7,8 mm

 PLN/LMK Type Test : 287.LLI.120.A.93

4.4.2 Menghitung Daya


Keterangan : Menggunakan acuan waktu selama 2menit dengan beban 3
lampu pijar masing-masing 40 watt dan heater.

51
P1 = 1625 watt

P2 = 1408watt

4.3.3 Faktor kesalahan Kwh meter

E = 15.41 %

4.4 Pelaksanaan Commisioning

Commisioning adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu


instalasi listrik secara individu, sub sistem maupun suatu sistem, seperti
tercantum dalam Kontrak dan Standar sehingga memenuhi persyaratan
tertentu, yang dapat dinyatakan siap untuk dioperasikan dengan aman, andal
dan akrab lingkungan.

Pelaksanaan komisioning meliputi


1. Dalam Kondisi Tidak Bertegangan
a. Pemeriksaan Kontinuitas

52
Untuk mengetahui sambungan antar penghantar apakah sudah
tersambung dengan baik atau belum tersambung dengan baik.
b. Pemeriksaan Tahanan Isolasi
Pemeriksaan tahanan isolasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui sambungan apakah tersambung dengan baik dan
mengantisipasi arus bocor akibat sambungan. Apabila tidak dilakukan
bisa terjadi arus bocor dan dapat mengancam pekerja maupun
peralatan.
Dalam puil 3.3.1.4.3 .b : isolasi yang mampu menahan tegangan uji
a.b. efektif selama 1 menit.
Pengukuran bagian instalasi tersebut ayat 322.A.5 yaitu sekurang-
kurangnya 1000 ohm per volt tegangan nominal, dengan pengertian
bahwa arus bocor dari tiap bagian instalasi pada tegangan nominalnya
tidak diperkenankan melebihi 1 mA per 100 meter panjang instalasi.
Pengukuran dilakukan dengan insulation tester.
Berdasarkan peraturan lEE (Institution of Electricl Engineers =
Himpunan lnsinyur Listrik), nilai minimum yang diperbolehkan yaitu
1 M.Ohm

2. Dalam Kondisi Bertegangan Tanpa Beban


a. Pemeriksaan Urutan Fasa
Uji Urutan Fasa ini dilakukan agar pada pemasangan beban 3 fasa
bekerjanya tidak terbalik. Uji urutan fasa ini menggunakan alat yang
disebut Phasa Detector.
b. Pemeriksaan Nominal Tegangan
Pemeriksaan Nominal tegangan ini dilakukan untuk mengetahui
tegangan yang dihasilkan oleh sumber tegangan. Selain itu, jika kita
mengetahui nilai nominal tegangan kita menghindari kesalahan dalam
pemberian sumber tegangan pada beban.

3. Dalam Kondisi Bertegangan dengan Beban


a. Pemeriksaan Nominal Tegangan

53
Pemeriksaan Nominal tegangan ini dilakukan untuk mengetahui
tegangan yang dihasilkan oleh sumber tegangan. Selain itu, jika kita
mengetahui nilai nominal tegangan kita menghindari kesalahan dalam
pemberian sumber tegangan pada beban.

b. Pemeriksaan Arus
Pemeriksaan arus dilakukan untuk mengetahui besarnya arus yang
melewati penghantar pada rangkaian. Uji arus dilakukan menggunakan
alat yang disebut Tang Amper atau Clamp Amper.
c. Pemeriksaan Beban
Pemeriksaan beban dilakukan untuk mengetahui apakah beban sudah
berfungsi dengan baik dan sesuai rencana atau belum.

54
LEMBAR
COMMISIONING
Instalasi Penerangan 3 Fasa
In Plaster

55
Tabel Commisioning dalam Kondisi Tidak Bertegangan
Lokasi : Bengkel Listrik Polinema Gedung AK 1.06 Kabin 5
Kelas/Kelompok : D3 – 2A PLN/3
Program Studi : Teknik Listrik
Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 17 September 2014
Jenis Job : Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster

a. Pemeriksaan Kontinuitas
Daftar Simak (Check List)
Nama Perusahaan
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Kontraktor
Penerangan 3 Phasa
Lokasi Nomor
Jenis Pekerjaan Tanggal
No. Gambar Kerja Lampiran Denah Lokasi (Key
Plan)
Subkon / Mandor Halaman

HASIL
No. URAIAN PENGUKURAN Keterangan
Baik Kurang Baik
1 Grounding – Grounding Stopkontak 1 √   Tersambung Baik
2 Grounding – Grounding Stopkontak 2 √   Tersambung Baik
3 Netral – Netral Lampu A √   Tersambung Baik
4 Netral – Netral Lampu B √   Tersambung Baik
5 Netral – Netral Lampu C √   Tersambung Baik
6 Netral – Netral Stopkontak 1 √   Tersambung Baik
7 Netral – Netral Stopkontak 2 √   Tersambung Baik
8 Fasa R – Input Saklar Seri √   Tersambung Baik
9 Fasa S – Input Saklar S √   Tersambung Baik
10 Fasa T – Line Stopkontak √   Tersambung Baik
11 Fasa Output Saklar A – Line Lampu A √   Tersambung Baik
12 Fasa Output Saklar B – Line Lampu B √   Tersambung Baik
13 Fasa Output Saklar C – Line Lampu C √   Tersambung Baik

56
Dibuat Oleh: Tanggal:
Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan
Langsung

b. Pemeriksaan Tahanan Isolasi

No. NILAI (M
Uraian Nilai Minimum Keterangan
Ω)
1 R-S ~ 5 MΩ Sudah Baik
2 S-T ~ 5 MΩ Sudah Baik
3 T-N ~ 5 MΩ Sudah Baik
4 R-T ~ 5 MΩ Sudah Baik
5 R-N ~ 5 MΩ Sudah Baik
6 S-N ~ 5 MΩ Sudah Baik
7 PE - R ~ 5 MΩ Sudah Baik
8 PE - S ~ 5 MΩ Sudah Baik
9 PE - T ~ 5 MΩ Sudah Baik

Dibuat Oleh: Tanggal:


Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan
Langsung

57
Tabel Commisioning dalam Kondisi Bertegangan Tanpa Beban

Lokasi : Bengkel Listrik Polinema Gedung AK 1.06


Kelas/Kelompok : D3 – 2A PLN/3
Program Studi : Teknik Listrik
Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 17 September 2014
Jenis Job : Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster

a. Pemeriksaan Urutan Fasa

Daftar Simak (Check List)


Nama Perusahaan
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Kontraktor
Penerangan 3 Phasa
Lokasi Nomor
Jenis Pekerjaan Tanggal
No. Gambar Kerja Lampiran Denah Lokasi (Key
Plan)
Subkon / Mandor Halaman

NO KONDISI
URAIAN KETERANGAN
BAIK KURANG BAIK
1 Fasa R √ - Sudah Urut
2 FasaS √ - Sudah Urut
3 Fasa T √ - Sudah Urut

Dibuat Oleh: Tanggal:


Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan

58
Langsung

b. Pemeriksaan Nominal Tegangan

Daftar Simak (Check List)


Nama Perusahaan
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Kontraktor
Penerangan 3 Phasa
Lokasi Nomor
Jenis Pekerjaan Tanggal
No. Gambar Kerja Lampiran Denah Lokasi (Key
Plan)
Subkon / Mandor Halaman

No. Uraian Tegangan Keterangan


1 R-S 410 V Sudah Sesuai
2 S-T 410 V Sudah Sesuai
3 T-N 225 V Sudah Sesuai
4 R-T 410 V Sudah Sesuai
5 R-N 225 V Sudah Sesuai
6 S-N 225 V Sudah Sesuai
7 PE-R 225 V Sudah Sesuai
8 PE-S 225 V Sudah Sesuai
9 PE-T 225 V Sudah Sesuai

Dibuat Oleh: Tanggal:


Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan
Langsung

59
Tabel Commisioning dalam Kondisi Bertegangan dengan Beban

Lokasi : Bengkel Listrik Polinema Gedung AK 1.06


Kelas/Kelompok : D3 – 2A PLN/3
Program Studi : Teknik Listrik
Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 17 September 2014
Jenis Job : Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster

a. Pemeriksaan Nominal Tegangan


Daftar Simak (Check List)
Nama Perusahaan
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Kontraktor
Penerangan 3 Phasa
Lokasi Nomor
Jenis Pekerjaan Tanggal
No. Gambar Kerja Lampiran Denah Lokasi (Key
Plan)
Subkon / Mandor Halaman

No. Uraian Tegangan Keterangan


1 R-S 410 V Sudah Sesuai
2 S-T 410 V Sudah Sesuai
3 T-N 230 V Sudah Sesuai
4 R-T 410 V Sudah Sesuai
5 R-N 230 V Sudah Sesuai
6 S-N 230 V Sudah Sesuai
7 PE-R 230 V Sudah Sesuai
8 PE-S 235 V Sudah Sesuai
9 PE-T 230 V Sudah Sesuai

Dibuat Oleh: Tanggal:


Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan

60
Langsung

b. Pemeriksaan Arus

Daftar Simak (Check List)


Nama Perusahaan
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Kontraktor
Penerangan 3 Phasa
Lokasi Nomor
Jenis Pekerjaan Tanggal
No. Gambar Kerja Lampiran Denah Lokasi (Key
Plan)
Subkon / Mandor Halaman

No. URAIAN NILAI KETERANGAN


1 FASA R 0,2 A Sudah Sesuai
Tidak terbaca alat ukur karena
2 FASA S Sudah Sesuai
nilainya sangat kecil
3 FASA T 6,1 A Sudah Sesuai

Dibuat Oleh: Tanggal:


Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan
Langsung

61
c. Pemeriksaan Beban
Daftar Simak (Check List)
Nama Perusahaan
Pekerjaan Pemasangan Instalasi
Kontraktor
Penerangan 3 Phasa
Lokasi Nomor
Jenis Pekerjaan Tanggal
No. Gambar Kerja Lampiran Denah Lokasi (Key
Plan)
Subkon / Mandor Halaman

KONDISI
NO URAIAN KETERANGAN
Nyala Padam
1 Lampu A ketika saklar A ditekan √ - Sudah Sesuai
2 Lampu A ketika saklar B ditekan - √ Sudah Sesuai
3 Lampu A ketika saklar tunggal ditekan - √ Sudah Sesuai
4 Lampu B ketika saklar A ditekan - √ Sudah Sesuai
5 Lampu B ketika saklar B ditekan √ - Sudah Sesuai
6 Lampu B ketika saklar tunggal ditekan - √ Sudah Sesuai
7 Lampu C ketika saklar A ditekan - √ Sudah Sesuai
8 Lampu C ketika saklar B ditekan - √ Sudah Sesuai
9 Lampu C ketika saklar tunggal ditekan √ - Sudah Sesuai
10 Stopkontak 1 - - Bisa digunakan
11 Stopkontak 2 - - Bisa digunakan

Dibuat Oleh: Tanggal:


Mengetahui/Menyetujui:

Diperiksa Bersama Oleh:

( ) ( ) ( )
Pelaksana Site Engineer Site Engineer/Atasan
Langsung

62
5
PENUTUP

Pokok Bahasan
 Kesimpulan

5.1 Kesimpulan

Pemasangan instalasi penerangan 3 fasa in plaster dapat dilakukan dengan mudah


apabila kita memahami isi yang ada didalam PUIL 2000. Pemasangan instalasi
penerangan 3 fasa in plaster dimulai dengan perancangan diagram lokasi dan
diagram pengawatan, menentukan Bill of Quantity, memperhatikan Alat
Pelindung Diri (APD), pemasangan komponen, dan pelaksanaan commisioning.

Dalam menentukan besarnya kesalahan kWhmeter dapat menggunakan cara


menggunakan stopwatch, wattmeter, dan sebagainya. Dalam laporan ini kita
menggunakan cara dengan menggunakan stopwatch, sehingga kita terlebih dahulu
menghitung daya aktif pada kWh meter dan daya aktif pada sisi beban dengan
tang amper, hingga diperoleh nilai kesalahan kWhmeter.

63
Lampiran 1

64
Lampiran 2

65
Lampiran 3

66
Lampiran 4

67
Lampiran 5

68
Lampiran 6

69
Lampiran 7

70
Lampiran 8

Dasar Pengujian Tahanan Isolasi

Seberapa penting pengujian tahanan isolasi? Dari 80% pemeliharaan listrik dan
pengujian yang melibatkan evaluasi integritas isolasi, jawabannya adalah “sangat
penting”. Isolasi listrik dibuat sejak dulu. Dan semakin lama kinerjanya semakin
memburuk. Lingkungan instalasi yang keras, terutama mereka yang memiliki
suhu ekstrim dan atau kontaminasi kimia, menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Akibatnya, keselamatan personel dan kehandalan listrik bisa menderita. Jelas ini
penting untuk mengidentifikasi kerusakan secepat mungkin sehingga Anda dapat
mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Apa pengujian tahanan isolasi itu?

Pada dasarnya, Anda menerapkan tegangan (khusus regulasi yang tinggi, tegangan
Dc stabil) dielektrik, mengukur jumlah arus yang mengalir melalui dielektrik itu
dan kemudian menghitung (menggunakan hokum Ohm) pengukuran resistansi.
Mari kita jelaskan, kita gunakan istilah “arus”. Kita bicara tentang kebocoran arus.
Pengukuran tahanan pada megaohm, Anda menggunakan pengukuran resistansi
ini untuk mengevaluasi integritas isolasi. Aliran arus melalui dielektrik mungkin
tampak agak kontradiktif, tapi ingat, tidak ada isolasi listrik yang sempurna. Jadi
beberapa arus akan mengalir.

Apa tujuan dari pengujian tahanan isolsi?

Anda dapat menggunkannya sebagai:

1. Ukuran control kualits pada saat sebuah peralatan listrik dihasilkan


2. Sebuah persyaratan instalasi untuk membantu memastikan spesifikasi
terpenuhi dan untuk memverifikasi hook up yang tepat.
3. Sebuah tugas pemeliharaan preventif periodic
4. Sebuah alat pemecah masalah.

Bagaimana cara Anda melakukan pengujian tahanan isolasi?

71
Umumnya, Anda menghubugka dua penghantar (positif dan negative) melewati
peghalang isolasi. Sebuah penghantar ketiga yang menghubungkan ke terminal
penjaga mungkin atau tidak mungkin tersedia dengan penguji Anda. Jika iya,
Anda mungkin atau mungkin tidak harus menggunakannya. Terminal penjaga ini
bertindak sebagai shunt untuk menghapus elemen terhubung dari pengukuran.
Dengan kata lain, ini memungkinkan Anda untuk selektif dalam mengevaluasi
komponen tertentu dalam peralatan listrik yang besar.

Jelas itu ide yang baik untuk member pemahaman dasar tentang item yang diuji.
Pada dasarnya, Anda harus tau apa yang seharusnya terisolasi. Peralatan yang
diuji akan menentukan bagaimana Anda menghubungkan megaohmmeter Anda.

Setelah Anda membuat koneksi, Anda lakukan tegangan uji selama 1menit. (Ini
adalah parameter standart industry yang memungkinkan Anda untuk membuat
perbandingan yang relative akurat dari bacaan teks sebelumnya yang dilakukan
oleh teknisi lain.

Selama interval ini, pembacaan resistansi menjatuhkan atau relative stabil. Sistem
isolasi yang lebih besar akan menunjukkan penurunan terus-menerus; sistem yang
lebih kecil akan tetap stabil karena kapasitif dan penyerapan arus turun ke nol
lebih cepat daripada sistem yang lebih besar. Setelah 1menit, Anda harus
memebaca dan mencatat nilai resistansi.

Ketika melakukan pengujian tahanan isolasi, Anda harus menjaga konsistensi.


Mengapa? Karena instalasi listrik akan menunjukkan perilaku dinamis selama
pengujian; apakah dielektrik “baik” atau “buruk”. Untuk mengevaluasi hasil tes
pada bagian yang sama, Anda harus melakukan tes dengan cara yang sama dan
dibawah parameter lingkungan yang sama, masing-masing dan setiap kali.

Pembacaan pengukuran resistansi Anda juga akan berubah seiring dengan waktu.
Hal ini karena bahan instalasi listrik memperlihatkan kapasitansi dan akan
dikenakan biaya selama pengujian. Hal ini dapat membingungkan untuk pemula,
namun itu menjadi alat yang berguna untuk teknisi yang berpengalaman.

72
Ketika Anda mendapatkan lebih banyak keahlian, Anda akan menjadi paham
dengan perilaku ini dan dapat memaksimalkan penggunaan dalam mengevaluasi
hasil tes Anda. Ini adalah salah satu factor yang menghasilkan popularitas lanjutan
penguji analog.

Apa yang mempengaruhi pembacaan tahanan isolasi?

Tahanan isolasi adalah suhu sensitive. Ketika suhu meningkat, tahanan isolasi
menurun, dan sebaliknya. Sebuah aturan umum praktis menunjukkan bahwa
tahanan isolasi dipengaruhi factor masing-masing perubahan 10 derajat Celcius.
Jadi untuk membandingkan bacaan baru dengan yang sebelumnya, Anda harus
memperbaiki bacaan Anda ke beberapa suhu dasar. Misalnya, Anda mengukur
100megaohm dengan suhu isolasi 30 derajat celcius. Sebuah pengukuran
dikoreksi pada 20 derajat celcius akan menjadi 200megaohm (100 megaohm kali
dua).

Juga dapat diterima nilai-nilai tahanan isolasi tergantung pada peralatan Anda
yang akan diuji. Secara historis, banyak pengguna listrik yang menggunakan
standart agak sewenan-wenang dari 1 megaohm kV. The International Electrical
Assosiation (NETA) spesifikasi pemeliharaan pengujian spesifikasi untuk Power
Electrical Equipment dan Sistem Distribusi memberikan nilai yang jauh lebih
realistis dari nilai sebelumnya.

Ingat, bandingkan pembacaan tes Anda dengan orang lain yang diambil pada
peralatan serupa. Kemudian selidiki setiap nilai dibawah standar minimum NETS
atau dari nilai sebelumnya.

73
Lampiran 9

Lampu yang biasa digunakan di bidang industry, yaitu:

a. Lampu SON
Lampu SON merupakan lampu merkuri tegangan tinggi.

b. Lampu TL

74
Spesifikasi Philips Lifemax Tubelight

Type TL-D 36W/54-765

Light Output : 2600 lm

Lux : 72 lm/W

Made in Indonesia

10% energy saving

Long Life 13.000 hours

Daya : 36 watt

Temperature : 6200K

Renderasi warna : cool daylight

75

Anda mungkin juga menyukai