Anda di halaman 1dari 69

METODE

PEKERJAAN INSTALASI
MEKHANIKAL, ELEKTRIKAL,
ELEKTRONIK, PLUMBING
KARYA HASUDA
KONSTRUKSIND
O
KETERANGAN
Pendahuluan....................................................3
1. tahap Perencanaan...................................4
2. Perizinan....................................................5
3. Tahap pelaksanaan...................................6
4. spesifikasi teknis peralatan utama..........21
5. Standart k3 Plumbing..............................24
6. Testing & commisioning..........................25

ii
PENDAHULUAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efsiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana
kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang
telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai
upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.

Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki lahan
harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan setempat.

Manajemen Proyek :

Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan tepat
waktu yaitu selama 75 hari Kalender, tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat mutu sesuai dengan
RKS & Spesifkasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan
mengikuti pekerjaan struktur dan sipil sesuai perencanaan.

3
1. TAHAP PERENCANAAN

1.1 Pembuatan Rencana Kerja (Kurva S)

Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan - urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan. Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain :
Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah - langkah berikut : Rencana Kerja yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh Pemberi Tugas. Kami memberikan salinan Rencana Kerja
sebanyak (3) tiga rangkap kepada MK yang diantaranya (1) satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafk kemajuan pekerjaan / prestasi kerja.
Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam
dokumen teknis. Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network
Planning, dibutuhkan waktu selama (120 hari kalender) untuk menyelesaikan proyek pembangunan,
sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang direncanakan, Hal ini
akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik.

1.2 Air Kerja & Listrik Kerja


Penggunaan Air Kerja dan keperluan lainnya akan dilakukan dengan melakukan pengeboran
jet pump atau dengan fasilitas yang sudah ada. Untuk Listrik Kerja sebisa mungkin akan
menggunakan fasilitas yang disediakan pihak Owner dan jika tidak diijinkan maka akan
menggunakan power kerja sendiri atau dengan bantuan genset kerja.

1.3 Waktu Kerja


Pelaksanaan kerja semaksimal mungkin akan dilaksanakan pada jam-jam normal (shift siang)
dan Jam kerja malam (shift malam) Pada proyek ini tidak tertutup kemungkinan akan
diberlakukan kerja 24 jam (3 shift) atau shiff malam.

4
2. TAHAP PELAKSANAAN

A. Pekerjaan Persiapan
2.1 Pelaksanaan Pengurusan Izin Kerja

Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang
dimiliki serta memberitahukan / izin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan
mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.

2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)


Sebelum memulai pekerjaan, dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak MK
untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat
persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan. Gambar kerja dibuat
rangkap (3) tiga : (1) satu set untuk kontraktor, (1) satu set untuk pengguna jasa dan (1) satu set untuk
konsultan pengawas (MK).

2.3 Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh
untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini
sedapat mungkin dilengkapi dengan spesifkasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada
persyaratan / RKS . Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai
dengan standart yang dipersyaratkan.

1.4 Peraturan – Peraturan / Persyaratan


- Peraturan Daerah (PERDA) setempat.
- Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
- Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011
- Standard Nasional Indonesia Th. 2011
- International Electrotechnical Commission (IEC)

5
FLOWCHART PELAKSANAAN MEP

6
3. TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Pelaksanaan Pemasangan dan Instalasi mep


• Marking lokasi penempatan MEP.
• Buat jalur kerja dan penempatan material pemasangan, akan diperhatikan agar tidak
mengganggu aktifitas lain dan keamanan pekerjaan
• Pasang instalasi yang terkait dengan pemasangan pada sisi atas seperti penarikan kabel,
tray, ducting, pipa refrigerant, pipa drain, dan support pendukung.
• Pasang unit utama (panel, ac, lampu, stop kontak, saklar) setelah instalasi pada sisi atas
telah selesai dan sudah dilakukan test
• Sambung instalasi ke unit utama
• Lakukan running test pada unit MEP
• Pengecekan hasil pemasangan dan pengetesan kembali bersama owner, disertai dengan
penandatanganan hasil test dan pemasangan
3.2 Teknikal Sistem :

3.2.1 Instalasi Kabel, Armature dan Panel

3.2.1.1 Pemasangan Instalasi kabel listrik

7
1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan sebagai jalur instalasi listrik.
2. Bor plat lantai untuk memasang klem pipa conduit

3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat dengan
menggunakan klam yang berwarna sesuai dengan jenis pekerjaannya.

4. Masukkan kabel pancing untuk menarik kabel


5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat pancing, kemudian tarik
kawat pancing untuk menarik kabel instalasi tersebut

8
6. Potong kabel listrik sesuai dengan kebutuhan
7. Hubungkan jalur instalasi titk peracabangan didalam tee-dos, lalu tutup
sambungan dengan menggunakan lasdop

8. Marger resistansi kabel instalasi yang telah terpasang, termasuk


sambungan pada tiap tee-dos
9. Setelah semua jalur instalasi selesai dipasang dan hasil marger diperoleh hasil yang
baik, rapikan semua jalur instalasi dan tutup semua tee-dos yang ada.

3.2.1.2 Pemasangan Instalasi lampu

9
1. Pastikan instalasi listrik sudah terpasang dengan baik.
2. Pasang Fitting sesuai dengan type yang ada dalam Shopdrawing

3. Pasang lampu sesuai dengan speak yang diinginkan


4. Test nyala lampu

3.2.1.3 Pemasangan Instalasi saklar dan stop kontak

1. Marking jalur instalasi saklar dan stop


kontak dengan level ketinggian
dari lantai 150 cm untuk saklar dan 30 cm untuk stop kontak.
2. Cutter jalur marking yang yang telah dibuat dengan menggunakan mesin cutter

10
3. Bobok jalur instalasi saklar dan stop kontak
4. Pasang konduit dan inbow-dos

5. Tutup tembok jalur instalasi dengan plester kembali, serta bersihkan


lokasi kerja
6. Pasang kawat pancing

11
7. Tarik kabel instalasi dengan kawat pancing
8. Potong kabel instalasi sesuai dengan kebutuhan

9. Sambungkan instalasi kabel pada tee-dos,kemudian tutup sambungan dengan lasdop,


lalu tutup tee-dos
10. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah
terpasang

12
11. Setelah hasil tes dinyatakan baik,pasangkan saklar dan stop kontak pada lokasi yang
telah disediakan saat proses finishing telah selesai.

3.2.1.4 Pemasangan Instalasi tray

1. Pastikan plat lantai


bersih dari bekesting
2. Marking plat lantai untuk jalur kabel tray sesuai dengan shop drawing
3. Tandai lokasi gantungan

4. Bor lokasi gantungan sesuai dengan marking yang telah dibuat.


5. Pasang kawat gantungan (suport).
6. Pasang kabel Tray satu per satu

13
7. Pastikan kabel Tray/Ledder telah terpasang rapi dan
sesuai dengan ketentuan
8. Potong kabel dengan panjang dilebihkan sesuai kebutuhan
9. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir

10. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter

14
3.2.1.5 Pemasangan Instalasi HVAC (VRV)

Diagram skematik dari Instalasi VRV

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
3.2.1.6 Pemasangan Instalasi Ducting

Instalasi Ducting :
1. Fabrikasi BJLS & support ducting
2. Pemasangan support ducting
3. Pemasangan isolasi ducting
4. Pemasangan ducting sesuai shop drawing
5. Pemasangan flexible ducting

6. Pemasangan grille

3.2.1.7 Pemasangan Instalai smoke detector

1. Tandai lokasi pemasangan detektor.


2. Pasang terlebih dahulu base (landasan detektor)
3. Sambungkan jalur kabel pada terminal landasan
4. Memperhatikan polaritas atau kutub positif (+) dan negatifnya (-), jangan sampai
tertukar. Karena beberapa detektor sangat sensitif sehingga tidak bisa berfungsi.
5. Pada saat menyambungkan panel ke sumber arus listrik PLN agar diperhatikan jalut
netral dan negatifnya, karena jika tertukar akan mengakibatkan panel tidak berfungsi.

6. Pasang detektor

55
3.2.1.8 Pipa Air Bersih
a. Memakai sambungan ulir/secrewed atau las untuk pipa berdiameter 32 mm ke
bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 75 mm ke
atau dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya.
b. Pembuatan ulir dengan peralatan tap dan dies berpresisi tinggi (bermesin)
pada sambungan ulir yang sering kali dibuka harus dipasang water mour.
c. Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang pipa
pada pipa lurus.
d. Untuk memperkuat terhadap kebocoran penyambungan pipa dengan ulir, Pipa-pipa
ditumpu dengan clem clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 250
cm untuk setiap clam.

3.2.1.9 Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya


a. Semua fixture dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan terpasang dengan kokoh (Rigid)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
b. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/dinding porselen dan sebagainya.
c. Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi juga kuat kedudukannya
untuk komponen misalnya fixtures, fittings dan sebagainya.
d. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk dipasang balok-balok dari
beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee,
elbow,valve dan sebagainya.

3.2.1.10 Pipa-pipa Dalam Tanah


a. Galian pipa dalam tanah dibuat dengan ke dalamam 60 cm untuk pipa diameter
100 mm ke bawah dan 80 -100 cm untuk pipa diameter 125 mm keatas.
b. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak
tertumpu dengan baik.
56
c. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak diletakkan pada
lubang-lubang yang sama.
d. Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh
Pengawas/Perencana yang ditunjuk semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun
kembali dengan baik pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan bahan yang di
tentukan Pengawas/Perencana dengan mendapatkan izin tertulis.
e. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah
pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan/tanah asli atau bila tidak akan digunakan
ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk Pedoman Plumbing
Indonesia Tahun 1971 untuk dalamnya galian.
f. Pipa-pipa yang melewati jalan ditambah lapisan beton tebal 10 cm.
g. Dibuat tanda-tanda dari balok beton atau tanah untuk memudahkan Indentifikasi pipa di
dalam tanah.

3.2.1.11 Pemasangan Pipa Indoor


1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan
koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain
seperti jalur conduit kabel listrik dan lain – lain.

2. Bobok jalur pipa yang telah ditandai untuk meletakkan pipa


air bersih.

3. Pasang pipa PPR pada jalur yang telah dibuat.

57
4. Tutup kembali dinding yang telah dipasangi pipa.

5. Rapikan kembali agar tidak ada lubang pada dinding dan


menutup pipa dengan rata

6. Bor Plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.

7. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah


dibuat.

8. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

58
9. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan
menggunakan gantungan untuk pipa dalam posisi horizontal dan
menempel pada dinding shap dengan di-clamp untuk pipa pada
posisi vertical.

10. Sambungkan pipa yang telah terpasang pada gantungan.


11. Gunakan benang/ Waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.

12. Lakukan test tekanan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi


yang berlaku.

13. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan
keramik (arsitek) dan sanitary.
14. Pastikan pipa yang terpasang sudah tidak bocor.
15. Lakukan ulang test tekanan jika pipa di dinding telah terpasang.

a. Cara Pemasangan Pipa sistem PP-R


Diaplikasikan untuk :

59
Suplai Air bersih
Minimum lifetime 70 °C 50 years 10 bar SF 1.5
Maximum Temperature 95 °C (Laboratory 110 °C)

b. Cara Pemasangan Pipa sistem PVC- Class AW


Diaplikasikan untuk :

60
Suplai Air bersih, buangan, Ventilasi dan Pipa Air Hujan
Pipa PVC, Class AW Standard JIS K 6741/2, 10 Kg/cm2

3.2.2 PEKERJAAN AIR KOTOR


3.2.2.1 Air Kotor dan Buangan
1. Melakukan marking jalur pipa sesuai shop drawing.
2. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.
3. Sambung pipa PVC Class AW dengan menggunakan lem khusus PVC dan beri guratan
di bagian yang akan diberi lem agar dapat melekat dengan erat.
4. Untuk bagian yang terekspose diberi labeling untuk arah aliran dan fungsi dengan diberi
cat yang warnanya sesuai dengan ketentuan.
5. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan menggunakan gantungan
untuk pipa dalam posisi horizontal dan menempel pada dinding shap dengan di-clamp
untuk pipa pada posisi vertical.
6. Gunakan benang/ Waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
7. Lakukan test dengan metode glontor pipa dengan sesuai spesifikasi yang berlaku.
8. Untuk pemasangan pipa di lantai, harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan
keramik (arsitek) dan sanitary.
9. Pastikan pipa yang terpasang sudah tidak bocor.
10. Lakukan ulang test gelontor jika pipa di dinding telah terpasang.

Diadakan pemisahan antara air kotor, buangan dari closed/WC dan air buangan dari urinoir

61
dengan air buangan dari Wastafel atau floor drain. Pengumpulan digunakan sistem
bercabang yang berupa pipa-pipa horizontal kemudian disalurkan ke Sewage Treatment
Plant.
3.9.2.2 Pipa Ventilasi
Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter pipa 25 mm 65
mm.
Pada akhir pipa ventilasi dipasang vent cup pada lokasi paling atau (ceiling lantai atap
atau di atap bangunan).

3.2.3 Pemasangan Valve yang berdiameter sampai dengan 50 mm


1. Menyambungkan valve dengan pipa dengan
menggunakan drat/ulir yang terletak pada masing-
masing ujung pipa dan valve.

2. Mengencangkan putaran ulir atau drat sampai


mencapai batas maksimumnya.

3.2.4 Pemasangan Valve Yang Berdiameter Lebih dari 50 mm


1. Sambungan untuk valve ukuran ini adalah dengan
menggunakan flange. Pertama-tama, persiapkan pipa
lengkap dengan flangenya, valve lengkap dengan
flangenya, baut, serta karet seallant.

62
2. Satukan flange valve, karet seallant, dan flange pipa
dengan baut. Kemudian setelah itu kencangkan baut
sampai valve dan pipa benar-benar telah tersambungkan
dengan rapat, kuat, dan aman (tidak bocor).

3.2.5 Pelaksanaan Pemasangan & Instalasi Pompa


1. Marking dan lokasi penempatan pompa.
2. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
3. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
4. Pasang instalasi kelistrikkan pompa.
5. Pasang pompa dengan valve dan accesoriss-nya.
6. Sambung instalasi daya ke unit pompa.
7. Lakukan running test pompa.
Dalam pemasangan dan instalasi ruang pompa akan dipastikan sambungan pipa support
terpasang dengan baik termasuk akan dilakukan detail cek terhadap pemasangan lain yang
diantaranya :
- accessoris dan alat ukur berfungsi dengan benar.
- Check secara visual maupun menggunakan alat ukur kualitas pompa (daya listrik, aliran
dan suara maupun bagian peralatan pompa tersebut), seperti coupling motor dan pompa,
seal, shaft, gear dan lain-lain.

3.2.6 Saluran Air Hujan.

1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem atau dapat
ditanam di dinding bila berukuran < 2 “
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup, maka akan dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.

63
4. Bila terdapat sambungan, arah shock akan ke sebelah atas, dan penyambungannya akan benar-
benar kuat.

3.2.7 Saluran pipa WC ke IPAL


1. Pipa saluran dari closet menuju ke IPAL akan diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa
dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal
2%
2. Tidak akan ada pipa percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah*, karena bila ada
penyumbatan maka akan sulit untuk memperbaikinya.

3.2.8 Pengecatan Pipa


1. Pada pipa dari besi/baja dalam tanah akan dililit dengan karung goni dan dilapisi dengan
Tar (Tar coated) untuk penahan Korosi.
2. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) akan diberi tanda dengan warna atau cat
yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh MK.
3. Pipa-pipa non exposed diberi tanda-tanda di tempat-tempat control / pemeriksaan sesuai
dengan yang ditentukan oleh MK

64
4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA

4.1 Spesifikasi Pompa


1. Kabel
Type : NYY, NYM, NYMHY, NYA
Kapasitas : 1 x 6 mm, 1x 10 mm, 3x2,5 mm, 4x4 mm, 4c x 10 mm, 4c x 16 mm
Merk : Supreme

2. Resseced Mounted LED


Type : Tube Lamp
Kapasitas : 2 x 18 watt
Merk : Phillips

3. Fire Alarm
Type : Smoke detector, alarm bell, manual call point, strobe light
Merk : Siemens
Kabel : FRC, AWG
Merk : Betaflam. Belden

4. HVAC
Type : VRV, AHU
Kapasitas : 8 PK
Controler : Central controller Management System (VAT)
Merk : Daikin

5. Exhaust Fan
Type : Cealing Mounted
Kapasitas : 258 cmh
Merk : Nicotra

65
5. STANDART K3 MEP

1. Pakaian kerja yang digunakan adalah pakaian proyek


2. Sepatu kerja yang dipakai terbuat dari sol yang tebal supaya bebas berjalan dimana -mana tanpa
terluka dengan ketentuan anti slip, anti listrik statis dan bagian depan memiliki besi/baja
sebagai pengaman dari bahaya benda terjatuh
3. Menggunakan kacamata pada saat mengelas dan tersedia APAR pada saat dilakukan pengelasan
4. Menggunakan sarung tangan kerja agar terhindar dari bahaya terpapar korosi atau bahaya tertusuk
benda tajam pada material
5. Menggunakan helm sebagai pelindung kepala
6. Sabuk pengaman digunakan untuk menghindari kecelakaan pada saat bekerja pada ketinggian.
7. Penutup telinga digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi keras dari hasil pekerjaan yang
dikeluarkan oleh mesin
8. Masker digunakan sebagai pelindung pernapasan
9. Tangga digunakan untuk memanjat pada ketinggan sampai dengan 2 meter
10. Schaffholding digunakan untuk memanjat pada ketingan lebih dari 2 meter sampau dengan 8 meter
11. Melakukan rapid antigen per 2 minggu untuk memastikan pekerja bebas dari Corona Virus

66
6. TESTING & COMMISIONING

6.1 Alur Diagram Test Commisioning MEP

a. Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem akan diuji dan dites bersama dengan
owner
b. Hasil pengujian dilaksanakan sesuai dengan jadwal kesepakatan dengan owner agar
tidak mengganggu aktivitas yang berlangsung

67
c. Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan
apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.

d. Bersama-sama Pengawas/MK, Pemilik Proyek dan Perencana, kami akan melakukan


pengujian terhadap performasi peralatan utama dengan sistem telah di fungsikan
secara penuh.
Pengujian ini meliputi : pengecekan instalasi listrik (panel, lampu, stop kontak, saklar),
instalasi smoke detector dengan test spray detector tester pada smoke detector dan
indikasi alarm system berfungsi. Pengecekan suhu pada supply dari unit HVAC,
termasuk exhaust fan
Hasil pengujian ini, akan dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/MK untuk
dimintakan persetujuannya

. e. Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

68
69

Anda mungkin juga menyukai