Disusun Oleh :
Gusti Putra T. A.
3.39.17.0.11
LT - 2D
Abstraksi - Pengendali adalah segala usaha yang dilakukan untuk membimbing suatu proses dalam mencapai suatu
tujuan. Jadi yang tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah meliputi pengaturan dan
pengendalian motor dari saat start sampai motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai
dengan ketentuan atau kebutuhan. Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan
momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu, dalam
pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah
dengan menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Industi-industri dan dunia kerja saat
ini sudah menggunakan kendali berbasis semi otomatis. Penggunaan komponen-komponen semi otomatis ini mempermudah
pekerjaan manusia guna mematikan atau menghidupkan suatu mesin kerja. Maka dari pada itu pada kesempatan ini akan
membahas tentang Kontaktor Magnet, serta mengaplikasikan peralatan kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Pengendali Elektromagnetik
Pengendali adalah segala usaha yang dilakukan untuk membimbing suatu proses dalam mencapai suatu tujuan. Jadi yang
tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah meliputi pengaturan dan pengendalian motor dari saat start
sampai motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai dengan ketentuan atau kebutuhan.
Cara atau sistem pengendalian terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Kendali Manual
Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali motor konvensional secara manual. Untuk menghubungkan
atau memutuskan aliran arus listrik digunakan saklar manual mekanis, diantaranya adalah saklar togel (Toggle Switch).
Saklar ini merupakan tipe saklar yang sangat sederhana yang banyak digunakan pada motor-motor berdaya kecil. Operator
yang mengoperasikannya harus mengeluarkan tenaga otot yang kuat.
3. Kendali Otomatis
Konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay) sebagai
pengaman motor.Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja dari
sistem, sehingga dapat menghemat energi fisiknya. Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat
dengan suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang dikendalikan oleh sensor-sensor,
sehingga motor dapat bekerja maupun berhenti secara otomatis.
B. Kontaktor
Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan
antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan
menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik Kontaktor magnet atau
saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada
gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak-
kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus
dalam keadaan kerja normal. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka
(Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet
belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan
kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu
membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat
sebelum kontak NO menutup.
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah
dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet
akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar
tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC )
maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan.
C. Lampu Pijar
Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus
listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang
menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase)
kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu
pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber
cahaya buatan lainnya
Gambar 6. Struktur Lampu Pijar
1. Saklar Tunggal
Saklar adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik
dari sumber arus ke beban listrik pada rangkaian listrik tertutup. Berbagai jenis saklar tersedia
sesuai dengan fungsi, jenis dan cara pemasangannya.. Saklar tunggal adalah saklar yang
digunakan untuk menghidupkan dan mematikan satu buah atau satu kelompok beban listrik.
Dalam hal ini adalah beban penerangan atau lampu listrik.
2. Push Button
Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan
pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:
Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan
kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh
kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.
Gambar 8. Push Button
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila ditekan dan kembali
tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan
terputus.
b. Tipe NC dan NO
Setelah ditekan, posisi push button akan berubah, sehingga lampu 1 (hijau) akan mati (off) sedangkan
lampu 2 (merah) akan hidup (on) lihat gambar disamping.
II.PEMBAHASAN
Pada percobaan 2 Lampu H1 keadaan awal menyala dan kontaktor melalui kontak NC
berfungsi mematikan lampu H1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC
220 V, tetapi saklar tunggal S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi
apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan
mematikan lampu H1 dan sebaliknya.
Latihan 3 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor dengan perintah saklar tekan (push
button)
Gambar rangkaian ke-9, lampu hanya dapat menyala apabila tombol start s1.1 dan s1.2 ditekan secara bersamaan,
kemudian dapat dimatikan dari tombol stop(s0).
Latihan 10 : Rangkaian operasi kontaktor kerja berurutan
Gambar rangkaian ke-10, lampu E1 dapat dihidupkan dengan menekan tombol start s1, sedangkan E2 dapat
dihidupkan dengan menekan tombol start s2. Dan kedua lampu E1 dan E2 dapat dimatikan dari tombol stop S3.
1. Rangkaian kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik pada dasarnya atau pada umumnya menggunakan komponen yang
bernama kontaktor. Kontaktor memiliki 3 pasang kontak utama, 4 pasang kontak bantu (2 pasang kontak NO dan 2 pasang
kontak NC), serta memiliki dua kutub sebagai coil(A1 dan A2).
2. Prinsip kerja kontaktor yaitu, ketika coil mendapat tegangan, maka kontaktor aktif lalu kontaknya bekerja. Kontak NO
menjadi NC, dan kontak NC menjadi NO.
3. Rancangan kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik bisa diajadikan beberapa rangkaian, yaitu operasi tertutup terbuka,
operasi kontaktor mengunci sendiri, dan masih banyak lagi.
Saran
1. Gunakan jas laboratorium dan sepatu saat melakukan percobaan sebagai perlindungan terhadap tubuh.
2. Rangkai rangkaian secara urut.
3. Cek rangkaian sebelum dihubungkan ke sumber listrik. Setelah dirasa benar, baru sambungkan ke sumber listrik secara
hati – hati.
4. Lakukan percobaan dengan serius.
IV.DAFTAR PUSTAKA
1. https://rekayasalistrik.wordpress.com/2013/03/03/cara-kerja-kontaktor/
2. http://teknikelektronika.com/pengertian-saklar-listrik-cara-kerjanya/
3. Kisel, E. Thomas, Modern Industrial/Electrical MotoRControls, 1990, PRINTICE HALL, Englewood Cliffs, New Jersey
07632
Ogata, Katshuiko, Modern Control Engineering, 1994, Prentice Hall, Inc.
4. riochandra42.blogspot.co.id/2011/06/system-control dasar-menggunakan.html?m=1
5. Frans Masse P. 1996. Pengendalia
n Magnet