Hery Sumarno
Asesor Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Bidang Distribusi dan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
LSK DELI
Pasal 44
Penerapan K2 :
1. Setiap instalasi → harus memiliki SLO → NIDI
2. Setiap badan usaha → harus memiliki SBUJPTL
3. Setiap peralatan dan material → harus memiliki SNI
4. Setiap tenaga kerja → harus memiliki SKTTK
Aturan, pedoman atau rumusan suatu kemampuan yang dilandasi oleh PENGETAHUAN,
KETRAMPILAN dan didukung SIKAP serta penerapannya di tempat kerja yang mengacu kepada
persyaratan unjuk kerja, yang dibakukan berdasarkan konsensus pemangku kepentingan.
Pengetahuan :
1. Ilmu Bahan Listrik
2. Teori Listrik Dasar
3. Alat Ukur, Alat Kerja dan APD
4. Pengetahuan Terkait Kompetensi Pilihan
Ketrampilan :
1. Trampil menggunakan Alat Ukur, Alat Kerja dan APD
2. Trampil membaca Single Line Diagram
3. Trampil melakukan teknik / cara bekerja
Sikap :
1. Bekerja berdasarkan perintah kerja dari atasan
2. Bekerja sesuai dengan SOP , Single Line Diagram dsb
3. Bekerja dengan memperhatikan JSA dan menggunakan APD
A. Pekerjaan :
1. Konsultasi ( Perencanaan dan Pengawasan )
2. Pembangunan dan Pemasangan
3. Pemeriksaan dan Pengujian
4. Pengoperasian
5. Pemeliharaan
B. Bidang :
1. Pembangkitan → listrik dibangkitkan
2. Transmisi → listrik dikirimkan
3. Distribusi → listrik dibagikan , batas nya dari PHB TM GI sampai dengan APP PLN
4. Pemanfaatan → batas nya dari setelah APP PLN sampai saklar atau stop kontak pelanggan
C. Sub Bidang :
1. PLTU, PLTA, PLTD dsb
2. TT, TET, GI
3. TM dan TR → Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah
4. TT , TM dan TR → Bergantung pada Jenis Daya Pelanggan
MATERI UJI
Surat Tugas / Perintah Kerja : Dokumen penugasan dari perusahaan / instansi kepada tenaga kerja sesuai
dengan tata cara yang berlaku di setiap perusahaan / instansi
SOP : Standing Operation Procedure ; Tata cara / prosedur yang dimiliki oleh perusahaan / instansi dalam
pelaksanaan pekerjaan
Gambar Diagram Tunggal : Single Line Diagram : gambar teknik dalam bentuk simbol-simbol peralatan
listrik dan Diagram Pengawatan : Wiring Diagram : garis-garis yang menggambarkan hubungan suatu
rangkaian listrik dengan rangkaian listrik yang lain pada seluruh rangkaian instalasi tenaga listrik
Denah Bangunan : Gambar teknik yang memuat informasi terkait pembagian ruang pada bangunan
JSA : Job Safety Analysis : Dokumen analisis keselamatan pekerjaan untuk memastikan bahwa potensi
bahaya yang ada pada saat pekerjaan telah diidentifikasi ( diketahui ), dan telah dilakukan upaya
pencegahan dan pengendalian risiko nya
APD : Alat Pelindung Diri , Perlengkapan K2 dan K3 yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja utk menjaga keselamatan pekerja. Contoh : Safety Helmet , Safety Shoe , Google , Hearing
Protector , Full Body Hearness dsb
Alat Kerja : Alat yang digunakan pekerja untuk membantu pelaksanaan pekerjaan. Contoh : Test Pen ,
Tool Kit , Gergaji dsb
Salah satu yang penting : Kunci Torsi / Kunci Momen. Digunakan utk mengencangkan baut
dengan kekuatan / ukuran tertentu yang akurat
Untuk bekerja di atas Tiang, alat kerja yang terpakai diantaranya : tirpit / tackle kodok
( stringing vice ) , strip steel ( bend tensioner ), tang press ( hydraulic press ), tangga, tambang,
rol kabel udara dsb
Untuk bekerja penggalian, alat kerja yang digunakan diantaranya : pulling grip, dongkrak,
hydraulic press, jack hammer, cangkul, linggis, palu godam, rol kabel tanah, peralatan borring
MATERI PENGETAHUAN LISTRIK DASAR
Ilmu Bahan
Konduktor : Bahan atau materi yang mudah dialiri arus listrik / dapat menghantarkan listrik dengan
baik
Contoh : Tembaga , Aluminium , Emas , Perak dsb
Isolator : Bahan atau materi yang sulit / tidak bisa dialiri arus listrik / tidak dapat menghantarkan
listrik dengan baik.
Contoh : Kayu , Karet , Keramik , Plastik, Gas dsb. Udara juga bisa berfungsi sebagai
isolator
Tegangan : perbedaan potensi listrik antara dua titik pada rangkaian listrik
Satuan : volt ( V )
Lambang :V
Hambatan / Tahanan : kemampuan suatu bahan / benda untuk menghambat atau mencegah arus listrik
Satuan : ohm ( Ω )
Lambang :R
R1
+ R1 R2 +
- - R2
1 1 1 1 1 4 5 9 20
Jika dipasang paralel → = + =5+ = + 20 = → 𝑅𝑝 = 𝑜ℎ𝑚
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 4 20 20 9
𝑽 𝑽
Hubungan V – I – R ditanya R ? → 𝑹 = ditanya I ? → 𝑰 = ditanya V ? → 𝑽 = 𝑰 ∗ 𝑹
𝑰 𝑹
Misal :
1 1 2 1 1 2
𝑍= √𝑅2 + ( 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 = √( ) + ( − )
𝑍 𝑅 𝑋𝐿 𝑋𝐶
Diagram Fasor dan RLC Seri Diagram Fasor dan RLC Paralel
𝑺𝟐 = 𝑷𝟐 + 𝑸𝟐
S
Q 𝑸 𝑷 𝑸
𝑺𝒊𝒏 ∅ = 𝑪𝒐𝒔 ∅ = 𝑻𝒂𝒏 ∅ =
Ø 𝑺 𝑺 𝑷
P
1 3,4,5 5 , 12 , 13 7 , 24 , 25 8 , 15 , 17
2 6 , 8 , 10 10 , 24 , 26 14 , 48 , 50 16 , 30 , 34
3 9 , 12 , 15 15 , 36 , 39
4 12, 15 , 20
5 15 , 20 , 25
Angka-angka Istimewa
Daya : laju hantaran ( energi ) listrik dalam suatu rangkaian.
perkalian Tegangan dan Arus
Dalam listrik AC → karena ada tiga macam beban , maka ada tiga macam daya
Alat Ukur ( Listrik ) : Alat yang digunakan pekerja untuk mengukur suatu besaran listrik. Contoh :
Insulation Tester : mengukur tahanan isolasi suatu penghantar → dicari nilai sebesar-besarnya
Standar : untuk tegangan nilai 1 volt : tahanan isolasinya nilai 1000 ohm
Earth Resistance Tester : mengukur tahanan pembumian / grounding → dicari nilai sekecil-kecilnya
Standar : kurang dari 5 ohm. Jika belum dapat 5 ohm, diperdalam atau diparalel
Continuity Tester : Mengetahui ketersambungan ( close circuit ) pada suatu rangkaian listrik
Menggunakan ohm meter
Phase Sequence Tester : Mengetahui Urutan Fasa → Try Phase
Skala Ukur :
1 mili ( m ) : se per seribu → 1 mΩ = 0,001 Ω
1 kilo ( k ) : 1 ribu → 20 kV = 20.000 V
1 mega ( M ) : 1 juta → 35 MVA = 35.000.000 VA
Tegangan Menengah :
SUTM : Saluran Udara Tegangan Menengah ( kawat )
SKUTM : Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah ( kabel udara )
SKTM : Saluran Kabel Tegangan Menengah ( kabel tanah )
Tegangan Rendah :
SUTR : Saluran Udara Tegangan Rendah ( kawat )
SKUTR : Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah ( kabel udara )
SKTR : Saluran Kabel Tegangan Rendah ( kabel tanah )
Gardu Pasang Luar : Gardu dengan instalasi di luar ruangan ( kedap air )
→ Gardu Portal , Gardu Cantol, Gardu RMU
Gardu Pasang Dalam : Gardu dengan instalasi di dalam ruangan ( tidak kedap air )
→ Gardu Beton , Gardu Kiosk
Penghantar : material ( konduktor ) untuk menghantarkan arus listrik dari sumber ke beban
Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran 35 s.d. 240 mm2
Telanjang : BC , A2C , A3C
Setengah Isolasi : A3C-S ( isolasi XLPE )
Isolasi Penuh : NFA2XSEY-T ( XLPE dan PVC ) → untuk MVTIC
2. Isolator : Pengaman antara penghantar ( kabel atau kawat ) dan tiang dan penopang
( cross arm / travers )
Bahan : keramik atau gelas atau polimer
Jenis : Tumpu dan Tarik ( Suspension )
3. Peralatan Hubung ( Switching ) → saklar
LBS : Load Break Switch → manual , dapat dioperasikan saat ada beban
DS : Disconnecting Switch → manual , dioperasikan saat tidak ada beban
Ket : DS hampir tidak dipakai lagi dalam SUTM
4. Tiang : Penyangga SUTM / SKUTM
Terbuat dari Besi atau Beton
Ukuran 11-13 m / 200-500 daN →m = meter , panjang tiang
→ daN = deka Newton , menahan beban kerja
Dipasang dgn jarak 40 sd 60 meter per gawang nya.
Kedalaman pemasangan = 1/6 panjang tiang + 10 s.d. 15 cm
Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran 35 s.d. 300 mm2
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan, mulai dari inti hingga
selubung terluar
Terdiri dari berinti 1 ( Single Core ) dan berinti 3 ( Three Core )
Umumnya di PLN dipakai jenis NA2XSEYBY , di Pelanggan N2XSEYBY
Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran Inti : 35 s.d. 70 mm2
Telanjang : BC → sdh tidak digunakan
Isolasi : NFA2X-T ( Twisted ) → melihat urutan fasanya dengan
tanda guratan pada kabel
2. Tiang : Penyangga SUTR / SKUTR
Terbuat dari Besi dan Beton
Ukuran 9 m / 100-500 daN → m = panjang tiang
daN = kekuatan beban kerja = dekaNewton
Dipasang dgn jarak 40 s.d 50 meter per gawang nya.
Kedalaman pemasangan = 1/6 panjang tiang + 10 s.d 15 cm
Jenis Tiang dari Fungsinya : → untuk 1 jurusan
Tiang Awal dan Akhir : 1 pole bracket ( stainless + stopping ) + 1 strain clamp
( dead end + large angle )
Tiang Penumpu : 1 pole bracket + 1 suspension clamp → jaringan lurus
Tiang Sudut : kecil < 300 : 1 pole bracket + suspension clamp
0
sedang < 60 : 2 pole bracket + 2 strain clamp
0
besar < 90 : 2 pole bracket + 2 strain clamp
Tiang Peregang : sama dengan tiang sudut besar → penguatan jaringan
Tiang Percabangan : 2-4 pole bracket + 2-4 strain clamp →
apabila saluran bercabang
3. Connector : Material untuk menyambung penghantar → karena keterbatasan panjang
penghantar dan atau ada percabangan
Untuk sambungan lurus : Joint sleeve connector
Untuk sambungan cabang / belok : Compression Connector ( CCO )
Untuk sambungan tidak permanen : Tap connector
4. Peralatan Pengikat Penghantar : ( bahasa buku )
Pole Bracket : Tension / Suspension Bracket , Stainless Steel Strip dan Stopping Buckle
Fixed / Adjustable Dead End Assembly → Untuk tiang awal, akhir, sudut besar dan
peregang
Suspension Assembly → Untuk tiang penumpu dan sudut kecil
5. Pembumian : Digabung di penghantar netral setiap 5 gawang , kira-kira 200 meter
Menggunakan Ground Rod atau Pipa Galvanize + BC
1. SUSPENSION BRACKET
2. SUSPENSION CLAMP
3. STAINLEES STREEL STRAP
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIK STRAP ( cable ties )
1. TENSION CLAMP
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLESS STEEL STRAP
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
6. PELINDUNG MEKANIS PVC 2mm 60cm
7. LINK 25x50 mm
8. INSULATING TIP
1. TENSION BRACKET
2. STRAIN CLAMP
3. STAINLES STEEL STRIP
4. STOPPING BUCKLE
5. PLASTIC STRAP
SKUTR dan SKUTM dalam Instalasi Pemanfaatan
Menggunakan Ladder dan Tray beserta joint dan supportnya ( dengan besi kanal U , siku dsb )
sebagai penyangga kabel → gedung dan pabrik
Kabel yang umum digunakan adalah NYY berbagai ukuran dan sebagainya
Menggunakan pipa conduit beserta join dan fleksibel sebagai selungkup → rumah dan bangunan kecil
Kabel yang umum digunakan adalah NYM , NYA berbagai ukuran dan sebagainya
SKTR
Komponen Utama :
1. Penghantar : Ukuran 10 s.d. 95 mm2
Berinti 2 utk 1 fasa dan berinti 4 untuk 3 fasa
Umum nya NYFGbY
2. Papan Hubung Bagi : Peralatan listrik yang berfungsi untuk pengendali, pengaman dan pembagi
aliran listrik dari sumber listrik ke beban
Isi PHB : Dalam : LBS atau MCCB , NH Fuse atau MCB
BusBar
Luar : Metering , Pilot Lamp dsb
Jarak antar PHB : maksimal 80 meter
Jumlah sirkit : maksimal 8 Jurusan
3. Jointing dan Terminasi : Menggunakan material dari pabrikan, disambung oleh petugas yg
dilisensi oleh pabrikan dan memiliki serkom
Ukuran join atau konektor dan sepatu kabel harus sesuai ukuran penampang kabel
Harus tepat dalam melakukan pemotongan dan pengupasan tiap bagian lapisan kabel
Terdiri atas 2 macam : heatshrink dan coldshrink
4. Pembumian : Digabung antara penghantar netral dan body PHB
Menggunakan Ground Rod atau Pipa Galvanize + BC
Isolator Tumpu
Lightning
SUTM A3CS 150 mm2 Arrester
Saklar
Beban Box TR
Tiang Besi /
Beton 11/500
PHB TR daN
Papan / Perlengkapan Hubung Bagi : Peralatan listrik yang berfungsi untuk pengendali, pengaman dan
pembagi aliran listrik dari sumber listrik ke beban
1. Untuk TM : MV Cell / kubikel , macam diantaranya berfungsi sebagai :
Incoming : Untuk keluar-masuk kabel dari dan ke gardu lain
Outgoing : Ke arah trafo dengan kabel primer. Dilengkapi HRC Fuse
Metering : Sama dengan outgoing, tapi dilengkapi dengan metering untuk
pengukuran dan proteksi.
Terdapat CT , PT dan overload relay di dalamnya
Terdapat Modul yang berfungsi sebagai pengatur paramater
pengukuran besaran listrik
Standar untuk Pelayanan TR dari PLN : 3 bh , 2 incoming dan 1 outgoing
Standar untuk Pelayanan TM dari PLN : 3 bh , 2 incoming dan 1 outgoing metering
2. Untuk TR : Rak TR / PHB TR / LV board / LV cabinet dsb
Isi PHB :
Komponen Pengendali → Saklar Utama ( switching )
LBS ( PLN )
ACB / MCCB ( Pelanggan )
KHA saklar : minimal 115% dari KHA kabel
Komponen Pengaman → Pembatas → NH Fuse ( PLN )
MCB ( Pelanggan )
Komponen Pembagi → BusBar ( rel bersama )
KHA busbar : minimal 125% dari KHA kabel
Penghantar :
Untuk sisi TM ( kabel primer ) : N2XSY , dengan ukuran 35 sd 50 mm2
Untuk sisi TR ( kabel sekunder ) : NYY , dengan ukuran 240 mm2
Pembumian :
Body Peralatan ( MV cell , Trafo dsb ) : pengaman manusia dsb
Netral Trafo dan Netral PHB TR : pengaman sistem
Untuk gardu portal atau cantol , pembumian arrester dipisah dengan pembumian body peralatan
Peralatan Pengaman : Peralatan yang terpasang pada instalasi listrik yang berfungsi untuk mencegah
kerusakan pada instalasi dan peralatan listrik dari gangguan yang terjadi
Macam-Macam Gangguan pada Instalasi Listrik
Gangguan Arus Lebih : arus yang besarnya lebih dari arus nominal
Pengaman : MCB ( sisi relay thermal ) pada TR ,
overload relay dengan CT dan PT pada TM
Gangguan Hubung Singkat : arus yang terjadi karena hubungan yang salah pada rangkaian listrik ,
karena kegagalan isolasi dsb
Pengaman : MCB ( sisi relay elektromagnetik )
Fuse ( Sekring / Pelebur )
Gangguan Arus Bocor / Sisa : arus sisa yang mengalir karena isolasi tidak sempurna dsb
Pengaman : ELCB → Earth Leakage Circuit Breaker
ukurannya < 30 mA atau < 300 mA → tergantung penggunaan
L1 L1
L2 L2
L3 L3
N PE
PE
TN-S = Terre Neutral Separated → netral dan grounding dipisah → tidak dipakai karena biaya
L1
L2
L3
P EN
BKT BKT
TN-C = Terre Neutral Combined → netral dan grounding digabung → dilarang dipakai
L1
L2
L3
P EN
BKT BKT
Komponen Utama :
Untuk Pelanggan > 41.5 kVA , SR dapat berupa SKTR dengan penghantar NYFGbY 4x95 mm2
atau SKUTR dengan penghantar NFA2X-T 4x70 mm2
Untuk Pelanggan > 197 kVA , listrik dipasok PLN dengan Tegangan 20 kV, sehingga pelanggan
memiliki gardu sendiri.
APP dipasang dengan ketinggian > 150 cm , di tempat yang terlindung dari hujan , atau diberi
rumah APP jika terkena hujan
3. Material Pelengkap, berupa service wedge clamp, connector dan joint sleeve.
kWh meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur total energi listrik (atau listrik) yang dikonsumsi
oleh peralatan yang diambil dari energi listrik dari catu daya utama di rumah.
Angka-angka pada kWh meter memberi tahu kita telah berapa banyak unit listrik (disebut sebagai kWh
dalam meteran listrik) yang telah dikonsumsi sejauh ini. Dengan kata lain, besarnya tagihan listrik akan
bergantung sepenuhnya pada meteran ini.
Adapun pembacaan pada meteran pada kWh meter bersifat kumulatif, maksudnya adalah untuk
menentukan pembacaan konsumsi bulan tertentu, perbedaan antara pembacaan bulan ini dan bulan
sebelumnya dihitung, dimana nilai yang kita dapatkan adalah konsumsi listrik bulan ini.
Jenis KWH Meter ( Perumahan )
Adapun jenis-jenis kWh meter atau meteran listrik adalah sebagai berikut
kWh meter analog atau kWh meter elektromekanis adalah jenis kwh meter yang paling banyak digunakan
di Indonesia beberapa tahun yang lalu, umumnya penggunaan kWh meter ini masih dapat ditemukan di
daerah pedesaan.
Cara kerja kWh meter sebenarnya cukup sederhana. Ada piringan logam non-magnetik yang terpasang di
dalam kWh meter yang akan berputar tergantung pada daya yang melewatinya.
Jadi, jika daya yang melewatinya tinggi, maka cakram akan berputar lebih cepat dan apabila daya yang
melewatinya rendah, cakram akan berputar lebih lambat.
Laju rotasi pada nantinya akan menentukan pembacaan pada kWh meter, semakin tinggi jumlah rotasi,
maka semakin tinggi pula pembacaan meterannya dan sebaliknya.
Untuk membuat cakram berputar maka membutuhkan energi listrik tersendiri yang tidak terbaca di kWh
meter, dibutuhkan daya sekitar 2 watt untuk membuat cakram berputar.
kWh meter digital saat ini bisa dikatakan sebagai pengganti kWh meter analog. kWh meter digital
mempunyai layar LED / LCD yang berguna untuk membaca konsumsi listrik dari peralatan yang terhubung,
pembacaan digital pada kWh meter digital berbeda dengan kWh meter analog.
Dimana kWh meter digital jauh lebih efisien daripada kWh meter analog karena pada kWh meter digital
akan membaca setiap unit listrik yang dikonsumsi.
3. Smart Meter / Meteran Pulsa Listrik
Smart meter PLN atau orang Indonesia lebih akrab dengan sebutan meteran pulsa listrik adalah jenis
meteran listrik terbaru.
Meteran pulsa listrik terlihat mirip dengan KWh meter digital tetapi Smart meter PLN lebih baik daripada
kWh meter analog maupun digital karena selain memberikan layanan biasa yaitu membaca konsumsi listrik,
smart meter PLN juga terhubung ke internet.