Anda di halaman 1dari 25

PERENCANAAN INTALASI RUMAH SEDERHANA

NAMA : ELIZAR HAMDAN LUBIS

Nim : 5192431003

KELAS : PTE A

MATA KULIAH : PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK

DOSEN : Drs. NELSON SINAGA M.Pd.

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. makalah ini dibuat sebagai syarat kelulusan mata kuliah perencanaan instalasi
listrik . Adapun makalah yang penulis buat yaitu,Perencanaan Instalasi penerangan Rumah
Tinggal sederhana.
Penulis sudah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi penulis
menyadari kesalahan dan kekurangan, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun
berkat arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makkalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan inipenulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya yang ingin belajar tentang Perencanaan
Instalasi penerangan Rumah Tingga Sederhana.
Mohon maaf apabila dalam penulisan dan penyusunan masih jauh darikesempurnaan.
Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangatdiharapkan.

MEDAN ,29 Agustus 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................................1
Ruang Lingkup........................................................................................................................1
Tujuan dan Manfaat.................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
Peraturan Instalasi Listrik........................................................................................................2
Penghantar...............................................................................................................................3
Pengaman Beban Lebih (MCB)...............................................................................................4
Lampu Listrik..................................................................................................................5
Sakelar.....................................................................................................................................5
Stop kontak..............................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................7
Desain Rumah..........................................................................................................................7
Data Beban...............................................................................................................................7
Perhitungan.........................................................................................................................................8
Pengawatan............................................................................................................................16
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................20
Kesimpulan.....................................................................................................................20
Saran – saran...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dari masa ke masa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuandan kemajuan
teknologi, manusia menghendaki kehidupan yang lebihnyaman. Bagi masyarakat modern,
energi listrik merupakan kebutuhanprimer. Salah satunya yaitu kebutuhan akan instalasi
penerangan padarumah tinggal.Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola
pengusahaketenagalistrikan (PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan olehinstalatir.
Agar pemakai/konsumen listrik dapat memanfaatkan energilistrik dengan aman, nyaman dan
kontinyu, maka diperlukan instalasi listrikbeserta komponen pendukungnya, yang
perencanaan maupunpelaksanaannya memenuhi standar berdasarkan peraturan yang
berlaku.Standar Nasional Indonesia (SNI) menerapkan Peraturan UmumInstalasi Listrik yaitu
PUIL 2000. Dimana segala aspek yang berhubungandengan instalasi listrik seperti, besarnya
beban atau daya keseluruhan, jumlah titik beban, jenis peralatan atau komponen, dan
penghantar yangdigunakan, sudah ada aturan dan cara perhitungannya masing –masing.Oleh
karena itu saat sedang mebangun sebuah rumah, instalasi listriknya perlu diperhatikan.
Semua hal itu tidak lain bertujuan untuk, menghindari hal – hal yangtidak diinginkan
seperti kebakaran karena hubung singkat atau terjadinyakerusakan pada peratan listrik karena
arus beban lebih.

Ruang Lingkup
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini, yaitu Instalasi Penerangan
Rumah Tinggal Sederhana. Penulis telah membatasi hal – hal yang akan dibahas dalam
laporan ini, yaitu:
 Bagaimana cara menentukan jumlah titik lampu dan penghantar yangakan digunakan?
 Bagaimana cara menentukan jenis lampu dan penghantar yang akandigunakan?
 Bagaimana cara mengitung beban atau daya keseluruhan yang akandigunakan?

Tujuan dan Manfaat


a.Tujuan
 Untuk menunjukan kepada pembaca, cara perhitungan menentukan jumlah titik
lampu, jenis lampu dan penghantar pada sebuah rumahtinggal.
 Untuk mengingatkan kepada pembaca akan pentingnyaperencanaan instalasi
penerangan.
 Meminimalisir biaya operasional (pemborosan dana) untukpembuatan instalasi
penerangan.
 Untuk syarat kelulusan mata kuliah Aplikasi komputer II.

b.Manfaat
 Mengetahui tata cara yang benar sebelum memasang instalasipenerangan pada rumah
tinggal.
 Sadar akan pentingnya instalasi penerangan yang direncanakanterlebih dahulu.
 Melatih ketelitian sebelum merangkai instalasi penerangan.
 Terhindar dari bahaya seperti korsleting listrik atau hubung singkat,yang mungkin
dapat terjadi pada rangkaian instalasi penerangan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peraturan Instalasi Listrik
Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagaipedoman beberapa
instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalahAVE ( Algemene Voorschriften voor
Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan
NormalisasiPemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai NormaIndonesia NI6 yang
kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum InstalasiListrik disingkat PUIL 1964, yang
merupakan penerbitan pertama dan PUIL1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua
dan ketiga yangmerupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya,
makaPUIL 2000 ini merupakan terbitan ke 4. Jika dalam penerbitan PUIL 1964,1977 dan
1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik,maka pada penerbitan sekarang
tahun 2000, namanya menjadi PersyaratanUmum Instalasi Listrik dengan tetap
mempertahankan singkatannya yangsama yaitu PUIL.

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yangdilaksanakan oleh Panitia Revisi
PUIL 1987 yang ditetapkan oleh MenteriPertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan
Menteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999 dan No:51-
12/40/600.3/1999,tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL tersebut
terdiridari wakil dari berbagai Departemen seperti DEPTAMBEN, DEPKES,DEPNAKER,
DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT Pertamina, YUPTL,APPI, AKLI, INKINDO,
APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI, PerguruanTinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-
PLN, PT Schneider Indonesia danpihak - pihak lain yang terkait.

PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dansekitarnya untuk
tegangan rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, dangardu transformator distribusi
tegangan menengah sampai dengan 35 kV.Ketentuan tentang transformator distribusi
tegangan menengah mengacudari NEC 1999.Pembagian yang ada dalam sembilan bagian
dengan judulnya padadasarnya sama dengan bagian yang sama pada PUIL 1987. PUIL 2000
tidakmenyebut pembagiannya dalam Pasal, Subpasal, Ayat atau Subayat.Pembedaan
tingkatnya dapat dilihat dari sistim penomorannya dengan digit.Contohnya Bagian 4, dibagi
dalam 4.1; 4.2; dan seterusnya, sedangkan 4.2dibagi dalam 4.2.1 sampai dengan 4.2.9 dibagi
lagi dalam 4.2.9.1 sampaidengan 4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan, cukup
denganmenuliskan nomor dengan jumlah digitnya.Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL
2000 dilengkapi pula denganindeks dan lampiran lampiran lainnya pada akhir buku.
Lampiran mengenaipertolongan pertama pada korban kejut listrik yang dilakukan
denganpemberian pernapasan bantuan, diambilkan dari standar SAA, berbedadengan PUIL
1987.

Untuk menampung perkembangan di bidang instalasi listrikmisalnya karena adanya


ketentuan baru dalam IEC yang dipandang pentinguntuk dimasukkan dalam PUIL, atau
karena adanya saran, tanggapan darimasyarakat pengguna PUIL, maka dikandung maksud
bila dipandang perluakan menerbitkan amandemen pada PUIL 2000. Untuk menangani hal
haltersebut telah dibentuk Panitia Tetap PUIL. Panitia Tetap PUIL dapatdiminta pendapatnya
jika terdapat ketidakjelasan dalam memahami danmenerapkan ketentuan PUIL 2000. Untuk
itu permintaan penjelasan dapatditujukan kepada Panitia Tetap PUIL.

Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun nonlogam yang bersifat
konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satutitik ke titik yang lain. Penghantar
dapat berupa kabel ataupun berupa kawatpenghantar.Untuk instalasi listrik, penyaluran arus
listriknya dari panel kebeban maupun sebagai pengaman (penyalur arus bocor ke tanah)
digunakanpenghantar listrik yang sesuai dengan penggunaanya. Ada dua macampenghantar
listrik yaitu :

Kawat Penghantar
Kawat penghantar ialah penghantar yang terbuat dari logamtetapi tidak diberi
isolasi. Contohnya ialah kawat grounding pada instalasi penangkal petir atau kawat
penghantar pada sistem transmisi listrik tegangan menengah dan tinggi milik PLN.

Kabel
Penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti tunggalatau banyak, ada
yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang diudara atau di dalam tanah, dan masing-
masing digunakan sesuaidengan kondisi pemasangannya.Kabel instalasi yang biasa
digunakan pada instalasipenerangan, jenis kabel yang banyak digunakan dalam instalasi
rumahtinggal untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM. Padapenggunaannya
kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungisecara mekanis ataupun melindungi
dari air dan kelembaban yangdapat merusak kabel tersebut.

Kabel memiliki beberapa jenis yaitu

1.Kabel NYA

Kabel NYA hanya memiliki satupenghantar berbentuk pejal, kabel inipada


umumnya digunakan pada instalasirumah tinggal. Dalam pemakaiannyapada instalasi
listrik harus menggunakanpelindung dari pipa union atau paralon /PVC ataupun pipa
fleksibel.

2.Kabel NYM
Sedangkan kabel NYM adalahkabel yang memiliki beberapapenghantar dan memiliki
isolasi luarsebagai pelindung. Konstruksi dari kabelNYM terlihat pada gambar.
Penghantardalam pemasangan pada instalasi listrik,boleh tidak menggunakan
pelindungpipa. Namun untuk memudahkan saatpeggantian kabel / revisi,
sebaliknyapada pemasangan dalam dinding / betonmenggunakan selongsong
pipa.PenghantarTemabaga

3.Kabel NYY

Kabel tanah thermoplastik tanpaperisai seperti NYY, biasanya digunakanuntuk kabel


tenaga pada industri. Kabelini juga dapat ditanam dalam tanah,dengan syarat diberikan
perlindunganterhadap kemungkinan kerusakanmekanis. Perlindungannya bisa
berupapipa atau pasir dan diatasnya diberi batu.

4.Kabel N2XY

Kabel tanah thermoplastik tanpaperisai yang di pakai di PT. PupukKujang ialah N2XY,
kabel N2XYintinyaterdiri dari penghantar tembaga, denganisolasi XLPE, berpelindung
bebattembaga serta berselubung PVC dengantegangan pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV)yang
dipasang sejajar pada suatu systemfase tiga.

5.Kabel NYFGbY

Kabel thermo plastik berperisai seperti NYFGbY,biasanya digunakan apabila


adakemungkinan terjadi gangguankabel secara mekanis, kabelNYFGbY intinya terdiri
daripenghantar tembaga, denganisolasi PVC, penggabungandua atau lebih inti
dilengkapiselubung atau pelindung yangterdiri dari karet dan perisai kawat baja bulat.
Perisai danpembungkus diikat dengan spiral pit baja, untuk menghindarikorosi pada
pita baja, maka kabel di selubungi pelindung PVCwarna hitam.

Pengaman Beban Lebih (MCB)


MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan jugadilengkapi relay elektromagnetik untuk
pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga
fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :
 Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkatpada salah
satu fasanya.
 Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubungsingkat atau
beban lebih.
 Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau bebanlebih.

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis danelektromagnetis,
pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arusbeban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untukmengamankan jika terjadi hubung singkat.

Lampu Listrik
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkancahaya saat dialiri arus
listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasaltenaga listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik terpusat (CentrallyGenerated Electric Power) seperti PLN dan Genset
ataupun tenaga listrikyang dihasilkan oleh Baterai dan Aki.Ada beberapa jenis lampu listrik
antara lain:

Lampu Pijar (Incandescent lamp)


Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang
menghasilkan cahaya dengan caramemanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang
diisi dengan gastertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Kita
dapatmenemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan listrikyaitu Tegangan
listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V

Lampu Lucutan Gas ( Gas-discharge Lamp )


Gas-discharge Lamp atau Lampu Lucutan Gas adalah LampuListrik yang dapat
menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutanElektris melalui gas yang terionisasi.
Gas-gas yang digunakan adalahgas mulia seperti argon, neon, kripton dan xenon. Gas-
dischargeLamp ini juga memakai bahan-bahan tambahan seperti Merkuri,Natrium dan
Halida logam. Lampu jenis ini diantaranya adalah lampuFluorescent, Lampu Neon,
Lampu Xenon Arc dan Mercury VaporLamp.

Lampu LED ( Light Emitting Diode )


Lampu LED adalah Lampu listrik yang menggunakankomponen elektronika LED
sebagai sumber cahayanya. LED adalahDioda yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketikadiberikan Tegangan maju. Lampu listrik jenis LED ini
memilikibanyak kelebihan seperti lebih hemat energi, lebih tahan lama dantidak
mengandung bahan berbahaya (contohnya Merkuri).

Sakelar
Sakelar adalah sesuatu alat yang dapat digunakan untuk memutuskandan menghubungkan
arus listrik. Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat banyak macam, jenisnya yaitu :

 Saklar seri
 Saklar tunggal
 Saklar tukar

Stop kontak
Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsisebagai muara
penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Dibawah ini adalah gambar stop
kontak out bow yang dipasang di luar tebok(tidak ditanam di dalam tembok) dan memiliki
beberapa colokan sehinggasering disebut terminal.
BAB III
PEMBAHASAN
Desain Rumah
Desain rumah dimaksudkan untuk, menentukan letak dan jumlah beban yang akan
dipasang pada suatu rumah. Sehingga, akan diketahui kebutuhan beban yang sesuai dengan
rumah tersebut. Hal ini juga sebagai acuan pembuatan jalur – jalur instalasi penerangan
(pengawatan) yang akan dibuat didalam rumah nantinya.

Nama ruangan Dimensi ruang


panjang x lebar
Teras 1,50 x 4,50 m2
Kamar 1 4,50 x 4,50 m2
Kamar 2 4,50 x 4,50 m2
Ruang keluarga 5,25 x 3,00 m2
Ruang tamu 4,50 x 4,50 m2
Ruang dapur / ruang makan 6,00 x 3,00 m2
Kamar mandi 3,00 x 2,25 m2
Halaman belakang 6,00 x 1,50 m2

Data Beban
Setelah kita menentukan desain rumahnya, maka kita bisa mulai menentukan jumlah
beban yang akan dipasang pada tiap – tiap ruangan. Hal ini sangat penting, karena akan
berhubungan dengan daya total yang akan dipasang pada rumah tersebut dan untuk
menghitung estimasi biaya yangdiperlukan.Yang dimaksud beban meliputi, elektronik (TV,
Kipas Angin,Ricecooker) dan lampu penerangan (Lampu hemat energi atau bohlam).Dari
data beban, kita juga bisa menentukan pegaman beban lebih (MCB) yang sesuai dengan daya
total rumah tersebut.

Nama Beban Daya Jumlah Jumlah Daya


lampu phillps 13 W 2 26 W
lampu phillps TL 36 W 1 36 W
lampu phillps TL 58 W 1 58 W
lampu hannoch 18 W 2 36 W
lampu hannoch 24 W 1 24 W
lampu hannoch 36 W 2 72 W
Kulkas 130 W 1 130 W
AC Sharp 1 PK 900 W 1 900 W
TV 50 W 1 50 W
Setrika 300 W 1 300 W
Dispenser 420 W 1 420 W
Rice cooker 350 W 1 350 W
Kipas angin 90 W 1 90 W
Lainnya (seperti carger ) 10 W 5 50 W
TOTAL 2547 W

Perhitungan
Terdapat beberapa perhitungan yang harus ditentukan dalam suatuperencanaan. Dalam
perencanaan instalasi penerangan rumah beberapa hal yang harus dihitung adalah:

 Jumlah titik lampu


 Jumlah kebutuhan AC
 Daya yang akan terpasang
 Penampang kabel penghantar

Perhitungan Jumlah Titik Lampu

Tabel Data Lumen Lampu Philip

Tabel Data Lumen Lampu hannock vario


Tabel Data Lux yang dibutuhkan pada masing - masing Ruangan

Fungsi ruangan Tingkat Kelompok renderasi


Pencahayaan (lux) warna
Teras 60 1 atau 2
Ruang tamu 120-250 1 atau 2
Ruang makan/Dapur 120-250 1 atau 2
Kamar tidur 120-250 1 atau 2
Kamar mandi 250 1 atau 2

Dengan melihat tabel data Lumen lampu dan Lux yang dibutuhkanmasing – masing
ruangan, kita dapat mencari jumlah titik lampu yangakan dipasang pada masing –
masing ruangan sesuai dengankebutuhannya. Berikut rumus – rumus yang akan dipakai:

a.Rumus mencari jumlah titik lampu


𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊
N= Ø X LLF X CU X n

b.Rumus penerangan rumah standar SNI, tidak melebihi 10W/M2

𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Jumlah W/M2 = LXW

Keterangan :

N = Jumlah titik lampu


E = Kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)
L = Panjang ruang (Meter)
W = Lebar ruangan (Meter)
Ø = Total lumen lampu / lampu luminous flux
LLF = Faktor cahaya rugi (0,7-0,8)
CU = Faktor pemanfaatan (50-65%)
n = Jumlah lampu dalam 1 titik lampu

Perhitungan:

 Teras depan

Keterangan :

E = 60
L = 4,5 M
W = 4,5 M
Ø = 900 ( lampu phillps 13 WATT)
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1
𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊 60 𝑥 1,5 𝑥 4,5
N = Ø X LLF X CU X n = 900 X 0,8 X 0,65 X 1 =
405 = 0,9 ( 1 titik lampu
468
)

𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Jumlah W/M2 = LXW
1 X 13 13 2
= 1,5 X 4,5 = 6,75 = 1,92 W/M ( tidak melebihi 10
W/M2)

 Ruang tamu

Keterangan :

E = 120
L = 4,5 M
W = 4,5 M
Ø = 3250 ( lampu phillps TL 36 WATT)
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1

N =
𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊 120 𝑥 4,5 𝑥 4,5 = 2430 = 0,9 ( 1 titik lampu )
Ø X LLF X CU X = 5200 X 0,8 X 0,65 X 1 2704
n

Jumlah W/M2 = 𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢


LXW =
1 X 58
=
58 = 2,86 W/M2 ( tidak melebihi
2 4,5 X 4,5 20,25
10 W/M )

 Kamar tidur 1

Keterangan :

E = 120
L = 3,0 M
W = 3,0 M
Ø = 1800 ( lampu hannoch 18 watt )
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1
1800 X 0,8 X 0,65 X 1
𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊 120 𝑥 3,0 𝑥 3,0
N = Ø X LLF X CU X n =
= 1080 = 1,15 ( 1 titik lampu ) 936

Jumlah W/M2 = 𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 1 X 18 = 18


= 2 W/M2 ( tidak melebihi 10
LXW = 3,0 X 3,0 9
W/M2)

 Kamar tidur 2

Keterangan :

E = 120
L = 3,0 M
W = 3,0 M
Ø = 1800 ( lampu hannoch 18 watt )
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1

𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊 120 𝑥 3,0 𝑥 3,0 = 1080 = 1,15 ( 1 titik lampu )


N = Ø X LLF X CU X = 1800 X 0,8 X 0,65 X 1 936
n

1 X 18 = 18
= 2 W/M2 ( tidak melebihi 10
Jumlah W/M = 2 𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 = 3,0 X 3,0 9
LXW
W/M2)

 Kamar mandi

Keterangan :

E = 250
L = 3,0 M
W = 2,25 M
Ø = 2400 ( lampu hannoch 24 watt )
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1

𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊
N = 250 𝑥 3,0 𝑥 2.25 = 1687,5 = 1,35 ( 1 titik lampu )
Ø X LLF X CU X
n
= 2400 X 0,8 X 0,65 X 1 1248

2
= 6,75 = 3,55 W/M ( tidak melebihi 10
𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 1 x 24 24
Jumlah W/M2 = LXW = 3,0 x 2,25
W/M2)

 Teras belakang
Keterangan :

E = 60
L = 1,5 M
W = 6,0 M
Ø = 900 ( lampu phillps 13 WATT)
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1

𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊
N = 60 𝑥 1,5 𝑥 6,0 = 540 = 1,15 ( 1 titik lampu )
Ø X LLF X CU X n = 900 x 0,8 x 0,65 x 468
1

13
𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 1 x 13 = = 1,44 W/M2 ( tidak melebihi 10
Jumlah W/M2 = LXW = 1,5 x 6,0 9
W/M2)

 Ruangan keluarga

Keterangan :

E = 200
L = 6,0 M
W = 3,0 M
Ø = 5000( lampu phillps TL 58 WATT)
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1

N =
𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊 120 𝑥 5,25 𝑥 4,5 = 2835 = 1,09 ( 1 titik lampu )
Ø X LLF X CU X = 5000 x 0,8 x 0,65 x 2600
n 1

Jumlah W/M2 =
𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
LXW =
1 x 58
=
58 = 2,45 W/M2 (tidakmelebihi10
5,25 x 4,5 23,625
W/M2)

 Ruang makan /

dapur

Keterangan :

E = 120
L = 6,0 M
W = 6,0 M
Ø = 3500 ( lampu hannoch 36 watt )
LLF = 0,8
CU = 0,65
n =1

𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊
N = 120 𝑥 6,0 𝑥 6,0 = 4320 = 2,3 ( 2 titik lampu )
Ø X LLF X CU X n = 3500 x 0,8 x 0,65 x 1820
1

2
= 23,625 = 2,45 W/M (tidak melebihi10
𝑁 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 1 x 58 58
Jumlah W/M2 = LXW = 5,25 x 4,5
W/M2)

Perhitungan kebutuhan AC

Sebelum memasang sebuah pendingin ruangan atau AC kita perlumengetahui


terlebih dahulu dimensi ruangan yang akan dipasangsebuah AC. Dari dimensi ruangan
tadi, kita bisa menghitung jumlahBTU (dalam hal ini jumlah energi untuk mendinginkan
ruangan) yangdibutuhkan oleh ruangan, setelah itu kita bisa menentukan kapasitasAC
yang cocok untuk ruangan tersebut berdasarkan data kapsitas ACyang telah ditentukan.
Berikut rumus menhitung kebutuhan AC:

Kebutuhan AC = 𝑃𝑋 𝐿𝑋𝑇
X 500
3

= BTU

Keterangan:

P = Panjang Ruangan (Meter)

L = Lebar Ruangan (Meter)

T = Tinggi Ruangan (Meter)

3 = Koefisien standar panas setiap volume 1m3

500 = Asumsi standar panas/1m3 ,yaitu 500 BTU/Jam


 Ruang tamu

Keterangan

P = 4,5

L = 4,5

T = 3,0 M

Kebutuhan AC = 𝑃𝑥𝐿𝑥𝑇
3
X 500

4,5 𝑥 4,5 𝑥 3,0


= 3 X 500

= 10.000 BJU

Maka AC yang di butuhkan yaitu sekitar 10.000 BJU setara 900 WATT,Dan AC yang
di gunakan tipe AH – A9PEY 1 PK
Perhitungan Penampang Kabel

Sebelum mengetahui penampang yang akan kita gunakan terlebih dahulu kita
harus mengetahui arus yang mengalir.

Total daya yang akan di gunakkan di rancangan rumah sederhana;

Lampu 257 W
Kulkas 130 W
AC Sharp 1 PK 900 W
TV 50 W
Setrika 300 W
Dispenser 420 W
Rice cooker 350 W
Kipas angin 90 W
Lainnya (seperti carger ) 50 W
Total Daya 2547 W

Untuk mengetahui arus dapat kita gunaan hukum OHM.

I = 2547
220
= 12 amper ,Jadi luas penampang kabel yang di gunakan 0.75 mm2

Perhitungan Estimasi Biaya

NAMA BAHAN SATUAN HARGA JUMLAH


SATUAN HARGA
Kabel 0,75 mm 200 m ( 2 roll ) Rp 180.000,00 Rp 360.000,00
Saklar seri 2 buah Rp 20.000,00 Rp 40.000,00
Saklar tunggal 3 buah Rp 13.000,00 Rp 39.000,00
Stop kontak 6 buah Rp 9.000,00 Rp 54.000,00
Klem 2 bungkus Rp 10.000,00 Rp 20.000,00
Isolasi 2 buah Rp 6000,00 Rp 12.000,00
fitting 7 buah Rp 10.000,00 Rp 70.000,00
T doos 20 buah Rp 1.500,00 Rp 30.000,00
Elbow 10 buah Rp 500,00 Rp 5.000,00
Pipa 80 meter Rp 1.500,00 Rp 120.000,00
Fitting lampu TL 2 buah Rp 20.000,00 Rp 40.000,00
Total Rp 790.000,00

Pengawatan
Dena Rumah

20
Tata Letak Lampu

200
Pengawatan

200
Wiring Diagram

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam “Perencanaan Instalasi penerangan Rumah Tinggal” banyak Tahap – tahap
yang perlu kita lewati seperti:
 Menentukan luas bangunan (Rumah) yang ingin dibangun,-
 Menentukan luas masing – masing ruangannya,-
 Menentukan beban apa saja yang akan dipasang,-
 Menghitung jumlah titik lampu pada tiap – tiap ruangan,-
 Menghitung luas penghantar/penampang kabel yang akan digunakan,-
 Dan menghitung estimasi biaya yang akan dikeluarkanSemua tahapan diatas
merupakan beberapa cara sederhana dalam “Perencanaan Instalasi penerangan
Rumah Tinggal”.
Banyak cara lain yangmungkin lebih baik dalam perencanaan instalasi, baik itu untuk
rumahtinggal ataupun untuk sebuah gedung.

4.2. Saran – saran


Saat perencanaan sebuah instalasi listrik alangkah baiknya berkonsultasi terlebih dahulu
kepada orang yang ahli dibidang tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan
atau kerusakan yang mungkin terjadi pada instalasi ataupun komponen yang ada di
instalasi.Usahakan menggunakan produk atau komponen yang sudah teruji atauberstandar
SNI. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan yang mungkin dapat terjadi karena
kegagalan produk atau mal fungsi.
DAFTAR PUSTAKA

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2016/10/cara-menentukan-ukuran-kabel-
listrik.html
https://lampu-philips-osram-terbaik.blogspot.com/2017/09/daftar-lumen-lampu-philips.html
https://www.teknikelektro.com/2020/09/skema-instalasi-listrik-rumah.html
Yunus Tjandi,2009,Teknik Perencanaan Instalasi Listrik 1

Anda mungkin juga menyukai