Anda di halaman 1dari 50

Praktek Instalasi Penerangan dan Tenaga

Oleh:

MUHAMMAD.RADITYA FEBRYAN

32120027

2B D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLTEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2011
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini , menyatakan bahwa mahasiswa yang


tercantum namanya di bawah ini benar telah menyelesaikan Praktek Bengkel
Instalasi Listrik dan Penerangan.

Nama : Muhammad.Raditya Febryan


NIM : 32120027
Kelas : 2 B D3 Teknik Listrik
Judul : Instalasi Tenaga dan Penerangan

Telah selesai melaksanakan kurang lebih 3 Pekan , yang dimulai pada hari Senin 4
Oktober 2021 sampai dengan hari Jumat, 22 Oktober 2021.

Makassar,2November2021

Pembimbing

Ruslan L,S.T.,M.T
N I P. 19640918199003 1 002

ii
ABSTRAK

Praktek yang dilakukan pada semester ini , mahasiswa melakukan proses


Instalasi Tenaga dan Penerangan. Mahasiswa diajarkan untuk melakukan proses
instalasi sesuai dengan job sheet yang telah diberikan. Kebanyakan dari praktek
semester tiga masih berhubungan erat dengan semester sebelumnya seperti
membaca gambar, melakukan penarikan kabel sampai dengan pengerjaan panel.
Pada awal pengerjaan, proses instalasi penerangan yang terlebih dahulu
dikerjakan yaitu dengan membuat penerangan dari beberapa jenis lampu yang ada
seperti lampu pijar sampai dengan lampu TL selain lampu terdapat juga Kotak
Kontak baik itu yang 3 phasa sampai dengan 1 phasa. Dalam mengontrol
penerangan juga dipergunakan saklar baik itu tukar sampai dengan tunggal dan
terdapat pula impuls. MCB, Fuse dan TOR juga dipergunakan dalam Instalasi
Penerangan ini yang memiliki fungsi sebagai pengaman.
Setelah melakukan instalasi penerangan kemudian berlanjut ke proses
instalasi tenaga. Pada bagian ini, ditujukan untuk membangun instalasi yang
dapat dipergunakan untuk mengontrol motor – motor. Terdapat beberapa jenis
kontrol yang diaplikasikan pada praktek ini seperti kontrol Auto Reverse, Bintang
– Segitiga, sampai dengan DOL baik itu DOL luar maupun DOL dalam.
Seluruh proses instalasi yang dilakukan mahasiswa secara keseluruhan
mengacu job sheet serta instruksi para pembimbing serta berada pula dibawah
pengawasan pembimbing. Diharapkan dari proses praktek bengkel Instalasi
Penerangan dan Tenaga ini mahasiswa lebih mahir melakukan proses instalasi
baik penerangan maupun tenaga yang sesuai dengan kebutuhan dan standar yang
telah ditentukan. Sehingga nantinya mampu menghasilkan mahasiswa yang
profesional dan berkompetensi di bidang keahliannya.

iii
KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga laporan bengkel ini dapat
terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih tak hentinya penyusun haturkan kepada pihak – pihak
yang membantu dan memotivasi penyusun dalam menyelesaikan kegiatan
bengkel ini, terutama para dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk menuntun dan mendidik penyusun dalam proses pembelajaran di bengkel
serta pihak – pihak yang ikut serta membantu dalam kegiatan bengkel.
Mahasiswa mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan –
rekan pembaca. Penyusunan laporan lengkap ini mungkin masih terdapat
beberapa kesalahan, kekeliruan atau belum sempurna yang tidak diketahui oleh
penyusun. Oleh karena itu, saran dann kritik yang membangun dari pembaca,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Penyusun

Muhammad.Raditya Febryan
32120027

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1


1.2 Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3

2.1 Motor Induksi 3 phasa ................................................................. 3


2.2. Pengasutan Motor ....................................................................... 5
2.3. Perlengkapan Hubung Bagi ........................................................ 6
2.4 Miniatur Circuit Breaker ............................................................. 7
2.5 Sekering ...................................................................................... 8
2.6 THERMAL OVERLOAD RELAY............................................. 8
2.7 Kontaktor .................................................................................... 9
2.8 Relay Penunda Waktu ................................................................. 11
2.9 Saklar .......................................................................................... 12
2.10 Limit Switch ............................................................................. 14
2.11 Terminal ................................................................................... 14
2.12 Kotak Kontak ........................................................................... 15
2.13 Lampu....................................................................................... 16
2.14 Dudukan Lampu ....................................................................... 17
2.15 Penghantar ................................................................................ 17
2.16 Wire Duct ................................................................................. 19
2.17 Alat-Alat Pertukangan Listrik .................................................. 19

BAB III ALAT DAN BAHAN................................................................. 20

3.1 Alat............................................................................................... 20
3.2 Bahan Instalasi Penerangan ......................................................... 20
3.3 Bahan Instalasi Penerangan ......................................................... 21

v
BAB IV LANGKAH KERJA ................................................................... 22

4.1 Instalasi Penerangan..................................................................... 22


4.2 Instalasi Tenaga ............................................................................ 24

BAB V GAMBAR RANGKAIAN........................................................... 26

BAB VI ANALISA DAN TROUBLESHOOTING ................................. 35

6.1 Analisa Rangkaian ........................................................................ 35


6.2 Troubleshooting ............................................................................ 37

BAB VII PENUTUP................................................................................. 39

7.1 Kesimpulan ................................................................................... 39


7.2 Kritik dan Saran ............................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini , dunia kerja semakin kompetitif sehingga menuntut
tenaga kerja untuk lebih membekali diri dengan kemampuan yang lebih
kompeten dan mampu bersikap jauh lebih profesional dalam bekerja. Saat ini
juga tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang lebih variatif lebih
memiliki peluang yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan. Untuk
menciptakan tenaga kerja yang ideal dan mampu berkompetisi di dunia kerja ,
diperlukan peran pemerintah, institusi pendidikan, dan industri untuk
mewujudkan hal ini.
Salah satu bukti nyata dari usaha instansi pedidikan yaitu perguruan
tinggi, dalam menciptakan lulusan yang berkompeten dan profesional dalam
bidang keahliannya. Dengan menciptakan sistem pembelajaran yang efektif
dan terstruktur. Selain ditunjang dengan pembelajaran secara teori perlu pula
disertakan praktek. Praktek merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran karena memberikan kemampuan dalam mengelola pekerjaan
yang bersifat teknis bagi mahasiswa , terutama bagi yang menempuh
pendidikan jalur vokasi yang mengisyaratkan untuk lebih menguasai pada
keahlian terapan tertentu. Ini alasan utama mengapa Praktek Bengkel hadir
dalam sistem perkuliahan.
Listrik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia ,
hampir seluruh manusia di dunia mempergunakan energi ini untuk
melaksanakan aktivitasnya setiap detik. Hadirnya energi litrik banyak
membantu berbagai bidang dalam menangani suatu pekerjaan. Salah satu
contoh pemanfaatan energi listrik yaitu pada bidang insdustri. Seperti
penggunaannya untuk mengerakkan motor serta untuk penerangan.
Penggunaan motor di dunia industri sangat banyak ditemui serta lebih
variatif dalam pengontrolannya. Begitu juga dengan penerangan, yang sangat
menunjang dalam sebuah pekerjaan. Oleh karena itu pada praktek bengkel
1
semester III ini, mangacu pada Instalasi Penerangan dan Tenaga sesuai dengan
pentingnya peran penerangan dan pemanfaatan motor. Sehingga nantinya
mahasiswa akan lebih mahir dalam melakukan instalasi maupun membuat
pengontrolan untuk penerangan atau tenaga yang sesuai dengan keinginan.

1.2 Tujuan
Diharapkan setelah melakukan praktek bengkel , mahasiswa nantinya :

1. Dapat memahami proses kerja dan fungsi , baik itu komponen sampai
dengan rangkaian kerja.
2. Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menggunakan
alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
3. Meningkatkan kemampuan dalam hal merencanakan, menggambar, dan
memasang suatu instalasi.
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan apa yang telah ia dapatkan pada saat
praktek dalam kehidupan bermasyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Induksi 3 phasa


Motor listrik arus bolak balik yang paling luas digunakan ada Motor
Induksi. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor
dengan medan putar yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3 phasa dan
motor induksi 1 phasa. Motor induksi 3 phasa dioperasikan pada sistem
tenaga 3 phasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri,
sedangkan motor induksi 1 phasa dioperasikan pada sistem tenaga 1 phasa
yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah
tangga seperti kipas angin, lemari es dan lain – lain.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengartikan bahwa.
Motor adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip
antara medan stator dan medan rotor. Berikut ini 3 bagian penting pada
motor induksi :
1. Stator adalah bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksi medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2. Celah udara adalah tempat berpindahnya energi dari stator ke rotor.
3. Rotor merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet
dari kumparan stator yang diinduksi kepada kumparan rotor.
Prinsip kerja dari motor induski berdasarkan induksi elektromagnetik
dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis – garis gaya fluks
yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan
rotornya sehingga timbul emf ( GGL ) atau tegangan induksi dan karena
penghantar ( kumparan ) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
3
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung
menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakkan medan induksi stator.
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot –
slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan
makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan .

Keuntungan menggunakan motor induksi 3 phasa :


• Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan
rotor sangkar.
• Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.
• Efesiensi relative tinggi pada keadaan normal, tiada ada sikat sehingga
rugi gesekan kecil.
• Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
Selain itu terdapat pula terdapat kekurangan dalam penggunaan motor
induksi 3 phasa :
• Kecepatan tidak mudah dikontrol.
• Power faktor rendah pada beban ringan.
• Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.

v w
u
M
3~

A. B. C.
Gambar 2.1. Motor Induksi beserta simbol
4
2.2 Pengasutan Motor

Pada praktek bengkel kali ini, digunakan empat macam sistem


pengasutan yaitu sistem Direct On Line (DOL), sistem Bintang Segitiga
(Y-∆), sistem Dua Arah Balik Putaran (Auto Reverse), dan sistem Dua
Tingkat Kecepatan.

2.2.1 Sistem Direct On Line (DOL)

Direct On Line biasa juga disebut pengasutan secara langsung.


Pengasutan ini banyak digunakan dalam motor-motor rotor sangkar
dengan daya kecil. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu instalasinya
yang lebih sederhana dan biayanya pun lebih terjangkau.

Starting Direct On Line dapat dilakukan dengan cara magnetis


yaitu dengan menggunakan saklar magnet (kontaktor). Dengan
menggunakan kontaktor ini motor dapat dilayani dari jauh secara
otomatis. Starting Direct On Line banyak ditemui dalam instalasi motor
dengan saklar magnet, instalasi motor dilayani dari beberapa tempat.

2.2.2 Sistem Bintang-Segitiga (Y-∆)

Pengasutan sistem bintang-segitiga ini berguna untuk menurunkan


tegangan apit. Dalam hal ini pada start awal motor bintang tegangan apit
adalah tiga lebih rendah dari hubungan delta.

Bentuk konstruksi dari saklar bintang–segitiga adalah saklar


tangan, saklar otomatis. Pada saklar tangan hubungan bintang–segitiga
maka semua kegiatan diatur secara manual, dimana operator melihat
pada pengukuran ampere yang berguna untuk menentukan kapan pindah
ke posisi segitiga. Pada saklar otomatis hal ini dilakukan secara otomatis

5
dengan bantuan ON Delay timer sebagai sistem waktu dimana kita sudah
menentukan kapan berpindah keposisi segitiga secara otomatis.

2.2.3 Sistem Dua Arah Balik Putaran (Autoreverse)

Dalam pengasutan motor ini, menggunakan sistem putaran berbalik


putaran dengan kontaktor, yaitu membuat rangkaian kerja berurutan
Otomatis untuk motor listrik, dimana motor akan bekerja dengan
membalik arah putaran. Mengubah putaran motor induksi tiga fasa
prinsip dasarnya adalah mengubah dua fasa (mengubah antara fasa S,
dengan fasa T ) yang semula R, S, T menjadi R, T, S dengan
mengubahnya arus fasa yang menuju pada kumparan motor tiga fasa
tersebut maka akan mempengaruhi arah medan magnit pada motor, yang
tadinya R, S, T putar kekanan, setelah dirubah menjadi R, T, S motor
akan berputar kekiri.

2.3 Perlengkapan Hubung Bagi

Perlengkapan hubung bagi (PHB) merupakan kotak pembagi yang


berbentuk sebuah kotak atau almari yang berisikan komponen-komponen
listrik, yang bertugas sebagai pembagi arus dan daya ke peralatan /
pesawat pemakai listrik seperti pada gambar 2.2. Kotak pembagi sangat
diperlukan terutama jika pemakai tenaga listrik menggunakan banyak
peralatan /pesawat listrik, misalnya; motor-motor listrik, mesin pencuci,
mesin pemanas mesin bor dan sebagainya. Sesuai dengan namanya panel
ini merupakan pusat pengaturan dari sistem kontrol.

Panel ditribusi listrik adalah tempat menyalurkan energi listrik dari


panel daya atau sumber listrik ke beban baik untuk instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan.

Persyaratan panel ditribusi listrik sesuai dengan PUIL yaitu:


- Semua penghantar/ kabel harus disusun rapi
6
- Semua komponen harus dipasang rapi
- Semua bagian yang bertegangan harus terlindungi
- Semua komponen sudah terpasang kuat
- Jika terjadi gangguan tidak meluas
- Mudah diperluas / dikembangkan jika diperlukan
- Mempunyai keandalan yang tinggi

A. B.
Gambar 2.2. Panel Distribusi beserta simbol

2.4 Miniatur Circuit Breaker


Miniatur Circuit Breaker atau yang biasa lebih sering disebut MCB
adalah alat pengaman arus lebih seperti pada gambar 2.3. MCB ini
memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus
lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip kerjanya
yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relay
arus lebih yang membuat bekerja electromagnet seketika.
Bila bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka ini akan memutus
hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka saklar.
MCB untuk rumah seperti pada pengaman lebur diutamakan untuk proteksi
hubungan pendek, sehingga pemakaiannya lebih diutamakan untuk
mengamankan instalasi atau konduktor. Sedang MCB pada APP diutamakan
sebagai pembawa arus dengan karakteristik CL ( Current Limiter )
disamping itu juga sebagai gawai pengaman arus hubung pendek yang
bekerja seketika.

7
A. . B. . C. . D.

Gambar 2.3. Miniature Circuit Breaker (MCB) beserta symbol

2.5 Sekering

Sekering (Fuse) adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk


mengamankan instalasi dari gangguan arus hubung singkat. Cara kerjanya
apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek,
maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik dan
tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.

Gambar 2.4. Sekering (Fuse) beserta simbol

2.6 Thermal Overlod Relay

Fungsi dari Thermal Overload Relay (TOR) adalah untuk proteksi


motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekering (fuse) pengaman
beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu
motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila

8
digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus
setiap motor dijalankan.

Over load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja


sesuai dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur
yang menyebabkan terjadinya pembengkokan, maka akan terjadi
pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada
jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal
yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua
phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa
digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.

Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih
besar dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung
ke kiri dan membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan
kontak pada bagian bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama
bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke
kiri, sehingga kontak – kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi
semula walaupun reset buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin
barulah kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya baru dapat di
hubungkan kembali dengan menekan reset button.

Gambar 2.5. Thermal Overload Relay (TOR) beserta simbol

2.7 Kontaktor
Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana
9
bila dialiari listrik akan timtul medan magnet pada inti besinya., yang akan
membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak
bantu NO ( Normally Open ) akan menutup dan kontak bantuk NC (
Normally Close ) akan membuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak bantu.
Kontak Utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan Kontak Bantu
digunakan untuk rangkaian kontrol.
Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan
magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan yang
dikopel dengan kontak utama dan kontak bantu dari kontaktor tersebut. Hal
ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak
dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan
terbuka. Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus,
maka kontak – kontaknya akan tetap pada posisi operasinya.

13 23 41
1 3 5 a

2 4 6 14 24 42
b

Gambar 2.6. Kontaktor beserta simbol

Menurut IEC penandaan konektor-konektor kontaktor adalah sbb :

A,b : konektor hubungan kumparan magnet

1,3,5 : hubungan untuk suplay atau rangkaian utama

2,4,6 : hubungan untuk beban atau rangkaian utama

13,14 : kontak-kontak bantu NO

41,42 : kontak-kontak bantu NC

10
2.8 Relay Penunda Waktu

Relay penunda waktu (Timer) berfungsi menunda proses kerja dari


rangkaian kontrol sehingga bekerjanya tidak bersamaan, maksudnya yang
awalnya bekerja bersamaan dengan magnetik kontaktor kini ditunda oleh relay
sehingga ada jeda waktu untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian.
Pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda
pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung
dengan kontaktor yaitu:

1. On Delay
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke
kontaktor (jadi satu dengan Kontaktor) yang akan berfungsi jika kontaktor
bekerja (ON) maka Timer juga bekerja (ON). On Delay merupakan waktu
yang dibutuhkan untuk menghidupkan.

2. Off Delay
Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke
kontaktor (jadi satu dengan Kontaktor) yang akan berfungsi jika kontaktor
bekerja (ON) dan Timer tidak bekerja (OFF). Off delay merupakan waktu
yang yang tertunda untuk dimatikan.

Coil
ON
t
Relay

Coil
OFF
t Relay

A. B. C.
Gambar 2.7. Timer On Delay beserta simbol dan Diagram kerja Off delay -
On Delay

11
2.9 Saklar

Saklar adalah suatu alat yang digunakan untuk menyambung dan


memutuskan arus listrik. Berdasarkan kegunaannya saklar sangat banyak
macam dan jenisnya. Adapun jenis saklar yang sering digunakan dalam
instalasi. Seperti, saklar tunggal, saklar tukar, push button, saklar impuls,
saklar berkutub tiga.

2.9.1 Saklar Impuls

Saklar impuls merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip


kerja magnet yang mempengaruhi posisi saklar. Saklar impuls
mempunyai dua posisi kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak “on”
pada posisi pertama. Dimana lama pengoperasian dari kontak tekan tidak
mempengaruhi sistem kerjanya.

Gambar 2.8. Saklar Impuls beserta simbol

Saklar ini dapat dikombinasikan dengan saklar tekan/push button.


Dalam pengoperasian suatu lampu menggunakan push button sebagai
kontrol bantu, dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya
impuls (sinyal) yang diberikan dari push button.

12
2.9.2 Saklar tunggal

Saklar tunggal berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada saklar ini
terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat
yang lain.

Gambar 2.9.Saklar Tunggal beserta Simbol

2.9.3 Push Button (Saklar Tekan)

Saklar tekan atau push button umumnya digunakan pada rangkaian


kontrol kontak sebagai pengunci secara elektrik. Saklar ini beroperasi
ketika ditekan saja, jika dilepas maka akan kembali menjadi seperti
semula. Jadi saklar ini memberikan daya yang sifatnya sementara,
apabila dikombinasi dengan saklar impuls maka pada saat saklar dilepas
hubungannnya dengan beban tetap ada karena saklar tersebut terkunci
oleh impuls.

Gambar 2.10. Push Button beserta Simbol

13
2.9.4 Saklar tukar

Saklar tukar atau saklar dua arah adalah saklar yang dapat
mengontrol beban dari dua tempat secara terpisah. Sistem pengaturannya

adalah dua arah dimana pengoperasiannya dapat dilakukan secara terpisah.

Gambar 2.11. Saklar Tukar beserta Simbol

2.10 Limit Switch


Limit switch atau juga disebut sensor pembatas, dalam artian mendeteksi
gerakan dari suatu mesin sehingga bisa mengontrolnya atau menghentikan
gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan tidak
sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat umum dan banyak, juga mempunyai
prinsip kerja yang sederhana, sehingga sangat mudah untuk dipelajari, baik itu
oleh pelajar ataupun praktisi dibidangnya. Hampir setiap mesin-mesin produksi
yang ada di industri menggunakannya.

Gambar 2.12. Limit Switch beserta simbol

2.11 Terminal
Dalam dunia kelistrikan Terminal adalah merupakan tempat
penyambungan kabel. Terminal menghantarkan arus dari kabel yang satu
menuju ke kabel lainnya untuk menyuplai arus menuju ke beban. Ada
banyak jenis terminal baik itu berbentuk blocks maupun strips tergantung
kebutuhan instalasi.
14
Terminal Blocks atau yang biasa disebut Terminal Line Up, banyak
dipergunakan pada panel – panel. Terminal blocks sering ditempatkan pada
sebuah rel / penopang ,serta sering disandingkan dengan wire duct agar
terlihat rapi dan memiliki spare / cadangan. Sedangkan terminal strips sering
dipergunakan untuk penyambungan kabel pada kotak bantu atau di luar
kotak bantu. Penggunaan terminal strips yang fleksibel banyak membantu
instalasi listrik.

Gambar 2.13. Terminal Blocks dan Strips

2.12 Kotak kontak

Yang dimaksud kotak kontak adalah suatu komponen yang berfungsi


sebagai tempat / terminal untuk mendapatkan arus / tegangan listrik yang
diperlukan untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat – alat rumah tangga
seperti pesawat tv, radio, kulkas, kipas angin, setrika, dan lain – lain.

Gambar 2.14. Kotak Kontak 1Phasa beserta simbol

15
2.13 Lampu
Lampu memiliki defnisi alat penerangan dan pelita menurut kamus
bahasa indonesia. Ada banyak macam dari lampu dan yang dipergunakan
dalam praktek bengkel ini yaitu Lampu TL dan Lampu Pijar.
Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filament yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filament panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filament tidak
akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Lampu TL ( Tubular Lamp ) atau Lampu Tabung yaitu jenis lampu
pelepasan gas berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi
ultraviolet yang ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor dalam
tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak ( gejala fluorensensi ).
Elektroda yang dipasang pada ujung – ujung tabung berupa kawat lilitan
pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.
Selain itu terdapat juga lampu indikator dalam instalasi ini pada
bagian kontrol. Lampu Indikator biasa berupa LED ( Light Emitting Diode )
atau lampu pijar kecil.

Gambar 2.15 Lampu pijar dan TL

16
2.14 Dudukan Lampu

Dudukan lapu (Fitting) termasuk bahan jadi dan merupakan alat


yang berfungsi sebagai dudukan atau tempat terpasangnya bola lampu.
Fitting terdiri atas fitting duduk, fitting gantung dan fitting kedap air.

Gambar 2.15. Dudukan Lampu (Fitting)

2.15 Penghantar
Penghantar (Conductor) ialah bahan yang dapat dipakai untuk
mengalirkan arus listrik. Dalam teknik listrik bahan yang digunakan dari
jenis logam dengan bentuk dan nama khusus, sehingga dalam pemakaiannya
mudah dibedakan. Adapun jenis kabel yang digunakan pada praktek ini
yaitu sebagai berikut :
2.14.1 Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk
instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning,
biru dan hitam. Kabel tipe ini umumdipergunakan di perumahan karena
harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga
mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah
digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah
menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas
tidak tersentuh langsung oleh orang.

17
Gambar 2.16. Kabel NYA
2.14.2 Kabel NYM

Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih


atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat
dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam.

Gambar 2.17. Kabel NYM

2.14.3 Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar


tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel
yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.

Gambar 2.18. Kabel NYAF

18
2.16 Wire Duct
Wire duct merupakan alat yang berfungsi sebagai jalur bagi kabel
dalam sebuah panel selain itu hadirnya wire duct memberi kesan rapi serta
kemudahan pada proses instalasi serta jika terjadi perbaikan. Kabel yang
berada pada wire duct sebaiknya diberi cadangan untuk mengantisipasi
kondisi tertentu.

Gambar 2.19 Wire Duct

2.17 Alat-Alat Pertukangan Listrik

Adalah alat-alat yang umum digunakan dalam melakukan


pengerjaan instalasi listrik sehingga mempermudah pengerjaan instalasi
tersebut. Alat yang digunakan dalam praktek kali ini antara lain obeng
(obeng plat, obeng bunga, dan obeng terminal) dan tang (tang pemotong,
tang kombinasi, tang kupas).

Gambar 2.19. Alat Pertukangan Listrik

19
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

No Nama Jumlah Satuan Keterangan


1 Tang Kombinasi 1 Buah
2 Tang Potong 1 Buah
3 Tang Lancip 1 Buah Panjang
4 Tang Pengupas 1 Buah
5 Obeng Terminal 2 Buah -
6 Obeng Tes 1 Buah -
7 Obeng plat ( - ) 1 Buah
8 Obeng plus ( + ) 1 Buah
9 Buzzer 1 Buah Multitester

20
3.2 Bahan Instalasi Penerangan

No Nama Jumlah Satuan Keterangan


1 Fuse 3 Buah
2 MCB 3 phasa 1 Buah
3 MCB 1 phasa 1 Buah
4 Busbar 1 Buah
5 Saklar Impuls 1 Buah
6 Saklar Tukar 2 Buah
7 Saklar Tunggal 1 Buah
8 Saklar Push Button 1 Buah
9 Kontaktor 1 Buah
10 Kotak Kontak 3 phasa 1 Buah
11 Kontak Kontak 1 phasa 2 Buah
12 Fitting Lampu 3 Buah
13 Armatur Lampu 3 Buah TL
14 Lampu pijar 3 Buah 5 Watt
15 Lampu TL 3 Buah 20 Watt
16 Ballast 3 Buah 20 Watt
17 Stater 3 Buah
18 Terminal Ring 2 Buah
19 Penutup Terminal 2 Buah

20 Pipa Union 12 Meter 5/8''


21 End Tebe pipa besi 8 Buah 5/8''
22 Kable NYA 1,5 mm2 3 Meter R,S,T dan N
23 Kabel NYAF 1,5 mm2 3 Meter R,S,T dan N
24 Terminal strip 10 Buah
25 Isolasi 1 Buah R,S,T dan N
26 Panel Kontrol 1 Buah

21
3.3 Bahan Instalasi Tenaga
No Nama Jumlah Satuan Keterangan
1 Panel Tenaga 1 Buah
2 Terminal Line Up 30 Buah
3 Wiring Chanel 4 Buah
4 MCB 3 Phasa 6 Buah
5 Kontaktor 6 Buah
6 Time Relay 1 Buah On Delay
7 Thermal Over Load ( TOR ) 3 Buah
8 Saklar Tekan ( Push Button ) 7 Buah
9 Limit Switch 2 Buah
10 Terminal Strips 10 Buah
11 Isolasi 1 Buah
12 Kotak Kontak 3 phasa 1 Buah
13 Motor AC 3 Phasa 1 Buah
14 Lampu Simulasi 1 Buah
15 Lampu Tanda 5 Buah
16 Kabel NYMHY 15 Meter 3 x 2,5 mm2
17 Kabel NYM 4 Meter 4 x 4 mm2
18 Kabel NYMHY 8 Meter 5 x 1,5 mm2
19 Kabel NYAF 15 Meter 2,5 mm2
20 Kabel NYM 6 Meter 5 x 2,5 mm2
21 DOL 1 Buah Manually Operated
22 Kotak Terminal 2 Buah
23 Pipa Baja 6 Meter 16 mm2
24 Pipa Baja 2 Meter 29 mm2
25 Pipa PVC 2 Meter 29 mm2
26 Pipa PVC 2 Meter 16 mm2
27 Klem besi sadel 4 Buah 36 mm2
28 Klem besi sadel 10 Buah 29 mm2
29 Klem besi sadel 20 Buah 16 mm2

22
BAB IV
LANGKAH KERJA

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah kerja dari Praktek
Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga. Hal awal yang akan dikerjakan yaitu
dengan mengerjakan panel distribusi, pada panel distribusi kita melakukan
penyaluran tegangan yang masuk dari MCB 3 phasa ( MCB utama ).
Percabangan dari MCB 3 phasa di masukkan ke terminal line up terlebih dahulu
lalu kemudian masuk menuju ke MCB 3 phasa lainnya yang nantinya akan
dipergunakan untuk masuk ke bagian penerangan sampai dengan tenaga. Setelah
itu kita masuk ke instalasi penerangan.

4.1 Instalasi Penerangan


Penerangan merupakan hal yang penting dalam suatu lapangan kerja
karena mempengaruhi kinerja dan hasil dari sebuah pekerjaan yang nanti
ditangani. Penentuan jenis penerangan yang akan dipasang dipengaruhi oleh
beberapa faktor mulai dari kondisi ruang yang akan dipasangi sampai dengan
kebutuhan / permintaan dari klien.
Namun pada praktek ini, kita dituntut untuk memasang instalasi sesuai
dengan gambar dan instruksi dari pembimbing. Dengan tujuan agar lebih
mahir melakukan instalasi dan melatih kita untuk bekerja sesuai dengan apa
yang diharapkan. Berikut ini langkah – langkah yang dilakukan dari proses
instalasi :

1. Hal yang pertama kali dilakukan yaitu mempersiapkan segala sesuatunya


yang berhubungan dengan proses instalasi , mulai dari mempersiapkan
alat, bahan sampai dengan gambar kerja yang jelas. Untuk alat dan bahan,
dilakukan proses pengecekan terlebih dahulu guna menghindari trouble
yang disebabkan alat nantinya.

23
2. Membaca dan memahami gambar kerja ( diagram lokasi sampai dengan
diagram pengawatan ) setelah itu menentukan tata letak komponen yang
akan digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing - masing.
3. Setelah perencanaan kemudian masuk ke pelaksanaannya, dengan mulai
meneruskan sumber tegangan yang dari panel distribusi menuju ke panel
penerangan.
4. Kemudian dilakukan proses penarikan kabel pada dinding, sesuai dengan
perencanaan awal dan fungsi yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan
dengan menghubungkannya dengan komponen – komponen, seperti saklar
mulai dari tunggal , tukar sampai dengan push button , fitting , Kotak
Kontak baik yang 3 phasa maupun 1 phasa, dan Lampu , baik itu pijar
hingga TL.
5. Jika pada dinding telah selesai , kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan kontrol pada panel penerangan. Kontrol tersebut dikerjakan
sesuai dengan gambar kerja. Komponen yang terdapat pada panel
penerangan seperti Fuse, MCB 3 phasa, MCB 1 phasa, Kontaktor,
Terminal, Busbar dan Impuls. Jika telah selesai, lalu menghubungkan
kabel yang mewakili kerja dari komponen yang terpasang di dinding ke
kontrol.
6. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan kontrol penerangan
dengan sumber tegangan yang berasal dari panel distribusi. Dan instalasi
penerangan telah siap diuji, namun sebelum diuji, dilakukan pengecekan
ulang untuk memastikan rangkaian telah sesuai dengan perencanaan dan
gambar.
7. Apabila telah diuji namun terjadi trouble, maka dilakukan proses
identifikasi untuk mengetahui trouble yang terjadi pada rangkaian. Jika
sumber masalah dari rangkaian telah diketahui kemudian dilakukan
langkah perbaikan.
8. Dalam proses instalasi, dilakukan proses penandaan yang jelas pada
rangkaian ( kabel , MCB, dan lain - lain ) untuk menghindari kesalahan
pasang dan memudahkan jika dilakukan perbaikan.
24
9. Selama proses instalasi dilakukan , tetap mengutamakan keselamatan kerja
agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diduga serta tetap mengacu
dengan PUIL 2000 agar menciptakan instalasi yang ideal.

Apabila instalasi penerangan telah berhasil dikerjakan kemudian masuk ke proses


pengerjaan instalasi tenaga.

4.2 Instalasi Tenaga


Pada praktek yang dilakukan, Instalasi Tenaga bertujuan untuk
menghidupkan motor. Ada banyak jenis rangkaian yang dikerjakan untuk
menghidupkan serta mengontrol motor. Rangkaian tersebut seperti bintang
segitiga, DOL ( Direct On Line ) dan Auto Reverse. Berikut langkah –
langkah yang dilakukan pada proses instalasi ini :

1. Hal awal yang dilakukan, kurang lebih sama seperti hal awal yang
dilakukan pada instalasi penerangan. Mempersiapkan alat, bahan, gambar
kerja sampai dengan melakukan perencanaan.
2. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengerjakan rangkaiannya baik itu
dimulai dengan rangkaian DOL ( DOL daalam dan luar ), bintang –
segitiga, atau Auto Reverse.
3. Pada praktek praktikan dituntut untuk bekerja secara berkelompok. Jadi
hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengefisienkan waktu dan tenaga ,
maka pada pengerjaan rangkaian praktikan dapat membagi tugas pada
masing – masing anggota.
4. Untuk rangkaian yang memiliki diagram daya , maka diutamakan untuk
mengerjakan diagram dayanya terlebih dahulu lalu masuk ke kontrol.
5. Pada pengerjaan diagram daya atau kontrolnya, harus menyesuaikan
dengan standar. Baik itu penggunaan kabel yang sesuai sampai dengan
penyambungan kabel yang tepat.

25
6. Pada saat memasangan kabel ke komponen pastikan bahwa terpasang
dengan rapat agar terhindar dari trip. Selain itu, kabel yang bersilangan
diatur, agar memberi kesan rapi.
7. Memasang komponen dengan baik dan kuat, seperti TOR, Kontaktor,
DOL, Time Relay ( On Delay ) dan lain – lain. Dan memperhatikan
komponen dari hal – hal yang dapat mengganggu fungsi alat tersebut.
8. Pada saat mengerjakan rangkaian tetap harus teliti dan menyesuaikan
dengan gambar kerja. Serta tetap berkomunikasi dengan pembimbing jika
terdapat suatu masalah.
9. Jika seluruh rangkaian telah selesai dikerjakan , maka rangkaian tersebut
diberi tegangan yang berasal dari panel distribusi. Dan dilakukan kembali
pengecekan ulang sebelum diuji.
10. Pada pengujian instalasi tenaga, dilakukan secara bertahap. Mula – mula
dicek dengan menggunakan lampu simulasi dan jika telah pasti instalasi
sukses maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan motor.
11. Dalam proses instalasi, dilakukan proses penandaan yang jelas pada
rangkaian ( kabel , kontaktor, dan lain – lain ) untuk menghindari
kesalahan pemasangan dan memudahkan jika dilakukan perbaikan.
12. Apabila telah diuji namun terjadi trouble, maka dilakukan proses
identifikasi untuk mengetahui trouble yang terjadi pada rangkaian. Jika
sumber masalah dari rangkaian telah diketahui kemudian dilakukan
langkah perbaikan.
13. Selama proses Instalasi dilakukan , tetap mengutamakan keselamatan
kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diduga serta tetap
mengacu dengan PUIL 2000 agar menciptakan instalasi yang ideal.

26
BAB V

GAMBAR RABGKAIAN

35
26
35
26
35
26
35
26
BAB VI
ANALISA DAN TROUBLESHOOTING

6.1 Analisa Rangkaian


Berikut ini analisa rangkaian dari Instalasi yang dilakukan :
6.1.1 Instalasi Penerangan
Instalasi Penerangan memiliki 4 group yaitu :
1. Group I
Pada group ini terdapat sebuah sekering ( F2 ) sebagai pengaman
yang berfungsi melayani sebuah kotak kontak 3 phasa untuk
Cooker. Jadi MCB 3 phasa untuk penerangan pada panel utama
melayani fuse yang terdapat pada panel penerangan dan setelah
masuk dari fuse kemudian berlanjut menuju cooker. Pada bagian
ini memang ditujukan untuk Cooker.

2. Group II
Pada group ke – 2 untuk bagian Penerangan Dapur Bengkel WC.
Di group ini terdapat MCB 1 phasa ( F3 ) sebagai pengaman yang
berfungsi melayani Penerangan Dapur Gedung WC dimana
terdapat sebuah lampu pijar yang dikontrol dengan 2 buah saklar
tukar A1 dan A2. Jadi Saklar A1 dan A2 dihubungkan dengan
sedemikian rupa sehingga lampu mampu dikontrol pada tempat
yang berbeda. Selain itu terdapat pula Kotak Kontak baik yang
dikontrol dengan saklar tunggal atau pun langsung.

3. Group III
Sedangkan pada group ini meliputi MCB 3 phasa ( F4 ) sebagai
pengaman yang berfungsi melayani Penerangan Bengkel yang
35
memiliki 2 buah lampu pijar dan 3 buah Lampu TL ( Turbular
Lamp ) yang dioperasikan dengan menggunakan impuls yang
mengontrol kerja kontaktor. Impuls dikontrol dengan 2 buah Saklar

26
Tekan ( Push Button). Jadi push button terhubung dengan saklar
impuls kemudian output dari impuls masuk ke koil kontaktor. Jadi
ketika saklar ditekan menyebabkan impuls bekerja kemudian
output dari impuls menuju ke koil dari kontaktor sehingga
membuat kontaktor bekerja. Dan kontaktor menyalurkan tegangan
menuju ke lampu pijar maupun lampu TL. Group ini merupakan
Penerangan Bengkel.

6.1.2 Instalasi Tenaga


Pada Instalasi Tenaga , ada 3 group pada bagian ini , yaitu :

1. Dol Luar
Pada rangkaian ini terdiri dari sebuah saklar satu kutub 3
fasa yang berfungsi melayani sebuah motor induksi 3 fasa pada
bengkel.

2. Dol Dalam
Pada rangkaian ini terdiri dari 2 buah push button yaitu S7
NC dan S8 NO disertai dengan 2 buah lampu indikator (H8 dan
H9) yang terhubung dengan kontaktor yang dikopel dengan TOR
dari panel distribusi untuk melayani cooker.
Prinsip kerja rangkaian ini adalah ketika saklar S8 ditekan
motor dapat dioperasikan dari cooker dan lampu indikator H8
menyala. Apabila terjadi gangguan pada rangkaian maka lampu
indikator H9 menyala dan lampu H8 padam.

3. Starting Motor dengan Y - Δ

Pada rangkaian ini terdapat 3 buah kontaktor yang


dihubungkan dengan 2 buah push button yang berfungsi untuk
mengaktifkan ( NO ) dan menghentikan ( NC ) motor. Sedangkan 3
buah kontaktor tersebut yaitu Kontaktor Motor ( KM ) untuk On
36
Delay Relay ( KM Utama ) , KM untuk Δ dan KM untuk Y. Selain
itu terdapat pula TOR yang terkopel pada KM Δ dengan KM Y.
Proses starting dimulai dengan aktifnya KM Utama ( U1, V1
dan W1 ) kemudian diikuti dengan aktinya KM Y ( U2, V2 dan
W2 ) dan ketika timer berjalan sampai batas waktu yang
ditentukan maka KM Y akan berhenti dan beralih ke KM Δ yang
telah aktif.
Jadi ketika motor pada saat hubungan Y maka jumlah
tegangan pada tiap kumparan sebesar 120 Volt dan ketika beralih
ke hubungan Δ maka jumlah tegangan pada tiap kumparan sebesar
380. Tujuan dari rangkaian ini yaitu untuk menghindarkan motor
dari starting awal yang berat.

4. Pengendalian Motor dengan Auto Reverse


Pada rangkaian ini terdapat 2 buah Kontaktor serta dilengkapi
dengan 1 TOR pada salah satu Kontaktor Motor ( KM ) serta 3
buah Push Button. Push Button tersebut terdiri dari 2 buah NO
dan 1 buah NC. NO untuk arah motor ( kanan dan kiri ) dan NC
untuk menonaktifkan motor. Selain proses kontrol dilakukan pada
Push Button , KM juga dapat dikontrol pada Saklar Limit Switch.
Ketika motor bekerja pada arah tertentu kemudian ingin
diubah pada arah sebaliknya. Maka motor terlebih dahulu
dimatikan kemudian tunggu sampai motor berhenti. Lalu arah
motor baru bisa diubah pada arah yang sebaliknya.

6.2 Troubleshooting
Troubleshooting dilakukan agar mahasiswa dapat mengatasi masalah-
masalah yang timbul dalam lapangan. Masalah yang saya dapati pada saat
troubleshooting yaitu:
1. Netral yang terhubung dengan impuls terputus sehingga kontaktor
tidak dapat bekerja dan lampu penerangan bengkel tidak dapat
37
menyala. Solusinya adalah dengan menyambungkan kembali kabel
netral pada impuls tepatnya di A2 impuls.
2. Phasa S pada MCB 24 terputus sehingga keluaran dari MCB 24
tidak terhubung ke kontaktor dan impuls yang mengakibatkan
kontaktor dan impuls tidak dapat berfungsi. Solusinya adalah
dengan menghubungkan kembali phasa S pada MCB 24.

38
39
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktek Instalasi Penerangan dan Tenaga , maka praktikan dapat
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rangkaian Bintang – Segitiga ( Y – Δ ) bertujuan untuk menghindarkan


motor dari starting awal yang berat.
2. ketika motor pada saat hubungan Y maka jumlah tegangan pada tiap
kumparan sebesar 120 Volt dan ketika beralih ke hubungan Δ maka
jumlah tegangan pada tiap kumparan sebesar 380.
3. Direct On Line ( DOL ) Starter adalah metode starting motor dengan
memberikan tegangan penuh dari jala – jala secara langsung.
4. Rangkaian Auto Reverse merupakan rangkaian yang dapat mengontrol
arah dari motor.
5. Motor adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi
energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan
mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor.
6. Penentuan jenis penerangan yang akan dipasang dipengaruhi oleh
beberapa faktor mulai dari kondisi ruang yang akan dipasangi sampai
dengan kebutuhan / permintaan dari klien.
7. TOR merupakan alat pengaman yang dipergunakan untuk mengamankan
motor. TOR akan berkerja secara otomatis jika terjadi beban lebih
(Overload). Selain itu mengamankan motor dari arus starting yang
berlebih atau motor yang berhenti secara mendadak, dan terjadinya trip
atau korsleting.
8. Miniatur Circuit Breaker ( MCB ) adalah alat pengaman arus lebih.
MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih
dan arus lebih karena adanya hubungan pendek

40
7.2 Kritik dan Saran
Adapun beberapa hal yang ingin disampaikan untuk menjadi masukkan
yang berarti bagi teknisi dan pembimbing. Agar nantinya dapat lebih baik
lagi pada pertemuan yang selanjutnya.

• Praktikan mengharapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam


praktek memiliki kualitas memadai. Sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya trouble yang disebabkan oleh alat.
• Para pembimbing diharapkan selalu berada pada ruang kerja / tempat
praktek untuk melakukan pengawasan dan membimbing praktikan
selama proses praktikum berlangsung.

41
DAFTAR PUSTAKA
1. Rangkaian Dasar Motor Listrik.pdf
2. Jobsheet Praktikum Instalasi Penerangan dan Tenaga Semester III Rizki Tia
Shoffi, 2017.
3. Laporan Praktik Penerangan Lanjutan, Politeknik Negeri Ujung Pandang,
Makassar.

❖ http://bambangsetya.blogspot.com/2008/03/mcb-miniatur-circuit-
breaker.html, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://dunialistrik.21.forumer.com/a/pemutus-fuse-dan-circuit-
breaker_post282.html, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/over-load.html, diakses 3
Oktober 2016
❖ http://www.scribd.com/doc/50045535/23/Rangkaian-Pengganti-Motor-
Induksi-3-fasa, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://elektronikatea.blogspot.com/2011/03/dasar-dasar-motor-induksi-3-
phasa.html, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://citrapelanginusantara.blogspot.com/2011/04/direct-on-line-starter-dol-
starter.html, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://www.scribd.com/doc/26789954/Kontaktor-Adalah-Peralatan-Listrik-
Yang-Bekerja-Berdasarkan, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/timer.html, diakses 3 Oktober
2016
❖ http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2120372-pengertian-lampu-
tl/#ixzz1Z79XXKSJ, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://id.wikipedia.org/wiki/Sakelar, diakses 3 Oktober 2016
❖ http://rengginer.blogspot.com/2009/02/jenis-saklar.html, diakses 3 Oktober
2016

42

Anda mungkin juga menyukai