Anda di halaman 1dari 46

MODUL

INSTALASI TENAGA LISTRIK

XI
SEMESTER 3
FAHWAN FAISHAL, S.PD.
SMK PASUNDAN 2 BANJARAN
TAHUN AJARAN 2020-2021
MODUL
INSTALASI TENAGA LISTRIK KELAS XI
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

DISUSUN OLEH
FAHWAN FAISHAL, S.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PASUNDAN


SMK PASUNDAN 2 BANJARAN
KABUPATEN BANDUNG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan modul Instalasi Tenaga Listrik (ITL) untuk siswa kelas XI SMK
PASUNDAN 2 Banjaran. Modul ini dilengkapi dengan latihan soal untuk menguji
pemahaman siswa terkait dengan materi yang terdapat pada modul. Dalam modul Instalasi
Tenaga Listrik (ITL) ini akan dibahas mengenai 10 kompetensi dasar materi Instalasi Tenaga
Listrik(ITL).
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain modul ini, terutama keluarga saya yang telah memberikan semangat sehingga
pembuatan modul ini dapat selesai. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya para peserta didik.

Bandung, Juli 2020

Fahwan Faishal,S.Pd.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Deskripsi ............................................................................................................... 1
B. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................................ 1
C. Batasan Waktu ...................................................................................................... 2
D. Kompetensi Inti/ Kompetensi Dasar ..................................................................... 2
II. PEMBELAJARAN` .................................................................................................. 4
A. Rencana Belajar Siswa .......................................................................................... 4
B. Kegiatan Belajar.................................................................................................... 4
1. Kegiatan Belajar 1(KD 3.1.) ........................................................................... 4
2. Kegiatan Belajar 2(KD 3.1.) ........................................................................... 7
3. Kegiatan Belajar 3(KD 3.2.) ........................................................................... 7
4. Kegiatan Belajar 4(KD 3.2.) ........................................................................... 9
5. Kegiatan Belajar 5(KD 3.2.) ......................................................................... 10
6. Kegiatan Belajar 6(KD 3.2.) ......................................................................... 13
7. Kegiatan Belajar 7(KD 3.3.) ......................................................................... 14
8. Kegiatan Belajar 8(KD 3.3.) ......................................................................... 17
9. Kegiatan Belajar 9(KD 3.3.) ......................................................................... 20
10. Kegiatan Belajar 10(KD 3.3.) ....................................................................... 22
11. Kegiatan Belajar 11(KD 3.4.) ....................................................................... 23
12. Kegiatan Belajar 12(KD 3.4.) ....................................................................... 32
13. Kegiatan Belajar 13(KD 3.5.) ....................................................................... 32
14. Kegiatan Belajar 14(KD 3.5.) ....................................................................... 37
III. EVALUASI .............................................................................................................. 38
A. Kognitif Skill ...................................................................................................... 38
B. Psikomotor Skill.................................................................................................. 40
C. Attitude Skill ....................................................................................................... 40
IV. PENUTUP................................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA

ii
I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini adalah modul mata pelajaran Instalasi Tenaga Listrik untuk kelas XI. Modul ini
digunakan selama tahun ajaran 2020-2021. Untuk mata pelajaran Instalasi Tenaga Listrik
kelas XI terdapat 10 Kompetensi Dasar (KD). Untuk semester ganjil akan digunakan 5
Kompetensi Dasar (KD) diantaranya:
1. 3.1 Memahami Instalasi tenaga listrik satu fasa,
2. 3.2 Memahami gambar kerja (rancangan) pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa,
3. 3.3 Menentukan jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1
fasa,
4. 3.4 Menerapkan Standing Operational Precedure (SOP) pada pemasangan instalasi
penerangan, panel dan petir, dan
5. 3.5 Menerapkan K3 (Keamanan , Keselamatan ketenagalistrikan dan Keselamatan kerja)
pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.
Untuk semester Genap akan digunakan 5 Kompetensi Dasar (KD) diantaranya:
1. 3.6 Menerapkan penggunaan alat kerja dan material kerja pada pemasangan instalasi
penerangan, panel dan petir.
2. 3.7 Memahami instalasi dan pengukuran sistem pembumian.
3. 3.8 Menjelaskan sistem dan komponan penyalur petir (Lighting rod).
4. 3.9 Memahami prosedur pemasangan instalasi penangkal petir (Lighting rod).
5. 3.10 Memahami Instalasi tenaga listrik 3 fasa.

B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Dalam pembelajaran modul ini, ada beberapa petunjuk penggunaan modul. Petunjuk ini
dibuat agar siswa terarah dalam pembelajarannya. Diwajibkan sebelum membaca materi,
baca terlebih dahulu petunjuk penggunaan modul ini. Untuk petunjuk penggunaan modul
diantaranya:
1. Bacalah tiap tahapan kegiatan belajar step by step (satu persatu).
2. Ingat! Bila tidak paham materi atau soal atau tugas yang disampaikan pada modul ini.
Langsung tanyakan kepada guru instalasi tenaga listrik. Untuk menghubungi guru
diharuskan sesuai dengan jadwal pelajaran. Apabila diluar jadwal pelajaran, mohon maaf
apabila tidak dijawab dan tidak dibalas pertanyaannya.
3. Ingat! Bagi yang asal-asalan mengerjakan, mencontek tugas dari teman, memberikan
tugasnya kepada teman sehingga bisa ditiru dan dicopy paste oleh temannya dan
semacamnya. Mohon maaf nilainya dikasih 0 dan dikasih tugas baru oleh guru instalasi
tenaga listrik.
4. Bagi yang terus melakukan hal-hal seperti pada poin no.3 dan tidak mengerjakan tugas-
tugasnya tanpa keterangan selama 2 minggu. Siswa nanti akan diarahkan oleh guru
instalasi tenaga listrik untuk melakukan bimbingan.
5. Setelah melakukan bimbingan, siswa melakukan lagi hal-hal pada poin no.3 dan tidak
mengerjakan tugas-tugasnya tanpa keterangan selama 1 minggu. Siswa nanti akan
diarahkan oleh guru instalasi tenaga listrik untuk melakukan bimbingan bersama orang
tua, wali kelas, dan guru BK.
6. Setelah melakukan hal-hal pada poin no.5, siswa masih melakukan lagi hal-hal pada poin
no.3 dan tidak mengerjakan tugas-tugasnya tanpa keterangan selama 1 minggu. Guru
instalasi tenaga listrik akan menganggap siswa sudah siap dengan konsekuensi nilai
dibawah KKM pada semester ini.

1
7. Bagi yang ingin mengetahui nilai, bisa buka situs yang sudah disediakan oleh guru
instalasi tenaga listrik atau bisa via WA guru bersangkutan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
8. Bagi yang dikasih tanda kuning nilainya artinya pengumpulan tugas siswa tidak sesuai
jadwal pelajaran. Diluar tanda kuning, pengumpulan tugas siswa sesuai dengan jadwal
pelajaran.

C. Batasan Waktu
Untuk batasan waktu pengumpulan tugas harian dan tes formatif:
1. Batasan waktu pengumpulannya yaitu sesuai jadwal mata pelajaran.
2. Bagi yang mengumpulkan sesuai jadwal, batas nilai minimal yang akan diberi yaitu 85.
3. Bagi yang mengumpulkan telat seminggu, batas nilai minimal yang akan diberi yaitu 80.
4. Bagi yang mengumpulkan lebih dari seminggu, batas nilai minimal yang akan diberi yaitu
75.

D. KOMPETENSI INTI/ KOMPETENSI DASAR

2
3
II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
Pembelajaran ini direncanakan untuk dua semester yaitu semester ganjil dan semester
genap. Semeter ganjil diperkirakan mulai bulan Juli 2020 sampai dengan bulan Desember
2020. Semester genap diperkirakan mulai bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Juni
2021. Tergantung situasi dan kondisi yang ditetapkan oleh pihak sekolah maupun
pemerintah. Pembelajaran ini direncanakan satu semester 20 kali pertemuan. Dijumlahkan
total selama dua semester 40 kali pertemuan. Tiap pembelajaran siswa dituntut memahami
materi yang disampaikan dan mengerjakan tugas-tugas atau lembar kerja yang diberikan,
sehingga siswa dituntut untuk belajar lebih mandiri dan lebih aktif. Siswa yang lebih cepat
dalam pengerjaan tugas dan lembar kerja boleh melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya.
Dan diperkirakan selama dua semester tidak memungkinkan mencapai 40 kali pertemuan.
Untuk siswa yang mencapai 40 kali pertemuan berhak mendapat nilai tambahan dan termasuk
kedalam kategori pengayaan.

B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1 (K.D. 3.1.)
Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang Instalasi tenaga listrik satu fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami instalasi tenaga listrik 1
fasa/phase.

b. Uraian Materi
Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik
untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi
listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab dengan
lingkungan sekitarnya.
1) Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Saklar dan Lampu
Kita akan lakukan Instalasi kabel Phase / tegangan untuk Saklar terlebih dahulu,
menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.
Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih
dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian
instalasi. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi
menuju salah satu input terminal pada Saklar. Sambungkan kembali kabel berwarna
merah dari output saklar menuju salah satu terminal lampu. Untuk Saklar Seri
(Jumlah terminal output sesuai dengan banyaknya tombol yang tersedia).
Instalasi kabel untuk Phase / tegangan sudah beres, sekarang kita akan melakukan
Instalasi kabel 0 / Netral.
Instalasi kabel 0 / Netral kita gunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel
hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal lampu. Instalasi Listrik 1 Phase
pada Lampu dan Saklar sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi
yang telah kita kerjakan.
Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar sebagai berikut :
Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah
aliran listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. tekan tombol
pada saklar, maka lampu akan menyala, matikan tombol saklar maka lampu akan
padam. Mudah bukan.

4
Jika masih bingung, ikuti jalur Instalasinya pada gambar dibawah ini.

Instalasi 1 Phase Lampu & Saklar

2) Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Stop Kontak


Fungsi Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai penghubung
antara peralatan-peralatan listrik yang akan digunakan dengan sumber listrik yang
berasal dari PLN.
Cara pemasangan Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut :
Selalu pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati
sebelum melakukan proses Instalasi, sebagai langkah pengamanan agar tidak
tersengat aliran Listrik. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang
Kombinasi, tespen dan obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh
: Merah & Hitam).
Kita akan lakukan Instalasi kabel untuk Phase / tegangan untuk Stop Kontak
terlebih dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase /
tegangan.
Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih
dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian
instalasi Stop Kontak. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB
pembagi menuju salah satu input terminal pada Stop Kontak.
Instalasi kabel untuk Phase / tegangan Stop Kontak sudah beres, sekarang kita
akan melakukan Instalasi kabel 0 / Netral.
Instalasi kabel 0 / Netral untuk Stop Kontak menggunakan kabel berwarna hitam.
Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal Stop Kontak.
Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontakr sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba
rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.
3) Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontak sebagi berikut :
Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah
aliran listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. Kemudian
tes lobang Stop kontak menggunakan tespen. Jika Instalasinya benar, maka salah satu
dari 2 lobang Stop Kontak teraliri listrik. Jika sudah OK, maka Stop Kontak siap
digunakan untuk menyambungkan peralatan-peralatan listrik. Mudah bukan.
Jika masih bingung, ikuti jalur Instalasinya pada gambar dibawah ini.

5
Instalasi 1 Phase Stop Kontak

c. Rangkuman
Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik
untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi
listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab dengan
lingkungan sekitarnya.

d. Lembar Kerja
- Daring online
Coba perhatikan instalasi tenaga listrik dirumah. Ada berapa komponen listrik
yang dipakai dalam instalasi tenaga listrik dirumahmu? Sebutkan komponen nya dan
kegunaan/fungsi dari masing-masing komponen listrik tersebut! Praktekan di rumah
pemasangan stop kontak 1 fasa/phase yang tidak terpakai dan saat praktek diharapkan
tidak teraliri listrik atau kalau tidak ada cukup dengan penjelasan cara pemasangan
instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase. Buatlah video mengenai tugas ini dengan struktur
penjelasannya di bawah ini:
1) Nama, kelas dan sekolah (beserta ig instagram/ channel youtube kalau punya)
Contoh: assalamualaikum halo kawan kawan nama saya fahwan kelas XI Listrik 6
saya berasal dari sekolah SMK Pasundan 2 Banjaran. Ig instagram saya adalah
Browawa dan channel youtube saya adalah Boyzer. Silahkan di follow dan di
subscribe yah kawan kawan.
2) Pengertian instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase
Contoh: instalasi tenaga listrik adalah (dijelaskan oleh kalian)
instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase adalah (dijelaskan oleh kalian)
3) Penjelasan kegunaan/fungsi masing-masing komponen instalasi tenaga listrik 1
fasa/phase
Contoh: untuk komponen yang dipakai untuk instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase
diantaranya:
1. Stop kontak 1 fasa/phase
Stop kontak adalah (dijelaskan oleh kalian)
2. Dan seterusnya....
4) Praktekan di rumah pemasangan stop kontak 1 fasa/phase yang tidak terpakai dan
saat praktek diharapkan tidak teraliri listrik atau kalau tidak ada stop kontaknya
cukup dengan penjelasan cara pemasangan instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase.
Diharapkan kalau memilih praktek di rumah harus di awasi oleh orang tua supaya
tidak terjadi hal yang tidak di inginkan dan harus menggunakan K3 dan SOP.
Untuk SOP bisa dibuat terlebih dahulu atau boleh searching di internet. Kalau
tidak menggunakan K3 dan SOP dan tanpa ada kehadiran orang tua tidak
diperbolehkan untuk praktek.
Contoh: Saya akan langsung saja mempraktekan instalasi tenaga listrik 1
fasa/phase tanpa adanya arus listrik dengan dipantau oleh orang tua saya (sambil

6
di arahkan kamera ke orang tua). Antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelum praktek harus mengikuti K3 dan SOP yang dipakai. (sambil diliatkan K3
dan SOP yang dipakai). Dan seterusnya...
5) Survey komponen instalasi tenaga listrik yang terpasang dirumah beserta dengan
penjelasannya
Contoh: langsung saja kita melakukan survey di rumah saya sendiri. Untuk di
ruang tamu, komponen instalasi tenaga listrik yang terpakai adalah 1 stop kontak
(sambil dizoom komponennya). Karena tidak terlalu banyak yang memakai stop
kontak di ruang tamu. Jadi cukup 1 stop kontak saja. Dan seterusnya....
- Tatap muka
Lakukan praktek sesuai dengan gambar pada materi di modul dan arahan dari
guru instalasi tenaga listrik.

2. Kegiatan Belajar 2 (K.D. 3.1.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang Instalasi tenaga listrik satu fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami instalasi tenaga listrik 1
fasa/phase.

b. Tugas
Membaca materi sebelumnya dan materi tambahan yang diberi oleh guru instalasi
tenaga listrik. Setelah membaca siswa dipersilahkan mencari materi tambahan yang
lain yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari. Sehingga siswa
lebih siap dan lebih percaya diri untuk mengikuti tes formatif. Sebelum dimulai tes
formatif, siswa diperbolehkan menanyakan materi yang belum paham. Untuk tes
formatif disesuaikan dengan kondisi dan situasi, biasanya melalui daring online. Situs
nanti akan ditentukan oleh guru instalasi tenaga listrik. Apabila tidak bisa melakukan
daring online, silahkan mengerjakan soal yang telah disediakan pada modul ini. Untuk
yang mengerjakan tes formatif di modul, hasilnya silahkan di ketik menggunakan
software microsoft word atau di foto. File hasil pengerjaan tes formatif di kirim ke
guru instalasi tenaga listrik.

c. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik!
2. Apa perbedaan instalasi tenaga listrik 1 fasa dan 3 fasa!
3. Apa saja alat dan bahan yang harus disiapkan ketika akan melakukan pemasangan
instalasi tenaga listrik 1 fasa!
4. Bagaimana cara pemasangan instalasi tenaga listrik 1 fasa stopkontak? Jelaskan!
5. Coba jelaskan cara mengecek instalasi tenaga listrik 1 fasa:
a. Pengecekan tegangan listrik menggunakan avometer
b. Pengecekan arus listrik menggunakan avometer

3. Kegiatan Belajar 3 (K.D. 3.2.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang gambar kerja (rancangan)
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menggambar rancangan kerja
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.

7
b. Uraian Materi
1) Pengertian Gambar Teknik
Sebelum mengenal gambar teknik lebih jauh sebaiknya kita mengetahui dulu
pengertian dari gambar itu sendiri. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat
bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk
dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan
dan sebagainya.”
Sejak dahulu kala gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antar individu
manusia dan sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai
bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang-orang
teknik. Gambar teknik mesin merupakan dasar yang harus di kuasai oleh seorang ahli
mesin (mekanik), baik sebagai perencana, maupun sebagai pembuat, karena setiap
perancanaan akan dituangkan kedalam gambar kerja bengkel, yang diperlukan sebagai
referensi atau patokan.
2) Fungsi gambar teknik
Gambar teknik berfungsi sebagai bahasa tertulis dalam bentuk gambar antara
perencana dan pelaksana, sebagai konsekuensinya kedua pihak harus betul-betul
memahami dalam arti harus dapat membuat, membaca dan mengoreksi gambar.
Gambar teknik juga mengandung unsur seni, tetapi juga harus memperhatikan aturan-
aturan tertentu, seperti di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar
lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan analisa.
Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan simbol. Gambar
ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi, gambar denah
serta gambar situasi. Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang
akan dipasang instalasi digambar dengan menggunakan lambanglambang (simbol-
simbol) yang berlaku untuk instalasi listrik.

c. Rangkuman
1) Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
2) Gambar teknik berfungsi sebagai bahasa tertulis dalam bentuk gambar antara
perencana dan pelaksana.

d. Lembar Kerja
Buatlah gambar simbol komponen instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase beserta
penjelasan simbolnya pada kertas A4 disertai dengan stuklist/etiket sesuai dengan
yang sudah dipelajari pada mata pelajaran gambar teknik kelas X. Untuk tahapan
menggambar harus sesuai dengan arahan dibawah ini:
1) Siapkan terlebih dahulu pensil H/2B, penghapus beserta penggaris(diwajibkan
punya masing-masing),
2) Siapkan kertas A4,
3) Gambar terlebih dahulu stuklist/etiket
4) Setelah selesai, periksa dahulu stuklist/etiket kepada guru instalasi tenaga listrik
5) Setelah diijinkan lanjut oleh guru, beri judul dan yang lainnya pada stuklist/etiket.
6) Setelah itu lanjut menggambar simbol dan penjelasan hingga selesai.
7) Setelah selesai gambar dikumpulkan. Untuk pengumpulan pembelajaran daring
online berupa foto (lebih bagus gambar di kerjakan di microsoft visio atau
autoCAD). Untuk pengumpulan pembelajaran tatap muka langsung dikumpulkan

8
ke guru instalasi tenaga listrik. Dan diberi arahan link video youtube penggunaan
aplikasi microsoft visio dan autoCAD khusus untuk gambar teknik apabila belum
sama sekali mempelajarinya atau belum paham betul.

4. Kegiatan Belajar 4(KD 3.2.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang gambar kerja (rancangan)
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menggambar rancangan kerja
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.

b. Uraian Materi
1) Rancangan instalasi listrik
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.
Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan
dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang
berlaku.
Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan
tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan
sumber tenaga listrik.

b) Gambar instalasi yang meliputi:


1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik
beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar,
motor listrik, PHB dan lain-lain.
2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti
hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai
pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit
akhir.
3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang
bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai
hubungan tersebut.
4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.

9
c) Diagram garis tunggal, yang meliputi :
1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya;
2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya;
3) Sistem pembumian;

c. Rangkuman
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik

d. Lembar Kerja
Buatlah gambar instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase rumah impian yang kalian
inginkan (1 lantai saja) sampai gambar situasi pada kertas A4 disertai dengan
stuklist/etiket. Stuklist/ etiket disesuaikan dengan yang sudah dipelajari pada mata
pelajaran gambar teknik kelas X. Untuk tahapan menggambar harus sesuai dengan
arahan dibawah ini:
1) Siapkan terlebih dahulu pensil H/2B, penghapus beserta penggaris(diwajibkan
punya masing-masing),
2) Siapkan kertas A4,
3) Gambar terlebih dahulu stuklist/etiket
4) Setelah selesai, periksa dahulu stuklist/etiket kepada guru instalasi tenaga listrik
5) Setelah diijinkan lanjut oleh guru, beri judul dan yang lainnya pada stuklist/etiket.
6) Setelah itu lanjut menggambar instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase rumah impian
hingga gambar situasi. Setelah selesai gambar dikumpulkan. Untuk pengumpulan
pembelajaran daring online berupa foto (lebih bagus gambar di kerjakan di
microsoft visio atau autoCAD). Untuk pengumpulan pembelajaran tatap muka
langsung dikumpulkan ke guru instalasi tenaga listrik. Dan diberi arahan link
video youtube penggunaan aplikasi microsoft visio dan autoCAD khusus untuk
gambar teknik apabila belum sama sekali mempelajarinya atau belum paham
betul.

5. Kegiatan Belajar 5(KD 3.2.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang gambar kerja (rancangan)
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menggambar rancangan kerja
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.

10
b. Uraian Materi
1) Rancangan instalasi listrik
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.
Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan
dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang
berlaku.
Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan
tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan
sumber tenaga listrik.

b) Gambar instalasi yang meliputi:


1. Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik
beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar,
motor listrik, PHB dan lain-lain.
2. Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti
hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai
pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit
akhir.
3. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang
bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai
hubungan tersebut.
4. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.

c) Diagram garis tunggal, yang meliputi :

11
1. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya;
2. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya;
3. Sistem pembumian;
2) Persyaratan Instalasi Listrik
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk
terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada
keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi
listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran
akibat listrik.
Persyaratan tersebut meliputi :
1. Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai
perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan
maupun pengawasannya.
Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :
a) Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat.
b) Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik.
c) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain
yang digerakkan secara mekanik.
d) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya
tidak melebihi 100 watt.
2. Ketentuan yang Terkait
3. Syarat-Syarat Instalasi Listrik
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai
kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan
instalasi listrik, antara lain :
a) Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi
itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin,
kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
b) Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan
akibat dari adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih dan sebagainya.
c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik.
Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan
terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

c. Rangkuman
1) Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik
2) Tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah untuk terselenggaranya
dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada keselamatan

12
manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik
beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran
akibat listrik.

d. Lembar Kerja
Buatlah gambar instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase rumah impian yang kalian
inginkan (1 lantai saja) sampai selesai sesuai materi pada kertas A4 disertai dengan
stuklist/etiket. Stuklist/ etiket disesuaikan dengan yang sudah dipelajari pada mata
pelajaran gambar teknik kelas X. Untuk tahapan menggambar harus sesuai dengan
arahan dibawah ini:
1) Siapkan terlebih dahulu pensil H/2B, penghapus beserta penggaris(diwajibkan
punya masing-masing),
2) Siapkan kertas A4,
3) Gambar terlebih dahulu stuklist/etiket
4) Setelah selesai, periksa dahulu stuklist/etiket kepada guru instalasi tenaga listrik
5) Setelah diijinkan lanjut oleh guru, beri judul dan yang lainnya pada stuklist/etiket.
Setelah itu lanjut menggambar instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase rumah impian
hingga gambar situasi. Setelah selesai gambar dikumpulkan. Untuk pengumpulan
pembelajaran daring online berupa foto (lebih bagus gambar di kerjakan di microsoft
visio atau autoCAD). Untuk pengumpulan pembelajaran tatap muka langsung
dikumpulkan ke guru instalasi tenaga listrik. Dan diberi arahan link video youtube
penggunaan aplikasi microsoft visio dan autoCAD khusus untuk gambar teknik
apabila belum sama sekali mempelajarinya atau belum paham betul.

6. Kegiatan Belajar 6(KD 3.2.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang gambar kerja (rancangan)
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menggambar rancangan kerja
pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa.

b. Tugas
Membaca materi sebelumnya dan materi tambahan yang diberi oleh guru instalasi
tenaga listrik. Setelah membaca siswa dipersilahkan mencari materi tambahan yang
lain yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari. Sehingga siswa
lebih siap dan lebih percaya diri untuk mengikuti tes formatif. Sebelum dimulai tes
formatif, siswa diperbolehkan menanyakan materi yang belum paham. Untuk tes
formatif disesuaikan dengan kondisi dan situasi, biasanya melalui daring online. Situs
nanti akan ditentukan oleh guru instalasi tenaga listrik. Apabila tidak bisa melakukan
daring online, silahkan mengerjakan soal yang telah disediakan pada modul ini. Untuk
yang mengerjakan tes formatif di modul, hasilnya silahkan di ketik menggunakan
software microsoft word atau di foto. File hasil pengerjaan tes formatif di kirim ke
guru instalasi tenaga listrik.

c. Tes Formatif
1. Apa yang disebut dengan gambar kerja?
2. Apa saja alat dan bahan yang harus disiapkan dalam menggambar rancangan
pemasangan instalasi tenaga listrik? Jelaskan kegunaan tiap alat dan bahan!
3. Berapa ukuran dari kertas A4?

13
4. Dani mempunyai kertas A0. Sedangkan tugas dani diharuskan menggunakan
kertas A3. Dibagi berapa kah untuk mengubah A0 menjadi A3? Jelaskan!
5. Mengapa dalam pembuatan gambar pada jurusan listrik/TITL diwajibkan
menggunakan stuklist/etiket? Jelaskan!

7. Kegiatan Belajar 7(KD 3.3.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang jumlah bahan, tata letak dan rencana
biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memperkirakan dan menghitung
jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.

b. Uraian Materi
Memasang instalasi listrik dengan benar untuk rumah memerlukan teknik
perencanaan yang tepat agar instalasi terjamin keamanannya. Aspek pemilihan bahan
seperti kabel, pipa kabel, MCB/sekering, isolator dll harus diperhitungkan tingkat
kualitasnya.Semakin baik kualitas bahan yang dipilih, maka akan memberikan
jaminan keamanan dari segala resiko bahaya listrik terhadap manusia dan makhluk
hidup lainnya.
Banyak masalah kebakaran terjadi karena :
1. Penggunaan kabel yang tidak tepat
2. Kualitas pemasangan kabel listrik yang kurang baik seperti sambungan yang
longgar.
3. Pembagian beban tiap group yang tidak seimbang untuk sistem 3 fasa.
Penghantar
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar menimbulkan panas. Agar suhu
penghantar tidak terlalu tinggi, maka arusnya harus dibatasi. Untuk membatasi arus
pada penghantar, maka digunakan pengaman lebur ( sekring) dan saklar arus
maksimum (MCB). Rugi tegangan antara Kwh-Meter dan setiap titik pada keadaan
tetap dengan beban penuh, tidak boleh melebihi 5%.
Penggunaan pipa dan kabel harus sesuai dengan tabel “Diameter Dalam
Minimum Pipa Instalasi Untuk Pemasangan Kabel Jenis NYA”
Diameter Dalam Minimum Pipa Instalasi Untuk Pemasangan Kabel Jenis NYA

14
Jumlah kabel yang boleh dipasang dalam dalam satu pipa instalasi tidak boleh
melebihi ketentuan dalam tabel di bawah ini:

Dimana:

Aturan Penggunaan Kabel NYA:


1) Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA harus dilindungi pipa
instalasi
2) Di ruang lembab, NYA harus di pasang dalam pipa PVC
3) NYA tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu dan atau
ditanam langsung di dalam plesteran tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi
4) Kalau dipasang diluar jangkauan tangan, NYA boleh dipasang terbuka dengan
mengunakaan isolator jepit atau isolator rol; cara pemasangannya harus
sedemikian hingga ada jarak bebas minimal 1 cm terhadap dinding dan terhadap
bagian lain dari bangunan atau konstruksi.
5) NYA tidak bolah digunakan di ruangan basah, di alam terbuka.
6) NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung bagi dan
sebagainya.
Aturan Penggunaan Kabel NYM
1) NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran kayu atau ditanam
langsung dalam plesteran, juga di ruang lembab atau basah, di tempat kerja atau
gudang
2) NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dan bangunan
kontruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak
selubung luar kabelnya.
3) NYM tidak boleh dipasang di dalam tanah.
4) Untuk pemasangannya digunakan klem dengan jarak antara yang cukup rapat,
sehingga kabelnya terpasang rapi, lurus dan tidak melendut.
5) Kalau dipasang di ruang lembab harus digunakan kotak sambung yang kedap air
dan kedap lembab.
Perhitungan Luas Penampang Penghantar satu fasa
1) Rumus untuk menghitung kebutuhan luas penampang kabel satu fasa yaitu
tentukan ukuran kabel berdasarkan tabel 1 dan Tabel 2.

15
Contoh :
Suatu instalasi listrik rumah tinggal dengan daya terpasang 900 Watt.
Tentukanlah besarnya KHA dari kabel yang akan dipakai?

16
Jawaban :
P = 900 W, V = 220 Volt, untuk beban perumahan dianggap bahwa faktor daya
= 1,0.

2) Kemudian cari ukuran kabel pada tabel 2 untuk arus sebesar 4,09 Ampere.
3) Dari tabel 1 diperoleh kabel ukuran 1,5 mm2 dengan arus maksimum 19 A.
4) Penghantar ukuran 1,5 mm2 pada umumnya digunakan untuk saluran cabang ke
titik beban lampu.
5) Pada rumah tinggal sederhana, penghantar pada saluran utama minimum
digunakan ukuran 2,5 mm2, KHA 25A dengan alasan keamanan dan pertambahan
beban rumah tangga.

c. Rangkuman
Memasang instalasi listrik dengan benar untuk rumah memerlukan teknik
perencanaan yang tepat agar instalasi terjamin keamanannya. Aspek pemilihan bahan
seperti kabel, pipa kabel, MCB/sekering, isolator dll harus diperhitungkan tingkat
kualitasnya.Semakin baik kualitas bahan yang dipilih, maka akan memberikan
jaminan keamanan dari segala resiko bahaya listrik terhadap manusia dan makhluk
hidup lainnya.

d. Lembar Kerja
Setelah memahami materi, kerjakan tugas dibawah ini:
1) Analisis berapa KHA (kemampuan hantar arus) kabel pada instalasi tenaga listrik
di rumah anda!
2) Analisis berapa diameter dalam minimum pipa instalasi pada instalasi tenaga
listrik di rumah anda!
Setelah selesai pengerjaan kirim tugas berupa file word atau foto hasil tugasnya
ke guru instalasi tenaga listrik.
(apabila masih tidak paham silahkan hubungi guru instalasi tenaga listrik. Nanti
akan dikasih link video youtube untuk mempermudah pembelajaran)

8. Kegiatan Belajar 8(KD 3.3.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang jumlah bahan, tata letak dan rencana
biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memperkirakan dan menghitung
jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.

b. Uraian Materi
Kotak Hubung Bagi
1) Instalasi rumah sederhana hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi dengan
satu saklar atau MCB.
2) Kotak PHB harus dipasang minimum 1,5 m di atas lantai di tempat yang mudah
dicapai dari jalan masuk bangunan.
3) KHA dari saklar masuk harus sekurang-kurangnya sama dengan arus nominal
pengamannya (MCB).

17
4) Pada setiap saluran fasa keluar dari PHB harus dipasang pengaman arus, bukan
pada saluran netralnya.

Analisa Kebutuhan Bahan


1) Pelajari Denah rumah
2) Tentukan posisi letak lampu, saklar, dan stop kontak.
3) Hitung kapasitas lampu berdasarkan Intensitas Pencahayaan tiap ruang/kamar.
4) Gambarkan wiring diagram dengan group atau tidak
5) Hitung Total Daya Pemakaian tiap group
6) Hitung arus saluran tiap group
7) Tentukan jenis Kabel
8) Tentukan kapasitas MCB utama dan MCB group

18
19
Menentukan Ukuran Kabel
1) Meteran ke PHB, KHA 16 A : NYM 3 x 2,5 mm2
2) Saluran Utama, KHA 10 A : NYA, 1 x 2,5 mm2
3) Lampu 20 W dan 40 W :
I= 40/220 = 0,18, NYA 1 x 1,5 mm2
4) Stop Kontak : NYM 3 x 2,5 mm2 (Aturan)

c. Rangkuman
1) PHB = Perlengkapan Hubung Bagi
2) MCB= Miniatur Circuit Breaker
3) KHA= Kemampuan Hantar Arus
4)
d. Lembar Kerja
Setelah memahami materi, lakukan analisa kebutuhan bahan pada rumah anda.
Setelah dianalisa dan ada hasilnya. Kirim hasilnya berupa file word dan di kirim ke
guru instalasi tenaga listrik. apabila masih tidak paham silahkan hubungi guru
instalasi tenaga listrik. Nanti akan dikasih link video youtube untuk mempermudah
pembelajaran.

9. Kegiatan Belajar 9(KD 3.3.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang jumlah bahan, tata letak dan rencana
biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memperkirakan dan menghitung
jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.

20
b. Uraian Materi
1) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.

Gambar 2. Diagram Garis Tunggal


2) Gambar rinci yang meliputi :
a) Perkiraan ukuran fisik PHB;
b) Cara pemasangan perlengkapan listrik;
c) Cara pemasangan kabel;
d) Cara kerja instalasi kendali.
CATATAN: Gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan
keterangan atau uraian.
3) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :
a) Susut tegangan;
b) Perbaikan faktor daya;
c) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
d) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
e) Tingkat penerangan.

4) Tabel bahan instalasi, yang meliputi:


a) Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan;
b) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;
c) Jumlah dan jenis PHB;
d) Jumlah dan jenis luminer lampu.
5) Uraian teknis, yang meliputi:
a) Ketentuan tentang sistem proteksi;
b) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya;
c) Cara pengujian;

21
d) Jadwal waktu pelaksanaan.
6) Perkiraan biaya
Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik
penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis
mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus
hubung singkat dan daya hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga
dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang
meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta
rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan.
Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang dilengkapi
sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan dihuni dengan
baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan perencanaan gambar instalasi
listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia
teknik listrik.
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan
dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu
pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.
Untuk instalasi penerangan yang kecil dengan nilai daya pasang 450 VA, disebut
instalasi listrik penerangan 1 phase, 1 group dengan pengaman arus (MCB) 2 Ampere.
Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kwh + MCB)
merupakan tugas dari PLN sedangkan dari panel bagi (kotak sekering) sampai ke
pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding
(pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL). Penempatan Saklar dan
Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan, arah
tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun di-off-kan, sedangkan
pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan
disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm diatas lantai.

c. Rangkuman
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan
dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu
pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.

d. Lembar Kerja
Buatlah prakiraan biaya berdasarkan dari materi diatas. Apabila masih tidak
begitu paham. Silahkan menghubungi guru instalasi tenaga listrik. Nanti akan dikasih
cara nya dan link supaya bisa lebih memahami.

10. Kegiatan Belajar 10(KD 3.3.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang jumlah bahan, tata letak dan
rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memperkirakan dan menghitung jumlah
bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1 fasa.

b. Tugas
Membaca materi sebelumnya dan materi tambahan yang diberi oleh guru instalasi
tenaga listrik. Setelah membaca siswa dipersilahkan mencari materi tambahan yang
lain yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari. Sehingga siswa
lebih siap dan lebih percaya diri untuk mengikuti tes formatif. Sebelum dimulai tes

22
formatif, siswa diperbolehkan menanyakan materi yang belum paham. Untuk tes
formatif akan dilakukan melalui daring online. Situs nanti akan ditentukan oleh guru
instalasi tenaga listrik. Apabila tidak bisa melakukan daring online, silahkan
mengerjakan soal yang telah disediakan pada modul ini. Untuk yang mengerjakan tes
formatif di modul, hasilnya silahkan di ketik menggunakan software microsoft word
atau di foto. File hasil pengerjaan tes formatif di kirim ke guru instalasi tenaga listrik.

c. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan kemampuan hantar arus? Jelaskan!
2. Apa yang dimaksud dengan diameter minimum dalam pipa? Jelaskan!
3. Agus ingin membuat bangunan kontrakan. Setiap kontrakan memiliki 2 ruangan.
Ruangan pertama yaitu tempat tidur. Dalam ruangan pertama terdapat dua
stopkontak satu fasa, satu lampu, dan dua saklar tunggal. Ruangan kedua yaitu
kamar mandi. Dalam ruangan kedua terdapat satu lampu. Hitunglah:
a. Berapa bahan yang harus disiapkan dalam satu kontrakan?
b. Berapa KHA dalam satu kontrakan?
c. Berapa diameter minimum dalam pipa dalam satu kontrakan?
d. Berapa MCB yang dipakai dalam satu kontrakan?
e. Gambar denah kontrakan dan tata letak bahan dalam satu kontrakan?
f. Berapa biaya yang harus disiapkan dalam membuat satu kontrakan?

11. Kegiatan Belajar 11(KD 3.4.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang Standing Operational Precedure
(SOP) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami dan membuat Standing
Operational Precedure (SOP) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.
b. Uraian Materi
SOP adalah Standard Operating Procedure atau sering disingkat
dengan S.O.P merupakan suatu rangkaian tertulis mengenai suatu proses dari suatu
aktivitas yang akan dilakukan. Dengan melakukan S.O.P, perusahaan dapat
memastikan suatu aktivitas bisnis bisa berjalan sesuai dengan standard yang
diharapkan.
Standard Operating Procedure (S.O.P) diperlukan untuk menghasilkan system
yang berkualitas, teknis yang konsisten dan mempertahankan kualitas kontrol serta
menjaga proses bisnis tetap berjalan. Design S.O.P yang salah atau tidak tepat bisa
menyebabkan proses bisnis di internal perusahaan menjadi kacau dan tidak
berkembang. Oleh karena itu design S.O.P harus bisa dijalankan sedemikian rupa,
jelas serta detail sehingga individu/sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di
dalamnya juga bisa mengetahui bagaimana menjalankan suatu prosedur kerja.

23
Standar Operasional Prosedur

Saat ini masih ada beberapa perusahaan yang beroperasi tanpa didukung dengan
sebuah sistem yang baku. Operasional perusahaan lebih banyak didasarkan pada
kebiasaan yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun. Karyawan bekerja dengan
cara mengikuti kebiasaan para karyawan sebelumnya. Hasilnya dapat dilihat apabila
seorang karyawan yang memegang suatu pekerjaan tertentu mendadak tidak masuk
kerja, maka tidak ada karyawan yang menggantikannya karena tidak mengetahui
proses kerja. Tentu saja hal ini akan sangat menghambat operasional perusahaan,
maka diperlukan adanya berbagai tahapan standar yang dibakukan dan menjadi sistem
baku dalam perusahaan. Sistem tersebut yang kemudian dikenal sebagai sistem
standar operasional (Standard Operating Procedures / SOP).
1) Pengertian Standar Operasional Prosedur
Standard Operational Procedures is detailed, writtem instruction to achieve
uniformity of the performance of a specific function (International Conference on
Harmonisation / ICH)). SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur
operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas
pemrosesan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi, telah berjalan
secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis (Rudi M Tambunan)

24
a) Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
b) SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui
untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
c) SOP adalah satu set perintah kerja atau langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menjalankan suatu pekerjaan dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai.
2) Tujuan Pembuatan Standar Operasional Prosedur:
a) Agar karyawan dapat menjaga konsistensi dan tingkat kinerjanya atau tim dalam
organisasi atau unit kerja.
b) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.
c) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari karyawan.
d) Melindungi organisasi/unit kerja dan karyawan dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya.
e) Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
3) Fungsi Standar Operasional Prosedur :
a) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
b) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
c) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
d) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
e) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
4) Pembuatan Standar Operasional Prosedur:
a) Sebelum suatu pekerjaan dilakukan, SOP harus sudah ada.
b) Digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik
atau tidak .
c) Saat pengujian SOP sebelum dijalankan (1-2 bulan trial).
d) Jika ada perubahan langkah kerja, misal adanya mesin baru, peralatan baru,
tambahan pekerja, lokasi berbeda, dan semua yang mempengaruhi lingkungan
kerja.
5) Keuntungan menggunakan Standar Operasional Prosedur:
a) Aturan main dalam perusahaan menjadi lebih jelas karena perusahaan memiliki
acuan operasional yang baku.
b) SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana sebagai alat komunikasi
dan pengawasan terhadap pekerjaan agar dapat dilaksanakan secara efisien dan
konsisten.
c) Aktivitas operasional akan lebih lancar karena setiap karyawan menjalankan
fungsinya masing-masing dan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi
tanggungjawabnya
d) Dokumen yang digunakan sudah standar, sehingga memudahkan setiap karyawan
untuk mengingatnya. Terutama bila perusahaan tersebut besar dan memiliki
banyak anak perusahaan kemungkinan seorang karyawan yang dimutasi akan
mudah untuk beradaptasi (bisa menjadi salah satu alat training).
e) Image perusahaan akan meningkat karena rapi secara administrasi.
f) Langkah kedepannya akan mempermudah perusahaan dalam memperoleh ISO
(International Organization for Standarization)
6) Jenis-jenis Standar Operasional Prosedur:
a) Sederhana, dengan langkah – langkah yang ringkas dan hanya memerlukan sedikit
keputusan
b) Hirarki, dengan langkah-langkah yang rinci, panjang, konsisten

25
c) Flowchart berisi banyak keputusan-keputusan atau pertimbangan-pertimbangan
7) Bentuk SOP Perusahaan
a) Dokumen tertulis
b) Diagram atau alur kerja (flow chart)
8) Kegunaan Standar Operasional Prosedur:
a) SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan dalam hal ini karyawan
perusahaan dari level terbawah hingga manager. SOP akan berbeda untuk
pekerjaan yang dilakukan secara sendirian, pekerjaan yang dilakukan secara tim
dan untuk pengawasan pekerjaan tersebut.
b) Manager menggunakan SOP untuk memastikan agar setiap orang mengikuti
langkah-langkah yg sama setiap kali menjalankan prosedur.
9) pembuat Standar Operasional Prosedur:
Idealnya pembuatan SOP ditangani oleh Departemen tersendiri karena SOP harus
selalu direview atas sistem yang sudah ada serta perlu adanya pengembangan atas
sistem tersebut. Departemen tersendiri yang menangani SOP tersebut ditujukan untuk
menjamin independensi yang mementingkan sisi perusahaan dan internal kontrol serta
mampu menjadi mediator antar departemen agar operasional perusahaan dapat
berjalan lancar. Secara ideal SOP disusun oleh satu tim yang terdiri dari Penulis SOP
(author), Pelaksana di lapangan (employee), Pengawas lapangan (supervisor), Atasan
pengawas (manager).
10) Prosedur dan Langkah Pembuatan Standar Operasional Prosedur:
a) Setiap perusahaan terdiri dari beberapa sistem seperti production, purchasing,
marketing, sales and distribution, human resources, accounting, finance dll.
Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh seluruh sistem
tersebut dapat berjalan dan bekerjasama.
b) Setiap sistem disusun atas beberapa Prosedur Kerja, misalnya prosedur
penerimaan barang dari supplier, prosedur penyimpanan barang di gudang,
prosedur pengawasan produksi dan lain – lain.
c) Langkah-langkah adalah kegiatan terkecil yang menyusun sebuah prosedur.
Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah tersebut merupakan tempat terjadinya
variasi kegiatan antara pelaksana yang berbeda jika prosedur tidak dibakukan.
11) Cara Menyusun Standar Operasional Prosedur Secara Efektif dan Efisien:
Pengertian Efektif dan Efisien (Drucker)
Efektif : mengerjakan pekerjaan yang benar atau tepat
Efisien : mengerjakan pekerjaan dengan benar atau tepat
SOP yang efektif adalah SOP yang mencerminkan upaya pencapaian tujuan,
dalam menjalankan misi Organisasi, untuk mewujudkan Visi, Memenuhi kriteria
manual SOP, Memahami Hambatan-hambatan dalam penyusunan dan implementasi
SOP
12) Kriteria Manual Standar Operasional Prosedur:
a) Spesifik, yaitu penyusunan SOP harus khas dan detail, sesuai dengan kebutuhan
organisasiPenyusunan SOP harus dilakukan observasi terhadap organisasi secara
rinci dan lengkap, mengenai: Struktur Organisasi, struktur pengambilan
keputusan, lingkup dan cakupan bisnis atau aktivitas organisasi, kekhasan
operasional, kekhususan administratif, dan peraturan-peraturan yang mengikat.
b) Lengkap prosedur tertentu dan lengkap untuk prosedur yang dibutuhkan.
c) Jelas dan mudah dipahami, dapat dicerna dengan baik, Tidak menimbulkan
banyak tafsiran.
d) Layak Terap (Applicable), dapat diaplikasikan dengan baik terutama karena ada
dukungan manajemen dan budaya organisasi.

26
e) Controllable, dapat dipahami oleh organisasi dan semua unsur organisasi.
f) Layak Audit
g) Layak Ubah (Changeable and flexible), mampu mengantisipasi perubahan (bisnis
atau aktivitas) dan perubahan lingkungan organisasi.
13) Pembuatan Standar Operasional Prosedur:
a) Selalu bayangkan siapa pengguna SOP
b) Sebelum mulai menulis, putuskan apa tujuan dari prosedur tsb
c) Gunakan prinsip “Ceritakan apa yang akan Anda ceritakan, kemudian ceritakan”
d) Buatlah sebuah panduan sebelum menulis SO (buat daftar topik yg harus
dibicarakan, kemudian kelompokkan)
e) Jelas dan ringkas: hindari kalimat yg panjang
f) Komplit: semua informasi penting yg digunakan untuk menjalankan kegiatan
g) Obyektif: berisikan fakta, bukan pendapat
h) Koheren: menunjukan alur dan urutan langkah utk menjalankan kegiatan
i) Mulailah dgn kata kerja dan hindari kalimat pasif
j) Buat draft terlebih dahulu
k) Koreksi draft setelah 24 jam. Perhatikan apa dikatakan oleh setiap kalimat,
kemudian perbaiki
l) Perhatikan kebosanan Anda sendiri ketika membuat SOP. Jika Anda merasa
bosan, maka hal yg sama akan dirasakan oleh pembaca
14) Prinsip Dalam Pembuatan SOP Perusahaan
a) Panjang vs Pendek
b) Jelas vs Tidak Jelas
c) Bertelete – tele vs Ringkas
15) Tingkat Rincian Standar Operasional Prosedur:
a) Prosedur harus berisi semua langkah yg penting yg harus dijalankan dgn seragam
oleh semua karyawan. Hilangnya salah satu langkah penting akan menyebabkan
terjadinya variasi dalam menjalankan prosedur.
b) Prosedur tidak mungkin dibuat sedemikian detil sehingga semua pertanyaan
karyawan dapat terjawab.
c) Prosedur tidak untuk menggantikan training dan feedback, oleh karena itu
pembuat SOP tidak harus berusaha menjawab semua pertanyaan yg mungkin akan
muncul.
Perhatikan bahwa kelemahan format flowchart adalah hanya bisa digunakan
untuk SOP yg tidak rinci/sederhana. Pembuatan flow chart utk prosedur yg bersifat
rinci/kompleks akan menyebabkan munculnya pola langkah yg panjang, berantakan
dan susah utk dimengerti
16) Format Standar Operasional Prosedur :
a) Nama Modul
b) Tujuan
c) Ruang lingkup
d) Referensi/Pedoman
e) Sarana
f) Prosedur kerja
Flowchart : menggambarkan sebuah algoritma yang terstruktur dan mudah
dipahami oleh orang lain. Diagram alir ini akan menunjukkan alur di dalam program
secara logis, dibutuhkan sebagai alat komunikasi dan dokumentasi, digambarkan
dengan orientasi dari atas ke bawah. Setiap kegiatan dalam diagram alir dinyatakan
secara eksplisit, dimulai dari satu Start dan berakhir pada satu atau lebih Terminal/

27
Akhir serta menggunakan penguhubung (Connector) dengan label untuk
menunjukkan keterhubungan antar path terputus/terpotong: misalnya ganti halaman.
Simbol – Simbol Diagram Alir Standar Operasional Prosedur

17) Tahapan Pembuatan Standar Operasional Prosedur:


Apa saja yang perlu disiapkan dalam proses pembuatan sebuah SOP ? Tahapan
umum yang harus diperhatikan dalam pembuatan SOP, yaitu:
a) Bisnis Usaha yaitu mempelajari dahulu apa bisnis usaha perusahaan yang akan
kita buat SOP. Cari informasi sejelas dan selengkap mungkin.
b) Survei yaitu melakukan survei lokasi yang akan disiapkan sistemnya, melakukan
juga interview bila diperlukan.
c) Buat daftar kebutuhan yaitu membuat daftar dari semua peralatan, hardware dan
software (bila ada) dan kebutuhan lainnya yang diperlukan.
d) Menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk setiap kemungkinan sistem yang
akan dijalankan.

28
e) Pilih sistem terbaik yang akan dikembangkan. Pemilihan dilakukan atas semua
pertimbangan yang ada dari team pembuat SOP sendiri dan diputuskan oleh
pimpinan perusahaan.
f) Buat draft SOP yaitumenyiapkan dan menyusun draft SOP, lakukan pembahasan
dengan team SOP, lakukan presentasi bila diperlukan. Penyiapan draft ini
didalamnya berisikan isi manual SOP seperti yang sudah dibahas diatas, termasuk
testing (trial and error).
g) Memintakan persetujuan SOP yang dibuat sebelum diaplikasikan
18) Hambatan Dalam Penyusunan SOP Perusahaan:
a) Hambatan Organisasional, misal seperti aspek dari gaya manajemen, fleksibilitas
organisasi, jumlah lapisan jabatan/panjangnya birokrasi, Jumlah rentang kendali
jabatan, pola komunikasi dalam organisasi, kualitas SDM, dan Budaya Organisasi.
b) Hambatan Operasional, yaitu karaktersitik operasional mencakup Jenis kegiatan,
ciri-ciri produk atau jasa, Budaya Masyarakat, Kemapanan
Operasional; Keterikatan terhadap peraturan pemerintah, dan Ukuran Operasional
mencakup Kontrol Internal untuk Organisasi besar dan operasional yang luas yang
berbeda standar.
c) Hambatan Manajerial, misalnya Visi, Misi, dan strategi organisasi, Dukungan
Manajerial, Pengawasan Manajerial yaitu perubahan bisnis atau lingkungan
bisnis; dan tekanan Manajerial.
d) Hambatan Personal, misal tidak memiliki kemampuan dalam mengikuti
perubahan, tidak memiliki motivasi, dan memiliki kepentingan pribadi
19) Implementasi Standar Operasional Prosedur:
SOP yang sudah mendapat persetujuan dapat diterapkan dengan memberikan
arahan kepada pelaksana bagaimana mengimplementasikan sistem tersebut. Pelaksaan
implementasi ini perlu didampingi oleh Team pembuat SOP.
20) Review SOP Perusahaan
Sebuah SOP baru yang sudah dilakukan proses implementasinya perlu untuk
direview minimal 1 (satu) tahun atau kurang, setelah SOP tersebut
diimplementasikan. Hal ini penting sekali mengingat sistem yang baru dicoba
terkadang menimbulkan permasalahan baru yang tidak diprediksi sebelumnya dan
harus cepat diselesaikan agar tidak menggangu operasional dari perusahaan.
Selanjutnya review dapat dilakukan berkala sesuai kebutuhan perusahaan.
21) Kesuksesan Penerapan SOP
Kesuksesan perusahaan dalam mengaplikasian SOP dipengaruhi oleh beberapa
aspek, meliputi :
Support dari semua departemen, karena SOP umumnya melibatkan banyak
aktivitas lintas Departemen, maka seharusnya setiap Kepala Departemen
menmberikan support penerapan SOP tersebut di Departemen masing-
masing, memberikan pengarahan dan instruksi kepada bawahannya untuk
pengaplikasian SOP.
Komitmen pimpinan perusahaan, karena SOP ini produk bersama yang disusun
melibatkan seluruh lapisan golongan dalam perusahaan dan disetujui oleh para
pimpinan perusahaan maka komitmen para pimpinan di perusahaan untuk tetap
menjaga kelangsungan SOP sangatlah penting dan menjadi kunci utama keberhasilan
penerapan SOP. SOP dibuat untuk dijalankan bersama dan tidak ada perlakukan
spesial untuk karyawan tertentu dalam pelaksanaannya. Bila terdapat pengecualian
maka akan dimasukan dalam hal pengecualian yang diatur pula pelaksanaannya dalam
SOP.

29
Contoh SOP Perusahaan:

22) Manfaat dan peran penting Standard Operating Procedure (S.O.P) adalah:
a) Dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur kerja.
b) Lebih jelas mengetahui peran dan posisi masing-masing di internal perusahaan.
c) Memberikan kejelasan mengenai prosedur kerja, dan tanggung jawab dalam
proses terkait.
d) Memberikan keterangan mengenai keterkaitan dengan satu proses kerja dengan
proses kerja.
e) Meminimalisir kesalahan dalam melakukan pekerjaan.
f) Membantu dalam melakukan evaluasi terhadap setiap proses operasional
perusahaan.

30
23) Cara mudah membuat Standard Operating Procedure untuk perusahaan atau
bisnis:
a) Melakukan observasi atau pemetaan terhadap proses kerja yang sudah berjalan
atau akan berjalan.
b) Melakukan benchmarking bila diperlukan dengan perusahan sejenis.
c) Mendesign S.O.P sesuai dengan hasil observasi dan hasil referensi untuk
menambah ketajaman dari design S.O.P.
d) Melakukan analisa terhadap design S.O.P yang sudah dibuat untuk
diimplementasikan.
e) Melakukan review terhadap procedure yang dibuat agar S.O.P yang sudah dibuat
bisa dijalankan tanpa ada hambatan.
Contoh Flowchart Sederhana Standard Operating Procedure (SOP)

Contoh flowchart sederhana dalam membuat Standard Operating Procedure (S.O.P)


Contoh Flowchart Sederhana Standard Operating Procedure (SOP), Sehingga
apabila di aplikasikan ke dalam sebuah perusahaan/pabrik/bisnis Anda bisa
membuat flowchart S.O.P sederhana seperti contoh dibawah ini. Paling terpenting
adalah design S.O.P idealnya bisa dilakukan dan tidak menjadi beban bagi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang bekerja di dalamnya namun mampu memberikan sistem
yang bisa membuat perusahaan tetap berjalan dengan baik.

31
c. Rangkuman
SOP adalah Standard Operating Procedure atau sering disingkat
dengan S.O.P merupakan suatu rangkaian tertulis mengenai suatu proses dari suatu
aktivitas yang akan dilakukan. Dengan melakukan S.O.P, perusahaan dapat
memastikan suatu aktivitas bisnis bisa berjalan sesuai dengan standard yang
diharapkan.

d. Lembar Kerja
Setelah membaca materi dan memahami buatlah SOP mengenai pemasangan
instalasi tenaga listrik 1 fasa pada bangunan rumah. Apabila belum memahami bisa
hubungi guru instalasi tenaga listrik. Nanti akan dikasih link beserta cara
pembuatannya.

12. Kegiatan Belajar 12(KD 3.4.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang Standing Operational Precedure
(SOP) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami dan membuat Standing
Operational Precedure (SOP) pada pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.

b. Tugas
Membaca materi sebelumnya dan materi tambahan yang diberi oleh guru instalasi
tenaga listrik. Setelah membaca siswa dipersilahkan mencari materi tambahan yang
lain yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari. Sehingga siswa
lebih siap dan lebih percaya diri untuk mengikuti tes formatif. Sebelum dimulai tes
formatif, siswa diperbolehkan menanyakan materi yang belum paham. Untuk tes
formatif disesuaikan dengan kondisi dan situasi, biasanya melalui daring online. Situs
nanti akan ditentukan oleh guru instalasi tenaga listrik. Apabila tidak bisa melakukan
daring online, silahkan mengerjakan soal yang telah disediakan pada modul ini. Untuk
yang mengerjakan tes formatif di modul, hasilnya silahkan di ketik menggunakan
software microsoft word atau di foto. File hasil pengerjaan tes formatif di kirim ke
guru instalasi tenaga listrik.

c. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan standar operasional prosedur!
2. Bagaimana tahapan dalam pembuatan SOP!
3. Apa kegunaan pembuatan SOP?Jelaskan!
4. Buatlah SOP mengenai penggunaan avometer!

13. Kegiatan Belajar 13(KD 3.5.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang K3 (Keamanan , Keselamatan
ketenagalistrikan dan Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi penerangan,
panel dan petir.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami K3 (Keamanan ,
Keselamatan ketenagalistrikan dan Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi
penerangan, panel dan petir.

32
b. Uraian Materi
Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat
bekerja dengan aliran listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya :
1) Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi – lokasi kerja tertentu
(terbuka dan atau tinggi).
2) Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi: Menjelaskan
potensi bahaya yang mungkin terjadi:
a) Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
b) Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
c) Menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.
3) Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari bahan
karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang.
4) Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang
berhubungan dengan instalasi listrik.
5) Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang
mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi).
6) Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.
7) Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya,
bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak
terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan
segera mengunci.
8) Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi
terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki
dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan isolator.
9) Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi
listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik.
10) Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan
dengan kebutuhan.
11) Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik.
12) Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi
mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off
“Aliran listrik Jangan Dihidupkan” untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja
akibat aliran listrik yang dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya
atau pekerja.
13) Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut
dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.
Pengertian istilah-istilah dalam bidang kelistrikan antara lain :
1) Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya, serta memiliki curu koordinasi, untuk memenuhi satu
atau sejumlah tujuan tertentu.
2) Instalasi penyalur petir adalah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri atas
penerima (Air Terminal/Rod), Penghantar Penurunan (Down Conductor),
Elektroda Bumi (Earth Electrode), termasuk perlengkapan lainnya untuk
menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke bumi.
3) Teknisi listrik adalah tehnisi yang mempunyai latar belakang pendidikan listrik
dan telah mendapat pendidikan khusus tentang K3.

33
Jenis-jenis sumber bahaya dan analisa.
1) Sumber bahaya.
Jenis-jenis sumber bahaya yang perlu dihindari antara lain :
a) Sentuh langsung
b) Sentuh tak langsung
c) Efek thermal
d) Pengaruh induksi gelombang elektro magnetic
e) Radiasi gelombang sinar alpa, beta, gamma, X dan ultra violet.
a) Sentuh Langsung
Yang dimaksud sentuh langsung adalah pada bagian aktif perlengkapan
adalah sentuh langsung pada bagian aktif instalasi listrik. Bagian aktif
perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian produktif yang merupakan
bagian dar sirkuit listriknya, yang dalam keadaan kerja normal umumnya
bertegangan dan dialiri arus listrik.
b) Sentuh Tak Langsung
Adalah sentuh pada bagian produktif terbuka, perlengkapan atau instalasi
listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi. Kegagalan isolasi
disebabkan oleh beberapa sebab antara lain : Pengaruh mekanik yang
mengakibatkan rusaknya isolasi kabel dan terhubung dengan bagian konduktif
peralatan sehingga bagian tesebut bertegangan yang seharusnya tidak
bertegangan. Menurunnya sifat isolasi dari kabel listrik pada bagian tertentu
sehingga mengakibatkan timbulnya kebocoran arus yang mengenai bagian
konduktif terbuka dari peralatan tersebut.
c) Efek Thermal
Adalah keadaan suhu berlebih pada instalasi atau peralatan yang sangat
mungkin mengakibatkan kebakaran, luka bakar atau cidera lainnya. Hal ini dapat
terjadi karena beban listrik yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kemampuan
penghantaran atau adanya hubungan pendek. Kenaikan suhu ini bila berlangsung
relatif lama dan bila menyentuh pada bagian yang mudah terbakar akan menjadi
pemicu terjadinya kebakaran.
d) Gelombang Elektromagnetik
Adalah segala proses berantai dari pembentukan medan magnet dan medan
listrik yang menjalar kesegala arah secara terus menerus.
e) Radiasi Gelombang
Akibat tejadi kebocoran gelombang sinar alpha, beta, gamma, dan ultra violet
dapat merusak jaringan tubuh.
2) Upaya Pengendalian Sumber Bahaya
Untuk mencegah terjadi kecelakaan maka diperlukan upaya pengendalian sumber
bahaya terhadap obyek-obyek pengawasan yang ada.
3) Langkah-langkah pengendalian tersebut :
a) Pengendalian Administratif.
b) Pengendalian terhadap obyek :

Pemeriksaan berkala
Perawatan berkala
1) Pengendalian terhadap manusia :
a) Pendidikan
b) Uji kesehatan
2) Pengendalian Administratif

34
Pengendalian ini merupakan gabungan dari pengendalian obyek dan
manusia. Dimana pengendalian ini dimulai sejak tahap tempat kerja atau calon
obyek pengawasan dilakukan :
a) Perencanaan
b) Pemasangan
c) Pemakaian
d) Pelayanan
e) Pemeliharaan
Perencanaan Instalasi Listrik.
Dalam perencanaan instalasi listrik faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1) Karakteristik suplai :
Jenis arus, jenis dan jumlah penghantar, nilai dan toleransi dari tegangan,
frekuensi, arus maximum yang diperbolehkan dan hubungan pendek, tindakan
proteksi yang melekat pada suplai, misalnya kawat netral atau kawat ground.
2) Macam keutuhan akan listrik :
Jumlah dan jenis sirkit yang diperlukan untuk penerangan, daya, kendali,
sinyal, telekomunikasi dan lain-lain.
3) Kondisi lingkungan.
Selain itu perencanaan instalasi harus menjamin:
a) Keselamatan manusia dan ternak dan keamanan harta benda dari : Arus kejut
listrik dan suhu berlebih yang sangat memungkinkan terjadi kebakaran, luka
bakar atau efek cidera lain.
b) Berfungsinya instalasi listrik dengan baik sesuai dengan maksed
penggunaannya.
Pemasangan Instalasi Listrik
Dalam pelaksanaannya pemasangan instalasi listrik, instalatur harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1) Harus sesuai dengan gambar rancangan.
2) Mengindahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
3) Menggunakan tenaga kerja yang terlatih.
4) Bertanggung jawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya.
5) Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan
instalasi listrik harus ahli dibidang listrik.
Pemakaian Instalasi Listrik
Instalasi listrik dapat dialiri listrik setelah diadakan pemeriksaan dan pengujian
dengan hasil yang baik. Meskipun instalasi sudah dinilai baik, instalatur tetap terikat
ketentuan tanggung jawab selama instalasi tersebut tidak dirubah baik oleh pengguna
maupun instalatur lain atas kecelakaan termasuk kebakaran yang menjadi akibat
kesalahan pemasangan instalasi. Jika terjadi kecelakaan yang disebabkan karena
adanya perubahan dan penambahan instalasi oleh pengguna atau pamasang instalasi
lain, untuk pelaksana instalasi yang terdahulu dibebaskan dari tanggung jawab.
Pelayanan Instalasi Iistrik
Pelayanan instalasi listrik harus dilakukan sedemikian rupa sehingga aman bagi
yang melayani, aman bagi instalsai dan instalasi berfungsi dengan baik serta
keandalan yang disalurkan terjamin. Yang dimaksud dengan pelayanan instalasi listrik
ialah sistim yang mencakup antara lain menyalurkan, mengatur, membagi, dan
memutuskan arus listrik.

35
Pemeliharaan Instalasi Listrik
Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan,
perawatan, perbaikan dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah
ditentukan. Agar penggunaan serta kerusakan mudah diketahui, dicegah dan
diperkecil. Tujuannya agar instalasi listrik berfungsi dengan baik. Karena instalasi
mengalami keausan, penuaan, atau kerusakan yang akan mengganggu instalasi maka
secara berkala instalasi harus diperiksa dan diperbaiki dan bagian yang aus, rusak,
atau mengalami penuaan harus diganti.
Instalasi Penyalur Petir
1) Timbulnya Petir
Kilat atau halilinar adalah suatu kejadian/gejala listrik di atmosfir. Gejala ini
timbul karena adanya kondensasi dari uap air dan adanya kenaikan arus udara
yang kuat. Karena adanya kondensasi maka timbul titik-titik air . Titik-titik air ini
dibawa oleh arus udara naik.
Titik-titik air kecil akan naik lebih cepat dari pada yang besar. Gesekan ini
akan menimbulkan awan yang bermuatan listrik. Kalau muatan terus bertambah
lama kelamaan kuat medan antara awan dan bumi akan menjadi semakin besar.
Sehingga akan terjadi pelepasan muatan terhadap bumi.
2) Bahaya Sambaran Petir
Petir selalu mencari jalan yang paling mudah ketanah, misalnya lewat lapisan
udara yang lembab dan terionisasi. Bangunan-bangunan yang tinggi paling besar
kemungkinan terkena sambaran petir.
Pengamanan terhadap sambaran petir perlu, terutama pada :
a) Bangunan yang sangat tinggi dan bangunan yang letaknya terpencil didataran
terbuka.
b) Bangunan-bangunan yang atapnya mudah terhakar.
c) Bangunan-bangunan yang menyimpan barang yang mudah meledak dan
mudah terbakar.
d) Pemeriksaan Berkala (Instalasi Listrik, Instalasi Petir)
Dalam pemeriksaan berkala ini yang membedakan adalah jangka waktu pada
saat pemeriksaan pertama dilakukan. Untuk instalasi listrik jangka waktu
pemeriksaan berkala 4-5 tahun, petir 2 tahun.

c. Rangkuman
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja
d. Lembar Kerja
- Daring online:
Setelah membaca dan memahami materi, buatlah sebuah video anda
mempraktekan cara membaca spesifikasi MCB pada KWH di rumah. Dengan
struktur pembuatan video seperti dibawah ini:
1) Nama, kelas dan sekolah (beserta ig instagram/ channel youtube kalau punya)
Contoh: assalamualaikum halo kawan kawan nama saya fahwan kelas XI
Listrik 6 saya berasal dari sekolah SMK Pasundan 2 Banjaran. Ig instagram
saya adalah Browawa dan channel youtube saya adalah Boyzer. Silahkan di
follow dan di subscribe yah kawan kawan.
2) Pengertian MCB (miniatur circuit breaker)

36
Contoh: Miniatur Circuit Breaker adalah (dijelaskan oleh kalian)
Miniatur Circuit Breaker 1 fasa/phase adalah (dijelaskan oleh kalian)
3) Penjelasan kegunaan/fungsi MCB (miniatur circuit breaker)
Contoh: fungsi dari MCB itu adalah (dijelaskan oleh kalian)
4) Jelaskan cara pembacaan spesifikasi MCB. Setelah itu praktekan dengan
membaca spesifikasi MCB di rumah.
Contoh: Cara pembacaan spesifikasi MCB ini adalah .....
Langsung saja kita praktekan dengan membaca spesifikasi pada MCB di
KWH rumah saya. MCB KWH rumah saya memakai MCB 1 fasa. Dan
seterusnya dijelaskan.
5) Setelah itu penutupan video.
6) Contoh: terimakasih sudah menonton video ini. Tinggalkan komentar dan
jangan lupa aktifkan notifikasinya yah.
- Tatap muka
Buatlah instalasi tenaga listrik satu fasa/phase dengan menggunakan 1 PHB, 1
MCB, 1 Sikring, 2 stopkontak 1 fasa. Sebelum praktek cek terlebih dahulu
komponen yang akan dipakai. Komponen yang akan dipakai diharuskan berfungsi
dengan baik. Sebelum dimulai praktek, gunakan K3 dalam pemasangan instalasi
penerangan, panel dan petir.

14. Kegiatan Belajar 14(KD 3.5.)


Untuk kegiatan belajar akan membahas tentang K3 (Keamanan , Keselamatan
ketenagalistrikan dan Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi penerangan,
panel dan petir.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami K3 (Keamanan ,
Keselamatan ketenagalistrikan dan Keselamatan kerja) pada pemasangan instalasi
penerangan, panel dan petir.

b. Tugas
Membaca materi sebelumnya dan materi tambahan yang diberi oleh guru instalasi
tenaga listrik. Setelah membaca siswa dipersilahkan mencari materi tambahan yang
lain yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari. Sehingga siswa
lebih siap dan lebih percaya diri untuk mengikuti tes formatif. Sebelum dimulai tes
formatif, siswa diperbolehkan menanyakan materi yang belum paham. Untuk tes
formatif disesuaikan dengan kondisi dan situasi, biasanya melalui daring online. Situs
nanti akan ditentukan oleh guru instalasi tenaga listrik. Apabila tidak bisa melakukan
daring online, silahkan mengerjakan soal yang telah disediakan pada modul ini. Untuk
yang mengerjakan tes formatif di modul, hasilnya silahkan di ketik menggunakan
software microsoft word atau di foto. File hasil pengerjaan tes formatif di kirim ke
guru instalasi tenaga listrik.

c. Tes Formatif
1. Apa yang disebut dengan K3? Jelaskan!
2. Mengapa K3 itu sangat penting bagi kita? Jelaskan!
3. Apa saja K3 yang digunakan pada praktek pemasangan instalasi penerangan,
panel dan petir? Jelaskan kegunaan masing-masing dari K3 tersebut!
4. Apa dampak bahaya apabila tidak menggunakan K3?Jelaskan!

37
III
EVALUASI

A. Tes Kognitif
1. Lampu TL 40 W/ 220 V, menyerap arus 0,5 A. Berapa faktor daya lampu tersebut …
A. Cos φ = 0,36
B. Cos φ = 0,46
C. Cos φ = 0,56
D. Cos φ = 0.86
E. Cos φ = 0,96
2. Agar gambar dibawah ini berfungsi dengan baik, maka jumlah kabel pada a dan b
adalah…
A. a = 3; b = 3
B. a = 4; b = 4
C. a = 4; b = 5
D. a = 5; b = 5
E. a = 5; b = 6
3. Pemasangan sambungan jaringan tegangan rendah pada saat bertegangan harus
menggunakan perlengkapan standart, kecuali …
A. sepatu
B. masker
C. sarung tangan
D. sabuk pengaman
E. helm
4. Bila pemakai listrik tersengat arus, agar aman dan arus terputus dalam waktu mili detik
maka pada instalasi listrik dipasang …
A. kotak APP
B. PHB
C. MCB
D. ELCB
E. NFB
5. Spesifikasi bahan listrik berdasarkan sifat kelistrikannya adalah …
A. Tegangan, arus, tahanan
B. Resistor, inductor, kapasitor
C. Konduktor, resistor, isolator
D. Motor, generator, transformator
E. Tembaga, aluminium, baja
6. Agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan tepat diperlukan
pengetahuan tentang peralatan yang didiagnosa antara lain
A. Spesifikasi peralatan
B. Jenis peralatan
C. Cara kerja peralatan
D. Merk peralatan
E. Bahan peralatan
7. Pipa yang cocok dipasang diruang lembab, adalah …
A. pipa union
B. pipa PVC
C. pipa galvanis
D. pipa union dan galvanis

38
E. semua jenis pipa dapat digunakan
8. Jenis pemasangan kabel instalasi di kamar hotel yang paling cocok adalah …
A. menempel pada tembok tanpa pipa
B. menempel pada dinding dalam pipa
C. ditanam dalam tembok dalam pipa
D. dengan rak kabel
E. dibawah lantai
9. Jenis sambungan dalam kotak sambung adalah sambungan …
A. Simpul
B. ekor babi
C. cabang datar
D. turn back
E. western union
10. Komponen utama untuk mengendalikan motor listrik 3 fasa dengan metode
elektromekanik adalah
A. MCB
B. NFB
C. Kontaktor
D. Overload
E. Timer
11. Komponen panel daya yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila terjadi beban
lebih adalah …
A. NFB
B. FUSE
C. Kontaktor
D. grounding system
E. measurement equipment
12. Apabila dalam motor 3 fasa yang digunakan untuk menggerakkan suatu mesin dengan
menggunakan kontrol elektromekanik terjadi suatu gangguan yang menyebabkan motor
menjadi panas dan terbakar maka yang bisa menyebabkan motor menjadi rusak antara
lain:
A. Lampu indicator tidak menyala
B. Tombol startnya tidak berfungsi
C. MCB terlalu kecil nilai ampernya
D. Over Load tidak berfungsi dengan baik
E. Kontaktor kontak utamanya mempunyai nilai amper yang besar
13. Persyaratan dalam pemasangan panel daya adalah kecuali :
A. Kotak panel terbuat dari bahan mika agar tidak mengalirkan arus listrik
B. Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
C. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
D. Di depan panel ruangannya harus bebas
E. Mudah dilayani dan aman
14. Pada umumnya pemeliharaan panel listrik ditujukan untuk hal-hal di bawah ini kecuali
A. Mencegah terjadinya pemborosan energi listrik
B. Komponen-komponen panel supaya sering diganti
C. Setiap komponen dapat bekerja optimal sesuai fungsinya
D. Adanya peringatan dini bagi operator akan adanya gangguan
E. Mencegah terjadinya kecelakaan baik pada peralatan maupun operator
15. Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah...
A. volt meter

39
B. Watt meter
C. Ampere meter
D. Ohm meter
E. KWH meter

E. Tes Psikomotor
Untuk tes psikomotor disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang berlaku.
- Tugas daring online:
Kerjakan tugas dibawah ini:
1. Buatlah gambar instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase rumah sendiri.
2. Buatlah tabel jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1
fasa/phase rumah sendiri.
3. Buatlah K3 dan SOP cara mengukur tegangan listrik 1 fasa/phase.
4. Praktekan di rumah kalian pengukuran tegangan listrik menggunakan avometer
dengan mengikuti K3 dan SOP yang kalian buat.
5. Fotokan semua hasil kegiatan ini beserta hasil pengukuran dan perhitungannya.
Kirimkan tugas kepada guru instalasi tenaga listrik.
- Tugas tatap muka:
1. Buatlah gambar instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase rumah sendiri.
2. Buatlah tabel jumlah bahan, tata letak dan rencana biaya pada instalasi tenaga listrik 1
fasa/phase rumah sendiri.
3. Buatlah K3 dan SOP pemasangan instalasi tenaga listrik 1 fasa/phase.
4. Praktekan instalasi tenaga listrik sesuai dengan gambar yang sudah dibuat dan
mengikuti K3 dan SOP yang telah dibuat. Praktek instalasi tenaga listrik mengukti
intruksi dan arahan dari guru instalasi tenaga listrik.

F. Penilaian Sikap
Sikap siswa dalam melaksanakan tugas
1. Memakai alat keselamatan kerja
2) Baju kerja/baju praktik
3) Sepatu keselamatan
4) Topi/helm keselamatan
5) Box perlengkapan peralatan listrik
2. Melaksanakan pengukuran tegangan listrik menggunakan avometer sesuai dengan
SOP(daring online)
3. Melaksanakan kebersihan sebelum dan sesudah praktek (Tatap Muka)
4. Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga listrik sesuai SOP (Tatap Muka)
5. Mematuhi tata tertib bengkel ITL (Tatap Muka)

40
IV
PENUTUP

Semoga modul ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa saya
ucapkan syukur kepada Allah S.W.T. karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan modul ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan modul ini. Semoga modul ini dapat
diterima oleh semua pihak karena modul ini merupakan tahap awal saya dalam memulai
pembelajaran tahun ajaran 2020-2021. Dengan terwujudnya modul ini, saya berharap
pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Segala saran dan kritik yang membangun sangatlah saya harapkan dari semua pihak,
karena saya menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik
tersebut semoga saja dapat menjadi acuan atau pelajaran bagi saya untuk dapat menjadi lebih
baik lagi dalam penyusunan modul dikemudian hari. Atas segala waktu dan perhatiannya
saya mengucapkan terima kasih.

41
DAFTAR PUSTAKA
Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri Jilid 2. Bandung:BSE.
Sumardjati dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2. Bandung:BSE
http://rejekiinsanmandiri.blogspot.com/2017/07/instalasi-listrik-1-phase-definisi.html
Supriatna, Yatna.2017.https://yipay.blogspot.com/2017/05/gambar-teknik-dalam-
perancangan.html
Patabang, Simon.https://www.slideshare.net/simonpatabang/9-perencanaan-instalasi-listrik-1-
phasa
http://tukanglistrikpanggilansolo.blogspot.com/2016/08/sop-perusahaan-standard-operating.html
http://elktro-atim.blogspot.com/2017/06/keselamatan-kerja-pada-kelistrikan.html

42

Anda mungkin juga menyukai