Anda di halaman 1dari 51

MODUL

PERBAIKAN PERALATAN LISTRIK


TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
SEMESTER 5

Disusun Oleh:
Firman Yus Fahrudin, S.Pd.

SMK NEGERI 1 CIHAMPELAS


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
KABUPATEN BANDUNG BARAT
KATA PENGANTAR
Pada zaman era modern saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan listrik sangatlah penting. Dalam
perkembangannya, peralatan listrik banyak digunakan disekeliling kita, segala aktivitas kita ditunjang oleh peralatan
listrik seperti makan, minum, mandi, bekerja, belajar dan banyak aktivitas lain. Peralatan listrik membantu dan
memudahkan kita dalam berbagai hal, pada zaman era modern saaat ini peralatan listrik sudah seperti kebutuhan
pokok. Para peserta didik sekalian, dalam teknik instalasi tenaga listrik kita diharuskan untuk bisa merawat dan
memperbaiki peralatan listrik yang ada disekitar kita. Dalam Modul ini berisikan tentang materi perbaikan peralatan
listrik yang umumnya digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
Modul ini membahas materi tentang prosedur perawatan dan perbaikan peralatan listrik yang menggunakan
pemanas dan materi tentang perawatan perbaikan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC. Modul ini
terdiri dari 14 kegiatan belajar.
Dengan menguasai modul ini peserta didik mampu memahami tentang perbaikan peralatan listrik dimulai dari
penjelasan dasar sampai kepada tahap perawatan dan perbaikan. Dalam pembelajarannya peserta didik diharapkan
dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber belajar yang dapat digunakan.
Dalam penggunaannya, modul ini tetap mengharapkan asas keluwesan dan keterlaksanaannya, yang
menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas dan tujuan kurikulum/program, guna merealisasikan
penyelenggaraan pembelajaran di SMK. Penyusunan Modul bertujuan untuk menyediakan bahan ajar berupa modul
produktif sesuai tuntutan penguasaan kompetensi tamatan SMK sesuai program keahlian. Demikian, mudah -
mudahan modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung pengembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam
pembekalan kompetensi kejuruan peserta didik.

Bandung, Juli 2020


Penyusun

Firman Yus Fahrudin, S.Pd

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I ................................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. DESKRIPSI ........................................................................................................................................ 1
B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................................... 1
C. KOMPETENSI INTI ...................................................................................................................... 1
D. KOMPETENSI DASAR ................................................................................................................. 1
BAB II .............................................................................................................................................................. 2
PEMBELAJARAN ....................................................................................................................................... 2
A. RENCANA BELAJAR SISWA ...................................................................................................... 2
B. KEGIATAN BELAJAR .................................................................................................................. 2
1. KEGIATAN BELAJAR 1 ........................................................................................................ 2
2. KEGIATAN BELAJAR 2 ........................................................................................................ 6
3. KEGIATAN BELAJAR 3 ........................................................................................................ 8
4. KEGIATAN BELAJAR 4 ........................................................................................................ 11
5. KEGIATAN BELAJAR 5 ........................................................................................................ 20
6. KEGIATAN BELAJAR 6 ........................................................................................................ 23
7. KEGIATAN BELAJAR 7 ........................................................................................................ 26
8. KEGIATAN BELAJAR 8 ........................................................................................................ 29
9. KEGIATAN BELAJAR 9 ........................................................................................................ 31
10. KEGIATAN BELAJAR 10 ...................................................................................................... 34
11. KEGIATAN BELAJAR 11 ...................................................................................................... 37
12. KEGIATAN BELAJAR 12 ...................................................................................................... 42
13. KEGIATAN BELAJAR 13 ...................................................................................................... 43
14. KEGIATAN BELAJAR 14 ...................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 48

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| ii


BAB I
PENDAHULUAN
I. DESKRIPSI
Salam listrik, salam hangat untuk ananda peserta didik yang selalu semangat, semangat menggali ilmu tentang
kelistrikan terkhusus mengenai perbaikan peralatan listrik yang akan dipelajari pada modul ini. Dikehidupan sehari
– hari kita, kita dikelilingi oleh peralatan listrik untuk menunjang aktivitas dikehidupan kita. Peralatan listrik
membantu dan memudahkan kita dalam berbagai hal, dimulai dari makan, minum, bekerja, belajar dan aktivitas
lainnya. Peralatan listrik merupakan sebuah sistem yang dibuat oleh manusia, yang namanya sistem itu tidak ada
yang sempurna, dengan penggunaan dalam waktu yang terus – menerus peralatan listrik tidak akan sama seperti
kondisi ketika baru.
Peralatan listrik yang kita harapkan tentunya memiliki kinerja yang bagus, handal dan bertahan lama. Agar
peralatan listrik tetap dalam kondisi yang baik, handal dan bisa bertahan lama tentunya kita harus bisa merawat
peralatan listrik tersebut, dan jikapun peralatan listrik tersebut rusak/ terjadi permasalahan kita bisa memperbaiki
peralatan listrik tersebut. Pada modul ini berisikan bagaimana kita merawat dan memperbaiki peralatan listrik yang
ada di sekitar kita. Semoga ilmu yang diperoleh dapat memberi manfaat.
II. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah – langkah belajar dan penggunaan modul adalah :
1. Petunjuk bagi peserta didik
a. Baca petunjuk kegiatan pembelajaran
b. Baca tujuan modul kegiatan pembelajaran
c. Pelajari materi yang diuraikan/dijelaskan peda kegiatan pembelajaran
d. Pelajari rangkuman yang terdapat pada setiap akhir modul kegiatan pembelajaran
e. Tanyakan kepada guru yang mengajarkan mata pelajaran bersangkutan apabila ada materi atau hal – hal
yang masih belum jelas atau belum dimengerti
f. Baca dan kerjakan setiap tugas yang harus dikerjakan pada setiap modul kegiatan belajar
g. Kerjakan dan jawablah dengan singkat dan jelas setiap ada ujian akhir modul kegiatan belajar (tes formatif).
2. Peran Guru
a. Menjelaskan petunjuk – petunjuk kepada peserta didik yang masih belum mengerti
b. Mengawasi dan memandu peserta didik apabila ada yang masih kurang paham atau ada yang belum jelas
c. Menjelaskan materi – materi pembelajaran tang ditanyakan oleh peserta didik yang masih kurang dimengerti
d. Membuat pertanyaan dan memberikan penilaian kepada setiap peserta didik mata pelajaran Instalasi
Penerangan Listrik Semester 3
III. KOMPETENSI INTI
1. Kompetensi Inti Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2. Kompetensi Inti Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
IV. KOMPETENSI DASAR
1. Kompetensi Dasar Pengetahuan
3.1 Menerapkan cara perawatan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
3.2 Menerapkan prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
3.3 Menerapkan prosedur perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC.
3.4 Menerapkan prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC.
2. Kompetensi Dasar Keterampilan
4.1 Melakukan perawatan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
4.2 Melakukan perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
4.3 Melakukan perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC.
4.4 Melakukan perbaikan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC
Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 1
BAB II
PEMBELAJARAN

I. RENCANA BELAJAR SISWA


Pada modul ini berisikan materi perbaikan peralatan listrik yang akan di pelajari pada semester 5 tingkat SMK
kelas XII, dimana kompetensi dasar yang di bahas pada modul ini sebanyak 4 kompetensi dasar yang dibagi menjadi
beberapa kegiatan belajar. Modul ini berisikan teori dasar dan lembar kerja peserta didik yang akan digunakan ketika
praktikum. Sebagai bahan evaluasi dari pembelajaran pada modul ini juga terdapat beberapa tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik.
II. KEGIATAN BELAJAR
1. KEGIATAN BELAJAR 1
A. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan:
 Peserta didik dapat memahami prosedur perbaikan peralatan listrik sesuai dengan teori secara mandiri.
 Peserta didik dapat menentukan prosedur perbaikan peralatan listrik sesuai dengan teori secara mandiri.
B. URAIAN MATERI
Baiklah peserta didik yang berbahagia sebelum anda dapat mengerjakan tugas tugas yang berada pada
bagian bawah pahamilah terlebih dahulu materi materi dibawah ini.
PROSEDUR PERBAIKAN PERALATAN LISTRIK
1) Prosedur K3
a. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat, dengar atau baca dari berbagai mass media mengenai
berita kecelakaan serta akibat-akibatnya, bahkan mungkin kita sendiri pun pernah merasa hal tersebut,
walaupun mungkin kita rasakan masih dalam batas-batas yang relatif ringan dengan atau tanpa
memperhatikan efek lanjutannya. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dapat di duga dan tidak
diharapkan sebelumnya. Dikatakan tidak terdapat unsure kesengajaan terlebih dalam bentuk perencanaan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan suatu tempat kerja dan ini
berarti kecelakaan tersebut disebabkan oleh pekerjaannya atau pada saat melakukan pekerjaan tersebut.
Kecelakaan biasanya datang ketika kita tidak diap menghadapkannya. Kekagetan yang ditimbulkan oleh
peristiwa mendadak itu dan rasa takut melihat akibatnya dapat membuat orang gampang menjadi panik.
Gangguan kesehatan dan kesehatan kerja dapat terjadi dimana saja, baik dalam suatu proses yang
sederhana maupun proses-proses yang berat dan kompleks, terutama dengan meningkatnya industrialisasi
dan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini. Keselamatan kerja adalah merupakan suatu upaya agar
pekerja selama ditempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan
peralatan serta produksi. Keselamatan kerja adalah merupakan suatu upaya untuk menjaga kesehatan
pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungan).
b. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Ruang Lingkupnya
Melindungi Tenaga Kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional Menjamin keselamatan dan kesehatan
orang lain yang berada di tempat dan di sekitar pekerjaan itu. Menjamin terpeliharanya sumber produksi
dan pendayagunaannya secara aman, efisien dan efektif. Menjaga keamanan hasil produksi. Khusus dari
segi kesehatan; mencegah dan membasmi penyakit dari kecelakaan akibat kerja. Sasaran dari keselamatan
dan kesehatan kerja menurut Undang Undang Keselamatan¬ Kerja pasal 2 ayat I adalah ke segala tempat
kerja baik di darat, di dalam tarah, di permukaan dan di dalam air maupun udara yang berada di dalam
wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia. Sedangkan ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ini adalah: Setiap pekerja dalam lingkungan tempat kerja atau yang berdasarkan peraturan perundang
undangan dapat dikategorikan sebagai tempat kerja. Dalam lingkungan keluarga/Rumah Tangga Dalam
Iingkungan masyarakat, Pembinaan norma norma keselamatan dan kesehatan kerja.Pemberian, ganti
kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan akibat pekerjaan.
c. Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Cara kerja sangat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja dimana cara kerja tersebut
dipertimbangkan dari segi teknis dan ekonomis Jika seorang pekerja tidak bekerja sesuai dengan cara kerja
vang telah ditentukan. maka biasanya akan terjadl kecelakaan atau gangguan keselamatan kerja. Dari segi
ekonomis, meningkatnya produksi ini ditunjang juga dengan lingkungan dan kondisi kerja yang baik.
Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja yang dibutuhkan adalah:

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 2


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, dimana urutan, kejadiannya digambarkan sebagai berikut:

Kesalahan/ Kelalaian Manusia

Kondisi Tidak Aman

Kecelakaan

Luka Kebakaran/ Kerusakan Alat/


Ledakan Bahan

Gambar 1. Urutan kecelakaan kerja


2. Membuat jalan penyelamatan jika terjadi suatu kejadian yang berbahava.
3. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK),
4. Memberi peralatan pelindung darl pada para pekerja,
5. Mempertimbangkan faktor fak tor kenyamanan kerja seperti: penerangan kebersihan udara dan
sebagainya,
6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit physik maupun phychis karena pekerjaan,
7. Memelihara kebersihan dan ketertiban kerja,
8. Mengusahakan keserasian antara pekerja, perkakas kerja, Iingkungan, cara dan proses kerja,
9. Mengamankan daerah daerah, bahan dan sumber surnber yang berbahaya dengan pengaman yang
sesuai dan sempurna.
Suatu kecelakaan mungkin saja dapat terjadi dikarenakan faktor faktor berikut ini :
1. Kesalahan lingkungan tempat kerja, seperti adanya susunan tata ruang yang mernbahavakan.
2. Perlengkapan dan material yang membahayakan, seperti material yang kasar dan tajam, konstruksinya
kurang sempurna,
3. Penggunaan peralatan vang tidak berpengalaman secara sempurna.
4. Penggunaan bahan yang berbahaya seperti bahava racun atau bahan yang merusak organ tubuh.
5. Manusianya sendiri, seperti sifat mental, pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang tidak
menunjang.
Sehingga kemungkinan - kemungkinan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja ini dapat
digambarkan urutannya seperti di bawah ini:

Lingkungan

Kesalahan – kesalahan
Manusia

Tindakan/ Kondisi
Tidak Aman

Kecelakann dan
Gangguan Kesehatan

Luka, Sakit, Kerusakan


Alat/ Bahan

Gambar 2. Urutan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 3


d. Mengatasi Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Kerja
Untuk mengatasi gangguan keselamatan dan kesehatan kerja secara fisik maupun mental, maka hal
yang harus dilakukan adalah:
1. Tempat kerja
 Harus bersih dan sehat.
 Harus terjamin keamanannya serta keselamatan.
 Berpenerangan baik, bersuhu baik,
 Pengaturan warna yang baik dimana warna warna berpengaruh terhadap :
- Perasaan
- Dorongan bertindak
- Penerangan
 Harus meminimalisir kebisingan
 Tata ruang/ layout yang baik
2. Ergonomi
Ergonorni adalah merupakan gabungan dari berbagai lapang ilmu seperti antropologi, biometrika,
faal, hygiene, kesehatan kerja dan perencanaan kerja.
Ergonomi ini berhubungan dengan:
 Penvelarasan pekerjaan dengan tenaga kerjanya,
 Perencanaan pekerjaan agar dapat menggunakan kemampuan manusia tanpa melebihi
batasnya,
 Perencanaan sistem Man Machine dengan tenaga kerja dimana Manusia
 sebagai kerangka referensinya,
 Pertalian antara teknologi dan ilmu biologi manusia.
Sebagai upaya untuk mengatasi kecelakaan dan gangguan kesehatan dapat juga di tempat kerja atau
tempat lain yang berbahaya diberi tanda tanda yang berupa symbol-simbol. Simbol simbol ini pada
prinsipnva mirip dengan tanda tanda (rambu rambu) lalu lintas, misalnya yang merupakan tanda larangan,
peringatan, perintah atau anjuran. Selain itu simbol simbol tersebut dibuat dalam warna warna khusus dan
mempunvai arti tertentu.
2) Prosedur Perencanaan Perbaikan Peralatan Listrik
a. Prinsip – prinsip kunci memperbaiki peralatan listrik
Ada tiga hal yang sangat penting yang harus diikuti untuk memperbaiki suatu pesawat/ peralatan
listrik:
1. Selalulah dengan tanpa kecuali yakinkan bahwa sumber listrik dan/ atau sumber gas ke pesawat
telah terputus sebelum Anda memulai mengetes pesawat untuk mendiagnose permasalahan, atau
mereparasinya. Jika Anda memasukkan sumber listrik untuk mengecek pekerjaan Anda setelah
perbaikan, jangan menyentuh pesawat; tetapi lihatlah (telitilah) dulu. Jangan pernah menyentuh
pesawat hingga pesawat berjalan. Jika pengaturan diperlukan, matikan sumber sebelum Anda
melakukannya.
2. Jika ada bagian pesawat yang dipegang (dikencangkan) dengan sekrup, baut, penyumbat, dan juga
pengunci, Anda dapat segera menyiapkan berbagai keperluan untuk perbaikan. jika bagian pesawat
dipegang dengan paku keling atau dilas, jangan coba-coba untuk memperbaiki pesawat sendiri;
panggillah tenaga servis profesional.
3. Dalam banyak hal, kerusakan atau ketidakfungsian bagian dari pesawat dapat diganti dengan lebih
cepat dan tidak begitu mahal jika dibandingkan dengan memperbaikinya, oleh Anda atau oleh
tenaga profesional.
Mengganti kerusakan atau bagian yang tidak berfungsi dengan komponen baru yang sejenis. Suku
cadang alat tersebut dapat diperoleh di pusat-pusat servis alat, dealer, dan toko-toko suku cadang.
Anda tidak selalu harus pergi ke pusat servis di daerah Anda, pesanlah komponen yang Anda butuhkan
langsung ke pabrik; berilah pabrik data tentang model dan komponen yang mungkin untuk alat
tersebut. Nama dan alamat pabrik biasanya tercatat di alat tersebut.
Ada tiga pokok dasar untuk keselamatan dan keberhasilan perbaikan suatu pesawat. Jangan pernah
mencoba menyimpan waktu atau uang dengan mengabaikannya -- Anda tidak akan menyimpan
sesuatu dalam semua hal, dan anda dapat mengakhiri derita Anda atau kerusakan pesawat.
Sebelum Anda memperbaiki beberapa pesawat, yakinkan bahwa pesawat sedang menerima sumber
daya -- kekurangan daya adalah sebagian besar penyebab gangguan pesawat. Sebelum Anda mulai
proses pengujian dan diagnosis, ambillah 3 (tiga) tahapan persiapan sebagai berikut:

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 4


1. Ceklah untuk meyakinkan bahwa pesawat benar-benar telah dimasukkan ke sumber tegangan
sebagaimana mestinya, dan bahwa kabel, steker dan kotak-kontak (KK) kerja dengan baik. Jika
KK dikontrol dengan sakelar, yakinkan bahwa sakelar sudah ON. Tentukan kembali bahwa KK
bekerja, teslah dengan tester tegangan, sehingga terperinci menurut pengetesan listrik.
2. Ceklah untuk meyakinkan bahwa sekering dan/atau CB (circuit breaker) pada rangkaian kontrol
tidak terputus atau belum trip. Mungkin ada lebih dari 1 panel masukan untuk rumah Anda,
khususnya untuk pesawat 220-240V seperti halnya kompor dan AC -- Cek untuk terputusnya
sekering atau tripnya CB pada kedua panel distribusi. Jika perlu, perbaiki rangkaian.
3. Ceklah untuk meyakinkan sekering dan/atau CB di dalam pesawat tidak putus atau trip. Tekanlah
tombol reset ON seperti pada pesawat pengolah sampah, pencuci, pengering, dan kompor.
Beberapa kompor mempunyai jenis steker bersekering secara terpisah, untuk operasi
pemanggangan; yakinkan bahwa sekering ini belum putus.
4. Jika pesawat menggunakan gas atau air, ceklah untuk meyakinkan bahwa penerimaan supply cukup
memadai.
5. Ceklah manual penggunaan pesawat Anda; pabrik memasukkannya, dan itu sangat membantu
seperti chart untuk memecahkan permasalahan. Jika Anda tidak mempunyai manual untuk
pesawat tersebut, Anda mungkin dapat memperoleh salah satu -- setiap pesawat yang sudah usang
atau tak terpakai lagi -- dari pabrik bagian servis pelanggan.
b. Prosedur pelaporan hasil perbaikan
Dalam setiap penyelesaian pekerjaan perbaikan peralatan maka sebagai teknisi dibidang kelistrikan
kita harus mampu untuk melakukan pelaporan terhadap hasil pekerjaannya yang telah dilaksanakan.
Berikut merupakan salah satu format pelaporan hasil kegiatan perbaikan.
1. Tujuan Pembelajaran
2. Landasan Teori
3. Alat dan bahan
4. Langkah kerja
5. hasil pekerjaan
6. Analisis
7. Kesimpulan
Pelaporan ini bertujuan untuk memberi tahu pihak terkait bahwasanya kita telah menyelesaikan
pekerjaan perbaikan. Dan pelaporan ini juga berfungsi sebagai bahan acuan dimasa mendatang untuk
perbaikan selanjutnya.
C. RANGKUMAN
Sebelum kita melakukan perbaikan/ reparasi peralatan listrik kita harus memahami prosedur dalam
perbaikan peralatan listrik dengan benar. Prosedur dalam perbaikan peralatan listrik dimulai dari prosedur K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Prosedur K3 merupakan prosedur dasar dalam melakukan setiap kegiatan, salah satunya adalah perbaikan
peralatan listrik. Jika kita mengabaikan prosedur K3 tersebut bisa mengakibatkan kecelakaan kerja dimulai dari
hal terkecil sampai kepada kematian. Banyak hal yang dirugikan jika kita mengabaikan prosedur K3.
D. TUGAS
Untuk mengevaluasi kegiatan belajar yang telah dilakukan peserta didik diharapkan untuk mengerjakan
tugas berikut ini dengan cermat dan tepat.
1. Berikan 3 contoh prosedur K3 yang diterapkan di dunia industri!
2. Cermati hal apa saja yang selalu ada dan apa yang di lindungi oleh prosedur K3 tersebut!
3. Prosedur K3 seperti apa yang harus dilaksanakan ketika melaksankan perbaikan peralatan listrik?
4. Buatlah prosedur K3 mu sendiri untuk 1 kegiatan yang berkaitan dengan listrik!

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 5


2. KEGAITAN BELAJAR 2
A. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan:
 Peserta didik dapat menentukan peralatan bantu perbaikan peralatan listrik sesuai fungsinya dengan
percaya diri
 Peserta didik dapat menganalisis prosedur perbaikan peralatan listrik sesuai teori dengan teliti.
B. URAIAN MATERI
PERALATAN-PERALATAN DASAR PERBAIKAN PESAWAT
1. PERALATAN TANGAN
Untuk pekerjaan perbaikan pesawat, anda hanya memerlukan peralatan yang sederhana, peralatan mekanik
dan listrik. Alat ini tidak mahal, mudah disiapkan, dan mudah menggunakannya, anda dapat memiliki dan
menyiapkannya di bengkel anda. Ada beberapa perlengkapan yang sangat dibutuhkan untuk reparasi yang
komplek, dan perlengkapan ini mahal tetapi itu gambaran untuk jangka panjang. Untuk banyak pekerjaan,
bagaimanapun, alat – alat sederhana sudahlah memadai.
Belilah peralatan perbaikan pesawat anda karena anda membutuhkannya, jika Anda belum memilikinya.
Keperluan yang sederhana. Pertama, anda akan memerlukan pemilihan obeng yang berkualitas baik minimal 3
ukuran untuk obeng standar, dan sebuah obeng jenis Phillips. Tang kombinasi berhidung panjang juga vital.
Anda juga membutuhkan palu, sebuah palu genggam, satu set kunci sok, perlengkapan pisau, dan lampu
gangguan.
Beberapa perlengkapan listrik sederhana juga diperlukan pengepas patron, tang pengupas kabel dan alat
solder, jumper, dan tahanan lilitan kawat 20 kV/2W, untuk bekerja pada motor kapasitor. Tahanan tidak mahal
dan banyak didapat di toko spare part kelistrikan. Semua peralatan listrik anda harus terisolasi dengan tangan.
Untuk bekerja dengan pesawat kecil, Anda membutuhkan peralatan yang sama; Anda juga membutuhkan
obeng yang lebih kecil. Tang kombinasi circlip, untuk membuka penahan clip pada rakitan gear, adalah
berguna, tetapi tidak harus; obeng akan sering dipakai untuk hal yang sejenis. Bahan yang dibutuhkan untuk
bekerja pada pesawat kecil termasuk tahanan-minyak panas, digunakan untuk pesawat yang menghasilkan
panas, minyak-gear silikon, diperoleh pada tempat reparasi pesawat; dan pembersih kontak listrik, dapat
diperoleh di tempat reparasi pesawat dan suplier peralatan listrik. Anda juga membutuhkan kertas gosok yang
sangat baik, steel wool untuk membersihkan kontak2 listrik, dan kain pembersih.
2. PERALATAN PENGUJIAN
Banyak reparasi pesawat yang juga memerlukan pengetesan listrik untuk mendiagnose permasalahan
secara teliti. Minimal 80% dari waktu akan Anda gunakan untuk menemukan titik kesalahan pesawat
dengan bantuan ‘tabel pencari kesalahan’ pada bagian lain, dan hasilnya dipakai untuk mereparasi. Tetapi 20%
dari waktu yang lain, Anda perlukan 1 dari 3 piranti tes kelistrikan untuk menentukan letak kesalahan: sebuah
tester tegangan, tester sambungan, atau sebuah AVO (Amper-Volt-Ohm meter). Dengan perlengkapan ini
Anda harus dapat menjelaskan bahwa arus listrik mengalir melewati bagian pesawat yang Anda diagnosis
ketidakfungsiannya. Contoh peralatan AVO meter bias dilihat pada gambar dibawah :

Piranti testing yang anda butuhkan termasuk tester tegangan (atas kiri), tester sam-bungan (kiri bawah), dan
sebuah AVO meter atau Amper-Volt-Ohm meter (kanan).
Gambar 3. AVO meter
a. Pengetes (Tester) Tegangan
Tester tegangan adalah alat yang paling sederhana dari ketiga jenis alat ini. Alat ini terdiri dari lampu
neon kecil dengan dua sambungan kawat yang terisolasi pada bagian bawah dari rumah (lampu) ; setiap
ujung kawat terdapat sebuah logam probe-tes. Tester tegangan ini digunakan dengan hidupnya arus, untuk
menentukan adakah arus yang mengalir melalui kawat dan untuk mengetes kelayakan pembumian.
Kadang-kadang juga digunakan untuk mengetahui apakah tegangan yang ada memadai. Carilah tester
yang mempunyai daerah kerja (rate) di atas 500 volt.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 6


Untuk menggunakan tester tegangan, tempelkan atau sambungkan salah satu probe pada kawat dan
probe yang lain untuk kabel yang berbeda. Jika komponen sedang menerima listrik, lampu di dalam
bola akan memijar; jika lampu tidak memijar, kesalahan ada di titik ini. Sebagai contoh, jika Anda
mencurigai bahwa kotak-kontak ada kesalahan, masukkan salah satu probe tester ke dalam lubang kotak
kontak, dan probe yang lain masuk dalam lubang kotak kontak yang lain. Lampu tester akan segera
menyala, jika tidak, kotak kontak mungkin rusak. Untuk melanjutkan tes kotak kontak, keluarkan kotak
kontak dari tembok. Tempatkan salah satu probe tester pada sambungan terminal sekrup dan probe yang
lain pada terminal sekrup yang lain. Jika bola pijar tester menyala, Anda tahu bahwa kotak kontak tidak
berfungsi lagi -- ada arus mengalir ke kotak kontak, tetapi aliran tidak melewati kotak kontak untuk
menyediakan daya ke pesawat. Jika lampu tidak menyala, tidak ada arus yang masuk ke kotak kontak.
Masalahnya mungkin sekering putus atau circuit breaker trip, atau kawat mungkin terputus atau kerusakan
di belakang kotak kontak.
b. Pengetes (Tester) Sambungan
Tester sambungan, pada pokoknya adalah alat diagnosis untuk perbaikan beberapa pesawat, terdiri
dari sebuah baterai di dalam bodi, dengan sebuah probe-tes terhubung ke salah satu ujung akhir pada
rumah baterai dan kawat tes dengan sebuah kepala kekang dihubungkan pada ujungnya. Tester
sambungan ini digunakan dengan kondisi arus mati, untuk menentukan kembali komponen listrik yang
masih baik dan dimana letak kegagalan fungsinya.
Untuk menggunakan tester sambungan, steker tidak diperlukan dan lepaskan saja untuk mendapatkan
pengetesan pada komponen. Kekang-pengikat tester ke salah satu kawat atau disambungkan pada
komponen dan tempelkan (sambungkan) probe ke kawat yang lain. Jika komponen menerima aliran listrik
dari tester, tester akan menyala atau berdengung; rangkaian terhubung. Jika tester tidak menyala atau
berdengung, atau jika reaksinya hanya sesaat, komponen rusak.
Perhatian: Jangan menggunakan tester sambungan kecuali dengan mencabut steker pesawat atau dengan
mematikan sumber daya rangkaian.
c. Ampere Volt Ohm meter (AVO meter)
Tester tegangan dan tester sambungan sudah memadai untuk berbagai pekerjaan diagnosis, dan alat-
alat itu tidak mahal. Tetapi untuk reparasi dan pencari kesalahan pesawat yang agak berat, Anda harus
memiliki AVO meter, juga dikenal sebagai Multimeter. AVO berdaya baterai dan digunakan dengan arus
dalam kondisi mati (off). Alat ini digunakan untuk mengecek aliran (sambungan) suatu penghantar atau
komponen dan mengukur arus listrik -- dari 0-250V AC/DC -- yang mengalir melalui penghantar atau
komponen.
Alat ini digunakan dengan memasukkan tes-lead, pada kedua ujung probe. Tombol pengatur atau
switch diatur untuk pengukuran sambungan pada skala yang diinginkan, biasanya ohm; jarum
menunjukkan arah arus mengalir melalui komponen yang dites.
Alat ukur AVO meter secara khusus digunakan untuk pengetesan pesawat, sebab dia digunakan saat
power mati; tak ada bahaya listrik saat menggunakannya. AVO meter mendapatkan informasi yang lebih
akurat, dalam banyak hal, daripada tester sambungan, oleh karenanya AVO lebih baik untuk pengetesan
banyak komponen. Belajar membaca AVO adalah sangat mudah, dan pabrik pembuatnya telah
melengkapi dengan instruksi operasinya.
Perhatian: Jangan menggunakan AVO kecuali dengan mencabut steker pesawat atau dengan mematikan sumber
daya rangkaian.

C. RANGKUMAN
Untuk pekerjaan perbaikan pesawat, anda hanya memerlukan peralatan yang sederhana, peralatan mekanik
dan listrik. Banyak reparasi pesawat yang juga memerlukan pengetesan listrik untuk mendiagnose permasalahan
secara teliti. Minimal 80% dari waktu akan Anda gunakan untuk menemukan titik kesalahan pesawat
dengan bantuan ‘tabel pencari kesalahan’ pada bagian lain, dan hasilnya dipakai untuk mereparasi. Tetapi 20%
dari waktu yang lain, Anda perlukan 1 dari 3 piranti tes kelistrikan untuk menentukan letak kesalahan: sebuah
tester tegangan, tester sambungan, atau sebuah AVO (Amper-Volt-Ohm meter). Dengan perlengkapan ini
Anda harus dapat menjelaskan bahwa arus listrik mengalir melewati bagian pesawat yang Anda diagnosis
ketidakfungsiannya.
D. TUGAS
Untuk mengevaluasi kegiatan belajar yang telah dilakukan peserta didik diharapkan untuk mengerjakan
tugas berikut ini dengan cermat dan tepat.
1. Setelah membaca materi di atas, coba sebutkan peralatan apa saja yang diperlukan untuk melaksanakan
perbaikan peralatan listrik. (Gunakan berbagai macam sumber untuk menjawab soal tersebut).
2. Buatlah 1 buah video dimana anda yang menjadi pemeran dari video tersebut dimana video yang dibuat
berisikan: review tentang peralatan yang diperlukan untuk perbaikan peralatan listrik. (minimal 3 peralatan
yang berbeda yang digunakan untuk perbaikan peralatan listrik).

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 7


3. KEGIATAN BELAJAR 3
A. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan:
 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dan tujuan perawatan peralatan listrik dengan percaya
diri.
 Peserta didik dapat menjelaskan jenis – jenis perawatan dengan percaya diri.
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian dan Tujuan Perawatan
a. Pengertian Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga
mencapai hasil/ kondisi yang dapat diterima dan diinginkan.
Dari pengertian di atas jelas bahwa perawatan itu adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara
tertentu untuk mendapatkan hasil/ kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/
kegiatan yang dilakukan secara rutin/ terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap
pakai.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Perawatan berencana
2. Perawatan darurat
Beberapa istilah tentang perawatan, antara lain:
 Perawatan pencegahan (Preventive)
Perawatan yang dilakukan terhaap peralatan untuk mencegah terjadinya keruskan.
 Perawatan dengan cara perbaikan (corrective)
Perawatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk
memenuhi kondisi standar peralatan tersebut.
 Perawatan jalan (running)
Perawatan yang dilakukan selama peralatan dipakai.
 Perawatan dalam keadaan berhenti (shut-down)
Perawatan yang dilakukan pada saat peralatan tidak sedang dipakai.
b. Tujuan Perawatan
Tujuan perawatan antar alain:
 Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
 Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
 Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya.
 Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan.
2. Jenis Perawatan Peralatan
Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pra perawatan dan perawatan
pencegahan.
a. Perawatan Sebelum Pengoperasian (Pra-perawatan)
Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin peralatan agar dapat beroperasi
dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan maka dibuat rencana perawatannya. Perawatan dapat berupa
jadwal pembersihan, penggantian pelumasan dan uji coba peralatan dibiarkan hidup beberapa menit, sementara
itu diadakan pengecekan pada bagian – bagian tertentu. Apabila tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat
dibebani sedikit demi sedikit sampai pada beban yang diharapkan.
b. Perawatan Pencegahan
Telah disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan
yang lebih serius. Tentu saja tidak semata – mata mencegah terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan
justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai.
Perawatan pencegahan ini meliputi:
1) Perawatan harian
Maksudnya ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap/ selama peralatan dioperasikan.
Kegiatan ini umumnya dilaksankan oleh pemakai peralatan.
Macam – macam kegiatan perawatan harian:
a) Selama peralatan bekerja maka pemakai harus selalu memeriksa/ mengganti situasi kerja, bahkan
sejak peralatan mulai bekerja.
Cara memeriksa/ mengganti yaitu dengan cara:
 Lihat, maksudnya cara kerja peralatan diperhatikan, barangkali ada sesuatu yang kelihatan
tidak semestinya.
 Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada getaran suhu
meningkat, bau yang aneh dan sebagainya.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 8


 Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada suara – suara asing yang
menandakan kelainan.
b) Pencegahan beban lebih
Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi kapasitas/ kemampuan
yang termasuk beban lebih.
Misalnya: putaran peralatan terlalu tinggi, muatan terlalu berat, suhu terlalu tinggi, dan
sebagainya.
c) Pelumasan
Semua peralatan yang berputar atau bergerak bergesekan perlu diberi pelumas. Pelumas ini
berfungsi untuk mengurangi gesekan, mencegah keausan dan berfungsi mendinginkan. Untuk
pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan komponen yang dilumas.
d) Pendinginan
Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak memerlukan pendingin, dengan
pendingin berarti suhu terkendali hingga laju kerusakan terkendali pula.
e) Pencegahan korosi
Pada umumnya peralatan yang bagian – bagiannya terbuat dari logam/ baja ada kecenderungan
berkarat (korosi). Proses korosi akan terjadi bila logam bereaksi dengan oksigen, air atau
bermacam – macam asam. Korosi sangat merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab
itu korosi harus dicegah.
Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara:
 Kebersihan, yaitu menjaga peralatan tetap bersih selalu dibersihkan sehabis dipakai.
 Melindungi logam agar tidak terkena zat – zat penyebab korosi antara lain dengan mengoles
oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.
2) Perawatan berkala
Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal yang
diprogramkan.
Macam – macam kegiatan perawatan berkala antara lain:
a) Pemeriksaan secara periodik
Maksudnya ialah memeriksa peralatan terhadap bagian – bagiannya untuk diadakan perawatan
pencegahan. Pemeriksaan dapat dilakukan 3 bulanan, 6 bulanan atau 1 tahunan.
b) Penyetelan bagian – bagian/ komponen
Selama peralatan beroperasi, dimungkinkan komponen – komponen berubah posisi karena
adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan sebagainya, sehingga baut – baut kendor atau
posisi komponen bergeser. Untuk itu perlu distel kembali agar kembali seperti semula.
c) Penggantian komponen
Dari hasil inspeksi, mungkin ditemukan ada komponen – komponen yang perlu diganti karena
aus, patah atau bengkok hingga tak dapat berfungsi dengan baik. Untuk itu perlu penggantian
komponen. Dalam melaksanakan perawatan berkala ini, harus bekerja berdasarkan petunjuk
perawatan.
3. Alat/ Bahan Keperluan Perawatan dan Perbaikan
Jenis maupun jumlah alat/ bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan sangat
tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan dan perbaikan. Misalnya diperlukan sejumlah
kunci pas atau ring dari berbagai macam – macam ukuran, atau obeng dari bermacam – macam jenis dan
ukuran atau pelumas dari jenis tertentu.
Jenis alat – alat untuk keperluan perawatan dan perbaikan peralatan rumah tangga antara lain:
 Alat – alat tangan seperti : palu plastik, tang obeng, kunci pas, kunci ring, pisau, solder, kuas dan
sebagainya.
 Alat – alat ukur dan tester seperti multimeter, megger, tang ampere, tespen dan lain – lainnya.
 Power supply AC/DC untuk pengetesan.
Sedangkan bahan – bahan keperluan perawatan dan perbaikan antara lain:
 Bahan pembersih seperti: detergen, karosen, tinner, alkohol dan sebagainya.
 Bahan pelumas seperti: oli dan grease (gemuk).
 Bahan pencegah korosi seperti: lak, cat, dll
 Bahan suku cadang, mulai dari peralatan penunjang sampai dengan suku cadang peralatan utama
seperti: mur, baud, self-tapping, selongsong asbes, kabel, sikring dan sebagainya.
4. Diagnosa Gangguan
Yang dimaksud dengan diagnosa untuk mencari kerusakan ialah menganalis peralatan dalam keadaan
rusak ataupun mengalami gangguan untuk diketahui pada bagian mana terjadinya kerusakan dan apa
penyebabnya. Keahlian dan pengalaman mendiagnosa, memungkinkan dapat menemukan kesalahan/
kerusakan dengan cepat dan tepat.
Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 9
Agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan tepat, diperlukan pula pengetahuan
tentang peralatan yang didiagnosa, antara lain:
 Cara kerja peralatan
 Petunjuk pengoperasian peralatan (operation manual)
 Petunjuk perawatan (maintenance manual)
Langkah – langkah mendiagnosa gangguan pada peralatan:
a. Periksa peralatan secara fisik.
b. Periksa rangkaian/ hubungan kelistrikan mulai dari sumber masukan sampai kebagian yang
memungkinkan untuk diperiksa.
c. Periksa komponen – komponen mekanik yang bergerak secara teliti.
d. Hidupkan peralatan secara berurutan sesuai dengan langkah kerjanya.
e. Perhatikan dan catat setiap kelainan dari peralatan.
f. Lihat catatan dari data peralatan tentang kerusakan dan langkah perbaikan yang pernah dilakukan (bila
ada)
g. Analisa dan tentukan langkah perbaikannya agar tepat.
C. RANGKUMAN
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga
mencapai hasil/ kondisi yang dapat diterima dan diinginkan. Perawatan itu adalah kegiatan yang terprogram
mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/ kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan
usaha/ kegiatan yang dilakukan secara rutin/ terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan
siap pakai.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Perawatan berencana
2. Perawatan darurat
Tujuan perawatan antar alain:
1. Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
2. Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
3. Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan.
Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pra perawatan dan perawatan
pencegahan. Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin peralatan agar dapat
beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan maka dibuat rencana perawatannya. Perawatan
dapat berupa jadwal pembersihan, penggantian pelumasan dan uji coba peralatan dibiarkan hidup beberapa
menit, sementara itu diadakan pengecekan pada bagian – bagian tertentu. Perawatan pencegahan bertujuan
untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata – mata mencegah terjadinya
kerusakan, tetapi perawatan pencegahan justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar
peralatan senantiasa siap pakai.
Perawatan pencegahan meliputi:
1. Perawatan harian
2. Perawatan berkala
Jenis maupun jumlah alat/ bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan sangat
tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan dan perbaikan.
Yang dimaksud dengan diagnosa untuk mencari kerusakan ialah menganalis peralatan dalam keadaan
rusak ataupun mengalami gangguan untuk diketahui pada bagian mana terjadinya kerusakan dan apa
penyebabnya. Keahlian dan pengalaman mendiagnosa, memungkinkan dapat menemukan kesalahan/
kerusakan dengan cepat dan tepat.
D. TUGAS
1. Apakah yang saudara ketahui tentang perawatan? Kemukakan jawaban anda secara singkat tetapi lengkap!
2. Jelaskan pengalaman saudara secara singkat dalam melakukan perawatan terhadap peralatan yang dipunyai
baik disekolah maupun di rumah!
3. Peralatan apa sajakah yang pernah saudara lakukan perawatannya, jelaskan cara perawatannya, waktunya
dan juga hasil dari perawatan tersebut.
4. Apa yang saudara ketahui tentang beban lebih dari suatu peralatan, jelaskan gejala dan akibatnya.
5. Apakah saudara pernah mempunyai pengalaman memperbaiki peralatan? Bila ada sebutkan nama
peralatan, bagian yang diperbaiki dan peralatan serta bahan yang dipergunakan.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 10


4. KEGIATAN BELAJAR 4
A. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan:
 Peserta didik dapat memahami prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas
sesuai dengan teori secara mandiri.
 Peserta didik dapat menentukan prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas
sesuai dengan teori secara mandiri.
 Peserta didik dapat menentukan peralatan bantu perbaikan peralatan listrik yang menggunakan
pemanas sesuai fungsinya dengan percaya diri
 Peserta didik dapat menganalisis prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas
sesuai teori dengan teliti.
B. URAIAN MATERI
PERALATAN LISTRIK YANG MENGGUNAKAN PEMANAS
1. SETRIKA LISTRIK
Seterika listrik adalah peralatan listrik rumah tangga yang digolongkan dalam peralatan pemanas
berdaya rendah. Jenis dari seterika listrik antara lain:
a. Seterika listrik jinjing (portable)
 Tanpa pengatur panas
 Dengan pengatur panas (otomatis)
 Dengan uap air
b. Seterika listrik besar
 Roll iron
 Pres iron
Pada umumnya seterika listrik partable banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga, sedangkan
seterika listrik yang besar seperti roll iron dan press iron banyak dipakai di hotel-hotel , di rumah sakit dan
lain lain
Prinsip kerja seterika listrik adalah mengubah energi listrik menjadi energi panas melalui elemen
pemanas dimana panas yang dihasilkan dikumpulkan oleh besi pengumpul panas yang kemudian melalui
gosokan diteruskan pada objek yang akan diseterika.
a. Konstruksi
Bagian-bagian utama dari seterika listrik terdiri dari :
1) Elemen panas
Sebagai sumber panas seterika listrik digunakan elemen pemanas berupa kawat nikelin berbentuk
pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk sedemikian rupa sesuai bentuk alas seterika,
sehingga panasnya dapat tersebar merata. Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan seterika.
Pada seterika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai bentuk spiral dan
dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar arus listrik tidak mengalir kebadan
seterika, antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium. Pada
seterika model yang lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan keramik/batu tahan api sebagai
pelindung dan sekaligus sebagai isolator. Gambar 4, menunjukkan contoh salah satu jenis elemen
panas.

Gambar 4. Elemen pemanas


2) Besi pengumpul panas
Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari seterika, berbentuk
plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan bagian ini harus selalu bersih karena langsung
dengan objek yang diseterika (pakaian).

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 11


Gambar 5. Besi pengumpul panas, besi pemberat, thermostat
3) Besi pemberat
Pada seterika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya rata-rata seterika listrik
350 watt, sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan dari jenis katun, yang pelicinannya
memerlukan tekanan yang cukup kuat.
Seterika listrik model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan
bahwa objek/bahan yang diseterika sudah banyak bahan dari jenis sintetis dan lebih lembut.
4) Tutup dan pemegang seterika
Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus listrik terhadap
sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas tidak menyebar langsung ke udara bebas.
Sedangkan pemegang seterika biasanya dari bahan yang tidak mengalirkan panas dan juga tidak
mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau karet.
5) Terminal dan kabel penghubung
Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber tegangan dari
kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung. Beberapa model seterika listrik menggunakan
terminal yang merupakan tempat persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada
tusuk kontak (stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada kontra steker, sehingga
pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari seterikanya.
Gambar 6 menunjukkan bagian-bagian dari seterika pada umumnya.

Gambar 6. Bagian – bagian setrika listrik


6) Pengatur panas (untuk seterika otomatis)
Seterika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen tambahan berupa termostat
yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan dua logam yang berbeda koefisien muai
panjangnya, disatukan menjadi satu lempengan. Apabila lempengan logam ini terkena panas, maka
salah satu jenisnya akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, yang arah
bengkoknya ini kemudian dimanfaatkan untuk melepas/ menghubungkan kontak, jadi bila panas
berlebihan kontak memutus sehingga elemen pemanas tidak lagi dialiri arus listrik, tapi bila panasnya
mulai rendah lagi kontak akan menghubung kembali dan arus listrik kembali mengali melalui elemen
pemanas. Dengan demikian kondisi panas seterika dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai
dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol pengatur panas. Gambar 7 menunjukan pengatur
panas pada seterika otomatis yang disebut dengan thermostat.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 12


Gambar 7. thermostat pada seterika otomotis.
7) Pompa air (untuk seterika dengan uap air)
Pada seterika yang menggunakan uap air mempunyai tabung air dan dilengkapi dengan pompa
air. Pompa air ini berfungsi untuk menyemprotkan air pada objek yang diseterika, terutama pada
bahan yang tebal/katun, guna mendapatkan hasil seterika yang baik dan rapi. Gambar 8 menunjukan
seterika otomatis yang menggunakan uap air.

Gambar 8. Seterika otomatis jenis uap.


b. Bagian – bagian setrika yang mudah rusak
1) Elemen panas
Kerusakan pemanas bila terjadi karena pemakaian yang berlebihan, misalnya pada seterika tanpa
pengatur panas. Atau termostat rusak, sehingga fungsi kontrolnya tidak bekerja Ada
kemungkinan juga salah pemakaian tegangan, terutama seterika baru. Kawat elemen rusak atau
putus, isolasi elemen rusak, sehingga terjadi hubung singkat ke badan seterika.
2) Kabel penghubung
Kerusakan kabel penghubung terjadi karena :
 Salah satu kawat atau keduanya putus akibat sering terpuntir waktu digunakan atau terlipat-
lipat pada saat menyimpannya.
 Kabel terlalu kecil sehingga menjadi terlalu panas saat digunakan. Isolasi mudah rusak
sehingga mudah mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
 Kabel sudah tua.
3) Terminal dan tusuk kontak hubung
Kerusakan terminal hubung kabel baik yang dapat dilepas atau yang tidak terjadi karena kontak
yang melonggar, sehingga saat hubung-lepas menimbulkan bunga api dan meninggalkan arang.
Juga karena panas yang berlebihan atau porselin tusuk kontak hubung pecah, pegas penjepit
hangus atau merenggang.
4) Thermostat
Kerusakan termostat terjadi akibat pemakai tidak mematuhi petunjuk pengaturan pemakaiannya.
Atau seterika pernah/sering jatuh, sehingga mengubah susunan mekanis dari termostat.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 13


c. Troubleshooting pada setrika listrik
Troubleshooting pada setrika listrik bisa dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Tabel troubleshooting setrika listrik
Permasalahan Kemungkinan Penyebab Pemecahan
Seterika tidak bekerja 1. Tidak ada tegangan 1. Periksa kabel power, tusuk kontak, dan kotak-
2. Kabel tusuk kontak kontak
rusak 2. Periksa kabel; jika rusak, gantilah
3. Elemen rusak 3. Periksa dengan ohm-meter; jika rusak,
4. Termostat lepas 4. gantilah
kontak 5. Periksa termostat, mekanisme kontaknya,
6. jika rusak, gantilah.
Badan bertegangan  Kabel penghubung  Periksa kabel; jika rusak, gantilah
rusak  Periksa elemen pemanasnya, tambal kerusakan
 Isolasi elemen isolasinya dengan gibs atau ganti dengan yang
pemanas rusak baru
Pengatur panas tidak 1. Termostat rusak 1. Periksa termostat; jika rusak, gantilah
berfungsi

2. PENANAK NASI LISTRIK (ELECTRIC RICE COOKER)


Alat penanak nasi yang banyak dipakai pada rumah tangga umum menyebutnya rice cooker. Dan
karena waktu penanakannya cukup lama, alat ini disebut juga sebagai slow cooker. Peralatan ini
memungkinkan digunakan pada rumah tangga, karena pemakaian dayanya mulai dari 350 watt, 500 watt,
800 watt, dan seterusnya. Salah satu bentuk dari peralatan ini ditunjukkan pada gambar 9 berikut ini :

Gambar 9. Salah satu bentuk Rice Cooker


a. Konstruksi penanak nasi
Pada dasarnya peralatan ini terdiri dari bagian pokok :
1) Pan bagian dalam, untuk menempatkan beras yang akan ditanak, terbuat dari logam/
alluminiumnya yang dilapisi bahan anti lengket.
2) Elemen pemanas, pada rice cooker tertentu pemanas ini dililitkan pada bagian samping pan
bagian dalam. Untuk jenis seperti ini, apabila elemen rusak dapat diperbaiki. Namun pada
kebanyakan rice cooker yang diperdagangkan sekarang (seperti contoh gambar 3-1) elemen
pemanas ditempatkan dalam bagian/pipa yang solid/permanen, sehingga bila rusak sukar
diperbaiki.
3) Rumah bagian luar (out case) sebagai pelindung dari pan bagian dalam dan elemen. Pada bagian
ini biasanya terdapat saklar dan terminal untuk kabel tenaga.Saklar umumnya mempunyai 2
kedudukan yaitu kedudukan cooking dan warm.
4) Kabel tenaga, kabel ini biasanya terdiri dari tusuk kontak untuk ke sumber listrik dan kontra
steker untuk keterminal pada peralatan. Bila peralatan tidak dipakai, kabel dapat dilepas dan
disimpan terpisah.
5) Tutup, kebanyakan rice cooker mempunyai dua buah tutup yaitu satu tutup untuk pan bagian
dalam dan satu lagi tutup bagian atas yang dilengkapi dengan klem. Gambar bagian-bagian dari
rice cooker secara lengkap ditunjukkan pada gambar 10.
Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 14
Gambar 10. Bagian-bagian penanak nasi
b. Perbaikan penanak nasi
Bagian yang memungkinkan kerusakan pada rice cooker antara lain:
a. Kabel tenaga, putus atau isolasi terkupas. Cara perbaikannya bila memungkinkan diperbaiki/
diisolasi pada bagian yang rusak, tetapi kalau kabel sudah cukup tua dan pendek lebih baik diganti
baru.
b. Saklar, yang kerusakannya pada bagian mekanik seperti pegas dan kontak - kontaknya. Karena
model saklarnya tidak umum dijual dipasaran, bila rusak memerlukan perbaikan atau
dimodifikasi.
c. Elemen pemanas, kerusakan elemen pemanas biasanya disebabkan oleh kesalahan tegangan,
dimana biasanya dipakai untuk tegangan 110 volt kemudian dipakai pada tegangan 220 volt.
Penyebab lainnya adalah karena kurangnya pemeliharaan, sehingga pada bagian elemen atau
bagian dasar dari rice cooker berkarat, sehingga pelindung elemen rusak dan elemennya putus
atau terhubung singkat dengan badan. Untuk merek tertentu elemen pemanas ini ada dijual satu
set, tetapi pada kebanyak merk kerusakan elemen susah diperbaiki
d. Pengatur panas, alat ini dilengkapi dengan pengatur/pembatas panas dari bimetal, kerusakan
pada bimetal dapat menyebabkan rice cooker tidak panas atau panas menjadi terlalu tinggi. Untuk
ini bimetal perlu diperiksa dan diset ulang atau diperbaiki.
3. PEMANGGANG ROTI
Pemanggang roti adalah peralatan listrik rumah tangga yang digunakan untuk memanggang roti yang
telah diiris-iris berbentuk lempengan. Panas yang dihasilkan dengan menggunakan elemen pemanas dari
kawat nikelin pipih yang dililitkan pada lempengan bahan tahan panas seperti asbes atau mika. Roti yang
telah diiris dimasukkan ke dalam rongga yang tersedia, dipanaskan/dipanggang salah satu jenis
pemanggang roti (Bread Toaster) yang banyak dipakai pada rumah tangga ditunjukkan pada gambar 11
berikut ini :

Gambar 11. Pemanggang roti


Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 15
a. Konstruksi pemanggang roti
Pemanggang roti yang banyak dipakai di rumah tangga mempunyai konstruksi yang terdiri dari
bagian-bagian sebagai berikut :
1) Rumah pelindung
Rumah pelindung dari pemanggang roti tersebut dari bahan pelat yang dilapisi chrom atau dicat
dengan cat tahan panas agar tidak mudah korosi/berkarat.
2) Elemen pemanas
Elemen pemanas umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian yang dihubungkan jajar/paralel dan
ditempatkan sedemikian rupa berjajar, sehingga membentuk dua rongga diantaranya. Elemen
pemanas ini dibuat dari bahan pemanas yaitu kawat nikelin bulat atau pipih yang dililitkan pada
lempengan mika atau asbes.
3) Dudukan roti
Dudukan roti dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dinaik/turunkan. Menurunnya dilakukan
dengan cara ditekan (secara manual), sedangkan gerakan naik kembalinya terjadi secara otomatis
menurut panas dan lamanya waktu pemanggangan yang ditentukan (diset).
4) Pengatur panas dan timer
Pada peralatan pemanggang roti biasanya dilengkapi dengan pengatur panas dengan bimetal atau
dengan pengatur lamanya waktu pemanggangan (timer). Baik pengaturan pemanggangan dengan
menggunakan pengatur panas dengan bimetal ataupun pengatur waktu (timer), pengaturannya
dilakukan dengan cara memutar tombol, dengan kedudukan light, medium dan dark atau dengan
kedudukan 1, 2 dan 3.
5) Perlengkapan mekanik lainnya
Selain bagian-bagian yang disebutkan di atas, pemanggang roti juga dilengkapi dengan bagian-bagian
mekanik lainnya seperti pengangkat roti ke atas, bila roti telah cukup panas/waktu pemanggangannya.
ada jenis lain pemanggang roti seperti yang terlihat gambar 12. Pada prinsinya sama dengan
pemanggang lainnya.

Gambar 12. Pemanggang roti jenis lain.


b. Perbaikan pemanggang roti
Pada umumnya kerusakan pada pemanggang roti disebabkan oleh :
1) Kotor karena lemak dan sisa pembakaran.
Perbaikannya dengan cara membersihkan bagian-bagian tertentu misalnya :
Pada terminal, yaitu membersihkan kontak dan sambungan, membersihkan kontak-kontak dengan
amplas halus dan mengencangkan kembali baut pada sambungan
2) Kesalahan pemakaian, sehingga mengakibatkan.
 Elemen pemanas putus, untuk mengetahui elemen yang putus dapat diamati secara visual atau
diukur dengan AVO-meter. Bila elemen putus diganti dengan yang baru.
 Perlengkapan mekanik dari pemanggang roti rusak , untuk ini buka sekerup bagian bawah dari
rumah pemanggang roti tersebut, periksa bagian mekanik pengangkat roti dan pengatur
panas/bimetal. Perhatikan pada saat membuka pegas-pegas dan sambungan mekaniknya.
3) Kabel Penghubung.
Kerusakan kabel penghubung ini sering terjadi karena sering tertekuk. Kerusakan dapat dalam bentuk
kabelnya putus atau isolasi kabel rusak. Bila masih memungkinkan, pada tempat kerusakan saja
dipotong atau diisolasi. Tetapi bila sudah terlalu pendek sebaiknya diganti baru. Susunan konstruksi
pemanggang roti (two slices) secara lengkap dapat kita lihat pada gambar 13 berikut ini :

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 16


Gambar 13. Bagian- bagian lengkap Pemanggang roti
c. Troubleshooting pemanggang roti
Troubleshooting pada pemanggang roti bisa dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Tabel Troubleshooting pada pemanggang roti

PERMASALAHAN KEMUNGKINAN PEMECAHAN


PENYEBAB
Oven tidak panas 1. Tidak ada daya 1. Cek kabel power, steker, dan KK. Cek
2. Kabel power rusak pengaman lebur atau CB pada panel utama;
3. Sakelar kontrol salah set perbaiki rangkaian.
4. Sakelar kontrol rusak 2. Tes kabel; jika rusak, gantilah
5. Termostat rusak 3. Set sakelar kontrol secara baik
6. Timer rusak 4. Tes sakelar; jika rusak, gantilah
5. Tes termostat; jika rusak, gantilah
6. Kondisi timer dites; jika rusak, gantilah.
Oven kurang panas 7. Sakelar kontrol salah set 1. Set sakelar kontrol dengan baik
8. Termostat perlu diatur 2. Atur kembali termostat pada suhu yang lebih
9. Elemen pemanas rusak tinggi
10. Timer rusak 3. Tes elemen; jika rusak, gantilah
4. Ujilah kondisi timer; jika rusak, gantilah
Oven terlalu panas 1. Sakelar kontrol salah set 1. Setlah sakelar kontrol dengan baik
2. Termostat perlu 2. Atur kembali termostat pada suhu yang lebih
pengaturan rendah
3. Timer rusak 3. Ujilah kondisi timer; jika rusak, gantilah
Pintu tidak dapat 1. Pegas pengunci terlepas 1. Sambung atau ganti pegas pengunci
menutup atau hancur 2. Lumasilah pengunci pintu.
2. Pengunci pintu perlu 3. Ganti kunci pintu atau engsel.
pelumasan
3. Kunci pintu atau segel
rusak
Lampu indikator 1. Terminal bola lampu 1. Bersihkan terminal bola lampu
tidak kotor 2. Ganti bola lampu
menyala 2. Bola lampu mati 3. Tes elemen; jika rusak, gantilah
3. Elemen pemanas rusak
Rotisserie tidak 1. Terminal2 motor terlepas 1. Bersihkan dan kencangkan terminal2 motor
berputar atau kotor 2. Bersihkan gear
2. Gear kotor 3. Ganti gear
3. Gear aus atau rusak 4. Tes motor; jika rusak, gantilah
4. Motor rusak 5. Bawa ke servis profesional.
5. Sistem kelistrikan hu bung
singkat

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 17


4. KOMPOR LISTRIK
Untuk memasak dengan menggunakan energi listrik terutama dapat digunakan kompor listrik dan
oven listrik. Ditijau dari konstruksinya, kompor listrik dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Kompor listrik rata.
b. Kompor listrik lingkaran
c. Kompor listrik pancar
Garis tengah kompor-kompor listrik umumnya berkisar 14,5 ; 18 dan 22 cm. Daya tergantung pada
jenis dan diameternya , biasanya berkisar antara 0,6 kw – 2 kw. Pada kompor listrik rata dan kompor
listrik lingkaran, pemindahan panasnya berlangsung lewat hantaran. Karena itu dasar/alas panci-panci
yang digunakan harus rata dan dibuat dari logam polos, sehingga membuat kontak yang baik dengan
kompornya.
Jenis elemen pemanas yang dipakai dalam unit pemanasan permukaan ialah kumparan terbuka : pejal
atau berupa pipa (tubelar) . Pada jenis kumparan terbuka terdiri dari kawat tahanan yang ditempatkan
dalam alur batu tahan panas yang merupakan bahan isolasi. Kedua ujung kumparan disambungkan pada
terminal melalui saklar pengontrol untuk mengatur daya yang diinginkan agar didapatkan panas yang
sesuai dengan kebutuhan kita.
Suhu kompor listrik automatis dapat diatur secara automatis. Kompor-kompor ini juga diberi
pengaman terhadap suhu tinggi. Pengaman ini dapat dilakukan dengan berbagai cara , yaitu:
a. Kompor listrik dengan pengatur dwilogam.
b. Kompor listrik dengan spiral pengatur.
c. Kompor listrik dengan plat perasa suhu.

Gambar 14. Kompor listrik


Bagian – bagian kompor listrik
Bagian – bagian kompor listrik dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Bagian – bagian kompor listrik
NO Nama komponen Fungsi
1 Pan Support Tempat panci memasak
2 Porselin Heater Tempat Peletakan elemen pemanas
3 Switch Knob Saklar Pemilih Daya
4 Handle Pegangan Kompor
5 Elemen Pemanas kompor
6 Porselin Support Tempat dudukan porselin pemanas
7 Body kompor Tempat semua komponen kompor
8 Kaki Kompor Tempat berdiri kompor

C. RANGKUMAN
Peralatan listrik yang menggunakan pemanas pada peralatan rumah tangga ada banyak jenisnya dengan
fungsinya masing – masing. Dalam perawatan atau perbaikan peralatan listrik tersebut kita harus paham fungsi
dari peralatan listrik tersebut digunakan untuk apa, konstruksi dari peralatan listrik tersebut, dan bagaimana
troubleshooting dari peralatan listrik tersebut.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 18


D. TUGAS
Petunjuk menjawab soal latihan
Bacalah modul di atas dengan sungguh sungguh dan jawablah pertanyaan dibawah dengan sempurna.
1. Sebutkan jenis-jenis setrika listrik dan berikan contohnya!
2. Jelaskan cara kerja setrika listrik dengan uap!
3. Apa yang anda ketahui tentang elemen pemanas dari seterika listrik? Sebutkan macamnya!
4. Jelaskan bagaimana cara pengaturan panas pada seterika listrik pada umumnya! Sebutkan komponen-
komponen pengaturannya!
5. Sebutkan bagian-bagian seterika listrik yang sering rusak dan jelaskan bagaimana cara merawat /
memperbaikinya!
6. Sebutkan bagian-bagian utama Rice Cooker!
7. Jelaskan cara kerja Rice Cooker yang dilengkapi dengan saklar cooking dan warm!
8. Bagian mana saja yang mungkin mudah rusak pada Rice Cooker dan bagaimana cara merawat /
memperbaikinya?
9. Sebutkan bagian-bagian utama dari pemanggang roti!
10. Bagaimana umumnya kedudukan elemen pemanas pada pemanggang roti? Sebutkan jenis bahannya!

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 19


5. KEGITAAN BELAJAR 5
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PRAKTIKUM 1

Nama Sekolah : .............................................................................


Mata Pelajaran : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Alokasi Waktu : .............................................................................
Judul : .............................................................................
Nama Kelompok : .............................................................................
Anggota Kelompok : 1. ..........................................................................
2 ...........................................................................
3 ...........................................................................
4 ...........................................................................
A. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan cara perawatan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
4.1 Melakukan perawatan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
B. Indikator
1. Peserta didik dapat memahami prosedur perawatan solder dengan benar.
2. Peserta didik dapat menerapkan prosedur perawatan solder dengan benar.
3. Peserta didik dapat melakukan perawatan solder dengan percaya diri.
C. Tujuan
1. Peserta didik dapat memahami prinsip kerja solder
2. Peserta didik dapat memahami komponen solder.
3. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana merawat solder.
4. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana merawat solder.
5. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana memperbaiki solder.
6. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana memperbaiki solder.
D. Materi Ringkas
Solder adalah alat yang digunakan untuk melelehkan timah. Solder biasanya digunakan untuk merekatkan
komponen dengan papan PCB dalam bidang kelistrikan dan elektronika.
Komponen solder terdiri dari:
1. Kabel daya
2. Bodi/ badan pemegang solder
3. Tempat elemen
4. Elemen pemanas
5. Ujung pemanas/ mata solder
Fungsi masing – masing komponen
1. Kabel daya berguna untuk menyalurkan tenaga listrik ke elemen pemanas listrik.
2. Bodi/ badan pemegang solder berfungsi sebagai pemegang agar tidak terkena panas.
3. Tempat elemen berfungsi sebagai tempat elemen panas agar elemen tidak mudah bergerak.
4. Elemen pemanas berfungsi sebagai alat yang menghasilkan panas a[abila dihubungkan dengan tegangan
listrik. Alat ini didalamnya terdiri dari lilitan yang menggunakn kawat nikelin dan dilapisi mika. Mika ini
berfungsi sebagai isolator agar tempat elemen tidak tersengat listrik jika kita akan menyolder. Apabila mika
ini bocor atau rusak maka apabila kita akan menyolder akan tersengat listrik.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 20


E. ALAT dan BAHAN
Alat : 1. Obeng (1 set)
2. Pisau cutter
3. Amplas kertas
4. Tang kombinasi
5. Tang potong
6. Kikir
Bahan : 1. Solder
2. Mata solder
3. Elemen pemanas
4. Isolasi tape
F. Langkah – Langkah Kegiatan
Keselamatan Kerja
1. Gunakan selalu pakaian kerja agar bekerja lebih leluasa.
2. Pusatkan perhatian pada pekerjaan, jangan sambil bersendau gurau.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Jangan menyambung kabel dalam keadaan berarus.
5. Letakan alat/ bahan ditempat yang aman jangan sampai terinjak atau jatuh.
6. Jika akan membuka/ membongkar peralatan/ objek yang akan dikerjakan hati – hati dalam pengerjaannya.

Langkah Kerja Praktikum


1. Berdo’a sebelum praktek
2. Siapkan alat dan bahan yang sekiranya dibutuhkan, sekalian dicek kondisinya.
3. Cek keadaan alat.
4. Baca dan cermati langkah setiap langkah kerja yang ada pada LKPD ini.
5. Cek kondisi solder.
6. Perhatikan secara visual kondisi fisik , bagaimana kondisi bagian – bagian dari solder
 Kabel
 Steker
 Bodi pegangan solder
 Tempat elemen pemanas
 Ujung/ mata solder
7. Perhatikan secara fungsi, bagaimana fungsi dari bagian – bagian dari solder tersebut..
8. Setelah mengamati solder tersebut secara fisik dan fungsi maka ikuti instruksi yang diberikan pada TUGAS
PRAKTIKUM yang dikerjakan dalam pengawasan guru mata pelajaran.
9. Tulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
10. Tuliskan langkah troubleshooting dan buat kesimpulan dari praktikum hari ini.

G. Tugas Praktikum
Pilihlah satu buah solder, lakukan praktik bongkar pasang dengan prosedur sebagai berikut:
1. Lakukan uji operasi dengan sumber tegangan tentang kondisi solder.
2. Bongkar solder, sesuai kondisinya lakukan identifikasi bagian – bagiannya dan lakukan pengamatan sesuai
instruksi TABEL PENGAMATAN.
3. Lakukan perawatan/ perbaikan bagian yang memerlukannya.
4. Pasang kembali bagian – bagiannya dan uji coba hasil kerja Anda.
5. Buat laporsan hasil kerja Anda.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 21


H. Tabel Pengamatan

Kondisi Setelah Dilakukan


Kondisi Awal
Perawatan/ Perbaikan
No. Objek Pengamatan Keterangan
Kondisi Fisik Kondisi Fungsi Kondisi Fisik Kondisi Fungsi

I. Langkah – langkah troubleshooting yang dilakukan


......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

J. Kesimpulan
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 22


6. KEGIATAN BELAJAR 6
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PRAKTIKUM 2
Nama Sekolah : .............................................................................
Mata Pelajaran : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Alokasi Waktu : .............................................................................
Judul : .............................................................................
Nama Kelompok : .............................................................................
Anggota Kelompok : 1. ..........................................................................
2 ...........................................................................
3 ...........................................................................
4 ...........................................................................
A. Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
4.2 Melakukan perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
B. Indikator
1. Peserta didik dapat memahami prosedur perbaikansetrika listrik dengan benar.
2. Peserta didik dapat menerapkan prosedur perbaikan setrika listrik dengan benar.
3. Peserta didik dapat melakukan perbaikan setrika listrik dengan percaya diri.
C. Tujuan
1. Peserta didik dapat memahami prinsip kerja setrika listrik.
2. Peserta didik dapat memahami komponen setrika listrik.
3. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana merawat setrika listrik.
4. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana merawat setrika listrik.
5. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana memperbaiki setrika listrik.
6. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana memperbaiki setrika listrik.
D. Materi Ringkas
Setrika listrik adalah peralatan listrik rumah tangga yang digolongkan dalam peralatan listrik berdaya rendah.
Prinsip kerja seterika listrik adalah mengubah energi listrik menjadi energi panas melalui elemen pemanas dimana
panas yang dihasilkan dikumpulkan oleh besi pengumpul panas yang kemudian melalui gosokan diteruskan pada
objek yang akan diseterika.
Bagian-bagian utama dari seterika listrik terdiri dari :
1. Elemen panas
2. Besi pengumpul panas (alas)
3. Besi pemberat
4. Tutup dan pemegang setrika
5. Terminal dan kabel penghubung
6. Pengatur panas
7. Pompa air
Pada setrika yang menggunakan uap air mempunyai tabung air dan dilengkapi dengan pompa air. Pompa air
ini berfungsi untuk menyemprotkan air pada objek yang disetrika, terutama pada bahan yang tebal/ katun,
guna mendapatkan hasil setrika yang baik dan rapi.
Perawatan Setrika Listrik
Perawatan rutin kepada setrika listrik relatif ringan, sesuai dengan fungsinya bagian yang perlu diperhatikan
adalah alat seterika yang harus terjaga kebersihannya. Biasanya jika selesai digunakan untuk menyetrika pakaian
yang jenis kainnya mudah terbakar dan mengandung bahan sintetis, bulu – bulu kain terbakar dan arangnya
menempel berupa kerak pada alas setrika. Pembersihannya dilakukan dengan lap yang sudah dibasahi dengan
bensin/ thiner. Jika sudah terlampau keras dan tebal dibersihkan dengan pisau atau sekrap tipis. Bagian lain yang
harus diperiksa adalah kabel penghubung, terminal dan tusuk kontak. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa
apakah isolasi kabel masih baik, terminal hubung dari tusuk kontak apakah masih baik kondisinya.
Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 23
Bagian – bagian setrika yang mudah rusak.
1. Elemen panas
2. Kabel penghubung
3. Terminal dan tusuk kontak
4. Termostat

F. Langkah – Langkah Kegiatan


Keselamatan Kerja
1. Gunakan selalu pakaian kerja agar bekerja lebih leluasa.
2. Pusatkan perhatian pada pekerjaan, jangan sambil bersendau gurau.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Jangan menyambung kabel dalam keadaan berarus.
5. Letakan alat/ bahan ditempat yang aman jangan sampai terinjak atau jatuh.
6. Jika akan membuka/ membongkar peralatan/ objek yang akan dikerjakan hati – hati dalam pengerjaannya.

Langkah Kerja Praktikum


1. Berdo’a sebelum praktek
2. Siapkan alat dan bahan yang sekiranya dibutuhkan, sekalian dicek kondisinya.
3. Cek keadaan alat.
4. Baca dan cermati langkah setiap langkah kerja yang ada pada LKPD ini.
5. Cek kondisi setrika listrik.
6. Perhatikan secara visual kondisi fisik , bagaimana kondisi bagian – bagian dari setrika listrik
 Elemen panas
 Besi pengumpul panas (alas)
 Besi pemberat
 Tutup dan pemegang setrika
 Terminal dan kabel penghubung
 Pengatur panas
 Pompa air
7. Perhatikan secara fungsi, bagaimana fungsi dari bagian – bagian dari setrika listrik tersebut..
8. Setelah mengamati setrika listrik tersebut secara fisik dan fungsi maka ikuti instruksi yang diberikan pada
TUGAS PRAKTIKUM yang dikerjakan dalam pengawasan guru mata pelajaran.
9. Tulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
10. Tuliskan langkah troubleshooting dan buat kesimpulan dari praktikum hari ini.

G. Tugas Praktikum
Pilihlah satu buah setrika listrik, lakukan praktik bongkar pasang dengan prosedur sebagai berikut:
1. Lakukan uji operasi dengan sumber tegangan tentang kondisi setrika listrik
2. Bongkar setrika listrik, sesuai kondisinya lakukan identifikasi bagian – bagiannya dan lakukan pengamatan
sesuai instruksi TABEL PENGAMATAN.
3. Lakukan perawatan/ perbaikan bagian yang memerlukannya.
4. Pasang kembali bagian – bagiannya dan uji coba hasil kerja Anda.
5. Buat laporsan hasil kerja Anda.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 24


H. Tabel Pengamatan

Kondisi Setelah Dilakukan


Kondisi Awal
Perawatan/ Perbaikan
No. Objek Pengamatan Keterangan
Kondisi Fisik Kondisi Fungsi Kondisi Fisik Kondisi Fungsi

I. Langkah – langkah troubleshooting yang dilakukan


......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

J. Kesimpulan
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 25


7. KEGAITAN BELAJAR 7
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PRAKTIKUM 3

Nama Sekolah : .............................................................................


Mata Pelajaran : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Alokasi Waktu : .............................................................................
Judul : .............................................................................
Nama Kelompok : .............................................................................
Anggota Kelompok : 1. ..........................................................................
2 ...........................................................................
3 ...........................................................................
4 ...........................................................................
A. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan prosedur perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
4.1 Melakukan perbaikan peralatan listrik yang menggunakan pemanas.
B. Indikator
1. Peserta didik dapat memahami prosedur perbaikan penanak nasi listrik dengan benar.
2. Peserta didik dapat menerapkan prosedur perbaikan penanak nasi listrik dengan benar.
3. Peserta didik dapat melakukan perbaikan penanak nasi listrik dengan percaya diri.
C. Tujuan
1. Peserta didik dapat memahami prinsip kerja penanak nasi listrik.
2. Peserta didik dapat memahami komponen penanak nasi listrik.
3. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana merawat penanak nasi listrik.
4. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana merawat penanak nasi listrik.
5. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana memperbaiki penanak nasi listrik.
6. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana memperbaiki penanak nasi listrik.
D. Materi Ringkas
Alat penanak nasi yang banyak dipakai pada rumah tangga umum menyebutnya rice cooker. Dan karena waktu
penanakannya cukup lama, alat ini disebut juga sebagai slow cooker. Peralatan ini memungkinkan digunakan pada
rumah tangga, karena pemakaian dayanya mulai dari 350 watt, 500 watt, 800 watt, dan seterusnya.
Pada dasarnya penanak nasi listrik terdiri dari bagian pokok:
1. Pan bagian dalam.
2. Elemen pemanas
3. Rumah bagian luar (out case)
4. Kabel tenaga
5. Tutup
Perawatan Rice Cooker
Perawatan rice cooker relatif ringan, perawatan dilakukan terhadap fisik, kelistrikan dan sedikit bagian mekanik.
Perawatan terhadap fisik peralatan ialah dalam bentuk pembersihan bagian – bagian peralatan seperti pan bagian
dalam dan rumah bagian luar. Membersihkan bagian dalam cukup dengan air dan sabun. Sedangkan untuk bagian
luar agar tidak mudah berkarat harus selalu kering dan bila mungkin diberi bahan anti karat atau bila catnya sudah
rusak dilakukan pengecatan kembali.
Pemeliharaan kelistrikannya antara lain dijaga agar kabel tenaga tidak sering tertekuk dan perhatikan saklar,
apabila nasi telah masak pastikan bahwa saklar dalam posisi off atau warm. Setiap kali akan menggunakan yakinkan
bahwa tidak ada benda lain yang berada dibagian dalam antara pan dengan bagian dasar rice cooker yang dapat
menggangu proses menanak nasi.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 26


Bagian – bagian yang memungkinka kerusakan pada rice cooker antara lain:
1. Kabel tenaga
2. Saklar
3. Elemen pemanas
4. Pengatur panas
F. Langkah – Langkah Kegiatan
Keselamatan Kerja
1. Gunakan selalu pakaian kerja agar bekerja lebih leluasa.
2. Pusatkan perhatian pada pekerjaan, jangan sambil bersendau gurau.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Jangan menyambung kabel dalam keadaan berarus.
5. Letakan alat/ bahan ditempat yang aman jangan sampai terinjak atau jatuh.
6. Jika akan membuka/ membongkar peralatan/ objek yang akan dikerjakan hati – hati dalam pengerjaannya.

Langkah Kerja Praktikum


1. Berdo’a sebelum praktek
2. Siapkan alat dan bahan yang sekiranya dibutuhkan, sekalian dicek kondisinya.
3. Cek keadaan alat.
4. Baca dan cermati langkah setiap langkah kerja yang ada pada LKPD ini.
5. Cek kondisi penanak nasi.
6. Perhatikan secara visual kondisi fisik , bagaimana kondisi bagian – bagian dari penanak nasi.
 Pan bagian dalam.
 Elemen pemanas
 Rumah bagian luar (out case)
 Kabel tenaga
 Tutup
7. Perhatikan secara fungsi, bagaimana fungsi dari bagian – bagian dari penanak nasi tersebut..
8. Setelah mengamati penanak nasi tersebut secara fisik dan fungsi maka ikuti instruksi yang diberikan pada
TUGAS PRAKTIKUM yang dikerjakan dalam pengawasan guru mata pelajaran.
9. Tulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
10. Tuliskan langkah troubleshooting dan buat kesimpulan dari praktikum hari ini.

G. Tugas Praktikum
Pilihlah satu buah penanak nasi, lakukan praktik bongkar pasang dengan prosedur sebagai berikut:
1. Lakukan uji operasi dengan sumber tegangan tentang kondisi penanak nasi.
2. Bongkar penanak nasi sesuai kondisinya lakukan identifikasi bagian – bagiannya dan lakukan pengamatan
sesuai instruksi TABEL PENGAMATAN.
3. Lakukan perawatan/ perbaikan bagian yang memerlukannya.
4. Pasang kembali bagian – bagiannya dan uji coba hasil kerja Anda.
5. Buat laporsan hasil kerja Anda.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 27


H. Tabel Pengamatan

Kondisi Setelah Dilakukan


Kondisi Awal
Perawatan/ Perbaikan
No. Objek Pengamatan Keterangan
Kondisi Fisik Kondisi Fungsi Kondisi Fisik Kondisi Fungsi

I. Langkah – langkah troubleshooting yang dilakukan


......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

J. Kesimpulan
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 28


8. KEGIATAN BELAJAR 8
TES FORMATIF
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dari soal soal dibawah ini :
1. Merupakan suatu upaya agar pekerja selama ditempat kerjanya terhindar darii kecelakaan dan untuk
menyelamatkan peralatan dari kerusakan disebut....
a. Kesehatan kerja
b. Keselamatan kerja
c. Kecelakan kerja
d. Penyelamatan kerja
e. Usaha kerja

2. Berikut merupakan cara mengatasi kecelakaan kerja dan gangguan kesehatann ditempat kerja sebagai
berikut kecuali ...
a. Harus bersih dan sehat
b. Harus terjamin keamanannya dan keselamatan
c. Harus jauh dari keramaian
d. Berpenerangan baik
e. Bersuhu baik

3. pengaturan warna yang baik Peralatan bantu yang digunakan untuk memperbaiki peralatan listrik
menggunakan pemanas adalah:
a. Peralatan tangan dan peralatan ukur
b. Peralatan bantu hitung dan peralatan bantu digital
c. Peralatan tangan dan peralatan digital
d. Peralatan ukur dan peralatan potong
e. Peralatan tangan dan peralatan solder

4. Peralatan bantu yang digunakan untuk mengecek apakah elemen pemanas dari suatu peralatan atau tidak
baik adalah ..
a. Volt meter
b. Amper meter
c. Tang ampere
d. Tacho meter
e. AVO meter

5. Dalam memperbaiki strika listrik, manakah urutan pekerjaan yang paling benar...
a. Cek sumber tegangan – cek stekker dan kabel – cek terminal – cek termostat – cek elemen pemanas
b. Cek elemen - Cek sumber tegangan – cek stekker dan kabel – cek terminal – cek termostat
c. cek stekker dan kabel – cek terminal – cek termostat – cek elemen pemanas – cek sumber
d. Cek sumber tegangan – cek stekker dan kabel – cek elemen pemanas - cek teminal
e. Cek elemen - Cek sumber tegangan – cek teminal – cek tegangan sumber

6. mengubah energi listrik menjadi energi panas melalui elemen pemanas dimana panas yang dihasilkan
dikumpulkan oleh besi pengumpul panas yang kemudian diteruskan pada objek merupakan prinsip kerja
dari ...
a. pemanggang roti
b. strika listrik
c. solder listrik
d. kompor listrik
e. dispenser

7. kerusakan pada elemen pemanas rice cooker umumnya disebabkan oleh :


a. pemberian tegangan yang salah
b. pemakaian yang berlebihan
c. penempatan rice cooker yang salah
d. bimetal tidak berfungsi
e. arus listrik yang tidak stabil

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 29


8. Pada pemanggang roti pengaturan panas dapat dilakukan dengan cara :
a. Bimetal
b. Timer
c. Bimetal dan timer
d. Termostat
e. Elektric relay
9. Salah satu trobleshooting pada pemanggang roti ada “ oven tidak panas “. Penyebab adalah kecuali...
a. Tidak ada daya
b. Kabel power rusak
c. Bimetal berkarat
d. Sakelar kontrol salah set
e. Sakelar kontrol rusak

10. Sebuah elemen pemanas mampu dialairi daya listrik 300 W dengan tegangan 200 V hitunglah berapakah
nilai tahanan dari elemen pemanas tersebut
a. 1.333 ohm
b. 133,33 ohm
c. 13,33 ohm
d. 0,1333 ohm
e. 13333 ohm

B. Essay
1. Sebutkan jenis – jenis setrika listrik dan berikan contohnya!
2. Jelaskan cara kerja setrika listrik dengan uap air!
3. Apa yang Anda ketahui tentang elemen pemanas dari setrika listrik? Sebutkan macamnya!
4. Jelaskan bagaimana cara pengaturan panas pada setrika listrik pada umumnya! Sebutkan komponen –
komponen pengaturannya.
5. Sebutkan bagian – bagian setrika listrik yang sering rusak dan jelaskan bagaimana cara merawat /
memperbaikinya!
6. Sebutkan bagian – bagian utama rice cooker dan jelaskan fungsi dari masing – masing bagiannya!
7. Jelaskan cara kerja rice cooker yang dilengkapi dengan saklar cooking dan warm!
8. Bagian mana saja yang mungkin mudah rusak pada rice cooker dan bagaimana cara merawat/
memperbaikinya?
9. Sebutkan bagian – bagian utama dari pemanggang roti!
10. Bagaimana umumnya kedudukan elemen pemanas pada pemanggang roti? Sebutkan jenis bahannya!

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 30


9. KEGIATAN BELAJAR 9
A. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan:
 Peserta didik dapat menyebutkan jenis – jenis motor listrik satu fasa yang digunakan pada perlatan
rumah tangga dengan percaya diri
 Peserta didik dapat menyebutkan bagian – bagian dan fungsi dari motor – motor listrik (motor
kapasitor, motor kutub bayangan dan motor universal).
B. URAIAN MATERI
Motor satu fasa banyak sekali digunakan pada peralatan rumah tangga, misalnya pada kipas angin, mixer,
blender, pompa air dan sebagainya. Motor satu fasa yang banyak digunakan dapat dikelompokkan menjadi 3
jenis yaitu:
1. Motor split phase atau motor kapasitor
2. Motor shaded pole atau kutub bayangan
3. Motor universal
1. Motor Split – Phase
Jenis motor ini sering disebut motor fase belah, mempunyai kumparan utama dan kumparan bantu. Pada
kumparan bantu dipasang saklar sentrifugal gunanya untuk memutuskan arus listrik pada kumparan bantu bila
putaran motor sudah tercpai 75% dari putaran nominal.
Pada motor kapasitor, kapasitornya dihubungkan seri dengan kumparan bantu. Motor ini mempunyai
kopel start lebih tinggi, sehingga banyak digunakan pada mesin cuci, pompa air dan peralatan rumah tangga
lain.
Konstruksi motor fasa belah
Susunan bagian – bagian pokok motor fasa belah terdiri dari:
1. Stator
Stator adalah bagian motor yang diam, dibagian dalamnya terdapat alur –alur untuk menempatkan
gulungan – gulungan utama dan gulungan bantu. Diameter kawat gulungan utama pada umumnya lebih
besar dari diameter kawat gulungan bantu.
2. Rotor
Rotor yang digunakan adalah tipe gulungan sangkar tupai yang pada salah satu ujungnya dilengkapi dengan
kipas fungsinya sebagai pendingin pada waktu motor bekerja. Rotor juga dilengkapi dengan alat mekanis
yang dapat mendorong saklar sentrifugal.
3. Tutup sebagai penyangga
Pada kedua tutup terdapat bantalan (Bearing) penyangga poros rotor. Salah satu tutup pada bagian dalam
dilengkapi dengan saklar sentrifungal, pada tempat inilah sambungan – sambungan dari gulungan motor
dikeluarkan untuk selanjutnya dihubungkan pada terminal motor.
Gangguan kerusakan motor fasa belah
 Motor cepat panas, ini disebabkan karena beban motor terlalu berat atau saklar sentrifugal tidak bekerja.
 Motor tidak mampu berputar, hal ini disebabkan oleh hubungan kumparan bantu terlepas atau
kapasitornya bocor.
 Gulungan statornya terbakar, hal ini mungkin disebabkan tegangan kurang.
2. Motor Universal
Motor ini banyak sekali dipakai pada peralatan rumah tangga, misalnya mixer, motor mesin jahit, bor listrik
dan lain – lain. Motor ini dapat menggunakan tegangan listrik arus bolak – balik (ac) atau listrik arus searah
(dc) dengan menghasilkan kecepatan yang sama.
Konstruksi Motor Universal
Susunan bagian – bagian pokok motor universal terdiri dari:
1. Stator
Stator adalah tempat kumparan medan magnit diletakkan, pada umumnya motor universal mempunyai
dua kutub.
2. Rotor
Rotor disebut juga jangkar (armatur) yaitu bagian yang berputar. Rotor terdiri dari dua bagian yaitu jangkar
dan komutator. Jangkar adalah tempat belitan kawat email dan ujung – ujung belitannya ditempatkan pada
komutator yang sesuai dengan langkah belitan jangkar. Pada salah satu ujung poros rotor (shaft) dibuat
roda gigi memanjang untuk tempat memindahkan beban atau meneruskan putaran motor ke alat lain.
Bagian – bagian lengkap motor universal dapat dilihat pada gambar 15 di bawah ini.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 31


Gambar 15. Motor Universal
Gangguan dan kerusakan pada motor universal
Kerusakan yang sering terjadi pada motor universal adalah:
 Sikat arang mengeluarkan bunga api, hal ini disebabkan karena kedudukan sikat tidak tepat, perpendekan
sikat dan komutatornya kotor.
 Gulungan magnit terbakar, hal ini disebabkan karena tegangan yang tidak sesuai.
 Lamel komutator aus, sikat arang terlalu keras.
3. Motor Kutub Bayangan (Shaded Pole)
Motor shaded pole banyak digunakan pada alat – alat listrik yang memerlukan putaran dengan torsi yang
ringan, seperti kipas angin, pompa air akuarium dan lain – lain. Konstruksi motor shaded pole sangat sederhana
yaitu terdiri dari stator, rotor dan penyangga. Bagian lengkap dari motor shaded pole seperti terlihat pada
gambar 16 di bawah ini.

Gambar 16. Motor kutub bayangan (Shaded Pole)

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 32


Konstruksi Motor Universal
Susunan bagian – bagian pokok motor universal terdiri dari:
1. Stator
Bagian stator merupakan kutub – kutub yang bagian permukaanya ditempatkan cincin yang terbuat dari
tembaga.
2. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar dan tipenya adalah rotor sangkar
3. Penyangga
Penyangga poros rotor ini sangat sederhana yang dibuat dari besi plat yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat memegang bagian rotor yang berputar.
Kerusakan pada motor shaded pole
Kerusakan yang sering terjadi adalah kumparan penguat medan sering terbakar yang disebabkan putaran rotor
terganggu atau macet. Untuk memperbaikinya dapat digulung ulang.
C. TUGAS
1. Mengapa disebut motor fasa belah? Jelaskan pada perlatan apa jenis motor ini dipakai!
2. Sebutkan gangguan yang mungkin terjadi pada motor fasa belah dan bagaimana cara merawat dan
memperbaikinya!
3. Mengapa disebut motor universal? Jelaskan pada peralatan apa jenis motor ini dipakai!
4. Sebutkan gangguan yang mungkin terjadi pada motor universal, dan bagaimana cara merawat dan
memperbaikinya!
5. Mengapa disebut motor shaded pole? Jelaskan pada peralatan apa jenis motor ini dipakai!
6. Sebutkan gangguan yang mungkin terjadi pada motor shaded pole, dan bagaimana cara merawat dan
memperbaikinya!

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 33


10. KEGIATAN BELAJAR 10
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PRAKTIKUM 4

Nama Sekolah : .............................................................................


Mata Pelajaran : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Alokasi Waktu : .............................................................................
Judul : .............................................................................
Nama Kelompok : .............................................................................
Anggota Kelompok : 1. ..........................................................................
2 ...........................................................................
3 ...........................................................................
4 ...........................................................................
A. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan prosedur perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC.
4.3 Melakukan perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC..
B. Indikator
1. Peserta didik dapat memahami prosedur perawatan alat pengaduk (mixer) dengan benar.
2. Peserta didik dapat menerapkan prosedur perawatan alat pengaduk (mixer) dengan benar.
3. Peserta didik dapat melakukan perawatan alat pengaduk (mixer) dengan percaya diri.
C. Tujuan
1. Peserta didik dapat memahami prinsip kerja alat pengaduk (mixer).
2. Peserta didik dapat memahami komponen alat pengaduk (mixer).
3. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana merawat alat pengaduk (mixer).
4. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana merawat alat pengaduk (mixer).
5. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana memperbaiki alat pengaduk (mixer).
6. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana memperbaiki alat pengaduk (mixer).
D. Materi Ringkas
Mixer digunakan untuk mengaduk bahan makanan di dalam mangkok. Alat pengaduk dijalankan oleh motor
universal melaui transmisi roda gigi dan biasanya mixer mempunyai beberapa kecepatan, jadi motor listrik dapat
diatur kecepatannya, kecepatan rendah, sedang dan tinggi melalui saklar pengatur yang berfungsi sebagai pengatur
tegangan yang masuk pada motor.
1. Kerusakan dan cara memperbaiki bagian – bagian mixer
a. Kerusakan pada motor
Kerusakan ini disebabkan karena:
 Tegangan yang dipakai tidak sesuai dengan tegangan kerja peralatan, sehingga motor kemungkinan akan
terbakar.
 Adanya bagian yang hubung singkat pada belitan motor.
 Sikat pada motor aus, “timbul” percikan bunga api. Gantilah sikat arang yang baru sesuai dengan ukuran
dan tipe yang asli.
b. Roda gigi
Roda gigi terletak di atas pengaduk dan ditahan oleh klem plat. Untuk melepas roda gigi, harus membuka
bautnya terlebih dahulu. Roda gigi harus serig diperiksa apakah aus atau giginya ada yang patah. Ggi yang patah
dapat menyebabkan suara yang keras atau dapat menyebabkan pengaduk berhenti berputar. Bila giginyatelah aus
gantilah kedua roda gigi tersebut dengan yang baru dengan memberi silicon sebelum memasang kembali. Roda gigi
harus ditandai dengan titik atau tanda panah agar dapat menempatkan kembali dengan benar. Jika roda gigi telah
terpasang, putar poros motor dengan tangan sampai roda gigi berputar dengan halus dan arah yang benar.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 34


c. Pengaduk
Pengaduk dapat berputar karena diputar oleh motor. Bila pengaduk bengkok atau rusak maka tidak dapat
direparasi. Jlan keluarnya adalah mengganti dengan yang baru yang sesuai tipenya.
d. Kipas
Kipas dipasang dekat motor, bila mixer bersuara keras atau bergetar berlebihan, maka baling – baling kipas
kemungkinan bengkok, luruskan kembali seperti semula dengan tang. Jika pembengkokan tidak memungkinkan
atau beberapa baling – baling telah bengkok, maka lebih baik diganti dengan yang baru yang cocok dengannya.
Kipas ditempatkan pada posisinyaoleh klem penjepit di atas poros. Buka sekrup klem penejepit untuk melepas
kipas.
e. Sakelar
Saklar terletak di atas rumah mixer. Bila motor tidak berputar dan dan permasalahan tidak terjadi pada kabel
penghubung maka kemungkinan kerusakan terjadi pada sakelar. Kekurangan tenaga pada mixer berputar dengan
kecepatan rendah, juga dapat menyebabkan kerusakan pada sakelar.
Periksalah sambungan – sambungan sakelar apakah tersambung dengan kuat dan kontak – kontaknya bersih.
Jika kontak kotor atau korosi, gosoklah dengan ampelas halus, lalu dengan kain lunak. Kencangkan baut pada
terminal.
f. Kabel penghubung
Kerusakan kabel penghubung, hal ini disebabkan karena kelalaian dalam pemakaian dan perawatan. Periksa
apakah kabel tersebut putus atau tidak dengan ohm meter (AVO meter) dan periksa apakah ada isolasi kabel yang
terkelupas. Bila putus atau rusak, sebaiknya ganti dengan kabel penghubung yang baru.
2. Perawatan Mixer
Sebelum melakukan sesuatu terhadap mixer, lepaskan tusuk kontak dari sumber tegangan. Perawatan terhadap
mixer dengan jalan membersihkan dan melumasi komponen – komponen yaitu:
a. Pelumasan motor
Mixer mempunyai lubang minyak di atas motor. Lumasi masing – masing lubang dengan 2 atau 3 tetes minyak
setiap 2 atau 3 bulan, atau lebih jika mixer sering digunakan.
b. Pembersihan sisa makan yang menempel pada mixer
bersihkan sisa – sisa bahan makanan yang menempel pada motor dengan kain lunak. Jangan menggunakan
kertas penggosokan atau ampelas.
c. Pembersihan batalan – bantalan
Setiap 1 ahun sekali, bersihkan dan lumasi bantalan – bantalan tersebut dengan minyak mesin jahit.
d. Pembersihan roda gigi
Setiap 12 – 18 bulan, bukalah plat penjepit roda gigi dan bersihkan roda gigi tersebut. Kemudian lumasi dengan
pelumas silikon.
F. Langkah – Langkah Kegiatan
Keselamatan Kerja
1. Gunakan selalu pakaian kerja agar bekerja lebih leluasa.
2. Pusatkan perhatian pada pekerjaan, jangan sambil bersendau gurau.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Jangan menyambung kabel dalam keadaan berarus.
5. Letakan alat/ bahan ditempat yang aman jangan sampai terinjak atau jatuh.
6. Jika akan membuka/ membongkar peralatan/ objek yang akan dikerjakan hati – hati dalam pengerjaannya.

Langkah Kerja Praktikum


1. Berdo’a sebelum praktek
2. Siapkan alat dan bahan yang sekiranya dibutuhkan, sekalian dicek kondisinya.
3. Cek keadaan alat.
4. Baca dan cermati langkah setiap langkah kerja yang ada pada LKPD ini.
5. Cek kondisi mixer.
6. Perhatikan secara visual kondisi fisik , bagaimana kondisi bagian – bagian dari mixer.
7. Perhatikan secara fungsi, bagaimana fungsi dari bagian – bagian dari mixer tersebut..
8. Setelah mengamati mixer tersebut secara fisik dan fungsi maka ikuti instruksi yang diberikan pada TUGAS
PRAKTIKUM yang dikerjakan dalam pengawasan guru mata pelajaran.
9. Tulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
10. Tuliskan langkah troubleshooting dan buat kesimpulan dari praktikum hari ini.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 35


G. Tugas Praktikum
Pilihlah satu buah penanak nasi, lakukan praktik bongkar pasang dengan prosedur sebagai berikut:
1. Lakukan uji operasi dengan sumber tegangan tentang kondisi mixer.
2. Bongkar mixer sesuai kondisinya lakukan identifikasi bagian – bagiannya dan lakukan pengamatan sesuai
instruksi TABEL PENGAMATAN.
3. Lakukan perawatan/ perbaikan bagian yang memerlukannya.
4. Pasang kembali bagian – bagiannya dan uji coba hasil kerja Anda.
5. Buat laporsan hasil kerja Anda.
H. Tabel Pengamatan

Kondisi Setelah Dilakukan


Kondisi Awal
Perawatan/ Perbaikan
No. Objek Pengamatan Keterangan
Kondisi Fisik Kondisi Fungsi Kondisi Fisik Kondisi Fungsi

I. Langkah – langkah troubleshooting yang dilakukan


......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

J. Kesimpulan
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 36


11. KEGIATAN BELAJAR 11
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PRAKTIKUM 5

Nama Sekolah : .............................................................................


Mata Pelajaran : .............................................................................
Kelas : .............................................................................
Alokasi Waktu : .............................................................................
Judul : .............................................................................
Nama Kelompok : .............................................................................
Anggota Kelompok : 1. ..........................................................................
2 ...........................................................................
3 ...........................................................................
4 ...........................................................................
A. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan prosedur perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC.
4.3 Melakukan perawatan peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC..
B. Indikator
1. Peserta didik dapat memahami prosedur perawatan alat blender dengan benar.
2. Peserta didik dapat menerapkan prosedur perawatan alat blender dengan benar.
3. Peserta didik dapat melakukan perawatan alat blender dengan percaya diri.
C. Tujuan
1. Peserta didik dapat memahami prinsip kerja alat blender.
2. Peserta didik dapat memahami komponen alat blender.
3. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana merawat alat blender.
4. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana merawat alat blender.
5. Peserta didik dapat menerangkan bagaimana memperbaiki alat blender
6. Peserta didik dapat menunjukan bagaimana memperbaiki alat blender.
D. Materi Ringkas
Pada dasarnya blender dirancang untuk memotong dan menghaluskan bahan makanan secara otomatis. Alat
pisau pemotong dihubungkan langsung malalui karet kopling dengan poros moor blender. Jenis – jenis piasu
pemotong disesuaikan dengan jenis bahan makanan yang akan diolah seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 17. Jenis – jenis piasu blender

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 37


1. Bagian – bagian penting dari blender
 Motor penggerak, motor universal
 Tabung gelas
 Pisau pemotong
 Karet kopling motor
 Saklar pengatur kecepatan motor
 Rumah dudukan motor dan kelengkapannya.

Gambar 18. Bagian – bagia blender


2. Gangguan dan Perbaikan kerusakan blender
a. Pisau pemotong
Bilai pisau pemotong berputar lambat kemungkinan terjadi disebabkan oleh sisa makanan yang menggeras
pada poros piasu. Jika ini dibiarkan dapat mengakibatkan motor menimbukan bau hangus dan terbakar.
Langkah perbaikannya adalah melepas bagian pisau pemotong dan bersihkan poros pisau dari karat atau sisa
makanan yang mengeras.
b. Kopling motor
Gigi kopling sering rusak, hal ini disebabkan karena pemasangan dudukan pisau tidak tepat, sehingga terjadi
slip waktu motor berputar
Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 38
c. Gasket
Bila terjadi kebocoran dari tabung gelas, periksalah gasketnya kemungkinan rusak atau aus dan ganti gasket
yang baru.
d. Saklar pengatur
Bila saklar tidak dapat dioperasikan normal atau macet, ini disebabkan saklar kotor. Bersihkan dengan sikat
halus atau dengan cairan pembersih kontak (contact cleaner).
e. Sikat arang pada motor listrik
Bila terjadi percikan api yang besar, ini disebabkan oleh sikat arang yang sudah aus atau pegas penekan sikat
sudah lemah.
f. Motor listrik
Bila beban terlalu berat, ini akan menyebabkan kemungkinan motornya akan terbakar. Bila gulungan motor
terbakar, harus digulung ulang oleh orang yang ahli dalam pekerjaan tersebut.
3. Penggunaan dan Perawatan Blender
a. Selalu yakinkan bahwa tabung gelas plender sudah terpasang dengan tepat dan kokoh.
b. Gunakan mata pisau pemotong yang sesuai dengan penggunaanya (lihat buku manual alat blender
tersebut).
c. Hal ini untuk menghindari beban yang terlalu berat, sehingga mengakibatkan motor kemungkinan
terbakar.
d. Bersihkan blender sehabis dipakai dan cuci pisau pemotong dengan air dan sedikit detergen, kemudian
keringkan.
e. Lepaskan tabung gelas, jalankan motor dalam beberap detik (10 detik)
f. Jangan terlalu lama menjalankan motor blender, baca aturan pemakaiannya. Hal ini untuk menghindari
panasnya motor.
g. Perhatikan tegangan kerja peralatan, hal ini sangat penting sebelum menghubungkan peralatan ke sumber
tegangan atau kotak – kontak yang ada.
Tabel 4. Troubleshooting pada blender
No. Kemungkinan Kerusak Kemungkinan Penyebab Kerusakan Pemecahan

1. Blender tidak berputar  Tidak ada tegangan  Priksa kabel penghungung, tusuk – kontak dan
 Saklar rusak kotak – kontak.
 Sikat arang aus  Periksa sekering, MCB pada panel.
 Pengatur kecepatan rusak  Perbaiki rangkaian
 Motor rusak  Periksa saklar jika rusak ganti dengan yang baru.
 Periksa sikat, jika rusak ganti yang baru
 Periksa saklar rotary kecepatan, jika rusak ganti
yang baru.
 Periksa kondisi mekaniknya, kemungkinan laker
atau kipas tersangkut benda lain.
 Periksa kawat spul kemungkinan putus atau
terbakar, jika putus sambungkanlah dengan cara
dibersihkan dan di solder, jika kebakar lilitlah
ulang (re winding)
2. Blender bertegangan  Kabel penghubung rusak  Periksa kabel penghubung kemungkinan ada
 Hubung singkat pada sistem yang lecet, gant dengan yang baru
kelistrikan  Periksa kelistrikannya, kemungkinan ada kabel
yang lecet didalam dan terhubung dengan bodi,
hindarkan kabel tersebut.
3. Timbul bunga api  Sikat arang telah aus  Periksa sikatnya, jika aus ganti yang baru.
 Motor rusak  Periksa kondisi mekaniknya, kemungkinan laker
atau kipas tersangkut benda lain.
 Periksa kawat spul kemungkinan putus atau
terbakar, jika putus sambunglah dengan cara
dibersihkan dan disolder, jika kebakar lilitlah
ulang (re winding).
 Periksa komutatornya, kemungkinan sudah tidak
rata, pecah, aus dan lain – lain gantilah rotor
atau lilit ulang jika memungkinkan.
4. Motor bekerja tetapi tidak  Motor coupler  Bersihkan motor coupler jika kotor.
dapat dipakai.  Coupler  Gantilah motor coupler jika sudah aus.
 Washers  Bersihkan coupler jika kotor.
 Bearing housing  Gantilah coupler jika sudah aus.
 Chapper blades  Gantilah washers jika sudah tidak dapat rapat
lagi (bocor).
 Periksa bearing housing, jika rusak ganti ynag
baru.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 39


 Periksa chapper blades kemungkinan sudah tidak
tajam lagi, jika demikian gantilah yang baru.
 Periksalah sepinya kemungkinan lepas dari as
blender.
5. Motor terlalu panas  Motor kotor  Bersihkan dan lumasi motor.
 Motor rusak  Periksa kondisi mekaniknya, kemungkinan laker
atau kipas tersangkut benda lain.
 Periksa kawat spul kemungkinan putus atau
terbakar, jika putus sambunglah dengan cara
dibersihkan dan di solder, jika kebakar lilitlah
ulang (re winding)
6. Pisau tidak berputar  Pisau tidak mengunci pada unit  Tekan pisau keporos sampai terkunci benar.
 Baling – baling pisau bengkok  Gantilah pisau yang baru.
 Roda gigi aus atau rusak  Bersihkan dan lumasi roda gigi
 Bantalan perlu pelumasan  Lumasi bantalan – bantalan.
7. Getaran berlebihan  Klem penjepit pisau lepas.  Kencangkan klem penjepit pisau
 Roda gigi aus atau rusak  Gantilah roda gigi

F. Langkah – Langkah Kegiatan


Keselamatan Kerja
1. Gunakan selalu pakaian kerja agar bekerja lebih leluasa.
2. Pusatkan perhatian pada pekerjaan, jangan sambil bersendau gurau.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Jangan menyambung kabel dalam keadaan berarus.
5. Letakan alat/ bahan ditempat yang aman jangan sampai terinjak atau jatuh.
6. Jika akan membuka/ membongkar peralatan/ objek yang akan dikerjakan hati – hati dalam pengerjaannya.

Langkah Kerja Praktikum


1. Berdo’a sebelum praktek
2. Siapkan alat dan bahan yang sekiranya dibutuhkan, sekalian dicek kondisinya.
3. Cek keadaan alat.
4. Baca dan cermati langkah setiap langkah kerja yang ada pada LKPD ini.
5. Cek kondisi blender.
6. Perhatikan secara visual kondisi fisik , bagaimana kondisi bagian – bagian dari blender.
7. Perhatikan secara fungsi, bagaimana fungsi dari bagian – bagian dari blender tersebut..
8. Setelah mengamati blender tersebut secara fisik dan fungsi maka ikuti instruksi yang diberikan pada TUGAS
PRAKTIKUM yang dikerjakan dalam pengawasan guru mata pelajaran.
9. Tulis hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
10. Tuliskan langkah troubleshooting dan buat kesimpulan dari praktikum hari ini.

G. Tugas Praktikum
Pilihlah satu buah penanak nasi, lakukan praktik bongkar pasang dengan prosedur sebagai berikut:
1. Lakukan uji operasi dengan sumber tegangan tentang kondisi blender.
2. Bongkar blender sesuai kondisinya lakukan identifikasi bagian – bagiannya dan lakukan pengamatan sesuai
instruksi TABEL PENGAMATAN.
3. Lakukan perawatan/ perbaikan bagian yang memerlukannya.
4. Pasang kembali bagian – bagiannya dan uji coba hasil kerja Anda.
5. Buat laporsan hasil kerja Anda.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 40


H. Tabel Pengamatan

Kondisi Setelah Dilakukan


Kondisi Awal
Perawatan/ Perbaikan
No. Objek Pengamatan Keterangan
Kondisi Fisik Kondisi Fungsi Kondisi Fisik Kondisi Fungsi

I. Langkah – langkah troubleshooting yang dilakukan


......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

J. Kesimpulan
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 41


12. KEGIATAN BELAJAR 12
TUGAS INDIVIDU
Pada kegiatan belajar ini peserta didik akan membuat satu buah review tentang peralatan listrik yang
menggunakan pemanas yang ada dirumah masing – masing peserta didik, dibuat dalam satu buah video
singkat dengan tema deskripsi/ penjelasan tentang unit (fungsi dan bagian – bagian peralatan listrik tsb), cara
merawat, dan cara troubleshooting jika terjadi permasalahan pada alat tersebut. Untuk memudahkan peserta
didik dalam proses pengerjaan tugas individu ini ikuti instruksi berikut ini:
1. Pilihlah salah satu peralatan listrik yang menggunakan pemanas yang ada dirumah kalian.
2. Siapkan kamera (HP, Handycam, SLR atau peralatan yang bisa digunakan untuk merekam).
3. Pelajari tentang peralatan yang kalian pilih secara mandiri (bisa membaca modul/ browsing).
4. Siapkan point – point yang akan disajikan ketika proses review alat tersbut.
5. Pahami fungsi dari unit yang kalian pilih, bagian – bagiannya apa saja, dan fungsi dari tiap bagiannya itu
apa saja.
6. Pahami bagaimana cara merawat dari unit tersebut.
7. Pahami bagaimana cara troubleshooting/ mengatasi masalah jika terjadi permasalhan dari unit tersebut.
8. Buat 1 buah video dengan durasi tidak lebih dari 15 menit. (proses editing viedo diperbolehkan).
9. file di simpan pada satu buah flashdisk, dan dikirimkan kepada guru mata pelajaran dalam bentuk soft file.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 42


13. KEGIATAN BELAJAR 13
TUGAS INDIVIDU
Pada kegiatan belajar ini peserta didik akan membuat satu buah review tentang peralatan listrik yang
menggunakan motor listrik DC yang ada dirumah masing – masing peserta didik, dibuat dalam satu buah
video singkat dengan tema deskripsi/ penjelasan tentang unit (fungsi dan bagian – bagian peralatan listrik tsb),
cara merawat, dan cara troubleshooting jika terjadi permasalahan pada alat tersebut. Untuk memudahkan
peserta didik dalam proses pengerjaan tugas individu ini ikuti instruksi berikut ini:
1. Pilihlah salah satu peralatan listrik yang menggunakan motor listrik DC yang ada dirumah kalian.
2. Siapkan kamera (HP, Handycam, SLR atau peralatan yang bisa digunakan untuk merekam).
3. Pelajari tentang peralatan yang kalian pilih secara mandiri (bisa membaca modul/ browsing).
4. Siapkan point – point yang akan disajikan ketika proses review alat tersbut.
5. Pahami fungsi dari unit yang kalian pilih, bagian – bagiannya apa saja, dan fungsi dari tiap bagiannya itu
apa saja.
6. Pahami bagaimana cara merawat dari unit tersebut.
7. Pahami bagaimana cara troubleshooting/ mengatasi masalah jika terjadi permasalhan dari unit tersebut.
8. Buat 1 buah video dengan durasi tidak lebih dari 15 menit. (proses editing viedo diperbolehkan).
9. file di simpan pada satu buah flashdisk, dan dikirimkan kepada guru mata pelajaran dalam bentuk soft file.

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 43


14. KEGIATAN BELAJAR 14
TES FORMATIF
PILIHAN GANDA
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pilihlah
jawaban a, b, c atau d pada lembar jawaban.
1. Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan untuk mencegah terjadinya kerusakan disebut .....
a. Preventive maintenance
b. Corrective maintenance
c. Running maintenance
d. Shut-down maintenance
2. Tujuan perawatan adalah seperti penyataan di bawah ini, kecuali ....
a. Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
b. Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
c. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
d. Untuk meningkatkan hasil produksi
3. Penyetelan bagian – bagian/ komponen peralatan adalah merupakan bagian dari ....
a. Perawatan harian
b. Perawatan berkala
c. Perawatan pencegahan
d. Perawatan perbaikan
4. agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan tepat, diperlukan pengetahuan tentang
peralatan yang didiagnosa, antara lain....
a. Spesifikasi peralatan
b. Jenis peralatan
c. Cara kerja peralatan
d. Merek peralatan
5. Salah satu jenis bahan pencegah korosi adalah ...
a. Cat
b. Grease
c. Oli
d. Silicon
6. Prinsip kerja setrika listrik adalah ...
a. Mengubah energi listrik menjadi energi kinetik.
b. Mengubah energi listrik menjadi energi panas
c. Mengubah energi panas menjadi energi listrik
d. Mengubah energi listrik menjadi energi listrik
7. Pengatur panas pada setrika listrik adalah memanfaatkan kerja ....
a. Rotary switch
b. Nikelin
c. Bimetal
d. Timer
8. Sumber panas pada setrika listrik uap menggunakan bahan ....
a. Batu tahan api
b. Air panas
c. Kawat nikelin
d. Lilitan tembaga
9. Salah satu penyebab setrika listrik menjadi kurang panas adalah .....
a. Kabel power pada setrika putus
b. Lilitan kawat nikelin putus ditengah
c. Besi pengumpul panas kotor
d. Penyetelan bimetal kurang tepat
10. Sumber panas pada pemanggang roti menggunakan ...
a. Thermostat
b. Kawat nikelin
c. Bimetal
d. Elemen mika
11. Gerakan naik kembali dudukan roti pada pemanggang roti berdasarkan kerja ....
a. Thermostat
b. Pegas mekanik
c. Bimetal
d. Tombol pengatur

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 44


12. Pada pemeriksaan elemen pemanas pemanggang roti kapasitas kecil (<300W), dinyatakan masih baik jika
nilai tahanannya merujuk...
a. Mendekati nol
b. Mendekati tak terhingga
c. 150 Ohm
d. 300 Ohm
13. Apabila hasil pemanggang roti terlalu hitam/ hangus, maka kemungkinan kesalahannya adalah ....
a. Pengatur waktunya terlalu lama
b. Sumber panasnya rusak
c. Bimetal kurang tekan
d. Bahan rotinya kurang baik
14. Pernyataan berikut ini adalah penyebab kerusakan pemanggang roti pada umumnya, kecuali....
a. Pemakaian yang kontinu
b. Kotor karena lemak dan sisa pembakarannya
c. Elemen pemanas putus
d. Kesalahan pemakaian
15. Cara merawat pemanggang roti yang paling efektif dan ekonomis adalah dengan cara ....
a. Pemakaian yang sekali – kali saja
b. Membersihkan setiap selesai dipakai
c. Menyimpan di dalam kotak tertutup
d. Mengganti komponen yang sudah aus
16. Pada kebanyakan rice cooker yang diperdagangkan sekarang elemen pemanasnya berbentuk ...
a. Lilitan nikelin pada pan bagian dalam
b. Pelat nikelin yang dililitkan pada bagian samping
c. Nikelin dalam pipa solid ditempatkan pada bagian bawah
d. Pipa nikelin yang ditempatkan di sekeliling badan alat
17. Agar penanakan nasi hasilnya baik, rice cooker disebut juga sebagai slow cooker dengan alasan ....
a. Waktu pemansan terlalu lama
b. Panas awal yang dihasilkan cukup lama
c. Panas setelah penanakan bertahan lama
d. Waktu penanakan cukup lama
18. Pada rice cooker yang mempunyai dua posisi saklar warm dan cooking apabila pada posisi warm berarti ..
a. Nasi telah matang dan tetap dipertahankan hangat
b. Pemanasan awal untuk proses penanakan nasi
c. Nasi belum matang dan sedang dalam penanakan
d. Penanakan nasi telah selesai dan harus dimatikan
19. Bagian – bagian yang mungkin terjadi kerusakan pada rice cooker adalah sebagai berikut, kecuali ...
a. Kabel tenaga/ power putus
b. Elemen pemanas putus
c. Bimetal putus
d. Saklar rusak
20. Disebut motor split phase karena mempunyai kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan ini
dibedakan berdasarkan ....
a. jumlah lilitan kawat tembaga
b. Penampang kawat tembaga
c. Kemampuan dilalui arus
d. Semua jawaban di atas benar
21. Pada kumparan bantu dipasang saklar sentrifugal gunanya untuk memutus arus pada kumparan bantu bila
putaran motor telah mencapai ...
a. 60% putaran nominal
b. 75% putaran nominal
c. 90% putaran nominal
d. 100% putaran nominal
22. Salah satu penggunaan motor kapasitor pada peralatan listrik rumah tangga adalah pada....
a. Mesin cuci
b. Mixer
c. Blender
d. Pompa aquarium

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 45


23. Motor universal banyak dipakai pada peralatan rumah tangga. Berikut ini peralatan yang bukan
menggunakan motor universal adalah .....
a. Mixer
b. Blender
c. Bor listrik
d. Pompa aquarium
24. Pengertian universal pada motor universal adalah ....
a. Dapat beroperasi pada tegangan AC ataupun DC
b. Dapat dipakai pada semua peralatan rumah tangga
c. Dapat dipakai pada semua negara di dunia
d. Dapat beroperasi pada tegangan rendah maupun tinggi
25. Salah satu ciri dari peralatan yang menggunakan motor universal, pada bagian motornya terdapat ...
a. Kapasitor
b. Sikat arang
c. Kumparan bantu
d. Cincin geser
26. Salah satu penyebab gangguan pada motor universal hingga kumparan magnitnya terbakar adalah ...
a. Sikat arang sudah pendek
b. Komutator kotor
c. Tegangan tidak sesuai
d. Putaran motor terlalu tinggi
27. Penggunaan motor shaded pole pada peralatan rumah tangga terbatas. Salah satu penggunannya adalah
pada ...
a. Hair drier
b. Mixer
c. Bor listrik
d. Kipas angin kecil
28. Fungsi mixer adalah sebagai alat rumah tangga untuk ...
a. Pengaduk bahan makanan
b. Penghancur bahan makanan
c. Pengocok telur
d. Penggiling bahan kue
29. Pengaturan kecepatan putaran pada mixer dengan cara ...
a. Menggeser tap pada lilitan medan
b. Mengatur arus tegangan masukan motor
c. Memberi tahanan depan pada lilitan
d. Mengatur tegangan masukan motor
30. Bagian mekanik mixer yang sering aus karena frekuensi pemakaian dengan beban yang berat adalah ...
a. Kipas
b. Roda gigi
c. Gigi ulir
d. Pengaduk
31. Berikut ini adalah cara perawatan rutin mixer, kecuali ....
a. Pelumasan motor
b. Pembersihan roda gigi
c. Penggantian spare part
d. Pembersihan sisa bahan makanan
32. Fungsi blender adalah sebagai alat rumah tangga untuk ...
a. Mengaduk bahan makanan
b. Menghaluskan bumbu atau buah
c. Mengocok telur
d. Mencampur bahan makanan
33. Jenis motor yang dipakai sebagai pemutar pisau pada blender adalah ...
a. Motor shaded pole
b. Motor kapasitor
c. Motor universal
d. Motor DC
34. Pengatur kecepatan putaran pada blender dengan cara...
a. Mengatur tegangan masukan motor
b. Mengatur arus masukan motor
c. Memberi tahanan depan pada lilitan
d. Menggeser tap pada lilitan medan
Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 46
35. Bagian mekanik blender yang sering aus karena frekuensi pemakaian dengan beban yang berat adalah ...
a. Bantalan poros
b. Pisau pemotong
c. Gasket
d. Kopling karet
36. Pernyataan berikut ini adalah cara – cara perawatan blender yang efektif dan ekonomis kecuali ...
a. Perhatikan tegangan kerja blender
b. Jangan terlalu lama menjalankan motor blender
c. Gantilah pisau setiap kali pemakaian
d. Bersihkan blender sehabis dipakai.
37. Jenis motor yang digunakan pada hair drier adalah sejenis ..
a. Motor shaded pole
b. Motor DC
c. Motor universal
d. Motor split phase
38. Kebanyak kipas angin menggunakan jenis motor ....
a. Universal
b. Shaded pole
c. Motor DC
d. Motor kapasitor
39. Bagian mekani kipas angin yang sering rusak karena pemakaian yang kurang baik adalah ...
a. Kipas
b. Roda gigi swing
c. Saklar
d. Rumah kipas
40. Pengaturan putaran pada kipas angin dilakukan dengan cara .....
a. Pengaturan tegangan masukan
b. Pengaturan arus masukan
c. Pengaturan jumlah kumparan stator
d. Pengaturan arus rotor.

ESSAY

1. Sebutkan komponen kipas angin?


2. Bagaimana cara memperbaiki apabila kipas angin tidak panas?
3. Sebutkan bagian – bagian utama mixer dan jelaskan masing – masing fungsinya!
4. Jenis motor apa yang digunakan pada mixer? Jelaskan alasannya!
5. Sebutkan gangguan yang mungkin terjadinya pada blender dan bagaimana cara merawat/ memperbaikinya?

>> Selamat Mengerjakan <<

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 47


DAFTAR PUSTAKA

Al Kula Faurasyidi. F.S, 2010. Perbaikan dan Perawatan Peralatan Rumah Tangga Listrik. Modul SMK
Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Klaten Utara
Gator priota ,2003. Perawatan peralatan rumah tangga : Dikmenjur
Prih sumardjati 2008 teknik pemanfaatan tenaga listrik dikmenjur
Modul P3LRT tentang pesawat pemanggang roti
Buku kejuruan tentang pesawat pemanggang roti
Modul P3LRT tentang rice cooker
Buku kejuruan tentang rice cooker

Perbaikan Peralatan Listrik – Firman Yus Fahrudin, S.Pd| 48

Anda mungkin juga menyukai