Anda di halaman 1dari 31

MATERI RINGKAS

UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN


BIDANG DISTRIBUSI DAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG : 1. TEGANGAN MENENGAH
2. TEGANGAN RENDAH
Edisi Pebruari 2022

Hery Sumarno
Asesor Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Bidang Distribusi dan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
LSK DELI

Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Pasal 44

1. Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.


2. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
mewujudkan kondisi :
a. andal dan aman bagi instalasi;
b. aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya; dan
c. ramah lingkungan
3. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
b. Pengamanan instalasi tenaga listrik; dan
c. Pengamanan pemanfaat tenaga listrik
4. Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi
5. Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan standar nasional indonesia
6. Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi
7. Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan, sertifikat laik operasi, standar nasional
indonesia dan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)
diatur dengan Peraturan Pemerintah

yang menjadi kewajiban utama :

K2 ( Keselamatan Ketenagalistrikan ) ; adalah upaya untuk menjadikan instalasi listrik memenuhi


ketentuan keselamatan ketenagalistrikan ayat (3) dan bertujuan untuk ayat (2)

Tujuan K2 adalah : A2R atau A3


Aman : bagi instalasi adalah kondisi instalasi listrik bebas dari risiko kerusakan
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya adalah kondisi instalasi listrik bebas dari
bahaya listrik, mekanik, thermal dan kimia
Andal : kondisi instalasi listrik dapat beroperasi secara berkesinambungan sesuai dengan
mutu / kualitas yang disyaratkan
Ramah / Akrab : kondisi instalasi listrik memenuhi ambang batas dan ambang baku sesuai dengan
peraturan lingkungan hidup
Empat ( 4 ) Pilar K2 : K KILU → Ruang Lingkupnya
1. Keselamatan Kerja ; buat pekerja
2. Keselamatan Instalasi ; tidak terbakar, meledak dan sebagainya
3. Keselamatan Lingkungan ; tidak menimbulkan polusi, limbah dan sebagainya
4. Keselamatan Umum ; untuk masyarakat, hewan, tumbuhan dan sebagainya

Penerapan K2 :
1. Setiap instalasi → harus memiliki SLO → NIDI
2. Setiap badan usaha → harus memiliki SBUJPTL
3. Setiap peralatan dan material → harus memiliki SNI
4. Setiap tenaga kerja → harus memiliki SKTTK

SKTTK → Sertifkat KOMPETENSI Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Aturan, pedoman atau rumusan suatu kemampuan yang dilandasi oleh PENGETAHUAN,
KETRAMPILAN dan didukung SIKAP serta penerapannya di tempat kerja yang mengacu kepada
persyaratan unjuk kerja, yang dibakukan berdasarkan konsensus pemangku kepentingan.

Pengetahuan :
1. Ilmu Bahan Listrik
2. Teori Listrik Dasar
3. Alat Ukur, Alat Kerja dan APD
4. Pengetahuan Terkait Kompetensi Pilihan

Ketrampilan :
1. Trampil menggunakan Alat Ukur, Alat Kerja dan APD
2. Trampil membaca Single Line Diagram
3. Trampil melakukan teknik / cara bekerja

Sikap :
1. Bekerja berdasarkan perintah kerja dari atasan
2. Bekerja sesuai dengan SOP , Single Line Diagram dsb
3. Bekerja dengan memperhatikan JSA dan menggunakan APD

MACAM DAN JENIS SKTTK

A. Pekerjaan :
1. Konsultasi ( Perencanaan dan Pengawasan )
2. Pembangunan dan Pemasangan
3. Pemeriksaan dan Pengujian
4. Pengoperasian
5. Pemeliharaan

B. Bidang :
1. Pembangkitan → listrik dibangkitkan
2. Transmisi → listrik dikirimkan
3. Distribusi → listrik dibagikan , batas nya dari PHB TM GI sampai dengan APP PLN
4. Pemanfaatan → batas nya dari setelah APP PLN sampai saklar atau stop kontak pelanggan
C. Sub Bidang :
1. PLTU, PLTA, PLTD dsb
2. TT, TET, GI
3. TM dan TR → Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah
4. TT , TM dan TR → Bergantung pada Jenis Daya Pelanggan

D. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan :


1. Pelaksana Muda → Helper → mampu mengenal alat kerja, alat ukur dan material kerja
2. Pelaksana Madya → Tukang → mampu melaksanakan tugas sesuai SOP
3. Pelaksana Utama → Koordinator → mampu memimpin satu kelompok kerja
4. Analis Muda → Supervisor → mampu mengawasi pekerjaan satu kelompok kerja
5. Analis Madya → Asisten Manajer → mampu mengawasi beberapa kelompok kerja
6. Analis Utama → Manajer
7. Ahli Muda
8. Ahli Madya
9. Ahli Utama
UJI KOMPETENSI

Ada 3 macam ujian :


1. Uji Tulis ; untuk level 1 – 4 : 50 soal ( 10 Essay (40%) , 10 PG (20%), 10 BS (15%) , 10 Jd (15%)
dan 10 Lb (10%) )
; untuk level 5 – 6 : 10 Essay (20%) dan Studi Kasus (80%)
2. Uji Praktik ; Peserta memperagakan / menyebutkan alur pekerjaan , mulai dari perencanaan hingga
pembuatan laporan. Asesor tidak banyak bertanya saat uji praktik / observasi.
Uji Observasi ; Peserta mempresentasikan studi kasus yang telah dibuat.
3. Uji Lisan / Wawancara

MATERI UJI

Pengertian Beberapa Dokumen Kerja

Surat Tugas / Perintah Kerja : Dokumen penugasan dari perusahaan / instansi kepada tenaga kerja sesuai
dengan tata cara yang berlaku di setiap perusahaan / instansi

SOP : Standing Operation Procedure ; Tata cara / prosedur yang dimiliki oleh perusahaan / instansi dalam
pelaksanaan pekerjaan

Gambar Diagram Tunggal : Single Line Diagram : gambar teknik dalam bentuk simbol-simbol peralatan
listrik dan Diagram Pengawatan : Wiring Diagram : garis-garis yang menggambarkan hubungan suatu
rangkaian listrik dengan rangkaian listrik yang lain pada seluruh rangkaian instalasi tenaga listrik

Denah Bangunan : Gambar teknik yang memuat informasi terkait pembagian ruang pada bangunan

JSA : Job Safety Analysis : Dokumen analisis keselamatan pekerjaan untuk memastikan bahwa potensi
bahaya yang ada pada saat pekerjaan telah diidentifikasi ( diketahui ), dan telah dilakukan upaya
pencegahan dan pengendalian risiko nya

APD : Alat Pelindung Diri , Perlengkapan K2 dan K3 yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja utk menjaga keselamatan pekerja. Contoh : Safety Helmet , Safety Shoe , Google , Hearing
Protector , Full Body Hearness dsb

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja → Obyek : Pekerja ( UU No. 1 Th. 1970 )


K2 : Keselamatan Ketenagalistrikan → Obyek : Pekerja, Instalasi, Lingkungan, Umum

Dalam lingkup ketenagalistrikan , K2 lebih luas dari K3

Alat Kerja : Alat yang digunakan pekerja untuk membantu pelaksanaan pekerjaan. Contoh : Test Pen ,
Tool Kit , Gergaji dsb
Salah satu yang penting : Kunci Torsi / Kunci Momen. Digunakan utk mengencangkan baut
dengan kekuatan / ukuran tertentu yang akurat
Untuk bekerja di atas Tiang, alat kerja yang terpakai diantaranya : tirpit / tackle kodok
( stringing vice ) , strip steel ( bend tensioner ), tang press ( hydraulic press ), tangga, tambang,
rol kabel udara dsb
Untuk bekerja penggalian, alat kerja yang digunakan diantaranya : pulling grip, dongkrak,
hydraulic press, jack hammer, cangkul, linggis, palu godam, rol kabel tanah, peralatan borring
MATERI PENGETAHUAN LISTRIK DASAR

Ilmu Bahan

Konduktor : Bahan atau materi yang mudah dialiri arus listrik / dapat menghantarkan listrik dengan
baik
Contoh : Tembaga , Aluminium , Emas , Perak dsb
Isolator : Bahan atau materi yang sulit / tidak bisa dialiri arus listrik / tidak dapat menghantarkan
listrik dengan baik.
Contoh : Kayu , Karet , Keramik , Plastik, Gas dsb. Udara juga bisa berfungsi sebagai
isolator

Listrik DC dan AC → dilihat dari pergerakan arus listrik

DC : direct current → arus searah


Muatan listrik bergerak dengan polaritas yang tetap pada setiap waktu
Kelebihan : dapat disimpan
Kekurangan : tidak dapat diubah besaran tegangannya pada setiap waktu
Sumber : baterai

AC : alternating current → arus bolak-balik


Muatan listrik bergerak dengan polaritas bolak-balik pada setiap waktu
Kelebihan : dapat diubah besaran tegangannya
Kekurangan : tidak dapat disimpan
Sumber : generator

Alat perubah AC ke DC : konverter → charger


Alat perubah DC ke AC : inverter

Besaran dan Satuan Dasar Listrik

Besaran : Sesuatu yang dapat diukur , punya nilai dan satuan


Satuan : Pembanding dalam pengukuran

Tegangan : perbedaan potensi listrik antara dua titik pada rangkaian listrik
Satuan : volt ( V )
Lambang :V

Tegangan Rendah : tegangan setinggi-tingginya 1.000 volt


Sesuai PUIL
Tegangan Menengah : tegangan di atas 1.000 volt sampai dengan 35.000 volt 2000
Tegangan Tinggi : tegangan di atas 35.000 volt

Tegangan Kerja untuk TR : 220/230 V untuk fasa-netral


380/400 V untuk fasa-fasa → √3 * fasa-netral
Tegangan Kerja untuk TM : 20 kV untuk fasa-fasa
Arus : jumlah muatan listrik yang mengalir pada rangkaian tiap satuan waktu
Satuan : ampere ( A )
Lambang :I

Hambatan / Tahanan : kemampuan suatu bahan / benda untuk menghambat atau mencegah arus listrik
Satuan : ohm ( Ω )
Lambang :R

Tahanan manusia : 2000 sd 3000 Ω

Rangkaian seri : rangkaian tahanan / hambatan dipasang berderet → 𝑹𝒔 = 𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 + ⋯


Merupakan rangkaian pembagi tegangan
𝟏 𝟏 𝟏
Rangkaian paralel : rangkaian tahanan / hambatan dipasang sejajar → = +𝑹 +⋯
𝑹𝒑 𝑹𝟏 𝟐

Merupakan rangkaian pembagi arus

R1
+ R1 R2 +
- - R2

Rangkaian Seri Rangkaian Paralel

Jika diketahui → R1 = 5 ohm , R2 = 4 ohm , maka

Jika dipasang seri → 𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 = 5 + 4 = 9 𝑜ℎ𝑚

1 1 1 1 1 4 5 9 20
Jika dipasang paralel → = + =5+ = + 20 = → 𝑅𝑝 = 𝑜ℎ𝑚
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 4 20 20 9

𝑽 𝑽
Hubungan V – I – R ditanya R ? → 𝑹 = ditanya I ? → 𝑰 = ditanya V ? → 𝑽 = 𝑰 ∗ 𝑹
𝑰 𝑹

Misal :

V Jika diketahui tegangan adalah 100 V dan arus bernilai 20 A ,


maka tahanannya adalah :
I R
R = 100 / 20 = 5 ohm

Dalam Listrik AC → ada tiga beban, berdasarkan sifat bebannya.

Beban Resistif : membutuhkan daya aktif , tegangan dan arus sefasa ,


menggunakan elemen pemanas
Contoh : lampu , komputer , HP dsb
Beban Induktif : membutuhkan daya reaktif , arus lagging dari tegangan ,
menyimpan arus dalam medan magnet
Contoh : mesin air , kipas angin , motor listrik dsb
Beban Kapasitif : menghasilkan daya reaktif , arus leading dari tegangan ,
menyimpan arus dalam medan listrik
Contoh : kapasitor
Impedansi : ukuran hambatan listrik pada listrik AC
Satuan : ohm ( Ω )
Lambang :Z
Terdiri dari :
- Resistensi ( R )
- Reaktansi Induktif ( XL )
- Reaktansi Kapasitif ( XC )

1 1 2 1 1 2
𝑍= √𝑅2 + ( 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 = √( ) + ( − )
𝑍 𝑅 𝑋𝐿 𝑋𝐶

Diagram Fasor dan RLC Seri Diagram Fasor dan RLC Paralel

Konsep Segitiga Phytagoras dan Sudut Dasar Trigonometri

𝑺𝟐 = 𝑷𝟐 + 𝑸𝟐
S
Q 𝑸 𝑷 𝑸
𝑺𝒊𝒏 ∅ = 𝑪𝒐𝒔 ∅ = 𝑻𝒂𝒏 ∅ =
Ø 𝑺 𝑺 𝑷
P

No Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4

1 3,4,5 5 , 12 , 13 7 , 24 , 25 8 , 15 , 17
2 6 , 8 , 10 10 , 24 , 26 14 , 48 , 50 16 , 30 , 34
3 9 , 12 , 15 15 , 36 , 39
4 12, 15 , 20
5 15 , 20 , 25

Angka-angka Istimewa
Daya : laju hantaran ( energi ) listrik dalam suatu rangkaian.
perkalian Tegangan dan Arus

Dalam listrik AC → karena ada tiga macam beban , maka ada tiga macam daya

Daya Semu ( Buta ) → di PLN : daya terpasang


Satuan : volt-ampere ( VA )
Lambang :S
Rumus :S=V*I S= Vx I
Q = S x sin Ø
Daya Aktif ( Nyata ) → di PLN : daya tersambung VA VAR
Satuan : watt ( W )
Ø W
Lambang :P
Rumus : P = S * cos Ø → faktor daya P = S x cos Ø
Daya Reaktif → pengaruh beban induktif dan kapasitif
Satuan : volt-ampere-reaktif ( VAR )
Lambang :Q
Rumus : Q = S * sin Ø
cos phi jelek
cos phi standar
cos phi bagus

Klasifikasi pelanggan berdasarkan daya terpasang adalah :


1. Pelanggan TR → dengan daya sebesar-besarnya 197 kVA
2. Pelanggan TM → dengan daya > 197 kVA hingga 30 MVA
3. Pelanggan TT → dengan daya > 30 MVA

Sehingga , bagi pelanggan TM dan TT wajib memiliki instalasi TM dan TT sendiri

Macam fasa pada listrik AC : ( berdasarkan sistem di PLN )


a. Listrik 1 fasa : 2 kabel ( 1 fasa + 1 netral ) + pentanahan / grounding / arde
b. Listrik 3 fasa : 4 kabel ( 3 fasa + 1 netral ) + pentanahan / grounding / arde

Warna kulit fasa sesuai PUIL 2000 dan PUIL 2011


Fasa R / L1 : merah : hitam
Fasa S / L2 : kuning : coklat
Fasa T / L3 : hitam : abu-abu
Netral / N : biru : biru
Grounding / PE : kuning belang : kuning belang

Warna selungkup kabel terluar ( multicore ) :


Putih : Kabel dengan tegangan kerja < 600 volt → NYM , NYMHY
Hitam : Kabel dengan tegangan kerja < 1000 volt → NYY , NYFGbY
Merah : Kabel dengan tegangan kerja < 20.000 volt → N2XSY , NA2XSEYBY
Alat Ukur dan Fungsinya

Alat Ukur ( Listrik ) : Alat yang digunakan pekerja untuk mengukur suatu besaran listrik. Contoh :

Ampere meter : mengukur arus


Volt meter : mengukur tegangan
Ohm meter : mengukur hambatan / tahanan AVO meter : ukur ampere – volt – ohm
kWh meter : mengukur energi listrik

Insulation Tester : mengukur tahanan isolasi suatu penghantar → dicari nilai sebesar-besarnya
Standar : untuk tegangan nilai 1 volt : tahanan isolasinya nilai 1000 ohm
Earth Resistance Tester : mengukur tahanan pembumian / grounding → dicari nilai sekecil-kecilnya
Standar : kurang dari 5 ohm. Jika belum dapat 5 ohm, diperdalam atau diparalel
Continuity Tester : Mengetahui ketersambungan ( close circuit ) pada suatu rangkaian listrik
Menggunakan ohm meter
Phase Sequence Tester : Mengetahui Urutan Fasa → Try Phase

Skala Ukur :
1 mili ( m ) : se per seribu → 1 mΩ = 0,001 Ω
1 kilo ( k ) : 1 ribu → 20 kV = 20.000 V
1 mega ( M ) : 1 juta → 35 MVA = 35.000.000 VA

Insulation Tester Earth Resistance Tester

Phase Sequence Tester Multimeter ( AVO Meter )


Jenis Saluran ( Hantaran ) Listrik

Tegangan Menengah :
SUTM : Saluran Udara Tegangan Menengah ( kawat )
SKUTM : Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah ( kabel udara )
SKTM : Saluran Kabel Tegangan Menengah ( kabel tanah )

Tegangan Rendah :
SUTR : Saluran Udara Tegangan Rendah ( kawat )
SKUTR : Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah ( kabel udara )
SKTR : Saluran Kabel Tegangan Rendah ( kabel tanah )

Jenis Gardu Distribusi

Gardu Pasang Luar : Gardu dengan instalasi di luar ruangan ( kedap air )
→ Gardu Portal , Gardu Cantol, Gardu RMU
Gardu Pasang Dalam : Gardu dengan instalasi di dalam ruangan ( tidak kedap air )
→ Gardu Beton , Gardu Kiosk

Penghantar : material ( konduktor ) untuk menghantarkan arus listrik dari sumber ke beban

Tidak berisolasi : kawat → A3C = all aluminium alloy conductor


→ alloy : bahan campuran utk menambah kekuatan mekanis
Berisolasi : kabel udara : umumnya berisolasi, tidak memiliki pelindung mekanis
→ NYY , N2XSY
: kabel tanah : umumnya berisolasi dan berpelindung mekanis
→ NYFGbY , N2XSEYBY
Ukuran Kabel : mm2 ( luas penampang penghantar )
SUTM dan SKUTM

Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran 35 s.d. 240 mm2
Telanjang : BC , A2C , A3C
Setengah Isolasi : A3C-S ( isolasi XLPE )
Isolasi Penuh : NFA2XSEY-T ( XLPE dan PVC ) → untuk MVTIC
2. Isolator : Pengaman antara penghantar ( kabel atau kawat ) dan tiang dan penopang
( cross arm / travers )
Bahan : keramik atau gelas atau polimer
Jenis : Tumpu dan Tarik ( Suspension )
3. Peralatan Hubung ( Switching ) → saklar
LBS : Load Break Switch → manual , dapat dioperasikan saat ada beban
DS : Disconnecting Switch → manual , dioperasikan saat tidak ada beban
Ket : DS hampir tidak dipakai lagi dalam SUTM
4. Tiang : Penyangga SUTM / SKUTM
Terbuat dari Besi atau Beton
Ukuran 11-13 m / 200-500 daN →m = meter , panjang tiang
→ daN = deka Newton , menahan beban kerja
Dipasang dgn jarak 40 sd 60 meter per gawang nya.
Kedalaman pemasangan = 1/6 panjang tiang + 10 s.d. 15 cm

Jenis Tiang dari Fungsinya : → untuk 1 jurusan


Tiang Awal dan Akhir : 3 isolator tarik + 2 cross arm
Tiang Penumpu : 3 isolator tumpu + 1 cross arm
Tiang Sudut : kecil < 300 : 6 isolator tumpu + 2 cross arm
sedang < 600 : 6 isolator tarik + 1-3 isolator tumpu + 2 cross arm
besar < 900 : 6 isolator tarik + 1-3 isolator tumpu + 2 cross arm
Tiang Peregang : sama dengan tiang sudut besar → penguatan jaringan
Tiang Percabangan : sama dengan tiang sudut besar → apabila saluran bercabang
Tiang Saklar : sama dengan tiang sudut besar → untuk pemasangan LBS
Untuk tiang penumpu cukup menggunakan 1 tiang, selainnya jika diperlukan bisa
menggunakan 2 tiang
5. Peralatan Pengikat Penghantar : untuk SKUTM
Pole Bracket : Tension / Suspension Bracket , Stainless Steel Strip dan Stopping Buckle
Fixed / Adjustable Dead End Assembly → Untuk tiang awal, akhir, sudut besar dan
peregang
Suspension Assembly → Untuk tiang penumpu dan sudut kecil
6. Connector : Material untuk menyambung penghantar → karena keterbatasan panjang
penghantar dan atau ada percabangan
Untuk sambungan lurus : Joint sleeve connector
Untuk sambungan cabang / belok : Parallel group / H connector
Untuk sambungan sementara ( PDKB ) : Live line connector
7. Peralatan Proteksi :
Fuse Cut Out : Untuk mengamankan SUTM dari Arus Lebih atau
Arus Hubung Singkat pada Trafo
Ligtning Arrester : Untuk mengamankan instalasi ( Trafo dsb ) dari Tegangan Surja
( sambaran petir )

nilai 10 kA jika dipasang di tiang awal dan akhir ,


nilai 5 kA di tiang lainnya
Recloser : Untuk memutus-membuka SUTM secara otomatis saat gangguan
temporer, dan memutus SUTM saat gangguan permanen.
Waktu untuk membuka-menutup dapat diatur.
Mengamankan SUTM dari gangguan Arus Lebih
8. Pembumian : dipasang di Bagian Konduktif Terbuka ( Cross Arm ) setiap 3 gawang dan
di terminal bawah Arrester

Jarak Aman ( Safety Distance dan Right of Way ) :

No. Uraian Jarak Aman


1 Terhadap Permukaan Jalan Raya >= 6 meter
2 Balkon Rumah >= 2,5 meter
3 Atap Rumah >= 2 meter
4 Dinding Bangunan >= 2,5 meter
5 Antena TV / Radio , Menara Telkom >= 2,5 meter
6 Pohon >= 2,5 meter
7 Lintasan Kereta Api >= 2 meter dari Atap Kereta
8 Underbuilt TM – TM >= 1 meter
9 Underbuilt TM – TR >= 1,2 meter

Contoh Jaringan SUTM


Berikut ini gambar yang dapat mewakili Standar Konstruksi SUTM / SKUTM

1. TIANG BETON BULAT


2. CROSS ARM UNP 10 100.50.5 x 2000 mm
3. DOUBLE ARMING BOLT 5/8”x300 mm
4. KLEM BEUGEL 50x6 mm
5. STEEL PLAT
6. STEEL PLAT
7. MUR BAUT SPRING WASHER 5/8”x148 mm
8. ARM TIE BRACE 50.50x1270 mm
9. ISOLATOR TUMPU
10. SIDE TIES
11. ISOLATOR TARIK
12. PARALLEL GROOVE COMPRESSION JOINT SLEEVE
1. STRAIN / TENSION DISC / LONG ROD INSULATOR 24 kV
2. CROSS ARM 2000 ( UNP 10 )
3. DOUBLE ARM BOLT & NUT M 16x400 + WASHER
4. ARM TIE TYPE 750 PIPA 3/4"
5. ARM TIE BAND + NUT & WASHER
6. DOUBLE ARM BAND & NUT WASHER
7. U STRAP
8. HV BAND STRAP / SUSP VEE / CROSS ARM CLEVIS
9. JUMPER WIRE 80 mm / MV INSULATED CONDUCTOR
10. DEAD END / STRAIN CLAMP / PREFORMED END
11. BOLT & NUT M 16X140 + WASHER
12. LIGHTNING ARRESTER 24 kV 10 kA
13. MOUNTING BRACKET FOR ARRESTER
14. CABLE BAND + NUT & WASHER
15. COPPER TUBE /CABLE SCHOEN
16. MV INSULATED CONDUCTOR
17. GROUND WIRE END CLAMP
SKTM

Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran 35 s.d. 300 mm2
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan, mulai dari inti hingga
selubung terluar
Terdiri dari berinti 1 ( Single Core ) dan berinti 3 ( Three Core )
Umumnya di PLN dipakai jenis NA2XSEYBY , di Pelanggan N2XSEYBY

Nomenklatur Kabel ( TM dan TR ) → yang umum dipakai

N Kabel , Inti terbuat dari tembaga


NA Kabel , Inti terbuat dari aluminium
NF Kabel Udara , Inti terbuat dari tembaga
NFA Kabel Udara , Inti terbuat dari aluminium
A Pada kabel dengan tegangan kerja < 600 V , artinya berinti tunggal
M Pada kabel dengan tegangan kerja < 600 V , artinya berinti majemuk
Y Isolasi dari Poly Vinyl Chloride , tegangan kerja hingga 1000 V dengan titik didih 70 0 C
2X Isolasi dari Poly Ethilene , tegangan kerja sampai di atas 20.000 V dengan titik didih 900 C
H Pada kabel dengan tegangan < 600 V , berarti kabel serabut , disebut sebelum selubung terluar
F Pada kabel dengan tegangan < 600 V , berarti kabel serabut , disebut setelah selubung terluar
F Pada kabel dengan tegangan > 600 V , berarti pelindung mekanis terbuat dari pita baja pipih
R Pada kabel dengan tegangan > 600 V , berarti pelindung mekanis terbuat dari pita baja bulat
S Pelindung Elektrik , terbuat dari pita pelat tembaga , untuk kabel berinti tunggal
SE Pelindung Elektrik , terbuat dari pita pelat tembaga , untuk kabel berinti majemuk
C Pelindung Elektrik , terbuat dari penghantar tembaga konsentris , untuk kabel berinti tunggal
CE Pelindung Elektrik , terbuat dari penghantar tembaga konsentris , untuk kabel berinti majemuk
Gb Pelindung Mekanis , terbuat dari spiral pelat baja
B Pelindung Mekanis , terbuat dari pita pelat baja

Jarak Aman ( Safety Distance dan Right of Way )

No. Kondisi Jarak Aman Instalasi


1 Persilangan antar SKTM 20 Harus berjarak > 30 cm dan diberi penyekat lempengan plat
kV beton 6 cm.
2 Persilangan / sejajar dengan .> 30 cm
Kabel Telekomunikasi Kabel listrik harus di bawah kabel telekomunikasi dan
dilindungi pipa beton belah, atau lempengan minimum tebal
6 cm dan dilebihkan > 50 cm pada sisi kiri kanan
persilangan.
Bila kabel telkom sejajar dengan kabel SKTM, maka
sepanjang selama sejajar harus dimasukkan dalam pipa
beton belah / pelat beton atau sejenis.
3 Persilangan dengan Pipa Air .> 30 cm
/ Gas Kabel listrik harus di bawah saluran pipa air / gas dan
dilindungi pipa beton belah, atau lempengan minimum tebal
6 cm dan dilebihkan > 50 cm pada sisi kiri kanan
persilangan.
Bila saluran pipa air / gas sejajar dengan kabel SKTM, maka
sepanjang selama sejajar harus dimasukkan dalam ppa beton
belah / pelat beton atau sejenis.
4 Persilangan / sejajar dengan Jika sejajar, kabel listrik harus berjarak >= 2 m dari kereta
Rel Kereta Api api.
Jika persilangan, kabel harus dimasukkan dalam pipa baja
diameter > 4” dan dilebihkan >= 2 m dari sisi kanan kiri rel
kereta, dengan kedalaman > 2 m di bawah rel kereta api.
5 Persilangan dengan Jalan .> 80 cm
Raya atau Jalan Lingkungan Kabel harus dimasukkan ke dalam pipa baja atau pipa PVC
>=4” dan dilebihkan > 50 cm dari sisi kiri kanan bahu jalan.
Untuk jalan lingkungan, bila saat konstruksi jalan tersebut
dapat digali sementara, pipa baja / pipa PVC dapat dipasang
½ bilah.
6 Persilangan dengan Saluran .> 30 cm
Air / Bangunan Air Irigasi Kabel harus dimasukkan ke dalam pipa baja atau pipa logam
>= 4” dan dilebihkan > 50 cm dari sisi kiri kanan perlintasan.
Pada kedua tepi saluran air di mana kabel listrik ditanam
harus diberi tanda.
Jika harus menyeberangi, harus menggunakan jembatan
kabel berpelindung baja.
7 Persilangan / sejajar dgn .> 30 cm
SKTR Kabel SKTM harus di bawah kabel SKTR baik saat
persilangan atau sejajar.

Dimensi Galian Tanam Langsung SKTM

Jumlah Tanam Langsung pada Taman / Tanam Langsung pada Trotoar /


Kabel Tanah Biasa Jalan Lingkungan
Jalur Lebar ( cm ) Kedalaman ( cm ) Lebar ( cm ) Kedalaman ( cm )
1 40 80 40 150
2 50 80 50 150
3 60 80 60 150
4 80 80 80 150
5 60 90 60 170
6 60 90 60 170
7 80 100 80 170
8 - - 80 170
9 - - 100 170
10 - - 100 170
2. Jointing dan Terminasi : Menggunakan material dari pabrikan, disambung oleh petugas yg dilisensi
oleh pabrikan dan memiliki serkom
Ukuran join atau konektor ( jointing ) dan sepatu kabel ( terminasi ) harus sesuai
ukuran kabel
Harus tepat dalam melakukan pemotongan dan pengupasan tiap bagian lapisan kabel
Terdiri atas 2 macam : heatshrink dan coldshrink
3. Pembumian : Seluruh pita grounding wire pada kabel harus tersambung sempurna saat melakukan
jointing dan terminasi. Pembumian instalasi kabel cukup pada terminal kabel SKTM di MV Cell

Berikut ini gambar yang dapat mewakili


Standar Konstruksi SKTM

1. BATU PENGAMAN (4x30x45) cm3


2. PASIR URUG 1
3. KABEL TANAH – SKTM ( 3 INTI ) 20 kV 2
3

Contoh Jaringan SKTM


SUTR dan SKUTR

Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran Inti : 35 s.d. 70 mm2
Telanjang : BC → sdh tidak digunakan
Isolasi : NFA2X-T ( Twisted ) → melihat urutan fasanya dengan
tanda guratan pada kabel
2. Tiang : Penyangga SUTR / SKUTR
Terbuat dari Besi dan Beton
Ukuran 9 m / 100-500 daN → m = panjang tiang
daN = kekuatan beban kerja = dekaNewton
Dipasang dgn jarak 40 s.d 50 meter per gawang nya.
Kedalaman pemasangan = 1/6 panjang tiang + 10 s.d 15 cm
Jenis Tiang dari Fungsinya : → untuk 1 jurusan
Tiang Awal dan Akhir : 1 pole bracket ( stainless + stopping ) + 1 strain clamp
( dead end + large angle )
Tiang Penumpu : 1 pole bracket + 1 suspension clamp → jaringan lurus
Tiang Sudut : kecil < 300 : 1 pole bracket + suspension clamp
0
sedang < 60 : 2 pole bracket + 2 strain clamp
0
besar < 90 : 2 pole bracket + 2 strain clamp
Tiang Peregang : sama dengan tiang sudut besar → penguatan jaringan
Tiang Percabangan : 2-4 pole bracket + 2-4 strain clamp →
apabila saluran bercabang
3. Connector : Material untuk menyambung penghantar → karena keterbatasan panjang
penghantar dan atau ada percabangan
Untuk sambungan lurus : Joint sleeve connector
Untuk sambungan cabang / belok : Compression Connector ( CCO )
Untuk sambungan tidak permanen : Tap connector
4. Peralatan Pengikat Penghantar : ( bahasa buku )
Pole Bracket : Tension / Suspension Bracket , Stainless Steel Strip dan Stopping Buckle
Fixed / Adjustable Dead End Assembly → Untuk tiang awal, akhir, sudut besar dan
peregang
Suspension Assembly → Untuk tiang penumpu dan sudut kecil
5. Pembumian : Digabung di penghantar netral setiap 5 gawang , kira-kira 200 meter
Menggunakan Ground Rod atau Pipa Galvanize + BC

Jarak Aman ( Safety Distance dan Right of Way ) :

No. Uraian Jarak Aman


1 Terhadap Permukaan Jalan Raya >= 6 meter
2 Permukaan Jalan Lingkungan >= 5 meter
3 Halaman / Tanah Kosong >= 4 meter
4 Balkon Rumah >= 1,5 meter , Tidak terjangkau tangan
5 Atap Rumah >= 1 meter
6 Antena TV / Radio , Menara Telkom >= 2,5 meter
7 Lintasan Kereta Api Sebaiknya dihindari / Tidak dianjurkan
8 Permukaan Sungai saat Air Pasang >= 2 meter di atas Tiang Layar Tertinggi Perahu
9 Underbuilt TM – TR >= 1,2 meter
Berikut ini gambar yang dapat mewakili Standar Konstruksi SUTR / SKUTR

1. SUSPENSION BRACKET
2. SUSPENSION CLAMP
3. STAINLEES STREEL STRAP
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIK STRAP ( cable ties )

1. TENSION CLAMP
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRAP
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. PELINDUNG MEKANIS PVC 2mm 60cm
7. LINK 25x50 mm
8. INSULATING TIP

1. TENSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLES STEEL STRIP
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
SKUTR dan SKUTM dalam Instalasi Pemanfaatan

Menggunakan Ladder dan Tray beserta joint dan supportnya ( dengan besi kanal U , siku dsb )
sebagai penyangga kabel → gedung dan pabrik
Kabel yang umum digunakan adalah NYY berbagai ukuran dan sebagainya

Menggunakan pipa conduit beserta join dan fleksibel sebagai selungkup → rumah dan bangunan kecil
Kabel yang umum digunakan adalah NYM , NYA berbagai ukuran dan sebagainya

SKTR

Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran 10 s.d. 95 mm2
Berinti 2 utk 1 fasa dan berinti 4 untuk 3 fasa
Umum nya NYFGbY
2. Papan Hubung Bagi : Peralatan listrik yang berfungsi untuk pengendali, pengaman dan pembagi
aliran listrik dari sumber listrik ke beban
Isi PHB : Dalam : LBS atau MCCB , NH Fuse atau MCB
BusBar
Luar : Metering , Pilot Lamp dsb
Jarak antar PHB : maksimal 80 meter
Jumlah sirkit : maksimal 8 Jurusan
3. Jointing dan Terminasi : Menggunakan material dari pabrikan, disambung oleh petugas yg
dilisensi oleh pabrikan dan memiliki serkom
Ukuran join atau konektor dan sepatu kabel harus sesuai ukuran penampang kabel
Harus tepat dalam melakukan pemotongan dan pengupasan tiap bagian lapisan kabel
Terdiri atas 2 macam : heatshrink dan coldshrink
4. Pembumian : Digabung antara penghantar netral dan body PHB
Menggunakan Ground Rod atau Pipa Galvanize + BC

Pemasangan SKTR : Kedalaman galian minimal 70 cm


Ketika bersilangan dengan kabel listrik lain, minimal jarak antar keduanya 20 cm
Ketika bersilangan dengan kabel telekomunikasi, minimal jarak antar keduanya 30 cm.
Kabel listrik di bawah kabel telekomunikasi, pipa air , pipa gas dsb

Berikut ini gambar yang dapat mewakili


Standar Konstruksi SKTR

1. BATU PENGAMAN ( 4x30x45 ) cm2


2. PASIR URUG
3. KABEL TANAH – SKTR ( 4 INTI ) 1 kV
GARDU DISTRIBUSI

Suatu Bangunan / Konstruksi untuk meletakkan perlengkapan distribusi kelistrikan


Listrik dipasok dari Jaringan SUTM , atau SKUTM , atau SKTM

Secara umum, isi atau perlengkapan gardu distribusi adalah :


1. PHB → Papan / Perlengkapan Hubung Bagi , sisi TM berupa MV Cell
sisi TR berupa LV Cell / Board
2. Transformator Daya
3. Penghantar, baik untuk TM ( Primer ) maupun TR ( Sekunder )
4. Peralatan Pembumian

Gardu Portal Konvensional Gardu Portal RMU Gardu Cantol

Gardu Beton Gardu Kiosk


MV Cell
LBS LBS TP
N2XSY NYY
3x1x35 mm2 7x1x240 mm2
TP
20 kV
1200 A LBS
630 / TRAFO
HRC LBS
1000
16A 1000 A
kVA
MV Cell
Gardu IN NH Fuse 160 A
Gardu OUT Sirkit Keluar PHB TR
220/380 V
4 sd 8 Feeder
NA2XSEYBY
3x240 mm2 NYFGBY
4x95 mm2
Gambar Diagram Gardu Beton Gambar Layout Gardu Beton

Isolator Tumpu

Lightning
SUTM A3CS 150 mm2 Arrester

Fuse Cut Out

Fuse Cut Out


Transformator
Lightning
Arrester
Transformator

Saklar
Beban Box TR

Tiang Besi /
Beton 11/500
PHB TR daN

Gambar Diagram Gardu Portal Gambar Layout Gardu Portal

Papan / Perlengkapan Hubung Bagi : Peralatan listrik yang berfungsi untuk pengendali, pengaman dan
pembagi aliran listrik dari sumber listrik ke beban
1. Untuk TM : MV Cell / kubikel , macam diantaranya berfungsi sebagai :
Incoming : Untuk keluar-masuk kabel dari dan ke gardu lain
Outgoing : Ke arah trafo dengan kabel primer. Dilengkapi HRC Fuse
Metering : Sama dengan outgoing, tapi dilengkapi dengan metering untuk
pengukuran dan proteksi.
Terdapat CT , PT dan overload relay di dalamnya
Terdapat Modul yang berfungsi sebagai pengatur paramater
pengukuran besaran listrik
Standar untuk Pelayanan TR dari PLN : 3 bh , 2 incoming dan 1 outgoing
Standar untuk Pelayanan TM dari PLN : 3 bh , 2 incoming dan 1 outgoing metering
2. Untuk TR : Rak TR / PHB TR / LV board / LV cabinet dsb
Isi PHB :
Komponen Pengendali → Saklar Utama ( switching )
LBS ( PLN )
ACB / MCCB ( Pelanggan )
KHA saklar : minimal 115% dari KHA kabel
Komponen Pengaman → Pembatas → NH Fuse ( PLN )
MCB ( Pelanggan )
Komponen Pembagi → BusBar ( rel bersama )
KHA busbar : minimal 125% dari KHA kabel

PHB TR milik PLN LVMDP milik Pelanggan


Transformator : Peralatan untuk mengubah tegangan ( atau arus ) dengan frekuensi tetap
Trafo Distribusi : Trafo jenis step down utk tegangan
Elastimold TM dan Bushing TR : Indoor ( Pasang Dalam ) atau Oudoor ( Pasang Luar )
Satuan : kVA , mulai dari 100 hingga 1000 kVA → di lingkup distribusi PLN
Fungsi : Merubah Tegangan dari 20 kV ( TM ) ke 220 / 380 volt ( TR )
Sistem Pendingin : Umum nya ONAN ( oil natural air natural ) → di lingkup distribusi PLN

Penghantar :
Untuk sisi TM ( kabel primer ) : N2XSY , dengan ukuran 35 sd 50 mm2
Untuk sisi TR ( kabel sekunder ) : NYY , dengan ukuran 240 mm2

Pembumian :
Body Peralatan ( MV cell , Trafo dsb ) : pengaman manusia dsb
Netral Trafo dan Netral PHB TR : pengaman sistem
Untuk gardu portal atau cantol , pembumian arrester dipisah dengan pembumian body peralatan

Untuk Gardu Portal atau Cantol atau RMU :


Dipergunakan Tiang Besi / Beton dengan spesifikasi 9 m / 500 daN sebagai penyangga
Cross Arm ( Travers ) dengan UNP 120-150 tebal 5 mm sebagai dudukan
Untuk Gardu Kiosk :
Dipergunakan Pelat Besi dgn ketebalan > 3 mm , dengan cat powder coating

Peralatan Pengaman : Peralatan yang terpasang pada instalasi listrik yang berfungsi untuk mencegah
kerusakan pada instalasi dan peralatan listrik dari gangguan yang terjadi
Macam-Macam Gangguan pada Instalasi Listrik

Gangguan Arus Lebih : arus yang besarnya lebih dari arus nominal
Pengaman : MCB ( sisi relay thermal ) pada TR ,
overload relay dengan CT dan PT pada TM

Gangguan Hubung Singkat : arus yang terjadi karena hubungan yang salah pada rangkaian listrik ,
karena kegagalan isolasi dsb
Pengaman : MCB ( sisi relay elektromagnetik )
Fuse ( Sekring / Pelebur )

Gangguan Arus Bocor / Sisa : arus sisa yang mengalir karena isolasi tidak sempurna dsb
Pengaman : ELCB → Earth Leakage Circuit Breaker
ukurannya < 30 mA atau < 300 mA → tergantung penggunaan

Miniatur Circuit Breaker Earth Leakage Circuit Breaker Fuse

Gambar Bagian-Bagian MCB

Besaran Listrik yg aman bagi manusia :


Tegangan : < 50 volt AC
Arus : < 50 mA = 0,05 A
Peralatan Pentanahan / Pembumian : Peralatan yang menghubungkan instalasi listrik dengan bumi,
bertujuan untuk mengamankan manusia dan peralatan dari tegangan atau arus yang tidak normal atau ketika
terjadi gangguan.
Peralatan nya : elektroda bumi berupa ground rod ( batang tembaga ) , lempeng tembaga dsb dan penghantar
pembumian berupa BC dsb.

Sistem pembumian, diantara nya : TN-S , TN-C , TN-C-S

L1 L1
L2 L2
L3 L3
N PE
PE

BKT BKT BKT

TN-S = Terre Neutral Separated → netral dan grounding dipisah → tidak dipakai karena biaya

L1
L2
L3
P EN

BKT BKT

TN-C = Terre Neutral Combined → netral dan grounding digabung → dilarang dipakai

L1
L2
L3
P EN

BKT BKT

TN-C-S = netral dan grounding sebagian dipisah , sebagian digabung

Resistansi Jenis Tanah

No Klasifikasi / Jenis Tanah Resistansi Jenis ( ohm-m )


1 Tanah Rawa 30
2 Tanah Liat / Ladang 100
3 Tanah Basah 200
4 Kerikil Basah 500
5 Pasir dan Kerikil Kering 1000
6 Tanah Berbatu 3000
SR dan APP

Komponen Utama :

1. SR ; adalah Sambungan Rumah , instalasi dari Tiang JTR langsung ke APP


Penghantar : NFA2X-T ukuran 2x10-16 mm2 untuk 1 fasa dan ukuran 4x10-70 mm2 untuk 3 fasa

Untuk Pelanggan > 41.5 kVA , SR dapat berupa SKTR dengan penghantar NYFGbY 4x95 mm2
atau SKUTR dengan penghantar NFA2X-T 4x70 mm2
Untuk Pelanggan > 197 kVA , listrik dipasok PLN dengan Tegangan 20 kV, sehingga pelanggan
memiliki gardu sendiri.

2. APP : Alat Pembatas dan Pengukur


Terdiri dari berbagai macam, sesuai dengan daya terpasang pelanggan,
mulai dari TR , TM hingga TT
Yang dibatasi : Arus untuk beban pelanggan sesuai besar daya terpasang ( ampere )
Yang diukur : pemakaian energi ( daya x waktu ) listrik pelanggan ( kilo Watt hours )

Untuk daya <= 197 kVA , ( Pelanggan TR ) terdiri dari :


- Alat pembatas berupa MCB atau MCCB
- Alat Pengukur berupa kWh meter dengan pengukuran langsung ( daya < 23 kVA ) dan
tak langsung ( > 23 kVA sd < 30 MVA ) . Pengukuran tidak langsung menggunakan CT

Untuk daya > 197 kVA , ( Pelanggan TM ) terdiri dari :


- Alat pembatas berupa overload relay dengan CT dan PT pada MV Cell Tipe Metering
- Alat Pengukur berupa kWh meter dengan pengukuran tak langsung , menggunakan CT

APP dipasang dengan ketinggian > 150 cm , di tempat yang terlindung dari hujan , atau diberi
rumah APP jika terkena hujan

3. Material Pelengkap, berupa service wedge clamp, connector dan joint sleeve.

Penjelasan KWH Meter untuk APP Langsung 1 Fasa

kWh meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur total energi listrik (atau listrik) yang dikonsumsi
oleh peralatan yang diambil dari energi listrik dari catu daya utama di rumah.

Angka-angka pada kWh meter memberi tahu kita telah berapa banyak unit listrik (disebut sebagai kWh
dalam meteran listrik) yang telah dikonsumsi sejauh ini. Dengan kata lain, besarnya tagihan listrik akan
bergantung sepenuhnya pada meteran ini.

Adapun pembacaan pada meteran pada kWh meter bersifat kumulatif, maksudnya adalah untuk
menentukan pembacaan konsumsi bulan tertentu, perbedaan antara pembacaan bulan ini dan bulan
sebelumnya dihitung, dimana nilai yang kita dapatkan adalah konsumsi listrik bulan ini.
Jenis KWH Meter ( Perumahan )

Adapun jenis-jenis kWh meter atau meteran listrik adalah sebagai berikut

1. kWh Meter Analog

kWh meter analog atau kWh meter elektromekanis adalah jenis kwh meter yang paling banyak digunakan
di Indonesia beberapa tahun yang lalu, umumnya penggunaan kWh meter ini masih dapat ditemukan di
daerah pedesaan.

5/20 artinya ketelitian pembacaan


dari arus 5 A hingga arus 20 A

20/60 arinya ketelitian pembacaan


dari arus 20 A hingga arus 60 A

Cara kerja kWh meter sebenarnya cukup sederhana. Ada piringan logam non-magnetik yang terpasang di
dalam kWh meter yang akan berputar tergantung pada daya yang melewatinya.

Jadi, jika daya yang melewatinya tinggi, maka cakram akan berputar lebih cepat dan apabila daya yang
melewatinya rendah, cakram akan berputar lebih lambat.

Laju rotasi pada nantinya akan menentukan pembacaan pada kWh meter, semakin tinggi jumlah rotasi,
maka semakin tinggi pula pembacaan meterannya dan sebaliknya.

Untuk membuat cakram berputar maka membutuhkan energi listrik tersendiri yang tidak terbaca di kWh
meter, dibutuhkan daya sekitar 2 watt untuk membuat cakram berputar.

2. kWh Meter Digital

kWh meter digital saat ini bisa dikatakan sebagai pengganti kWh meter analog. kWh meter digital
mempunyai layar LED / LCD yang berguna untuk membaca konsumsi listrik dari peralatan yang terhubung,
pembacaan digital pada kWh meter digital berbeda dengan kWh meter analog.

Dimana kWh meter digital jauh lebih efisien daripada kWh meter analog karena pada kWh meter digital
akan membaca setiap unit listrik yang dikonsumsi.
3. Smart Meter / Meteran Pulsa Listrik

Smart meter PLN atau orang Indonesia lebih akrab dengan sebutan meteran pulsa listrik adalah jenis
meteran listrik terbaru.

Meteran pulsa listrik terlihat mirip dengan KWh meter digital tetapi Smart meter PLN lebih baik daripada
kWh meter analog maupun digital karena selain memberikan layanan biasa yaitu membaca konsumsi listrik,
smart meter PLN juga terhubung ke internet.

Daya Jenis Fasa MCB Saklar Utama Toevoer


No Keterangan
( VA ) (Ø) (A) (A) ( mm2 )

1 450 1 1x2 4-1Ø NYM 3 x 4


2 900 1 1x4 6-1Ø NYM 3 x 4
3 1300 1 1x6 10 - 1 Ø NYM 3 x 4
4 2200 1 1 x 10 16 - 1 Ø NYM 3 x 4
Sambungan Rumah 1 Fasa
5 3500 1 1 x 16 20 - 1 Ø NYM 3 x 4 dari APP Langsung 1 Fasa
25 - 1 Ø NYM 3 x 4 220 V
6 4400 1 1 x 20
7 5500 1 1 x 25 35 - 1 Ø NYM 3 x 4
8 7700 1 1 x 35 50 - 1 Ø NYM 3 x 6
9 11000 1 1 x 50 63 – 1 Ø NYM 3 x 10
10 6600 3 3 x 10 16 – 3 Ø NYY 4 x 4
11 10600 3 3 x 16 20 - 3 Ø NYY 4 x 4
12 13200 3 3 x 20 25 – 3 Ø NYY 4 x 6 Sambungan Rumah 3 Fasa
dari APP Langsung 3 Fasa
13 16500 3 3 x 25 35 – 3 Ø NYY 4 x 8
220/380 V
14 23000 3 3 x 35 50 - 3 Ø NYY 4 x 10
15 33000 3 3 x 50 63 – 3 Ø NYY 4 x 16
16 41500 3 3 x 63 80 – 3 Ø NYY 4 x 16
17 53000 3 3 x 80 100 – 3 Ø NYY 4 x 25
18 66000 3 3 x 100 125 – 3 Ø NYY 4 x 35
19 82500 3 3 x 125 160 – 3 Ø NYY 4 x 50 Feeder Khusus atau Gardu
200 – 3 Ø NYY 4 x 70 dengan Pengukuran TR dari
20 105000 3 3 x 160
APP Tidak Langsung 3 Fasa
21 131000 3 3 x 200 225 – 3 Ø NYY 4 x 95 220 / 380 V
22 147000 3 3 x 225 250 – 3 Ø NYY 4 x 120
23 164000 3 3 x 250 300 – 3 Ø NYY 4 x 150
24 197000 3 3 x 300 400 – 3 Ø NYY 4 x 185
Instalasi Penerangan

Anda mungkin juga menyukai