1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang ber-
judul Fungsi fuse cut out sebagai pengaman pada sistem jaringan distribusi
Tugas ini merupakan salah satu metode perkuliahan yang sangat ber-
manfaat untuk mengetahui salah satu materi dalam perkuliahan. Dalam pem-
buatan tugas ini banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan,
arahan serta motivasi sehingga artikel ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada tim esasor pengampuh
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak keku-
rangan. Oleh karena itu kami berharap kritik dan saran yang membangun untuk
dapat menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannya kami mengucapkan banyak
terimakasih.
2
DAFTAR ISI
3.1.Kesimpulan................................................................................................15
3.2.Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... Error! Bookmark not defined.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada suatu gardu induk arrester dan fuse cut out sangatlah diperlukan.
Arrester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan petir yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi, peralatan kontrol,
telekomunikasi dan peralatan lainnya. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk
mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga
rating pemutusnya. Sehingga dapat mengamankan jaringan transmisi dari
kerusakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik pada arrester dan fuse cut
out, maka diperlukan pemeliharaan yang rutin, baik, dan sesuai prosedur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju
kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala
kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara
online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini
diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut
juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).
Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba- tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum
sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan
berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (
IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut
juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).
Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan
berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan
atau untuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan
instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa
Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi
yang dilaksanakan dengan terencana.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :
1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator
atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu
Induk Tanpa Operator).
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan
oleh petugas pemeliharaan.
5. 2.1.3 Jadwal Pemeliharaan Distribusi
6
jadwal tersebut menurut siklusnya yang dikelompokkan dalam empat
kelompok, yaitu :
Pemeliharaan Triwulan
Pemeliharaan Semesteran
Pemeliharaan Tahunan
Pemeliharaan Tiga Tahun
Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal
ini diharapkan daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional.
Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan :
7
3. PMT
4. Pemeliharaan Alat Pengaman
5. Pemeliharaan Alat pelindung
6. Pemeliharaan Saklar Tiang
8
pelayanannya.
Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari
instalasi secara aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.
3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan
tegangan kejut.
Sistem pentanahan dapat dibagi dua :
1. Pentanahan sistem ( pentanahan netral )
2. Pentanahan umum ( pentanahan peralatan )
Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :
9
Cut out pelebur tipe terbuka
Pengaman lebur tenaga mempunyai rating tegangan, arus beban dan rating
arus pemutus yang lebih tinggi daripada cut out pelebur di sisi busi. Ada dua jenis
pengaman lebur tenaga, yaitu :
- Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi dari gas, seperti
pada cut out pelebur distribusi.
- Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada waktu busur api yang
timbul karena melelehnya elemen lebur dikalahkan oleh pembatas mekanis
dan aksi pendinginan dari pengisian pasir disekitar elemen lebur.
Pengaman lebur mempunyai rating arus, rating tegangan dan rating pemutus,
didalam pemakaiannya hal tersebut perlu sekali diperhatikan.
- Rating arus
Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam Ampere
pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang
melampaui batas.
- Rating tegangan
Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur
direncanakan untuk beroperasi.
- Rating pemutus
10
Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan rated
yang dapat memutus pelebur dengan aman.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Fuse cut out (FCO) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas
maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban
lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila
Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang
sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu
saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga
Penggunaan fuse cut out ini merupakan salah satu alat proteksi yang
12
Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut
serta melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat
pada fuse tersebut. Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan
dikareanakn apabila telah terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan
penggantian.
B. Contoh Kasus
pada salah satu fasa dari Fuse Cut Out tersebut, Setelah dilakukan pemeriksaan,
gangguan yang terjadi akibat beban lebih dari salah satu fasa karena kurangnya
pemeriksaan dan pengukuran arus yang lewat pada saluran tegangan menengah.
Hal ini disebabkan pemenuhan kebutuhan listrik di desa tersebut meningkat pesat.
Selanjutnya dilakukan pergantian fuse cut out yang baru dan kapasitas/penampang
dari kawat fuse cut out disesuaikan dengan pengukuran yang telah dilakukan atau
Gangguan hubung singkat yang terjadi karena adanya kesalahan antara ba-
gian-bagian yang bertegangan. Gangguan hubung singkat dapat juga terjadi akibat
adanya isolasi yang tembus atau rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih,
baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar. Bila gangguan hub-
ung singkat dibiarkan berlangsung dengan agak lama pada suatu sistem daya,
BAB IV
13
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-arrester.htm
www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F606022_MKP.pdf
bluemild.wordpress.com/.../fungsi-peralatan-jaringan-distribusi-
peng...
15