Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

KENDALI ON/OFF BERBASIS ELEKTROMAGNETIK


RANCANGAN LISTRIK KENDALI INDUSTRI

Dosen Pengampu: Bapak Djodi Antono,B.Tech,M.Eng.

Disusun Oleh :
Sharfina Arindriarsya

3.39.17.0.23

LT 2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
JOB01
KENDALI ON/OFF BERBASIS ELEKTROMAGNETIK

1.1 Pendahuluan
Dalam belajar tentang teknik listrik dan elektronika kita pastinya
menemukan tentang system kendali dan bagaimana sebenarnya tentang
jalannya sistem kendali/kontrol dan pada industri modern saat ini,
diperlukan kontrol atau pengendali suatu sistem demi lancarnya proses
produksi di suatu industri. Penggunaan sistem kontrol ini paling utama
yang diperlukan sehingga membuat kita harus memahami dan lancar
dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian kontrol yang umum digunakan
pada industri masih menggunakan rangkaian kontrol yang berawal dari
rangkaian konvensional. Adapun jenis rangkaian kontrol yang selalu
dirancang dalam rangkaian manual selalu menggunakan peralatan –
peralatan yang bersifat listrik. Rangkaian kontrol atau pengendali harus
difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Dalam
desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu
menggunakan kontaktor, saklar, kotak kontak, dan lain – lain. Komponen
paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah
kontaktor. Penggunaan komponen-komponen ini mempermudah pekerjaan
manusia guna mematikan atau menghidupkan suatu mesin kerja.

2.1 Dasar Teori


a. Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja
bedasarkan prinsip induksi elektromaknetik. Kontaktor magnet atau
sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan, artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan.
Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak.
Sebuah kontaktor kumparan magnet (coil) dapat dirancang untuk
arus searah ( arus DC) atau arus bolak-balik (Arus AC). Kontaktor
arus AC pada inti magnetnya dipasang cincin untuk menjaga arus
kemagnetan agar kontinu sehingga kontaktor dapat bekerja normal.
Sedangkan Kontaktor arus DC tidak dipasang cincin hubung
singkat.Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal
ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah
kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada tengangan DC atau
AC. Pada tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan
kerja, apabila kurang maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak
normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal
menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor
magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor
bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC
berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup
dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja
kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja
membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup. Kontaktor
yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk
penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip
kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Prinsip Kerja Kontaktor
Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1
dan 2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap
diam. Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka
kontak 3 dan 4 akan menjadi NO sedangkan kontak 1 dan 2
menjadi NC.

Gambar 3. Contoh Kontaktor Magnet


Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak
bantu. Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontakbantu
terdiri dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama
berbeda dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai
luas permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas
permukaannya kecil dan tipis.
Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3
fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai
keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus
utama, yaitu arus yang diperlukan untuk beban, misalnya motor
listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu
digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang
diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu
-lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-
kontak kontaktor sebagai berikut:

Gambar 4. Notasi dan Penomoran Kontaktor


b. Saklar Tunggal
Saklar Tungal adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan
dan mematikan satu buah atau satu kelompok beban listrik. Dalam
hal ini adalah beban penerangan atau lampu listrik.

Gambar 6. Saklar Tunggal


c. Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar
sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran arus listrik dengan system kerja tekan unlock (tidak
mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja
sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat
tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar
akan kembali pada kondisi normal.

Gambar 7. Push Button Switch


Gambar 8. PrinsipKerjaPush Button Switch

d. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas
tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Lampu pijar
dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga
300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan
sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode
cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu
pijar mulai dibatasi.

3.1 Gambar Rangkaian

3.1.1 Latihan 1 : Diagram rangkaian operasi terbuka


3.1.2 Latihan 2 : Diagram rangkaian operasi tertutup

3.1.3 Latihan 3 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor dengan perintah


saklar tunggal
3.1.4 Latihan 4 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor dengan perintah
Push Button

3.1.5 Latihan 5: Diagram rangkaian operasi kontaktor mengunci sendiri


(prioritas off)
3.1.6 Latihan 6: Diagram rangkaian fungsi kontaktor mengunci sendiri
(prioritas on)

4.1 Hasil Percobaan


4.1.1 Latihan 1
Jika saklar tunggal S1 ditekan maka akan mengalir ke Kontaktor K1
melalui kontak NO menyala dan menghidupkan lampu H1, K1 dan
H1 baru akan padam jika S1 kembali ditekan, hal ini di karenakan S1
menggunakan saklar tunggal.
Gambar 10. Diagram Fungsi untuk Operasi Terbuka

4.1.2 Latihan 2
Lampu H1 akan langsung menyala karena dihubungkan seri dengan
kontak NC K1 sehingga arus dari sumber akan langsung menuju ke
lampu H1. Kemudian jika saklar tunggal S1 ditekan maka K1 akan
bekerja (menyala), sehingga lampu H1 akan padam.
Gambar 12. Diagram Fungsi Operasi Tertutup

4.1.3 Latihan 3
Saklar tunggal S1 mengalir ke kontaktor. Kontaktor melalui kontak
NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu E1. Jadi, apabila
Saklar tunggal S1 ditekan terus arus mengalir melalui S1 menuju ke
kontaktor K1 dan menghidupkan lampu H1 dan apabila S1 dilepas
lampu akan tetap menyala.
Gambar 14. Diagram Fungsi Percobaan Operasi Kontaktor Mengunci
Sendiri (Belum Sempurna)

4.1.4 Latihan 4
Saklar push button S1 sebagai mengalir ke kontaktor, kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1. Jadi, apabila saklar push button l S1 ditekan arus mengalir
melalui S1 menuju ke kontaktor K1 dan NO yang di hubung pararel
dengan S1 sebagai pengunci kontaktor itu sendiri. Jadi, apabila S1
dilepas maka kontaktor masih tetap bekerja karena arus mengalir
melalui kontak NO bantu kontaktor.
Gambar 16. Diagram Fungsi Diagram rangkaian operasi kontaktor
mengunci sendiri (belum sempurna)

4.1.5 Latihan5

Saklar push button S1 mengalir ke kontaktor, saklar push button l


S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke kontaktor K1 dan
NO yang di hubung pararel dengan S1 sebagai pengunci kontaktor
itu sendiri jadi apabila S1 dilepas maka kontaktor masih tetap
bekerja karena arus mengalir melalui kontak NO bantu kontaktor.
Untuk mematikan lampu E1 dengan cara menekan saklar Push
button stop S2 yang di rangkai seri dengan S1 akan memutus arus
yang mengalir ke kontaktor dan lampu E1 akan padam.
Gambar 18. Diagram Fungsi Operasi Kontaktor Mengunci Sendiri
(Prioritas Off)
4.1.5 Latihan 6
Saklar push button S1 sebagai mengalir ke kontaktor, kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu
E1. Jadi, apabila saklar push button l S1 ditekan arus mengalir
melalui S1 menuju ke kontaktor K1 dan NO yang di hubung pararel
dengan S1 sebagai pengunci kontaktor itu sendiri jadi apa bila S1
dilapas maka kontaktor masih tetap bekerja karena arus mengalir
melalui kontak NO bantu kontaktor. Untuk mematikan lampu E1
dengan cara menekan saklar push button stop S2 di pararel dengan
S1 dan di seri dengan NO pengunci yang akan memutus arus yang
mengalir ke kontaktor dan lampu E1 akan padam. Apabila S1 dan S2
ditekan secara bersamaan maka lampu E1 akan menyala sesaat dan
apabila kedua saklar di lepas secara bersamaan maka lampu E1 akan
padam.
Gambar 20. Diagram Fungsi Operasi Kontaktor Mengunci Sendiri
(Prioritas On)

5.1 Pembahasan
Kontaktor magnetik berfungsi sebagai penghubung/kontak dengan
kapasitas yang besar dengan menggunakan daya minimal, dalam
praktiknya, kontaktor berfungsi sebagai pengontrol nyala atau padamnya
lampu. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally
Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu
kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja,
NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam
keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja
kontak NC akan membuka.Untuk menghubungkan kontak utama hanya
dengan cara memberikan tegangan pada koil kontaktor magnetik sesuai
spesifikasinya. Komponen utama sebuah kontaktor magnetik adalah koil
dan kontak utama. Koil dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet
yang akan menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing
masing pole. Kontak bantu pada kontaktor berfungsi sebagai pengunci.
Saklar tunggal maupun saklar Push Button memiliki fungsi yang sama
yaitu sebagai control system. Sistem kerja saklar tunggal saat ditekan
akan pada posisi ON dan akan kembali OFF apabila ditekan kembali,
sedangkan Push Button bekerja sebagai penghubung atau pemutus aliran
arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas),
maka saklar akan kembali pada kondisi normal.

KESIMPULAN
1. Rangkaian kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik pada dasarnya
atau pada umumnya menggunakan komponen yang bernama
kontaktor. Kontaktor memiliki 3 pasang kontak utama, 4 pasang
kontak bantu (2 pasang kontak NO dan 2 pasang kontak NC), serta
memiliki dua kutub sebagai coil (A1 dan A2).
2. Kontaktor dapat bekerja dengan cara tegangan diberikan pada koil
kontaktor magnetik sesuai spesifikasinya untuk menghubungkan
kontak utama.
3. Komponen lain yang digunakan untuk memenuhi fungsi kontaktor
tersebut yaitu saklar dan kabel penghubung.
4. Rancangan kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik bisa diajdikan
beberapa rangkaian, yaitu operasi tertutup terbuka, operasi kontaktor
mengunci sendiri, dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Lukas Joko D.A. 2008. Rancangan Listrik Kendali Industri.

https://www.smkn1kutaselatan.sch.id/asset/download/PRINSIP%20KERJA%20S
ISTEM%20KENDALI%20ELEKTROMAGNETIK.pdf

http://totoktpfl.files.wordpress.com

http://istanasenter.com/LAMPU-PIJAR.html

http://riochandra42.blogspot.co.id/2011/06/system-control-dasar-
menggunakan.html

https://suriptoinstalasi.wordpress.com/2012/07/27/kontaktor-magnet/

Anda mungkin juga menyukai