Anda di halaman 1dari 41

MEMASANG INSTALASI ELK-DAS.

34
LISTRIK SEDERHANA 70 JAM

N
P

Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
EDISI 2001
KATA PENGANTAR

Modul dengan judul “Memasang Instalasi Listrik Dasar”


merupakan bahan ajar praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu bagian dari
kompetensi Pemasangan Dasar Instalasi Listrik pada Bidang Keahlian
Teknik Elektro.
Modul ini terdiri dari 4 kegiatan belajar meliputi : Persyaratan Umum
Instalasi Listrik dan Keselamatan Kerja pada Kegiatan Belajar 1,
Penggambaran Instalasi Listrik Sederhana pada Kegiatan Belajar 2,
Instalasi Lampu Pijar dan Kotak Kontak Dengan Saklar Tunggal dan
Saklar Deret pada Kegiatan Belajar 3 dan pada Kegiatan Belajar 4
membahas tentang Instalasi Lampu Pijar, Lampu TL dan Kotak Kontak
Dengan Saklar Tukar.
Modul ini menjadi dasar bagi modul-modul lanjutan lainnya yang
berisikan penerapan Instalasi Listrik. Sehingga sebelum mendapatkan
modul lanjutan peserta diklat harus benar-benar menguasai modul ini
terlebih dahulu.

Yogyakarta, Nopember 2001

Penyusun
Tim Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta

ii
DESKRIPSI JUDUL

Modul ini membahas konsep dan prinsip pemasangan instalasi


listrik dasar dengan penekanan pada pengetahuan, kemampuan
(kompetensi), ketrampilan dan profesionalisme sesuai dengan bidang
keahliannya.
Modul ini mencakup Persyaratan Umum Instalasi Listik (PUIL),
syarat-syarat instalasi listrik, keselamatan dan kesehatan kerja, simbol-
simbol elektroteknik, gambar rangkaian instalasi listrik sederhana dan
pelaksanaan instalasi listrik sederhana.
Diharapkan setelah membaca modul ini peserta diklat mampu
memahami konsep serta prinsip pemasangan instalasi listrik dasar dan
dapat melaksanakannya dengan baik dan benar.

iii
iv
PRASYARAT

Untuk mempelajari modul ini peserta diklat harus memiliki beberapa


pengetahuan dasar diantaranya :
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
• Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
beserta peraturan pelaksanaannya
• Mampu membaca gambar listrik khususnya gambar instalasi listrik
yang berupa simbol-simbol listrik.

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DESKRIPSI JUDUL ...................................................................................... iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ....................................................................... iv
PRASYARAT ................................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
PERISTILAHAN / GLOSSARY ...................................................................... viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................ ix
TUJUAN ......................................................................................................... x
1. Tujuan Akhir .................................................................................. x
2. Tujuan Antara .................................................................................. x

KEGIATAN BELAJAR 1 ................................................................................. 1

Lembar Informasi ................................................................................ 1


Lembar Latihan ..................................................................................... 11

KEGIATAN BELAJAR 2 ................................................................................. 12

Lembar Informasi ................................................................................ 12


Lembar Kerja ....................................................................................... 13
Langkah Kerja ...................................................................................... 14
Lembar Latihan ..................................................................................... 14

KEGIATAN BELAJAR 3 ................................................................................ 15

Lembar Informasi ................................................................................ 15


Lembar Kerja ....................................................................................... 16
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................................................... 16
Langkah Kerja ...................................................................................... 16
Lembar Latihan ..................................................................................... 17

vi
KEGIATAN BELAJAR 4 ................................................................................ 18

Lembar Informasi ................................................................................ 18


Lembar Kerja ....................................................................................... 18
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................................................... 19
Langkah Kerja ...................................................................................... 19
Lembar Latihan ..................................................................................... 20
LEMBAR EVALUASI ..................................................................................... 21
LEMBAR KUNCI JAWABAN ........................................................................ 22
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 1 ........................................................ 22
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 2 ........................................................ 23
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3 ........................................................ 24
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 4 ........................................................ 25
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi ........................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29

vii
PERISTILAHAN/GLOSSARY

Jaringan transmisi listrik adalah pengiriman energi listrik dari pembangkit


menuju gardu-gardu induk
Jaringan distribusi listrik adalah pengiriman energi listrik dari gardu-gardu
induk menuju konsumen
Balast adalah lilitan yang digunakan pada lampu TL untuk memberikan
pemanasan awal pada elektroda guna memperoleh elektron
bebas yang banyak dan memberikan potensial yang besar untuk
mencetuskan bunga api antara kedua elektroda.
Starter adalah saklar penunda yang biasanya digunakan pada lampu TL

viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini :

1. Baca dengan seksama lembar informasi pada masing-masing kegiatan


belajar.
2. Pelajarilah kegiatan belajar 1 dan 2 kemudian kerjakan permasalahan
pada lembar kerja secara terpisah dan kumpulkan pada instruktur hasil
pekerjaan untuk di evaluasi.
3. Pada lembar kegiatan belajar 3 dan 4 harus diperhatikan langkah kerja
terutama tatkala rangkaian telah dialiri arus listrik
Ingat : bahwa pengetesan dengan memberi sumber arus listrik pada
rangkaian harus sepengetahuan instruktur.
4. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar atau tanyakan pada instruktur.
5. Kembalikan semua peralatan dan bahan ke tempat semula.

ix
TUJUAN

1. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan mampu
memahami dan memasang instalasi listrik secara sederhana

2. Tujuan Antara

• Peserta diklat dapat mengetahui dan memahami Peraturan


Umum Instalasi Listrik
• Peserta diklat mampu memahami pentingnya keselamatan
terhadap listrik
• Peserta diklat mampu memahami simbol-simbol kelistrikan
secara umum
• Peserta diklat mampu memahami teknik merangkai instalasi
listrik secara sederhana
• Peserta diklat dapat menggambar rangkaian dasar instalasi
• Peserta diklat dapat membuat rangkaian dasar instalasi
secara sederhana

x
URUTAN

1
ELK-DAS.1 ELK-DAS.2 ELK-DAS.3 ELK-DAS.4
20 jam 40 jam 40 jam 20 jam

2
ELK-DAS.5 ELK-DAS.6 ELK-DAS.7 ELK-DAS.8 ELK-DAS.9
20 jam 30 jam 40 jam 40 jam 40 jam

ELK-DAS.10 ELK-DAS.11
PILIHAN

40 jam 40 jam

3
KE
ELK-DAS.12 ELK-DAS.13
TK II
20 jam 20 jam

4
ELK-DAS.14 ELK-DAS.15 ELK-DAS.16 ELK-DAS.17 ELK-DAS.18 ELK-DAS.19
15 jam 15 jam 20 jam 40 jam 40 jam 30 jam

5
ELK-DAS.20 ELK-DAS.21 ELK-DAS.22 ELK-DAS.23 ELK-DAS.24 ELK-DAS.25
20 jam 20 jam 20 jam 20 jam 20 jam 40 jam

ELK-DAS.26 ELK-DAS.27 ELK-DAS.28 ELK-DAS.29 ELK-DAS.30 ELK-DAS.31


40 jam 30 jam 30 jam 20 jam 20 jam 20 jam

ELK-DAS.32 ELK-DAS.33 ELK-DAS.34 1


15 jam 15 jam 70 jam

OUTLET
Kedudukan Modul
Peta Kedudukan Modul SMK Bidang Keahlian Teknik Elektro Tingkat I – Teknik Listrik
KEGIATAN BELAJAR 1

PERSYARATAN INSTALASI LISTRIK


DAN KESELAMATAN KERJA

Lembar informasi
1. Persyaratan Instalasi Listrik
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah
untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta
kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan
keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik
mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,
pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan umum
instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :
a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya
digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.
b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan
telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.
c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.
d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt
dan dayanya tidak melebihi 100 watt.

Ketentuan yang Terkait


Disamping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini, harus pula
diperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :
a. Undang undang no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.

1
c. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
d. Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan
dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
e. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1995 tentang Usaha
Penunjang Tenaga Listrik.
f. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan.
g. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, Sertifikasi dan
Akreditasi dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi.

Syarat-Syarat Instalasi Listrik


Disamping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan
mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat
dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :
a. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga
keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan
dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus
sekecil mungkin. Jadi instalasi listrik harus direncanakan
sesederhana mungkin agar alat-alat yang dipakai sedikit, mudah
pemasangannya dan kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
b. Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini
berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya
peralatan dan benda-benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari
adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat, tegangan
lebih, beban lebih dan sebagainya.

2
Agar instalasi listrik tidak membahayakan jiwa manusia,
maka pemasangan instalasi tersebut harus memenuhi peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan. Disamping itu untuk
mengamankan instalasi listrik dari kerusakan-kerusakan akibat
gangguan-gangguan seperti hubung singkat, beban lebih maupun
tegangan lebih (akibat sambaran petir) maka pada instalasi
tersebut dipasang alat-alat pengaman yang sesuai, misalnya
sekering, pemutus daya, otomat dan pentanahan (grounding).
c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen
harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana
sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil. Jika masih tetap ada
gangguan-gangguan yang terjadi yang mengakibatkan terhentinya
aliran listrik maka gangguan tersebut harus mudah dan cepat
diatasi/diperbaiki. Keandalan beban dapat dibagi menjadi beberapa
tingkat yaitu :
• Beban yang sangat memerlukan keandalan yang sangat tinggi
karena terhentinya aliran listrik mungkin akan menyebabkan
kematian atau kecelakaan.
• Beban yang memerlukan keandalan yang amat tinggi, walaupun
terhentinya aliran listrik tidak menyebabkan kematian pada
manusia, tetapi menyebabkan kerusakan pada beban.
• Beban yang apabila aliran listrik terhenti tidak begitu
membahayakan dan merugikan.

2. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel pada
dasarnya menyangkut semua unsur yang terkait dengan fasilitas
kerja/praktek di laboratorium maupun bengkel, baik subyek yang
melakukan aktifitas kerja/praktek yaitu guru dan peserta diklat, obyek

3
(material) praktek maupun lingkungannya. Keselamatan dan kesehatan
kerja adalah tujuan dari semua pihak yang terkait dengan aktifitas
kerja/praktek, artinya tidak ada satu orangpun yang menginginkan tidak
selamat dan tidak sehat.
Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tugas
dan kewajiban semua pihak. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
sepenuhnya karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit
kasus/kejadian yang telah menimpa unsur-unsur yang terkait dengan
praktek/kerja di laboratorium atau bengkel sehingga terjadi kondisi yang
tidak diinginkan, misalnya : kecelakaan akibat praktek yang menimpa
seorang peserta diklat sehingga peserta diklat tesebut mengalami cacat
seumur hidup, kerusakan alat-alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan
sebagainya.
Untuk itulah perlu ditekankan agar keselamatan dan kesehatan
kerja perlu mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian beberapa
teori/petunjuk praktis tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini perlu
dipahami untuk selanjutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari
terutama di laboratorium atau bengkel sekolah.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja terutama di laboratorium atau
bengkel mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
a. Melindungi pekerja/praktikan dalam melaksanakan praktek.
b. Menjamin pekerja/praktikan dalam meningkatkan produktivitas
dengan memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap orang
yang berada di laboratorium/bengkel dan juga lingkungannya.
d. Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktek yang
berada di laboratorium/bengkel untuk dapat digunakan, dirawat
dan dipelihara secara aman dan efisien.

4
e. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja
dan lingkungannya.
f. Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran.
g. Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita
semua pihak karena terjadinya kecelakaan/kebakaran.
h. Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
sebagai langkah pertolongan awal dalam penanggulangan
kecelakaan yang terjadi di laboratorium/bengkel.

Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang secara umum
telah diuraikan di depan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka
perlu dipahami dan diterapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan
kerja di laboratorium/bengkel. Prinsip-prinsip tersebut ada yang bersifat
umum yaitu yang berlaku untuk semua jenis laboratorium/bengkel dan ada
yang bersifat khusus yaitu yang hanya berlaku untuk jenis
laboratorium/bengkel tertentu saja.
Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip yang bersifat umum, yaitu :
1. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja. Sebagai konsekuensi prinsip ini maka pihak sekolah
wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas yang dapat menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya :
• Tersedianya alat pemadam kebakaran.
• Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya.
• Ada petugas yang melayani kesehatan kerja.
• Alat-alat praktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan tidak
menimbulkan bahaya.
2. Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat
pelindung diri pada waktu bekerja/melakukan praktikum, seperti
kacamata, sarung tangan dan sebagainya.

5
3. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, seperti :
• Bekerja sesuai prosedur/langkah kerja tertentu.
• Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya.
• Melakukan perawatan umum yang meliputi kebersihan dan
keindahan tempat kerja.
• Setiap pekerja/praktikan harus memahami situasi
laboratorium/bengkel dalam kaitannya tindakan penyelamatan jika
terjadi kecelakaan.
Sedangkan yang bersifat khusus, yaitu beberapa faktor keamanan
dan keselamatan kerja yang harus diupayakan di dalam
laboratorium/bengkel, antara lain :
a. Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat
yang mudah dicapai, misalnya : ember berisi pasir, alat pemadam
kebakaran, selimut yang terbuat dari bahan tahan api, kotak P3K
dan sejumlah pelindung.
b. Tidak mengunci pintu pada saat laboratorium/ bengkel digunakan
atau sebaliknya.
c. Tidak memperkenankan peserta diklat masuk di
laboratorium/bengkel pada saat guru tidak ada.
d. Menyimpan bahan yang beracun/berbahaya dengan dikunci pada
tempat khusus.
e. Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat khusus.
f. Mengadakan latihan kebakaran secara periodik.
g. Melengkapi dengan saklar pusat untuk arus listrik.
h. Melakukan ceking/pembersihan peralatan di laboratorium/bengkel.

Keselamatan Kerja Listrik


Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian
dengan alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara
melakukan pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk

6
melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas
atau adanya tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi
maupun jaringan.
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan
kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang menyediakan, melayani
dan menggunakan daya listrik. Undang undang no. 1 tahun 1970
adalah undang undang keselamatan kerja, yang di dalamnya telah diatur
pasal-pasal tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat
kehidupan masyarakat baik pendidikan, sosial ekonominya dan kebiasaan
akan merupakan faktor-faktor yang banyak kaitannya dengan
keselamatan kerja. Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya
jangkauan dan besarnya daya pembangkit melampaui kesiapan
masyarakat yang masih terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk
perlistrikan. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) merupakan rambu-
rambu utama dalam menanggulangi bahaya listrik yang diakibatkan oleh
pelayanan, penyediaan dan penggunaan daya listrik.

Listrik Dinamis
Sumber listrik dinamis sangat bervariasi besarnya tegangan
maupun dayanya. Keselamatan kerja listrik dinamis dibagi dalam
beberapa bagian.
1. Bagian pembangkitan
Keselamatan kerja listrik pada bagian pembangkitan meliputi
sumber daya, peralatan pengendalian dan sistem pengamanan
tegangan. Besarnya tegangan terbangkit tergantung dari besarnya
daya. Untuk pemakaian daya langsung, tegangan terbangkitnya
tegangan terpakai yaitu : 110 volt, 127 volt, 220 volt, 240 volt atau 380
volt. Untuk pemakaian tidak langsung umumnya digunakan tegangan
menengah yang besarnya berkisar 3 kv sampai 12 kv

7
2. Bagian transmisi
Pada bagian transmisi yang ruang lingkupnya termasuk gardu-
gardu induk, memerlukan syarat-syarat keselamatan yang tinggi.
Bagian transmisi bekerja dengan tegangan rendah untuk alat-alat
pengendalinya dan tegangan tinggi sampai ekstra tinggi untuk sistem
jaringannya. Trafo dan alat-alat pengaman disediakan khusus untuk
perlengkapan transmisi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada jaringan transmisi
misalnya jarak kabel terendah terhadap tanah, jarak bebas hunian
termasuk bangunan, pohon-pohon, lintasan jalan raya dan kereta api
diatur secara ketat dan khusus.
3. Bagian distribusi
Bagian distribusi merupakan bagian yang paling banyak
berhubungan dengan kegiatan manusia sebagai pengguna daya listrik
maupun bukan. Program listrik masuk desa sangat meminta perhatian
dalam hal keselamatan kerja listrik. Sistem distribusi dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
a) Distribusi primer yang beroperasi pada tegangan menengah
sehingga jaringan distribusinya disebut Jaringan Tegangan
Menegah (JTM).
b) Distribusi sekunder yang beroperasi pada tegangan rendah
sehingga jaringan distribusinya disebut Jaringan Tegangan Rendah
(JTR).
Kecelakaan listrik banyak terjadi akibat kontak langsung
maupun tidak langsung dengan JTM atau JTR. Banyak kecelakaan
listrik terjadi akibat kelalaian sendiri atau orang lain. Sebagai penyebab
tidak langsung, kecelakaan itu terjadi karena jatuh atau tersangkutnya
benda yang diangkut pada jaringan secara tidak sengaja.
4. Bagian instalasi
Instalasi listrik merupakan bagian terakhir dari sistem
perlistrikan dinamis yang menyangkut masalah pemakaian. Hampir

8
seluruh penggunaan daya listrik dilayani oleh instalasi listrik secara
langsung. Oleh karena itu kecelakaan listrik yang terjadi pada bagian
ini hampir mencapai 50%.
Persyaratan-persyaratan penanggulangannya sudah termasuk di
dalam PUIL, PIL dan SPL (Syarat-syarat Penyambungan Listrik) .
Secara teknis sebenarnya kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan
listrik apabila syarat-syarat keselamatan listrik diketahui dan dipatuhi.
Dari hasil statistik dan symposium kecelakaan karena listrik dapat
diketahui bahwa :
a. Hampir 95% kecelakaan listrik berakhir dengan kematian.
b. Lebih dari 60% kecelakaan listrik dari hasil kerja tegangan rendah,
yang pada hakekatnya adalah tegangan terpakai.
c. Sekitar 50% dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemakaian
alat-alat listrik.
d. Faktor ketidaksengajaan dan tidak ketahuan sebagai sumber
terbesar dari kecelakaan listrik.

Kebakaran Listrik
Kebakaran akibat listrik seharusnya sukar terjadi apabila syarat-
syarat pemasangan dan keamanan dipenuhi. Pada sistem jaringan untuk
sampai pada pemakai dipergunakan sistem pengaman bertingkat,
sehingga kemungkinan kebakaran sebagai akibat timbulnya panas yang
berlebihan sangat kecil. Kebakaran pada umumnya terjadi karena ulah
pemakai daya listrik sendiri. Mengganti sekering, menyambung sekering
dan menyambung langsung tanpa pengaman adalah faktor-faktor utama
penyebab timbulnya kebakaran.
Tindakan pengamanan terhadap kebakaran listrik harus dilakukan
dengan langkah dan cara yang benar. Memutuskan penghubung utama
dari sistem instalasinya adalah tindakan yang harus dilakukan pada
langkah pertama. Bila arus listrik dijamin telah terputus, segala macam
cara dan alat pemadam kebakaran dapat digunakan.

9
Kejut Listrik
Tegangan listrik sinus bolak balik dengan frekuensi 50/60 Hz
adalah sumber tegangan yang umum digunakan di dunia. Menurut Art
Margolis dalam bukunya Electrical Wiring hal 53 periode kejut listrik dapat
digambarkan sebagai berikut :
Besar arus mA Arus Kejut Akibat yang terjadi

1 Terasa ada arus

1-10 Otot menjadi kejang

5-25 Sukar terlepas dari pengaruh

25-50 Semua jaringan otot bergetar

50-100 Vebrilasi ventriculasi

Faktor utama yang menyebabkan kejut listrik adalah :


• Besarnya sifat penahan dari badan manusia.
• Lintasan arus listrik dari titik awal terkenanya dan titik akhir
penyaluran arus.
Dari tabel besarnya tahanan pada beberapa bagian tubuh, dapat
diperkirakan berapa besarnya arus lintasan yang terjadi.

Bagian badan Tahanan dalam KÙ


Kulit kering 100 - 600
Kulit basah 1
Bagian dalam 0,4 – 0,6
Telinga, bibir, dsb 0,6

10
Hasil penelitian hanya 3% arus listrik yang langsung menyilang
otak. Bagian paling peka terhadap arus listrik adalah jantung, dalam orde
mili Ampere dan dalam waktu yang relatif singkat sudah mampu
menimbulkan vebrilasi jantung. Arus 20-40 mA akan dapat menghentikan
pernafasan akibat otot-otot pernafasan menjadi kejang, korban masih
dapat ditolong apabila waktu berlangsungnya vebrilasi tidak lebih dari 3
menit.
Tingkat vebrilasi yang paling tinggi adalah vebrilasi ventrikulasi,
sebagai akibat tersilangnya jantung secara langsung. Bagaimana arus
listrik mengalir melalui tubuh kita lihat dari sisi mana yang menyinggung
tegangan listrik dapat diuraikan sebagai berikut :
• Dari tangan kanan ke arah kaki kiri tidak menyilang jantung,
vebrilasi ventrikulasi tidak terjadi.
• Dari tangan kiri ke arah kaki kanan, menyilang jantung, vebrilasi
ventrikulasi terjadi.
Jadi tersinggung tegangan listrik dan teraliri arus listrik justru lebih aman
pada tangan kanan daripada tangan kiri.

Lembar Latihan
1. Jelaskan syarat-syarat instalasi listrik yang perlu diperhatikan !
2. Jelaskan maksud dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja !
3. Sebutkan fasilitas/alat-alat yang dapat menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja !
4. Sebutkan prinsip-prinsip umum bagi setiap pekerja/praktikan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja !
5. Jelaskan faktor utama yang mmenyebabkan kejut listrik !
6. Apa yang dimaksud dengan vebrilasi ventrikulasi dalam kejut
listrik?
7. Tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap kebakaran listrik ?

11
KEGIATAN BELAJAR 2

MENGGAMBAR RANGKAIAN
INSTALASI LISTRIK SEDERHANA

Lembar Informasi
Gambar merupakan bahasa teknik yang diwujudkan dalam
kesepakatan simbol. Gambar ini dapat berupa gambar perspektif, gambar
sket, dan gambar proyeksi. Simbol-simbol yang kita kenal antara lain :
Japan International Standart (JIS), International Electronical Comission
(IEC), British Standart (BS), Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
dan lain sebagainya. Untuk pembahasan mengenai masalah simbol dapat
dipelajari pada modul-modul terdahulu.
Dengan bantuan gambar suatu pekerjaan akan dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar. Oleh sebab itu syarat gambar dituntut antara lain :
1. Benar artinya gambar tersebut harus betul-betul benar, tidak ada
kesalahan dalam gambar.
2. Komunikatif artinya gambar tersebut disamping harus benar, juga
harus mudah dibaca maksud dan arti dari gambar tersebut.
3. Seni dan science artinya seni dalam hal ini adalah menyangkut
aspek keindahan bentuk, sedangkan science menyangkut segi
ukuran, kekuatan, ketahanan dan cara mengerjakan.
Rencana pokok dari rangkaian instalasi listrik yang berupa gambar
rangkaian dan bahan-bahan perlu disediakan sebelumnya, karena dari
gambar rangkaian maupun gambar bagan tersebut akan dapat diketahui
macam/jenis bahan dan peralatan yang diperlukan.
Pada kegiatan belajar ini akan dijumpai macam-macam hubungan
antara saklar, lampu, dan peralatan/komponen dari instalasi yang berupa :
gambar pelaksanaan dan gambar-gambar pandangan secara bagan
seperti Gambar 1.

12
Gambar 1. Gambar Bagan dan Pelaksanaan

Lembar latihan
Alat dan Bahan
1. Kertas kalkir ukuran A3 ..................................................... 1 lembar
2. Rapido .................................................................................. 1 set

13
3. Penggaris ............................................................................. 1 set
4. Komputer dengan program Auto CAD ............................ 1 set
5. Printer (mampu mencetak ukuran A3) ............................ 1 set

Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. buatlah gambar bagan dan pelaksanaan seacara manual untuk
instalasi dibawah ini :
a. Instalasi listrik yang terdiri dari satu kotak sekering, satu kotak
kontak, sebuah lampu TL, satu lampu pijar dan satu saklar deret
b. Instalasi listrik yang terdiri dari dua buah lampu pijar 40W/220V
yang dilayani oleh dua buah saklar kutub satu, pada instalasi
tersebut juga terdapat sebuah kotak kontak
c. Rangkaian bel listrik (buzzer) dengan satu tombol tekan
3. Untuk jenis instalasi yang sama lakukan lagi penggambaran bagan
dan pelaksanaan dengan menggunakan program Auto CAD
4. Jika telah selesai maka buatlah print out dan laporkan kepada
instruktur untuk diperiksa hasil pekerjaannya.

Lembar Latihan
1. Jika perencanaan instalasi listrik untuk a dan b di atas
menggunakan pipa PVC maka tentukan alat dan bahan untuk
pelaksanaannya !
2. Jelaskan cara kerja rangkaian bel listrik (buzzer) !

14
KEGIATAN BELAJAR 3

INSTALASI LAMPU PIJA R DAN KOTAK KONTAK


DENGAN SAKLAR TUNGGAL DAN SAKLAR DERET

Lembar Informasi
Instalasi listrik merupakan pengetahuan dan jenis pekerjaan yang
khusus. Oleh karena itu perlu ditangani secara khusus pula. Dengan
demikian dalam bidang instalasi listrik terdapat ketentuan-ketentuan serta
persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Pekerjaan instalasi listrik merupakan suatu rangkaian pekerjaan
yang kadang-kadang sangat komplek. Hal tersebut tergantung pada luas
pekerjaan yang ditangani. Rangkaian pekerjaan ini terutama meliputi
penyediaan dan pemilihan bahan beserta peralatan yang diperlukan mulai
dari pelaksanaan sampai pengujian hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Penggunaan saklar tunggal sudah umum digunakan juga dengan
saklar deret (seri). Penggunaan saklar deret ini dimaksudkan agar nyala
lampu dan padamnya dapat diatur sebagai berikut :
• Dua buah lampu dapat mati atau padam bersama-sama.
• Dua buah lampu dapat nyala atau hidup bersama-sama.
• Dua buah lampu hidup dan matinya dapat bergantian.
Setelah kita melakukan penggambaran bagan dan pelaksanaan
rangkaian instalasi listrik pada kegiatan belajar 2, maka dalam kegiatan
belajar 3 ini akan dibahas mengenai pemasangan instalasi listrik secara
sederhana. Oleh karena itu tahapan perencanaan dan gambar kerja
masih diperlukan disini.

15
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Saklar tunggal .................................................................. 1 buah
2. Lampu pijar 40 W/220V ............................................... 2 buah
3. Stop kontak ..................................................................... 1 buah
4. Fitting ................................................................................ 2 buah
5. Kabel NYA Ö 1,5 mm2 ................................................... 1 buah
6. Pipa PVC 5/8” ................................................................. secukupnya
7. Klem PVC 5/8” ................................................................. secukupnya
8. Sekrup ............................................................................... secukupnya
9. Tool set ............................................................................ 1 unit

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Gunakanlah pakaian praktik !
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar !
3. Janganlah memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas
yang ditentukan !
4. Hati-hati dalam melakukan praktik !

Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lakukan pemasangan instalasi satu lampu pijar dilayani oleh satu
saklar tunggal seperti pada Gambar 2 !

Gambar 2. 1 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal

3. Jika telah selesai lakukan pengecekan ulang untuk sambungan


fasa dan netralnya
4. Laporkan kepada instruktur bila sudah dirasa benar

16
5. Bila rangkaian sudah dinyatakan benar maka beri sumber tegangan
220V AC pada rangkaian dan coba mengetes rangkaian !
6. Bila telah selesai maka lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
dan bongkar rangkaian !
7. Lakukan kembali langkah 2 – 6 untuk jenis instalasi sebagai berikut:
• Dua buah lampu pijar dilayani oleh satu saklar tunggal dan satu
stop kontak seperti pada Gambar 3.

Gambar 3.
2 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal dan 1 Kotak Kontak

• Dua buah lampu pijar dilayani oleh satu saklar deret dan satu
buah stop kontak seperti pada Gambar 4

Gambar 4. 2 Lampu Pijar Dilayani 1 Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak

8. Bila telah selesai semuanya maka bongkar rangkaian dan


kembalikan alat serta bahan ke tempat semula !

Lembar Latihan
1. Buatlah gambar pelaksanaan dari masing-masing rangkaian di
atas!
2. Apa perbedaan instalasi dua buah lampu pijar yang dilayani oleh
satu saklar tunggal dengan satu saklar deret ?

17
KEGIATAN BELAJAR 4

INSTALASI LAMPU PIJAR, LAMPU TL


DAN KOTAK KONTAK DENGAN SAKLAR TUKAR

Lembar informasi
Pada kegiatan belajar 4 ini akan dibahas mengenai penerapan
saklar tukar pada instalasi lampu pijar untuk ruang bertingkat. Juga akan
dibahas mengenai instalasi lampu TL (fluerescent).
Saklar tukar biasanya digunakan pada ruang-ruang bertingkat
dengan beban lampu. Sesuai dengan namanya maka dua buah saklar ini
akan melayani sebuah beban (lampu). Sedangkan pada lampu TL
instalasinya agak berbeda. Lampu TL atau fluorescent banyak digemari,
sebab dengan daya yang lebih kecil dapat memperoleh penerangan yang
lebih terang. Lampu TL mempunyai beberapa komponen, antara lain :
balast, starter, sepasang fiting dan tabung lampu.
Balast dalam hubungan ini berguna untuk memberikan pemanasan
awal pada elektroda untuk memperoleh elektron bebas yang banyak,
memberikan potensial yang besar untuk mencetuskan bunga api antara
kedua elektroda. Starter berfungsi sebagai saklar penunda waktu, pada
saat lampu terhubung dalam waktu yang singkat starter menghubungkan
kedua filamen (elektroda) pada tiap ujung tabung dan yang diseri dengan
balastnya, selama periode awal pemanasan awal, setelah itu
memutuskannya lagi.

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Saklar tukar ...................................................................... 2 buah
2. Lampu pijar ...................................................................... 1 buah
3. Lampu TL ........................................................................ 1 set

18
4. Stop kontak ...................................................................... 1 buah
5. Fitting ............................................................................... 1 buah
6. Kabel NYA Ö 1,5 mm2 .................................................... secukupnya
7. Pipa PVC 5/8” .................................................................. secukupnya
8. Klem PVC 5/8” ................................................................ secukupnya
9. Sekrup ............................................................................. secukupnya
10. Tool set ............................................................................ 1 set

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Gunakanlah pakaian praktik !
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar !
3. Janganlah memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas
yang ditentukan !
4. Hati-hati dalam melakukan praktik !

Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan !
2. Buatlah rangkaian instalasi satu lampu pijar dilayani oleh dua buah
saklar deret seperti Gambar 5 !

Gambar 5.
1 Lampu Pijar Dilayani dengan 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak

3. Jika telah dirangkai maka laporkan kepada instruktur untuk


diperiksa !
4. Setelah dinyatakan benar maka berilah sumber tegangan pada
rangkaian!

19
5. Lakukan penyalaan lampu dengan mengoperasikan saklar tukar
secara bergantian, jangan lupa mengecek polaritas stop kontak
dengan menggunakan tespen !
6. Jika telah selesai maka matikan sumber tegangan dan bongkar
rangkaian !
7. Lakukan kembali langkah 2 – 6 untuk rangkaian instalasi satu buah
lampu TL dilayani oleh dua buah saklar tukar seperti pada Gambar
6!

Gambar 6.
1 Lampu TL Dilayani dengan 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak

8. Bila semua telah dipraktikkan maka bongkarlah semua rangkaian


dan kembalikan alat serta bahan ke tempat semula !

Lembar Latihan
1. Buatlah gambar pelaksanaan dari kedua rangkaian di atas !
2. Instalasi dengan menggunakan saklar tukar biasanya digunakan
dimana? Dan apa keuntungannya ?
3. Apa yang terjadi jika pada saat lampu TL telah menyala dan stater
kita lepaskan dari rangkaian ?

20
LEMBAR EVALUASI

A. Pertanyaan
1. Buatlah gambar bagan dan pelaksanaan rangkaian instalasi yang
terdiri dari :
1 buah lampu pijar yang dilayani oleh 2 saklar tukar
1 lampu TL dan 1 lampu pijar dilayani oleh 1 saklar deret
1 buah stop kontak
1 kotak sekering
2. Buatlah perencanaan dan lakukan pemasangan instalasinya !

B. Kriteria Kelulusan

Nilai
No Kriteria Bobot Keterangan
(1-10)
1. Gambar bagan dan
3
pelaksanaan
2. Kebenaran rangkaian 4 Nilai maksimal 100
3. Keselamatan kerja 1 Syarat lulus skor
4. Kerapian 1 minimal 70
5. Kecepatan 1
Nilai Akhir

21
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

A. Kegiatan Belajar 1
1. Syarat-syarat instalasi listrik antara lain adalah : syarat ekonomis,
syarat keamanan dan syarat keandalan sistem
2. Melindungi pekerja/praktikan dalam melaksanakan praktek agar
memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Fasilitas yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja :
a. Tersedianya alat pemadam kebakaran.
b. Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya.
c. Ada petugas yang melayani kesehatan kerja.
d. Alat-alat prktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan
tidak menimbulkan bahaya.
5. Prinsip-prinsip umum bagi setiap pekerja/praktikan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja :
a. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapatkan jaminan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja
b. Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan
alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja/praktek.
c. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan pinsip-prinsip yang
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
6. Besarnya sifat penahan dari badan manusia dan lintasan arus
listrik dari titik awal terkenanya dan titik akhir penyaluran arus.
7. Vebrilasi ventrikulasi adalah terganggunya peredaran darah akibat
tersilangnya jantung secara langsung dengan aliran listrik.
8. Memutuskan penghubung utama (saklar) dari sistem instalasinya
sehingga aliran arus listrik berhenti.

22
Kegiatan Belajar 2
1. Jika perencanaan instalasi listrik untuk a dan b di atas
menggunakan pipa PVC maka alat dan bahan untuk
pelaksanaannya :
a. Alat dan bahan :
• Sumber tegangan 220V AC ............................. 1 unit
• Kotak sekering.................................................... 1 buah
• Lampu pijar ....................................................... 1 buah
• Lampu TL ......................................................... 1 set
• Stop kontak ....................................................... 1 buah
• Saklar deret ...................................................... 1 buah
• Kabel NYA Ö 1,5 mm2 ..................................... secukupnya
• Pipa PVC 5/8” ................................................... secukupnya
• Klem PVC 5/8” ................................................. secukupnya
• Sekrup .............................................................. secukupnya
• Tool set ............................................................. 1 set
b. Alat dan bahan:
• Sumber tegangan 220V AC ............................. 1 unit
• Saklar kutub satu ............................................... 2 buah
• Lampu pijar ....................................................... 2 buah
• Kotak kontak ..................................................... 1 buah
• Kabel NYA Ö 1,5 mm2 ..................................... secukupnya
• Pipa PVC 5/8” ................................................... secukupnya
• Klem PVC 5/8” ................................................. secukupnya
• Sekrup .............................................................. secukupnya
• Tool set ............................................................. 1 set
c. Alat dan bahan
• Sumber tegangan 220V AC ............................. 1 unit
• Bel listrik ............................................................ 1 buah
• Tombol tekan ..................................................... 2 buah

23
2. Cara kerja bel listrik adalah bila penghantar dihubungkan dengan
sumber listrik, kemudian saklar (S) dihubungkan, maka aliran arus
listrik menuju ke beban (bel listrik), maka bel akan berbunyi.

Kegiatan Belajar 3
1. Gambar Pelaksanaannya:
N
P

Gambar 7.
Pelaksanaan 1 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal

N
P

Gambar 8.
Pelaksanaan 2 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal
dan 1 Kotak Kontak

N
P

Gambar 9.
Pelaksanaan 2 Lampu Pijar Dilayani 1 Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak

24
2. Untuk instalasi 2 buah lampu pijar menggunakan saklar tunggal
pada prinsipnya kedua lampu itu diparalel sehingga kedua lampu
akan hidup atau mati secara bersama-sama, sedangkan pada
instalasi 2 buah lampu pijar dengan menggunakan saklar deret
pada prinsipnya setiap lampu dipasang seri untuk masing-masing
kutub pada saklar deret sehingga kedua lampu akan hidup/mati
sendiri-sendiri.

Kegiatan Belajar 4
1. Gambar pelaksanaan

N
P

Gambar 10.
Pelaksanaan 1 Lampu Pijar Dilayani 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak

N
P

Gambar 11.
Pelaksanaan 1 Lampu TL Dilayani 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak

25
2. Instalasi yang menggunakan saklar tukar biasangay digunakan
untuk instalasi gedung-gedung bertingkat dengan tujuan
memudahkan operasional lampu dari dua tempat. Dengan
menggunakan saklar tukar maka lampu akan dapat
dihidupkan/dimatikan dari dua tempat.
3. Jika Lampu TL telah menyala dan stater kita lepaskan maka lampu
TL akan tetap menyala sebaba sifat stater yang hanya sementara
ketika stater saja.

26
Pembahasan Lembar Evalauasi
1. Gambar bagan:

Gambar 12.
1 Lampu Pijar Dilayani 2 Saklar Tukar, 1 Lampu Pijar dan 1 Lampu TL
Dilayani oleh Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak

Gambar pelaksanaan

N
P

Gambar 13.
Pelaksanaan 1 Lampu Pijar Dilayani 2 Saklar Tukar, 1 Lampu Pijar dan
1 Lampu TL dilayani oleh Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak

2. Alat dan bahan :


• Sumber tegangan 220V AC ...................................... 1 unit
• Kotak sekering............................................................. 1 buah
• Lampu pijar ................................................................ 2 buah
• Lampu TL .................................................................. 1 set
• Stop kontak ................................................................ 1 buah
• Saklar deret ............................................................... 1 buah
• Saklar tukar ................................................................ 2 buah

27
• Kabel NYA Ö 1,5 mm2 .............................................. secukupnya
• Pipa PVC 5/8” ............................................................ secukupnya
• Klem PVC 5/8” .......................................................... secukupnya
• Sekrup ....................................................................... secukupnya
• Tool set ...................................................................... 1 set

28
DAFTAR PUSTAKA

• Djumadi, Martin, B.,Bambang, A. 1997. Instalasi Listrik Bangunan.


Penerbit Angkasa. Bandung.
• Michael Neidle, 1997. Electrical Installation Technology. United
Kingom. Butterworth and Co Publisher Ltd. London.
• Van Harlen, P., Ian Setiawan. 1998. Instalasi Listrik Arus Kuat 1, 2,
dan 3. Penerbit Bina Cipta.
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Penerbit
Yayasan PUIL

29

Anda mungkin juga menyukai