Anda di halaman 1dari 9

RANGKAIAN HIDUP BERURUTAN

(S KUENSIAL)

1. Tujuan dan Manfaat


1.1. Mengetahui prinsip dasar kerja
rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan
1.2. Mengetahui cara merangkai rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan dengan
menggunakan push button atau switch
1.3. Mengetahui prinsip kerja rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan

2. Landasan Teori
2.1 Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem
kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan
bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol
ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal.

Gambar 2.1 Push Button

Sebagai device penghubung atau


pemutus, push button switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0).
Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang
memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi On dan Off. Karena
sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push button
switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk memulai dan
mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa dipastikan
sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti push button
switch atau perangkat lain yang sejenis yang bekerja mengatur pengkondisian On dan
Off.
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Push Button

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button


switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally
Open).
 NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau
menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau
menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
 NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan,
kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus
listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit
(Push Button Off).

2.2 Kontaktor
2.2.1 Pengertian Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah
belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti
besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul
tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC
(Normally Close) akan membuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak
utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat
kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat
berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.
Gambar 2.3 Kontaktor

Apabila kumparan utama dialiri arus, maka


akan timbul medan magnet pada inti besi
yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan
kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi
normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama
kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya
akan tetap pada posisi operasinya.

2.2.2 Prinsip Kerja


Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan
kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan
menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah
lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik
kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang
dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling
bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian
listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Kontaktor


Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti
yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi
tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak
yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa
keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari
segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan
umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu.

3. Gambar Rangkaian
3.1 Rangkaian Kontrol Kontaktor Hidup Berurutan ( S Kuensial )
L

1 1 1 33 33 33
S0 K2 S0 K3 S0
K1 K2 K3
2 2 2
34 34 34

3 23 3 23 3 23
SS33
K1 K2 K3

4 24 4 4 24
S1 S2 24 S3
H1 H2 H3

K1 K2
A1 A1 A1
N Gambar 2.5
K1
Rangkaian
K2 K3
Hidup BerurutanA2 A2 A2
4. Alat-alat
1. Power Supply : 1 buah

2. Lampu : 3 buah
3. Kotak Hubung : 2 buah
4. Push Button 2 tombol : 3
buah
5. Kontaktor : 3 buah
6. Kabel : 20 buah

5. Langkah Kerja
1. Pasangkan power supply, lampu pijar, kotak hubung, tombol tekan, dan kontaktor
pada papan percobaan.
2. Hubungkan kabel netral terlebih dahulu dari power supply ke kotak hubung, lalu ke
masing-masing terminal lampu (beban).
3. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari power supply ke input tombol tekan NC
saklar 1 (1 2) melalui kotak hubung. Setelah itu, hubungkan kabel dari output tombol
tekan NC menuju input tombol tekan NO saklar 1.
4. Selanjutnya dari input tombol tekan NO saklar 1 (3 4), hubungkan kabel dari output
tombol tekan NO menuju ke A1 (line) pada kontaktor 1, kemudian hubungkan output
A2 ke netral.
5. Setelah itu hubungkan kabel secara paralel dari input NO pada kontaktor dengan input
NO pada tombol tekan saklar 1, kemudian output NO pada kontaktor dengan output
NO pada tombol tekan untuk membentuk kontak bantu (23 24).

6. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari kotak hubung menuju ke input NO pada
kontaktor 1 untuk membentuk kontak bantu (33 34), selanjutnya hubungkan kabel
dari output NO pada kontaktor menuju ke terminal lampu 1 (H1).
7. Selanjutnya, hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari power supply ke input
tombol tekan NC saklar 2 (1 2) melalui kotak hubung. Setelah itu, hubungkan kabel
dari output tombol tekan NC menuju input tombol tekan NO saklar 2.
8. Selanjutnya dari input tombol tekan NO saklar 2 (3 4), hubungkan kabel dari output
tombol tekan NO menuju input NO pada kontaktor 1. Kemudian output NO kontaktor
1 dihubungkan ke terminal A1 (line) pada kontaktor 2, setelah itu hubungkan output A2
ke netral.
9. Hubungkan kabel secara paralel dari input NO pada kontaktor 2 dengan input NO
pada tombol tekan saklar 2, kemudian output NO pada kontaktor 2 dengan output NO
pada tombol tekan untuk membentuk kontak bantu (23 24).

10. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari kotak hubung menuju ke input NO pada
kontaktor untuk membentuk kontak bantu (33 34), selanjutnya hubungkan kabel dari
output NO pada kontaktor menuju ke terminal lampu 2 (H2).
11. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari power supply ke input tombol tekan NC
saklar 3 (1 2) melalui kotak hubung. Setelah itu, hubungkan kabel dari output tombol
tekan NC menuju input tombol tekan NO saklar 3.
12. Selanjutnya dari input tombol tekan NO saklar 3 (3 4), hubungkan kabel dari output
tombol tekan NO menuju input NO pada kontaktor 2. Kemudian output NO kontaktor
2 dihubungkan ke terminal A1 (line) pada kontaktor 3, setelah itu hubungkan output A2
ke netral.
13. Hubungkan kabel secara paralel dari input NO pada kontaktor 3 dengan input NO
pada tombol tekan saklar 3, kemudian output NO pada kontaktor 3 dengan output NO
pada tombol tekan untuk membentuk kontak bantu (23 24).

14. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari kotak hubung menuju ke input NO pada
kontaktor untuk membentuk kontak bantu (33 34), selanjutnya hubungkan kabel dari
output NO pada kontaktor menuju ke terminal lampu 3 (H3).
15. Kemudian tambahkan kontak bantu NO yang dihubungkan secara paralel. Untuk K 2,
hubungkan kabel dari input tombol tekan NC saklar 1 dengan input NO pada
kontaktor 2, dan output dari tombol tekan NC saklar 1 dengan output NO kontaktor 2.
16. Untuk K3, hubungkan kabel dari input tombol tekan NC saklar 2 dengan input NO
pada kontaktor 3, dan output dari tombol tekan NC saklar 2 dengan output NO
kontaktor 3.

6. Tabel Pengamatan

S0 S1 K1 S0 S2 K2 S0 S3 K3 H1 H2 H3

0 0 0 0 0 0 0 0 0 Mati Mati Mati

0 1 1 0 0 0 0 0 0 Hidup Mati Mati

0 1 1 0 1 1 0 0 0 Hidup Hidup Mati

Hidu
0 1 1 0 1 1 0 1 1 Hidup Hidup
p
Hidu
1 0 0 0 1 1 0 1 1 Hidup Hidup
p
Hidu
1 0 0 1 0 0 0 1 1 Hidup Hidup
p

0 1 1 0 1 1 1 0 0 Hidup Hidup Mati

0 1 1 1 0 0 1 0 0 Hidup Mati Mati


1 0 0 1 0 0 1 0 0 Mati Mati Mati

Pembahasan :
1. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC), S1 (kontak utama NO), S2 (kontak utama NO),
S3(kontak utama NO), K1 (kontak bantu NO), K2 (kontak bantu NO), dan K3
(kontak bantu NO) berada dalam posisi mati, maka lampu tidak akan menyala.
2. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) dalam keadaan mati, S1 (kontak utama NO)
berada pada posisi hidup, otomatis K1 juga akan berada pada posisi hidup,
sehingga lampu H1 akan menyala.
3. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) dalam keadaan mati, S1 dan S2 (kontak utama
NO) berada dalam keadaan hidup, otomatis K1 dan K2 juga akan berada dalam
kondisi hidup, sehingga lampu H1 dan H2 akan menyala.
4. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) dalam keadaan mati, S1, S2 dan S3 (kontak
utama NO) berada dalam keadaan hidup, otomatis K1, K2 dan K3 juga akan berada
dalam kondisi hidup, sehingga lampu H1, H2 dan H3 akan menyala.
5. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) saklar 1 dalam keadaan hidup, S 2 dan S3
(kontak utama NO) berada dalam keadaan hidup, lampu H 1, H2 dan H3 tetap
menyala.
6. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) saklar 1 dan saklar 2 dalam keadaan hidup, dan
S3 (kontak utama NO) berada dalam keadaan hidup, lampu H1, H2 dan H3 tetap
menyala.
7. Ketika posisi S1 dan S2 (tombol tekan NO) dalam keadaan hidup, sedangkan posisi
S0 (tombol tekan NC) saklar 3 berada dalam keadaan hidup. Lampu H 1, H2 tetap
menyala, sedangkan lampu H3 tidak menyala.
8. Ketika posisi S1 (tombol tekan NO) dalam keadaan hidup, sedangkan posisi S0
(tombol tekan NC) saklar 2 dan 3 berada dalam keadaan hidup. Lampu H 1 tetap
menyala, sedangkan lampu H2 dan H3 tidak menyala.
9. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) saklar 1, 2 dan 3 berada dalam keadaan hidup.
Lampu H1, H2 dan H3 tidak menyala.

7. Pembahasan
7.1 Prinsip kerja
 Prinsip kerja rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan (s kuensial)
Pada saat S1 ditekan maka kontak utama NO (3-4) akan tersambung sehingga
arus akan mengalir menuju koil 1, yang menyebabkan inti besi didalam koil akan
menjadi magnet sehingga kontak bantu NO (23-24 dan 33-34) menjadi
tersambung, dengan demikian lampu (H1) akan menyala. Setelah S1 dioperasikan,
barulah S2 dapat dioperasikan, dengan menekan S2 maka kontak utama NO (3-4)
akan tersambung sehingga arus akan mengalir menuju koil 2, yang menyebabkan
inti besi didalam koil akan menjadi magnet sehingga kontak bantu NO (23-24 dan
33-34) menjadi tersambung, dengan demikian lampu (H2) akan menyala. Setelah S2
dioperasikan, barulah S3 dapat dioperasikan, dengan menekan saklar 3 maka
kontak utama NO (3-4) akan tersambung sehingga arus akan mengalir menuju koil
3, yang menyebabkan inti besi didalam koil akan menjadi magnet sehingga kontak
bantu NO (23-24 dan 33-34) menjadi tersambung, dengan demikian lampu (H 3)
akan menyala. Pada rangkaian hidup berurutan ini, kontak bantu NO ditambahkan
dengan dihubungkan secara paralel terhadap tombol tekan NC saklar 1 dan 2.
Tujuannya agar proses mematikan dapat dilakukan secara berurutan dari saklar 3
hingga saklar 1. Apabila proses mematikan tidak dilakukan secara berurutan, maka
lampu tidak dapat dimatikan.

8. Kesimpulan
Pada rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan (s kuensial), pengoperasian saklar
harus dilakukan secara berurutan dari saklar 1, saklar 2, hingga saklar 3 sehingga lampu
H1, H2 dan H3 dapat menyala. Apabila saklar 1 tidak dioperasikan terlebih dahulu, maka
saklar 2 tidak dapat bekerja, sehingga lampu tidak akan menyala, karena saklar 2 hanya
dapat dioperasikan apabila saklar 1 beroperasi terlebih dahulu. Proses mematikan juga
harus dilakukan secara berurutan dari saklar 3 hingga saklar 1 agar lampu dapat dimatikan,
dan apabila proses mematikan saklar tidak dilakukan secara berurutan maka lampu tidak
akan dapat dimatikan.
Daftar Pustaka

http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/04/Pengertian-Push-Button.html
diakses pada tanggal 14 Oktober 2017

https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-
contactor-mc/ diakses pada tanggal 14 Oktober 2017

http://ahmadaminudin3l1.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-kontaktor-
magnetik.html diakses pada tanggal 14 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai