Disusun oleh :
Desia Fitri Nur Halisa
1931120015
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Cover ...............................................................................................................................i
Kata Pengantar ................................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2. Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI
2.1 Instalasi Listrik..........................................................................................................2
2.2 Peraturan dan Standarisasi ........................................................................................2
2.3 Prinsip Dasar Instalasi Listrik ...................................................................................2
2.4 Kesehatan Kesalamatan Kerja (K3) ..........................................................................3
BAB III LANGKAH KERJA DAN KOMPONEN ALAT KERJA
3.1 Pengambaran Sketsa, Pemipaan, dan Pengkawatan instalasi penerangan 1 fasa .....5
3.2 Pengerjaan Panel ......................................................................................................7
3.3 Commisioning ..........................................................................................................7
3.3.1 Commisioning tidak bertegangan ...................................................................7
3.3.2 Pengujian Seluruh Sistem ...............................................................................8
3.4 Peralatan Instalasi Penerangan 1 fasa .......................................................................9
3.5 Bahan-bahan instalasi penerangan 1 fasa .................................................................11
3.6 Komponen dan Alat dalam Pembuatan Propil U ......................................................17
3.7 Komponen dan Alat dalam Pembuatan Mata Itik .....................................................20
3.8 Alat ukur pada Instalasi Penerangan 1 Fasa .............................................................21
BAB IV ALAT DAN BAHAN
4.1 Jangka Sorong ...........................................................................................................22
4.2 Mikrometer ..............................................................................................................25
4.3 Daftar kebutuhan bahan Praktikum Bengkel semester 1.........................................27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................29
5.2 Saran .........................................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik listrik merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri
Malang. Salah satu mata kuliah di program studi Teknik Listrik adalah bengkel listrik.
praktek bengkel listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik
Listrik yang didapat pada mata kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna
bagi mahasiswa itu sendiri
Dalam praktek mata kuliah Bengkel listrik ini mendapatkan satu Job Sheet yang
menjadikan arahan dalam pengerjaan tugasnya. Dalam Job Sheet memuat praktek yang
teorinya telah didapatkan dalam pembelajaran mata kuliah lain. Seperti halnya dalam
mata kuliah Instalasi listrik pada materi instalasi penerangan rumah.
1.2 TUJUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
Instalasi penerangan listrik adalah saluran listrik dari sumber (PLN, genset dan
lain-lain) menuju beban yang terpasang di dalam atau di luar bangunan untuk
menyalurkan arus listrik kepada konsumen setelah APP (Alat Pengukur dan
Pembatas)
Untuk pemasangan instalasi penerangan listrik untuk rumah tangga terlebih
dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi penerangan yang sudah
dibuat oleh perencana berdasarkan diagram situasi
Pemasangan suatu instalasi listrik terikat pada peraturan. Adapun tujuan dari
diadakannya peraturan ini adalah supaya aman bagi manusia, binatang, maupun
peralatan lain, adanya kesatuan atau keragaman, sebagai tuntunan pemakaian
energi listrik. Oleh karena itu agar energi listrik dapat dimanfaatkan seefisien
mungkin, maka syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan tersebut sangat
ketat. Di Indonesia ini dikenal dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
2000/2011, atau disebut PUIL 2000 atau PUIL 2011
1. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu instalasi
listrik, baik keamanan terhadap manusia, bangunan, atau harta benda,
makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.
2. Keandalan
Artinya, seluruh peralayan yang dipakai pada instalasi tersebut
haruslah handal dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya.
Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman
jika terjadi gamgguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau
gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan
yang terjadi dapat diatasi.
3. Kemudahan
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif
mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoprasikannya dan tata
letak komponen listrik tidak susah untuk dioperasikan, sebagai contoh
pemasangan saklar tidak terlalu tingi atau terlalu rendah.
2
4. Ketersediaan
Artinya, Kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan
baik berupa daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi.
Apabila ada perluasa instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang
sudah ada, tetapi kita hanya menghubungkannya pada sumber cadangan
(spare) yang telah diberi pengaman.
5. Estetika
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik
harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapih dan indah serta
tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
6. Ekonomi
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik
harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan - pertimbangan
tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dapat seheat mungkin tanpa
harus mengesampingkan hal-hal diatas
3
1. Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih
besar
2. Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang
kapasitasnya lebih besar
3. Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk
menambah daya
c. Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh
seperti terminal-terminal sambungan kabel, dan lain -lain.
d. Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus
ditanahkan
e. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan
dengan tempat kerja, diantaranya :
Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka,
harus diberi tanda peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang
rawan bahaya listrik
f. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada
keselamatan kerja,
antara lain :
Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah
ditetapkan olehPLN (AKLI)
Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti :
Baju pengaman (lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat
dan tahan terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya
harsus sesuai dengan PUIL.
Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik
kabelnya, tetapi dengancara memegang dan menarik tusuk
kontak tersebut.
4
BAB III
LANGKAH KERJA DAN KOMPONEN ALAT KERJA
1. PENGAMBARAN SKETSA
Tahap pengerjaan :
5
2. PEMIPAAN
Tahap pengerjaan:
3. PENGAWATAN
Tahap pengerjaan:
6
3.2 PENGERJAAN PANEL
Tahap pengerjaan:
1. Menggunakan APD untuk keamanan, contoh: baju bengkel.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk pengerjaan panel
3. Melepas plat yang ada di dalam panel dan pintu panel
4. Memasang komponen yang akan dipasang pada panel, seperti terminal,
busbar, fuse, saklar impuls.
5. Melakukan pengawatan pada panel sesuai dengan jobsheet.
6. Memeriksa sambungannya menggunakan multimeter. Jika sudah benar,
masukkan plat panel ke dalam panel.
7. Menghubungkan kabel yang ada pada pipa dengan terminal sesuai gambar
yang terdapat di jobsheet. Kemudian, Memeriksa sambungannya
menggunakan multimeter.
3.3 COMMISIONING
3.3.1 COMMISIONING TIDAK BERTEGANGAN
Pemeriksaan sambungan:
7
Netral Baik
Fasa Baik
Netral Baik
3 Kotak kontak
PE/ground Baik
8
3.4 PERALATAN INSTALASI PENERANGAN
1. TANG
- Tang Sudut
Moncong rahang mempunyai sudut kemiringan 45derajat.
Fungsinya untuk menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau,
ibarat di kolong meja. Kelemahannya, hanya cocok untuk belahan
dengan sudut kemiringan 45 derajat.
9
2. OBENG
4. GERGAJI
10
5. UNCK
Unck digunakan untuk memberi tanda
pada benda lunak. Pada jobdesk ini, unck
digunakan sebagai pemberi lubang agar
skrup bisa masuk dengan mudah pada saat
diobeng.
6. PENGGARIS
1. PAPAN KERJA
11
2. PIPA
Pada jobdesk ini, pipa pvc berfungsi
sebgai penghubung antara komponen satu
ke komponen yang lain. Selain itu, pipa
juga berfungsi sebagai pelindung kabel dari
debu, air dan lingkungan. Pipa ini juga
menjaga kerapian kabel serta keindahan
agar enak dipandang. Pada job ini
mahasiswa membutuhkan 4 meter pipa pvc
yang berukuran 5/8 inchi
4. FITTING DUDUK
5. FITTING LOKAL
12
Lampu yang dapat dimasukkan dalam fitting ini adalah jenis lampu ulir
baik LHE ataupun lampu pijar. Pada jobdesk ini, dibutuhkan 3 buah fitting
duduk.
6. SAKLAR SERI
8. ROSET KAYU
Roset kayu digunakan sebagi tempat
dudukan pada papan untuk fitting lokal.
Memiliki bentuk yang tebal, sehingga untuk
menempelkannya pada papan harus
menggunakan sekrup yang tebal. Pada
jobdesk ini, dibutuhkan 3 buah roset kayu
untuk 3 fitting lokal.
13
9. KOTAK KONTAK 1 FASA
10. BENANG
Benang merupakan serat yang berfungsi
sebagai isolator pada instalasu penerangan.
Benang membalut sambungan ekor babi yang
akan ditutup dengan lasdop kemudian. Fungsi
benang adalah sebagai pengerat agar lasdop tidak
lepas dan berfungsi dengan baik sebagai isolator.
Pemasangan benang haruslah pas, sehingga tidak
dapat dilepas dengan mudah. Pada jobdesk ini,
digunakan 10 helai benang.
11. LASDOP
14
13. BOX PANEL 40 × 30 CM
Box panel berfungsi sebagai tempat
pengaman serta line up terminal yang
menghubungkan kabel sumber dengan kabel
beban. Box panel yang digunakan berukuran
kecil dengan ukuran 40 × 30 cm.
Panel listrik adalah sebuah papan
hubung bagi yang berisi koponen-komponen
listrik, yang disesuaikan dengan fungsi panel
tersebut. Terdiri dari fuse, saklar impuls, dan
terminal. Pada jobdesk ini, digunakan box
panel sebanyak 1 buah.
15
16. KABEL LISTRIK
- NYA
Kabel NYA berdiameter 1,5 mm2 berfungsi sebagai penghantar
arus listrik. Pemasangan kabell ini dilakukan NYA 3 warna. Yaitu
merah untuk kabel fasa, biru untuk kabel netral, dan hijau-kuning
untuk kabel PE.
- NYM
17. CONNECTOR
Connector merupakan komponen yang
menghubungkan kabel distribusi dan kotak APP.
Connector mempunyai gigi-gigi yang menancap
langsung ke kabel sehingga tegangan dapat
tersalurkan. Cara memasangnya hanya dengan
memasukkan kabel ke lubang yang ada pada
connector, kemudian merapatkanmur yang ada
pada bagian atasnya dengan pengunci. Pada
16
jobdesk ini, dibutuhkan connector sebanyak 2
buah yaitu untuk netral dan fasa.
18. SAKLAR TUNGGAL
2. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan
mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor,
memahat dan lain-lain. Agar benda kerja tidak
mengalami kerusakan/luka maka pada mulut ragum
dilengkapi dengan vice klem. Pemasangan ragum
pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi
pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah
apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka
tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri
sempurna.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan
benda kerja pada ragum adalah sebahai berikut :
a. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak
permukaannya.
17
b. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang
Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari
kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum
3. Kikir
Material kikir adalah dari baja karbin tinggi/baja
special. Alat ini digunakan untuk mengurangi
sebagian material dengan jalan memarut sehingga
menjadi rata, cekung, cembung, bulat, dan
lainnya.
4. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran
pada benda kerja atau bahan yang akan
diolah. Ada bermacam-macam jenis
penggores yaitu penggores tangan
sedukan, penggores dengan satu ujung
bengkok, penggores dengan satu ujung
dirubah.
5. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian
benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik
yang sering digunakan adalah silinder yang
dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250°
sampai 300°.
6. Penggaris Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur
benda kerja yang berukuran pendek, selain itu
juga dapat dipakai untuk membimbing
18
penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran
panjang dari mistar baja ini bermacam macam, ada yang berukuran 300 mm,
500mm, 600mm dan 1000mm.
7. Penggaris Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian
dari benda kerja, ukuran panjangnya
300mm, terbuat dari bahan baja.
8. Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis,
karena bentuknya yang demikian beda dengan gergaji
kayu, geriginya yang kecil dan ujung depan dan
belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk
mengencangkan dan menggendorkan gergaji besi.
Gergaji besi terdiri dari sengkang dan daun gergaji.,
sengkang adalah alat pegangan untuk menggergaji
sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi
berbentuk lurus dan berbentuk zig zag
9. Mesin Bor
Alat ini berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja mulai dari
diameter kecil hingga yang besar.Yang
harus menjadi perhatian Kita pada saat
menggunakan bor adalah perhatikan jenis
mata bor nya. Sesuaikan bahan mata bor
dengan pengaplikasiannya. Mata bor untuk
benda kerja berbahan besi tentu berbeda
dengan mata bor untuk benda kerja
berbahan kayu
atau objek seperti tembok misalnya.
19
10. Tap
Alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam
dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal ini
disebut saja “Tap Tangan” untuk membedakan
penggunaannya dengan yang dipakai mesin.
Bahannya terbuat dari baja karbon atau baja suat
cepat (HSS) yang dikeraskan
3.7 KOMPONEN DAN ALAT DALAM MEMBUAT MATA ITIK
1. Kabel
Kabel tipe NYA ukuran 1,5 mm2 dan ukuran 2,5 mm2
20
3.8 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN
1. MULTIMETER / AVOMETER
21
BAB IV
22
D. Pembacaan Ukuran
Sebelum membaca ukuran pada jangka sorong harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Skala ukuran yang terdapat pada badan/batang jangka sorong.
Angka-angka yang tercantum pada skala utama terdapat angka 0, 1, 2, .. dan
seterusnya menunjukkan ukuran dalam centimeter.
2. Garis batas skala nonius pada rahang geser.
Pada rahang geser terdapat angka-angka 0, 1, 2, 3,.. dan sterusnya
menunjukkan desimal 0,1; 0,2; 0,3;.. dan seterusnya.
3. Perhatikan garis awal (0) pada skala utama sampai garis awal (0) pada skala
nonius, yang disebut ukuran pada skala utama.
4. Perhatikan garis awal (0) pada skala nonius sampai garis sejajar atau segaris
dengan skala utama yang menunjukkan desimal, yang disebut ukuran pada
skala nonius.
5. Dari skala utama dan ukuran pada skala nonius kita jumlahkan, maka didapat
ukuran total atau ukuran dari benda yang diukur.
E. Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 10 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,1 mm.
Contoh Pembacaan:
0 10 20 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
23
F. Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 20 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,05 mm.
Contoh Pembacaan:
0 10
1 20 30 40 50 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 10 20 30 40 50 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
24
4.2 MIKROMETER
A. Pengertian Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur ketebalan, mengukur lubang, mengukur kedalaman, atau
mengukur celah dari suatu benda kerja.
B. Macam-macam Mikrometer
a. Ditinjau dari ketelitiannya
Mikrometer ketelitian 0,01 mm
Mikrometer ketelitian 0,002 mm
Mikrometer ketelitian 0,001 mm
b. Ditinjau dari pembacaan ukuran
Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala langsung
Mikrometer dengan pembacaan skala ukuran dan nonius
Mikrometer dengan jam ukur
Mikrometer denga pembacaan digital
C. Bagian-bagian micrometer
Keterangan:
1. Frame (Bingkai/rangka)
2. Anvil (landasan tetap)
3. Spindle (poros geser)
4. Lock (Pengunci)
5. Sleeve (Tabung ukur)
6. Timble (Tabung Putar)
7. Ratchet (Ratset)
Fungsi Bagian-bagian mikrometer:
1. Bingkai (Frame),
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta
dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
25
peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai
dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai
memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang
sebesar 1/100 mm.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara
anvil dan spindle.
3. Spindle (poros geser)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
5. Sleeve (Tabung ukur)
Tempat skala utama.
6. Thimble (Tabung putar)
Tempat skala nonius berada, dan untuk memajukan dan memundurkan
spindel. . Tabung putar memiliki ulir yang dihubungkan dengan ujung poros
geser. Jika tabung putar diputar satu putaran maka poros geser akan bergerak
satu speed atau satu kisar ulir. Kisar ulir pada tabung putar ada yang
mempunyai ukuran 1 mm dan ada pula yang memiliki kisar ulir 0,5 mm. Satu
keliling tabung putar dibagi menjadi 50 garis skala ukuran, sehingga jarak
antara masing-masing garis skala ukuran menunjukkan bergeraknya tabung
putar atau poros geser sejauh 0,5/50 = 0,01 mm.
7. Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
D. Pembacaan Ukuran
Untuk membaca nilai pada mikrometer sekrup ada 2 bagian yang harus
diperhatikan yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk melihat ke-2 bagian
tersebut dapat dilihat dari sleve untuk skala utama dan thimble untuk melihat skala
nonius.
Agar lebih jelas tentang cara membaca mikrometer sekrup, kalian dapat
perhatikan contoh gambar dibawah ini :
26
Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :
1. Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian timhble yaitu 5
mm
2. Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
3. Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm maka
rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
4. Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala bawah +
nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm
27
16. Fuse lengkap on plaster 220 V AC / 10 A Bh 3
17. Profil V / dudukan relay Aluminium Cm 20
Profil G / untuk line up
18. 220 V AC Cm 15
terminal
19. Busbar Cu dan mur baut 28 X 5 cm Bh 1
20. Line up terminal 4 mm Bh 13
21. End plate 4 mm Bh 2
22. End piece 4 mm Bh 1
D. Panel APP
28
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
29