2. Landasan Teori
2.1 Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem
kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan
bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol
ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal.
Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2
kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting
karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti
membutuhkan kondisi On dan Off. Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung
berhubungan dengan operator, push button switch menjadi device paling utama yang
biasa digunakan untuk memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih
apapun sebuah mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan
sebuah saklar seperti push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang bekerja
mengatur pengkondisian On dan Off.
Gambar 2. Prinsip Kerja Push Button
2.2 Kontaktor
2.2.1 Pengertian Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah
belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti
besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul
tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC
(Normally Close) akan membuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak
utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat
kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat
berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.
Gambar 3. Kontaktor
Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada
inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang
dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini
akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari
posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka.
Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-
kontaknya akan tetap pada posisi operasinya.
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti
yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi
tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak
yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa
keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari
segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan
umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu.
3. Gambar Rangkaian
3.1 Rangkaian Kontrol Kontaktor Hidup Berurutan ( S Kuensial )
23 L
1 1 33 33
S0 K1 K2
S0
2 2 34 34
3 23 3 23
S1 K1 S1 K2
4 24 4 24
H1 H2
K1
A1 A1
K1 K2
A2 A2
23
N
4. Alat-alat
1. Power Supply : 1 buah
2. Lampu : 2 buah
3. Kotak Hubung : 2 buah
4. Push Button 2 tombol : 2 buah
5. Kontaktor : 2 buah
6. Kabel : 20 buah
5. Langkah Kerja
1. Pasangkan power supply, lampu pijar, kotak hubung, tombol tekan, dan kontaktor
pada papan percobaan.
2. Hubungkan kabel netral terlebih dahulu dari power supply ke kotak hubung, lalu ke
masing-masing terminal lampu (beban).
3. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari power supply ke input tombol tekan NC
(1 2) melalui kotak hubung. Setelah itu, hubungkan kabel dari output tombol tekan
NC menuju input tombol tekan NO saklar 1.
4. Selanjutnya dari input tombol tekan NO saklar 1 (3 4), hubungkan kabel dari output
tombol tekan NO menuju ke A1 (line) pada kontaktor 1, kemudian hubungkan output
NO ke netral (A2).
5. Setelah itu hubungkan kabel secara paralel dari input NO pada kontaktor dengan input
NO pada tombol tekan saklar 1, kemudian output NO pada kontaktor dengan output
NO pada tombol tekan untuk membentuk kontak bantu (23 24).
6. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari kotak hubung menuju ke input NO pada
kontaktor untuk membentuk kontak bantu (33 34), selanjutnya hubungkan kabel dari
output NO pada kontaktor menuju ke terminal lampu 1 (H1).
7. Selanjutnya, hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari power supply ke input
tombol tekan NC (1 2) melalui kotak hubung. Setelah itu, hubungkan kabel dari
output tombol tekan NC menuju input tombol tekan NO saklar 2.
8. Selanjutnya dari input tombol tekan NO saklar 2 (3 4), hubungkan kabel dari output
tombol tekan NO menuju input NO pada kontaktor 1. Kemudian output kontaktor 1
dihubungkan ke terminal A1 (line) pada kontaktor 2, setelah itu hubungkan output NO
ke netral (A2).
9. Hubungkan kabel secara paralel dari input NO pada kontaktor 2 dengan input NO
pada tombol tekan saklar 2, kemudian output NO pada kontaktor 2 dengan output NO
pada tombol tekan untuk membentuk kontak bantu (23 24).
10. Hubungkan kabel penghantar aktif (line) dari kotak hubung menuju ke input NO pada
kontaktor untuk membentuk kontak bantu (33 34), selanjutnya hubungkan kabel dari
output NO pada kontaktor menuju ke terminal lampu 2 (H2).
6. Tabel Pengamatan
S0 S1 K1 S0 S2 K2 H1 H2
0 0 0 0 0 0 Mati Mati
0 1 1 0 0 0 Hidup Mati
0 1 1 0 1 1 Hidup Hidup
0 0 0 0 1 0 Mati Mati
0 1 1 1 0 0 Hidup Mati
1 0 0 1 0 0 Mati Mati
Pembahasan :
1. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC), S1 (kontak utama NO), S2 (kontak utama
NO), dan K1 (kontak bantu NO), dan K2 (kontak bantu NO) berada dalam posisi
mati, maka lampu tidak akan menyala.
2. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) dalam keadaan mati, S1 (kontak utama NO)
berada pada posisi hidup, otomatis K1 juga akan berada pada posisi hidup,
sehingga lampu H1 akan menyala.
3. Ketika posisi S0 (tombol tekan NC) dalam keadaan mati, S1 dan S2 (kontak utama
NO) berada dalam keadaan hidup, otomatis K1 dan K2 juga akan berada dalam
kondisi hidup, sehingga lampu H1 dan H2 akan menyala.
4. Ketika posisi S2 (kontak utama NO) dalam keadaan hidup, lampu H2 tidak akan
menyala. Hal tersebut dikarenakan S2 akan bekerja apabila S1 dioperasikan terlebih
dahulu.
5. Ketika posisi S0 saklar 1 berada dalam keadaan mati, S1 dan K1 berada pada posisi
hidup, dan S0 saklar 2 berada dalam keadaan hidup, maka lampu H1 tetap menyala,
sedangkan lampu H2 berada dalam keadaan mati.
6. Ketika posisi S0 saklar 1 & 2 berada dalam keadaan hidup, otomatis kedua lampu
H1 dan H2 akan berada dalam keadaan mati.
7. Pembahasan
7.1 Prinsip kerja
Prinsip kerja rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan (s kuensial)
Pada saat S1 ditekan maka kontak utama NO (3-4) akan tersambung sehingga
arus akan mengalir menuju koil 1, yang menyebabkan inti besi didalam koil akan
menjadi magnet sehingga kontak bantu NO (23-24 dan 33-34) menjadi
tersambung, dengan demikian lampu (H1) akan menyala. Setelah S1 dioperasikan,
barulah S2 dapat dioperasikan, dengan menekan S2 maka kontak utama NO (3-4)
akan tersambung sehingga arus akan mengalir menuju koil 2, yang menyebabkan
inti besi didalam koil akan menjadi magnet sehingga kontak bantu NO (23-24 dan
33-34) menjadi tersambung, dengan demikian lampu (H2) akan menyala. Proses
mematikan kedua lampu harus berurutan. Pertama, matikan lampu H2 dengan
menekan tombol S0 pada S2. Kemudian, matikan lampu H1 dengan menekan
tombol S0 pada S1. Dengan demikian kedua lampu dapat mati secara berurutan.
8. Kesimpulan
Pada rangkaian kontrol kontaktor hidup berurutan (s kuensial), pengoperasian saklar
harus dilakukan secara berurutan dari saklar 1, hingga saklar 2, sehingga kedua lampu (H1
dan H2) dapat menyala. Apabila saklar 1 tidak dioperasikan terlebih dahulu, maka saklar 2
tidak dapat bekerja, sehingga lampu tidak akan menyala, karena saklar 2 hanya dapat
dioperasikan apabila saklar 1 beroperasi terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan saklar 2
terhubung dengan kontak bantu (NO) kontaktor 1, sehingga untuk mengoperasikan saklar
2 maka kontak bantu (NO) pada kontaktor 1 harus terhubung terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/04/Pengertian-Push-Button.html
https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-
contactor-mc/
http://ahmadaminudin3l1.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-kontaktor-
magnetik.html