Anda di halaman 1dari 8

NAMA : HAIKAL ASHABUL KAHFI

NIM : 32122035

KELAS : 1B

PRODI : D3 TEKNIK LISTRIK

TUGAS_1

1. Sebut dan jelaskan prinsip dasar instalasi listrik?


2. Sebut dan jelaskn an berkas-berkas rancangan instalasi listrik?
3. gambarkan dan jelaskan alur pengajuan penyambungan listrk?
4. Kotak –kontak dinding sebaiknya ditempatkan dimana?
5. Sakelar sebaiknya ditempatkan dimana?
6. Jelaskan defenisi dari Instalatir?
7. Sebut dan jelaskan penggolongan Instalatir berdasrakan kewenanganya?
8. Sebut dan jelaskan penggolongan Instalatir berdasarkan jenis?
9. Jelaskan Tujuan Dari Standarisasi dan acuannya

NB:

Tugas diketik komputer font 12 TNR, Spasi 1.5

JAWABAN

1. Prinsip dasar instalasi listrik ,yaitu :


 Keandalan, adalah andal secara mekanik maupun secara elektrik (instalasi bekerja pada
nilai nominal tanpa timbul kerusakan).Keandalan juga menyangkut ketepatan pengaman
untuk menanggapi jika terjadi gangguan.
Contoh : jika terjadi suatu kerusakan atau gangguan harus mudah diatasi dan diperbaiki
agar gangguan yang terjadi dapat diatasi.
 Ketercapaian ,adalah pemasangan peralatan instalasi, yang mudah dijangkau oleh
pengguna.
Contoh : keadaan yang tidak memenuhi syarat ketercapaian: menurut PUIL tinggi letak
saklar adalah 1,2 m. Tidak dibenarkan jka saklar dipasang 3 m diatas lantai, karena untuk
mengjangkaunya memerlukan tangga. begitu pula penenpatan saklar yang letaknya
tertutup almari, karena untuk mengjangkaunya harus menggeser almari terlebih dahulu.
 Ketersediaan, adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan, baik daya, gawai,
maupun perluasan instalasi.
Contoh : suatu panel mempunyai sekering cadangan yang tidak disambungkan ke beban
dengan maksud untuk perluasan instalasi.
 Keindahan, adalah kerapian pemasangan peralatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Contoh : Pemasangan beberapa pipa pada permukaan tembok tampak lebih indah jika
dipasang sejajar dan diberi sengkang oleh tenaga yang terampil, dibandingkan jika
dipasang tidak sejajar oleh tenaga yang tidak terampil.
 Keamanan, adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak, dan barang lainnya.
Contoh : Kotak kontak tertutup untuk gedung taman kanak-kanak adalah lebih aman jika
dibandingkan dengan kotak kontak yang terbuka.
 Ekonomis, adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus sehemat mungkin.
Contoh : Untuk arus 15 A cukup digunakan penghantar dengan luas penampang 2,5 mm2
, tidaklah ekonomis jika digunakan penghantar 6 mm2.

2. Berkas rancangan instalasi listrik, yaitu:


Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik:
 Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIl 2000 dan peraturan lain yang
tersebut dalam (ayat 1.3 PUIL 2000);
 Rancangan instalasi listrik harus berdasarkan persyaratan dasar yang ditentukan dalam
(bab 2 terutama ayat 2.3 PUIL 2000) dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi
untuk keselamatan yang ditentukan dalam (bab 3 PUIL 2000)
 Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian (assesment) dan
survai lokasi.

Ketentuan rancangan instalasi listrik:


 Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagi pedoman untuk melaksanakn pemasangan suatu instalasi listrik.
 Rancangan instalasi litrik harus dibuat jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para
teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku
 Dimana Rancangan Instalasi listrik terdiri dari :
1. Gambar situasi, yang mennjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat
instalasi tersebut dipasang dan rancangan penyambungganya dengan sumber tenaga listrik.
2. Gambar Instalasi yang meliputi:
- Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta
sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik
PHB dan lainnya.
- Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti
hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai
pengatur kecepataanya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
- Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dan PHB yang bersangkutan,
ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut
- Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
3. Diagram garis tunggal, yang meliputi:
- Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya.
- Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dengan pembagiannya.
- Sistem pembumian yang mengacu kepada PUIL 2000 (ayat 3.18)
- Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai
4. Gambar rinci yang meliputi:
- Perkiraan ukuran fisik PHB
- Cara pemasngan perlengkapan listrik
- Cara pemasangan kabel
- Cara kerja instalasi kendali
5. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain:
- susut tegangan
- perbaikan faktor daya
- beban terpasang dan kebutuhan maksimum
- Arus hubung pendek dan daya hubung pendek
- tingkat penerangan
6. Tabel bahan instalasi yang meliputi:
- jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan
- jumlah dan jenis perlengkapan bantu
- Jumlah dan jenis PHB
- Jumlah dan jenis luminer lampu
7. Uraian teknis yang meliputi:
- Ketentuan tentang sistem proteksi
- ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya
- cara pengujian
- jadwal waktu pelaksanaan.
8. Perkiraan biaya

3. Alur pengajuan penyambungan listrik :


Kontraktor atas nama pemilik proyek yang ingin mendapatkan penyambungan
listrik harus mengajukan permohonan ke PLN lengkap dengan gambar rencana/rancangan
instalasi proyek yang dimaksud.
Setelah persyaratan dipenuhi, selanjutnya pihak PLN memeriksa lokasi bangunan yang
akan dialairi listrik, untuk menentukan kelaikan penyambungan. Termasuk dalam
pertimbangannya adalah jarak antara lokasi proyek dengan jaringan distribusi terdekat. Jika
permohonan dikabulkan, maka PLN memberitahukan kepada kontraktor.
Setelah mendapat ijin dari PLN, maka kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan
hingga selesai. Alur tersebut dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.

KONSUMEN
KONSUMEN INSTALATIR
Instalatir PLN
PLN

4 3
1 2
Keterangan:

1. Konsumen mennjuk kontraktor instalatir

2. Instalatir mengajukan ijin ke PLN

3. PLN mengeluarkan ijin setelah meninjau lokasi

4. pelaksanaan pekerjaan

5. pengujian oleh PLN

4. Kotak kontak dinding sebaiknya ditempatkan dimana?


 Secara umum kotak- kontak dinding sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut-sudut
ruangan. Kotak-kontak dinding yang dipasang di tengah-tengah dinding, besar
kemungkinannya akan tertutup oleh suatu perabot, sehingga menjadi kurang berfungsi.
 Penenmpatan kotak kontak dinding di dekat pintu juga kurang tepat, kabel fleksibel yang
dihubungkan dengan kotak kontak tersebut dapat menganggu orang yang memasuki
ruangan melalui pintu itu.
 Kotak-kontak dinding sebaiknya jangan dipasang di dekat kaki dinding karena dapat
membahayakan anak-anak kecil. Kotak –kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25
meter dari lantai harus diberi tutup pengaman. Jika harus memasang juga kotak- kontak
di dekat kaki dinding, sebaiknya digunakan kotak kontak yang ditanam di dalam dinding,
supaya tidak mudah rusak
karena terlanggar.
 Kotak kontak dinding jangan dipasang di dekat keran air, supaya tidak kemasukan
percikan air.

5. Sakelar sebaiknya ditempatkan dimana?


 Sakelar untuk penerangan umum selalu ditempatkan di dekat pintu, sedemikian hingga
kalau pintunya dibuka, sakelarnya dapat langsung terjangkau.
 Umumnya sakelar dipasang 1, 20 meter diatas lantai. Kalau dipasang lebih rendah, ada
kemungkinan dapat dijangkau oleh anak-anak kecil.
 Kadang-kadang perlu satu titik penerangan dalam suatu ruangan, dalam gang atau
tangga dikendalikan dari lebih satu sakelar maka untuk itu dipasang sejumlah sakelar
alih (sakelar hotel) di tiap pintu masuk atau di tiap ujung gang atau tangga.

6. Defenisi dari instalatir adalah suatu badan atau biro yang mempunyai kewenangan
memasang suatu instalasi listrik. Penggolongan instalatir dapat dibedakan berdasarkan
kewenangan atau keahliannya dan jenisnya.

7. Penggolongan instalatir berdasarkan kewenangannya :


Berdasarkan kewenangannya untuk mengerjakan suatu proyek kelistrikan, instalatir dapat
digolongkan menjadi 4, yaitu:
1. Instalatir golongan A adalah instalatir yang mempunyai kewenangan melakasanakan
pekerjaan pemasnagan instalasi untuk penerangan dan tenaga di dalam dan di luar
bangunan untuk disambung langsung pada JTR sampai dengan daya maksimal 25
kVA.
2. Instalatir golongan B adalah instalatir yang mempunyai kewenangan melakasanakan
pekerjaan pemasnagan instalasi untuk penerangan dan tenaga di dalam dan di luar
bangunan untuk disambung langsung pada JTR sampai dengan daya maksimal 99
kVA.
3. Instalatir golongan C adalah instalatir yang mempunyai kewenangan melakasanakan
pekerjaan pemasnagan instalasi untuk penerangan dan tenaga di dalam dan di luar
bangunan untuk disambung langsung pada JTR maupun JTM termasuk gardu
transformator dan pembangkit tenaga listrik sampai dengan 500 kVA tiap mesin
4. Instalatir golongan D adalah instalatir yang mempunyai kewenangan melaksanakan
semua pekerjaan instalasi, pemasngan jaringan transmisi dan pusat pembangkit listrik.

8. Penggolongan instalatir berdasarkan jenisnya :


Berdasarkan jenisnya, instalatir dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. instalatir biasa yaitu instalatir yang telah disahkan dan terdaftar pada PLN Distribusi
(setingkat Propinsi)
2. instalatir luar biasa adalah:
a. instalatir yang disahkan dan terdaftar pada PLN Distribusi lain. Misalnya instalatir
golongan C dari jakarta adalah instalatir luar biasa ketika mengerjakan proyek instalasi di
irian jaya. Instalatir itu harus mendapat ijin terlebih dahulu dari PLN Distribusi setempat
b. instalatir asing yang oleh PLN Pusat diberi ijin khusus dan bersifat insidentil.
3. instalatir khusus yaitu instalatir dari suatu jawatan pemerintah yang mengerjakan instalasi
listrik dilingkungannya sendiri setelah mendapat pengesahan dari PLN Distribusi.
Instalatir khusus juga harus mengikuti ujian penggolongan yang diselenggarkan oleh
PLN Distribusi.

9. Adapun tujuan dari standarisasi dan acuannya :


Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah peraturan yang mengandung rekomendasi
atau persyaratan wajib yang harus dijadikan pedoman dalam pekerjaan pemasangan dan
pemeliharaan instalasi listrik
Maksud dan tujuan dari digunakan PUIL sebagai acuan dan pedoman antara lain :

 Agar instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik

 Terjaminnya keselamatan manusia

 Terjaminnya keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya

 Terjamninnya keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran 

 Tercapainya tujuan dari pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien dan
nyaman

Ketentuan umum lain yang harus dipenuhi yaitu :

 Setiap instalsi harus ada rencan instalasi yang disetujui

 Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah kebakaran
 Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standar dan tanda
pengenalnya : nama dan logo pembuat, tegangan dan daya/arus pengenal. Data teknis
lain yang disahkan SNI. Memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam
keadaan berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi
kemampuannya

 Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi/pelindung untuk keselamatan, proteksi kejut


listrik, thermal dan arus lebih, dan proteksi tegangan lebih

 Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa, diuji
dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan, dan yang memnuhi ketentuan PUIL
diberi sertifikat

 Perencana, pemasang dan pemeriksa instalsi listrik harus memiliki izin dan harus
menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai bidangnya

Untuk itu pemerintah mengeluarkan buku pedoman untuk pemasangan instalasi tenaga
listrik ini, yang namanya PUIL. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini sudah
mengalami amandemen/perubahan yang tadinya PUIL 2000 diamanden menjadi PUIL
2011. 

Anda mungkin juga menyukai