Anda di halaman 1dari 69

INSTALASI DOMESTIK RUMAH TINGGAL TIPE 177

Disusun Oleh :

Nama : Monica Oktarani

Nim : 061830311308

Kelas : 2 LG

Mata Kuliah : Instalasi Listrik 2

Dosen Pembimbing : Nofiansyah,S.T.,M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

TAHU AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang saya susun berjudul “Instalasi Domestik Rumah Tinggal Tipe 177”.

Laporan ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah Instalasi Listrik 2.
Selain itu saya juga mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan untuk
melakukan instalasi domestik rumah tinggal pada rumah sederhana maupun
rumah mewah.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik
secara moril maupun materil. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Nofiansyah, S.T., M.T. yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan
makalah instalasi domestik rumah tinggal ini. Serta reka-rekan kuliah saya yang
sudah turut memberi semangat dan membantu terselesaikannya makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu semua kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangat saya harapkan, agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat lebih
baik. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
budiman. Aamiin.

Palembang, 8 April 2019

Penulis,

Monica Oktarani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah. ...................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Peraturan-peraturan yang menjadi standarisasi pemasangan
Instalasi Listrik .............................................................................. 3
2.2 Teori Dasar ................................................................................... 8
2.2.1 Instalasi Listrik.................................................................... .. 8
2.2.1.1 Instalasi Listrik Domestik.............................................. 9
2.2.1.2 Tingkat Pencahayaan...................................................... 10
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi Listrik............................ 11
2.2.2 Peralatan dan Bahan yang digunakan pada Instalasi Listrik 1
Fasa............................................................................................... 13
2.2.3 Manfaat Listrik pada Rumah Tinggal.................................. . 32
2.3 Prosedur Pemasangan..................................................................... . 33
2.4 Tabel Daya Rumah....................................................................... ... 37

BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Rumah Tampak Depan.............................................................. ... 40
3.2 Denah Lokasi............................................................................... 41
3.3 Denah Bangunan tanpa Instalasi............................................... ... 42
3.4 Denah Bangunan dengan Instalasi............................................. .. 43
3.5 Deskripsi Rumah.......................................................................... 44
3.5.1 Perhitungan Jumlah Titik Lampu dan Daya......................... 48

ii
3.6 Diagram Distribusi.................................................................... ... 57
3.7 Panel dan Deskripsi..................................................................... .. 58
3.7.1 Gambar Kotak Panel MCB. ................................................. 58
3.7.2 Diagram Panel MCB ............................................................ 59
3.7.3 Deskripsi Panel MCB........................................................... 60
3.8 Tabel Peralatan dan Harga......................................................... .. 63
BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ............................................................................ 64
4.2 SARAN ........................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak pertama kali ditemukannya listrik oleh seorang ilmuan


berkebangsaan Yunani yang bernama Thales. Kemudian listrik pun terus
berkembang sampai akhirnya seperti sekarang ini. Bisa dikatakan listrik turut ikut
membantu dalam perkembangan zaman, karena hampir setiap teknologi yang ada
sekarang ini digerakkan oleh listrik.

Instalasi listrik merupakan kata yang tidak asing lagi bagi kita. Hampir
setiap hari kita melihatnya, baik itu di rumah-rumah, bangunan-bangunan, toko,
gedung, dll. Akan tetapi pernahkan terlintas dipikiran kita bagaimanakah proses
ditemukannya listrik sehingga bisa berkembang seperti sekarang ini. Dan juga
apakah instalasi yang terpasang di rumah kita sudah terpasang dengan benar dan
sesuai dengan peraturan umum instalasi listrik.

Hal ini harus sangat diperhatikan karena pemasangan instalasi listrik harus
benar dan sesuai PUIL, untuk mencegah terjadinya bahaya akibat kebocoran arus
yang dapat berakibat fatal seperi kebakaran. Selain itu pemasangan instalasi listrik
yang benar juga dapat mengurangi rugi-rugi daya yang dapat menghemat biaya
pemakaian daya listrik.

Dari uraian diatas maka saya sebagai penulis tertarik membuat makalah
ini, dan juga sebagai syarat untuk memenuhi tugas yang diberikan,semoga
makalah ini juga dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pemasangan instalasi listrik domestik 1 fasa dengan benar


dan alat dan bahan apa saja yang diguanakan?
2. Bagaimana cara pemakaian daya listrik yang benar?
3. Bagaimana menghitung jumlah titik lampu di setiap ruangan pada rumah
tinggal?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui cara pemasangan instalasi domestik 1 fasa pada rumah


tinggal, serta peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Menghitung jumlah titik lampu disetiap ruangan pada rumah tinggal.
3. Menghitung dan mengetahui daya listrik yang dibutuhkan untuk
pencahayaan pada rumah tinggal yang benar dan sesuai.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam manfaat penulisan ini penulis berharap makalah ini dapat


bermanfaat bagi penulis pribadi, dan para pembaca makalah ini, khususnya bagi
para mahasiswa yang mau, sedang, dan akan melakukan pengajaran dan
pembelajaran Teknik Instalasi.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peraturan – Peraturan yang menjadi standarisasi


Pemasangan Instalasi Listrik

A. Instalasi rumah tinggal yang digunakan pada rumah type 177 ini mengacu
pada PUIL tahun 2011, yang isinya sebagai berikut :

PUIL

1. ATURAN PEMASANGAN SAKLAR UNTUK PENERANGAN


2. ATURAN PEMASANGAN STOP KONTAK UNTUK PENERANGAN
3. ATURAN PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN DAN
STANDARNYA
4. ATURAN PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN DAN
KABELNYA

1. Kabel

Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya NYM)


yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap intinya
minimum 1,5 mm2.

Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan yang


baik.Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.Kabel Listrik berpenghantar
tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang secara permanen di dalam
rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2, berapapun jumlah daya listrik
yang terpasang dan hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A

3
2. Lampu

Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat


sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang
terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau dalam
keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.

Pada lampu tangan, sangkar pelindung, kait penggantung dan bagian lain
yang terbuat dari logam harus diisolasi terhadap fiting lampunya.Armatur
penerangan harus terisolasi dari bagian lampu dan fiting lampu yang bertegangan.

Armatur penerangan harus terisolasi dari penggantung dan pengukuhnya


yang terbuat dari logam, kecuali apabila pemindahan tegangan pada bagian ini
praktis tidak akan menimbulkan bahaya.

Armatur penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau yang


mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat bagi
pemasangan di tempat itu dan harus dipasang sedemikian rupa sehingga air tidak
dapat masuk atau berkumpul dalam jalur penghantar, fiting lampu, atau bagian
listrik lainnya.

Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu,
lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung bahan
korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.
Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian luar fiting lampu
yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu terbuat dari bahan
porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.

Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang mudah
terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa sehingga bagian
yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan bahan yang mudah terbakar
itu.

4
Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah
terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang kedap
debu.

Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur lampu harus mempunyai
cukup ruangan sehingga kabel dengan terminal penghubungnya dapat dipasang
dengan baik.

Tiap kotak sambung harus dilengkapi dengan penutup, kecuali jika sudah
tertutup oleh kap armatur, fiting lampu, kotak kontak, roset, atau gawai yang
sejenis.

Bagian dinding atau langit-langit yang terbuat dari bahan mudah terbakar
dan berada di antara sisi kap armatur dan kotak sambung harus ditutup dengan
bahan yang tidak dapat terbakar.

Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan rapi.


Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian rupa sehingga kabel
bebas dari gaya tarik dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan
yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel harus dipasang sedemikian rupa
sehingga bebas dari pengaruh suhu yang melebihi kemampuannya.

Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang diizinkan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin kekuatan dan kekokohan mekaniknya.
Pipa dan tempat masuknya harus dibuat sedemikian rupa sehingga kabel dapat
dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa ada kemungkinan terjadinya
kerusakan pada bahan isolasi atau putusnya hubungan kabel.

Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh menggunakan solder.

Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan dengan kabel


berselubung karet yang diizinkan bila pengawatannya ditempatkan bebas dari
panas lampu.

5
3. Stop kontak

1. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.

2.Mudah dicapai tangan.

3. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah


kanan atau di sebelah bawah.

4. Saklar

1. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.

2. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

3. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

B. Adapun peraturan-peraturan yang harus diperhatikan diantaranya


adalah : Persyaratan Umum Instalasi Listrik -2000 (PUIL 2000 SNI 04-0225-
2000).

1. Undang – undang dan peraturan mengenai keselamatan kerja yang


ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 ayat 3 .
2. Undang-undang No 15 Tahun 1985 tentang ketenaga listrikan.
3. Undang-undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
4. Undang-undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
5. Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang pemerintah darah.
6. Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang kewenagang Pemerintah
dan kewenangan propinsi sebagai daaerah Otonomi.
7. Peraturan pemerintah No 25 Tahun 2000 tentang Penyediaan dan
pemanfaatan tenaga listrik.

6
8. Peraturan pemerintah No 51 Tahun 1993 tentang analisa dampak
lingkungan.
9. Peraturan pemerintah No 25 Tahun 1995 tentang usaha penunjang Tenaga
Listrik.
10. Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No 01.P/40/M.PE/1990
tentang Instalasi Ketenagalistrikan.
11. Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No 02.P/0322/M.PE/1995
tentang Standardisasi, sertifikasi dan Akreditasi Dalam Lingkungan
Pertambangan dan Energi.

Tugas Be

C. Tujuan Dari Peraturan-Peraturan adalah Sebagai Berikut:

1. Supaya aman bagi manusia, hewan atau barang (terhadap bahaya sentuhan serta
kejutanarus), keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

2. Adanya kesatuan atau keseragaman.

3. Sebagai tuntunan pemakai energi listrik secara efisien.Pelanggaran pada


pelaksanaan instalasi listrik dapat dikenakan sanksi. Peraturan atau

4. pedoman tersebut di Indonesia dinamakan “Peraturan Umum Instalasi Listrik


(PUIL)”.

Pada pemasangan instalasi listrik sebenarnya kebakaran akibat listrik kecil


sekali kemungkinannya, mengingat didalam tujuan diadakannya peraturan adalah
aman, baik bagimanusia, hewan dan barang. Untuk itu perlu dijelaskan langkah-
langkah yang harusdilakukan dalam menyelesaikan pemasangan instalasi listrik
untuk bangunan besar adalahsebagai berikut:

1. Direncanakan oleh konsultan perencana.


2. Diperiksa oleh pemilik bangunan.
3. Diperiksa oleh pemerintah (cipta karya).

7
4. Diperiksa oleh pemborong atau instalatir
5. Dipasang oleh instalatir dan diawasi oleh pengawas lapangan konsultan
pengawas dan pemilik bangunan (sebelum
pelaksanaan pemasangan instalasi yang bersangkutan harusmemeriksa
gambar instalasi yang akan dipasang ke PLN bagi bangunan yang
akanmendapat suplai listrik dari jaringan PLN).
6. Setelah selesai pemasangan instalasi, instalatir yang bersangkutan harus
mengetesinstalasi yang telah dikerjakan, listrik baru dimasukan bila
instalasi baik.
7.

2.2 Teori Dasar

2.2.1 INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik pada rumah tinggal adalah suatu sistem/rangkaian yang digunakan
untuk menyalurkan daya listrik ke lampu atau alat-alat listrik yang lain sebagai
penunjang aktivitas rumah tangga sehari-hari.

Instalasi listrik dibagi menjadi dua bagian, yaitu

1. Instalasi pencahayaan listrik adalah seluruh instalasi yang digunakan


untuk memberi daya listrik pada lampu. Daya listrik/tenaga ini diubah
menjadi cahaya.
2. Instalasi daya listrik adalah instalasi listrik yang digunakan untuk
menjalankan alat-alat elektrik selain lampu seperti mesin cuci, setrika,
televisi, dan lain-lain.

 Syarat-syarat teknis dalam perencanaan instalasi listrik adalah

aman bagi manusia, hewan, atau barang

material yang dipasang harus memenuhi standar kualitas

8
penghantar arus atau kabel yang digunakan harus berdiameter sesuai dengan kuat
arus yang mengalir

kerugian tegangan/drop voltage pada beban tidak dapat melebihi :

-2 % dari tegangan nominal pada penerangan

-5 % dari tegangan nominal pada alat-alat listrik

2.2.1.1 Instalasi Listrik Domestik

Instalasi listrik rumah tinggal adalah suatu sistem/rangkaian yang digunakan


untuk menyalurkan daya listrik ke lampu atau alat –alat listrik yang lain sebagai
penunjang aktifitas rumah tangga sehari-hari. Instalasi listrik pada dasarnya dibagi
menjadi dua yaitu instalasi pencahayaan listrik dan instalasi daya listrik. Instalasi
pencahayaan listrik adalah seluruh instalasi yang digunakan untuk memberikan
daya listrik pada lampu. Instalasi daya listrik adalah instalasi yang digunakan
untuk menjalankan alat-alat elektrik selain lampu seperti mesin cuci, setrika,
televisi, dan lain-lain.

Pemasangan instalasi listrik di rumah tinggal tidak dilakukan sembarang karena


berhubungan dengan keselamatan jiwa dan kenyamanan. Sebelum dilakukan
pemasangan suatu instalasi listrik, terlebih dahulu haruslah dibuat gambar-gambar
rencana berdasarkan denah bangunan yang akan ditempati. Hal-hal lain yang juga
perlu diperhatikan adalah syarat pekerjaan, pelaksanaan, material yang digunakan,
waktu yang dibutuhkan dan lain-lain sebagainya.

Untuk pemasangan suatu instalasi listrik rumah tinggal lebih dahulu harus dibuat
gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya
akan dipasang. Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti.
Gambar denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya
digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih

9
penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal
garis yang tepat. Gambar-gambar yang biasanya diperlukan yaitu seperti berikut.

2.2.1.2 Tingkat Pencahayaan

Penggunaan energi sehemat mungkin dengan mengurangi daya terpasang melalui:

Pemilihan lampu yang mempunyai efikasi lebih tinggi dan menghindari


pemakaian lampu dengan efikasi rendah. Dianjurkan menggunakan lampu
fluoresen dan lampu pelepasan gas lainnya

pemilihan armatur yang mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan sesuai


dengan penggunaannya, mempunyai efisiensi yang tinggi dan tidak
mengakibatkan silau atau refleksi yang mengganggu.

Pemanfaatan cahaya alami siang hari.

Tingkat pencahayaan minimal yang direkomendasikan tidak boleh kurang dari


tingkat pencahayaan pada tabel berikut :

10
Tabel 2.1 Tingkat pencahayaan rata-rata, renderansi dan temperature warna yang

direkomendasikan

Sumber : SNI 03-6197-2000

Tabel 2.2 Karakteristik Kinerja Pencahayaan (Luminous) dari Luminer yang

Umum Digunakan

11
2.2.1. 3 Prinsip – Prinsip Dasar Instalasi Listrik

Beberapa prinsip instalasi harus menjadi pertimbangan pada pemasangan suatu


instalasi listrik, tujuannya adalah agar instalasi yang dipasang dapat digunakan
secara optimum. Adapun prinsip – prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keamanan

Yang dimaksud adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak, dan
barang lainnya apabila terjadi keadaan tidak normal dalam suatu instalasi listrik.

b. Keandalan

Yang dimaksud adalah andal secara mekanik maupun secara elektrik (instlasai
bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan). Keandalan juga menyangkut
ketepatan pengaman untuk menanggapi jika terjadi gangguan.

c. Ketersedian

Yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan baik daya,
gawai, maupun perluasan instalasi yang mencakup spare dari suatu instalasi,
peralatan yang digunakan dan sebagainya.

12
d. Ketercapaian

Yang dimaksud adalah pemasangan peralatan instlasi yang mudah dijangkau

oleh pengguna dan di dalam mengoperasikan peralatan tersebut juga mudah dan
dapat dijangkau oleh konsumen.

e. Keindahan

Yang dimaksud dengan keindahan adalah pemasangan instalasi listrik harus


sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku, yang posisi peralatan – peralatan
listrik sesuai pada tempatnya.

f. Ekonomis

Yang dimaksud ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus
sehemat mungkin karena besarnya biaya saja tidak selalu menjamin mutu suatu
instlasi, namun walaupun demikian mutu peralatan tetaplah menjadi perhatian
utama.

2.2.2. Peralatan dan Bahan yang digunakan pada Instalasi


Listrik 1 Fasa

A. Tang Kombinasi

Untuk menjepit, membengkok, dan menarik kawat, dan sebagainya.

B. Obeng

Alat yang digunakan untuk melepas dan mengencangkan sekrup. Obeng pada
umunya ada dua macam :

13
Obeng Kembang (+) .Dengan batang nikel, serta tangkai plastik, dengan plastik
yg berbeda ukuran.

Obeng Pipih (-). Dengan batang nikel serta tangkai dari plastik dengan ukuran
yang berbeda-beda.

C. Palu (Hammer), ada dua jenis yaitu :


1. Palu Besi

Banyak dipergunakan untuk memukul bagian-bagian yang keras.

14
2. Palu Karet Lunak

Dipergunakan untuk memukul benda yang mudah pecah atau berubah bentuk.

D. Gergaji ( Haw Saw Frame )

Gergaji tangan untuk besi dengan tangkai baja bulat, digunakan untuk
menggergaji pipa besi,pipa pvc, dan sebagainya.

E. Test Pen (Secw Drivers Mains Voltage Tester)

Obeng pipih (-) yang dilengkapi dengan lampu neon dengan tangkai dari plastik
yang transparan, mampu sapapi dengan 380 VAC. Tes Pent ini berfungsi ganda,
disamping bisa digunakan untuk membuka/mengeraskan skrup, bisa juga
digunakan untuk mengetahui tegangan phase.

F. Solder (Soldering Iron Star)

Alat ini digunakan untuk menyambung satu bagian dengan yang lainnya. Solder
listrik ini terdiri bermacam-macam sampai 1000 watt.

15
G. Bor Listrik

Dipergunakan untuk membuat lubang pada bahan pekerjaan kayu atau logam dan
bahan-bahan lainnya. Kontruksi bermacam-macam, untuk pekerjaan ringan,
menengah, dan berat.

H. AVO Meter

AVO Meter adalah Alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik dalam
satuan Ampere (A), tegangan listrik AC/DC dalam satuan Volt (V), dan tahanan
listrik dalam satuan Ohm (O). AVO Meter ada dua jenis dengan tipe bermacam-
macam yaitu:

AVO Meter dengan kumparan putar (manual)

16
AVO Meter dengan sistem digital

I. Pipa

Salah satu pipa yang paling sering digunakan dalam instalasi listrik yaitu pipa
PVC (Poly Vinil Clorida). Sifat PVC yang tahan lama dan tidak gampang dirusak
dan tidak berkarat atau membusuk menjadikan PVC paling sering digunakan
dalam sistem perpipaan dan pelindung kabel.

PVC tahan dalam kondisi lingkungan secara biologis maupun kimiawi,


membuatnya menjadi plastik yang dipilih sebagai bahan pengganti pipa logam
yang rentan karat dalam pengunaan rumah tangga, untuk ukuran diameter pipa
PVC dengan standard JIS (satuan inch), biasanya dipakai C5/8” untuk pelindung
kabel listrik.

J. Fitting

17
Fitting adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-kawat
jaringan listrik secara aman, atau kalau dari segi istilah, fitting berasal dari bahasa
inggris yang berarti sebuah tempat untuk menaruh sebuah lampu bohlam, yang
berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang digunakan untuk menaruh
bohlam. Berdasarkan pemakaiannya, bentuk fitting terdapat beberapa macam,
yaitu fitting tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan stop
kontak dan lain-lain.

K. Kabel

Kabel adalah bagian dari instalasi listrik yang berfungsi menghantarkan


arus listrik sampai ke peralatan listrik. Umumnya ukuran atau size kabel yang
digunakan pada instalasi listrik adalah 1,5 atau 2,5. Kabel ini seperti pembuluh
darah dalam tubuh manusia, ada pembuluh darah arteri dan ada pembuluh darah
balik. Bila ada saluran pembuluh darah yang bocor, tentu tubuh tidak akan bekerja
dengan baik. Kabel listrik pun demikian, bila ada saluran yang bocor maka akan
terjadi gangguan dalam instalasi listrik rumah anda.

KabelNYA

Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal. Warna


isolasinya adalah merah, kuning, biru dan hitam. Jenisnya adalah kabel udara
(tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis, maka
mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan. Dalam pemasangan
selalu dimasukkan dalam pipa PVC yang berfungsi sebagai konduit. Konduit
adalah suatu selubung pelindung, biasanya pipa PVC tipis (berbeda dengan pipa

18
PVC untuk saluran air bersih) yang diisi kabel listrik yang bertujuan melindungi
kabel dari gangguan luar.

Kabel NYM

Kabel jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara
mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas putih ini) dengan selubung
karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya antara 2 sampai 4
inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi masing-masing dengan warna
berbeda. Jadi seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan satu dan
ditambahkan isolasi putih dan selubung karet.

Kode yang digunakan untuk jenis kabel ini adalah missal : 3C x 2.5 sqmm,
dimana 3C menandakan jumlah inti (3 inti kabel), 2,5 sqmm menandakan ukuran
penampang kabel dalam “square millimeter”.

Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet.
Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa conduit (kecuali
dalam tembok), tetapi bukan untuk tipe “outdoor”. Harganya lebih mahal dari tipe
kabel NYA.

Kabel NYY

Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat.
Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya bisa untuk

19
outdoor, termasuk ditanam dalam tanah. Kabel untuk lampu taman dan di luar
rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal
dibanding dua jenis kabel sebelumnya.

Sedangkan kabel berinti serabut, biasanya ada 2 inti dan 2 macam warna, disebut
NYMHYO, biasanya digunakan untuk loudspeaker atau sound system atau untuk
lampu-lampu berdaya kecil.

L. Kotak sambung

Merupakan suatu komponen dalam instalasi listrik yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya percabangan kabel listrik.

M. Stop kontak

Stop kontak adalah komponen listrik yang berfungsi sebagi muara


hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung
dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya
akan ditancapkan pada stop kontak.

20
Berdasarkan bentuk serta fungsInya, stop kontak dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

1. Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal)
yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat
listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.

2. Stop kontak besar, merupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang
dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC
yang berfungsi sebagai ground. Sakelar jenis ini biasanya digunakan

untuk daya yang lebih besar. Sedangkan berdasarkan tempat


pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:

Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.

Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan
dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.

N. Steker

Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena
memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik
yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik,
ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.

O. MCB

21
MCB adalah suatu komponen dalam instalasi listrik yang berfungsi
sebagai pengaman beban lebih atau pembatas arus listrik yang mengalir ke
instalasi listrik. MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan
oleh aliran listrik lebih dengan menggunakan electromagnet/bimetal. Cara kerja
dari MCB ini adalah memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus
yang mengalir untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan
satuan Ampere (A), Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A,
25A, 32A dll. MCB yang digunakan harus memiliki logo SNI pada MCB
tersebut.

P. Lampu

Lampu adalah salah satu komponen listrik yang berfungsi sebagai


penerangan atau mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.

Sakelar

Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju
beban. Saklar sangat banyak macam dan jenisnya misalnya: untuk keperluan

22
instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi tenaga dan banyak lagi
jenisnya.

Adapun macam – macam sakelar yaitu :

23
Saklar tunggal

Saklar ini tidak lagi memerlukan penjelasan. Ini suatu cara yang termudah untuk
menghubungkan / memutuskan suatu hantaran.

Saklar seri/deret

Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua buah
kelompok lampu secara bergantian.

24
Saklar tukar

Saklar tukar ini digunakan apabila kita menghendaki melayani satu lampu dari
dua tempat atau lampu menyala secara berurutan.

Saklar silang

Saklar silang ini digunakan apabila kita harus dapat melayani satu lampu dan tiga
tempat, maka kita pakai saklar silang waktu memasang. Hendaklah diingat, bahwa
saklar yang pertama dan penghabisan haruslah dipasang saklar tukar, saklar di
antaranya adalah saklar silang.

Saklar kutub dua

25
Saklar ini digunakan untuk memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol
secara bersama-sama. Sakelar ini biasanya digunakan pada boks sekering satu
fasa.

Saklar kutub tiga

Saklar ini dipakai pada golongan yang terdiri dari sejumlah lampu-lampu besar.

Q. Clamp

Clamp adalah suatu komponen dalam instalasi listrik yang berfungsi untuk
menahan pipa atau kabel instalasi listrik yang biasanya dipasang pada dinding
agar pipa atau kabel tersebut tidak terjatuh.

26
R. Sekring

Sekring merupakan komponen instalasi utama yang berfungsi sebagai pengaman


apabila terjadi hubung singkat dari instalasi listrik.

S. Bargainser

Fungsi bargainser adalah Membatasi daya yang digunakan oleh pelanggan


(sesuai dengan kontrak pemasangan), Mencatat daya yang digunakan oleh konsumen.
Pemutus daya utama beralih jika ada kekuatan kelebihan konsumsi oleh pelanggan,
gangguan arus pendek pada instalasi listrik atau sengaja dimatikan rumah pelanggan untuk
tujuan pemasangan perbaikan listrik rumah.

Dalam Komponen Bargainser terdapat komponen utama yakni :

- CircuitBreaker(CB)
Circuit Breaker (CB) adalah komponen bargainser yang berkerja untuk
memutuskan arus listrik, bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan atau bila
terjadi hubungan singkat dari suatu peralatan listrik rumah.

- MeterListrik(KwhMeter)
Meter Listrik (Kwh Meter) Sebagai penujuk besarnya daya listrik dan satuan Kwh
(Kilowatt hour), petugas PLN yang setiap bulannya yang selalu mencatat angka-
angka meter listrik ini.

- SpinControl
Spin Control sebagai alat yang berputar dan menggerakan meter listrik. Jika, terjadi

27
pemakaian daya. Semakin besar pemakaian daya semakin cepat spin control
berputar.

T. Pengaman

Pada setiap penghantar arus maka akan terjadilah panas. Untuk menjaga agar
janagn terjadi kerusakan – kerusakan pada instalasi listrik yang disebabkan karena
terjadinya panas tersebut oleh beban yang berlebihan atau adanya hubung singkat,
maka perlu adanya pengaman instalasi tersebut. Macam peralatan pengaman yang
sering dipakai pada instalasi penerangan listrik adalah :

b. Pengaman lebur (Fuse)

Pengaman lebur yang kita kenal sebagai fuse atau sekering dipergunakan unutk
mengatasi gangguan arus hubung singkat. Pengaman lebur harus dapat

menghentikan arus apabila arus tersebut pada temperatur ruang 35Oc atau lebih
dalam waktu tertentu pada saluran atau hantaran kabel. Dengan kata lain suatu
saluran atau kabel dengan penampang tertentu mempunyai pengaman lebur untuk
arus maksimum yang diperbolehkan (biasanya dinaman arus nominal). Pada
waktu hubung singkat arus yang ditimbulkan adalah besar sekali dan pengaman

lebur harus segera dapat mematikan arus hubung singkat tersebut.

Gambar 2.1 sekering (fuse)

28
c. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) adalah sebagai pemutus sirkuit pada
tegangan menengah. Dalam memilih circuit breaker hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah :

Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut dipasang.

Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.

Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.

Karakteristik sistem :

Sistem tegangan

Tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih besar atau minimum sama
dengan tegangan sistem.

Frekuensi sistem

Frekuensi pengenal dari circuit breaker harus sesuai dengan frekuensi sistem.
Circuit breaker Merlin Gerin dapat beroperasi pada frekuensi 50 atau 60 Hz.

Arus pengenal

Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus beban
yang dilewatkan oleh kabel, dan harus lebih kecil dari arus ambang yang diijinkan
lewat pada kabel.

Kapasitas pemutusan

Kapasitas pemutusan dari circuit breaker harus paling sedikit sama dengan arus
hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik instalasi
dimana circuit breaker tersebut dipasang.

Jumlah pole dari circuit breaker

29
Jumlah pole dari circuit breaker sangat tergantung kepada sistem pembumian dari
system.

d. MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB (Miniature Circuit Breaker) berfungsi sebagai alat pengaman beban


lebih dan hubung singlat. Cara kerja MCB adalah memproteksi arus lebih yang
disebabkan oleh terjadinya beban dan arus yang lebih karena adanya hubung
singkat. Prinsip kerjanya yaitu penggunaan electromagnet untuk melakukan
pemutusan hubungan yang disebabkan oleh kelebihan beban dengan relai arus
lebih.

Bila electromagnet yang dihasilkan dari dua keping logam yang disatukan atau
lebih dikenal dengan bimetal bekerja, maka akan memutus kontak yang terletak
pada pemadam busur dan kemudian bekerja membuka saklar.MCB
yang digunakan di rumah-rumah diutamakan untuk memproteksi instalasi
dari hubungan arus pendek, sehingga pemakaiannya lebih diutamakan untuk
mengamankan instalasi atau konduktornya. Sedangkan MCB pada APP
diutamakan sebagai pembawa arus dengan karakteristik CL (current limiter)
disamping itu juga sebagai gawai pengaman arus hubung pendek yang bekerja
denganseketik.

30
Keterangan :

1. toggle switch, sebagai Switch on-off dari MCB

2. Switch mekanis, membuat kontak arus listrik bekerja.

3. Kontak arus listrik, sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.

4. Terminal, koneksi kabel listrik dengan MCB.

5. Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip

6. Baut

7. Solenoid coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja bila
terjadi hubung singkat arus listrik.

8. Pemadam busur api jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau
pengaliran kembali arus listrik.

e. Pentahan/Ardel/Grounding

Tujuan penggunaan pentahan/arde atau istilah umumnya grounding adalah untuk


memberikan perlindungan pada peralatan listrik agar terhindar dari kerusakan dan
terutama lagi untuk memberikan keselamatan kepada pengguna peralatan listrik
(manusia). Pengertian arde/grounding sendiri adalah penyaluran hubungan ke

31
bumi atau tanah apabila terdapat kebocoran instalasi atau arus listrik. Bumi atau
tanah merupakan penetral aliran listrik yang besar.’

Prinsip instalasi arde/grounding sama dengan instalasi penangkal petir,


terutama pada bagian penyalur sampai ke elektroda tanah. Dalam instalasinya
harus dibuatkan bak kontrol pengukuran juga. Jadi, sebaliknya instalasi
arde/grounding dengan instalasi penangkal petir tidak digabung.

Cara kerja dari sistem arde/grounding adalah apabila terdapat arus yang
terlalu besar akibat kebocoran arus listrik atau kegagalan isolasi dapat segera
dihubungkan ke tanah/bumi sehingga peralatan listrik terhindar dari kerusakan
dan pengguna peralatan pun akan terhindar dari sengatan aliran listrik.

2.2.3 Manfaat Listrik pada Rumah Tinggal

Dikelompokkan menjadi 2,,yaitu :

f. Manfaat Primer

Disebut manfaat primer karena listrik yang paling menunjang kegiatan pokok
dalam rumah tinggal yang meliputi pencahayaan, pengudaraan, dan tata air.

Listrik untuk pencahayaan

Cahaya merupakan kebutuhan pokok dalam suatu rumah tinggal. Listrik


merupakan hal pokok yang harus ada seiring dengan maraknya penggunaan lampu
listrik.

32
Listrik untuk pengudaraan

Udara berfungsi untuk memberi kenyamanan suhu., dapat dihadirkan dengan cara
alami yaitu berupa jendela, jalusi, dan sebagainya. Namun, ada juga dengan
menggunakan listrik yang bekerja secara elektrik yaitu sebagai sumber energi
untuk menyalakan alat-alat pengudaraan buatan seperti kipas angina atau air
conditioner (AC)

Listrik untuk tata air

Penggunaan pompa air listrik telah banyak digunakan karena pengoperasiannya


lebih mudah. Selain pompa air juga diterapkan pada alat pemanas air yang lebih
dikenaldenganwaterheater.

g. Manfaat Sekunder

Yaitu sebagai penghasil energi untuk menyalakan berbagai alat listrik yang lain,
seperti mesin cuci, lemari es, televisi, dll.

2.3 Prosedur Pemasangan

2.3.1 Ketentuan Rencana Instalasi Listrik

Rencana instalasi listrik ialah berkas gambar rencana dan uraian teknik
yang digunakan sebagai pegangan untuk melaksanakan pemasangan suatu
instalasi listrik. Rencana instalasi listirk harus dibuat dengan jelas, serta mudah
dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik, untuk itu harus diikuti ketentuan dan
standar yang berlaku.

Rencana gambar instalasi terdiri atas :

1. Gambar Situasi, yang menunjukan dengan jelas letak gedung atau bangunan
tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rencana pengembangannya dengan
sumber tenaga listrik.

33
2. Gambar Instalasi, yang meliputi :

- Rencana tata letak, yang menunjukkan dengan jelas letak tata


perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu,
kotak kontak, sakelar motor listrik, perlengkapan hubung bagi (PHB), dan lain –
lain.

- Rencana hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya

seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan penyusutannya dan


dengan awai pwngatur kecepatannya, yang merupakan sebagian ari sirkuit akhir
atau cabang sirkuit akhir.

Gambar hubungan antara bagian sirkuit akhir dan PHB yang bersangkutan,
ataupun pemberian tanda mengenai hubungan tersebut Tanda atau keterangan
yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik

h. Diagram Garis Tunggal, yang meliputi :

Diagram PHB perlengkapan lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan


besaran normal komponennya. Keterangan mengenai jenis dan besar beban
yang terpasang dan pembagiannya . Sistem pembumian, Ukuran dan jenis
penghantar yang dipakai.

4. Gambar rinci, yang meliputi :

- Perkiraan ukuran fisik PHB

- Cara pemasangan perlengkapan

- Cara pemasangan kabel

- Cara kerja instalasi kendali

5. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :

- Susut tegangan

34
- Perbaikan faktor kerja

- Beban terpasang dan kebutuhan maksimum

- Arus hubung singkat dan daya hubung singkat

- Tingkat penerangan

6. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :

- Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan

- Jumlah dan jenis perlengkapan bantu

- Jumlah dan jenis PHB

- Jumlah dan jenis armatur lampu

7. Ukuran teknis, yang meliputi :

- Ketentuan teknis perlengkapan listirk yang dipasang dan cara


pemasangannya

- Cara pengujian

- Jadwal waktu pelaksanaan

8. Perkiraan biaya

i. Pemasangan Penghantar

Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir) adalah


penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder/pengisi/incoming) dengan
menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik, agar

35
mudah cara pemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut masuk ke
dalam pipa instalasi.

Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan penghantar jalur
cabang dari saklar ke lampu yaitu 2,5 mm2 dengan menggunakan penghantar
yang sesuai ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan apabila
instalasi akan diperluas masih dalam batas kemampuannya.

Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran pentanahan/arde karena


untuk instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan agar bagian
yang terbuat dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung singkat
aliran arus akan segera ke tanah.

Pipa Instalasi

Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC dengan
ukuran agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga
penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan
dalam perbaikan.

Saklar dan Kotak Kontak

Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan


menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi
dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat
singkat, dengan

cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas)
saklar menjadi lebih kecil. Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar
tunggal, saklar seri dan saklar tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam
tembok).

Kotak Pembagi Daya Listrik/PHB/Distribusi Panel (DP)

Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang


berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang

36
memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen
antara lain rel (busbar), saklar utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan
lampu indikator.

Rating Pengaman

Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar
dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan
dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap
kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh
kelompok beban. Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus
beban yang dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat
keamanan.

2.4 Tabel Daya Rumah

Untuk menentukan pelanggan tarif listrik, PT PLN (PERSERO)


menggolongkan pelanggan listrik dari berbagai sudut pandang dan dapat
dikategorikan sebagai berikut :

Dari segi peruntukan, Misalnya mereka adalah rumah tangga, badan sosial, bisnis,
industri, kantor pemerintah, dan lain-lain. Satu dengan yang lain berbeda
keperluan dalam penggunaan tenaga listrik dan karenanya pula dikenakan tarif
yang berbeda-beda.

Dari segi sistem tegangan penyambungan tenaga listrik, kita dapat


menggolongkan menjadi 3 kelompok yaitu: Pelanggan tenaga listrik tegangan
rendah, pelanggan tenaga listrik tegangan menengah dan pelanggan tenaga listrik
tegangan tinggi.

Dari segi batas daya yang digunakan, misalnya ada yang menggunakan daya 250
VA, seperti tenaga listrik yang dipakai untuk keperluan rumah tangga sangat kecil
dan adapula sampai 30.000 KVA yang dipakai untuk keperluan industri besar.

37
Berdasarkan keputusan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002
Tanggal 31 Desember 2002, golongan pelanggan PT.PLN PERSERO itu dapat
dilihat Pada tabel berikut ini:

LN sebagai penyedia jasa layanan Listrik, telah menyediakan besaran daya yang
kita butuhkan. Berikut adalah tabel daya listrik yang disediakan oleh PLN untuk
konsumenrumahtangga:

TABEL DAYA LISTRIK RUMAH TANGGA

No. Daya Terpasang (Volt MCB/MCCB


Ampere) (Ampere)

1 250 1 X 1,2

2 450 1X2

38
3 900 1X4

4 1,3 1X6

5 2,2 1 X 10

6 3,5 1 X 16

7 4,4 1 X 20

8 5,5 1 X 25

9 7,7 1 X 35

10 11 1 X 50

11 13,9 1 X 63

12 17 1 X 80

13 22 1 X 100

39
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Rumah Tampak Depan

Gambar dibawah ini merupakan gambar rumah tampak depan tipe 177,
yaitu salah satu contoh rumah yang akan dibahas mengenai instalasi listriknya.

40
3.2 Denah Lokasi

Denah Lokasi dibawah ini merupakan denah lokasi yang menggambarkan


letak Trafo yang dihubungkan ke tiang listrik yang berada didepan rumah tinggal
tipe 177 ini.

41
3.3 Denah Bangunan Tanpa Instalasi

Gambar dibawah ini merupakan denah rumah tinggal tipe 177 diambil dari
tampak atasnya, yang menggambarkan panjang dan lebar bangunan,
menggambarkan ukuran disetiap ruangan, dan menggambarkan ruangan atau
tempat apa saja yang ada di rumah tinggal tipe 177 ini.

42
3.4 Denah Bangunan Dengan Instalasi

Gambar ini merupakan denah bangunan tampak atas yang dilengkapi


dengan Rancangan Instalasi Listriknya, denah ini dibuat sebagai

43
3.5 Deskripsi Rumah

Rumah type 177 ini dengan ukuran rumah 15m x 8m, terletak di Lorong
Siguntang, Jl. Srijaya Negara, Ilir Barat 1, Palembang-Sumatera Selatan. Rumah
ini terhubung dengan trafo yang terletak di depan lorong karyawan tidak jauh dari
lokasi rumah ini. Dengan mendapatkan sumber dari PLN sebesar 16A.

Rumah ini menggunakan 3 buah MCB, dimana mcb tersebut terbagi dalam PHB,
yaitu dibagi menjadi grup I mcb sebesar10A, yang digunakan untuk 4 kamar tidur,
1 ruang keluarga, dan 1 taman. Lalu grup II mcb sebesar 6A, yang digunakan
untuk 2 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 taman, 3 teras, dan 1
carport. Dan grup mcb cadangan sebesar 2A digunakan apabila terjadi gangguan
pada mcb 10A maupun 6A.

Adapun rincian di setiap ruangan sebagai berikut :

1. RUANG TIDUR 1

Ruangan tersebut menggunakan :

2 Buah lampu Philips LED dengan daya masing-masing lampu 13 watt


1 buah saklar tukar Legrand
2 buah saklar seri Legrand

1 buah kotak kontak Legrand

2 buah fitting lampu Krisbow

2. RUANG TIDUR 2

Ruangan tersebut menggunakan :

2buah lampu Philips LED dengan daya masing-masing 6watt


2buah fitting lampu Krisbow

1 buah kotak kontak Legrand

44
1 buah saklar seri Legrand

3. RUANG TIDUR 3

Ruangan tersebut menggunakan :

2buahlampu Philips LED dengan daya masing-masing 6 watt


2 buah fitting lampu Krisbow

1 buah saklar seri Legrand

1 buah kotak kontak Legrand

4. RUANG TIDUR 4

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 10 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

1 buah saklar tunggal Legrand

1 buah kotak kontak Legrand

5. RUANG KELUARGA

Ruangan tersebut menggunakan :

2buah lampu Philips LED dengan daya masing-masing 13 watt


2buah fitting lampu Krisbow

1 buah kotak kontak Legrand

1 buah saklar seri Legrand

45
6. RUANG TAMU

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED 10 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

1 buah kotak kontak Legrand

1 buah saklar seri Legrand

7. RUANG MAKAN DAN DAPUR

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 13 watt

1 buah lampu Philips LED dengan daya 18 watt

2 buah fitting lampu Krisbow

1 buah kotak kontak Legrand

1 buah saklar seri Legrand

1 buah saklar tunggal Legrand

2 TERAS 1

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 4 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

3 TERAS 2

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 4 watt

46
1 buah fitting lampu Krisbow

4 TERAS 3

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 4 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

5 TAMAN 1

Ruangan tersebut menggunakan :

2buah lampu Philips LED dengan daya 6 watt


2 buah fitting lampu Krisbow

1 buah saklar tukar Legrand

6 TAMAN 2

Ruangan tersebut menggunakan :

2 buah lampu Philips LED dengan daya 6 watt


2 buah fitting lampu Krisbow
7 KAMAR MANDI 1

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 6 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

8 KAMAR MANDI 2

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya 6 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

47
9 PARKIR MOBIL (Carport)

Ruangan tersebut menggunakan :

1 buah lampu Philips LED dengan daya10 watt

1 buah fitting lampu Krisbow

3.5.1 PERHITUNGAN JUMLAH TITIK LAMPU DAN DAYA

KUAT PENERANGAN

Perkantoran = 200 – 500 Lux

Apartemen / Rumah = 100 – 250 Lux

Hotel = 200 – 400 Lux

Rumah sakit / Sekolah = 200 – 800 Lux

Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 – 200 Lux

Restaurant / Store / Toko = 200 – 500 Lux

Industri = 300 Lux

Rumus:

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

N = Jumlah titik lampu

E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux – 250lux

L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter

W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.

48
Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN

LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa
nilainya antara 0,7–0,8

Cu = (Coeffesien of Utillization)

n = Jumlah Lampu dalam 1 titik

1. RUANG TAMU

Luas (L) : 3m x 3m = 9m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 135 lux, N = 2 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

135 𝑙𝑢𝑥 𝑋 9𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2 = 46.28 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 50 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan1 buah lampu LED 10 watt

2. RUANG TIDUR 1

Luas (L) : 6m x 6m = 36 m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 120 lux, N = 2 buah, LLF = 0.7CU = 0.5∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

120 𝑙𝑢𝑥 𝑋 36𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2 = 164.57 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 75 watt dengan jumlah 2
lampu, atau setara dengan 2 buah lampu LED 13 watt

49
3. RUANG TIDUR 2

Luas (L) : 4m x 4 m = 16m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 120 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

120 𝑙𝑢𝑥 𝑋 16𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2 = 73.14 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 35 watt dengan jumlah 2
lampu, atau setara dengan 2 buah lampu LED 4 watt

4. RUANG TIDUR 3

Luas (L) : 4m x 4 m = 16m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 120 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7 ,CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

120 𝑙𝑢𝑥 𝑋 16𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2 = 73.14 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 35 watt dengan jumlah 2
lampu, atau setara dengan 2 buah lampu LED 4 watt

5. RUANG TIDUR 4

Luas (L) : 4m x 3m = 12 m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 120 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5 , ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

50
120 𝑙𝑢𝑥 𝑋 12𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2 = 54.85 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 50 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 10 watt

6. KAMAR MANDI 1

Luas (L) : 2m x 2 m = 4m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 250 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

250 𝑙𝑢𝑥 𝑋 4𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2 = 38.09 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 35 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 6 watt

7. KAMAR MANDI 2

Luas (L) : 2m x 2 m = 4m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 250 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

250 𝑙𝑢𝑥 𝑋 4𝑚2


N= = 38.09 watt
75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 2

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 35 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 6 watt

51
8. RUANG MAKAN DAN DAPUR

Luas (L) : 7m x 5 m = 35 m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 250 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

135 𝑙𝑢𝑥 𝑋 35𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 180 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 100 watt dengan jumlah 1
lampu dan 75 watt 1 lampu , atau setara dengan 1 lampu LED 18 watt dan 1
lampu LED 13 watt

9. TERAS 1

Luas (L) : 3m x 2 m = 6 m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 60 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

60 𝑙𝑢𝑥 𝑋 6𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 13.71watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 10 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 4 watt

10. TERAS 2

Luas (L) : 3m x 1m = 3m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 60 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

52
Jumlah titik lampu :

60 𝑙𝑢𝑥 𝑋 3𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 6.85 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 10 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 4 watt

11. TERAS 3

Luas (L) : 2m x 2m = 4m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 60 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

60 𝑙𝑢𝑥 𝑋 4𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 9.14 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 10 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 4 watt

12. RUANG KELUARGA

Luas (L) : 7m x 6m = 42m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 180 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

180 𝑙𝑢𝑥 𝑋 42𝑚2


N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 144 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 75 watt dengan jumlah 2
lampu, atau setara dengan 2 buah lampu LED 13 watt

53
13. TAMAN 1

Luas (L) : 8m x 6m = 48m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 60 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

60 𝑙𝑢𝑥 𝑋 48𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 54.85 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 30 watt dengan jumlah 2
lampu, atau setara dengan lampu LED 6 watt

14. TAMAN 2

Luas (L) : 8m x 6m = 48m2, Tinggi : 4m

Diketahui :

E = 60 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

60 𝑙𝑢𝑥 𝑋 48𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 54.85 watt

Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 30 watt dengan jumlah 2
lampu, atau setara dengan lampu LED 6 watt

15. PARKIR MOBIL

Luas (L) : 8m x 6m = 48m2, Tinggi : 4m

Diketahui : E = 60 lux, N = 1 buah, LLF = 0.7, CU = 0.5, ∅ = 75 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛

Jumlah titik lampu :

60 𝑙𝑢𝑥 𝑋 48𝑚2
N = 75 𝑥 0.7 𝑥 0.5 𝑥 1 = 54.85 watt

54
Jadi lampu standar yang digunakan memiliki daya 50 watt dengan jumlah 1
lampu, atau setara dengan lampu LED 6 watt

Jumlah daya lampu standard yang dipakai sebesar 985 watt dengan rincian
sebagai berikut :

Daya Lampu Jumlah Lampu Jumlah Daya


100 watt 1 buah 100 watt
75 watt 5 buah 375 watt
50 watt 3 buah 150 watt
35 watt 6 buah 210 watt
30 watt 4 buah 120 watt
10 watt 3 buah 30 watt
JUMLAH DAYA watt

Adapun pemakaian kotak kontak di rumah ini, perhitungannya sebagai


berikut :

KOTAK KONTAK

Jumlah : 7 Buah

Daya : 250 watt/Buah

Jumlah Daya : 1.750 watt

Faktor Keserempakan : Fk = 50% x 7(250watt) = 875 watt

Faktor Pemakaian : Fp = 50% x 3 x 250 = 375 watt

Diatur Dalam : PUIL tahun 2011, isinya :

Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.

Mudah dicapai tangan.

55
Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah
kanan atau di sebelah bawah.

Sedangkan untuk pemasangan saklar dirumah ini, rinciannya sebagai


berikut:

SAKLAR

Jumlah : 11 Buah

Saklar Tunggal : 2 Buah

Saklar Seri : 7 Buah

Saklar Tukar : 2 Buah

Tinggi : 1,5 M dari lantai

Diatur Dalam : PUIL tahun 2011, adapun isinya :

Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.

Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

Jumlah seluruh beban = 2.735 watt

Jadi total daya yang dipakai dalam instalasi rumah tinggal tipe 177 ini ialah
sebesar 2.735 watt dengan 22 titik lampu

ARUS YANG DIPAKAI :


2.385 VA/ 220 V = 12,43 Ampere
MCB yang dipakai dirumah tersebut adalah 16 Ampere.

56
3.6 Diagram Distribusi

Diagram distribusi dibawah ini menunjukkan pembagian mcb


utama yang dibagi menjadi 3 grup, yaitu mcb 1 sebesar 10A, mcb 2
sebesar 6A, dan 1 mcb cadangan sebesar 2A.

57
3.7 Panel dan Deskripsi
3.7.1 Gambar Kotak Panel MCB

58
3.7.2 Diagram Panel MCB

Berikut ini ialah bentuk dari diagram panel mcb di instalasi pada rumah
tinggal tipe 177.

59
3.7.3 Deskripsi Panel MCB

PANEL DAN DESKRIPSI

Dirumah tinggal type 177 ini mendapatkan arus dari sumber (PLN)
sebesar 16 ampere, maka digunanakan 3 buah MCB. Karena menggunakan 3 buah
MCB, maka digunakan sebuah panel hubung bagi (PHB). PHB yang digunakan
berisikan 3 buah MCB, yaitu MCB pertama memiliki ketahanan arus sebesesar 10
ampere, MCB kedua memiliki ketahanan arus sebesar 6 ampere, dan sebagai
cadangan yaitu sebesar 2 ampere.

Pada MCB pertama sebesar 10 Ampere, digunakan untuk melindungi


kotak kontak dan saklar pada 6 ruangan, yaitu 11 titik lampu dan 5 buah kotak
kontak. Pada ruang keluarga terdapat 2 titik lampu, dan 1 kotak kontak, pada
ruang tidur utama terdapat 2 titik lampu dan 1 kotak kontak, pada ruang tidur 2
terdapat 2 lampu dan 1 kotak kontak, pada ruang tidur 3 terdapat 2 lampu, 1 kotak
kontak, pada ruang tidur 4 terdapat 1 lampu dan 1 kotak kontak, pada taman 2
terdapat 2 titik lampu.

Pada MCB kedua sebesar 6 ampere, digunakan untuk melindungi kotak


kontak dan saklar pada 9 ruangan, pada teras 2 terdapat 1 titik lampu, pada ruang
tamu terdapat 1 titik lampu dan 1 buah kotak kontak, pada ruang makan terdapat 2
titik lampu, dan 1 kotak kontak, pada kamar mandi 1 dan kamar mandi 2 terdapat
masing-masing1 titik lampu, pada carport terdapat 1 titik lampu, pada taman 1
terdapat 2 titik lampu, pada teras 1 terdapat 1 titik lampu, dan pada teras 3
terdapat 1 titik lampu.

Dengan rincian sebagai berikut :

1. MCB Utama

Daya Rumah : 2.735 watt

Tegangan : 220 V

60
MCB : 2.735 / 220

: 12,43 A

Jadi menggunakan MCB 16 Ampere

2. MCB Grup 1

JumlahLampu : a..lampu 10 watt = 0 x 10 = 0 w

b. lampu 30 watt = 2 x 30 = 60 w

c. lampu 35 watt = 4 x 35 = 140 w

d. lampu 50 watt = 1 x 50 = 50 w

e. lampu 75 watt = 4 x 75 = 300 w

f. lampu 100 watt = 0 x 100 = 100 w

g. Kotak Kontak = 5 x 250 = 1250 w

DayaGrup : 60 + 140 + 50 + 300 + 1250 = 1800 w

Tegangan : 220 v

MCB : 1800 / 220 x 0,8 = 6,5 A

3. MCB Grup 2

JumlahLampu : a..lampu 10 watt = 3 x 10 = 30 w

b. lampu 30 watt = 2 x 30 = 60 w

c. lampu 35 watt = 2 x 35= 70 w

d. lampu 50 watt = 1 x50 = 50 w

e. Lampu 75 watt = 1 x 75 = 75 w

e. lampu 100 watt = 1 x 100 = 100 w

61
f. Kotak Kontak = 2 x 250 = 500 w

Daya Grup : 30 +60 +70+100+75+100+500 = 935 w

Tegangan : 220 v

MCB : 935 / 220 x 0,8 = 3,4 A

62
3.8 Tabel Peralatan dan Harga

TABEL PERALATAN

No. Nama Alat Jumlah (unit) Harga Satuan Jumlah Harga Satuan
1. Saklar tunggal 2 Rp20.000,- Rp40.000,-
2. Saklar seri 7 Rp75.000,- Rp450.000,-
3. Kotak-kontak 7 Rp105.00,- Rp735.000,-
4. Lampu Phillips 4 Watt LED 2 Rp22.800,- Rp45.600,-
5. Lampu Phillips 6 Watt LED 10 Rp26.800,- Rp268.000,-
6. Lampu Phillips 10 Watt LED 3 Rp38.500,- Rp115.500,-
7. Lampu Phillips 13 Watt LED 5 Rp43.000,- Rp215.000,-
8. Lampu Philips 18 watt LED 1 Rp75.000,- Rp75.000,-
9. MCB 6A 1 Rp50.000,- Rp50.000,-
10. MCB 10 A 1 Rp65.000,- Rp65.000,-
11. Fitting didalam ruangan 17 Rp17.5000,- Rp297.500,-
Krisbow
12. Fitting lampu taman 4 Rp320.000,- Rp1.280.000,-
13. Kotak hubung 10 Rp15.000,- Rp150.000,-
14. MCB 2A 1 Rp65.00,- Rp65.000,-
15. Kabel Eterna NYM 3x2,5 1 gulung Rp1.100.000,- Rp1.100.000,-
mm
16. Kabel Eterna NYM 2x2,5 1 gulung Rp800.000,- Rp800.000,-
mm
17. Saklar Tukar 2 Rp92.800,- Rp185.600,-
JUMLAH = Rp5.937.200,-

63
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kita dapat melihat dan merasakan sampai sekarang bahwa Listrik


menjadi salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan bagi manusia,
dan salah satu fungsinya ialah Sebagai sumber energi bagi instalasi-
instalasi listrik yang ada, terutama pada rumah-rumah.
Dalam membuat suatu Instalasi Listrik terutama Instalasi Domestik
pada Rumah Tinggal, hal pertama yang harus diperhatikan adalah, harus
dipersiapkannya gambar rangkaian atau denah instalasi yang akan
dipasang, serta peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Selain itu,
peraturan,spesifikasi,dan syarat-syarat pekerjaan harus diterima dan
dilaksanakan dengan baik oleh pemilik rumah/bangunan,maupun pihak-
pihak yang akan memasang Instalasi Listrik tersebut, tentunya persyaratan
tersebut tidak terlepas dari peraturan yang selama ini harus dipenuhi dari
pihak berwajib, yaitu PLN setempat, dan tentunya sesuai dengan PUIL
(Peraturan Umum Instalasi Listrik) yaitu peraturan dan standarisasi listrik
yang berlaku di Indonesia.

4.2 SARAN

Saya sebagai penulis dari makalah ini sepenuhnya menyadari


bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kesalahan ataupun
kekurangan yang mungkin terjadi karena kurangnya referensi bacaan
ataupun dari kesalahan saya sendiri. Olehnya itu kepada para pembaca,
kritik dan saran yang sifatnya membangun siap saya terima agar
kedepannya dapat diperbaiki.

64
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/157802260/Makalah-Tugas-Besar-
Instalasi-Penerangan-dan-Tenaga-Listrik-Aish-Yuli-Tatik
https://www.academia.edu/29497529/MAKALAH_INSTALASI_L
ISTRIK
http://eprints.ums.ac.id/39776/5/BAB%20I.pdf
http://mappiara.blogspot.com/2011/02/instalasi-domestik.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/19591
0131984031-
DIDI_TEGUH_CHANDRA/Listrik_Rumah_Tangga/Buku_Guru_
PDF/MATERI.pdf
http://makalah-elektrical-
enginering.blogspot.com/2017/03/merencanakan-dan-merangkai-
sistem.html
https://rejekiinsanmandiri.blogspot.com/2017/07/instalasi-listrik-
rumah_24.html

iv

Anda mungkin juga menyukai