Anda di halaman 1dari 29

PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI

JARINGAN TEGANGAN MENENGAH DAN


TEGANGAN RENDAH

LAPORAN KERJA PRAKTIK

LAPORAN KERJA PRAKTIK

JUDUL
PT PLN LAPORANPELAYANAN
UNIT PELAKSANA KP
PELANGGAN AREA KEBON JERUK

NAMA : YUDHO DWIANDANU BERKAH


Maintenace Alat - Alat Sistem Distribusi Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Area Bintaro

NIM : 102116037

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS PERTAMINA

JAKARTA, 19 FEBRUARI 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan ini dapat selesai
tepat waktu. Shalawat dan salam semoga terlimpah pada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada seluruh umatnya sampai akhir
zaman.

Peran mahasiswa terhadap bangsa ini adalah sebagai agen perubahan,


kontrol sosial, dan penerus generasi berikutnya. Berdasarkan Tridarma Perguruan
Tinggi, universitas wajib melakukan pendidikan, penelitian, dan juga pengabdian
kepada masyarakat. Sedangkan fungsi dari mahasiswa adalah menjadi kontrol
sosial, agen perubahan, dan penerus generasi berikutnya. Jika ditarik benang merah
antar keduanya dalam bidang industri maka mahasiswa sebagai generasi penerus
bangsa harus mengetahui keadaan nyata di dunia kerja sebagai bagian dari
pendidikan.

Mahasiswa harus menyadari fungsi dan perannya di dunia industri pada


masa depan. Itulah yang menjadikan alasan pentingnya kerja praktik ini. Kerja
praktik bagi mahasiswa tidak berfokus pada penyelesaian masalah melainkan
meningkatkan kemampuan analisis, pengetahuan terhadap dunia pekerjaan,
maupun meningkatkan soft skills yang digunakan dalam dunia kerja.

Keberhasilan penulisan laporan ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa
ada bantuan dan bimbingan dari pihak yang terlibat. Dalam kesempatan ini ucapan
terimakasih disampaikan kepada:

1. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakan.


2. Prof. Ir. Suprihanto, Ph.D. selaku dekan Fakultas Teknologi Industri.
3. Dr. Eng. Wahyu Kunto Wibowo selaku ketua program studi Teknik Elektro.
4. Dr. Eng. Muhammad Abdillah S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Kerja
Praktik.
5. Seluruh Pegawai PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk.
6. Seluruh Dosen dan staff Universitas Pertamina.
7. Seluruh pihak yang telah mambantu selama kerja praktik.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktik ................................................................................ 2
1.3 Waktu Dan Tempat Kerja Praktik ............................................................. 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II PROFIL PT PLN UP3 AREA KEBON JERUK ...................................4
2.1 Sejarah Instansi ......................................................................................... 4
2.2 Visi Dan Misi Instansi .............................................................................. 5
2.3 Struktur Instansi ....................................................................................... 6
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK ...........................................................7
3.1 Orientasi umum ........................................................................................ 7
3.2 Inspeksi dan Pemeliharaan Kubikel ......................................................... 7
3.3 Penggantian Transformator ...................................................................... 9
3.4 Penggantian Terminasi Kabel ................................................................. 10
3.5 Deteksi Kabel Saluran Kabel Tegangan Menengah ................................11
3.6 Perbaikan Travers Saluran Udara Tegangan Menengah......................... 13
BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK ..................................................................14
BAB V TINJAUAN TEORITIS..........................................................................18
BAB VI KESIMPULAN ......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Spesifikasi Kabel NFA2X 3X70+70mm2 ............................................ 14


Tabel 4. 2 Hasil pengukuran arus beban pada rak TR sebelum pecah beban........ 16
Tabel 4. 3 Hasil pengukuran arus beban pada rak TR setelah pecah beban .......... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT PLN (Persero) ....................................................................... 5


Gambar 2.2 Stuktur Instansi PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk ............................... 6
Gambar 3.1 SLD wilayah kerja PLN UP3 Area Kebon Jeruk ................................ 7
Gambar 3.2 Revisi Kubikel ..................................................................................... 9
Gambar 3.3 Penggantian Trafo (a) Indoor (b) Outdoor ........................................ 10
Gambar 3.6 Kondisi terminasi indoor (a) sebelum penggantian (b) setelah
penggantian ...................................................................................... 11
Gambar 3.7 Kondisi terminasi outdoor (a) sebelum penggantian (b) setelah
penggantian ...................................................................................... 11
Gambar 3.8 Pengukuran jarak antar kabel ............................................................ 12
Gambar 3.9 Jarak gangguan dari gardu yang diinjeksi ......................................... 12
Gambar 3.10 amplifier .......................................................................................... 13
Gambar 3.13 (a) Sebelum Perbaikan Traves (b) Sesudah Perbaikan Traves ........ 13
Gambar 4.1 Kabel rantas ....................................................................................... 15
Gambar 4.2 Fuse TR rusak ................................................................................... 15
Gambar 4.3 fuse holder meleleh ........................................................................... 15
Gambar 4.5 Sketsa penambahan feeder untuk pemecahan beban pada gardu SP134
......................................................................................................... 17
Gambar 5.1 Ilustrasi SLD aliran daya dari kubikel ke feeder ............................... 18

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, sistem tenaga listrik saat ini menjadi
bagian utama dari masyarakat industri modern [1]. Berdasarkan Outlook Energi
Indonesia Tahun 2019 [2], rumah tangga, dan industri kecil dan menengah
menduduki peringkat kedua berdasarkan kebutuhan energi. Energi terbesar yang
dibutuhkan pada sektor tersebut merupakan energi listrik. Penyaluran dan penjualan
energi listrik di Indonesia hingga saat ini hanya dilakukan oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Tercatat penjualan day listrik oleh PLN di Unit Induk Distribusi Jakarta Raya
(UID JAYA/DISJAYA) pada kuartal kedua mencapai Rp.26,4 triliun. Pendapatan
tersebut didominasi oleh penjualan dari sektor rumah tangga di sekitaran Jakarta
yaitu Kebon Jeruk dan sekitarnya. Berdasarkan data tersebut maka Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan (UP3) Area Kebon Jeruk memiliki peranan penting bagi PLN
dan juga pelanggan PLN.
Peran UP3 Area Kebon Jeruk adalah membuat penjadwalan perawatan alat-
alat distribusi di area tersebut agar meminimalkan kemungkinan kerusakan pada
alat-alat tersebut menjadi bagian yang sangat penting. Perawatan alat-alat tersebut
harus tetap dirawat agar dapat menjamin listrik tetap mengalir pada pelanggan
untuk menghindari kerugian dari sisi PLN maupun sisi pelanggan. Oleh karena itu,
perawatan haruslah dilakukan sesuai prosedur dan teknik yang benar.
Pada laporan KP ini akan membahas mengenai kegiatan kerja praktik yang
dilakukan di PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk. Topik bahasan pada laporan ini yaitu
perawatan gardu distribusi jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah dapat
memberikan wawasan bagi mahasiswa Teknik Elektro untuk menjadi tenaga kerja
yang ahli, kreatif, dan dapat memberikan inovasi bagi kemajuan dunia industri.
1.2 Tujuan Kerja Praktik

Kegiatan kerja praktik ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan tersebut merupakan pedoman yang digunakan selama
aktivitas KP yang meliputi poin berikut ini:

a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia industri terhadap
perkembangan sistem pendidikan di Indonesia.
2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk beradaptasi dengan
dunia industri secara utuh.
3. Membuka wawasan mahasiswa untuk mengetahui dan memahami aplikasi
ilmu yang telah dipelajari dalam dunia industri.
4. Menumbuhkan pola pikir secara runtut dan konstruktif bagi mahasiswa.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kondisi aktual penerapan ilmu konsentrasi sistem tenaga
listrik maupun meningkatkan kemampuan analisis memahami
permasalahan sebagai bagian dari penerapan ilmu teknik elektro di dunia
pekerjaan.
2. Memahami proses umum dalam sistem distribusi tenaga listrik menuju
pelanggan.
3. Mengetahui proses pengambilan data serta proses pengolahan data
kelistrikan dalam sektor distribusi listrik.
4. Mengetahui proses perawatan alat-alat pada sistem distribusi tenaga listrik.
5. Mengetahui permasalahan yang sering terjadi dalam proses distribusi dan
solusi yang dilakukan untuk menghadapinya.

1.3 Waktu Dan Tempat Kerja Praktik

Kerja praktik ini dilaksanakan sejak tanggal 6 Januari 2020 hingga 31


Januari 2020 atau selama 4 pekan. Kerja praktik ini dilaksanakan di PT PLN UP3
Area Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. HOS Cokroaminoto No. 1, RT.001/RW.002,
Ciledug, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten 15155.
1.4 Manfaat

Kerja praktik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT PLN UP3 Area Kebon
Jeruk, Universitas Pertamina, dan juga mahasiswa yang mengikuti kerja praktik ini.
Berdasarkan tujuan kerja praktik yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan
beberapa manfaat yang diharapkan dari kerja praktik ini:

1. Dapat mengetahui ilmu Teknik Elektro secara praktis yang diterapkan


di PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk, maupun mempelajari praktis dari
keilmuan yang lain.
2. Menambah wawasan mengenai ruang lingkup bisnis dan alur kerja PT
PLN UP3 Area Kebon Jeruk
3. Mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja dengan
menambah pengetahuan dalam bidang softskill seperti komunikasi,
people management, conflict management, dan juga analytic thinking
and innovation.
BAB II
PROFIL PT PLN UP3 AREA KEBON JERUK

2.1 Sejarah Instansi

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 saat


perusahaan Belanda mendirikan pembangkit untuk keperluan industri. Setelah itu
bisnis kelistrikan berkembang menjadi untuk kepentingan umum, yang diawali oleh
perusahaan Belanda bernama NV OGEM. Setelah itu NV OGEM melakukan
perluasan bisnis menjadi usaha listrik dan gas. Pada saat perang dunia II terjadi
perusahaan listrik dan gas tersebut dikuasai oleh Jepang. Setelah Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda
Indonesia dan kemudian diberikan kepada pemerintah Indonesia dibawah
kepemimpinan Ir. Soekarno. Pada 27 Oktober 1945 Presiden Soekarno membentuk
Jawat Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkitan tenaga listrik 157.5 MW [3].
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dalam
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada 1 januari 1965. Pada saat yang
sama didirikanlah 2 perusahaan yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai
pengelola listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mengelola gas. Seiring
dengan ditetapkannya peraturan pemerintah pada tahun 1994 yang memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,
maka PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Sedangkan PLN Distribusi Jakarta Raya berdiri karena dibangunnya
pembangkit listrik tenaga uap atas kerjasama perusahaan Belanda yaitu NV OGEM
dengan pemerintah Indonesia. PLTU tersebut dibangun pada 1 Januari 1954 yang
menandai awal pengelolaan listrik di area Jakarta. PLN UP3 Area Kebon Jeruk
merupakan sub-bagian dari PLN DISJAYA dengan 22 area lainnya.
Logo PT PLN (Persero) terdapat pada Gambar 2.1. Makna dari logo tersebut
dibagi menjadi 3 bagian utama. Bagian pertama adalah bidang persegi panjang
vertikal berwarna kuning yang berarti PLN menjadi wadah atau organisasi yang
terorganisir dengan baik. Sedangkan warna kuning menggambarkan pencerahan,
seperti yang diharapkan bahwa PLN dapat mencerahkan kehidupan masyarakat
dengan listrik. Bagian kedua adalah petir atau kilat yang melambangkan tenaga
listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan
oleh perusahaan. Selain itu petir juga melambangkan kerja cepat dan tepat dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Sedangkan warna merah
melambangkan kedewasaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman. Bagian terakhir adalah tiga gelombang yang memiliki arti

gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh 3 bisnis PLN yaitu pembangkitan,
penyaluran, dan distribusi.
Gambar 2. 1 Logo PT PLN (Persero)

2.2 Visi Dan Misi Instansi

Visi dari PT PLN (Persero), Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang
Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani
[3]. Arti dari visi tersebut adalah perusahaan mampu memberikan pelayanan
dengan standar kualitas pelayanan kelas dunia, memiliki cakrawala pemikiran yang
mutakhir, terdepan dalam pemanfaatan teknologi, haus akan kesempurnaan kerja
dan perilaku, serta merupakan perusahaan idaman bagi para pencari kerja. Selain
itu perusahaan mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan usaha, serta
konsisten dalam pengembangan standar kerja, dan juga perusahaan mampu
mengembangkan insan yang kompeten, profesional, dan berpengalaman serta
memenuhi standar etika dan kualitas.
Sedangkan untuk misi dari PT PLN (Persero) adalah [3]:

• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang yang terkait, berorientasi pada


kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Sedangkan untuk moto dari perusahaan adalah Listrik untuk Kehidupan yang Lebih
Baik. PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk mengikuti visi, misi, dan motto PT PLN
(Persero).

2.3 Struktur Instansi

Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan Area Kebon Jeruk:
Manager Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan

Manager Bagian Manager Bagian Pejabat


Manager Bagian Manager Bagian Manager Bagian Manager Bagian Manager Bagian
Transaksi Eneri Keuangan, SDM, Perencanaan
Perancanaan Jaringan Konstruksi Pemasaran Niaga
Listrik dan Administrasi Pengadaan

Pejabat
Pelaksana
Pengadaan

Pejabat
Pelaksana K3L

Gambar 2. 2 Struktur Instansi PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk

Penempatan KP berada di bagian jaringan dibawah manager bagian


jaringan. Namun dalam KP ini pembelajaran tidak hanya dilakukan pada bagian
jaringan namun juga pada bagian niaga, konstruksi, dan perencanaan. Bagian-
bagian tersebut dipilih karena fokus dari KP ini adalah mengetahui alur bisnis dari
PLN UP3 Area Kebon Jeruk dan juga mengetahui tahapan untuk melakukan
perawatan gardu distribusi jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah.
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK

3.1 Orientasi umum


Pada pekan pertama dilakukan kegiatan orientasi umum, kegiatan ini
merupakan tahap pengenalan pada sistem kerja perusahaan, profil perusahaan,
observasi lapangan, maupun suasana lingkungan dan sosial di lingkungan PLN UP3
Area Kebon Jeruk. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui informasi umum
perusahaan serta merencanakan kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan KP.
Pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi terkait rencana kegiatan yang akan
dilakukan selama KP. Selain itu pada orientasi umum dilakukan pengenalan
terhadap wilayah kerja.
Pada pengenalan wilayah kerja diberikan pengantar berupa pengenalan single
line diagram (SLD) dari seluruh jaringan distribusi di wilayah kebon jeruk. Pada
pengenalan dilakukan pengenalan terkait cara membaca SLD seperti tipe jaringan
tegangan menengah (TM), tipe gardu distribusi, dan juga tipe proteksi dari gardu
distribusi. Selain itu juga dilakukan pengenalan fungsi dari gardu induk, gardu
hubung, dan juga penyulang.

Gambar 3. 1 SLD wilayah kerja PLN UP3 Area Kebon Jeruk

3.2 Inspeksi dan Pemeliharaan Kubikel


Kubikel adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu
distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung pengontrol dan
proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV. Kubikel 20 kV terpasang
pada gardu tipe beton maupun gardu tipe kios. Gardu tersebut merupakan gardu
distribusi maupun gardu hubung. Terdapat 7 jenis kubikel yang digunakan di PLN
UP3 Area Kebon Jeruk, yaitu:
1. Kubikel pemutus tenaga (PMT = CB);
2. Kubikel PMS (Pemisah);
3. Kubikel LBS (load break switch);
4. Kubikel PMT CB ( CB Out Metering);
5. Kubikel TP (Transformer Protection);
6. Kubikel PT (Potential Transformer);
7. Kubikel B1 (Terminal outgoing);

Sedangkan untuk bagian konstruksi kubikel meliputi:

1. Kompartemen;
2. Rel/busbar;
3. Kontak pemutus;
4. Pemisah hubung tanah;
5. Terminal penghubung;
6. Fuse holder;
7. Mekanik kubiel;
8. Lampu indicator;
9. Pemanas;
10. Handle kubikel (tuas operasi);

Pada kegiatan KP ini dilakukan inspeksi berupa inspeksi rutin yaitu inspeksi
secara visual. Kemudian juga dilakukan inspeksi korektif yang dimaksudkan untuk
memeriksa kerusakan atau mengadakan perubahan seperti pemeriksaan kondisi
relay proteksi. Setelah inspeksi maka dibuatlah saran-saran untuk pemeliharaan
kubikel.
Pada pemeliharaan kubikel dilakukan dua kegiatan yaitu pemeliharan rutin
yang ditujukan untuk melakukan revisi (pembersihan) instalasi 20 Kv, pemeriksaan
kondisi isolasi, peredam busur, tahanan kontak, serta kondisi kontak dari
sambungan-sambungan pada kubikel. Selain pemeriksaan dan pemeliharaan
kubikel pada saat yang bersamaan dilakukan revisi pada perlengkapan hubung bagi
sisi tegangan rendah (PHB TR/rak TR) yang bertujuan untuk membersihkan rak
TR.
Pada revisi rak TR dilakukan penggantian fuse TR jika diperlukan. Pada
kegiatan KP dilakukan kerusakan yang sering terjadi adalah penggantian fuse TR
karena beban berlebih. Laporan ini akan berfokus pada fenomena ini yang akan
dibahas pada Bab IV.

Gambar 3. 2 Revisi Kubikel

3.3 Penggantian Transformator


Kegiatan selanjutnya yang dilakukan selama KP adalah penggantian
transformator (trafo) pada sistem distribusi tenaga listrik. Kegiatan dilakukan pada
dua tempat yang berbeda dengan jenis trafo yang berbeda. Penggantian pertama
dilakukan penggantian untuk trafo indoor. Trafo tersebut diganti karena mengalami
kerusakan dalam bagian kumparannya sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Kemudian penggantian trafo juga dilakukan untuk trafo outdoor, namun kerusakan
pada trafo tersebut belum diketahui sehingga akan dilakukan pemeriksaan terlebih
dahulu.
(a) (b)

Gambar 3. 3 Penggantian Trafo (a) Indoor (b) Outdoor

3.4 Penggantian Terminasi Kabel


Terminasi kabel adalah suatu titik akhir pada bagian kabel yang bertujuan
untuk memecah stress tegangan pada sambungan isolator. Jika stress tegangan tidak
dapat ditahan oleh isolator makan akan terjadi kegagalan isolator yang dapat
menyebabkan terjadinya loncatan elektron. Jika kegagalan tersebut terjadi dalam
jangka waktu yang lama akan membuat peralatan menjadi rusak.
Pada kegiatan kerja praktik ini dilakukan penggantian terminasi pada
terminasi kabel indoor dan outdoor. Pada kasus penggantian terminasi indoor
dilakukan karena terjadi korona yang disebabkan arus bocor karena adanya jarak
antar isolator. Kondisi terminasi indoor dapat dilihat pada Gambar 3.6. Sedangkan
penggantian terminasi outdoor pada kasus ini dilakukan karena lug (bagian ujung
membulat pada terminasi) meleleh. Lug tersebut meleleh karena terjadi titik panas
di sekitar lug yang terakumulasi dengan waktu. Titik panas tersebut dapat
disebabkan kualitas pemasangan terminasi yang tidak baik, kualitas lug, maupun
arus berlebih. Kondisi terminasi outdoor dapat dilihat pada Gambar 3.7
(a) (b)

Gambar 3. 4 Kondisi terminasi indoor (a) sebelum penggantian (b) setelah penggantian

(a) (b)

Gambar 3. 5 Kondisi terminasi outdoor (a) sebelum penggantian (b) setelah penggantian

3.5 Deteksi Kabel Saluran Kabel Tegangan Menengah


Pada kegiatan KP berikutnya dilakukan deteksi kabel saluran kabel tegangan
menengah bawah tanah. Deteksi kabel dilakukan karena terdapat gangguan berupa
tidak timbulnya daya pada jaringan antar gardu sehingga diduga mengalami putus
kabel. Untuk mendeteksi hal tersebut maka PLN UP3 membutuhkan bantuan dari
Unit Deteksi Kabel KD DISJAYA.
Tahapan dalam melakukan deteksi kabel adalah pertama melokalisir titik
gangguan, lalu mengukur tahanan dari masing-masing fasa menggunakan
insulation resistance tester (megger). Selanjutnya, unit deteksi kabel melakukan
pengukuran jarak kabel antar gardu. Pada kegiatan ini kabel yang terukur adalah
1.53 km seperti pada Gambar 3.8. selanjutnya melakukan injeksi arus listrik dengan
tegangan 19 kV dengan reflektometer. Pada tahap ini titik gangguan akan
mengeluarkan suara dentuman yang mengindikasikan kebocoran isolasi atau short
circuit. Selain suara dentuman reflektometer juga akan memberikan informasi jarak
titik gangguan dari gardu injeksi Gambar 3.9. Kemudian dilakukan deteksi kabel
dengan radius yang telah ditentukan pada jalur saluran kabel tegangan menengah.
Amplifier digunakan untuk mendengarkan suara dentuman dari bawah tanah dan
menunjukan jalur kabel pada monitor seperti pada Gambar 3.10.

Gambar 3. 6 Pengukuran jarak antar kabel

Gambar 3. 7 Jarak gangguan dari gardu yang diinjeksi


Gambar 3. 8 Amplifier

3.6 Perbaikan Travers Saluran Udara Tegangan Menengah

Travers adalah adalah bagian dari saluran udara tegangan menengah (SUTM)
yang digunakan untuk tempat isolator untuk memisahkan fasa dengan jarak yang
telah ditentukan. Pada kegiatan ini travers SUTM mengalami kemiringan.
Kemiringan pada SUTM dapat menyebabkan gangguan short circuit antar fasa.
Kemiringan ini disebabkan oleh baut penyangga travers mengalami kebengkokan.
Sehingga pada kegiatan ini dilakukan penggantian baut agar travers lurus kembali.

(a) (b)
Gambar 3. 9 (a) Sebelum Perbaikan Traves (b) Sesudah Perbaikan Traves
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK

Pembahasan hasil KP pada laporan ini berfokus pada pengerjaan pecah beban
feeder jaringan tegangan rendah. Sistem distribusi sekunder berfungsi menyalurkan
tenaga listrik dari gardu distribusi menuju pelanggan tegangan rendah. Untuk
mendistribusikan tenaga listrik digunakanlah standar tegangan yaitu tiga-fasa,
empat-kawat, 230/400 Volt berdasarkan SPLN 1:1995. Sedangkan untuk arus
ditentukan oleh kuat hantar arus pada kabel yang digunakan. Kabel yang digunakan
oleh PLN untuk mendistribusikan tenaga listrik merupakan twisted cable inti kawat
baja dengan pilinan aluminium dan diameter 70mm2 atau NFA2X 3X70+70mm2
berdasarkan SPLN 42-10:1993. Berdasarkan spesifikasi kabel tersebut kabel
memiliki kuat hantar 196A seperti pada Tabel 4.1. Namun standar PLN menetapkan
batas atas 180A. Sehingga feeder memiliki standar 230/400V dengan ≤ 180A.

Tabel 4. 1 Spesifikasi Kabel NFA2X 3X70+70mm2 [4]

Calculate
Short Circuit AC
KHA Maksimal Breaking Force
Capacitance Inductance Current at 1 Voltage
Pada 40°c of Steel
sec. Test
Messenger
A µF/km mH/km kA kV/5min. N

210 0.16 0.461 3.3 30 64700


Gambar 4. 1 Kabel rantas

Gambar 4. 2 Fuse TR rusak

Gambar 4. 3 fuse holder meleleh

Anomali yang terjadi pada tegangan dan arus feeder terjadi karena beban
yang tinggi pada sisi pelanggan maupun jarak yang panjang dari gardu menuju tiang
akhir. Anomali tersebut bisa berupa tegangan jatuh dan/atau arus berlebih pada sisi
pelanggan. Fenomena tersebut dapat menyebabkan kabel menjadi rantas,
sambungan kabel meleleh, fuse tegangan rendah (TR) putus, maupun kerusakan
pada fuse holder seperti pada Gambar 4.1 – 4.4. Anomali yang telah diuraikan
tersebut terjadi pada feeder distribusi SP134 dengan temuan berupa putusnya Fuse.
Setelah melakukan pengukuran arus pada masing-masing feeder di rak TR didapati
data pada Tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Hasil pengukuran arus beban pada rak TR sebelum pecah beban

Arus beban pada fasa


Feeder R S T N
(Amper) (Amper) (Amper) (Amper)
A 223 210 181 51
B 106 88 97 23
C 112 135 140 21
D 193 115 93 64
E - - - -
F - - - -

Berdasarkan Tabel 4.1 terdapat arus beban yang melebihi standar yaitu pada
feeder A fasa R sebesar 223A dan fasa S sebesar 210A. Untuk mengurangi arus
pada fasa tersebut dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode pemindahan
beban pada fasa yang memiliki arus berlebih ke fasa yang masih dapat ditambah
dan metode pecah beban dari feeder yang berlebih ke feeder lain. Pada kasus ini
jika menggunakan metode pertama maka fasa R harus dikurangi sebesar 43A dan
fasa S sebesar 30A. Namun, fasa T tidak dapat menerima arus tersebut. Sehingga,
pada kasus ini dipilihlah metode ke-2 yaitu pecah beban ke feeder E karena feeder
E masih kosong.
Setelah melakukan pengukuran pada feeder kemudian dilakukan perhitungan
pada saluran rumah (SR) pada masing-masing tiang (gawang) pada feeder yang
kelebihan arus beban. Setelah melakukan perhitungan SR maka ditentukan lokasi
yang akan dilakukan pemindahan feeder. Lalu setelah perhitungan maka dilakukan
sketch untuk lebih memudahkan pengamatan secara visual seperti pada Gambar 4.5.
Gambar 4. 4 Sketsa penambahan feeder untuk pemecahan beban pada gardu SP134

Setelah melakukan pengukuran, perhitungan SR, dan visualisasi melalui


sketsa maka langkah selanjutnya adalah instalasi penambahan fuse TR dan fuse
holder. Setelah itu dilakukan penarikan kabel opstyg dari gardu menuju gawang
terdekat, kemudian penarikan kabel jaringan tegangan rendah (JTR) ke
persimpangan pemotongan feeder. Setelah kabel telah siap untuk disambung maka
akan dilakukan pemadaman (jika diperlukan), kemudian dilakukan penyambungan
pada jalur tersebut untuk memecah feeder. Setelah itu dilakukan pengukuran arus
pada rak TR untuk memastikan pengurangan beban yang optimal setelah proses
pemecahan beban. Tabel 4.3 adalah data arus pada rak TR untuk semua feeder.

Tabel 4. 3 Hasil pengukuran arus beban pada rak TR setelah pecah beban

Arus beban pada fasa


Feeder R S T N
(Amper) (Amper) (Amper) (Amper)
A 115 97 76 29
B 106 88 97 23
C 112 135 140 21
D 193 115 93 64
E 86 80 74 11
F - - - -
BAB V
TINJAUAN TEORITIS

Daya listrik ada laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Daya
terbagi menjadi tiga yaitu daya aktif yaitu daya yang mengalir dan terpakai, daya
reaktif yang merupakan daya yang digunakan untuk membentuk medan magnet,
dan juga daya semu yang merupakan total dari daya aktif dan reaktif. Persamaan
dari daya aktif pada arus bolak-balik adalah Persamaan 5.1.
𝑃 = 𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝐼𝑟𝑚𝑠 × 𝑐𝑜𝑠𝜃 [5.1]
Pada Persamaan 5.1 P adalah daya aktif, Vrms adalah tegangan rata-rata
kuadratik, Irms adalah arus rata-rata kuadratik, dan θ adalah sudut fasa. Berdasarkan
persamaan 5.1 maka dapat dilakukan penentuan besar arus yang diperlukan dengan
melakukan pembagian setiap ruas dengan Vrms×cosθ sehingga didapatkan
persamaan 5.2. Dengan besar tegangan yang relatif sama setiap waktunya besar arus
yang mengalir hanya dipengaruhi oleh besar daya yang digunakan.
𝑃 [5.2]
𝐼𝑟𝑚𝑠 =
𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝑐𝑜𝑠𝜃
Arus listrik ada banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu [5]. Berdasarkan hukum arus Kirchhoff pada sirkuit tertutup besar arus yang
keluar sama dengan arus yang masuk [6]. Pada Gambar 5.1 diilustrasikan bahwa
arus yang keluar dari trafo merupakan penjumlahan arus yang keluar dari semua
feeder. Berdasarkan teori daya dan hukum arus Kirchhoff maka dapat disimpulkan
bahwa dengan pembagian beban maka dapat memperkecil arus yang mengalir pada
feeder tersebut.
KUBIKEL
PBS PBS PB

Gambar 5. 1 Ilustrasi SLD aliran daya dari kubikel ke feeder


BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan selama satu bulan di PT PLN
UP3 Area Kebon Jeruk kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan tujuan yang
telah dibuat sebelumnya adalah:

1. Sistem distribusi sistem tenaga listrik dilakukan dengan menghantarkan


listrik tegangan menengah 20 kV melalui SUTM maupun SKTM pada
jalur penyulang. Dari penyulang sistem tegangan menengah langsung
digunakan oleh konsumen industri melalui gardu, sedangkan untuk
konsumen rumah tangga tegangan diturunkan menjadi 220/380 V
melalui gardu distribusi.
2. Proses pengambilan data utamanya dilakukan saat melakukan
pemeliharaan. Data yang dikumpulkan kemudian diolah untuk
menentukan jadwal perawatan.
3. Perawatan alat-alat distribusi dilakukan secara rutin, namun jika
terdapat temuan berdasarkan pengolahan data sebelumnya maka akan
dilakukan perawatan khusus untuk menghindari gangguan.
4. Permasalahan yang sering terjadi adalah putusnya fuse pada jaringan
tegangan rendah. Untuk mengatasinya pertama dilakukan hubung
langsung tanpa menggunakan fuse kemudian dilakukan pengukuran
arus pada masing-masing feeder. Selanjutnya data tersebut diolah untuk
menentukan langkah ukuran fuse yang tepat atau harus melakukan pecah
beban.
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Jones, “Electrical engineering: the backbone of society,” Proceedings of the IEE:
Science, Measurement and Technology.

[2] Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional, “Outlook Energi Indonesia 2019,”
2019.

[3] PT. PLN (Persero), “Company Profile Persuhaan Listrik Negara,” [Online].
Available: https://www.pln.co.id/statics/uploads/2017/07/COMPRO-PLN-2016.pdf.
[Diakses 28 Januari 2020].

[4] Pemerintah Kota Kendari Dinas Pendidikan Nasional Sekolah Menengah Kejurusan
Negeri 2 Kendari, “Standart Kabel SPLN 43 - 5 : 1986 & IEC 502 -
1983,”[Online].Available:https://www.academia.edu/8970065/STANDAR_KABEL.
[Diakses 6 Februari 2020].

[5] C. R. Nave, “HyperPhysics - Electric Currents,” Department of Physics and


Astronomy, Georgia State University, [Online]. Available: http://hyperphysics.phy-
astr.gsu.edu/hbase/electric/elecur.html. [Diakses 31 Januari 2020].

[6] P. Raj, P. Gupta, D. K. Sharman, N. K. Sharma and B. Yadav, "ADVANTAGE OF


KIRCHHOFF LAW IN ELECTRICAL CIRCUIT," Journal of Emerging
Technologies and Innovative Research (JETIR), vol. 4, no. 10, 2017.
Lampiran 1.
Form Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai