Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK II

Disusun oleh :
1741150021

Di susun oleh :

RIFAL HUSNU TAFIF MAHUDA


1741150021

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI DIV-SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
DAFTAR ISI
Lembar Judul..................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................
Daftar Isi…......................................................................................................
Daftar Gambar.................................................................................................
Daftar Lampiran…..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1........................................................................................................................Lat
arBelakang………………………………………………………………
1.2....................................................................................................................................TujuandanMan
1.3....................................................................................................................................RumusanMasa

BAB II DASAR TEORI


2.1....................................................................................................................................Pengertian Inst
2.2....................................................................................................................................Ketentuan Umu
2.3....................................................................................................................................Prinsip Dasar I
2.4....................................................................................................................................Kesehatan dan
2.5....................................................................................................................................Alat yang Digu
2.6....................................................................................................................................Alat Ukur pada
2.7....................................................................................................................................Komponen yan

BAB III PERENCANAAN PRAKTIKUM


3.1. Ketentuan Umum…………………………………………………………...
3.2. Tujuan Perencanaan………………………………………………………...
3.3. Diagram Kerja………………………………………………………………
3.4. Deskripsi Proyek……………………………………………………………

BAB IV PROSES PENGERJAAN


4.1 Langkah Kerja……………………………………………………………….

BAB V KESIMPULAN
5.1..................................................................................................................................Kesimpulan……

i
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Teknik Listrik merupakan salah satu program studi di Politeknik Negeri


Malang. Salah satu tujuan dari pendirian program studi ini adalah untuk
menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi, untuk
mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan program studinya, diadakan mata
kuliah Bengkel Listrik II yang notabenenya merupakan aplikasi dari teori teori
yang didapatkan dari mata kuliah lain.
Pada prakteknya mata kuliah Bengkel Listrik II ini mendapatkan satu
job sheet yang menjadikan arahan dalam pengerjaan tugasnya.Job Sheet ini
memuat praktek yang teorinya sudah didapatkan dalam pembelajaran di ruang
kelas.Dapat diambil contoh pelajaran Instalasi listrik pada materi instalsi
penerangan rumah tinggal. Sebelum melaksanakan praktek pada Bengkel
Listrik ini sebelumnya pada mata kuliah ini diajarkan bagaimana cara
memasangkan kabel melalu i gambar, bagaimana jalannya kabel dari KWH
meter menuju stop kontak hingga lampu yang letaknya jauh dari KWH.
Perhitungan untuk menentukan bahan yang digunakan juga sudah diajarkan
sebelumnya sehingga mahasiswa dapat memanagement kebutuhan bahan yang
akan digunakan saat praktek.
Setelah menyelesaikan praktikum siswa dituntut untuk membuat
laporan hasil praktikum yang dikumpulkan pada akhir semester sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi nilai ujian akhir semester. Dengan laporan ini
dapat dinilai tentang kemampuan mahasiswa untuk memahami materi yang
disampaikan oleh dosen.Selain itu untuk mengetahui kemampuan mahasiswa
dalam penguasaan materi juga sebagai referensi atau bekal dalam bekerja
nantinya. Dengan keterampilan bengkel mahasiswa bisa mengaplikasikan
semua teori yang didapat pada mata kuliah lain dalam prakteknya yang bisa
menciptakan lulusan yang terampil dan siap bekerja.
2

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami tentang prinsip-prinsip peraturan, norma
dan standar sistem keselamatan kerja pada pekerjaan mekanik listrik
dengan baik.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kerusakan/cacat pada alat yang
kelihatan dan atau kondisi-kondisi yang menurut penilaian pemeriksa,
secara merugikan mempengaruhi fungsi dan keutuhan komponen
dalam sistem.
3. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen
yang digunakan pada Praktek Bengkel semester II.
4. Mahasiswa mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan
baik dan benar.
5. Mahasiswa mampu merangkai sesuai dengan gambar wiring yang
ditentukan.
6. Mahasiswa mampu mengerjakan instalasi listrik dengan urutan kerja
yang sesuai.
7. Mahasiswa mampu merencanakan suatu instalasi listrik on plaster.
8. Mahasiswa dapat menghitung dan mengukur kemampuan kWh meter
dengan baik.
1.2.2 Manfaat
1. Mahasiswa akan lebih paham dan terampil dalam untuk merancang
suatu instalasi listrik.
2. Mahasiswa akan lebih paham dan terampil dalam memasang suatu
instalasi listrik.
3. Mahasiswa akan lebih memahami cara kerja dan menghafal
komponen-komponen yang akan dipasang
4. Mahasiswa akan lebih terampil dalam membaca gambar job sheet yang
telah diberikan
5. Mahasiswaakan lebih terampil dalam memasang suatu instalasi sesuai
dengan langkah kerja dan prosedur keselamatan kerja sesuai dengan
ketentuan yang telah berlaku
3

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Instalasi Listrik
instalsi litrik adalah perlatan rangkaian listrik yang dirangkai sedemikian
rupa yang menghubungkan komponen satu dengan yang lainnya dalam ruang
tertentu untuk tujuan tertentu dan sesuai dengan standar-standar yang telah
ditetapkan dan disepakati baik secara internasioanal maupun secra nasional.

2.2 Prinsip-prinsip Dasar Instalasi Listrik


Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada
pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat
digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Keandalan
Artinya, seluruh peralayan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal
dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya. Keandalan juga berkaitan
dengan sesuai tidaknya pemakaian penganman jika terjadi gangguan, contohnya
bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan
diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi.
2. Kemudahan
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif mudah
dijangkau oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen
listrik tidak susah untuk dioperasikan, sebagai contoh pemasangan saklar tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3. Ketersediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa
daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada perluasan
instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, tetapi kita hanya
menghubungkannya pada sumber cadangan (spare) yang telah diberi pengaman.
4. Estetika
4

Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik harus ditata
sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapih dan indah serta tidak menyalahi
peraturan yang berlaku.
5. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu instalasi listrik,
baik keamanan terhadap manusia, bangunan atau harta benda, makhluk hidup lain
dan peralatan itu sendiri.
6. Ekonomis
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus
diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu
sehingga biaya yang dikeluarkan dapat sehemat mungkin tanpa harus
mengesampingkan hal-hal diatas.
2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah melindungi keselamatan dan


kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat
kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas
standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan
kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya
akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan
produktivitas.Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap
terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung
dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan
instalasi.

Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya
listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan
listrik diantaranya :

1.  Kabel atau hantaran listrik yang terbuka isolasinya akan menyebabkan


bahaya kesetrum bagi mahluk hidup.
2. Jaringan dengan hantaran telanjang
5

3.  Peralatan listrik yang rusak


4.  Penggantian kawat sekring atau MCB yang tidak sesuai dengan
kapasitasnya sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran
5. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan
kontak tusuk lebih dari satu (bertumpuk).

Contoh langkah -langkah keselamatan kerja berhubungan dengan


peralatan listrik, tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan
instalasi lisrik dapat diikuti pentunjuk berikut :
1. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan
tempat kerja, diantaranya :
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya
listrik
 
3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada
keselamatankerja,
adapun salah satu cara untuk mendukung proses suatu Pekerjaan instalasi listrik
antara lain:
1. harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman (lengan
panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan), Sepatu,
Helm, Sarung tangan.
Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus sesuai
dengan PUIL.
2. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik

3. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi
dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.
6

2
2.1
2.2
2.3
2.4

2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5 Peralatan-peralatan Untuk Instalasi Penerangan
Dalam pengerjaan proyek instalasi diperlukan alat-alat yang nantinya
digunakan untuk mempermudah pengerjaan. Alat – alat yang dibutuhkan telah
disediakan oleh Bengkel dan diletakkan pada drawer tiap mahasiswa. Adapun
beberapa alat yang kurang layak digunakan, seperti pisau yang kurang tajam dan
test pen yang lampu indikatornya tidak menyala. Berikut adalah gamabar
peralatan yang ada pada drawer serta penjelasan beberapa alat yang akan
digunakan.

a. Test Pen

TestPen ialah alat yang di gunakan untuk mengecek atau


mengetahui ada tidaknya suatu tegangan listrik. Rangkaian Tespen
7

berbentuk obeng yang mempunyai mata minus (-) berukuran kecil pada
bagian ujungnya. Tespen juga memiliki jepitan seperti pulpen sebelumnya
dan di dalamnya terdapat led yang mampu menyala sebagai indikator
tegangan listrik.Pada job sheet ini, penggunaan Test Pen paling banyak
digunakan pada saat KWh meter telah terpasang ke terminal sumber
menggunakan kabel twisted, yang berfungsi sebagai mengetahui apakah
rangkaian telah tersambung sempurnya.

b. Obeng
Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan
atau mengendorkan baut.Ada beberapa model obeng yang digunakan di
seluruh dunia. Jenis yang sangat umum di Indonesia adalah yang populer
disebut obeng kembang atau plus (+) dan slotted yang sering disebut
obeng minus (-).
Pada job ini Obeng juga memegang peranan besar, terutama dalam
pemasangan kabel dengan komponen yang digunakan pada instalasi
penerangan atau pun pada panel. Jenis obeng yang dipilih disesuaikan
dengan baut yang akan dilepas atau dipasang.

c. Meteran

Meteran adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau


panjang.Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku,
dan juga dapat digunakan untuk membuat lingkaran.
8

Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet tau
inch.Pita ukur atau meteran tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30
meter sampai 50 meter.Pita ukur biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.

d. Tang

Tang Pengelupas Kabel / Tangpenjepit kabeladalah untuk membantu mengelupas


isolasi kabel.Bagian rahang sebagai penjepit kabel.Di bawah rahang yang tajam
sebagai pemotong kabel.Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel.

Tang Pemotong (cutting pliers) Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk


memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome
vanadium. Gagangnya dilapis plastik.Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran
bidang yang besar atau tebal. Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih,
panjang, dan berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang
9

cucut”.Berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel.Namun Anda dapat


memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong kabel.

Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk
menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk
mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya,
jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.
10

Tang Sudut Moncong rahang memiliki sudut kemiringan 45derajat. Fungsinya


untuk menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau, seperti di kolong meja. 
Kelemahannya, hanya cocok untuk bagian dengan sudut kemiringan 45 derajat.

e. Tangga

Tangga digunakan untuk membantu mahasiswa untuk naik menjangkau


kabel jaringan untuk memasangkan twisted kabel ke kWh meter.
11

f. Kunci Pas

Kunci pas berfungsi untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur
yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang
telah dilonggarkan. Pada job sheet kali ini, kunci pas digunakan untuk
mengencangkan/melonggarkan pada saat pemasangan kabel twisted ke terminal
menggunakan connector.

g. Heater

Pada job kali ini diperlukan pipa sebagai media peletakan kabel. Di Politeknik
diajarkan sejak dini untuk memakai segala macam perlengkapan seadanya jika
bahan yang digunakan tidak tersedia dan asalkan dapat menggantikan fungsi yang
sama.
12

Pada job ini bengkel tidak memberikan bahan berupa pipa siku sehingga
mahasiswa dituntut kreatif untuk membengkokkan pipa sendiri menggunakan alat
bernama heater, seperti gambar diatas.
Langkah untuk membengkokkan pipa adalah :
1. Ukur panjang pipa disalah satu sisi yang akan dibengkokkan,
jangan terlebih dahulu memotong pipa, biarkan salah satu sisi
yang panjang
2. Tandai daerah yang akan dibengkokkkan dengan menggunakan
drawing pen
3. Sipkan kabel NYM inti 3 sepanjang 60 cm sebagai media
pembengkok
4. Panaskan bagian pipa yang sudah ditandai dengan heater,
setelah pipa melunak masukkan kabel NYM
5. Tarik sesegera mungkin sambil dilengkungkan sampai
membentuk sudut siku (90 derajat)
6. Ketika pipa sudah melengkung segera tarik keluar kabel NYM
7. Pijat-pijat permukaan pipa jika terjadi lengkungan kecil selagi
pipa masih panas

2.5 Alat Ukur Pada Instalasi Penerangan

a. Multimeter

Merupakan alat ukur yang dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan
baik dalam tegangan AC maupun DC. Cara penguprasiannya hanya dapat
mengukur satu parameter namun ketika ingin mengukur parameter lain kita dapat
memindahkan selektornya ke parameter yang kita inginkan. Gambar multimeter
sendiri dapat dilihat pada gambar dibawah:
13

Multimeter lebih dipilih penggunaannya karena dinilai lebih praktis, dalam satu
alat dapat mengukur 3 parameter yaitu untuk mengukur arus,hambatan dan
tegangan.

b. KWh Meter

Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung
besar pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat.
Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan
arus, piringan aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan
aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah
perputaran piringan aluminium.
 Model Fisik KWh Meter

Pada Poin pertama, mengambarkan kepada kita bagaimana medan magnet


memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui kumparan arus
14

mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan
adanya medan di permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan
tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan
alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan alumunium dengan
medan magnet disekelilingnya.
Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar dan kecepatan putarnya
dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus. Gambar
b merupakan koneksi KWH Meter dimana ada empat buah terminal yang terdiri
dari dua buah terminal masukan dari jala – jala listrik PLN dan dua terminal
lainnya merupkan terminal keluaran yang akan menyuplai tenaga listrikke
rumah.Dua terminal masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara parallel
dan antara terminal masukan dan keluaran dihubungkan ke kumparan arus.
2.6
2.7

2.6 Komponen yang Digunakan Pada Instalasi Penerangan

a. Pipa PVC 5/8

Peran pipa dalam instalasi penerangan on plaster ini adalah sebagai tempat
kabel yang menghubungkan antara satu komponen instalasi ke komponen
lain. Pipa ini juga dapat berfungsi sebagai perlindungan dari lingkungan
serta untuk menjaga keindahan dan kerapian. Pada job ini mahasiswa
membutuhkan 4 meter pipa atau sama dengan 1 lonjor pipa PVC dengan
diameter 5/8 inchi.

b. Kotak Sambung (Crossdos)


15

Peran kotak sambung dalam instalasi penerangan on plaster ini adalah


sebagai media penghubung untuk satu pipa yang berisi kabel ke pipa yang lain.
Kotak sambung juga merupakan tempat dimana mahasiswa diperbolehkan untuk
menjumper kabel, menjumper kabel hanya diperbolehkan pada kotak sambung ini
dengan alasan keamanan. Ketika melakukan penyambungan / jumper disarankan
untuk memeriksa sudah rekat atau belum sambungan tersebut. Pada job ini
mahasiswa membutuhkan 2 buah kotak sambung yang keempat lubangnya pas
dengan pipa berukuran 5/8 inchi.

c. Klem Pipa PVC 5/8

Kegunaan klem pvc 5/8 ini pada instalasi on plaster adalah sebagai penguat dan
penetap posisi pipa agar tidak bergeser. Alasan dipakainya klem ini juga dapat
dikatakan agar penataan pipa terlihat rapi. Dalam job ini klem pvc yang digunakan
sebanyak 12 buah.

d. Klem Kabel NYM 10mm (Paku)


16

Klem ini berfungsi hanya untuk merapikan kabel NYM yang sulit dipengkokkan
dengan tang, agar tata letak kabel NYM ini indah klem ini digunakan. Klem ini
berbeda dengan klem untuk pipa PVC yang pemasangannya direkatkan
menggunakan baut, klem ini dipasang dan direkatkan menggunakan paku. Pada
job ini klem NYM 10mm dibutuhkan sebanyak 3 buah.

e. Saklar Seri

Gb. 2.7.5

Saklar seri berfungsi sebagai tombol yang digunakan untuk mengoprasikan


lampu. Disebut saklar seri karena dalam satu saklar terdapat 2 tombol sledding
yang dapat digunakan untuk menyalakan 2 lampu berbeda. Pada job ini saklar seri
dibutuhkan sebanyak 1 buah.

f. Saklar Cahaya / LDR


17

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor
yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan
penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh
LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor
yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu
merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berubah-ubah menurut
banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya.Pada job ini saklar cahaya yang
dibutuhkan sebanyak 1 buah.

g. Push Button
18

pusbutton berfungsi sebagai tombol yang digunakan untuk menyalakan


lampu. Perlu diperhatikan sebelumnya, pushbutton yang digunakan disini adalah
pushbutton jenis pengunci. Pusbutton berhubungan dengan impuls yang ada pada
panel untuk menyalakan lampu. Pada job ini diperlukan pushbutton sebanyak 1
buah.
h. Fitting Lokal

Fitting lampu ini berfungsi sebagai tempat untuk menaruh lampu. Lampu
yang dapat dimasukkan dalm fitting ini adalah jenis lampu ulir baik LHE ataupun
lampu pijar. Pada job ini diperlukan fitting local sebanyak 3 buah yang masing-
masing ditempatkan pada roset kayu.

i. Roset Kayu
19

Roset kayu ini berfungsi sebagai tempat dudukan fitting lampu lokal. Roset ini
berhubungan langsung dengan papan untuk instalasi sehingga paku sekrup yang
digunakan juga sangat tebal. Pada job ini diperlukan roset kayu sebanyak 3 buah

j. Fitting Tender

Fitting lampu ini berfungsi sebagai tempat lampu seperti fitting pada
umumnya, hanya bahannya saja yang berbeda. Pada job ini diperlukan fitting
tender sebanyak 1 buah.
k. Kotak Kontak 1 Fasa

Kotak kontak berfungsi sebagai penyalur tegangan untuk alat listrik. Disini
menggunakan kotak kontak 1 fasa karena netral dan ground digabung menjadi 1.
Pada job ini diperlukan kotak kontak sebanyak 1 buah.
20

l. Box Panel IML

Box panel yang digunakan pada job ini berfungsi sebagai tempat
pengaman serta line up terminal yang menghubungkan kabel sumber dengan
kabel beban. Box panel yang digunakan berukuran kecil dengan ukuran panjang
kali lebar sebesar 40 x 30 cm. pada job ini diperlukan box panel sebanyak 1 buah.

m. Fuse atau Sekring

Sekring disini berfungsi sebagai pengaman beban lebih yang diletakkan


antara kabel fasa sumber dengan kabel fasa pada line up terminal. Jumlah sekring
tergantung jumlah grup dalam suatu instalasi. Sekring berisi fuse yang jika terjadi
trip harus dilakukan penggantian. Pada job ini dipergunakan 3 buah sekring.

n. Saklar Impuls 220V


21

Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls bekerja.Lamanya
mengoperasikan dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar
ini mempunyai dua posisi kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada
posisi pertama.
Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu menggunakan push button
sebagai control Bantu, dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya
impuls (sinyal) yang diberikan dari push button. Pada job ini mahasiswa diberikan
1 buah saklar impuls.

o. Busbar CU

Busbar Tembaga pada job ini berada di dalam panel, fungsinya sebagai
media penyaluran kabel fasa dan ground dari sumber menuju beban. Busbar
22

tembaga ada yang pemasangannya menggunakan mata itik serta ada juga yang
hanya dimasukkan ke dalam lubang masukan.
p. Profil “G”

Profil line up terminal berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan line up


terminal. Cara pemasangannya pun harus memperhatikan bagian line up terminal
yang dipasang. Ketika pemasangannya sudah benar, line up terminal tidak akan
bisa tergeser posisinya. Pada job ini dibutuhkan 2 buah profil untuk line up
terminal dengan ukuran 5 x 10 cm dan 5 x 15 cm.

q. Profil “V”

Secara umum sama seperti profil line up terminal hanya profil ini
difungsikan untuk peletakan fuse dan saklar impuls. Pada job hanya dibutuhkan 1
buah profil dengan ukuran 5x 28 cm.

r. Line Up Terminal

Line up terminal berfungsi sebagai tempat keluarnya kabel, kabel dari


sumber masuk ke line up terminal utama kemudian untuk kabel fasa masuk ke
23

fuse dan untuk kabel netral dan ground masuk ke busbar. Dari busbar dan fuse
sebelum ke beban kabel harus melewati line up terminal terlebih dahulu. Saat
memasukkan kabel pada line up terminal harus dicek terlebih dahulu, apakah
sedah benar-benar tertancap dan tidak bisa lepas, karena jika kabel ini belum rekat
masuk ke line up terminal ini dipastikan elektronnya tidak akan mengalir.
Pada praktek ini line up terminal yang dibutuhkan sebanyak 3 buah untuk
kabel dari sumber dan 13 buah untuk kabel keluaran menuju beban.

s. OAK

Fungsi OAK adalah untuk tempat dudukan bagi APP.Pemasangan OAK


langsung menempel pada papan job. Pada job ini dibutuhkan OAK sebanyak 1
buah.

t. Terminal Blok

Terminal blok ini berfungsi sebagai media penyaluran kabel yang


menghubungkan dari sumber ke MCB serta ke panel. Cara memasukkan kabel
tidak perlu menggunakan mata itik seperti pada busbar di panel, hanya perlu
mengendurkan sekrup lalu memasukkan kabel lalu mengencangkan sampat rapat.
Terminal blok berada ditengan tengah OAK .

u. KWh Meter
24

KWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara
langsung hasil kali tegangan, arus faktor kerja, kali waktu yang tertentu (UI cos𝜑)
yang bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan
bekerjanya induksi magnetis oleh medan magnet yang dibangkitkan oleh arus
melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi
magnetis ini berpotongan dengan induksi magnetis yang dibangkitkan oleh arus
melewati kumparan tegangan terhadap disc yang sama.
Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis
kedua medan magnet tersebut diatas bergeser fasa sebersar 90 derajat satu
terhadap lainnya (azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi
kumparan tegangan dibuat dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap
inductance murni.

v. MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat


elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari
arus lebih (over current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh
beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload).
MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan sekring (fuse), yaitu akan
memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih. Yang
membedakan keduanya adalah saat terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika
25

rangkaian sudah normal, MCB bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual,
sedangkan fuse akan terputus dan tidak bisa digunakan lagi.
MCB biasa diaplikasikan atau digunakan pada instalasi rumah tinggal,
pada instalasi penerangan, pada instalasi motor listrik di industri dan lain
sebagainya.
Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih
tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan
melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip). Selain bimetal, pada
MCB biasanya juga terdapat solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi
grounding (ground fault) atau hubung singkat (short circuit).

w. Kabel NYM

Kabel NYM digunakan untuk menghubungkan dari Panel box menuju ke


Kwh Meter

x. Kabel NYA 1,5mm2 (Merah,Biru, Hijau-Kuning)


26

Kabel NYA ini digunakan untuk melakukan pengawatan didalam panel


serta pengawatan di dalam pipa PVC yang telah dipasang sesuai dengan diagram
lokasi job sheet.

y. Lasdop

Lasdop berpungsi sebagai penutup sambungan. Agar terhidar dari arus


listrik maka sambungan perlu ditutup dengan menggunakan lasdop. Selain itu
juga digunakan agar antara masing – masing sambungan tidak bersinggungan
yang dapat membahayakan. Cara pemasangan lasdop yaitu sambungan yang telah
dipilin dan ditutup dengan benang instalasi atau pita isolasi barulah ditutup
dengan lasdop. Bahan pembuatan lasdop yaitu PVC, plastic dan karet. Pada job
ini dibutuhkan lasdop sebanyak 3 buah.

z. Benang Instalasi

Benang instalasi berfungsi sebagai alat


pengikat pada sambungan kabel yang sudah
27

dipilin (sambungan ekor babi). Penggunaan benang instalasi saat ini suda tidak
popular lagi karena sudah digantikan dengan isolasi pita yang lebih praktis.
Benang instalasi terbuat daru serat ataupun wol. Pemasangan benang instalasi
harus hati – hati karina dapat berakibat patal. Kabel instalasi dipasang dengan cara
membelitkan benang ke kabel yang suda dipilin terlebih dahulu. Pada job ini
dibutuhkan benang isolasi sebanyak 3 helai dengan panjang 15cm.

aa. Connector

Connector merupakan bagian yang menghubungkan kabel distribusi dan


kotak APP. Connector mempunyai gigi-gigi yang menancap langsung ke kebel
sebingga taegangan dapat tersalurkan. Cara memasangnya hanya dengan
memasukkan kabel ke lubang yang ada pada connector, kemudian merapatkan
mur yang ada pada bagian atanya dengan pengunci. Perludiperhatikan ketika
merapatkan mur, diusahakan tidak terlalu rapat juga tidak terlalu longgar, batasi
hingga panel teraliri tegangan. Pada job ini dibutuhkan connector sebanyak 2 buah
yaitu untuk Netral dan Fasa.

bb. Sekrup
Merupakan alat yang dipakai untuk menancapkan berbagai perlengkapan
instalasi ke papan job. Jenisnya yang beraneka ragam dirancang ungtuk tujuan
masing-masing. Didisain dengan ukuran yang berbeda-beda agar peralatan yang
ingin dipasang melekat dengan rapat ke papan job.
28

cc. Lampu Pijar

Lampu Pijar pada job ini, digunakan sebagai indicator apakah instalasi on
plaster yang telah kita rancang apakah sudah benar maupun sudah benar
penempatan antara fasa dengan netralnya.

dd. Kabel Power


29

Kabel power di atasyang gunanya hanya mengecek apakah instalasi yang


telah dipasang sudah benar sebelum selanjutnya dipasang dengan Kwh Meter
yang terhubung dengan kabel jaringan.

BAB III
PERENCANAAN PRAKTIKUM

3.1 Ketentuan Umum

1. Rancangan suatu instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL dan


ketentuan-ketentuan lain yang ada didalam peraturan.
2. Rancangan suatu instalasi listrik berdasarkan persyaratan dasar yang
ditentukan dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi
keselamatan.
3. Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian
dan survey lokasi.
3.2 Tujuan Perencanaan

Tujuan perencanaan adalah untuk menyiapkan segala sesuatu yang


diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan
teori pendukung, dengan memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan
perencanaan tersebut.

3
30

3.1
3.2
3.3 Diagram Kerja

Diagram kerja adalah suatu gambar rangkaian dari fungsi kerja suatu
sistem secara menyeluruh sederhana dan mudah dimengerti serta digambarkan
berdasarkan simbol-simbol instalasi listrik.
Diagram jaringan kerja mempunyai dua peranan, yaitu perencanaan
proyek dan evaluasi secara grafik dari kegiatan-kegiatan suatu proyek. Oleh
sebab itu diagram jaringan kerja harus mampu memberi gambaran tentang:
1. Hubungan antar komponen kegiatan
2. Arus operasi mulai dari awal sampai berakhirnya suatu proyek.

3.1 Gambar sketsa pada papan


31

3.2 Gambar Diagram Pengawatan


32

3.4 Gambar Diagram Pengawatan APP

3.5 Daftar kebutuhan bahan

No Nama Peralatan Spesifikasi Satuan Jumlah Keterangan


A Pipa dan alat bantu
1 Pipa PVC 5/8 dim m 25.5
2 L bow PVC 5/8 dim bh 9
3 Cross-Dos 5/8 dim bh 2
4 Klem PVC 5/8 dim bh 51
5 Klem NYY bh 20
6 Klem NYM bh 2
B Saklar dan peralatannya
7 Saklar seri on plaster 250V AC bh 1
8 Saklar Cahaya 3A 220V AC bh 1
9 Kotak Kontak 250 V AC bh 1
10 Fiting Lokal E 27 bh 3
11 Fitting Tender E 27 bh 1
12 Roset Kayu bh 3
16 Push Button 220 V AC bh 1
C Panel IML dan Kelengkapannya
17 Kotak Panel 30 x 40 cm bh 1
18 Sekring Lengkap 3 Group 6 A bh 3
33

19 Saklar Relay Impuls 16A-220 Volt 1


20 Profil G 2
21 Profil V 1
22 Line Up Terminal 3 Input
23 Line Up Terminal 10 Output
24 Busbar Cu dan mur baut 2
D Panel APP dan Kelengkapannya
25 OAK 1
26 Deksel 1
27 KW Meter 1
28 MCB 1
29 Terminal Block 4 Pin 1
E Penghantar
30 NYA merah 2,5 mm 53
31 NYA biru 2,5 mm 21
32 NYA Kuning/hijau 2,5 mm 7.5
33 Sekrup Untuk Panel dll 3, x 15 mm 30
34 Sekrup Untuk Clamp 3,5 x 10 mm 105
35 NYY hitam 3x2,5 mm 3
36 NFA2x 10 mm 20

37 NYM 3x2,5 mm 3,5

BAB IV
PROSES PENGERJAAN

4
4.1 Prosedur dan Langkah Kerja
1. Sebelum melakukan proses pengerjaan “Instalasi Listrik On Plaster”,
sebaiknya menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker untuk
menghindari masuknya debu kapur ke dalam tubuh
2. Mepersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengerjaan
instalasi. Seperti :
 Papan kayu dengan ukuran 122cm x 122cm
 Kapur tulis untuk membuat sketsa
 Penggaris besi panjang (100 cm) untuk mempermudah pengerjaan
sketsa
34

 Amplas halus, untuk membersihkan bekas-bekas sketsa yang sudah


lama/ masih membekas.
3. Melakukan Tahapan Pertama, yakni membuat sketsa gambar sesuai
dengan diagram kerja yang telah terlampir pada jobsheet dengan ukuran-
ukuran yang telah ditentukan pada diagram kerja tersebut.
4. Berikutnya adalah, setelah proses membuat sketsa gambar, mulailah kita
memasangkan komponen-komponen instalasi listrik penerangan. Langkah
ini di dahulukan dengan tujuan, agar kita dapat mudah memperkirakan
panjang pipa yang akan digunakan pada proses pemipaan.
5. Berikutnya adalah proses pemipaan, dalam job sheet kali ini, tidak
diberika ELBOW untuk penyikuan pipa, namun kita menggunakan heater
dengan daya 1000W yang berguna untuk memanaskan pipa.
6. Pada saat memansakan pipa, sudut yang dihasilakn pada proses pemipaan
adalah 90 derajat atau dengan kata lain kita dapat membuat sudut siku
pada pipa tanpa harus menggunakan ELBOW.

Gb 4.1.1
7. Setelah proses pemipaan, selanjutnya menge-klem pipa-pipa tersebut
dengan klem pipa PVC 5/8 yang berguna untuk, pada saat pengawatan di
dalam pipa, pipa tidak lepas Karena tarikan dari kabel-kabel yang
dimasukkan kedalam pipa tersebut.
35

8. Selanjutnya, dalam proses pengawatan kita mulai mengawati tiap tiap


group terlebih dahulu, yakni pengawatan pada group 1 terlebih dahulu,
lalu group 3. (group 2 dilewati Karena tidak melalui proses pemipaan)
9. Selanjutnya kita mulai memasang komponen yang ada pada group 2, yakni
saklar cahay (LDR) dan kabel NYM. Pada group 2 ini tidak melalui proses
pemipaan, hanya menggunakan kabel NYM dan Saklar Cahaya (LDR).
Untuk mempertahankan posisi kabel NYM pada sketsa yang telah
digambar, digunakan Klem kabel NYM 10mm agar kabel NYM terlihat
rapi,lurus, memiliki estetika. (6 prinsip dasar instalasi listrik)
10. Selanjutnya adalah pemasangan box panel pada tempat yang telah
disediakan

11. Setelah pemasangan box panel, kita mengeluarkan isi dari box panel
tersebut yang berisi profil G, profil V serta Busbar CU
36

Lalu, mulai memasangkan komponen yang nantinya aka nada di dalam


box panel, yaitu:
 3 fuse / sekring sebesar 10A
 Line up terminal sejumlah 13 terminal (10 pada terminal out going,
3 pada terminal incoming)
 Impuls switch/ saklar impuls
37

12. Setelah memasang komponen dalam panel box, selanjutnya melakukan


pengawatan kabel serta pemberian identitas pada tiap line up terminal dan
fuse, untuk memudahkan pengerjaan pengawatan yang sesuai dengan
jobsheet
13. Memasangan kembali papan box panel yang telah dikawati kedalam box
panel untuk dihubungkan dengan kabel yang menghubungkan ke tiap tiap
group dari instalasi tersebut
38

14. Melakukan cek tanpa beban ( cek kontinuitas instalasi) apakah instalasi
yang dipasang sudah sesuai/ memenuhi syarat dalam artian tidak ada
masalah baik pengawatan di dalam pipa maupun pengawatan di dalam
panel. Untuk mengeceknya menggunakan multimeter (ohm meter).
(Lampiran table kontinuitas akan dilampirkan pada halaman berikutnya)
15. Setelah melalui proses pengecekan tanpa beban hasil akhir dari proses ini
adalah seperti gambar berikut
39

16. Selanjutnya, dosen pembingbing akan melakukan evaluasi sampai sejauh


ini berdasarkan table kontinuitas yang telah kita lakukan proses
pengecekan sebelumnya. Dengan menghubungkan terminal incoming
dengan kabel power dan dihubungkan pada kotak kontak yang ada pada
bangku kerja, maka dihasilkan gambar seperti berikut
40

Dari gambar diatas, telah disimpulkan bahwa rangkaian instalasi yang


telah dipasang sampai sejauh ini adalah benar.
17. Setelah melakukan evaluasi, pada minggu berikutnya mulai memasang
KWh meter, namun terlebih dahulu memasang OAK.

18. Setelah memasang OAK, selanjutnya kita melakukan pengawatan pada


KWh meter berdasarkan jobsheet yang telah diberikan.
19. Setelah KWh meter terpasang, selanjutnya memasang APP enuju terminal
yang ada di langit-langit bengkel listrik dengan menggunakan APD seperti
helm keselamatan kerja.
41

20. Pengerjaan selesai

BAB V
PENUTUP
42

KESIMPULAN
5
5.1 Kesimpulan
1. Sebelum memasang sebuah instalasi yang perlu dilakukan adalah
membuat diagram kerja instalasi yang akan dikerjakan. Memahami
gambar diagram serta menentukan kebutuhan bahan dan memperhatikan
keselamatan kerja.
2. Cara membuat pipa siku bila tidak disediakan L bow adalah dengan cara
memanaskan Pipa yang akan dibengkokkan yang tentu sebelumnya telah
ditandai. Setelah pipa melunak segera masukkan kabel NYM sebagai
media pembantu untuk membengkongkan pipa. Tarik sambil tekuk
permukaan pipa sesuai standart, yaitu 90 derajat.
3. Cara mengetauhi apakah pemasangan sambungan kita sudah tepat atau
belum adalah dengan menyambungkan kedua ujung dengan voltmeter.
Jika kedua ujung sudah berhubungan akan timbul beda potensial sehingga
jarum penunjuk akan menyimpang.
4. APP merupakan singkatan dari Alat Pengukur dan Pembatas. Karena pada
alat ini bukan hanya terdiri dari kWh meter yang berfungsi sebagai alat
pengukur daya nyata. Namun juga terdapat komponen MCB yang
merupakan alat pembatas arus lebih

Anda mungkin juga menyukai