RUMAH TANGGA
Makalah
Dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
dan Tata Tulis Laporan di Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Listrik
Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
4.1 Kesimpulan..............................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah
bangunan gedung, yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya.
Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Dalam suatu perancangan, produk yang
dihasilkan adalah gambar dan analisa.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui komponen apa saja yang diperlukan dalam instalasi
listrik
1.3.2 Untuk mengetahui standar komponen dan instalasi listrik
1.3.3 Mengerti dan memahami pemasangan instalasi listrik di rumah yang
aman
1.3.4 Mengerti dan memahami pemeliharaan listrik rumah tinggal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lumen ini tidak menghitung faktor intensitas cahaya lainnya, tetapi hanya yang
ada di sumber cahayanya saja dengan arah cahaya yang mengarah kesatu sisi.
Tidak peduli apakah lampunya berbentuk spot-beam sehingga terlihat
lebih terang atau dibuat menyebar sehingga terlihat tidak terlalu terang. Tetap saja
nilai yang digunakan adalah lumen sebagai angka kecerahan cahaya pada suatu
bidang yang di sinari.
Lux
Lux adalah nilai yang dihitung sebagai penyebaran penerangan dari sebuah
cahaya lampu, dengan memperhitungkan tingkat rata-rata cahaya paling kuat dan
mengabaikan cahaya rendah yang bias.Lux digunakan sebagai hasil akhir yang
diberikan cahaya lampu di titik tersebut. Bukan dilihat dari kekuatan cahaya di
titik lampu. Karena itu Lux umumnya digunakan sebagai satuan standar untuk
tingkat pencahayaan lampu di rumah.Contohnya bila dihitung nilai 100 Lux di
satu titik kecil maka akan terlihat cahaya yang sangat terang. Tetapi bila titik
tersebut dibuat lebih lebar atau dibias lebih lebar maka nilai Lux akan menurun
karena hasil akhir dari intensitas pencahayaan lebih redup dengan pembiasan.
Untuk satuan yang akan dipakai pada perhitungan nanti adalah Lux dan
Lumen. Jadi secara mudahnya, lumen adalah tingkat pencahayaan yang dihasilkan
oleh lampu, sedangkan lux adalah pencahayaan pada bidang yang disinari.
Contohnya, lampu 7 Watt yang menghasilkan 560 lumen jika dipasang
pada ruangan toilet berukuran panjang x lebar = 1,5 x 1,5 M2 dengan tinggi
standar 3 meter akan terlihat sangat terang. Artinya nilai lux-nya besar. Tetapi bila
lampu yang sama dipasang pada ruangan berukuran 6 x 6 M2 dengan tinggi sama
maka cahayanya akan terlihat kurang terang. Dalam hal ini nilai lux-nya menurun.
Karena itu 1 lux dihitung setara dengan 1 lumen per meter persegi.
BAB III
PEMBAHASAN
c. Gambar diagram garis tunggal yang tercantum dalam diagram garis tunggal
ini meliputi:
6
b. Sakelar
Pada dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor
(biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua
bilah konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik
7
Rumah tempat tinggal yang lebih dari satu lantai dan terdiri dari beberapa
ruangan harus dipasang sakelar untuk pengaturan instalasi lampu masing-
masing ruangan. Pemasangan sakelar harus dekat pintu masuk dan tuas
sakelar, masing-masing sakelar harus seragam dalam menentukan posisi
terhubung atau terputus, misalnya jika akan menghubung tuasnya didorong ke
atas atau tombolnya ditekan (PUIL).
Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh
tangan manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan
kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua
keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup” dan
Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran listrik
sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.
c. Stop Kontak
Stop kontak dipasang sekurang-kurangnya 1,25 m tingginya dari lantai.
Karena stop kontak sebagai sumber tegangan bagi pemakainya maka
kemampuannya harus sesuai dengan alat yang dihubungkan.
Pada stop kontak harus dipasang pentanahan, hal ini mengingat fungsinya
sebagai sumber tegangan bagi pemakai tenaga listrik lain. Dengan demikian
lebih aman bagi orang yang memakai alat-alat listriknya.
8
d. Pengaman
e. Armature
Armatur penting artinya dalam instalasi penerangan sebab armature dapat dipakai
sebagai pengarah sekaligus pembagi cahaya sesuai dengan kebutuhan. Dalam
pemilihan armature harus disesuaikan dengan sumber cahaya sehingga sinar yang
dihasilkan tidak menyilaukan mata.
Bayang-bayang tersebut harus tetap ada namun tidak boleh bterlalu
tajam.Selain itu kontruksi armature penting juga dalam hubungannya dengan
pembuangan panasyang dikeluarkan oleh sumber cahaya tidak memaskan
armature atau mungkin bisa menimbulkan kebakaran.
Penyebaran cahaya
f. Lampu
Jika cahaya lampunya melebihi kebutuhan maka mata akan cepat lelah
karena silau dan tentunya akan terjadi pemborosan penggunaan energi listrik.
Tapi jika cahaya lampunya kurang maka mata juga akan cepat lelah karena harus
bekerja keras untuk dapat melihat dengan baik.
Dalam menentukan cahaya ini, salah satu pedoman yang bisa digunakan
adalah tabel SNI- 03-6197-2000 dimana terdapat standar lux yang dibutuhkan
setiap ruangannya.
10
Pipa yang berfungsi untuk melindungi kabel dalam tembok pada instalasi listrik
in bow. Pipa instalasi listrik memiliki beberapa jenis yang umum digunakan
yaitu:
1. Pipa union
2. Pipa PVC
h. Dos penyambung/T-dos
11
F
E=
A
Keterangan:
p .l
k=
tb( p+l)
Keterangan:
Semua penghantar aktif saluran utama, sirkit cabang atau sirkit yang
sama.
Susut tegangan antara PHB utama dan setiap titik beban, tidak boleh lebih
dari 5% dari tegangan di PHB utama, bila semua penghantar instalasi
dilalui arus maksimum. Peraturan ini berlaku untuk keadaan stasioner dan
tidak berlaku pada waktu terjadinya arus peralihan yang cukup tinggi.
2. Sakelar
Setiap sakelar yang melayani sirkit utama atau sirkit cabang harus
mempunyai arus nominal tidak kurang dari kebutuhan arus maksimum
dari bagian instalasi yang dilayani sirkit bersangkutan. Disamping itu arus
nominal sakelar masuk harus memenuhi syarat:
a. Tidak kurang dari 10 A
b. Tidak kurang dari kebutuhan arus maksimum dari sirkit akhir yang
terbesar yang dilayani oleh sakelar masuk itu
14
3. Gawai Pengaman
Arus nominal semua gawai pengaman seperti pemutus daya dan
pengaman lebur harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
PUIL.
Arus nominal pemutus daya yang arus jatuhnya dapat atau tidak
dapat disetel, tidak boleh melebihi KHA penghantar di tempat dilindungi,
kecuali bila titik terdapat pemutus yang daya mempunyai arus nominal
sama dengan KHA penghantar, dalam hal ini dapat digunakan pemutus
daya yang lebih besar satu tingkat.
Semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekurang-
kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang dapat terjadi di tempat
pemutus daya.(PUIL)
Arus nominal dan karakteristik pembatas arus hubung pendek
harus dipilih dengan memperhatikan besar arus hubung pendek, arus
nominal, dan karakteristik perlengkapan pengaman dan perlengkapan
lainnya, dengan maksud membatasi arus hubung pendek sehingga tidak
akan melebihi kemampuan arus hubung pendek perlengkapan pengaman
tersebut.
Bila saluran utama konsumen tidak diberi pengaman pada sisi suplai
dengan pengaman lebur atau pemutus daya, maka saluran tersebut harus terdiri
atas penghantar berisolasi ganda, dan dipasang aman dari kebakaran. Ketentuan
15
KHA penghantar yang dipakai dalam sirkit cabang dimanapun juga tidak
boleh lebih kecil dari nilai pengaman sirkit yang lebih besar maka penghubung
tersebut di atas dapat dilangsungkan dengan menggunakan penghantar yang
mempunyai KHA lebih kecil, dengan syarat bahwa penghantar itu harus:
1. Mempunyai KHA tidak kurang dari 1/5 KHA sirkit cabang tersebut,
2. Tidak boleh lebih kecil dari 4 mm2,
3. Harus sependek mungkin dan tidak lebih dari 2 m,
4. Seluruhnya terselubung dengan logam, atau bahan lainnya yang tidak
dapat terbakar, kecuali bila kabel tersebut merupakan bagian dari
pekawatan PHB (PUIL)
16
1. Peranti masak tersendiri seperti pelat pemanas terpisah dan bagian tungku
dari tungku dapur dalam suatu ruangan pada instalasi rumah tinggal;
2. Fitting penerangan yang merupakan bagian dari penerangan luar yang luas
dan dipasang pada jaringan terbuka, dengan syarat bahwa penghantar
netral tidak dibelitkan pada ujung kotak fitting atau pada sakelar yang
melayani lampu-lampu itu.
Jenis penghubung kabel listrik yang pertama yaitu sambungan ekor babi
(Pig Tile). Mengapa disebut dengan sambungan ekor babi ? karena jenis
penghubung kabel listrik ini melintir mirip dengan ekor babi.
2. Sambungan puntir
Sambungan puntir lebih kuat, karena pada sambungan ini dua kabel dibuat
secara lurus dan saling mengikat. Sambungan puntir memiliki dua jenis
sambungan yaitu :
1. Pertama kupas terlebih dahulu kedua ujung lapisan isolator kabel lebih
pangjang dari yang pertama.
2. Kemudian gabungkan dan bengkokkan kurang lebih 1,5 cm seperti
huruf L.
3. Jika sudah, pelintir ujung kabel ke arah yang berlawanan satu sama lain
hingga terikat dengan kuat.
18
Cara menyambungnya :
b. Sambungan Scarf
Sambungan kabel jenis scarf sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
sambungan jenis Britania. Sambungan ini juga memerlukan bantuan dari
kabel kecil, karena kabel yang disambung menggunakan teknik ini adalah
kabel yang mempunyai ukuran besar. Bedanya yaitu, sambungan scarf
digunakan pada kabel yang lebih besar dengan lilitan yang lebih kecil
yang lebih banyak dan cara menyambungkan kabel besar tersebut
dipipihkan.
4.1 Kesimpulan
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah
bangunan gedung , yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan
penghuninya .Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Dalam suatu perancangan, produk
yang dihasilkan adalah gambar dan analisa.
Peralatan yang dipilih untuk dipasang dalam instalasi listrik harus
memenuhi standar yang berlaku dan mentaati ketentuan PUIL 2011, serta harus
cocok pemakaiannya terhadap lingkungannya, dan mengikuti instruksi pabrik
pembuat peralatan tersebut.
4.2 Saran
Dengan mengetahui tentang instalasi listrik rumah tangga diharapkan dapat
mengurangi resiko terjadinya kebakaran akibat kesalahan instalasi dan
menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi penghuni rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Ngertiaja. 2019. Macam Macam Sambungan Kabel Listrik Beserta Teknik Dan
Gambarnya. Diakses dari https://ngertiaja.com/sambungan-kabel/. pada 4
November 2019
Rusmady, Dedy. 2001. Belajar Instalasi Listrik. Bandung: CV. Pionir Jaya
Wijayanto, Sri, dan M.Haiban Agus Salim. 2016. Instalasi Listrik Penerangan.
Klaten: Macanan Jaya Cemerlang