DOSEN PEMBIMBING
Ir. Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D.
NIP. 19721001 200312 1 002
i
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK
(8 AGUSTUS 2022 S/D 2 SEPTEMBER 2022)
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D.
NIP. 19721001 200312 1 002
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Kepala
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Ary Hardiawan
NIK.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat rahmat dan ridha-Nya, Penulis dapat melaksanakan Kerja
Praktik dan menyelesaikan laporan Kerja Praktik di PT.
Telkomsel Landmark Tower Surabaya dengan judul “Penggunaan
Circuit Switch dan Packet Switch pada Layanan Seluler
Telkomsel”. Kerja Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 8
Agustus 2022 s.d 2 September 2022. Penulisan laporan Kerja
Praktik ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah
Kerja Praktik di Departemen Teknik Elektro FTEIC-ITS Surabaya
dan sebagai syarat administrasi Kerja Praktik di PT. Telkomsel
Landmark Tower Surabaya .
Pengalaman merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam proses belajar. Sehingga dengan adanya Kerja Praktik ini
diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman didalam dunia
kerja. Selama melaksanakan Kerja Praktik dan menyusun
laporan ini, penulis banyak mendapat manfaat pengalaman
kerja baik berupa pengetahuan, informasi, ketrampilan maupun
hal lain yang berkaitan dengan sistem kerja perusahaan di PT.
Telkomsel Landmark Tower Surabaya.
Dalam pelakasanaan maupun penulisan laporan kerja
praktik ini, Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan,
arahan, dan motivasi yang diberikan baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Adapun pihak-pihak yang telah
membantu dan membimbing kami dalam pelaksanaan Kerja
Praktik yaitu:
1. Allah SWT. yang dengan rahmat-Nya kami dapat
melaksanakan Kerja Praktik dengan lancar.
2. Bapak Ir. Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D selaku Dosen
Pembimbing di Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia
Departemen Teknik Elektro FTEIC-ITS.
3. Bapak Boromeus Andigantoro selaku manajer dan
pembimbing kerja praktik dari PT. Telkomsel
4. Bapak Ary Hardiawan, yang telah memberikan
bimbingan selama Kuliah Praktek (KP).
5. Bapak Dr. Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.
selaku Kepala Departemen Teknik Elektro yang telah
memberikan bimbingannya kepada kami.
v
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah
mencurahkan doa dan semangat yang tiada henti.
7. Teman-teman Departemen Teknik Elektro ITS angkatan
2019 yang selalu membagikan informasi dan ilmu kepada
kami.
8. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu yang turut membantu dan memperlancar jalannya
Kerja Praktik ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam perancangan dan pembuatan laporan Kerja Praktik ini.
Besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritik dari para
pembaca. Semoga buku laporan Kerja Praktik ini dapat
memberikan manfaaat bagi para pembaca, khususnya bagi
penulis sendiri.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I 1
1.1 Latar Belakang...............................................1
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..........................2
1.3 Tujuan.........................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...............................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...............................................2
1.4 Batasan Masalah.............................................3
1.5 Metodologi Pengumpulan Data............................3
BAB II 4
2.1 Sejarah Perusahaan.........................................4
2.2 Logo Perusahaan.............................................5
2.3 Visi dan Misi..................................................6
2.4 Wilayah Kerja................................................6
2.5 Jam Kerja Perusahaan......................................6
2.6 Struktur Organisasi Telkomsel.............................6
BAB III 8
3.1 Komponen Jaringan 2G dan 3G............................8
3.1.1 Radio Sub System...........................................8
3.1.2 Circuit Switching Sub System............................10
3.1.3 Packet Switching Sub System............................11
3.2 Komponen Jaringan 4G....................................13
3.2.1 E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access
Network)...........................................................13
3.2.2 EPC (Evolved Packet Core)...............................14
BAB IV 16
4.1 Circuit Switch...............................................16
4.1.1 Prosedur Layanan Seluler pada 2G GSM................16
vii
4.1.2 Prosedur Layanan SMS (Short Messaging Service).....19
4.2 Packet Switch...............................................20
4.2.1 Prosedur Layanan Seluler pada 3G GPRS...............20
4.2.2 Prosedur Call Flow in 4G LTE............................24
4.3 Data Penggunaan Komponen Seluler di Telkomsel
Surabaya..............................................................27
BAB V 32
5.1 Kesimpulan..................................................32
5.2 Saran.........................................................32
DAFTAR PUSTAKA 34
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Telkomsel 5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Telkomsel 7
Gambar 3.1 Topologi Jaringan 2G dan 3G 8
Gambar 3.2 Menara BTS 9
Gambar 3.3 Base Station Controller 9
Gambar 3.4 Mobile Switching Center 10
Gambar 3.5 Home Location Register 10
Gambar 3.6 Node B 12
Gambar 3.7 Radio Network Controller 12
Gambar 3.8 Topologi Jaringan 4G 13
Gambar 3.9 evolved Node B (eNB) 14
Gambar 4.1 Call Flow MOC GSM 16
Gambar 4.2 Call Flow MTC GSM 17
Gambar 4.3 Prosedur SMS pada CS 19
Gambar 4.4 Prosedur Attach pada GPRS 20
Gambar 4.5 PDP Context Activation pada GPRS 22
Gambar 4.6 Prosedur Call Flow LTE 24
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Kapasitas dan Penggunaan VLR 28
Tabel 4.2 Data Kapasitas dan Penggunaan SCC 28
Tabel 4.3 Data Kapasitas dan Penggunaan AoIP 28
Tabel 4.4 Data Kapasitas dan Penggunaan SAU SGSN 29
Tabel 4.5 Data Kapasitas dan Penggunaan PDP SGSN 30
Tabel 4.6 Data Kapasitas dan Penggunaan Throughput SGSN 30
Tabel 4.7 Data Kapasitas dan Penggunaan PDP GGSN 31
Tabel 4.8 Data Kapasitas dan Penggunaan Throughput GGSN 31
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan masih memegang peran yang sangat penting
bagi kemajuan bangsa. Melalui pendidikan, sumber daya
manusia ditempa untuk tidak hanya memiliki pengetahuan yang
lebih tetapi mampu memberikan sumbangsih pula di masa
depan. Oleh sebab itu diperlukan sebuah sinergisitas antara
perguruan tinggi dengan dunia industri sehingga pengetahuan
teoritis yang didapatkan di bangku perkuliahan mampu
diaplikasikan pada dunia kerja yang dinamis. Hal ini dikarenakan
perkembangan teknologi yang pesat mendukung perkembangan
pada sektor industri yang semakin canggih dan modern. Dalam
hal ini, mahasiswa perlu mengetahui dan mengamati realita
dunia kerja sehingga mampu mempersiapkan diri ketika lulus
nantinya sesuai dengan bidang yang ditempuh.
Salah satu bentuk realisasi upaya tersebut terdapat
pada kurikulum pendidikan perguruan tinggi yang telah diatur
oleh Pemerintah. Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS
Surabaya) sendiri terdapat mata kuliah kerja praktik yang
diharapkan mampu mengakomodasi mahasiswa agar memiliki
pandangan terkait kondisi lingkungan kerja sesuai dengan bidang
studi yang ditempuh dan mampu menyelaraskan pengetahuan
teoritis dengan aplikasi praktis di lapangan.
Dalam rangka melaksanakan kerja praktik ini, kami
memilih PT. Telkomsel sebagai salah satu perusahaan
telekomunikasi yang diharapkan dapat menjembatani upaya-
upaya perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu
pendidikannya melalui kerja praktik sehingga membantu
meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi yang berdaya
saing tinggi.
1
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktik dilaksanakan mulai tanggal 8 Agustus 2022
hingga 2 September 2022 di Telkomsel Landmark Tower
Surabaya.
1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaaan kerja praktik di PT Telkomsel
Landmark Tower Surabaya adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
a. Menciptakan hubungan antara dunia industri dan
perguruan tinggi, dimana output perguruan tinggi
merupakan sumber daya manusia dalam dunia industri.
b. Sebagai perwujudan peran serta dunia industri dalam
memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan
nasional.
c. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui
dan memahami aplikasi ilmunya di dunia industri.
d. Sebagai sarana pembelajaran sosialisasi dalam
lingkungan dunia kerja.
e. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem
kerja di industri sekaligus mampu mengadakan
pendekatan masalah yang ada.
f. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir
konstruktif yang lebih berwawasan bagi mahasiswa.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS)
yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di
Departemen Teknik Elektro FTEIC-ITS Surabaya.
b. Memperdalam pemahaman mahasiswa dengan mengenal
dan mempelajari secara langsung mengenai penggunaan
circuit switch serta packet switch di bidang layanan
seluler seperti telpon, SMS, dan data yang ada di
Telkomsel.
2
c. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa terlibat
dalam fungsi-fungsi keteknik-elektroan, terutama di
bidang Telekomunikasi.
d. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
budaya kerja, dan kemampuan keprofesian melalui
penerapan ilmu, latihan kerja dan pengamatan teknik
yang diterapkan di PT Telkomsel Landmark Tower
Surabaya.
3
BAB II
SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler
GSM kedua di Indonesia, dengan layanan pascabayarnya yang
diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan
saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%) dan PT Indosat (49%).
Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator
seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar
GSM. Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM (65%) dan
perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). TELKOM
merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan
perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Singapura.Pada tahun 1995, secara resmi Telkomsel mendapat
izin untuk memberikan jasa telekomunikasi selular GSM, setelah
sebelumnya sukses sebagai pilot project Telkom dalam proyek
percontohan GAM di Batam. Selanjutnya Pada tahun 1996,
Telkomsel mulai beroperasi di ibu kota Jakarta dan berhasil
melayani seluruh provinsi yang ada di Indonesia, hal ini ditandai
dengan pengoperasian layanan Telkomsel di Ambon dan
Jayapura.Telkomsel menjadi pelopor kartu prabayar isi ulang di
ASIA dan meluncurkan produk pertamanya simPATI, kartu ini
diluncurkan saat krisis ekonomi sedang melanda tahun 1997,
dimana Telkomsel memberikan solusi kepada para pengguna
jasa selular yang memulai melakukan pengontrolan anggaran
komunikasinya. Selain itu juga Telkomsel mendapat sertifikat
ISO 9002 untuk Costumer Service On-Line dari PT Tuv Rheinland
Jerman, yang menandai layanan pelanggan Telkomsel telah
memenuhi standarisasi mutu internasional. Pada akhir Maret
2009, Telkomsel memiliki 72.1 juta pelanggan yang berdasarkan
statistik industri,mewakili pangsa pasar yang diperkirakan
sekitar 50%. Telkomsel menyediakan layanan selular di
4
Indonesia, melalui nasional sendiri dual-band GSM 900-1800
MHz, jaringan 3G, dan internasional, melalui 341 mitra roaming
internasional di 180 negara (akhir Maret 2009). Pada September
2006, Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia untuk
meluncurkan layanan 3G. Telkomsel secara konsisten
mengimplementasikan roadmap teknologi selular, mulai dari 3G,
HSDPA, HSPA+, serta menjadi yang pertama meluncurkan secara
komersial layanan mobile 4G LTE di Indonesia yang akan
memberikan pelanggan akses yang lebih cepat di dalam
menikmati layanan data serta memungkinkan penerapan
teknologi selular dalam skala yang lebih besar, seperti untuk
pengembangan kota pintar (smart city).
5
2.3 Visi dan Misi
A. Visi
Menjadi penyedia layanan dan solusi gaya hidup digital
mobile kelass dunia yang terpercaya.
B. Misi
Memberikan layanan dan solusi digital mobile yang
melebihi ekspektasi para pengguna, menciptakan nilai
lebih bagi para pemegang saham serta mendukung
pertumbuhan ekonomi bangsa.
6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Telkomsel
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Komponen Jaringan 2G dan 3G
8
Gambar 3.2 Menara BTS
3.1.1.2 Base Station Controller (BSC)
BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur
trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC
mengelola sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk
setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile station
melewati batas antar sel.
9
suara dari 64 Kbps yang keluar dari MSC menjadi 16 Kbps yang
menuju BSC untuk efisiensi kanal transmisi.
10
3.1.2.3 Visitor Location Register (VLR)
VLR merupakan database yang berisi informasi
sementara mengenai pelanggan yang tidak terdaftar pada suatu
MSC yang memasuki area MSC tersebut.
3.1.2.4 Authentication Center (AuC)
AuC berisi database yang menyimpan informasi rahasia
yang disimpan dalam bentuk format kode. AuC digunakan untuk
mengontrol penggunaan jaringan yang sah dan mencegah semua
pelanggan yang melakukan kecurangan.
3.1.2.5 Equipment Identity Register (EIR)
EIR berisi database terpusat yang berguna untuk validasi
International Mobile Equipment Identity(IMEI). Air Interface GSM
Sistem GSM memiliki tiga buah antarmuka standar yang terdiri
dari antarmuka udara (Um-interface) yang menghubungkan
perangkat MS dan BTS, antarmuka Abis (Abis-interface) yang
menghubungkan BTS dan BSC serta antarmuka A (A-interface)
berupa PCM line yang menghubungkan BSC dan MSC.
11
Gambar 3.6 Node B
Node B sama dengan Base Station di dalam jaringan
GSM. Node B merupakan perangkat pemancar dan penerima
yang memberikan pelayanan radio kepada UE. Fungsi utama
node B adalah melakukan proses pada layer 1 antara lain :
channel coding, interleaving, spreading, de-spreading, modulasi,
demodulasi dan lain-lain. Node B juga melakukan beberapa
operasi RRM (Radio Resouce Management)
3.1.4.2 RNC (Radio Network Controller)
12
menghubungkan CN (Core Network) dengan user, dan
merupakan tempat berakhirnya protokol RRC (Radio Resource
Control) yang mendefinisikan pesan dan prosedur antara mobile
user dengan UTRAN.
13
Gambar 3.9 evolve Node B (eNB)
3.2.2 EPC (Evolved Packet Core)
3.2.2.1 Mobility Management Entity (MME)
MME ini bertugas untuk managing session subscriber dan
signalling control plane.
3.2.2.2 HSS (Home Subscriber Server)
HSS merupakan perpaduan HLR (Home Location
Register) dan AuC (Authentication Center) yang mana dipakai di
teknologi 2G/3G. HLR part di HSS adalah menyimpan User
Profile seperti QoS, IMSI, MSISDN dll. Sedangkan untuk AuC
partnya sendiri adalah Security di mutual network terminal
authentication dan mencegah adanya eavesdropping di jaringan.
3.2.2.3 Serving Gateway (SGW)
SGW sendiri adalah termination point di LTE, yang
berfungsi sebagai pengait jika handset berpindah dari satu
eNodeB ke eNodeB yang lain.
3.2.2.4 Packet Data Network (PDN) Gateway
Sama halnya dengan SGW, PGW adalah termination
point packet data ke PDN (Internet). PGW sendiri bisa bertindak
sebagai Policy Enforcement dimana akan menjalankan perintah
dari Policy Controller.
14
3.2.2.5 Policy and Charging Rules Function (PCRF)
PCRF ini bertindak memberikan QoS terhadap subscriber
dan memberikan perintah ke PGW untuk apply rule QoS yang
diberikan.
15
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Circuit Switch
4.1.1 Prosedur Layanan Seluler pada 2G GSM
4.1.1.1 Mobile Originating Call
16
memastikan data yang dikirim melalui jaringan radio
antara BSS dan MS/MSC aman, MSC memulai prosedur
penyandian yang ditransmisikan ke BTS, yang kemudian
meneruskan pesan ke MS. MS memungkinkan ciphering
menuju BTS; saat BTS mulai menerima data yang di-
cipher, itu akan memulai transmisi informasi yang di-
cipher, menyelesaikan prosedur enkripsi.
4. untuk memulai setup panggilan, MSC memverifikasi
bahwa layanan yang diminta diperbolehkan untuk
pelanggan. Informasi ini tersedia di Daftar Lokasi
Virtual, yang menyimpan data pelanggan sementara
(lokasi, preferensi, layanan yang diizinkan). Setelah VLR
mengkonfirmasi layanan yang diminta oleh MS asal, MSC
memulai setup panggilan.
5. agar panggilan berlangsung, MSC akan mengalokasikan
saluran suara antara MSC dan BSS. BSS memberi tahu MS
tentang perubahan ke mode suara, dan MS
mengembalikan pesan konfirmasi. MSC mengarahkan
panggilan ke nomor yang dihubungi. Ketika panggilan
diterima di PSTN, MSC diberitahu bahwa pelanggan yang
dipanggil sedang diperingatkan, di mana MS asal
menerima notifikasi dering.
4.1.1.2 Mobile Terminating Call
17
1. ketika panggilan dilakukan dari PSTN ke nomor telepon
tertentu, PSTN menggunakan informasi di nomor telepon
(negara dan jika tersedia, operator) untuk menemukan
gateway MSC yang mengarah ke MSC tempat pelanggan
terdaftar.
2. GMSC dapat meminta informasi tentang jaringan inti
pelanggan dan lokasi saat ini dengan menginterogasi
HLR (Home Location Register).
3. HLR terus memperbarui lokasi MS yang disimpan di VLR
jaringan yang dikunjungi MS. Di HLR, pelanggan MSISDN
(nomor telepon) dikaitkan dengan nomor IMSI kartu SIM,
yang digunakan untuk mengautentikasi pelanggan di
jaringan yang dikunjungi saat mereka mendaftar. Sejak
otentikasi dikomunikasikan ke MSC, HLR menyadari
MSC/VLR yang dikunjungi dari MS pada waktu tertentu.
4. Agar GMSC dapat meneruskan panggilan ke MSC, HLR
meminta nomor telepon roaming sementara dari MSC
(Mobile Station Roaming Number – MSRN).
5. MSRN dikirim kembali dari HLR ke GMSC.
6. GMSC meneruskan panggilan ke MSC menggunakan MSRN
yang ditetapkan.
7. setelah menerima panggilan, MSC membuka halaman
semua BSC di area yang dilayaninya.
8. BSC, pada gilirannya, halaman BTS yang ditugaskan
kepada mereka.
9. MS yang dipanggil menanggapi paging dari BTS, meminta
untuk membuat saluran radio ke BTS.
10. respon diteruskan ke MSC, yang, setelah diberitahu,
mengotentikasi MS dan memulai penyandian panggilan
menggunakan prosedur yang sama seperti pada
panggilan MO.
11. ketika MSC mengirim kembali ke jaringan radio pesan
konfirmasi panggilan, MS yang dipanggil mulai
berdering.
18
4.1.2 Prosedur Layanan SMS (Short Messaging Service)
19
4.2 Packet Switch
4.2.1 Prosedur Layanan Seluler pada 3G GPRS
4.2.1.1 Prosedur Attach pada GPRS
20
mendapatkan kunci sesi Kc dan SRES. Nilai SRES yang
dihitung diteruskan ke SGSN.
5. SGSN kemudian meminta identitas ponsel GPRS. GPRS
mobile merespon kembali dengan identitas. Pastikan
ponsel GPRS yang digunakan pengguna bukan ponsel
curian. IMEI (Internaional Mobile Equipment Identity)
yang diperoleh dari GPRS mobile dikirim ke Equipment
Identification Register (EIR).
6. EIR menghapus pelanggan dan merespon kembali ke
SGSN dengan status. SGSN sekarang menginformasikan
Home Location Register (HLR) tentang lokasi baru
ponsel GPRS.
7. HLR menginformasikan SGSN lama bahwa GPRS mobile
telah pindah ke lokasi baru dan SGSN lama merespon
kembali.
8. HLR memperbarui SGSN baru dengan semua informasi
pelanggan dan SGSN merespon kembali ke HLR.
9. HLR sekarang merespon kembali pesan "Perbarui
Lokasi" SGSN. Ponsel telah memulai penggabungan
gabungan, sehingga SGSN juga memperbarui informasi
lokasi di MSC-VLR yang akan menangani panggilan
suara. MSC juga memulai pembaruan di HLR. Urutan
tindakan di sini identik dengan pembaruan HLR SGSN.
10. MSC memberi tahu SGSN bahwa mereka telah
menyelesaikan pembaruan lokasi.
11. SGSN merespons kembali permintaan Gabungan GRPS
asli dari ponsel. Ponsel GPRS mengakui penerimaan
"attach Terima".
4.2.1.2 PDP Context Activation pada GPRS
21
Gambar 4.5 PDP Context Activation pada GPRS
1. Ponsel GPRS sekarang memulai prosedur aktivasi
konteks PDP untuk mendapatkan alamat IP perangkat.
Nama Titik Akses (APN) yang ditentukan oleh penyedia
layanan diteruskan sebagai parameter.
2. SGSN memulai permintaan DNS untuk menemukan
GGSN yang sesuai dengan APN yang ditentukan oleh
ponsel. (GGSN - Node Dukungan GPRS Global.)
kemudian DNS menyediakan alamat IP GGSN.
3. SGSN merutekan permintaan aktivasi konteks PDP ke
GGSN yang sesuai dengan APN.
4. GGSN mengotentikasi langganan GPRS di server
RADIUS.
5. Server RADIUS berhasil mengotentikasi pelanggan dan
membalas kembali ke GGSN.
6. GGSN sekarang meminta server DHCP untuk alamat IP
dinamis untuk ponsel GPRS lalu Server DHCP
memberikan alamat IP.
7. GGSN merespon kembali ke SGSN, menunjukkan
penyelesaian prosedur aktivasi konteks PDP.
8. SGSN membalas kembali ke ponsel GPRS. Ini
menandakan selesainya aktivasi konteks PDP.
22
4.2.2 Prosedur Call Flow in 4G LTE
23
1. Beacon (MIB, SIB)
Elemen Master Informations Block (MIB) dan System
Information Block (SIB) memungkinkan UE untuk
menemukan dan menyinkronkan dirinya ke jaringan.
2. Random Access Preamble (RAP)
Apakah pesan pertama dari UE ke eNB, untuk mencapai
sinkronisasi uplink untuk mendapatkan sumber daya
untuk pesan ketiga.
3. Random Access Preamble Response (Respons RAP)
Respons Pembukaan Akses Acak memungkinkan UE untuk
mengirim pesan lebih lanjut.
4. Radio Resource Connection (RRC LTE)
UE menggunakan pesan alokasi UL-SCH ke eNodeB yang
berisi identitas UE (biasanya S-TMSI: MMEC+M-TMSI) dan
penyebab pembentukan koneksi RRC.
5. Radio Resource Connection Setup (Pengaturan RRC)
eNodeB mengirimkan pesan DL-SCH ke UE untuk
membuat signaling radio bearer (SRB) . Pesan tersebut
berisi: parameter konfigurasi untuk uplink RLC, UL-SCH,
Power Head Room (PHR) dan Uplink Power Control.
6. Konektivitas PDN
UE mengirimkan pesan ke eNodeB yang berisi: RRC telah
selesai, Memulai prosedur Lampirkan sebagai muatan
stratum non-akses (NAS) dan permintaan Konektivitas
PDN.
7. Lampirkan permintaan PDN
eNodeB akan mengirimkan pesan pertamanya ke
jaringan inti dengan meneruskan permintaan lampiran
ke MME. Pesan ini dikirim melalui antarmuka S1AP dan
berisi pesan UE awal yang meliputi: Permintaan
Konektivitas PDN, Identifikasi Area Pelacakan (TAI) dan
Pengidentifikasi Sel Global E-UTRAN (ECGI).
8. Permintaan dan info otentikasi
24
MME yang akan mencapai HSS akan mengirimkan tuple
scurity ke MME yang berisi K-ASME, AUTN, XRES dan
RAND.
9. Respons otentikasi
UE mengirimkan nilai respons Autch yang dihitung dari
kunci K, AUTN, dan RAND.
10. Mode Keamanan Selesai
Perintah mode keamanan MME mengirimkan algoritma
enkripsi dan perlindungan integritas dan pengidentifikasi
pemilihan kunci (KSI-ASME). Pesan respons UE kembali
ke MME dengan penyandian NAS dan perlindungan
integritas.
11. Permintaan pembaruan lokasi
Pesan pengakuan dikirim dari HSS ke MME yang berisi
konteks langganan PDN (profil QoS berlangganan EPS dan
APN-AMBR berlangganan).
12. Permintaan sesi
Buat pesan permintaan sesi dari Mobility Management
Entity (MME) ke Serving Gateway(SGW) untuk membuat
terowongan GTP.
13. Permintaan Pembawa Default
Serving Gateway (SGW) akan mengirimkan permintaan
ini ke Packet Data Network Gateway (PGW), untuk
membuat entri baru di tabel konteks pembawa EPS dan
menghasilkan Charging Id.
14. Respons pembawa default
Respons pembawa default dari PGW ke SGW akan berisi
alamat PDN GW User Plane, PDN GW TEIDs User and
Control Plane, EPS Bearer Identity dan QoS. Di sisi lain,
PGW juga akan mengirimkan data Downlink yang akan
dibuffer di SGW untuk saat ini.
15. Respon sesi
25
Pesan pengakuan dari SGW ke MME yang menunjukkan
pembentukan terowongan GPRS Tunneling Protocol for
control (GTP-C).
16. Permintaan pengaturan konteks awal
MME akan mengirim pesan pengaturan konteks awal eNB
yang berisi permintaan pengaturan konteks antarmuka
S1, lampiran NAS menerima dan mengaktifkan
permintaan pembawa default.
17. Mode keamanan RRC
eNodeB akan mencapai UE dengan pesan mode
keamanan RRC dengan perlindungan integritas AS dan
algoritma enkripsi dan parameter START. UE mengirim
ke eNodeB pesan pengakuan yang menggunakan kunci
yang baru diaktifkan untuk mengenkripsi dan
perlindungan integritas.
18. Konfigurasi ulang RRC
eNodeB akan mengirimkan konfigurasi ulang RRC untuk
mengaktifkan pembawa radio default.
19. RRC selesai
Hal berikutnya yang terjadi pada aliran panggilan LTE
adalah UE akan mengirimkan pesan pengakuan dan
melampirkan RRC LTE lengkap (EPC Bearer Identity, NAS
sequence number, NAS-MAC).
20. Data mengalir
Sekarang, UE telah berhasil membuat koneksi ke
jaringan dan data buffer akan diteruskan ke UE di
pembawa Data Radio.
26
NE Capacity Used Occ.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil selama melakukan kerja praktik di Telkomsel
Telecommunication Center, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Telkomsel Telecommunication Center adalah pusat
beroperasinya infrastruktur telekomunikasi selular di
indonesia dimana hal tersebut adalah untuk menggelar
High Performance Network secara menyeluruh melalui
peningkatan kapasitas jaringan dan ketersediaan
transmisi guna menghadirkan kenyamanan
berkomunikasi memanfaatkan layanan selular di
indonesia.
2. Di indonesia saat ini infrastruktur jaringan
telekomunikasi yang tersedia secara menyeluruh adalah
jaringan teknologi komunikasi 2G, 3G, 4G, dan sekarang
sudah mulai transisi ke teknologi komunikasi generasi
berikutnya yaitu 5G.
3. Pada layanan seluler telkomsel terdapat dua jenis
sistem utama yaitu menggunakan circuit switch serta
menggunakan packet Switch. Namun untuk saat ini
penggunaan circuit switch sudah mulai ditinggalkan dan
kebanyakan user sudah beralih ke Packet switch
terutama pada jaringan 4G LTE.
5.2 Saran
Setelah melakukan kerja praktik di Telkomsel
Telecommunication Center, kami dapat memberikan beberapa
saran, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada PT TELKOMSEL LANDMARK TOWER SURABAYA
untuk kerja praktek mahasiswa selanjutnya bila kondisi
memungkinkan diharapkan agar kegiatan kerja praktek
28
bisa dilaksanakan secara tatap sehingga mahasiswa lebih
mudah mendapatkan ilmu serta pengalaman yang lebih
luas dalam bidang telekomunikasi
2. Dari kesimpulan yang kami dapatkan penggunaan sistem
packet switch diharapkan bisa lebih ditingkatkan lagi
kapasistasnya karena dimasa depan packet switch akan
semakin berkembang terutama semenjak
berkembangnya internet.
29
DAFTAR PUSTAKA
https://nimbelink.com/Documentation/Skywire/
30032_PDPContextsAndMessageServiceCenters.pdf
https://pdfcoffee.com/arsitektur-jaringan-2g-3g4g-pdf-
free.html
https://telecom-knowledge.blogspot.com/2014/10/pdp-
context.html
https://telset.id/news/telko/filosofi-logo-baru-telkomsel/
https://www.eventhelix.com/telecom/gprs/
gprs_attach_pdp_sequence_diagram.pdf
https://www.telkomsel.com/en/about-us/our-story/our-history
https://yatebts.com/documentation/concepts/gsm-
functionalities/
https://yatebts.com/solutions_and_technology/lte-call-flow-
explained/
30