Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTALASI PENERANGAN

Disusun Oleh:
Nama : Ahmad Fahmi
Rekan Kerja : Syifa Nurfitria
Windah Kaiwaswanti
Kelas : 2J
Pembimbing : P. Janus, S.T., M.T.
Ir. Benhur Nainggolan
Tanggal Penyerahan : 4 Mei , 2016

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan praktikum instalasi listrik dengan aman.

Praktikum Instalasi Listrik adalah salah satu mata kuliah keahlian pada program
studi teknik konversi energi Politeknik Negeri Jakarta yang dilaksanakan pada
semester dua. Mata kuliah pendukung dalam pelaksanaan praktikum ini adalah:
- Rangkaian Listrik
- Gambar Teknik Listrik
- Instalasi Listrik

Dengan adanya praktikum instalasi listrik ini diharapkan mahasiswa dapat


menerapkan prinsip-prinsip dalam perencanaan instalasi listrik sesuai Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, yakni :
- Keamanan
- Keandalan
- Kemudahan
- Ketersediaan
- Keindahan
- Ekonomis

Laporan Praktikum ini disusun sebagai laporan resmi hasil praktikum mata kuliah
praktik Instalasi Listrik. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan dalam pelaksanaan praktikum. Sehingga dibutuhkan saran dan
kritik yang membangun.

Depok, 18 April 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program studi teknik konversi energi mesalah satu program studi yang ada
pada jurusan teknik mesin di politenik negeri jakarta. Program teknik konversi
energimemiliki keahlian pada bidang mesin dan kelistrikan.Untuk memenuhi
standar keahlian pada bidang listrik salah satunya yaitu praktikum instalasi listrik.

Praktikum Instalasi listrik dilaksanakan untuk mengaplikasikan mata


kuliah teknik listrik,gambar teknik dan instalasi listrik.Sehingga diharapkan
mahasiswa teknik konversi energi dapat mengetahui dan melaksanakanya sendiri.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan diadakannya praktikum instalasi listrik penerangan bagi
mahasiswa adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan untuk instalasi
listrik beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat pada semester sebelumnya.
3. Mahasiswa dapat membaca dan mengaplikasikan gambar instalasi listrik.
4. Mahasiswa dapat memperbaiki kesalahan pada rangkaian kelistrikan.
5. Mahasiswa dapat melakukan instalasi KWH meter.
6. Mahasiswa dapat membandingkan energi terukur dengan KWH meter dan hasil
pengukuran.
7. Mengevaluasi diri tentang wawasan pengetahuan dan keterampilan.
8. Bertanggung jawab dengan praktikum yang dilakukan.
9. Menghasilkan tenaga yang memiliki keahlian profesional
1.3. Kegiatan Praktikum
Pelaksanaan praktikum instalasi listrik penerangan teknik konversi energi
dilaksanakan secara bertahap yaitu sebagai berikut :
1. Menggambar rangkaian percobaan.
2. Pemasangan pipa untuk pelindung kabel.
3. Pemasangan kabel.
4. Pengecekan bahwa instalasi berfungsi.
5. Memperbaiki kesalahan pada rangkaian kelistrikan.
6. Pemasangan beban dan KWH meter.
7. Membandingkan hasil energi terukur dengan KWH meter dan hasil perhitungan.

1.4. Tata Tertib Laboratorium Teknik Konversi Energi


1. 5(lima) menit sebelum praktikum dimulai, mahasiswa sudah berada dalam ruang
laboratorium listrik.
2. Mahasiswa harus memakai pakaian laboratorium.
3. Mahasiswa harus memakai sepatu dan tidak boleh berambut panjang.
4. Mahasiswa tidak dibenarkan memakai perhiasan dan membawa senjata tajam atau
membawa tas ke dalam ruang praktikum.
5. Tidak dibenarkan merokok, makan makan dan membuang sampah di dalam
ruang laboratorium.
6. Mahasiswa tidak dibenarkan mengganggu atau menghidukpan mesin sebelum ada
perintah atau izin dari pembimbing.
7. Peminjaman alat atau perkakas harus dilakukan dengan mengisi formulir yang
disediakan.
8. Mahasiswa tidak dibenarkan masuk kedalam ruang alat atau toolroom.
9. Alat yang dipinjam harus sesuai dengan pekerjaan dan tidak boleh berlebihan.
10. Selama praktikum harus mengikiuti ketentuan ketentuan ataujobsheet dan harus
memperhatikan pengamanan dan keselamatan kerja.
11. Mahasiswa tidak dibenarkan keluar laboratorium selama jam praktek berlangsung,
kecuali seizin pembimbing yang bersangkutan.
12. Mahasiswa harus menjaga alat atau perkakas laboratorium.
13. Mahasiswa yang menghilangkan atau merusak alat harus mengganti sesuai
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
14. Jumlah alat perkakas yang dipakai atau digunakan harus sesuai sewaktu
mengembalikan.
15. Selesai jam pelajaran mahasiswa belum dibenarkan keluar ruangan sebelum
ruangan tersebut dibersihkan dan diatur dengan rapi.
16. Mahasiswa diperkenankan meninggalkan ruangan setelah ada intruksi dari
pembimbing atau jam praktikum sudah selesai.
BAB II
DASAR TEORI

Instalasi listrik dipergunakan untuk menyalurkan tenaga listrik ke alat-alat


yang memerlukan tenaga listrik. Instalasi listrik ini memakai perlengkapan
misalnya kawat penghantar, pengaman lebur, kotak pembagi, dan lain-lain.
Perlengkapan listrik ini ditempatkan dalam ruangan. Keadaan ruangan itu
tergantung pada tempat dan keperluan kerja. Untuk itu semua ada syarat-syarat
instalasi listrik baik untuk tegangan tinggi maupun untuk tegangan rendah.

2.1. Peraturan Instalasi Lisrik yang Berlaku di Indonesia


Maksud dan tujuan peraturan peraturan instalasi listrik, ialah agar dapat
mewujudkan terselenggarakannya instalasidengan baik. Terutama yang
menyangkut:
1. Keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus.
2. Keamanan instalasi beserta peralatan listriknya.
3. Gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

2.1.1. PUIL 2000


PUIL 2000 adalah singkatan dari Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Indonesia tahun 2000. Puil 2000 terbitan ke-4 yang juga merupakan
penyempurnaan dari PUIL sebelumnya yaitu: PUIL 1964, PUIL 1977, PUIL
1987. Sebelumnya PUIL merupakan kepanjanngan dari kata Peraturan Umum
Instalasi Listrik. Pada terbitan ke-4, kata peraturan dirubah menjadi persyaratan
terkait kewajiban untuk mematuhi dan sanksinya. Peraturan dalam PUIL 2000,
berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan,
pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya.
2.1.2. Peraturan Lainnya
Dalam pelaksanaan peraturan PUIL 2000 juga harus diperhatikan peraturan lain
yang berkaitan dengan instalsai listrik agar tercapai Keamanan, Keandalan,
Kemudahan, Ketersediaan, Keindahan, Ekonomis. Peraturan lainnya yakni:
1. UU No.13 Th 2003 tentang ketenagalerjaan.
2. SK DIrjen Binawas No.311/2002 (Teknisi Listrik)
3. Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002 tentang pemberlakuan
ajib PUIL 2000
4. PP No. 3 Th 2005 tentang Keselamatan Ketenagalistrikan
5. Peraturan lain yang tidak bertentangan dengan PUIL

2.2 Syarat syarat Instalasi Listrik

2.2.1. Syarat Ekonomis


Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan
dari instalasi itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah
mungkin.Rugi-rugi daya listrik yang hilang juga harus sekecil mungkin.

2.2.2. Syarat Keamanan


Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan
timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan
jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari
kerusakan akibat adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, gangguan
beban lebih, gangguan tegangan lebih, dan sebagainya. Agar instalasi listrik tidak
membahayakan jiwa manusia, maka pemasangan instalasi listrik tersebut harus
memenuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di
Indonesia peraturan-peraturan tersebut dikeluarkan oleh Departemen PUTL, dan
Jawatan Keselamatan Kerja. Apabila peraturan-peraturan tersebut tidak dipenuhi
maka Pengawas Keselamatan Kerja atau PLN (untuk instalasi listrik yang
disambung pada jaring distribusi milik PLN) akan menolak atau tidak memberi
izin pemasangan instalasi listrik tersebut.
Untuk mengamankan instalasi listrik dari kerusakan-kerusakan akibat gangguan-
gangguan seperti hubungan singkat, beban lebih, maupun tegangan lebih (akibat
sambaran petir), pada instalasi tersebut dipasang alat-alat pengaman yang sesuai,
yaitu misalnya sekering, otomat-otomat atau pemutus-pemutus hubungan yang
digerakkan oleh relay.

2.3. Teori Dasar Listrik


Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya kita mengetahui teori dasar
listrik.Muatan listrik yang terdapat pada zat dapat digerakan dan akhirnya
menghasilkan arus listrik,hal ini karena adanya gaya yang menggerakanya.Gaya
listrik itulah yang dinamakan tegangan listrik.Satuan tegangan listrik adalah
volt(V).Volt adalah singkatan dari voltage.

2.3.1. Arus Listrik


Arus listrik dalam penghantar adalah gerak elektron membawa muatannegatif.
Listrik mengalirkan arus dari tegangan yang tinggi menuju tegangan yang lebih
rendah.Benda yang menghasilkan arus listrik di sebut sumber arus listrik.

Kuat arus adalah arus listrikyang mengalir melalui penghantar selama satu detik
dimana satuan kuat arus adalah ampere(A). Alat ukur untuk arus listrik adalah
ampere meter.

2.3.2. Tahanan Listrik


Tahanan atau hambatan adalah sesuatu yang mengurangi arus listrik.Arus listrik
yang mengalir melalui konduktor akan mengalami tahanan dari
kawatpenghantar(konduktor)itu sendiri.Besarnya hambatan listrik di ukur dengan
satuan ohm ().

2.3.3. Daya Listrik


Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang diperlukan oleh beban selama satu
detik.Rumus energi listrik adalah
=

W = energi (joule) I = kuat arus (ampere)


V = tegangan (volt) t = waktu (sekon)

Karna P adalah energi selama satu detik, berarti t= satu detik.Sehingga rumus
daya listrik adalah =

2.4. Alat-alat Instalasi Listrik


1. Obeng
Obeng yang digunakan pada instalasi listrik umumnya adalah obeng minus
dan obeng plus. Penamaan obeng sesuai dengan fungsi dan bentuk ujung pada
obeng. Fungsi dari obeng adalah untuk mengencangkan dan membuka baut.
Gambar 2.4.2. Obeng plus

Gambar 2.4.1. Obeng minus

2. Tang pengupas kabel


Tang pengupas kabel berfungsi sebagai pengupas isolasi kabel. Diameter
pengupas kabel dapat disesuaikan dengan besar kabel dengan cara memutar baut.
Hal ini agar tidak terjadi bekas dari pengupasan kabel pada tembaga.
Gambar 2.4.3. Tang pengupas kabel

3. Tang potong
Tang potong berfungsi untuk memotong kabel.

Gambar 2.4.4. Tang potong

4. Tang buaya
Tang buaya berfungsi untuk membuat mata itik. Disebut tang buaya
karena bentuknya seperti mulut buaya.

Gambar 2.4.5. Tang potong

5. Tang kombinasi
Tang kombinasi berfungsi untuk memotong kabel juga untuk melilit kabel.
Gambar 2.4.6. Tang kombinasi

6. Palu
Palu digunakan untuk memukul. Pada instalasi listrik palu digunakan
untuk memukul paku pada klem kabel.

Gambar 2.4.7. Palu

7. Meteran
Meteran berfungsi untuk mengukur panjang. Selain meteran juga dapat
digunakan mistar.

Gambar 2.4.8. Meteran

8. Test pen
Testpen berfungsi untuk mengetahui adanya aliran listrik atau tidak.
Ganbar 2.4.9. Test pen

2.5. Bahan-bahan Instalasi Listrik


1. Junction box
Junction box berfungsi sebagai terminal penyambung kabel, kabel hanya
boleh disambung di junction box. Disebut junction box karena berbentuk kotak
dan tempat untuk menghubungkan kabel.

Gambar 2.5.1. Junction box

2. L-bow
L-bow berfungsi untuk menghubungkan pipa yang satu dengan pipa yang
lain yang berbentuk sudut 900. Disebut L-bow karena bentuknya menyerupai
huruf L

Gambar 2.5.2. L-bow


3. Klem
Ada dua klem yang digunakan yaitu klem pipa dan klem kabel.
Klem pipa berfungsi untuk menempelkan dan memperkokoh pipa agar
tidak bergeser dari tempatnya.
Klem kabel berfungsi untuk menempelkan kabel agar tidak bergeser dari
kedudukannya.

Gambar 2.5.3. Klem pipa Gambar 2.5.4. Klem kabel

4. Stop Kontak
Stopkontak berfungsi sebagai penyalur daya ke peralatan rumah.
Stopkontak terbagi menjadi dua yaitu stopkontak biasa dan stopkontak AC
(dengan ground).

Gambar 2.5.5. Stopkontak Gambar 2.5.6. Stopkontak AC

5. Saklar
Saklar dalam praktikum ini terdiri dari 3 macam, yaitu saklar tunggal,
saklar seri dan saklar dua arah. Umumnya fungsi saklar adalah untuk memutuskan
dan menyambungkan aliran listrik. Fungsi saklar tunggal adalah hanya untuk
memutuskan juga menyambungkan aliran listrik dan hanya terdapat 1 tombol.
Fungsi saklar seri sama seperti saklar tunggal hanya saja saklar seri memiliki 2
tombol. Fungsi khusus dari saklar dua arah yaitu dapat memutus dan
menyambungkan aliran listrik dari tempat yang berbeda yang saling terhubung.

Gambar 2.5.7. saklar tunggal Gambar 2.5.8. saklar seri

Gambar 2.5.9. saklar dua arah

6. Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghantar listrik. Kabel dalam praktikum ini
menggunakan kabel NYM. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis,
sehingga tingkat keamanannya lebih baik. Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

Gambar 2.5.10. kabel NYM


7. MCB dan kotak MCB
Fungsi MCB (mini circuit breaker)adalah sebagai pengaman. Apabila arus
yang melewati atau arus yang digunakan melebihi kapasitas mini circuit breaker
maka otomatis aliran listrik tersebut akan diputus.
Gambar 2.5.11. Mini circuit breaker Gambar 2.5.12. Kotak MCB

8. Pipa PVC
Pipa PVC digunakan sebagai pelindung untuk kabel NYA

Gambar 2.5.12. Pipa

9. Fiiting
Fitting adalah tempat kedudukan untuk lampu, fungsinya sebagai tempat
kedudukan lampu.

Gambar 2.5.13. Fitting

10. Lampu
Lampu berfungsi sebagai penerangan, dalam praktikum ini lampu
berfungsi sebagai beban.
Gambar 2.5.14. Lampu

2.6. Alat Ukur Instalasi Listrik


1. Magger
Merger digunakan untuk mengetahui berapa besarnya hambatan atau
isolasi suatu rangkaian listrik. Cara penggunaannya yaitu dengan menghubungkan
kabel yang berbeda dengan penjepit dari merger dalam 1 group atau line yang
sama. Setelah itu tekan tombol test hingga angka muncul.

Gambar 2.5.15. Magger

2. Ohm meter
Ohm meter digunakan untuk mengetahui atau melakukan test apakah
rangkaian sudah sesuai gambar instalasi listrik atau belum. Caranya yaitu dengan
melakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kemudian dengan meletakkan salah satu test
led pada kabel yang terhubung dengan saklar dan test led yang lainnya pada fitting
atau socket.
Gambar 2.5.16. Contoh penggunaan ohm meter

3. KWH meter
KWH meter berfungsi sebagai berapa konsumsi daya yang telah
digunakan dalam satuan kilometer perjam.

Gambar 2.5.17. KWH meter


BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

1. Obeng plus dan obeng minus


2. Tang (buaya, kupas, kombinasi, potong)
3. Palu
4. Gergaji besi
5. Sekrup dan Baut
6. Junction box (5 pcs)
7. L-bow
8. Klem pipa
9. Klem kabel
10. Socket
11. Saklar (tunggal, 2 arah, Seri)
12. MCB (6A, 4A, 2A, 2A)
13. Kabel NYA (2,5 DAN 1,5)
14. Kabel NYM (3x2,5mm dan 3x1,5mm)
15. Pipa PVC
16. Kotak MCB
3.2 Gambar Rangkaian

1 4
5
INSTALASI PENERANGAN

6 7 8 9 10 11
INSTALASI TENAGA
KETERANGAN NOMOR:
1. PANEL DAYA 7. TERPISAH
2. PANEL PENERANGAN 8. BERURUTAN
3. INSTALASI PENERANGAN I 9. PENGUNCIAN
4. INSTALASI PENERANGAN II 10. BERGANTIAN
5. STOP KONTAK AC 11. BINTANG DELTA
6. DOL

Gambar 3.1 diagram kotak


6 4 2 2

KWH
METER

Gambar 3.2 diagram pengawatan


6 6

3 3 2 3 2

A
A C C

6 3 3

3
2 2 2
2 3 3

B B C
A D D

Gambar 3.3diagram lokasi (single line)


PANEL PENERANGAN
A

A
6A
A
A
25 A A
n 30 mA C
B
4A
C
B
B
D
PANEL DAYA D
4A
AC
16 A
2A
16 A

Cadangan
10 A
50 A kWh

DOL
10 A

KEL I + II
16 A

Y/
16 A

Gambar 3.4 diagram distribusi daya

Gambar 3.5 diagram instalasi


No Equipment Specification Unit Qty Per Exercise Qty Total
1-2 3 4
1. Junction Box pcs - 5 - 5
2. Socket pcs - 2 - 2
3. Saklar Dua Arah pcs - 2 - 2
4. Lampu 60 W + dudukan pcs - 3 - 3
5. Lampu 25 W + dudukan pcs - 1 - 1
6. Socket AC pcs - 1 - 1
7. Kabel NYM 2 x 1.5 m - 1.6 - 1.6
8. Kabel NYM 3 x 1.5 m - 1.05 - 1.05
9. Kabel NYM 3 x 2.5 m - 0.6 - 0.6
10. Kabel NYA 2.5 L m - 16.1 - 16.1
Kabel NYA 2.5 N m - 4.0 - 4.0
Kabel NYA m - 4.0 - 4.0
11. Bush Bar PE pcs - 1 - 1
12. Bush Bar N pcs - 1 - 1
13. ELC B In 25 A, In30 mA pcs - 1 - 1
14. MCB 6 A 1 pcs - 1 - 1
15. MCB 4 A 1 pcs - 1 - 1
16. MCB 2 A 1 pcs - 2 - 2
17. Saklar Tunggal pcs - 2 - 2
18. Saklar Seri pcs - 1 - 1
19. MCB 16 A 1 pcs - 1 - 1
20. Pipa PVC 5/8 m - 5.3 - 5.3
21. MCB 10 A 3 pcs - 2 2
22. MCB 16 A 3 pcs - - 3 3
23. MCB 50 A 3 pcs - - 1 1
24. Terminal - - - - -
25. kWh Meter pcs - 1 - 1
Tabel Keterangan Pada Gambar 3.5

3.3 Langkah Kerja


1. Pembacaan gambar
Pembacaan gambar ini dilakukan agar perencanaan instalasi yang akan dipasang
sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Selain itu juga untuk membantu
dalam pemasangan peralatan pada tempat instalasi yang telah disediakan.
6
6

3 3 3
2 2

6 5 3

3
2 3 3 2 2 2

Gambar 3.6. Diagram garis

6 4 2 2

KWH
METER

Gambar 3.7. Diagram pengawatan


2. Penggambaran pada papan instalasi
Penggambaran pada papan instalasi ini digunakan agar mempermudah dalam
pemasangan bahan instalasi listrik. Dengan menggambar semua simbol simbol
yang ada pada instalasi secara benar sesuai dengan gambar dan jarak yang
terdapat pada gambar lay out.
Gambar 3.8. Diagram instalasi

3. Pemasangan bahan instalasi listrik


Dengan melihat lay out gambar, letak bahan instalasi sesuai dengan ukurannya
pada papan. Kemudian setelah semua simbol peralatan digambar pada papan,
terlebih dahulu dipasang junction box lalu diikuti dengan memasang fitting lampu
, saklar dan pipa PVC.

4. Pemasangan kabel
Setelah semua bahan instalasi dipasang pada papan, langkah selanjutnya adalah
pemasangan kabel. Kabel yang digunakan dalam instalasi ini adalah kabel netral,
line dan grounding. Untuk pemasangan kabel ini agar tidak terjadi kekeliruan
pada saat penggunaan, terlebih dahulu dilihat gambar lay out, masukkan kabel
dalam pipa yang menghubungkan ke semua peralatan tersebut sesuai pada lay
out.Pasang kabel tersebut pada semua bahan instalasi listrik tersebut, baik
itufitting, juga saklar.
5. Menghubungkan kabel ke bahan instalasi
Ujung ujung kabel yang telah terpasang ke fittingdan saklar berada pada
junction box untuk dirangkai atau dihubungkan satu dengan yang lainnya sesuai
dengan jenis kabelnya, netral dengan netral, line dengan line, grounding dengan
grounding. Untuk pemasangan kabel ini sesuai dengan gambar yang ada. Dengan
melihat gambar pengawatannya rangkaian sesuai dengan fungsi peralatan yang
ada pada lay out. Setelah semua kabel terhubung maka pasang kabel grounding
dan kabel netral ke bush bar yang berbeda.

6. Test ohm meter


Test ohm meter adalah untuk pengecekan apakah rangkaian dan pemasangan
kabel sudah benar dan sesuai lay out atau belum. Cara untuk melakukan test ohm
meter adalah dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu pada ohm meter.
Langkah selanjutnya adalah menempelkan salah satu leds pada kabel yang berada
di stop kontak

7. Test magger
Test Merger dilakukan untuk pengetesan isolasi rangkaian listrik. Caranya, semua
sambungan atau cabang yang terhubung denganfitting lampu,saklar dan stop
kontak dilepas salah satu kabelnya.Kemudian pengujiannya adalah semua saklar
dalam posisi on atau nyala. Caranya adalah pada setiap grup dilakukan pengetesan
antara line dengan netral, line dengan grounddannetral dengan ground.
Hubungkan setiap kebel tersebut dengan penjepit alat test merger, catat berapa
hasil resistansi yang diperoleh. Apabila hasil resistansi >1000 M berarti ada
tahanan yang kurang baik atau bocor.

8. Test beban
Pasang kembali kabel yang telah dilepas pada saat test merger keperalatan listrik
tersebut kembali. Test beban ini untuk melihat apakah instalasi yang telah kita
buat telah berfungsi sesuai dengan gambar instalasi atau belum. Sebelum dipasang
KWH meter lakukan test dengan memberikan beban pada setiap group, kemudian
semuanya diberi beban sesuai dengan group-nya. Lalu test apakah peralatan sudah
berfungsi dengan baik. Jika pada test penyalaan tidak ada kesalahan maka boleh
dipasang KWH meter. Jika pada test penyalaan ada kesalahaan maka harus
diperbaiki terlebih dahulu.

9. Pemasangan KWH meter


Setelah mengetahui bahwa instalasi telah berfungsi dengan baik. Maka langkah
selanjutnya adalah pemasangan KWH meter. Caranya adalah sambungkan kabel
yang bernomor 3 dan 6 pada mini circuit breaker, kabel nomor 3 dihubungkan
pada mini circuit breaker dan nomor 6 dihubungkan pada kabel netral yang ada
pada pushbar. Selain 3 dan 6 ada nomor 1 dan 4 pada KWH meter. Kabel nomor
1 dan 4 dihubungkan langsung pada PLN, kabel nomor 1 pada KWH untuk positif
dan nomor 4 untuk negatif.

10. Test KWH meter


Hitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk putaran kwh dalam 20 putaran, catat
berapa waktu yang diperoleh.

11. Pembongkaran
Setelah pengetesan dengan KWH meter langkah selanjutnya adalah
pembongkaran. Bongkar semua peralatan listrik dengan urutan kebalikan dari
pemasangan. Setelah dibongkar semua maka laporkan pada petugas bahwa
instalasi telah dibongkar dan mereka akan memeriksa apakah ada kerusakan pada
peralatan dan bahan yang digunakan.
BAB IV
DATA DAN ANALISA

4.1. Ohm Meter


Kelompok Stopkontak Saklar tukar Saklar tunggal Saklar seri Lampu
I
II
III (Ac)
= Nyala atau berfungsi dengan baik
Tabel 4.1.1. Form ohm meter

Pengetesan ohm meter dilakukan untuk mengetahui stop kontak, saklar,


dan lampu berfungsi dengan baik. Apabila jarum ohm meter menuju nol maka
stop kontak, saklar, dan lampu berufungsi dengan baik. Dari pengetesan ohm
meter yang telah dilakukan didapat pada Kelompok I stop kontak, saklar tukar,
dan lampu berfungsi dengan baik (menyala). Pada Kelompok II Stop kontak,
saklar tunggal, saklar seri, dan lampu berfungsi dengan baik (menyala). Pada
Kelompok III Stop kontak (AC) berfungsi dengan baik (menyala). Maka dalam
percobaan menggunakan ohm meter ini hasil test menunjukkan semua rangkaian
bekerja dengan baik dan benar sesuai gambar instalasi listrik.
4.2.Uji Isolasi (magger)

Kelompok beban Arus Tahanan isolasi (M)


L1 PE >1000 M
1 L1 N >1000 M
N PE >1000 M
L2 PE >1000 M
2 L2 N >1000 M
N PE >1000 M
L3 PE >702 M
3 L3 N >573 M
L3 L1 >1000 M
N PE >625 M
Tabel 4.2.1. Form uji isolasi
Pengujian magger dilakukan untuk mengetahui tahanan isolasi pada setiap
kelompok beban berfungsi baik (aman) atau tidak (kebocoran). Dari uji magger
yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
- Kelompok I, hubungan antara L1 PE N didapatkan hasil tahanan isolasi
sebesar >1000M. Hal ini membuktikan bahwa pada kelompok I, tidak terjadi
kebocoran. Sehingga, tahanan isolasi pada kelompok I berfungsi baik (aman).
- Kelompok II, hubungan L2 PE didapatkan hasil tahanan isolasi sebesar
>1000M. Hal ini membuktikan bahwa pada hubungan L2 PE, tidak terjadi
kebocoran. Sehingga, tahanan isolasi pada beban berfungsi baik (aman).
Hubungan L2 N dan N PE didapatkan hasil tahanan isolasi sebesar <1000M.
Hal ini membuktikan bahwa pada hubungan L2 N dan N PE, terjadi
kebocoran. Sehingga, tahanan isolasi pada beban tidak berfungsi dengan baik. Hal
ini mungkin dikarenakan, pada saat mengisolasi kabel dengan isolasi ada yang
tidak tertutup dengan rapat.
- Kelompok III, hubungan L3 L1 didapatkan hasil tahanan isolasi sebesar
>1000M. Hal ini membuktikan bahwa pada hubungan L2 PE, tidak terjadi
kebocoran atau tahanan isolasi pada beban berfungsi baik (aman). Hubungan L3
PE didapatkan hasil tahanan isolasi sebesar >702M , L3 N didapatkan hasil
tahanan isolasi sebesar >573M , dan PE N didapatkan hasil tahanan isolasi
sebesar <625M. Hal ini membuktikan bahwa pada hubungan L3 PE , N PE,
dan L3 - N terjadi kebocoran. Sehingga, tahanan isolasi pada beban tidak
berfungsi dengan baik. Hal ini mungkin dikarenakan, pada saat mengisolasi kabel
dengan isolasi ada yang tidak tertutup dengan rapat.

4.3.Test beban

Kelompok beban Nama komponen Keterangan


Stop kontak
1 Saklar tukar (A)
Lampu pijar (A)
Saklar tunggal (B)
Stop kontak (B)
Saklar seri (C)
2 Lampu pijar (C)
Saklar tunggal (D)
Lampu pijar (D)
3 Socket AC
=kondisi komponen peralatan instalasi listrik bagus
Tabel 4.3.1. Form test beban

Pada pengecekan selanjutnya yaitu test beban. Beban dihubungkan dengan


sumber. Kita lihat apakah komponen komponen yang ada pada rangkaian
berfungsi dengan baik atau tidak. Apabila semua berfungsi dengan baik maka
rangkaian tersebut sudah sesuai dengan rangkaian yang ada di jobsheet. Dalam
pengecekan test beban pada rangkaian kami semua komponen berfungsi dengan
baik.
4.4. Test KWH meter
LAMPU STOP KONTAK
6A
TOTAL
DAYA JUMLAH TOTAL DAYA JUMLAH TOTAL

L1
4A 25 W 1 25 W 25 W 1 25 W 50 W
10 A

L2 60 W
2A 60 W 3 180 W 60 W 1 240 W

L3
2A 60 W 1 60 W 60 W

L4
350 W

Total daya 350 W = 0,350 KW


Selama 10 putaran ditempuh selama 1'54'' = 114 detik
Secara teori

10
= 1 = 0,0111
900

Secara praktek :
3600 detik x 10 putaran
Daya pada beban = 114 detik x 900 putaran x 1000 = 350,877 Watt
114
P = W x t 350 Watt =0,350 KW t = 3600 = 0,03167 jam

= 0,350 x 0,03167`
= 0,01108 KWh

0,0111 0,01108
= 100 % = 0,18%
0,0111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
- Instalasi adalah kegiatan pemasangan, pengecekan serta pengukuran pada
rangkaian listrik yang ditujukan untuk menyalurkan daya kepada beban-beban
tertentu.
- Ketetuan dan persyaratan instalasi listrik termuat dalam PUIL 2000. Dalam
Instalasi listrik harus diterapkan prinsip prinsip perencanaan sesuai dengan
PUIL 2000, yaitu Keamanan, Keandalan, Kemudahan, Ketersediaan, Keindahan,
dan Ekonomis.
- Instalasi Kabel NYA harus dilindungi oleh pipa karena memiliki isolasi yang
tipis. Sedangkan untuk kabel NYM dapat dilakukan diluar karenan mempunyai
isolasi yang tebal.
- Kabel harus dililitkan dengan benar. Saling melilit satu sama lain. Kabel yang
dililit harus diberi isolasi untuk menghindari hubungan arus pendek (Short
Circuit)
- Ohm meter digunakan untuk mengetahui komponen komponen berfungsi
dengan baik atau tidak. Apabila komponen tersebut berfungsi dengan baik maka
jarum pada ohm meter akan menuju nol.
- Magger digunakan untuk mengetahui tahanan isolasi pada rangkaian. Tahanan
isolasi dalam keadaan baik apabila >1000M. Dan tahanan isolasi dalam keaadan
tidak baik atau bocor apabila <1000M.
- Test beban digunakan untuk mengetahui rangkaian yang telah dipasang berfungsi
dengan baik atau tidak saat disambungkan dengan sumber. Apabila tidak
berfungsi dengan baik maka ada kesalahan pada saat merangkai rangkaian.
Sehingga, komponen yang ada pada rangkaian tidak menyala/tidak berfungsi.
- Didapatkan konsumsi daya secara teori sebesar 0,02222 KWH sedangkan
konsumsi daya secara praktik sebesar 0,02527 KWH. Maka didapat persentase
kesalahan sebesar 13,8%.
5.2. Saran
- Jaga dan rawat peralatan yang sudah ada. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
- Lakukan kalibrasi sebelum menggunakan ohm meter.
- Tanyakan kepada pembimbing apabila ada yang belum jelas ataupun belum
dipahami.
- Selalu rapihkan laboratorium sebelum meningglakan ruangan.
- Penambahan alat agar praktikum instalasi listrik dapat berjalan sesuai jadwalnya.

Anda mungkin juga menyukai