Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTEK

UJI SERTIFIKASI

BIDANG : DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG : PEMBANGUNAN dan


PEMASANGAN PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

PERIODE : 07- 09 September 2020

NAMA : ANISA ALIYANA

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTEK


INSTITUT TEKNOLOGI PLN

BIDANG : DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG : PEMBANGUNAN dan


PEMASANGAN PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH
1. Kode Okupasi Jabatan D.35.142.01.KUALIFIKASI.3.MANTER

Pembangunan Dan Pemasangan Pemanfaatan Tegangan


2. Nama Okupasi Jabatan
Rendah

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK)

No. Kode SKTTK Nama SKTTK

Kompetensi
Melaksanakan Pembangunan Dan Pemasangan
Inti
1. D.35.142.03.028.01 Komponen Dan Sirkit Instalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik Tegangan Rendah

Mengkoordinir Pembangunan Dan Pemasangan


2 D.35.142.00.003.1 Komponen Dan Sirkit Instalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik

No. Kode SKTTK Nama SKTTK

Melaksanakan Pembangunan Dan Pemasangan


1. D.35.142.03.029.1 Rangkaian Instalasi Penerangan Di Ruang Publik
Kompetensi
(PJU, Billboard, lapangan out door)
Pilihan

Melaksanakan pembangunan dan pemasangan


2. D.35.142.03.033.1 komponen dan sirkit Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah (SKUTR)

PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH


DAFTAR ISI :

 Bab I Persiapan

 Bab II Faktor k2/k3

 Bab III Teori

 Bab III Pelaksanaan

 Bab III Hasil

 Bab IV Kesimpulan

 Lampiran Foto Pelaksanaan/ Praktek


BAB I

PERSIAPAN

1. INSTRUKSI KERJA (IK)

a. Mempersiapkan SOP.
b. Alat kerja, alat keselamatan ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan
sesuai keperluan dan SOP ditetapkan perusahaan.
c. Mempersiapkan formulir yang terkait pekerjaan (JSA)
d. Mehubungi pejabat dan atasan untuk memastikan bahwa kerja telah
dikoordinasikan sesuai.
e. Mehubungi mitra kerja yang terkait dengan pekerjaan.

2. DOKUMEN - DOKUMEN

A. SOP
SOP

PEMASANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH

PETUGAS :

1. Pengawas Pekerjaan 1 orang


- Agus Tiawan
2. Pelaksana 5 orang
- Waldi Bonatua Rajagukguk
- Wiyanti
- Ainulyaqin Muhbang
- Anisa Alyana
- Anugerah Robbi Intan Lestari

PETUGAS TERKAIT: PERLENGKAPAN K3:

1. Waldi Bonatua Rajagukguk 1. Sarung Tangan


2. Wiyanti 2. Sepatu karet 20 KV
3. Ainulyaqin Muhbang 3. Topi pengaman
4. Anisa Alyana 4. Jas hujan
5. Anugerah Robi Ayu Lestari 5. Sabuk pengaman

PERALATAN KERJA PERALATAN PENDUKUNG


1. Kunci-kunci (Toolkit)
2. Tangga fibre 11 meter 1. Radio Komunikasi (HT)
3. Tambang 2. Single line diagram
4. Gergaji 3. Kendaraan Operasional
5. Hidraulight han pres MATERIAL:

1. Konektor Press (ukuran disesuaikan)


PROSEDUR KERJA :

1. Berdasarkan PK yang diterima dari atasan terkait


2. Petugas pemeliharaan melakukan :
a. Pemeriksaan ke lokasi untuk dasar persiapan pekerjaan
b. Menyiapkan material ( membuat kode 7 ke gudang IT PLN)
c. Menyiapkan peralatan kerja dan peralatan k3 yang diperlukan untuk
melakukan pemeliharaan SUTR
3. Konfirmasikan tanggal dan jam pemadaman
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati
5. Selesai pelaksanaan pekerjaan, normalkan kembali tegangan
6. Membuat laporan kepada atasan yang menugaskan

LANGKAH KERJA :

1. Pakai alat k3
2. Siapkan peralatan kerja dan pahami single line diagram SUTR yang akan
dipelihara.
3. Lakukan koordinasi dengan piket distribusi, minta izin pembebasan tegangan pada
area pekerjaan sesuai jadwal rencana, bila sudah diijinkan.
4. Buka NH-Fuse masing - masing jurusan, bila tegangan sudah bebas lakukan
pengecekan setempat, area kerja betul-betul aman.
5. Lakukan pemeliharaan SUTR antara lain:
 Membersihkan hantaran SUTR/ pemangkasan pohon :
1. Mintakan ijin pada pemilik pohon kalau perlu koordinasi minta
bantuan aparat setempat
2. Setelah diberikan izin lakukan penebangan/ pemangkasan pohon
dengan radius minimal 1 meter, jarak antar pohon dengan konduktor (
sesuai standar kontruksi )
3. Rapihkan bekas pembangunan / pemengkasan pohon –pohon
tersebut, dibuang ketempat lain
 Memperbaiki / menganti titik sambung pada SUTR:
1. Pasangkan tangga ke tiang pada posisi ± 75 derajat dan ikat bagian
bawah tiang
2. Naik sambil membawa tambang, ikatkan sabuk pengaman ( dua
belitan ) pada tiang dan cari posisi aman.
3. Cek titik sambung bila keadaanya lost kontak agar dibongkar lakukan
penggatian.
4. Naikan roller penggerak dan pasangkan pada tiang
5. Naikan hidrolight hand press dengan tambang penggerak
6. Ganti tap konektor dengan konektor dengan konektor press
( gunakan hidrolik hand pres)
7. Lakukan pengecekan hasil pekerjaan ( sesuai standart)
8. Turunkan peralatan kerja, buka ikatan tangga bagian atas
9. Petugas turun dan turunkan tangga.
 Memperbaiki hantaran kendor :
1. Pasangkan tangga ke tiang pada posisi ± 75 derajat dan ikat bagian
bawah tiang.
2. Naik sambil membawa tambang, ikatan sabuk pengaman ( dua
belitan ) pada tiang dan cari posisi aman.
3. Naikan roller penggerak dan pasangkan pada tiang.
4. Naikan tirfit dan pasangkan untuk menahan tarikan SUTR (TIC). Lalu
kencangkan Tic yang kendor sesuai standarat kontruksi.
5. Lepaskan tirfit dan turunkan peralatan kerja dengan menggunakan
tambang (kerekan)
6. Turunkan peralatan kerja, buka ikatan tangga bagian atas.
7. Petugas turun dan turunkan tangga.
6. Bila pekerjaan pemeliharan SUTR sudah selesai, lapor ke piket distribusi minta izin
untuk penormalan tegangan
7. Bila sudah ada ijin, masukan kembali NH fuse pada jurusan yang dipadamkan dan
cek lokasi setempat, laporkan ke piket distribusi tegangan sudah normal kembali.
8. Buatkan laporan sesuai form yang sesuai
9. Gambar jarak pertiang
SOP

PEMBANGUNAN DAN PEMASANGANG PJU

1. Persiapan: Kantor & sarana penyimpanan material;


2. Persiapan SDM yang dibutuhkan:
1. Waldi Bonatua Rajagukguk
2. Wiyanti
3. Ainulyaqin Muhbang
4. Anisa Alyana
5. Anugerah Robbi Ayu Lestari
3. Survey Lokasi : Memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar DED, pemeriksaan
perangkat/material yang harus dipasang.Izin dari kampus terkait data lokasi tiang
dan nomor tiang untuk pemasngan box [anel distribusi, nomor identitas;
4. Mempersiapkan Gambar Kerja;
5. Persiapan Material;
6. Perizinan Kerja;
7. Urutan Pekerjaan:
A. Pekerjaan Sipil:
a. Pondasi;
b. Galian Pondasi;
c. Tiang Lampu Pju Sesuai Spek;
d. Galian Kabel Jika Diperlukan’
B. Pekerjaan Elektrikal:
a. Penarikan Kabel udara;
b. Penarikan kabel tanah;
c. Penarikan kabel daya dari PLN ke KWH Meter;
d. Pemasangan KWH meter;
e. Pemasangan Power Electrik Timer Switch;
f. Pemasangan Lampu PJU;
g. Pengetesan Megger Test, Live test;
C. Serah Terima Pekerjaan: Laporan
 CATATAN:

Bahan & Peralatan: Material instalasi antara lain terdiri dari Stainless belt, stopping
buckle, alcoa bandleid konektor, Semen dan pasir, Begel klem dan aksesorisnya,
kabel NYM, Mur baut, terminal kabel, rel MCB, gland kabel, pilot lamp dan pipa
spiral.
Gambar Single Line Diagram Panel PJU

B. PETA LOKASI
C. GAMBAR SATU GARIS SUTR
BAB II

FAKTOR K2/K3

2.1 Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah


pengaman instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengaman pemanfaat tenaga listrik
untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan, di sekitar
instalasi tenaga listrik.

2.1.1 Tujuan Keselamatan Ketenagalistrikan

Untuk mewujudkan kondisi:

a. Andal dan aman bagi instalasi;

b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya;

c. Ramah lingkungan

2.1.2 UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN K2:

1. Standarisasi

2. Penerapan 4 pilar K2

3. Sertifikasi

4. Penerapan SOP

5. Adanya pengawas pekerjaan

2.1.3 KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Dasar Hukum :

1. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja


2. UU No. 30 / 2009 ttg Ketenagalistrikan

3. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik

4. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja

5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)

6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi

7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum

8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

2.1.4 KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan


ketenagalistrikan

2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :

a. Standarisasi

b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :

- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )

- Aman dari bahaya bagi manusia :

* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )

* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )

- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )

c. Sertifikasi :

- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,

- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi

pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),

- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)


- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

2.1.5 STANDARISASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL MELAKSANAKAN KEGIATAN


BERPOTENSI BAHAYA :

- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)

- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning,dsb)

- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)

2.1.6 EMPAT PILAR KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

1. Keselamatan Kerja : perlindungan terhadap pegawai

2. Keselamatan Umum: perlindungan terhadap masyarakat , instalansi

3. Keselamatan Lingkungan : perlindungan terhadap lingkungan instalansi

4. Keselamatan Instalansi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga listrik

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk lebih


memahami tentang K3 berikut ini kita akan membahas pengertian, maksud dan
tujuan dari K3 (di rangkum dari berbagai sumber).

2.2.1 Pengertian K3

1. Pengertian secara Filosofis

K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan


kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur.

2. Pengertian secara Keilmuan

Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah


kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan
dan pencemaran lingkungan.
3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety
Assessment Series)

K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

2.2.2 Tujuan K3

K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.

 2.2.3 Sasaran K3

1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain


2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar

2.2.4 Norma K3

Norma yang harus dipahami dalam K3:

1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja


2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

2.2.5 Dasar Hukum K3

K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:

 UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


 UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
 UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996

2.2.6 Jenis Bahaya Dalam K3


a. Bahaya Jenis Kimia

Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan
kimia berbahaya. Contoh jenis kimia: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan
kimia dan gas bahan kimia.

b. Bahaya Jenis Fisika

 Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal.
 Bahaya akibat keadaan yang sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan
pendengaran.

c. Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan

 Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan


kerusakan penglihatan.
 Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang kurang
lengkap dan aman yang mengakibatkan cedera pada pekerja dan orang lain.

 2.2.7 Istilah Bahaya dalam Lingkungan Kerja

 Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan


kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
 Danger adalah tingkat bahaya akan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluang bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
 Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
 Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan
kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal.
 Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau kerugian
baik manusian maupun benda.

2.2.8 Standar Keselamatan Kerja

Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan


kerja seperti:
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran,
penerangan yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang
memadai

2.2.9 Alat Pelindung Diri (APD)

APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat
pelindung diri meliputi:

Gambar 2.1 Penjelasan APD Lengkap

1. Alat Pelindung Kepala

 Safety Helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda-benda
yang dapat melukai kepala.
 Safety Goggles atau kacamata pengamanan untuk melindungi mata dari paparan
partikel yang melayang di udara, percikan benda kecil, benda panas ataupun uap
panas.
 Hearing Protection atau penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan ataupun
tekanan.
 Safety Mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung pernafasan saat
berada di area yang kualitas udaranya tidak baik.
 Face Shield atau pelindung wajah untuk melindungi wajah dari paparan bahan
kimia, percikan benda kecil, benda panas ataupun uap panas, benturan atau
pukulan benda keras dan tajam.

2. Alat Pelindung Tubuh

 Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia dan suhu
panas.
 Safety Vest atau rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontak atau kecelakaan.
 Safety Clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi dari hal-hal yang
membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga digunakan
sebagai identitas pekerja.

3. Alat Pelindung Anggota Tubuh

 Safety Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi jari-jari dan tangan
dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, bahan kimia, arus listrik, bahan kimia,
benturan, pukulan, dan goresan benda tajam.
 Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat transportasi
serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh.
 Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk melindungi kaki
dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.
BAB III

TEORI

3.1 Merencanakan Dan Mempersiapkan Pendirian Tiang Listrik Beton


3.1.1 Syarat-syarat Mendirikan Tiang Listrik Beton.

Tiang listrik merupakan salah satu komponen penunjang pada jaringan distribusi
dan berfungsi sebagai alat penopang / pemegang kabel hantaran atau saluran.
Dalam penggunaannya pada jaringan distribusi, tiang listrik ini harus ditanam.
Untuk dapat menanam tiang listrik ini ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu:
a. Titik tiang di lokasi sudah harus ditetapkan berdasarkan gambar rencana
b. Pembuatan lubang untuk penanaman tiang pada titik pasang yang telah
ditentukan.
c. Penanaman tiang kedalam tanah minimum harus sedalam 1/6 X Panjang
tiang.
d. Pendirian/Penegakan tiang harus menggunakan Tackle berkaki tiga
lengkap dengan katrol rantainya atau yang sejenis.
e. Penegakan tiang harus tegak lurus (Vertikal) dengan menggunakan Water
pass atau Uning-unting dan tiang satu dengan yang lainnya harus lurus
segaris.
f. Khusus untuk tanah lembek, pemasangan tiang diperkuat dengan pondasi
yang memenuhi standar konstruksi.

3.1.2 Pembuatan Gambar Rencana Mendirikan Tiang

Gambar rencana adalah bahasa teknik dalam bentuk  lambang–lambang yang


dipergunakan untuk memberikan informasi mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan
cara membuat      sesuatu. Untuk membuat gambar rencana mendirikan tiang,
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Survey terlebih dahulu wilayah/daerah yang akan ditanami tiang .Hal ini
bertujuan untuk menentukan titik tanam tiang dan jumlahnya.
b. Tentukan jarak tanam antar tiang minimal 40 meter.
c. Tentukan jenis tiang yang akan dipakai sesuai kebutuhan
d. Setelah semua lengkap, masukkan kedalam format laporan survey.
3.2 Jenis Konstruksi SUTR
1. Konstruksi Tiang Penyangga (TR-1)
Pada jaringan tegangan rendah yang lurus atau dengan sudut belok maksimum 15
derajat, dipakai konstruksi tiang penyangga atau penggantung kabel. Konstruksi
TR-1 merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah (SKUTR) yang
menggunakan suspension small angle.

Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Penyangga TR1


2. Konstruksi Tiang Sudut (TR-2)
Jaringan dengan sudut belok lebih besar dari 15 derajat sampai dengan 90 derajat,
dipakai konstruksi TR-2 ini. Sudut belok. Konstruksi TR-2 merupakan konstruksi
pemasangan SKUTR dengan menggunakan large angle assembly (penggantung
untuk tiang belokan/sudut.

Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Sudut TR2


3. Konstruksi Tiang Awal (TR-3)
Pada awal jaringan yaitu tempat dipasangnya trafo distribusi, dipakai konstruksi TR-
3. Konstruksi TR-3 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR untuk tiang akhir
atau tiang awal dengan treck schoor. Pengait kabel digunakan fixed dead-end
clamp complete plastic strip (peralatan untuk penarik pada tiang awal/akhir lengkap
dengan plastic strap).

Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Awal/Akhir TR3


4. Konstruksi Tiang Akhir (TR-4)
Konstruksi TR-4 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR sebagai tiang
penyangga pada persimpangan (silang). Kedua saluran dikaitkan pada suspension
small angle assambly.

Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Penyangga Pada Persimpangan TR4


5. Konstruksi TR-5.
Konstruksi tiang TR-5 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang
penegang. Kabel dikaitkan pada fixed dead-end assambly. Tiang penegang/tiang
tarik adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dimana gaya tarik
kawat pekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan.
Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Penegang TR5
6. Konstruksi TR-6.
Konstruksi TR-6 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang
pencabangan, yang menggunakan suspension small angle assambly dan fixed
dead-end assambly untuk mengaitkan kabel.

Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Pencabangan TR6


7. Konstruksi TR-7.
Konstruksi TR-7 merupakan konstruksi penyambungan SKUTR dengan existing
dengan menggunakan fixed dead-end assambly.

Konstruksi Pemasangan SKUTR dengan Existing TR7


8. Konstruksi TR-8.
Merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang awal atau tiang akhir
dengan menggunakan ajustable.

Konstruksi Pemasangan SKUTR dengan Ajustable


9. Konstruksi TR-9.
Konstruksi TR-9 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR padatrafo tiang,
dengan menggunakan fixed dead-end clamp untuk mengikat kabel.

Konstruksi Pemasangan SKUTR Trafo Tiang TR9


10. Konstruksi TR-10.
Konstruksi TR-10 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada trafo tiang
untuk tiga jurusan. Pengikat kabel digunakan fixed dead-end clamp.

Konstruksi Pemasangan SKUTR pada Trafo Tiang TR10


3.3 Cara Menghubungi Pihak Berwenang / Terkait
Dalam pelaksanaan penanaman tiang listrik, agar dapat berjalan dengan lancar perlu
menghubungi pihak terkait yang kemungkinan terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Pihak terkait / berwenang yang perlu dihubungi adalah seperti Kelurahan ,RW,RT
dan masyarakat yang tanahnya digunakan untuk pekerjaan penanaman tiang listrik
tersebut. Teknis pelaksanaannya adalah dengan cara membuat surat Pernyataan
atau Persetujuan agar disetujui oleh semua pihak dan dapat dijadikan pedoman
untuk pelaksanaan pekerjaan penanaman tiang.

3.4 Menetukan dan Menyiapkan Peralatan dan Alat-alat Keselamatan Kerja


Sebelum melaksanakan pekerjaan penanaman tiang perlu dipersiapkan alat-alat
yang dipergunakan / dibutuhkan antara lain :

Alat Keselamatan kerja :

3.5 Memeriksa Tiang Listrik Secara Visual

Tiang listrik yang telah dilangsir dan dikumpulkan pada suatu tempat  perlu diperiksa
keadaannya.Salah satu bentuk pemeriksaannya adalah dengan cara memeriksa
secara Visual yaitu proses pemeriksaan pada tiang yang akan ditanam dengan cara
melihat langsung bentuk, keadaan fisik dan ukuran panjang tiang apakah telah
sesuai dengan yang terdapat dalam gambar kerja.

2.7 Menyusun Perencanaan Kerja

Agar pekerjaan penanaman tiang dapat berjalan sesuai dengan jadual yang telah
ditetapkan maka perlu disusun perencanaan kerja mulai dari persiapan/survey
sampai pada pelaporan hasil pekerjaan . Dibawah ini diberikan contoh untuk
penanaman 46 tiang listrik oleh 30 Pekerja dalam waktu 10 hari kerja.
BAB IV

PELAKSANAAN

4.1 Susunan Regu sebagai berikut :

1) Waldi Bonatua Rajagukguk (Ketua)

2) Wiyanti (Anggota)

3) Ainulyaqin Muhbang (Anggota)

4) Anisa Alyana (Anggota)

5) Anugerah Robbi Ayu Lestari (Anggota)

4.2 Data Lokasi SUTR

Lokasi : Institut Teknologi – PLN


Trafo daya : 20 kV
4.2.1 Uraian Pekerjaan : ( Sebelum dilakukan Pengoperasian )
Periksa kontruksi SKUTR meliputi :
1. Kondisi Tiang
2. Andongan Kabel
3. Kondisi Kabel
4. Pemasangan Kontruksi SKUTR
5. Sambungan
4.2.2. Spesifikasi SKUTR
Tegangan rendah dengan rangkaian tunggal, panjang tiang 9 meter, type
200 daN, span maksimum 50.
4.1.3 Denah Lokasi

4.2 Pelaksanaan Pemasangan Sirkit PJU


Lokasi : Institut Teknologi – PLN
Saluran Tiang : 220 Volt
Uraian Pekerjaan : ( Sebelum dilakukan Pengoperasian )
4.2.1 Periksa kontruksi PJU meliputi :
1. Kondisi Tiang
2. Kondisi Kabel
3. Pemasangan Kontruksi Pembumian
4. Sambungan
4.2.2 Denah Lokasi
4.3 Pelaksanaan Pemasangan Komponen Dan Sirkit PHB – TR
Lokasi : Institut Teknologi – PLN
Input Panel : 380 Kv
Uraian Pekerjaan : ( Sebelum dilakukan Pengoperasian )
4.3.1 Periksa kontruksi PHB – TR meliputi :
1. Kondisi panel
2. Kondisi kabel
3. Pemasangan kontruksi sirkit PJU
4. Sambungan
4.3.2 Panel Otomatis

4.3.3 Denah Lokasi


BAB V

HASIL

Hasil dari pelaksanaan pemasangan komponen dan sirkit Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah (SKUTR) untuk Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik telah sesuai dengan
rencana kerja dari pemberi kerja, tanpa adanya kesalahan ataupun kecelakan dalam
pekerjaannya.
1. Hasil Survey Lokasi

Titik-titik yang Jarak Sudut


Nomor Selisih sudut
direncanakan (meter) ( 0)

1 A-B 37.5 m 80 0 0

2 B-C 37.5 m 80 0 0

3 C-D 40 m 100 0 -20

4 D-E 40 m 180 0 -80

5 E-F 35 m 180 0 0

6 F- G 50 m 275 0 -95

7 G-H 50 m 180 0 95

8 H-I 37.5 m 85 0 95

9 I-J 37.5 m 148 0 -63


10 J-K 33 m 122 0 26

11 K-L 42 m 270 0 -148

12 L - - -

2. Rekapitulasi Jumlah Konstruksi

N Nama Konstruksi Jumlah Keterangan


o
(Set)
1 Konstruksi Tiang Awal 1
2 Konstruksi Tiang Penumpu 0o 1
– 15o
3 Konstruksi Tiang Penumpu -
15o – 30o
4 Konstruksi Tiang Penumpu -
30o – 60o
5 Konstruksi Tiang Penumpu 3
60o – 90o
6 Konstruksi Tiang Akhir 1
7 Konstruksi Penopang Tiang 4
8 Konstruksi Tiang - -
Percabangan
9 Konstruksi Topang Tarik - -
Menggunakan Guy – Wire
10 Konstruksi Topang Tarik - -
Menggunakan Guy – Wire
dan Guy – Rod

3. Hasil Pengukuran Pemasangan Komponen dan Sirkit PJU

Fasa Arus Tegangan

RS - 370 Volt

ST - 370 Volt

TR - 370 Volt

RN - 210 Volt

SN - 210 Volt

TN - 210 Volt
R 0,02A -

S 0,03 A -

T 0,04 A -

Berdasarkan hasil pengukuran tahanan pembumian PJU dengan menggunakan earth


taster didapatkan nilai tahanan pembumian < 5 Ohm, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Nilai tahanan pembumian tersebut sudah sangat baik dan sudah memenuhi standar PUIL
2000 yang menyebutkan bahwa tahanan pembumian tidak melebihi nilai 5 Ohm.

C.Pengukuran Pentanahan PJU


BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemasangan


pemanfaatan tegangan rendah yang terdiri adanya pelaksanaan pemasangan
komponen pada panel box PJU, menentukan tahanan isolasi pembumian untuk
menunjang pelaksanaan pemasangan PJU dan melakukan pemasangan SUTR.
Dalam pelaksanaan tersebut dibutuhkan kelengkapan peralatan sebelum
melakukan pelaksanaan kegiatan, serta perlunya penggunaan alat pelindung diri
(APD) terlebih dahulu oleh para pekerja untuk menjaga keamanan dan
keselamatan di lingkungan kerja yang penuh risiko. Hal ini disebabkan karena ada
banyak potensi bahaya di lingkungan kerja seperti kejatuhan benda berat, terluka
oleh mesin produksi serta membantu pekerja terhindar dari cidera.

Berdasarkan hasil pembangunan dan pemasangan SKUTR dapat


disimpulkan bahwa SKUTR telah terpasang sesuai dengan rencana kerja dan standard
yang diberikan. Pada pembangunan dan pemasangan SKUTR ini membutuhkan beberapa
kontruksi tiang, meliputi: 1 Set Konstruksi Tiang Awal, 1 Set Konstruksi Tiang Penumpu 0o
– 15o, 3 Set Konstruksi Tiang Penumpu 60o – 90o, 1 Set Konstruksi Tiang Akhir, dan 4 Set
Konstruksi Penopang Tiang. Peralatan Kerja yang dibutuhkan, meliputi: Tirpiz (Power
Pull), Pulling Grip, Band – it, Tali – temali, Stringing Block, Strain Clamp Buaya,
Stoping Buckle, Stainless Steel Strip, Alat-Alat Bantu (Tangga, Pacul, Roll Meter,
dll).
Berdasarkan hasil pembangunan dan pemasangan PJU dapat disimpulkan
bahwa PJU telah terpasang sesuai dengan rencana kerja dan standard yang
diberikan. Pada pembangunan dan pemasangan PJU ini membutuhkan beberapa
material, meliputi: tiang PJU, lampu PJU, earth tester tipe 3235, Kabel / probe dan
accessories, Kunci pas dan kunci Inggris , dan Peralatan K3 (Wearpack, Helm
Safety, Sepatu Safety, Sarung Tangan).
LAMPIRAN :

1. Surat Tugas

2. JSA (Job Safety Analysis)

3. SOP

4. Dokumen / Foto – Foto :


 Foto Persiapan
 Foto – Foto Pelaksanaan Kegiatan
LAMPIRAN 1
SURAT TUGAS
LAMPIRAN 2
JOB SAFETY ANALYSIS
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
NO PENJELASAN FOTO KEGIATAN

BRIEFING PERENCANAAN PENGOPERASIAN SUTR


1 TERKAIT TUJUAN YANG AKAN DILAKUKAN, SERTA
MEMPERHATIKAN SOP

SAFETY BRIEFING PELAKSANAAN PEMBANGUNAN


DAN PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK
2
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN
PADA SAAT KERJA

PENGECEKAN PERALATAN KERJA YANG TERDIRI


DARI PULLING GRIP, BENIT, TRIPIZ (POWER PULL),
TALI TEMALI, STRAIGHT CLAMP, STRIPPING COIL.
3
SEDANGKAN KELENGKAPAN APD TERDIRI DARI
HELM SAFETY, WEARPACK, SHOES SAFETY DAN
SARUNG TANGAN

PENGECEKAN KONDISI PENGUKURAN


4 PEMBUMIAN DENGAN TAHANAN YANG DIDAPAT
SEBESAR 5 OHM
PROSES SUTR DENGAN KETINGGIAN TIANG 7 M,
5
JARAK BAWAH TIANG DENGAN TANGGA 2,5 M

PEMASANGAN KOMPONEN PANEL YANG TERDIRI


6 DARI MCCB,MCB,PEMBACA ARUS DAN TEGANGAN
DAN SELEKTOR

Anda mungkin juga menyukai