Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN OBSERVASI

UJI SERTIFIKASI
PERIODE : 19-21 DESEMBER 2021

DISUSUN OLEH :
ABDUL AZIS
(LEVEL 2)

PT. HALEYORA POWERINDO


BIDANG DISTRIBUSI
Bidang : Distribusi
NO NAMA KODE OUPASI JABATAN NAMA JABATAN
OKUPASI
1 ABDUL AZIS D.35.134.01.KUALIFIKASI.2.2DSISTEM Pelaksanaan madya
Pengoperasian
Distribusi tegangan
menengah
PELAKSANA MADYA PENGOPERASIAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH
D.35.134.01.KUALIFIKASI.2.DISTEM

a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan dengan
tugas pelaksanaan pengoperasian pada jaringan tegangan menengah, gardu
distribusi dan peralatan SCADA dan telekomunikasi.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri
c. Peran Kerja
- Melaksanakan pengoperasian terhadap jaringan teganganmenengah dan
gardu distribusi.
- Menyampaikan laporan hasil pengoperasian.
d. Kemungkinan Jabatan
1) Junior Operator Pelayanan Teknik

e. Daftar Unit Kompetensi

Junior Operator Pelayanan Teknik


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit kompetensi
yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit


Melaksanakan Pengoperasian Gardu
1. D.35.134.01.006.1
Distribusi
Melaksanakan Pengoperasian Jaringan
2. D.35.134.01.010.1
Tegangan Menengah

Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

Melaksanakan Pengoperasian InstalasiTransformator


1. D.35.134.01.007.1
pada Gardu Distribusi Pasang Luar
Melaksanakan Pengoperasian Peralatan
2. D.35.134.01.013.1 Switching Tegangan Menengah
MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN GARDU DISTRIBUSI
Kode Unit : D.35.134.01.006.1
Judul Unit : Melaksanakan Pengoperasian Gardu Distribusi
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengoperasian yang diperlukan
untuk melakukan pengoperasian Gardu Distribusi
dengan sesuai instruction manual dan standing
operation prosedure (SOP) yang berlaku.
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1 Perintah kerja Pengoperasian gardu distribusi dipelajari
pengoperasian untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan
1.2 Single line diagram jaringan gardu distribusi dipelajari
sesuai standar ditentukan olehperusahaan
1.3 Pengetahuan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pengoperasian dipelajari
2. Mempersiapkan 2.1 standing operation prosedure (SOP)
pengoperasian pelaksanaan pekerjaan disiapkan
2.2 Alat kerja, alat K2 dan alat bantu disiapkan sesuai
keperluan dan standing operation prosedure (SOP) yang
ditetapkan perusahaan
2.3 Formulir terkait pekerjaan disiapkan
2.4 Pejabat atau atasan terkait pekerjaan dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
sesuai secara efektif sesuai standing operation
prosedure (SOP).
2.5 Mitra kerja terkait pekerjaan dihubungi
3. Melaksanakan 3.1 Lokasi tempat kerja sesuai penugasan sudahdipastikan
pengoperasian benar.
3.2 Pembagian tugas dengan rekan
kerjadilaksanakan
3.3 Alat kerja, material kerja dan Alat pelindung diri(APD)
dikenakan.
3.4 Pengoperasian Gardu Distribusi dilakukan
sesuai dengan standing operation prosedure
(SOP) Pengoperasian.
4. Membandingkan hasil 4.1 Hasil kerja diperiksa kesesuaianya
denganperintah kerja
4.2 Hasil kerja dibandingkan dengan standar yang
berlaku
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2 Single line diagram adalah gambar teknik dalam bentuk simbol-
simbol peralatan listrik dan garis-garis yang menggambarkan
hubungan satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik yang lain pada
seluruh rangkaian instalasi tenaga listrik.
1.3 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku.

2. Peraturan yang diperlukan


2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Sebelum bekerja, melaksanakan briffing atas pekerjaandipimpin
oleh ketua tim
3.1.2 Taat azas pelaksanaan pekerjaan sesuai SOP; Work
Instruction; Job Safety Analysist
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengoperasian yang
ditetapkan perusahaan.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1 Peralatan
4.1.1 Peralatan Komunikasi
4.1.2 Alat ukur
4.1.3 Toolkit
4.2 Perlengkapan
4.2.1 Alat tulis
4.2.2 Alat bantu kerja (Tangga, Tali panjat, takel dll sesuai
kebutuhan/lokasi)
4.2.3 Sarana transportasi (Mobil / Motor dll sesuai peralatan kerja yang
digunakan)
PANDUAN PENILAIAN

1.1 Konteks PenilaianKompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan


sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis,
lisan, dan observasi lapangan.

2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2)
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
mengoperasikan Gardu Distribusi
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Ilmu Bahan
3.1.1.1 Konduktor
3.1.1.2 Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1 Macam alat ukur listrik
3.1.2.2 Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik
3.1.2.3 Penggunaan alat ukur listrik
3.1.3 Teori Listrik Dasar
3.1.3.1 Arus bolak balik fase satu
3.1.3.2 Arus bolak balik fase tiga
3.1.3.3 Hukum Ohm
3.1.3.4 Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5 Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi
3.1.4 Instalasi gardu distribusi
3.1.4.1 Tata ruang gardu distribusi
3.1.4.2 Peralatan terpasang pada instalasi gardu
distribusi.
3.1.4.3 SOP memeriksa beban dan pengukuran
teganganpada JTR

3.1.5 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)


3.1.5.1 Peraturan K2
3.1.5.2 Prosedur K2 pada pengoperasian
3.1.6 Menggambar Listrik
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mampu menggunakan alat ukur
3.2.2 Mampu membaca gambar Teknik
3.2.3 Memilih bahan

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1 Menggunakan APD
4.2 Bekerja sesuai SOP
4.3 Bekerja berdasarkan perintah kerja

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuaipersyaratan perusahaan.
BAB I
PENDAHULUAN

Menjaga tingkat kehandalan pasokan listrik merupakan salah satu tujuan perusahaan listrik
negara dalam meningkatkan layanan purna jual ke konsumen listrik diseluruh negeri.
Untuk operasional yang handal dan kualitas yang prima, maka kualitas dan kuantitas
peralatan pembangkit, trasmisi maupun distribusi harus terjamin adanya.
Mempertahankan kualitas dan keandalan penyaluran tenaga listrik kepada pelanggan
sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas jaringan dalam hal ini jaringan distribusi.
Jaringan distribusi terdiri dari Saluran Udara Tegangan Menengah, Saluran Kabel Tanah
Menengah, Gardu Distribusi Pasangan Dalam, Gardu Distribusi Pasangan Luar, Transformator,
Jaringan Tegangan Rendah.
Kesemua komponen tersebut harus dipastikan kualitas material dan pemasangan dengan
cara pemeriksaan dan pengujian, agar memenuhi strandar yang ditentukan.
BAB II
Faktor K2/K3
2.1 Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya dan langkah-langkah pengamanan
instalasi penyedian tengah listrik dan penhamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dankokndisi aman dari bahaya bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan disekitar instalasi
tenaga listrik
2.1.1 Tujuan Keselamatan Ketenaglistrikan
Untuk Mewujudkan :
a. Andal dan aman bagi instalasi
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan mahkluk lainnya
c. Ramah lingkungan
2.1.2 Upaya Untuk Meningkatkan K2
a. Standarisasi
b. Penerapan 4 Pilar K2
c. Sertifikasi
d. Penerapan SOP
e. Adanya Pengawasan Pekerjaan
2.1.3 Keselamatan Ketenagalistrikan
Dasar Hukum :
a. UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan
b. PP No.23/2012 tentang perubahan PP No.14/2012
c. PP No.62/2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik
d. PerMen ESDM No.46/2017 tentang Standarisasi Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan
e. Peraturan Yang Berlaku di Perusahaan
2.1.4 Keselamatan Ketenagalistrikan
a. Setiap Usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselaman
ketenagalistrikan.
b. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
1. Standarisasi
2. Pengamanan instalasi dan pemanfaatan TL untuk mewujudkan kondisi:
a. Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi)
b. Aman dari bahaya bagi manusia
c. Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan)
2.1.5 Standarisasi Sebagai Pegangan Awal Melaksanakan Kegiatan Berpontensi Bahaya
a) Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)
b) Standarisasi Uji ( Perfomance Test, komisioning, dsb)
c) Standarisasi Produk ( Spesifikasi dsb)

2.2 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)


K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur
2.2.1 Pengertian K3
a).Pengertian secara filosofi
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur
b).Pengertian secara keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapan, K3 adalah usaha untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan
2.2.2 Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan
keamanaan dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akbiat kerja dan pada akhirnya
dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktifitas kerja.
2.2.3 Sasaran K3
a) Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
b) Menjamin keselamatan peralatan yang digunakan
c) Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
2.2.4 Norma K3
a) Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
b) Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
c) Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
2.2.5 Jenis Bahaya Dalam Lingkungan Kerja
a) Bahaya jenis kimia
Bahaya yang didebabkan akibat dihirupnya bahan kimia oleh mahluk
hidup.Bahaya jenis fisika
Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas atau dingin (tidak
normal).
b) Bahaya jenis pekerjaan
Bahaya yang diakibatkan oleh karena kurangnya penerangan yang
menyebabkan penglihatan kurang maksimal.
2.2.6 Standar Kesalamatan Kerja
a) Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
b) Perlindungan mesin
c) Pengaman listrik yang harus dicek berkala
d) Pengaman ruangan
2.2.7 Alat Pelindung Diri (APD)
APD adalah perlengkapan wajib yang dipakai oleh pekerja dengan tujuan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan lingkungan disekitarnya
Berikut merupakan APD yang sering dipakai untuk pekerja kelistrikan :

a. Helm

b. Sepatu 20 Kv

c. Sarung tangan karet


20KV

d. Kacamata safety

e. Sepatu safety

f. Sarung tangan kerja

g. Body harness

h. Rompi kerja
BAB III
Daftar Alat Kerja / Alat Uji / Bahan

3.1 Persyaratan Teknis Pada Alat Ukur


Penggunaan alat kerja dan ukur pada pekerjaan pengoperasian gardu distribusi
Untuk pemeriksaan kelayakan material atau instalasi gardu yang terpasang
Sebelum dioperasikan.
Alat ukur yang digunakan untuk megukur kelayakan instalasi gardu antara lain :
a) Insulation resistance tester
Alat ini digunakan untuk menguku tahanan isolasi kabel.
b) Digital earth tester
Digunakan untuk mengukur pembumian
c) Tang amper
Untuk mengukur tegangan dan beban.

3.2 Macam-Macam peralatan dan perlengkapan Kerja


3.2.1 Peralatan
a) Peralatan komunikasi (HT, Tab/HP.)
b) Alat ukur (Tang amper, digital earth tester, insulation resistance tester)
c) Toolkit
d) Alat pelindung diri (APD).
3.2.2 Perlengkapan
a) Alat tulis
b) Alat bantu kerja (Tangga, tuckle kabel, tambang, dll.)
c) transportasi
BAB IV
Langkah Kerja

4.1 Pelaksanaan Pengoperasian gardu luar

1. Safety Breafing
2. Memeriksa kondisi sekitar gardu
3. Posisi FCO terbuka
4. Posisi LBS-TR terbuka
5. Posisi semua fuse terbuka
6. Hubungi PTM
7. Jika diijinkan pakai seluruh APD
8. Siapkan telescopic 20kV dan fuse 20kV
9. Pasang satu persatu FCO secra cepat
10. Jika FCO sudah masuk secara sempurna maka cek :
a. ukur tegangan phase to phase (400V)
b. ukur tegangan phase to netral (230)
c. hasil pengecekan putaran phase searah jarum jam
11. Jika memenuhi syarat diatas maka masukan LBS-TR
12. Masukan fuse-TR ke fuse base satu persatu

4.2 pemeriksaan hasil pengoperasian


1. lakukan pengukuran beban disetiap jurusan
2. catat hasil pengukuran untuk sebuah laporan
BAB V
KESIMPULAN
Dari laporan observasi diatas dapat kita simpulkan bahwa gardu layak dioperasikan sesuai
dengan standar SOP. Hasil tahanan isolasi (SLO), Pentanahan 0,90, hasil meager kabel 400/800
M OHM hasil putaran dry fasha bagus searah jarum jam, hasil ukur voltage 400V dan 230V, dan
lingkungan gardu aman sesuai yang tertera pada undang-undang ketenagalistrikan yaitu UU
No.030 Ayat 1 dan 2 Tahun 2009.
Single Line Diagram (SLD)
LAMPIRAN

PERALATAN KERJA :

TOOLKIT

Tambang

TANG PRESS
ALAT UKUR

Tang Amper insulation resistance tester

Clamp Earth Tester


Memasukan tegangan PB

Pengukuran voltage pengukuran pembumian

Anda mungkin juga menyukai