JUDUL
PT PLN LAPORANPELAYANAN
UNIT PELAKSANA KP
PELANGGAN AREA KEBON JERUK
NIM : 102116037
i
LEMBAR PERSETUJUAN
i
KATA PENGANTAR
Keberhasilan penulisan laporan ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa
ada bantuan dan bimbingan dari pihak yang terlibat. Dalam kesempatan ini ucapan
terimakasih disampaikan kepada:
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, sistem tenaga listrik saat ini menjadi
bagian utama dari masyarakat industri modern [1]. Berdasarkan Outlook Energi
Indonesia Tahun 2019 [2], rumah tangga, dan industri kecil dan menengah
menduduki peringkat kedua berdasarkan kebutuhan energi. Energi terbesar yang
dibutuhkan pada sektor tersebut merupakan energi listrik. Penyaluran dan penjualan
energi listrik di Indonesia hingga saat ini hanya dilakukan oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Tercatat penjualan day listrik oleh PLN di Unit Induk Distribusi Jakarta Raya
(UID JAYA/DISJAYA) pada kuartal kedua mencapai Rp.26,4 triliun. Pendapatan
tersebut didominasi oleh penjualan dari sektor rumah tangga di sekitaran Jakarta
yaitu Kebon Jeruk dan sekitarnya. Berdasarkan data tersebut maka Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan (UP3) Area Kebon Jeruk memiliki peranan penting bagi PLN
dan juga pelanggan PLN.
Peran UP3 Area Kebon Jeruk adalah membuat penjadwalan perawatan alat-
alat distribusi di area tersebut agar meminimalkan kemungkinan kerusakan pada
alat-alat tersebut menjadi bagian yang sangat penting. Perawatan alat-alat tersebut
harus tetap dirawat agar dapat menjamin listrik tetap mengalir pada pelanggan
untuk menghindari kerugian dari sisi PLN maupun sisi pelanggan. Oleh karena itu,
perawatan haruslah dilakukan sesuai prosedur dan teknik yang benar.
Pada laporan KP ini akan membahas mengenai kegiatan kerja praktik yang
dilakukan di PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk. Topik bahasan pada laporan ini yaitu
perawatan gardu distribusi jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah dapat
memberikan wawasan bagi mahasiswa Teknik Elektro untuk menjadi tenaga kerja
yang ahli, kreatif, dan dapat memberikan inovasi bagi kemajuan dunia industri.
1.2 Tujuan Kerja Praktik
Kegiatan kerja praktik ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan tersebut merupakan pedoman yang digunakan selama
aktivitas KP yang meliputi poin berikut ini:
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia industri terhadap
perkembangan sistem pendidikan di Indonesia.
2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk beradaptasi dengan
dunia industri secara utuh.
3. Membuka wawasan mahasiswa untuk mengetahui dan memahami aplikasi
ilmu yang telah dipelajari dalam dunia industri.
4. Menumbuhkan pola pikir secara runtut dan konstruktif bagi mahasiswa.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kondisi aktual penerapan ilmu konsentrasi sistem tenaga
listrik maupun meningkatkan kemampuan analisis memahami
permasalahan sebagai bagian dari penerapan ilmu teknik elektro di dunia
pekerjaan.
2. Memahami proses umum dalam sistem distribusi tenaga listrik menuju
pelanggan.
3. Mengetahui proses pengambilan data serta proses pengolahan data
kelistrikan dalam sektor distribusi listrik.
4. Mengetahui proses perawatan alat-alat pada sistem distribusi tenaga listrik.
5. Mengetahui permasalahan yang sering terjadi dalam proses distribusi dan
solusi yang dilakukan untuk menghadapinya.
Kerja praktik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT PLN UP3 Area Kebon
Jeruk, Universitas Pertamina, dan juga mahasiswa yang mengikuti kerja praktik ini.
Berdasarkan tujuan kerja praktik yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan
beberapa manfaat yang diharapkan dari kerja praktik ini:
gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh 3 bisnis PLN yaitu pembangkitan,
penyaluran, dan distribusi.
Gambar 2. 1 Logo PT PLN (Persero)
Visi dari PT PLN (Persero), Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang
Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani
[3]. Arti dari visi tersebut adalah perusahaan mampu memberikan pelayanan
dengan standar kualitas pelayanan kelas dunia, memiliki cakrawala pemikiran yang
mutakhir, terdepan dalam pemanfaatan teknologi, haus akan kesempurnaan kerja
dan perilaku, serta merupakan perusahaan idaman bagi para pencari kerja. Selain
itu perusahaan mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan usaha, serta
konsisten dalam pengembangan standar kerja, dan juga perusahaan mampu
mengembangkan insan yang kompeten, profesional, dan berpengalaman serta
memenuhi standar etika dan kualitas.
Sedangkan untuk misi dari PT PLN (Persero) adalah [3]:
Sedangkan untuk moto dari perusahaan adalah Listrik untuk Kehidupan yang Lebih
Baik. PT PLN UP3 Area Kebon Jeruk mengikuti visi, misi, dan motto PT PLN
(Persero).
Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan Area Kebon Jeruk:
Manager Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan
Pejabat
Pelaksana
Pengadaan
Pejabat
Pelaksana K3L
1. Kompartemen;
2. Rel/busbar;
3. Kontak pemutus;
4. Pemisah hubung tanah;
5. Terminal penghubung;
6. Fuse holder;
7. Mekanik kubiel;
8. Lampu indicator;
9. Pemanas;
10. Handle kubikel (tuas operasi);
Pada kegiatan KP ini dilakukan inspeksi berupa inspeksi rutin yaitu inspeksi
secara visual. Kemudian juga dilakukan inspeksi korektif yang dimaksudkan untuk
memeriksa kerusakan atau mengadakan perubahan seperti pemeriksaan kondisi
relay proteksi. Setelah inspeksi maka dibuatlah saran-saran untuk pemeliharaan
kubikel.
Pada pemeliharaan kubikel dilakukan dua kegiatan yaitu pemeliharan rutin
yang ditujukan untuk melakukan revisi (pembersihan) instalasi 20 Kv, pemeriksaan
kondisi isolasi, peredam busur, tahanan kontak, serta kondisi kontak dari
sambungan-sambungan pada kubikel. Selain pemeriksaan dan pemeliharaan
kubikel pada saat yang bersamaan dilakukan revisi pada perlengkapan hubung bagi
sisi tegangan rendah (PHB TR/rak TR) yang bertujuan untuk membersihkan rak
TR.
Pada revisi rak TR dilakukan penggantian fuse TR jika diperlukan. Pada
kegiatan KP dilakukan kerusakan yang sering terjadi adalah penggantian fuse TR
karena beban berlebih. Laporan ini akan berfokus pada fenomena ini yang akan
dibahas pada Bab IV.
Gambar 3. 4 Kondisi terminasi indoor (a) sebelum penggantian (b) setelah penggantian
(a) (b)
Gambar 3. 5 Kondisi terminasi outdoor (a) sebelum penggantian (b) setelah penggantian
Travers adalah adalah bagian dari saluran udara tegangan menengah (SUTM)
yang digunakan untuk tempat isolator untuk memisahkan fasa dengan jarak yang
telah ditentukan. Pada kegiatan ini travers SUTM mengalami kemiringan.
Kemiringan pada SUTM dapat menyebabkan gangguan short circuit antar fasa.
Kemiringan ini disebabkan oleh baut penyangga travers mengalami kebengkokan.
Sehingga pada kegiatan ini dilakukan penggantian baut agar travers lurus kembali.
(a) (b)
Gambar 3. 9 (a) Sebelum Perbaikan Traves (b) Sesudah Perbaikan Traves
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK
Pembahasan hasil KP pada laporan ini berfokus pada pengerjaan pecah beban
feeder jaringan tegangan rendah. Sistem distribusi sekunder berfungsi menyalurkan
tenaga listrik dari gardu distribusi menuju pelanggan tegangan rendah. Untuk
mendistribusikan tenaga listrik digunakanlah standar tegangan yaitu tiga-fasa,
empat-kawat, 230/400 Volt berdasarkan SPLN 1:1995. Sedangkan untuk arus
ditentukan oleh kuat hantar arus pada kabel yang digunakan. Kabel yang digunakan
oleh PLN untuk mendistribusikan tenaga listrik merupakan twisted cable inti kawat
baja dengan pilinan aluminium dan diameter 70mm2 atau NFA2X 3X70+70mm2
berdasarkan SPLN 42-10:1993. Berdasarkan spesifikasi kabel tersebut kabel
memiliki kuat hantar 196A seperti pada Tabel 4.1. Namun standar PLN menetapkan
batas atas 180A. Sehingga feeder memiliki standar 230/400V dengan ≤ 180A.
Calculate
Short Circuit AC
KHA Maksimal Breaking Force
Capacitance Inductance Current at 1 Voltage
Pada 40°c of Steel
sec. Test
Messenger
A µF/km mH/km kA kV/5min. N
Anomali yang terjadi pada tegangan dan arus feeder terjadi karena beban
yang tinggi pada sisi pelanggan maupun jarak yang panjang dari gardu menuju tiang
akhir. Anomali tersebut bisa berupa tegangan jatuh dan/atau arus berlebih pada sisi
pelanggan. Fenomena tersebut dapat menyebabkan kabel menjadi rantas,
sambungan kabel meleleh, fuse tegangan rendah (TR) putus, maupun kerusakan
pada fuse holder seperti pada Gambar 4.1 – 4.4. Anomali yang telah diuraikan
tersebut terjadi pada feeder distribusi SP134 dengan temuan berupa putusnya Fuse.
Setelah melakukan pengukuran arus pada masing-masing feeder di rak TR didapati
data pada Tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Hasil pengukuran arus beban pada rak TR sebelum pecah beban
Berdasarkan Tabel 4.1 terdapat arus beban yang melebihi standar yaitu pada
feeder A fasa R sebesar 223A dan fasa S sebesar 210A. Untuk mengurangi arus
pada fasa tersebut dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode pemindahan
beban pada fasa yang memiliki arus berlebih ke fasa yang masih dapat ditambah
dan metode pecah beban dari feeder yang berlebih ke feeder lain. Pada kasus ini
jika menggunakan metode pertama maka fasa R harus dikurangi sebesar 43A dan
fasa S sebesar 30A. Namun, fasa T tidak dapat menerima arus tersebut. Sehingga,
pada kasus ini dipilihlah metode ke-2 yaitu pecah beban ke feeder E karena feeder
E masih kosong.
Setelah melakukan pengukuran pada feeder kemudian dilakukan perhitungan
pada saluran rumah (SR) pada masing-masing tiang (gawang) pada feeder yang
kelebihan arus beban. Setelah melakukan perhitungan SR maka ditentukan lokasi
yang akan dilakukan pemindahan feeder. Lalu setelah perhitungan maka dilakukan
sketch untuk lebih memudahkan pengamatan secara visual seperti pada Gambar 4.5.
Gambar 4. 4 Sketsa penambahan feeder untuk pemecahan beban pada gardu SP134
Tabel 4. 3 Hasil pengukuran arus beban pada rak TR setelah pecah beban
Daya listrik ada laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Daya
terbagi menjadi tiga yaitu daya aktif yaitu daya yang mengalir dan terpakai, daya
reaktif yang merupakan daya yang digunakan untuk membentuk medan magnet,
dan juga daya semu yang merupakan total dari daya aktif dan reaktif. Persamaan
dari daya aktif pada arus bolak-balik adalah Persamaan 5.1.
𝑃 = 𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝐼𝑟𝑚𝑠 × 𝑐𝑜𝑠𝜃 [5.1]
Pada Persamaan 5.1 P adalah daya aktif, Vrms adalah tegangan rata-rata
kuadratik, Irms adalah arus rata-rata kuadratik, dan θ adalah sudut fasa. Berdasarkan
persamaan 5.1 maka dapat dilakukan penentuan besar arus yang diperlukan dengan
melakukan pembagian setiap ruas dengan Vrms×cosθ sehingga didapatkan
persamaan 5.2. Dengan besar tegangan yang relatif sama setiap waktunya besar arus
yang mengalir hanya dipengaruhi oleh besar daya yang digunakan.
𝑃 [5.2]
𝐼𝑟𝑚𝑠 =
𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝑐𝑜𝑠𝜃
Arus listrik ada banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu [5]. Berdasarkan hukum arus Kirchhoff pada sirkuit tertutup besar arus yang
keluar sama dengan arus yang masuk [6]. Pada Gambar 5.1 diilustrasikan bahwa
arus yang keluar dari trafo merupakan penjumlahan arus yang keluar dari semua
feeder. Berdasarkan teori daya dan hukum arus Kirchhoff maka dapat disimpulkan
bahwa dengan pembagian beban maka dapat memperkecil arus yang mengalir pada
feeder tersebut.
KUBIKEL
PBS PBS PB
Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan selama satu bulan di PT PLN
UP3 Area Kebon Jeruk kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan tujuan yang
telah dibuat sebelumnya adalah:
[1] D. Jones, “Electrical engineering: the backbone of society,” Proceedings of the IEE:
Science, Measurement and Technology.
[2] Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional, “Outlook Energi Indonesia 2019,”
2019.
[3] PT. PLN (Persero), “Company Profile Persuhaan Listrik Negara,” [Online].
Available: https://www.pln.co.id/statics/uploads/2017/07/COMPRO-PLN-2016.pdf.
[Diakses 28 Januari 2020].
[4] Pemerintah Kota Kendari Dinas Pendidikan Nasional Sekolah Menengah Kejurusan
Negeri 2 Kendari, “Standart Kabel SPLN 43 - 5 : 1986 & IEC 502 -
1983,”[Online].Available:https://www.academia.edu/8970065/STANDAR_KABEL.
[Diakses 6 Februari 2020].