DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
2B D4 TEKNIK LISTRIK
i
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Benar telah melakukan praktik semester III di bengkel listrik, jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini telah diperiksa dan
disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.
ii
ABSTRAK
iii
menghasilkan mahasiswa yang profesional dan berkompetensi di bidang
keahliannya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkah dan limpahan rahmat-Nya sehingga laporan praktek bengkel listrik ini
dapat terselesaikan, dengan judul “PRAKTEK INSTALASI TENAGA DAN
PENERANGAN”.
Laporan ini berisi tentang segala apa yang berkaitan dengan praktek yang
telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta
manfaat dari praktek itu sendiri.
Dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari isi,
penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu, penyusun menyampaikan
maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan pembuatan laporan ke depannya.
Penyusun,
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
ABSTRAK.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................1
1.2. Tujuan ........................................................................................2
vi
2.6.1. MCB (Miniature Circuit Breaker)..........................................12
2.6.2. Fuse ........................................................................................13
2.6.3. TOR (Thermal Overload Relay)..............................................13
2.7. On delay.....................................................................................14
2.8. Kotak kontak..............................................................................15
2.9. Terminal ....................................................................................15
2.10. Lampu.........................................................................................16
2.10.1. Lampu Pijar.............................................................................16
2.10.2. Lampu TL................................................................................16
2.10.3. Lampu Indikator......................................................................17
vii
BAB VI ANALISA DAN TROUBLESHOOTING......................................38
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN......................................................41
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................43
LAMPIRAN...................................................................................................44
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Motor Induksi beserta Simbol...................................................5
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini , dunia kerja semakin kompetitif sehingga menuntut
tenaga kerja untuk lebih membekali diri dengan kemampuan yang lebih
kompeten dan mampu bersikap jauh lebih profesional dalam bekerja. Saat ini
juga tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang lebih variatif lebih
memiliki peluang yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan. Untuk
menciptakan tenaga kerja yang ideal dan mampu berkompetisi di dunia kerja ,
diperlukan peran pemerintah, institusi pendidikan, dan industri untuk
mewujudkan hal ini.
Salah satu bukti nyata dari usaha instansi pedidikan yaitu perguruan tinggi,
dalam menciptakan lulusan yang berkompeten dan profesional dalam bidang
keahliannya. Dengan menciptakan sistem pembelajaran yang efektif dan
terstruktur. Selain ditunjang dengan pembelajaran secara teori perlu pula
disertakan praktek. Praktek merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran karena memberikan kemampuan dalam mengelola pekerjaan
yang bersifat teknis bagi mahasiswa , terutama bagi yang menempuh
pendidikan jalur vokasi yang mengisyaratkan untuk lebih menguasai pada
keahlian terapan tertentu. Ini alasan utama mengapa Praktek Bengkel hadir
dalam sistem perkuliahan.
Listrik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
hampir seluruh manusia di dunia mempergunakan energi ini untuk
melaksanakan aktivitasnya setiap detik. Hadirnya energi litrik banyak
membantu berbagai bidang dalam menangani suatu pekerjaan. Salah satu
contoh pemanfaatan energi listrik yaitu pada bidang insdustri. Seperti
penggunaannya untuk mengerakkan motor serta untuk penerangan.
Penggunaan motor di dunia industri sangat banyak ditemui serta lebih
variatif dalam pengontrolannya. Begitu juga dengan penerangan, yang sangat
menunjang dalam sebuah pekerjaan. Oleh karena itu pada praktek bengkel
1
semester III ini, mangacu pada Instalasi Penerangan dan Tenaga sesuai dengan
pentingnya peran penerangan dan pemanfaatan motor. Sehingga nantinya
mahasiswa akan lebih mahir dalam melakukan instalasi maupun membuat
pengontrolan untuk penerangan atau tenaga yang sesuai dengan keinginan.
1.2. Tujuan
Diharapkan setelah melakukan praktek bengkel , mahasiswa nantinya :
1. Mampu melakukan instalasi dengan baik , benar dan sesuai standar.
2. Dapat memahami proses kerja dan fungsi , baik itu komponen sampai
dengan rangkaian kerja.
3. Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menggunakan
alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
4. Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pemilihan komponen yang tepat untuk suatu rancangan listrik.
5. Meningkatkan kemampuan dalam hal merencanakan, menggambar, dan
memasang suatu instalasi.
6. Mahasiswa mampu menganalisa dan melakukan perbaikan pada rangkaian
bila terjadi kerusakan.
7. Mahasiswa mampu mengaplikasikan apa yang telah ia dapatkan pada saat
praktek dalam kehidupan bermasyarakat.
8. Menumbuhkan sikap profesionalisme dan ulet.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Praktikan harus waspada pada waktu bekerja karena tidak seorangpun yang
akan celaka atau peralatan kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh karenanya
praktikan harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,
- bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan
dan segera melaporkan kepada instruktur,
- menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,
- menempatkan peralatan kerja pada tempat yang aman, dan
Kebersihan
3
Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja yang
tajam. Adapun bentuk Pencegahannya:
4
2. Motor Asinkron.
- Motor Induksi (Squirrel Cage & Slip Ring)
5
2.3. Pengasutan Motor
Pada praktek bengkel kali ini, digunakan empat macam sistem pengasutan
yaitu sistem Direct On Line (DOL), sistem Bintang Segitiga (Y-∆), sistem Dua
Arah Balik Putaran (Auto Reverse), dan sistem Dua Tingkat Kecepatan.
Direct On Line biasa juga disebut pengasutan secara langsung. Pengasutan ini
banyak digunakan dalam motor-motor rotor sangkar dengan daya kecil. Cara ini
mempunyai keuntungan yaitu instalasinya yang lebih sederhana dan biayanya pun
lebih terjangkau.
Starting Direct On Line dapat dilakukan dengan cara magnetis yaitu dengan
menggunakan saklar magnet (kontaktor). Dengan menggunakan kontaktor ini
motor dapat dilayani dari jauh secara otomatis. Starting Direct On Line banyak
6
ditemui dalam instalasi motor dengan saklar magnet, instalasi motor dilayani dari
beberapa tempat.
Panel ditribusi listrik adalah tempat menyalurkan energi listrik dari panel
daya atau sumber listrik ke beban baik untuk instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan.
7
- Semua komponen sudah terpasang kuat
- Jika terjadi gangguan tidak meluas
- Mudah diperluas / dikembangkan jika diperlukan
- Mempunyai keandalan yang tinggi
Sakelar tunggal,
sakelar seri,
sakelar tukar,
8
sakelar silang,
sakelar kelompok,
sakelar kutub dua,
sakelar kutub tiga,
sakelar tarik, dan
sakelar bel (push button).
Sakelar putar,
sakelar tarik,
sakelar balik, dan
sakelar tekan.
Adapun sakelar yang digunakan dalam praktik kali ini adalah sebagai berikut:
9
Saklar tekan atau push button umumnya digunakan pada rangkaian kontrol
kontak sebagai pengunci secara elektrik. Saklar ini beroperasi ketika ditekan saja,
jika dilepas maka akan kembali menjadi seperti semula. Jadi saklar ini
memberikan daya yang sifatnya sementara, apabila dikombinasi dengan saklar
impuls maka pada saat saklar dilepas hubungannnya dengan beban tetap ada
karena saklar tersebut terkunci oleh impuls.
10
Saklar ini dapat dikombinasikan dengan saklar tekan/push button. Dalam
pengoperasian suatu lampu menggunakan push button sebagai kontrol bantu,
dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya impuls (sinyal) yang
diberikan dari push button.
11
kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak bantu NO
( Normally Open ) akan menutup dan kontak bantuk NC ( Normally Close ) akan
membuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak bantu. Kontak
Utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan Kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol.
Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada
inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan yang dikopel dengan kontak
utama dan kontak bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana
kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama
kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak – kontaknya akan tetap pada
posisi operasinya.
Menurut IEC penandaan konektor-konektor kontaktor adalah sbb :
A,b : konektor hubungan kumparan magnet
1,3,5 : hubungan untuk suplay atau rangkaian utama
2,4,6 : hubungan untuk beban atau rangkaian utama
13,14 : kontak-kontak bantu NO
41,42 : kontak-kontak bantu NC
12
Miniatur Circuit Breaker atau yang biasa lebih sering disebut MCB adalah alat
pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan
terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan
demikian prinsip kerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan
beban lebih dengan relay arus lebih yang membuat bekerja electromagnet
seketika.
Bila bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka ini akan memutus
hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka saklar. MCB
untuk rumah seperti pada pengaman lebur diutamakan untuk proteksi hubungan
pendek, sehingga pemakaiannya lebih diutamakan untuk mengamankan instalasi
atau konduktor. Sedang MCB pada APP diutamakan sebagai pembawa arus
dengan karakteristik CL ( Current Limiter ) disamping itu juga sebagai gawai
pengaman arus hubung pendek yang bekerja seketika.
13
Gambar 2.10. Fuse beserta Simbol
2.6.3. TOR (Thermal Overload Relay)
Fungsi dari Thermal Overload Relay (TOR) adalah untuk proteksi motor
listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekering (fuse) pengaman beban lebih ada
yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat
mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja
cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Over load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan, maka akan terjadi pemutusan arus,
sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada
jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling
terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan
beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih
pada motor berdaya kecil.
Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar
dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas,
maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak – kontaknya
belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan,
apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan
kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.
14
Gambar 2.11. Thermal Overload Relay (TOR) beserta Simbol
2.7. On delay
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke
kontaktor (jadi satu dengan Kontaktor) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja
(ON) maka Timer juga bekerja (ON). On Delay merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk menghidupkan.
15
Dalam dunia kelistrikan Terminal adalah merupakan tempat penyambungan
kabel. Terminal menghantarkan arus dari kabel yang satu menuju ke kabel lainnya
untuk menyuplai arus menuju ke beban. Ada banyak jenis terminal baik itu
berbentuk blocks maupun strips tergantung kebutuhan instalasi.
Terminal Blocks atau yang biasa disebut Terminal Line Up, banyak
dipergunakan pada panel – panel. Terminal blocks sering ditempatkan pada
sebuah rel / penopang ,serta sering disandingkan dengan wire duct agar terlihat
rapi dan memiliki spare / cadangan. Sedangkan terminal strips sering
dipergunakan untuk penyambungan kabel pada kotak bantu atau di luar kotak
bantu. Penggunaan terminal strips yang fleksibel banyak membantu instalasi
listrik.
16
Gambar 2.15. Lampu Pijar
2.10.2. Lampu TL
Lampu TL ( Tubular Lamp ) atau Lampu Tabung yaitu jenis lampu pelepasan
gas berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi ultraviolet yang
ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor dalam tabung akan dipancarkan
berupa cahaya tampak ( gejala fluorensensi ). Elektroda yang dipasang pada ujung
– ujung tabung berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.
17
Gambar 2.17. Lampu Indikator
18
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat Alat Instalasi Penerangan dan Tenaga
Tabel 3.1 Tabel Alat Instalasi Penerangan dan Tenaga
N
Nama Jumlah Satuan
o
1 Tang Kombinasi 2 Buah
2 Tang Potong 1 Buah
3 Tang Lancip 1 Buah
4 Tang Pengupas 2 Buah
5 Obeng Minus ( - ) 2 Buah
6 Obeng Plus ( + ) 2 Buah
7 Testpen 1 Buah
8 Tangga 1 Buah
9 Multimeter 1 Buah
19
11 Kontak Kontak 1 phasa 2 Buah
12 Fitting Lampu 3 Buah
13 Armatur Lampu TL 3 Buah
14 Lampu pijar 3 Buah
15 Lampu TL 3 Buah
Kabel NYA 1,5 mm2 @warna merah, warna
16 10 Meter
hijau-kuning, warna hitam dan warna biru
17 Terminal strip connector secukupnya Buah
18 Isolasi kecil 1 Buah
19 Panel Kontrol Penerangan 1 Buah
20 Sekrup M6 1 Dos
20
15 Lampu Simulasi 1 Buah
16 Lampu Tanda 6 Buah
17 Kabel NYMHY 3 x 2,5 mm2 15 Meter
18 Kabel NYM 4 x 4 mm2 4 Meter
19 Kabel NYMHY 5 x 1,5 mm2 8 Meter
20 Kabel NYAF 2,5 mm2 15 Meter
21 Kabel NYM 5 x 2,5 mm2 6 Meter
Kabel NYA 1,5 mm2 @warna merah, warna
22 10 Meter
hijau-kuning, warna hitam dan warna biru
23 Kotak Terminal 2 Buah
24 Pipa Baja 16 mm2 6 Buah
25 Pipa Baja 29 mm2 2 Buah
26 Pipa PVC 36 mm2 2 Buah
27 Pipa PVC 29 mm2 2 Buah
28 Pipa PVC 16 mm2 3 Buah
29 Klem besi 36 mm2 4 Buah
30 Klem besi 29 mm2 10 Buah
31 Klem besi 16 mm2 20 Buah
32 Fisher M6 10 Buah
33 Sekrup M6 1 Dos
21
BAB IV
LANGKAH KERJA
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah kerja dari Praktek
Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga. Hal awal yang akan dikerjakan yaitu
dengan mengerjakan panel distribusi, pada panel distribusi kita melakukan
penyaluran tegangan yang masuk dari MCB 3 phasa (MCB utama). Percabangan
dari MCB 3 phasa di masukkan ke terminal line up terlebih dahulu lalu kemudian
masuk menuju ke MCB 3 phasa lainnya yang nantinya akan dipergunakan untuk
masuk ke bagian penerangan maupun tenaga. Setelah itu kita mulai menginstalasi
penerangan.
22
2. Membaca dan memahami gambar kerja ( diagram lokasi sampai dengan
diagram pengawatan ) setelah itu menentukan tata letak komponen yang
akan digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing - masing.
3. Setelah perencanaan kemudian masuk ke pelaksanaannya, dengan mulai
meneruskan sumber tegangan yang dari panel distribusi menuju ke panel
penerangan.
4. Kemudian dilakukan proses penarikan kabel pada dinding, sesuai dengan
perencanaan awal dan fungsi yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan
dengan menghubungkannya dengan komponen – komponen, seperti saklar
mulai dari tunggal , tukar sampai dengan push button , fitting , Kotak
Kontak baik yang 3 phasa maupun 1 phasa, dan Lampu , baik itu pijar
hingga TL.
5. Jika pada dinding telah selesai , kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan kontrol pada panel penerangan. Kontrol tersebut dikerjakan
sesuai dengan gambar kerja. Komponen yang terdapat pada panel
penerangan seperti Fuse, MCB 3 phasa, MCB 1 phasa, Kontaktor,
Terminal, Busbar dan Impuls. Jika telah selesai, lalu menghubungkan
kabel yang mewakili kerja dari komponen yang terpasang di dinding ke
kontrol.
6. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan kontrol penerangan
dengan sumber tegangan yang berasal dari panel distribusi. Dan instalasi
penerangan telah siap diuji, namun sebelum diuji, dilakukan pengecekan
ulang untuk memastikan rangkaian telah sesuai dengan perencanaan dan
gambar.
7. Apabila telah diuji namun terjadi trouble, maka dilakukan proses
identifikasi untuk mengetahui trouble yang terjadi pada rangkaian. Jika
sumber masalah dari rangkaian telah diketahui kemudian dilakukan
langkah perbaikan.
23
8. Dalam proses instalasi, dilakukan proses penandaan yang jelas pada
rangkaian ( kabel , MCB, dan lain - lain ) untuk menghindari kesalahan
pasang dan memudahkan jika dilakukan perbaikan.
9. Selama proses instalasi dilakukan , tetap mengutamakan keselamatan kerja
agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diduga serta tetap mengacu
dengan PUIL 2000 agar menciptakan instalasi yang ideal.
1. Hal awal yang dilakukan, kurang lebih sama seperti hal awal yang
dilakukan pada instalasi penerangan. Mempersiapkan alat, bahan, gambar
kerja sampai dengan melakukan perencanaan.
2. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengerjakan rangkaiannya baik itu
dimulai dengan rangkaian DOL ( DOL daalam dan luar ), bintang –
segitiga, atau Auto Reverse.
3. Pada praktek praktikan dituntut untuk bekerja secara berkelompok. Jadi
hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengefisienkan waktu dan tenaga ,
maka pada pengerjaan rangkaian praktikan dapat membagi tugas pada
masing – masing anggota.
4. Untuk rangkaian yang memiliki diagram daya , maka diutamakan untuk
mengerjakan diagram dayanya terlebih dahulu lalu masuk ke kontrol.
24
5. Pada pengerjaan diagram daya atau kontrolnya, harus menyesuaikan
dengan standar. Baik itu penggunaan kabel yang sesuai sampai dengan
penyambungan kabel yang tepat.
6. Pada saat memasangan kabel ke komponen pastikan bahwa terpasang
dengan rapat agar terhindar dari trip. Selain itu, kabel yang bersilangan
diatur, agar memberi kesan rapi.
7. Memasang komponen dengan baik dan kuat, seperti TOR, Kontaktor,
DOL, Time Relay ( On Delay ) dan lain – lain. Dan memperhatikan
komponen dari hal – hal yang dapat mengganggu fungsi alat tersebut.
8. Pada saat mengerjakan rangkaian tetap harus teliti dan menyesuaikan
dengan gambar kerja. Serta tetap berkomunikasi dengan pembimbing jika
terdapat suatu masalah.
9. Jika seluruh rangkaian telah selesai dikerjakan , maka rangkaian tersebut
diberi tegangan yang berasal dari panel distribusi. Dan dilakukan kembali
pengecekan ulang sebelum diuji.
10. Pada pengujian instalasi tenaga, dilakukan secara bertahap. Mula – mula
dicek dengan menggunakan lampu simulasi dan jika telah pasti instalasi
sukses maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan motor.
11. Dalam proses instalasi, dilakukan proses penandaan yang jelas pada
rangkaian ( kabel , kontaktor, dan lain – lain ) untuk menghindari
kesalahan pemasangan dan memudahkan jika dilakukan perbaikan.
12. Apabila telah diuji namun terjadi trouble, maka dilakukan proses
identifikasi untuk mengetahui trouble yang terjadi pada rangkaian. Jika
sumber masalah dari rangkaian telah diketahui kemudian dilakukan
langkah perbaikan.
13. Selama proses Instalasi dilakukan , tetap mengutamakan keselamatan
kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diduga serta tetap
mengacu dengan standar instalasi yang berlaku agar menciptakan instalasi
yang ideal.
25
26
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
BAB VI
ANALISA DAN TROUBLESHOOTING
6.1. Analisa
6.1.1. Instalasi Penerangan
41
maka lampu akan menyala. Begitupun ketika lampu menyala, lalu saklar A1 atau
saklar A2 ditekan, maka lampu akan mati. Begitulah cara kerja dari saklar tukar.
Selain itu, terdapat pula kotak kontak bantu yang dapat dikontrol dengan saklar
tunggal pada group 2 ini.
3. Group 3
Pada group ini berfungsi melayani Penerangan Bengkel yang memiliki 2 buah
lampu pijar dan 3 buah lampu TL (Turbular Lamp) yang di operasikan dengan
menggunakan impuls yang akan mengontrol kerja kontaktor, impuls tersebut
dikontrol dengan 2 buah saklar. Pada group ini terdapat juga MCB 3 phasa (F4)
sebagai pengaman.
42
tidaknya kontrol ini. Pada rangkaian ini terdapat 3 buah kontaktor yaitu Kontaktor
Motor (KM) untuk On Delay Relay (KM Utama), KM untuk Δ dan KM untuk Y
yang dihubungkan dengan 2 buah push button yang berfungsi untuk
mengaktifkan dan menghentikan motor. Selain itu terdapat pula TOR yang
terpasang pada KM Δ dengan KM Y sebagai pengaman ketika terjadi kelebihan
beban atau kelebihan arus.
Proses starting dimulai dengan aktifnya KM Utama (U1, V1 dan W1)
kemudian diikuti dengan aktifnya KM Y ( U2, V2 dan W2 ) dan ketika timer
berjalan sampai batas waktu yang ditentukan maka KM Y akan berhenti dan
beralih ke KM Δ yang selanjutnya akan aktif.
Pada saat keadaan hubungan Y aktif maka jumlah tegangan pada tiap
kumparan sebesar 220 Volt sedangkan pada saat keadaan hubungan Δ aktif maka
jumlah tegangan pada tiap kumparan sebesar 380 Volt. Tujuan dari rangkaian ini
yaitu untuk menghindarkan motor dari starting awal yang berat.
4. Pengendalian Motor dengan Auto Reverse
Pada rangkaian ini terdapat 2 buah Kontaktor serta dilengkapi dengan 1 TOR
pada salah satu Kontaktor Motor (KM) serta 3 buah Push Button. Push Button
tersebut terdiri dari 2 buah NO dan 1 buah NC. NO untuk mengaktifkan putaran
motor baik searah jarum jam ataupun berlawan arah jarum jam. Dan NC untuk
menonaktifkan motor. Selain proses kontrol dilakukan pada Push Button, KM
juga dapat dikontrol pada Saklar Limit Switch.
Ketika motor bekerja pada arah tertentu kemudian ingin diubah pada arah
sebaliknya. Maka motor terlebih dahulu dimatikan kemudian tunggu sampai
motor berhenti, lalu arah motor baru bisa diubah pada arah yang sebaliknya. Hal
ini perlu menjadi perhatian agar tidak terjadi gesekan mekanis yang dapat
merusak motor ketika mengubah putarannya saat putaran yang berlawanan
tersebut masih berlangsung.
6.2. Troubleshooting
43
Troubleshooting dilakukan agar mahasiswa dapat mengatasi masalah-masalah
yang timbul dalam lapangan. Masalah yang saya dapati pada saat troubleshooting
yaitu:
1. Pada rangkaian Instalasi Penerangan terdapat masalah yakni salah satu kabel
phasa yang terdapat pada panel utama telah terputus dan tidak terhubung lagi
menuju ke instalasi penerangan sehingga lampu pada instalasi penerangan ada
yang tidak menyala. Solusinya dengan menghubungkan dan mengeratkan
kembali kabel yang terputus tersebut.
2. Pada rangkaian Instalasi Penerangan terdapat masalah yakni terdapat isolasi
yang menutupi bagian dalam sekring/fuse pada panel instalasi penerangan
sehingga fuse tidak beroperasi dengan baik. Solusinya melepaskan isolasi
tersebut kemudian memasang kembali fuse ke posisi semula.
3. Pada starting DOL Dalam terdapat masalah yakni kabel yang terpasang dari
MCB utama ke MCB DOL itu longgar dan tidak terikat oleh baut pada MCB.
sehingga tegangan dari sumber lebih rendah dari tegangan yang seharusnya.
Solusinya dengan memasang ulang kabel dan mengeratkannya sesuai dengan
sambungan yang benar.
4. Pada starting DOL Dalam terdapat masalah sambungan yang kurang tepat
pada kontaktornya. Solusinya membenarkan sambungan tersebut sesuai
dengan arahan dari jobsheet dan teman dari kelompok lain.
5. Pada starting Y- Δ terdapat masalah yakni kontaktor pada panel kontrol Y- Δ
ini memiliki kondisi yang sudah kurang baik pada sambungan NCnya karena
setiap beroperasi akan menimbulkan lompatan bunga api dan semacam
ledakan pada bagian kontaktor tersebut. Solusinya mencari anak kontak NC
yang masih berfungsi dengan baik dan memasangnya sesuai sambungan.
6. Pada starting Auto Reverse terdapat masalah yakni ada kabel di panel Auto
Reverse yang salah sambung, sehingga kontrol tidak beroperasi sebagaimana
mestinya. Solusinya dengan berkonsultasi dengan teman kelompok lain yang
sudah selesai dan menganalisis kesalahan pada rangkaian kemudian
melalukan pembetulan pada kabel yang salah hubung tersebut.
44
45
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek Instalasi Penerangan dan Tenaga, maka
praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
46
Praktikan mengharapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktek
memiliki kualitas memadai. Sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya
trouble yang disebabkan oleh alat.
Para pembimbing diharapkan selalu berada pada ruang kerja / tempat praktek
untuk melakukan pengawasan dan membimbing praktikan selama proses
praktikum berlangsung.
47
DAFTAR PUSTAKA
http://bambangsetya.blogspot.com/2008/03/mcb-miniatur-circuit-breaker.html
http://dunialistrik.21.forumer.com/a/pemutus-fuse-dan-circuit-
breaker_post282.html
http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/timer.html
http://citrapelanginusantara.blogspot.com/2011/04/direct-on-line-starter-dol-
starter.html
http://www.scribd.com/doc/26789954/Kontaktor-Adalah-Peralatan-Listrik-Yang-
Bekerja-Berdasarkan
http://eprints.polsri.ac.id/3822/3/3.BAB%20II.pdf
https://www.tneutron.net/elektro/lampu-indikator-motor-listrik/https://
www.tneutron.net/elektro/lampu-indikator-motor-listrik/
48
LAMPIRAN
49
50
51
52
53