34
LISTRIK SEDERHANA 70 JAM
N
P
Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Penyusun
Tim Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
ii
DESKRIPSI JUDUL
iii
iv
PRASYARAT
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DESKRIPSI JUDUL ...................................................................................... iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ....................................................................... iv
PRASYARAT ................................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
PERISTILAHAN / GLOSSARY ...................................................................... viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................ ix
TUJUAN ......................................................................................................... x
1. Tujuan Akhir .................................................................................. x
2. Tujuan Antara .................................................................................. x
vi
KEGIATAN BELAJAR 4 ................................................................................ 18
vii
PERISTILAHAN/GLOSSARY
viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
ix
TUJUAN
1. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan mampu
memahami dan memasang instalasi listrik secara sederhana
2. Tujuan Antara
x
URUTAN
1
ELK-DAS.1 ELK-DAS.2 ELK-DAS.3 ELK-DAS.4
20 jam 40 jam 40 jam 20 jam
2
ELK-DAS.5 ELK-DAS.6 ELK-DAS.7 ELK-DAS.8 ELK-DAS.9
20 jam 30 jam 40 jam 40 jam 40 jam
ELK-DAS.10 ELK-DAS.11
PILIHAN
40 jam 40 jam
3
KE
ELK-DAS.12 ELK-DAS.13
TK II
20 jam 20 jam
4
ELK-DAS.14 ELK-DAS.15 ELK-DAS.16 ELK-DAS.17 ELK-DAS.18 ELK-DAS.19
15 jam 15 jam 20 jam 40 jam 40 jam 30 jam
5
ELK-DAS.20 ELK-DAS.21 ELK-DAS.22 ELK-DAS.23 ELK-DAS.24 ELK-DAS.25
20 jam 20 jam 20 jam 20 jam 20 jam 40 jam
OUTLET
Kedudukan Modul
Peta Kedudukan Modul SMK Bidang Keahlian Teknik Elektro Tingkat I – Teknik Listrik
KEGIATAN BELAJAR 1
Lembar informasi
1. Persyaratan Instalasi Listrik
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah
untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta
kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan
keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik
mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,
pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan umum
instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :
a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya
digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.
b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan
telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.
c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.
d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt
dan dayanya tidak melebihi 100 watt.
1
c. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
d. Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan
dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
e. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1995 tentang Usaha
Penunjang Tenaga Listrik.
f. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan.
g. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, Sertifikasi dan
Akreditasi dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi.
2
Agar instalasi listrik tidak membahayakan jiwa manusia,
maka pemasangan instalasi tersebut harus memenuhi peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan. Disamping itu untuk
mengamankan instalasi listrik dari kerusakan-kerusakan akibat
gangguan-gangguan seperti hubung singkat, beban lebih maupun
tegangan lebih (akibat sambaran petir) maka pada instalasi
tersebut dipasang alat-alat pengaman yang sesuai, misalnya
sekering, pemutus daya, otomat dan pentanahan (grounding).
c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen
harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana
sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil. Jika masih tetap ada
gangguan-gangguan yang terjadi yang mengakibatkan terhentinya
aliran listrik maka gangguan tersebut harus mudah dan cepat
diatasi/diperbaiki. Keandalan beban dapat dibagi menjadi beberapa
tingkat yaitu :
• Beban yang sangat memerlukan keandalan yang sangat tinggi
karena terhentinya aliran listrik mungkin akan menyebabkan
kematian atau kecelakaan.
• Beban yang memerlukan keandalan yang amat tinggi, walaupun
terhentinya aliran listrik tidak menyebabkan kematian pada
manusia, tetapi menyebabkan kerusakan pada beban.
• Beban yang apabila aliran listrik terhenti tidak begitu
membahayakan dan merugikan.
3
(material) praktek maupun lingkungannya. Keselamatan dan kesehatan
kerja adalah tujuan dari semua pihak yang terkait dengan aktifitas
kerja/praktek, artinya tidak ada satu orangpun yang menginginkan tidak
selamat dan tidak sehat.
Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tugas
dan kewajiban semua pihak. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
sepenuhnya karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit
kasus/kejadian yang telah menimpa unsur-unsur yang terkait dengan
praktek/kerja di laboratorium atau bengkel sehingga terjadi kondisi yang
tidak diinginkan, misalnya : kecelakaan akibat praktek yang menimpa
seorang peserta diklat sehingga peserta diklat tesebut mengalami cacat
seumur hidup, kerusakan alat-alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan
sebagainya.
Untuk itulah perlu ditekankan agar keselamatan dan kesehatan
kerja perlu mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian beberapa
teori/petunjuk praktis tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini perlu
dipahami untuk selanjutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari
terutama di laboratorium atau bengkel sekolah.
4
e. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja
dan lingkungannya.
f. Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran.
g. Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita
semua pihak karena terjadinya kecelakaan/kebakaran.
h. Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
sebagai langkah pertolongan awal dalam penanggulangan
kecelakaan yang terjadi di laboratorium/bengkel.
5
3. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, seperti :
• Bekerja sesuai prosedur/langkah kerja tertentu.
• Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya.
• Melakukan perawatan umum yang meliputi kebersihan dan
keindahan tempat kerja.
• Setiap pekerja/praktikan harus memahami situasi
laboratorium/bengkel dalam kaitannya tindakan penyelamatan jika
terjadi kecelakaan.
Sedangkan yang bersifat khusus, yaitu beberapa faktor keamanan
dan keselamatan kerja yang harus diupayakan di dalam
laboratorium/bengkel, antara lain :
a. Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat
yang mudah dicapai, misalnya : ember berisi pasir, alat pemadam
kebakaran, selimut yang terbuat dari bahan tahan api, kotak P3K
dan sejumlah pelindung.
b. Tidak mengunci pintu pada saat laboratorium/ bengkel digunakan
atau sebaliknya.
c. Tidak memperkenankan peserta diklat masuk di
laboratorium/bengkel pada saat guru tidak ada.
d. Menyimpan bahan yang beracun/berbahaya dengan dikunci pada
tempat khusus.
e. Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat khusus.
f. Mengadakan latihan kebakaran secara periodik.
g. Melengkapi dengan saklar pusat untuk arus listrik.
h. Melakukan ceking/pembersihan peralatan di laboratorium/bengkel.
6
melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas
atau adanya tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi
maupun jaringan.
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan
kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang menyediakan, melayani
dan menggunakan daya listrik. Undang undang no. 1 tahun 1970
adalah undang undang keselamatan kerja, yang di dalamnya telah diatur
pasal-pasal tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat
kehidupan masyarakat baik pendidikan, sosial ekonominya dan kebiasaan
akan merupakan faktor-faktor yang banyak kaitannya dengan
keselamatan kerja. Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya
jangkauan dan besarnya daya pembangkit melampaui kesiapan
masyarakat yang masih terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk
perlistrikan. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) merupakan rambu-
rambu utama dalam menanggulangi bahaya listrik yang diakibatkan oleh
pelayanan, penyediaan dan penggunaan daya listrik.
Listrik Dinamis
Sumber listrik dinamis sangat bervariasi besarnya tegangan
maupun dayanya. Keselamatan kerja listrik dinamis dibagi dalam
beberapa bagian.
1. Bagian pembangkitan
Keselamatan kerja listrik pada bagian pembangkitan meliputi
sumber daya, peralatan pengendalian dan sistem pengamanan
tegangan. Besarnya tegangan terbangkit tergantung dari besarnya
daya. Untuk pemakaian daya langsung, tegangan terbangkitnya
tegangan terpakai yaitu : 110 volt, 127 volt, 220 volt, 240 volt atau 380
volt. Untuk pemakaian tidak langsung umumnya digunakan tegangan
menengah yang besarnya berkisar 3 kv sampai 12 kv
7
2. Bagian transmisi
Pada bagian transmisi yang ruang lingkupnya termasuk gardu-
gardu induk, memerlukan syarat-syarat keselamatan yang tinggi.
Bagian transmisi bekerja dengan tegangan rendah untuk alat-alat
pengendalinya dan tegangan tinggi sampai ekstra tinggi untuk sistem
jaringannya. Trafo dan alat-alat pengaman disediakan khusus untuk
perlengkapan transmisi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada jaringan transmisi
misalnya jarak kabel terendah terhadap tanah, jarak bebas hunian
termasuk bangunan, pohon-pohon, lintasan jalan raya dan kereta api
diatur secara ketat dan khusus.
3. Bagian distribusi
Bagian distribusi merupakan bagian yang paling banyak
berhubungan dengan kegiatan manusia sebagai pengguna daya listrik
maupun bukan. Program listrik masuk desa sangat meminta perhatian
dalam hal keselamatan kerja listrik. Sistem distribusi dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
a) Distribusi primer yang beroperasi pada tegangan menengah
sehingga jaringan distribusinya disebut Jaringan Tegangan
Menegah (JTM).
b) Distribusi sekunder yang beroperasi pada tegangan rendah
sehingga jaringan distribusinya disebut Jaringan Tegangan Rendah
(JTR).
Kecelakaan listrik banyak terjadi akibat kontak langsung
maupun tidak langsung dengan JTM atau JTR. Banyak kecelakaan
listrik terjadi akibat kelalaian sendiri atau orang lain. Sebagai penyebab
tidak langsung, kecelakaan itu terjadi karena jatuh atau tersangkutnya
benda yang diangkut pada jaringan secara tidak sengaja.
4. Bagian instalasi
Instalasi listrik merupakan bagian terakhir dari sistem
perlistrikan dinamis yang menyangkut masalah pemakaian. Hampir
8
seluruh penggunaan daya listrik dilayani oleh instalasi listrik secara
langsung. Oleh karena itu kecelakaan listrik yang terjadi pada bagian
ini hampir mencapai 50%.
Persyaratan-persyaratan penanggulangannya sudah termasuk di
dalam PUIL, PIL dan SPL (Syarat-syarat Penyambungan Listrik) .
Secara teknis sebenarnya kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan
listrik apabila syarat-syarat keselamatan listrik diketahui dan dipatuhi.
Dari hasil statistik dan symposium kecelakaan karena listrik dapat
diketahui bahwa :
a. Hampir 95% kecelakaan listrik berakhir dengan kematian.
b. Lebih dari 60% kecelakaan listrik dari hasil kerja tegangan rendah,
yang pada hakekatnya adalah tegangan terpakai.
c. Sekitar 50% dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemakaian
alat-alat listrik.
d. Faktor ketidaksengajaan dan tidak ketahuan sebagai sumber
terbesar dari kecelakaan listrik.
Kebakaran Listrik
Kebakaran akibat listrik seharusnya sukar terjadi apabila syarat-
syarat pemasangan dan keamanan dipenuhi. Pada sistem jaringan untuk
sampai pada pemakai dipergunakan sistem pengaman bertingkat,
sehingga kemungkinan kebakaran sebagai akibat timbulnya panas yang
berlebihan sangat kecil. Kebakaran pada umumnya terjadi karena ulah
pemakai daya listrik sendiri. Mengganti sekering, menyambung sekering
dan menyambung langsung tanpa pengaman adalah faktor-faktor utama
penyebab timbulnya kebakaran.
Tindakan pengamanan terhadap kebakaran listrik harus dilakukan
dengan langkah dan cara yang benar. Memutuskan penghubung utama
dari sistem instalasinya adalah tindakan yang harus dilakukan pada
langkah pertama. Bila arus listrik dijamin telah terputus, segala macam
cara dan alat pemadam kebakaran dapat digunakan.
9
Kejut Listrik
Tegangan listrik sinus bolak balik dengan frekuensi 50/60 Hz
adalah sumber tegangan yang umum digunakan di dunia. Menurut Art
Margolis dalam bukunya Electrical Wiring hal 53 periode kejut listrik dapat
digambarkan sebagai berikut :
Besar arus mA Arus Kejut Akibat yang terjadi
10
Hasil penelitian hanya 3% arus listrik yang langsung menyilang
otak. Bagian paling peka terhadap arus listrik adalah jantung, dalam orde
mili Ampere dan dalam waktu yang relatif singkat sudah mampu
menimbulkan vebrilasi jantung. Arus 20-40 mA akan dapat menghentikan
pernafasan akibat otot-otot pernafasan menjadi kejang, korban masih
dapat ditolong apabila waktu berlangsungnya vebrilasi tidak lebih dari 3
menit.
Tingkat vebrilasi yang paling tinggi adalah vebrilasi ventrikulasi,
sebagai akibat tersilangnya jantung secara langsung. Bagaimana arus
listrik mengalir melalui tubuh kita lihat dari sisi mana yang menyinggung
tegangan listrik dapat diuraikan sebagai berikut :
• Dari tangan kanan ke arah kaki kiri tidak menyilang jantung,
vebrilasi ventrikulasi tidak terjadi.
• Dari tangan kiri ke arah kaki kanan, menyilang jantung, vebrilasi
ventrikulasi terjadi.
Jadi tersinggung tegangan listrik dan teraliri arus listrik justru lebih aman
pada tangan kanan daripada tangan kiri.
Lembar Latihan
1. Jelaskan syarat-syarat instalasi listrik yang perlu diperhatikan !
2. Jelaskan maksud dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja !
3. Sebutkan fasilitas/alat-alat yang dapat menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja !
4. Sebutkan prinsip-prinsip umum bagi setiap pekerja/praktikan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja !
5. Jelaskan faktor utama yang mmenyebabkan kejut listrik !
6. Apa yang dimaksud dengan vebrilasi ventrikulasi dalam kejut
listrik?
7. Tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap kebakaran listrik ?
11
KEGIATAN BELAJAR 2
MENGGAMBAR RANGKAIAN
INSTALASI LISTRIK SEDERHANA
Lembar Informasi
Gambar merupakan bahasa teknik yang diwujudkan dalam
kesepakatan simbol. Gambar ini dapat berupa gambar perspektif, gambar
sket, dan gambar proyeksi. Simbol-simbol yang kita kenal antara lain :
Japan International Standart (JIS), International Electronical Comission
(IEC), British Standart (BS), Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
dan lain sebagainya. Untuk pembahasan mengenai masalah simbol dapat
dipelajari pada modul-modul terdahulu.
Dengan bantuan gambar suatu pekerjaan akan dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar. Oleh sebab itu syarat gambar dituntut antara lain :
1. Benar artinya gambar tersebut harus betul-betul benar, tidak ada
kesalahan dalam gambar.
2. Komunikatif artinya gambar tersebut disamping harus benar, juga
harus mudah dibaca maksud dan arti dari gambar tersebut.
3. Seni dan science artinya seni dalam hal ini adalah menyangkut
aspek keindahan bentuk, sedangkan science menyangkut segi
ukuran, kekuatan, ketahanan dan cara mengerjakan.
Rencana pokok dari rangkaian instalasi listrik yang berupa gambar
rangkaian dan bahan-bahan perlu disediakan sebelumnya, karena dari
gambar rangkaian maupun gambar bagan tersebut akan dapat diketahui
macam/jenis bahan dan peralatan yang diperlukan.
Pada kegiatan belajar ini akan dijumpai macam-macam hubungan
antara saklar, lampu, dan peralatan/komponen dari instalasi yang berupa :
gambar pelaksanaan dan gambar-gambar pandangan secara bagan
seperti Gambar 1.
12
Gambar 1. Gambar Bagan dan Pelaksanaan
Lembar latihan
Alat dan Bahan
1. Kertas kalkir ukuran A3 ..................................................... 1 lembar
2. Rapido .................................................................................. 1 set
13
3. Penggaris ............................................................................. 1 set
4. Komputer dengan program Auto CAD ............................ 1 set
5. Printer (mampu mencetak ukuran A3) ............................ 1 set
Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. buatlah gambar bagan dan pelaksanaan seacara manual untuk
instalasi dibawah ini :
a. Instalasi listrik yang terdiri dari satu kotak sekering, satu kotak
kontak, sebuah lampu TL, satu lampu pijar dan satu saklar deret
b. Instalasi listrik yang terdiri dari dua buah lampu pijar 40W/220V
yang dilayani oleh dua buah saklar kutub satu, pada instalasi
tersebut juga terdapat sebuah kotak kontak
c. Rangkaian bel listrik (buzzer) dengan satu tombol tekan
3. Untuk jenis instalasi yang sama lakukan lagi penggambaran bagan
dan pelaksanaan dengan menggunakan program Auto CAD
4. Jika telah selesai maka buatlah print out dan laporkan kepada
instruktur untuk diperiksa hasil pekerjaannya.
Lembar Latihan
1. Jika perencanaan instalasi listrik untuk a dan b di atas
menggunakan pipa PVC maka tentukan alat dan bahan untuk
pelaksanaannya !
2. Jelaskan cara kerja rangkaian bel listrik (buzzer) !
14
KEGIATAN BELAJAR 3
Lembar Informasi
Instalasi listrik merupakan pengetahuan dan jenis pekerjaan yang
khusus. Oleh karena itu perlu ditangani secara khusus pula. Dengan
demikian dalam bidang instalasi listrik terdapat ketentuan-ketentuan serta
persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Pekerjaan instalasi listrik merupakan suatu rangkaian pekerjaan
yang kadang-kadang sangat komplek. Hal tersebut tergantung pada luas
pekerjaan yang ditangani. Rangkaian pekerjaan ini terutama meliputi
penyediaan dan pemilihan bahan beserta peralatan yang diperlukan mulai
dari pelaksanaan sampai pengujian hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Penggunaan saklar tunggal sudah umum digunakan juga dengan
saklar deret (seri). Penggunaan saklar deret ini dimaksudkan agar nyala
lampu dan padamnya dapat diatur sebagai berikut :
• Dua buah lampu dapat mati atau padam bersama-sama.
• Dua buah lampu dapat nyala atau hidup bersama-sama.
• Dua buah lampu hidup dan matinya dapat bergantian.
Setelah kita melakukan penggambaran bagan dan pelaksanaan
rangkaian instalasi listrik pada kegiatan belajar 2, maka dalam kegiatan
belajar 3 ini akan dibahas mengenai pemasangan instalasi listrik secara
sederhana. Oleh karena itu tahapan perencanaan dan gambar kerja
masih diperlukan disini.
15
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Saklar tunggal .................................................................. 1 buah
2. Lampu pijar 40 W/220V ............................................... 2 buah
3. Stop kontak ..................................................................... 1 buah
4. Fitting ................................................................................ 2 buah
5. Kabel NYA Ö 1,5 mm2 ................................................... 1 buah
6. Pipa PVC 5/8” ................................................................. secukupnya
7. Klem PVC 5/8” ................................................................. secukupnya
8. Sekrup ............................................................................... secukupnya
9. Tool set ............................................................................ 1 unit
Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lakukan pemasangan instalasi satu lampu pijar dilayani oleh satu
saklar tunggal seperti pada Gambar 2 !
16
5. Bila rangkaian sudah dinyatakan benar maka beri sumber tegangan
220V AC pada rangkaian dan coba mengetes rangkaian !
6. Bila telah selesai maka lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
dan bongkar rangkaian !
7. Lakukan kembali langkah 2 – 6 untuk jenis instalasi sebagai berikut:
• Dua buah lampu pijar dilayani oleh satu saklar tunggal dan satu
stop kontak seperti pada Gambar 3.
Gambar 3.
2 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal dan 1 Kotak Kontak
• Dua buah lampu pijar dilayani oleh satu saklar deret dan satu
buah stop kontak seperti pada Gambar 4
Lembar Latihan
1. Buatlah gambar pelaksanaan dari masing-masing rangkaian di
atas!
2. Apa perbedaan instalasi dua buah lampu pijar yang dilayani oleh
satu saklar tunggal dengan satu saklar deret ?
17
KEGIATAN BELAJAR 4
Lembar informasi
Pada kegiatan belajar 4 ini akan dibahas mengenai penerapan
saklar tukar pada instalasi lampu pijar untuk ruang bertingkat. Juga akan
dibahas mengenai instalasi lampu TL (fluerescent).
Saklar tukar biasanya digunakan pada ruang-ruang bertingkat
dengan beban lampu. Sesuai dengan namanya maka dua buah saklar ini
akan melayani sebuah beban (lampu). Sedangkan pada lampu TL
instalasinya agak berbeda. Lampu TL atau fluorescent banyak digemari,
sebab dengan daya yang lebih kecil dapat memperoleh penerangan yang
lebih terang. Lampu TL mempunyai beberapa komponen, antara lain :
balast, starter, sepasang fiting dan tabung lampu.
Balast dalam hubungan ini berguna untuk memberikan pemanasan
awal pada elektroda untuk memperoleh elektron bebas yang banyak,
memberikan potensial yang besar untuk mencetuskan bunga api antara
kedua elektroda. Starter berfungsi sebagai saklar penunda waktu, pada
saat lampu terhubung dalam waktu yang singkat starter menghubungkan
kedua filamen (elektroda) pada tiap ujung tabung dan yang diseri dengan
balastnya, selama periode awal pemanasan awal, setelah itu
memutuskannya lagi.
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Saklar tukar ...................................................................... 2 buah
2. Lampu pijar ...................................................................... 1 buah
3. Lampu TL ........................................................................ 1 set
18
4. Stop kontak ...................................................................... 1 buah
5. Fitting ............................................................................... 1 buah
6. Kabel NYA Ö 1,5 mm2 .................................................... secukupnya
7. Pipa PVC 5/8” .................................................................. secukupnya
8. Klem PVC 5/8” ................................................................ secukupnya
9. Sekrup ............................................................................. secukupnya
10. Tool set ............................................................................ 1 set
Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan !
2. Buatlah rangkaian instalasi satu lampu pijar dilayani oleh dua buah
saklar deret seperti Gambar 5 !
Gambar 5.
1 Lampu Pijar Dilayani dengan 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak
19
5. Lakukan penyalaan lampu dengan mengoperasikan saklar tukar
secara bergantian, jangan lupa mengecek polaritas stop kontak
dengan menggunakan tespen !
6. Jika telah selesai maka matikan sumber tegangan dan bongkar
rangkaian !
7. Lakukan kembali langkah 2 – 6 untuk rangkaian instalasi satu buah
lampu TL dilayani oleh dua buah saklar tukar seperti pada Gambar
6!
Gambar 6.
1 Lampu TL Dilayani dengan 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak
Lembar Latihan
1. Buatlah gambar pelaksanaan dari kedua rangkaian di atas !
2. Instalasi dengan menggunakan saklar tukar biasanya digunakan
dimana? Dan apa keuntungannya ?
3. Apa yang terjadi jika pada saat lampu TL telah menyala dan stater
kita lepaskan dari rangkaian ?
20
LEMBAR EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Buatlah gambar bagan dan pelaksanaan rangkaian instalasi yang
terdiri dari :
1 buah lampu pijar yang dilayani oleh 2 saklar tukar
1 lampu TL dan 1 lampu pijar dilayani oleh 1 saklar deret
1 buah stop kontak
1 kotak sekering
2. Buatlah perencanaan dan lakukan pemasangan instalasinya !
B. Kriteria Kelulusan
Nilai
No Kriteria Bobot Keterangan
(1-10)
1. Gambar bagan dan
3
pelaksanaan
2. Kebenaran rangkaian 4 Nilai maksimal 100
3. Keselamatan kerja 1 Syarat lulus skor
4. Kerapian 1 minimal 70
5. Kecepatan 1
Nilai Akhir
21
LEMBAR JAWABAN LATIHAN
A. Kegiatan Belajar 1
1. Syarat-syarat instalasi listrik antara lain adalah : syarat ekonomis,
syarat keamanan dan syarat keandalan sistem
2. Melindungi pekerja/praktikan dalam melaksanakan praktek agar
memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Fasilitas yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja :
a. Tersedianya alat pemadam kebakaran.
b. Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya.
c. Ada petugas yang melayani kesehatan kerja.
d. Alat-alat prktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan
tidak menimbulkan bahaya.
5. Prinsip-prinsip umum bagi setiap pekerja/praktikan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja :
a. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapatkan jaminan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja
b. Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan
alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja/praktek.
c. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan pinsip-prinsip yang
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
6. Besarnya sifat penahan dari badan manusia dan lintasan arus
listrik dari titik awal terkenanya dan titik akhir penyaluran arus.
7. Vebrilasi ventrikulasi adalah terganggunya peredaran darah akibat
tersilangnya jantung secara langsung dengan aliran listrik.
8. Memutuskan penghubung utama (saklar) dari sistem instalasinya
sehingga aliran arus listrik berhenti.
22
Kegiatan Belajar 2
1. Jika perencanaan instalasi listrik untuk a dan b di atas
menggunakan pipa PVC maka alat dan bahan untuk
pelaksanaannya :
a. Alat dan bahan :
• Sumber tegangan 220V AC ............................. 1 unit
• Kotak sekering.................................................... 1 buah
• Lampu pijar ....................................................... 1 buah
• Lampu TL ......................................................... 1 set
• Stop kontak ....................................................... 1 buah
• Saklar deret ...................................................... 1 buah
• Kabel NYA Ö 1,5 mm2 ..................................... secukupnya
• Pipa PVC 5/8” ................................................... secukupnya
• Klem PVC 5/8” ................................................. secukupnya
• Sekrup .............................................................. secukupnya
• Tool set ............................................................. 1 set
b. Alat dan bahan:
• Sumber tegangan 220V AC ............................. 1 unit
• Saklar kutub satu ............................................... 2 buah
• Lampu pijar ....................................................... 2 buah
• Kotak kontak ..................................................... 1 buah
• Kabel NYA Ö 1,5 mm2 ..................................... secukupnya
• Pipa PVC 5/8” ................................................... secukupnya
• Klem PVC 5/8” ................................................. secukupnya
• Sekrup .............................................................. secukupnya
• Tool set ............................................................. 1 set
c. Alat dan bahan
• Sumber tegangan 220V AC ............................. 1 unit
• Bel listrik ............................................................ 1 buah
• Tombol tekan ..................................................... 2 buah
23
2. Cara kerja bel listrik adalah bila penghantar dihubungkan dengan
sumber listrik, kemudian saklar (S) dihubungkan, maka aliran arus
listrik menuju ke beban (bel listrik), maka bel akan berbunyi.
Kegiatan Belajar 3
1. Gambar Pelaksanaannya:
N
P
Gambar 7.
Pelaksanaan 1 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal
N
P
Gambar 8.
Pelaksanaan 2 Lampu Pijar Dilayani dengan 1 Saklar Tunggal
dan 1 Kotak Kontak
N
P
Gambar 9.
Pelaksanaan 2 Lampu Pijar Dilayani 1 Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak
24
2. Untuk instalasi 2 buah lampu pijar menggunakan saklar tunggal
pada prinsipnya kedua lampu itu diparalel sehingga kedua lampu
akan hidup atau mati secara bersama-sama, sedangkan pada
instalasi 2 buah lampu pijar dengan menggunakan saklar deret
pada prinsipnya setiap lampu dipasang seri untuk masing-masing
kutub pada saklar deret sehingga kedua lampu akan hidup/mati
sendiri-sendiri.
Kegiatan Belajar 4
1. Gambar pelaksanaan
N
P
Gambar 10.
Pelaksanaan 1 Lampu Pijar Dilayani 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak
N
P
Gambar 11.
Pelaksanaan 1 Lampu TL Dilayani 2 Saklar Tukar dan 1 Kotak Kontak
25
2. Instalasi yang menggunakan saklar tukar biasangay digunakan
untuk instalasi gedung-gedung bertingkat dengan tujuan
memudahkan operasional lampu dari dua tempat. Dengan
menggunakan saklar tukar maka lampu akan dapat
dihidupkan/dimatikan dari dua tempat.
3. Jika Lampu TL telah menyala dan stater kita lepaskan maka lampu
TL akan tetap menyala sebaba sifat stater yang hanya sementara
ketika stater saja.
26
Pembahasan Lembar Evalauasi
1. Gambar bagan:
Gambar 12.
1 Lampu Pijar Dilayani 2 Saklar Tukar, 1 Lampu Pijar dan 1 Lampu TL
Dilayani oleh Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak
Gambar pelaksanaan
N
P
Gambar 13.
Pelaksanaan 1 Lampu Pijar Dilayani 2 Saklar Tukar, 1 Lampu Pijar dan
1 Lampu TL dilayani oleh Saklar Deret dan 1 Kotak Kontak
27
• Kabel NYA Ö 1,5 mm2 .............................................. secukupnya
• Pipa PVC 5/8” ............................................................ secukupnya
• Klem PVC 5/8” .......................................................... secukupnya
• Sekrup ....................................................................... secukupnya
• Tool set ...................................................................... 1 set
28
DAFTAR PUSTAKA
29