Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

CONTROL MOTOR INDUSTRI


DOSEN : Dendin Supriadi, SPd, MT.

TEKNIK LISTRIK 2

OLEH :

Selnov Yunus Tandi Bua

( NIM : D31151017 )

PROGRAM STUDI MID


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
memberikan rahmatnya kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan
laporan tentang Control Motor Industri. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan reperensi dalam
pembuatan laporan ini.
saya bertujuan membuat laporan ini untuk mendapatkan nilai
tugas yang pertama pada mata kuliah Teknik Listrik 2 dan tujuan
berikutnya ialah guna untuk menambah pengetahuan saya tentang Teknik
Listrik dalam Control Motor Industri.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami
membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan
laporan selanjutnya. saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan bagi yang membacanya.

Cimahi, 9 September
2016

!
Penyusun

Selnov Yunus Tandi Bua

!
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................... !

Daftar Isi............................................................................................. !!

Pendahuluan ( Bab I ).......................................................................... 1

1.1..................................................................................................Latar
Belakang.................................................................................... 1
1.2..................................................................................................Tujuan
Penulisan................................................................................... 2

Pembahasan ( Bab II )......................................................................... 3


2.1 Tegangan.................................................................................. 3
2.2 Tegangan 1 Phasa dan 3 Phasa................................................ 4
2.3 Motor........................................................................................ 6
2.4 Kontrol Komponen.................................................................... 8
Magnetic Contactor............................................................... 8
MCB....................................................................................... 9
Overload Relay...................................................................... 10
Terminal Block........................................................................ 10
Push Button........................................................................... 10
TDR........................................................................................ 11
Kabel...................................................................................... 12
Alat dan Bahan...................................................................... 12
Gambar Rangkaian................................................................ 13

Penutup ( Bab III )............................................................................... 14


3.1 Kesimpulan............................................................................... 14
3.2 Saran........................................................................................ 14

Daftar Pustaka.................................................................................... 15

!!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1....................................................................................Latar
Belakang
Kegiatan mata kuliah bengkel instalasi listrik industri merupakan
suatu materi yang sangat penting untuk para mahasiswa di semester tiga
ini. Di dalam bengkel instalasi istrik industri ini, mahasiswa diperkenalkan
kepada seluk-beluk instalasi listrik industri, kemudian mahasiswa juga
dapat memperagakan, menggunakan, serta mengaplikasikan peralatan
kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya, yang digunakan untuk
menghasilkan benda kerja yang diinginkan.
Di dalam kegiatan mata kuliah bengkel instalasi listrik industri pada
semester tiga ini, mahasiswa diperkenalkan kepada peraturan-peraturan
di dalam bengkel. Mahasiswa melakukan kegiatan praktik kerja untuk
mendapatkan keahlian pada bengkel instalasi listrik.
Instalasi listrik sudah seharusnya dipasang dengan sangat teliti
karena suatu instalasi listrik merupakan sumber pasokan listrik yang akan
masuk kedalam bangunan tersebut. Dalam membuat dan merancang
suatu penginstalasian, hal hal yang terpenting adalah kita harus dapat
mengetahui bagaimana cara menginstalasi sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk mennjadi seorang instaltir yang handal diperlukan juga
pengetahuan dalam merangkai suatu rangakain listrik yang rumit
sekalipun, seorang instaltir dituntut agar kreatif dalam merangkai suatu
rangkaian, agar mendapat hasil yang maksimal tetapi tetap sesuai dengan
biaya yang telah ditentukan. Seorang instaltir juga harus mengetahui
peralatan apa saja yang ia butuhkan dalam proses penginstalasian.
Perlengkapan listrik yang dipasang harus bermutu baik dan berstandar
internasional.
Setelah mendapatkan bimbingan dan pelatihan oleh para Dosen di
dalam bengkel instalasi listrik ini diharapkan para mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang didapatkan. Serta mahasiswa akan dapat
beradaptasi dengan cepat dan dapat membiasakan diri dalam suasana
lingkungan dunia kerja diluar dan dapat terjun ke dalam dunia kerja
dengan keterampilan dan keahlian yang mereka miliki, serta dapat

1
mengembangkan potensi yang ada pada diri mahasiswa agar dapat
bersaing dalam dunia teknik tingkat nasional mapun internasional.

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
Mengenal peralatan yang digunakan dalam rangkaian control,
serta mengetahui fungsi, kegunaan serta cara kerja dari alat
tersebut.
Mampu memasang/merakit instalasi sesuai dengan job sheet
yang diberikan.
Dapat mengaplikasikan teori yang telah diberikan di ruangan kelas.

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 Tegangan
Tegangan listrik adalah beda potensial listrik antara dua titik.
Tegangan listrik terjadi karena adanya perbedaan muatan listrik diantara
kedua titik tersebut. Tegangan listrik tidak bisa dilihat namun bisa
dirasakan dan diukur besarnya. Pada nilai tertentu, tegangan listrik bisa
berbahaya bagi manusia. Kejadian terkena tegangan listrik pada manusia
sering kita sebut dengan kesetrum.
Tegangan listrik merupakan perwujudan dari energi listrik.
Tegangan listrik bisa dihasilkan melalui pembangkit-pembangkit listrik.
Namun dalam skala kecil tidak disebut pembangkit tapi lebih umum
dengan penghasil listrik saja. Contoh tegangan listrik yang sering kita
temui adalah 220V pada listrik rumah tangga, 1.5V pada battery dan 12V
pada aki.
Fungsi Tegangan
Tegangan listrik berfungsi sebagai tenaga (power). Untuk bisa
bekerja, sebuah rangkaian elektronika membutuhkan tegangan listrik
sebagai tenaga "penggeraknya". Oleh karena itu dalam rangkaian, bagian
yang menghasilkan tegangan listrik biasanya disebut Power
Supply atau Penyuplai tenaga.

Satuan Tegangan
Tegangan listrik berfungsi sebagai tenaga (power). Untuk bisa
bekerja, sebuah rangkaian elektronika membutuhkan tegangan listrik
sebagai tenaga "penggeraknya". Oleh karena itu dalam rangkaian, bagian
yang menghasilkan tegangan listrik biasanya disebut Power
Supply atau Penyuplai tenaga.

Simbol Tegangan
Simbol tegangan listrik dinyatakan dalam V ditulis dengan huruf
besar. Pada beberapa kasus juga ditemui penggunaan simbol E, tujuannya
agar tidak bingung antara V sebagai simbol dan V sebagai satuan
(Volt). Khusus untuk tegangan DC juga bisa ditulis dengan simbol B, yaitu
singkatan dari Battery.

Jenis Tegangan
Berdasarkan aliran arusnya, tegangan listrik dibagi menjadi dua,
yaitu Tegangan DC dan Tegangan AC. Tegangan DC adalah tegangan
dengan aliran arus searah, sedangkan tegangan AC adalah tegangan
dengan aliran arus bolak-balik. Masing-masing tegangan ini memiliki
fungsi dan aplikasi yang berbeda-beda tergantung kondisi dan kebutuhan.

Tegangan DC
Adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC memiliki
notasi/tanda positif pada satu ttiknya dan negatif pada titik yang lain.
Sumber-sumber tagangan DC diantaranya adalah elemen volta, battery,
aki, solar cell dan adaptor/power supply DC. Pemasangan tegangan DC
pada rangkaian harus benar sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa

3
berakibat kerusakan pada kedua bagian.

Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik


portabel seperti handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar
musik portabel. Sekarang ini sudah banyak dipakai sumber tegangan DC
berupa battery yang bisa diisi ulang (recharge) jadi jika tegangan listrik
pada battery habis bisa dibangkitkan lagi dengan mengisinya.

Tegangan AC
Adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan AC tidak
memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu pemasangan
tegangan AC pada rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi
tegangan AC 3 phase pada motor listrik. Sumber-sumber tegangan AC
diantaranya adalah listrik rumah tangga (dari PLN), genset, dinamo
sepeda dan altenator pada mobil atau sepeda motor.
Ada dua jenis tegangan AC yaitu single phase dan triple phase atau
3 phase. Tegangan listrik AC yang kita pakai sehari-hari merupakan jenis
tegangan AC single phase, artinya hanya ada satu phase dan
ground/netral. Oleh karena itu tegangan AC single phase hanya
membutuhkan dua titik kabel koneksi.
Tegangan AC 3 phase membuthkan tiga kabel untuk bekerja, yaitu
dikenal dengan istilah R, S dan T. Tegangan listrik 3 phase banyak dipakai
pada dunia industri khususnya untuk menggerakkan motor listrik. Jika kita
membutuhkan tegangan AC 3 phase namun hanya memiliki sumber
tegangan AC single phase maka kita memerlukan sebuah inverter untuk
membuat listrik single phase menjadi 3 phase.

Mengukur Tegangan
Untuk mengetahui besarnya tegangan antara dua titik kita
membutuhkan sebuah alat ukur. Ada dua alat ukur yang lazim dipakai
untuk mengukur tegangan listrik yaitu Voltmeter (bagian dari Multimeter)
dan Oscilloscope. Khusus untuk tegangan AC, dengan
Voltmeter/Multimeter kita hanya bisa mengetahui nilai tegangannya saja,
sedangkan dengan oscilloscope kita bisa melihat bentuk gelombang
sekaligus menghitung frekuensinya.

2.2 Tegangan 1 Phasa dan 3 Phasa


1 Phasa
Listrik 1 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan dua
kawat penghantar yaitu 1 kawat phasa dan 1 kawat 0 (netral). Pengertian
sederhananya adalah listrik 1 phasa terdiri dari dua kabel yaitu 1
bertegangan dan 1 netral. Umumnya listrik 1 phasa bertegangan 220 volt
yang digunakan banyak orang. Biasanya listrik 1 phasa digunakan untuk
listrik perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki 3 phasa, tetapi
yang masuk ke rumah kita hanya 1 phasa karena kita tidak memerlukan
daya besar. Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita
mungkin Phase S, dan tetangga yang lain Phase T.

4
3 Phasa

Listrik 3 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga


kawat phasa dan satu kawat 0 (netral) atau kawat ground. Menurut
istilah Listrik 3 Phasa terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1
kabel Netral. Umumnya listrik 3 phasa bertegangan 380V yang
banyak digunakan Industri atau pabrik.

Listrik 3 phasa adalah listrik AC (alternating current) yang


menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi
berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree.

Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar, yaitu :

1. Hubungan bintang (Y atau star).


2. Hubungan delta.

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phasa ini, yaitu
:

1. Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga
yang menggunakan istilah Voltage line to line).
2. Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau
Voltage line to netral).

Keuntungan Listrik 3 phasa yaitu :

1. Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri


menengah dan besar ). Industri atau hotel memerlukan daya listrik
yang besar sehingga memerlukan line yang banyak. Tapi pada
output terakhir untuk pemakaian hanya memerlukan satu phasa
( memilih salah satu dari 3 phasa ). Listrik 3 phasa biasanya
diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang memerlukan
daya besar.
2. Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang
akan mengalir akan lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga
untuk daya yang besar, kabel yang digunakan bisa lebih kecil.
3. Untuk motor induksi, listrik 3 phasa tidak memerlukan kapasitor.

Gambar Rangkaian 1 Phasa dan 3 Phasa

5
2.3 Motor
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin)
dan di industri. Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan
istilah kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Prinsip Kerja Motor Listrik

Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua


jenis motor secara umum :

Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya


ika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan
magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa


yang dimaksud dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada
keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang

6
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004) :

Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran


energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque
nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah
conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel
torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai
kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan
torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan.
Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-
peralatan mesin.

Motor DOL
DOL Starter adalah metoda starting motor dengan
memberikan tegangan penuh dari jala-jala secara langsung. Starter
jenis ini biasanya digunakan untuk motor-motor listrik yang
berukuran kecil. DOL Starter digunakan apabila penurunan tegangan
saat motor dihidupkan (starting) tidak menjadi masalah atau
tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi yang diijinkan
mengingat arus starting motor jenis ini bisa 4-7 kali lebih besar dari
arus nominalnya.
Sebagai contoh jika motor dalam kondisi running arusnya
sekitar 4 ampere, maka ketika starting bisa mencapai 16 s/d 28
ampere. DOL Starter umumnya digunakan untuk starting motor
dengan kapasitas dibawah 10 kW.
Rangkaian daya
Pada rangkaian daya anda akan menemukan komponen
utama yang akan mengalirkan daya dari sumber ke beban yaitu
motor. Mengalir atau tidaknya daya untuk motor ini diatur oleh
rangkaian kontrol.
Rangkaian control
Kontrol ini bekerja melalui sebuah device listrik yang disebut
dengan kontaktor yang akan memutuskan/mengalirkan daya dari
sumber ke motor melalui anak-anak kontaknya. Biasanya kontak
yang digunakan adalah jenis normal terbuka atau Normally Open
yang sering disingkat dengan NO).
Prinsip Kerja
1. Pada kondisi normal :
Anak kontak kontaktor utama masih dalam kondisi normalnya
yaitu terbuka (NO).
2. Pada kondisi start :

7
Saat tombol START ditekan, rangkaian kontrol akan tertutup
sehingga akan ada aliran arus ke belitan/koil kontaktor utama. Efek
elektromagnetis akibat mengalirnya arus ke belitan tadi akan
menarik anak-anak kontak sehingga berubah ke kondisi lawannya
(terbuka menjadi tertutup dan tertutup menjadi terbuka).
Motor akan selalu mendapatkan aliran daya selama
rangkaian daya/rangkaian kontrol tertutup (closed loop) yaitu
apabila:
-Main breaker Q1 tidak dimatikan.
-Tombol STOP (termasuk Emergency Stop jika ada) tidak ditekan.
-Proteksi panas F2 berlebih akibat kelebihan arus tidak bekerja.
-MCB F10 tidak terbuka.
Rangkaian kontrol direct online adalah pilihan yang cocok
untuk aplikasi yang hanya membutuhkan kendali hidup/mati sebuah
motor listrik. Rangkaian start/stop umumnya digunakan pada sirkuit
atau mesin yang berhubungan dengan induction motor sebagai
penggeraknya, seperti mesin-mesin pompa, conveyor, roll dll. Arus
starting motor dengan kontrol DOL sangat tinggi begitu pula torsi
awal motor yang dibangkitkan.
Motor Forward Reverse
Dari segi bahasa forward-reverse berarti maju-mundur.
Sesuai dengan namanya, kontrol motor ini menawarkan fitur dua
arah putaran motor yaitu searah jarum jam clockwise atau biasa
disingkat CW dan berlawanan arah jarum jam counter-
clockwise atau biasa disingkat CCW. Kontrol forward-reverse (untuk
selanjutnya disingkat FR) sering ditemukan pada aplikasi yang
membutuhkan dua arah seperti : conveyor
Pada kasus pembicaraan kali ini kontrol yang dimaksud
adalah kontrol foward-reverse untuk motor arus bolak-balik tiga fasa
(misal : motor induksi) yang akan dikontrol menggunakan rangkaian
kontrol forward-reverse. Bagi yang pernah kuliah tentang motor
listrik pasti masih ingat akan bagaimana mengubah putaran.
Putaran searah jarum jam menggunakan urutan standard U-V-W atau
L1-L2-L3. Untuk motor 3 fasa kali ini putaran motor diubah dengan
menukar urutan fasa ke motor yaitu menjadi V-U-W.
Motor 2 Speed
Pada motor ini diketahui bahwa pada dasarnya setiap
peralatan memiliki kecepatan yang berbeda, dan ada beberapa
peralatan yang membutuhkan 2 kecepatan atau lebih, dan pada
pertemuan ini dapat diberikan contoh alat yaitu : mesin press.
Pada kasus ini dibicarakan bahwa kontrol motor 2 Speed
hampir sama dengan kontrol motor Forward Reverse, hanya
perbedaan dirangkaian daya yang mengharuskan motor berputar
bolak balik pada kontrol motor forward reverse, dan di motor forward

8
reverse biasanya memiliki satu kabel pada motor, sedangkan di
motor 2 speed memiliki 2 kabel pada motor
Motor Star Delta
Seperti namanya, secara garis besar starter Star-Delta
bekerja dengan dua tahap Awalnya motor berjalan dengan
rangkaian belitan Star (Y) Setelah beberapa saat, motor melepas
rangkaian belita Star dan beroperasi dengan belitan Delta. Jenis
control Star-Delta cocok digunakan untuk aplikasi yang
membutuhkan arus starting lebih rendah ketimbang saat
menggunakan starter DOL.
Cara Kerja Kontrol Star Delta
Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor bintang
K1 awalnya akan energized kemudian setelah beberapa waktu
kontaktor bintang akan de-energized digantikan oleh kontaktor delta
K2. Kontrol kapan aktifnya kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer
K1T yang waktunya bisa diatur. Hubungan bintang dan delta akan
diproteksi dari potensi aktif pada saat yang bersamaan dengan
menggunakan interlok anak kontak masing-masing terhadap
lawannya
Hubungan bintang delta atau star-delta ini memang cukup
digemari sebagai pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus
yang kecil beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki
suatu kelemahan yang membuatnya kurang menjadi pilihan setelah
adanya pengembangan reduced voltage starter yang leibh lebih baik
seperti soft starter. Satu-satunya alasan pemilihan jenis starter ini
adalah biaya yang lebih murah dibandingkan reduced voltage starter
lainnya.
Umumnya motor listrik memiliki nilai arus starting yang
menakjubkan besarnya sekitar empat hingga tujuh kali dari nilai
ratingnya. Rangkaian pengurangan tegangan adalah salah satu cara
untuk mengatasi masalah motor dapat bekerja tanpa trip dini.

2.4 Kontrol Komponen


Magnetic Contactor
Magnetik kontaktor adalah sakelar listrik yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip kerjanya didalam magnetik
kontaktor terdapat lilitan yang akan menjadi magnet bila di aliri listrik,
magnet tersebut akan menarik kontak yang berada di dekatnya sehingga
kontan yang semula terbuka (NO) akan menjadi tertutup sedangkan
kontak yang awalnya tertutup (NC) akan menjadi terbuka. Magnetik
kontaktor terdiri dari kontak utama dan kotak bantu. Kontak utama
digunakan untuk sumber arus listrik sedangkan kontak bantu digunakan
untuk rangkaian pengendali. Seandainya anda terbalik dalam memasang
kedua kontak ini magnetik kontaktor tetap akan masih bisa bekerja namun

9
akan ada masalah yang timbul karena kontak bantu hanya didesain untuk
dilewati arus yang kecil sedangkan kontak utama didesain untuk dilewati
arus besar.
Apabila anda terbalik dalam pemasangan akan menyebabkan
panas karena penghantar yang tidak mampu menghantarkan arus listrik
yang besar. Penggunaan magnetik kontaktor biasanya digunakan untuk
mengendalikan kerja motor 3 fasa, dengan magnetik kontaktor kita dapat
memotong 3 sumber listrik R,S dan T sekaligus pada motor 3 fasa. Untuk
melengkapi biasanya magnetik kontaktor akan dilengkapi dengan TOR
(thermal overload relay) yang berfungsi mengamankan motor apa bila
terjadi arus yang berlebihan. Sedangkan untuk mengamankan rangkaian
magnetik kontaktor akan dilengkapi dengan MCB supaya lebih aman dari
hubung singkat.
Magnetic kontactor merupakan alat listrik berupa sakelar listrik
yang berfungsi sebagai pengendali motor maupun komponen listrik
lainnya. Dengan magnetik kontaktor komponen yang terpasang akan lebih
mudah untuk dikendalikan dibanding menggunakan sakelar biasa.
MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat
elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi
listrik dari arus lebih (over current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin
disebabkan oleh beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit)
dan beban lebih (overload). MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama
dengan sekring (fuse), yaitu akan memutus aliran arus listrik circuit ketika
terjadi gangguan arus lebih. Yang membedakan keduanya adalah saat
terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika rangkaian sudah normal, MCB
bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual, sedangkan fuse akan terputus
dan tidak bisa digunakan lagi.
Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka
arus lebih tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena
panas bimetal akan melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Selain bimetal, pada MCB biasanya juga terdapat solenoid yang akan
mengtripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault) atau hubung
singkat (short circuit).
Gambar MCB

10

Overload Relay
Fungsi dari Overload
relays adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya
sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada
yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali
nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka
pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja
sesuai dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur
yang menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi
pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal
ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas
bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk
memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus
bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada
motor berdaya kecil.
Relay terdiri dari coil dengan kontak change over (CO) atau disebut
pula dengan istilah c contact. Jumlah kontak CO pada suatu relay
ditentukan oleh type relaynya. Tegangan coil bervariasi dari 24 Volt
sampai 220 Volt AC, atau 3 sampai 48 Volt DC, sedangkan kemampuan
kontaknya dengan spesifikasi maksimum 10A.
Prinsip Kerjanya
Cara kerja relay adalah apabila coil diberi tegangan, maka kontak
CO bekerja atau pindah posisi, sedang bila tegangan diputus maka kontak
CO kembali ke posisi semula.
Terminal Block
Terminal Block adalah Suatu tempat berhentinya arus listrik
sementara,yang akan dihubungkan ke komponen yang lain/Komponen
Outgoing.

Terminal and Jumper


Dalam Pembuatan panel listrik, Terminal Block termasuk salah satu
komponen utama.Sebab memiliki manfaat yang besar .Didalam terminal
ada incoming dan Outgoing yang fungsinya :Incoming Adalah Konektor
Arus Masuk dan Outgoing adalah Konektor Arus Keluar.

11
Manfaat Terminal Block:
1. Sebagai penghubung/Jumper jika ada penambahan komponen .
2. Pemakaian Kabel tidak boros.
3. Pengaman jika ada troubleshort.
4. Jika ada Konsleting arus lang sung putus di terminal sebelum sampai ke
komponen utama
Push Button
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus
atau penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik.
Suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop
reset dan saklar tekan untuk emergency.
Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally
open). Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal
tidak ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC
akan berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan
berfungsi sebagai start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem
pengontrolan motor motor induksi untuk menjalankan mematikan motor
pada industri industri. Push button dibedakan menjadi beberapa tipe,
yaitu:
a. Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan
menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol
ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga
arus listrik akan mengalir.
b. Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan
membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak
bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.
c. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol
tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO,
bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang
membuka akan tertutup.
TDR
TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay
penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama
instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan
kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya
dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Overload Relay dan lain-lain.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu
bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah
sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

12
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor
mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik
serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari
rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan
sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung.
Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil)
dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.
Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara
otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan
NC menjadi NO.

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya


merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type
H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki
yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan
NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO
dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay
timernya.
Kabel
Kabel yang umum dipakai pada instalasi listrik biasanya
menggunakan kabel dengan jenis NYM dan NYA dengan ukuran yang
disesuaikan dengan keadaan beban yang terpasang. Biasanya untuk
instalasi penerangan digunakan kabel dengan ukuran 1.5 mm, untuk
instalasi stop kontak digunakan kabel dengan ukuran 2.5 mm dan untuk
pemasangan dari KWH menuju MCB digunakan kabel dengan ukuran 4
mm.
Alat dan Bahan
Alat:
1. Obeng + 1 buah
2. Obeng 1 buah

13
3. Tang potong 1 buah
4. Tang kupas 1 buah
5. Tang jepit 1 buah
6. Tang kombinasi 1 buah
7. Tespen 1 buah
Bahan:
1. MCB 1 phasa 1 buah
2. MCB 3 phasa 1 buah
3. Thermal Overload Relay 3 buah
4. Magnetic Contactor 1 phasa 3 buah
5. Time Delay Relay 2 buah
6. Push button ON 2 buah
7. Push button OFF 1 buah
8. Kabel Penghubung secukupnya

Gambar Rangkaian
1. Gambar Rangkaian Kontrol

2. Gambar Rangkaian Daya

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas yang sudah dijelaskan bahwa control
motor industri sangat berperan dalam pemasangan instalasi. Apalagi
dalam Ketelitian saat pemilihan bahan dan pemasangan harus
diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pada rangkaian dan cara kerja
rangkaian tersebut. Dan kita harus bisa memahami bagaimana prinsip
kerja pada setiap control komponen tersebut.

3.2 Saran
Semoga laporan tentang control motor industri ini bisa bermanfaat
bagi yang membacanya dan bisa mengaplikasikan teori tersebut atau
pembahasan yang ada di atas didalam dunia kerja maupun pada saat
praktek dengan baik. Dan jika kita melakukan praktikum kita harus bisa
mengikuti jobshet atau prosedur cara kerja dan terutama lagi kita harus
mengikuti peraturan K3 dalam praktek maupun dalam dunia kerja.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.nulis-ilmu.com/2015/05/pengertian-tegangan-listrik.html
2. http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/11/perbedaan-listrik-1-phasa-
dengan-3-phasa.html
3. http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/motor-listrik.html
4. http://dbudik.blogspot.co.id/2015/12/instalasi-kontrol-motor-bekerja.html
5. http://kingbuster.blogspot.co.id/2015/09/laporan-praktek-motor-
industri.html

16

Anda mungkin juga menyukai