Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FUNGSI FUSE CUT OUT SEBAGAI

PENGAMAN PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

NAMA : Yusri Abadi, ST

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang ber-
judul Fungsi fuse cut out sebagai pengaman pada sistem jaringan distribusi

Tugas ini merupakan salah satu metode perkuliahan yang sangat ber-
manfaat untuk mengetahui salah satu materi dalam perkuliahan. Dalam pem-
buatan tugas ini banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan,
arahan serta motivasi sehingga artikel ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada tim esasor pengampuh

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak keku-
rangan. Oleh karena itu kami berharap kritik dan saran yang membangun untuk
dapat menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannya kami mengucapkan banyak
terimakasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1.Latar Belakang.............................................................................................4
1.2.Tujuan..........................................................................................................4
1.3.Manfaat........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ............................................... .......Error! Bookmark not defined.
2.1. Pengertian Recloser ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Kegunaan Recloser ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.3. Cara Kerja Recloser ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.4. Cara Pengoperasian Recloser ....................... Error! Bookmark not defined.
2.5. Klasifikasi Recloser ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.6. Berdasarkan Jumlah Fasanya ....................... Error! Bookmark not defined.
a. Recloser satu fasa ......................................... Error! Bookmark not defined.
b. Recloser tiga fasa .......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PEMBAHASAN ...................................................... Error! Bookmark not defined.

3.1.Kesimpulan................................................................................................15
3.2.Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... Error! Bookmark not defined.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan


distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang menyebabkan sebagian
besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah
20 kV, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah
kerusakan peralatan. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan
atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi
tertentu. Terdapat empat faktor yang dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas,
unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi.

Pada suatu gardu induk arrester dan fuse cut out sangatlah diperlukan.
Arrester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan petir yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi, peralatan kontrol,
telekomunikasi dan peralatan lainnya. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk
mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga
rating pemutusnya. Sehingga dapat mengamankan jaringan transmisi dari
kerusakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik pada arrester dan fuse cut
out, maka diperlukan pemeliharaan yang rutin, baik, dan sesuai prosedur.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Fuse Cut out

1.3 Batasan Masalah

a. Pembahasan tentang pemeliharaan Fuse Cut Out

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK

1. Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan


Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan
atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa
peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin
kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
b. Untuk memperpanjang umur peralatan.
c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan

d. Meningkatkan Safety peralatan.


e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan
tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan
isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat
bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat
menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan /
memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun
penyebab kerusakan isolasi.
Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan
antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar)
dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting
serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam
2.1.Jenis-jenis Pemeliharaan.
Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :
Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah
pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan

5
listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju
kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala
kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara
online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini
diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut
juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).
Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba- tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum
sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan
berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (
IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut
juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).
Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan
berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan
atau untuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan
instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa
Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi
yang dilaksanakan dengan terencana.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :
1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator
atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu
Induk Tanpa Operator).
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan
oleh petugas pemeliharaan.
5. 2.1.3 Jadwal Pemeliharaan Distribusi

Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang disusun


dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun

6
jadwal tersebut menurut siklusnya yang dikelompokkan dalam empat
kelompok, yaitu :
Pemeliharaan Triwulan
Pemeliharaan Semesteran
Pemeliharaan Tahunan
Pemeliharaan Tiga Tahun
Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal
ini diharapkan daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional.
Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan :

1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.


Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan dalam
keadaan bertegangan, adalah mengadakan pemeliharaan secara
visual dengan maksud untuk menemukan gangguan yang
dikhawatirkan. Gangguan tersebut menyebabkan kerusakan pada
sistem operasi. Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaannya
menggunakan chek list untuk memudahkan para petugas memeriksa
dan mendata hal - hal yang perlu diperhatikan.
2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan.
Pekerjaan yang meliputi:
Pemeriksaan
Pembersihan
Pengetesan
Penggantian material bantu (fuse link, HRC fuse )

Adapun bagian - bagian sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan


peralatan jaringan distribusi secara periodik, diantaranya adalah :
1. Trafo Distribusi
2. Pemisah (PMS)

7
3. PMT
4. Pemeliharaan Alat Pengaman
5. Pemeliharaan Alat pelindung
6. Pemeliharaan Saklar Tiang

2. 2. SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

6. 2.2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Pentahanan Jaringan Distribusi

Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman


langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan
lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan
sistem pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-
alat pengaman tersebut.
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan personil dan


peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat
surja hubung (surge current)
3. Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi
kimiawi tanah. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur
peralatan yang dilindungi.
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam

8
pelayanannya.
Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari
instalasi secara aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.
3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan
tegangan kejut.
Sistem pentanahan dapat dibagi dua :
1. Pentanahan sistem ( pentanahan netral )
2. Pentanahan umum ( pentanahan peralatan )

2.4 FUSE CUT OUT

2.4.1. Pengertian Cut Out


Cut out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang
gunanya untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap
hubungan singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out.
Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui
arus nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar
dari arus nominal trafo sisi TM

Cut out distribusi mempunyai penyangga yang bersifat menyekat dan


memegang pelebur, yang dilapisi dengan bahan organik. Pemutusan karena arus
lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari gas yang
dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas api yang
timbul karena mencairnya sambungan pelebur.

Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :

Cut out pelebur tipe plug

Cut out pelebur tipe pintu

9
Cut out pelebur tipe terbuka

2.4.2. Sifat-Sifat Pengaman Lebur Cut Out

- Kekuatan isolasi berada pada tingkatan tenaga

- Digunakan terutama pada gardu induk dan distribusi

- Konstruksi mekanis di sesuaikan dengan pemasangan dalam gardu

- Tegangan kerjanya sesuai dengan di gardu dan tegangan sistem


transmisinya

Pengaman lebur tenaga mempunyai rating tegangan, arus beban dan rating
arus pemutus yang lebih tinggi daripada cut out pelebur di sisi busi. Ada dua jenis
pengaman lebur tenaga, yaitu :

- Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi dari gas, seperti
pada cut out pelebur distribusi.
- Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada waktu busur api yang
timbul karena melelehnya elemen lebur dikalahkan oleh pembatas mekanis
dan aksi pendinginan dari pengisian pasir disekitar elemen lebur.

2.4.3. Rating Pengaman Lebur

Pengaman lebur mempunyai rating arus, rating tegangan dan rating pemutus,
didalam pemakaiannya hal tersebut perlu sekali diperhatikan.

- Rating arus
Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam Ampere
pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang
melampaui batas.
- Rating tegangan
Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur
direncanakan untuk beroperasi.
- Rating pemutus

10
Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan rated
yang dapat memutus pelebur dengan aman.

2.4.5 Karakteristik Pengaman Lebur

Pelebur atau fuse mempunyai dua karakteristik (kurva karakteristik


terlampir), yaitu:

- Karakteristik pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri


atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur (arus cut out)
- Karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing), yaitu hubungan
antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse.
Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time dan minimum melting
time

Berikut gambar konstruksi Fuse Cut Out

Gbr. 2 : Konstruksi Fuse Cut Out

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pemeliharaan Fuse Cut Out

Fuse cut out (FCO) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan

terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas

maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban

lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila

dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu

Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang

sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu

saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga

fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.

Penggunaan fuse cut out ini merupakan salah satu alat proteksi yang

dipasang sangat penting karena sebagai pelindung dari transformator.

Gb. 4 Pengaman Fuse Cut Out

12
Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut

serta melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat

pada fuse tersebut. Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan

dikareanakn apabila telah terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan

penggantian.

B. Contoh Kasus

Setelah dilakukan pengecekan di desa Bilalang’e kecamatan Bacukiki Ko-

ta Parepare terjadi hubung singkat yang mengakibatkan terjadinya pemadaman

pada salah satu fasa dari Fuse Cut Out tersebut, Setelah dilakukan pemeriksaan,

gangguan yang terjadi akibat beban lebih dari salah satu fasa karena kurangnya

pemeriksaan dan pengukuran arus yang lewat pada saluran tegangan menengah.

Hal ini disebabkan pemenuhan kebutuhan listrik di desa tersebut meningkat pesat.

Selanjutnya dilakukan pergantian fuse cut out yang baru dan kapasitas/penampang

dari kawat fuse cut out disesuaikan dengan pengukuran yang telah dilakukan atau

disesuaikan dengan beban pada masing-masing fasa saluran tegangan menengah.

Gangguan hubung singkat yang terjadi karena adanya kesalahan antara ba-

gian-bagian yang bertegangan. Gangguan hubung singkat dapat juga terjadi akibat

adanya isolasi yang tembus atau rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih,

baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar. Bila gangguan hub-

ung singkat dibiarkan berlangsung dengan agak lama pada suatu sistem daya,

akan banyak pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan yang akan terjadi.

BAB IV

13
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Sistem jaringan distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang


berkala. Dengan tujuan system jaringan distribusi bisa optimal dalam
menghantarkan tegangan dan peralatan yang terdapat pada sistem jaringan dapat
berumur panjang.
Pemeliharaan sistem jaringan distribusi dibuat jadwal yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya pemeliharaan dapat berjalan
secara sistematis.
Untuk mendapatkan operasi yang optimal pada kerja arrester maka
diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat
fungsinya sebagai proteksi terhadap gangguan surja petir. Begitu juga dengan fuse
cut out apabila ingin mendapatkan operasi yang optimal terhadap alat ini maka
diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat
fungsinya sebagai pengaman dari arus beban lebih dan hubung singkat (short
circuit ).

4.2 SARAN

Bagi para pembaca, silahkan untuk melengkapi materi yang berada


didalam makalah ini. Karena materi yang berada didalam makalah ini sangatlah
sedikit. Dikarenakan waktu yang digunakan untuk membuat makalah ini sangat
terbatas.

14
DAFTAR PUSTAKA

 dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-arrester.htm
 www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F606022_MKP.pdf
 bluemild.wordpress.com/.../fungsi-peralatan-jaringan-distribusi-
peng...

15

Anda mungkin juga menyukai