Anda di halaman 1dari 19

PAPER

KENDALI ON/OFF BERBASIS ELEKTROMAGNETIK


Dosen Pengampu: Bapak Djodi Antono, B.Tech, M.Eng.

Disusun Oleh :
Gusti Putra T. A.
3.39.17.0.11
LT - 2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
Kendali On/Off Berbasis Elektromagnetik
Gusti Putra Tajuddin Akbar
Dosen Pembimbing : Djodi Antono,B.Tech,M.Eng.
Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang Indonesia
putragusti11@gmail.com

Abstraksi - Pengendali adalah segala usaha yang dilakukan untuk membimbing suatu proses dalam mencapai suatu
tujuan. Jadi yang tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah meliputi pengaturan dan
pengendalian motor dari saat start sampai motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai
dengan ketentuan atau kebutuhan. Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan
momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu, dalam
pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah
dengan menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Industi-industri dan dunia kerja saat
ini sudah menggunakan kendali berbasis semi otomatis. Penggunaan komponen-komponen semi otomatis ini mempermudah
pekerjaan manusia guna mematikan atau menghidupkan suatu mesin kerja. Maka dari pada itu pada kesempatan ini akan
membahas tentang Kontaktor Magnet, serta mengaplikasikan peralatan kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya

Keywords— Pengendali Elektromagnetik, Kontaktor, lampu pijar, Komponen-komponen sistem kendali


Elektromagnetik , saklar tunggal, saklar push button.

I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Pengendali Elektromagnetik

Pengendali adalah segala usaha yang dilakukan untuk membimbing suatu proses dalam mencapai suatu tujuan. Jadi yang
tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah meliputi pengaturan dan pengendalian motor dari saat start
sampai motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai dengan ketentuan atau kebutuhan.
Cara atau sistem pengendalian terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Kendali Manual
Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali motor konvensional secara manual. Untuk menghubungkan
atau memutuskan aliran arus listrik digunakan saklar manual mekanis, diantaranya adalah saklar togel (Toggle Switch).
Saklar ini merupakan tipe saklar yang sangat sederhana yang banyak digunakan pada motor-motor berdaya kecil. Operator
yang mengoperasikannya harus mengeluarkan tenaga otot yang kuat.

Gambar 1. Kendali Manual


2. Kendali Semi Otomatis
Pada kendali semi otomatis, kerja operator sedikit ringan (tidak mengeluarkan
tenaga besar), cukup dengan jari menekan tombol tekan start saat awal menggerakkan motor dan menekan tombol
stop saat menghentikan putaran motor.

Gambar 2. Kendali Semi Otomatis

3. Kendali Otomatis

Konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay) sebagai
pengaman motor.Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja dari
sistem, sehingga dapat menghemat energi fisiknya. Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat
dengan suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang dikendalikan oleh sensor-sensor,
sehingga motor dapat bekerja maupun berhenti secara otomatis.

Gambar 3. Kendali Otomatis

B. Kontaktor
Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan
antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan
menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik Kontaktor magnet atau
saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada
gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak-
kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus
dalam keadaan kerja normal. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka
(Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet
belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan
kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu
membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat
sebelum kontak NO menutup.

Gambar 4. Struktur Kontaktor

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah
dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet
akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar
tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC )
maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan.

Gambar 5. Kontruksi Kontaktor

C. Lampu Pijar
Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus
listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang
menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase)
kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu
pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber
cahaya buatan lainnya 
Gambar 6. Struktur Lampu Pijar

D. Komponen-komponen sistem kendali Elektromagnetik

1. Saklar Tunggal
Saklar adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik
dari sumber arus ke beban listrik pada rangkaian listrik tertutup. Berbagai jenis saklar tersedia
sesuai dengan fungsi, jenis dan cara pemasangannya.. Saklar tunggal adalah saklar yang
digunakan untuk menghidupkan dan mematikan satu buah atau satu kelompok beban listrik.
Dalam hal ini adalah beban penerangan atau lampu listrik.

Gambar 7. Kontruksi Saklar

2. Push Button

Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan
pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:
Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan
kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh
kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.
Gambar 8. Push Button

a. Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila ditekan dan kembali
tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan
terputus.
b. Tipe NC dan NO

Setelah ditekan, posisi push button akan berubah, sehingga lampu 1 (hijau) akan mati (off) sedangkan
lampu 2 (merah) akan hidup (on) lihat gambar disamping.

Gambar 9 Tipe NC dan NO

II.PEMBAHASAN

Latihan 1 : Diagram rangkaian operasi terbuka


Pada percobaan 1 kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan
lampu H1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
tunggal S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi apabila Saklat
tunggal S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan menghidupkan lampu H1
dan sebaliknya

Latihan 2 : Diagram rangkaian operasi tertutup

Pada percobaan 2 Lampu H1 keadaan awal menyala dan kontaktor melalui kontak NC
berfungsi mematikan lampu H1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC
220 V, tetapi saklar tunggal S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi
apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan
mematikan lampu H1 dan sebaliknya.
Latihan 3 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor dengan perintah saklar tekan (push
button)

Pada percobaan 3 kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan


lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
push button S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi apabila Saklat
push button l S1 ditekan terus arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan
menghidupkan lampu H1 dan apabila S1 dilepas lampu langsung padam/mati.

Latihan 4 : Diagram rangkaian operasi kontaktor mengunci sendiri (belum sempurna)


Pada percobaan 4 kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan
lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
push button S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi apabila Saklat
push button l S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan NO yang di hubung
pararel dengan S1 sebagai pengunci kontaktor itu sendiri jadi apa bila S1 dilapas maka Kontaktor
masih tetap bekerja karena arus mengalir melalui kontak NO bantu kontaktor.

Latihan 5 : Diagram rangkaian operasi kontaktor mengunci sendiri (prioritas off)

Pada percobaan 5 kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan


lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
push button S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi apabila Saklat
push button l S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan NO yang di hubung
pararel dengan S1 sebagai pengunci kontaktor itu sendiri jadi apa bila S1 dilapas maka Kontaktor
masih tetap bekerja karena arus mengalir melalui kontak NO bantu kontaktor. Untuk mematikan
lampu E1 dengan cara menekan saklar Push button stop S2 yang di rangkai seri dengan S1 akan
memutus arus yang mengalir ke kontaktor dan lampu E1 akan padam.
Latihan 6 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor mengunci sendiri (prioritas on)

Pada percobaan 6 kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan


lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
push button S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi apabila Saklat
push button l S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan NO yang di hubung
pararel dengan S1 sebagai pengunci kontaktor itu sendiri jadi apa bila S1 dilapas maka Kontaktor
masih tetap bekerja karena arus mengalir melalui kontak NO bantu kontaktor. Untuk mematikan
lampu E1 dengan cara menekan saklar Push button stop S2 di pararel dengan S1 dan di seri
dengan NO pengunci yang akan memutus arus yang mengalir ke kontaktor dan lampu E1 akan
padam. Apabila S1 dan S2 ditekan secara bersamaan maka lampu E1 akan menyala sesaat dan
apabila kedua saklar di lepas secara bersamaan maka lampu E1 akan padam.

Latihan 7 : Rangkaian operasi dengan logika OR-ON control


Gambar rangkaian ke-7, lampu dapat dihidupkan dengan menggunakan tombol start yang berbeda dan dapat dimatikan
dengan satu tombol stop. Ketika tombol start s1.1 ditekan, lampu akan menyala, kemudian dapat dimatikan dari tombol stop
s0. Ketika tombol star s1.2 ditekan lampu E1 akan menyala, kemudian dapat dimatikan dari tambol s0

Latihan 8 : Rangkaian operasi dengan logika OR-OFF control


Gambar rangkaian ke-8, lampu dapat dimatikan dengan menggunakan tombol stop yang berbeda dan dapat dihidupkan
dengan satu tombol start. Ketika tombol start s1 ditekan, lampu akan menyala, kemudian dapat dimatikan dari tombol s0.1
atau s0.2.
Latihan 9 : Rangkaian operasi dengan logika AND-ON control

Gambar rangkaian ke-9, lampu hanya dapat menyala apabila tombol start s1.1 dan s1.2 ditekan secara bersamaan,
kemudian dapat dimatikan dari tombol stop(s0).
Latihan 10 : Rangkaian operasi kontaktor kerja berurutan

Gambar rangkaian ke-10, lampu E1 dapat dihidupkan dengan menekan tombol start s1, sedangkan E2 dapat
dihidupkan dengan menekan tombol start s2. Dan kedua lampu E1 dan E2 dapat dimatikan dari tombol stop S3.

Latihan 11 : Rangkaian operasi kontaktor kerja berurutan


Gambar rangkaian ke-11, lampu E1 dapat dihidupkan dengan menekan tombol start S1, sedangan E2 dapat dihidupkan apa
bila lampu E1 menyala kemudian baru menekan S2 maka lampu E2 menyala. Apabila lampu E1 mati ,maka lampu E2 akan
mati , Jadi lampu E2 tergantung pada lampu E1 . Jika kita tekan S3 maka lampu E1 dan E2 mati.

Latihan 12 : Rangkaian Kontaktor Timer Kerja Berurutan Pada Saat Start


Gambar rangkaian ke-12, Lampu E1 dapat dihidupkan dengan menekan tombol start S1, Sedangkan lampu E2 akan hidup beberapa
saat setelah penekanan start pada S1 sesuai dengan setting waktu pada kontaktor timer. Untuk mematikannya dengan menekan tompol Stop
S2 sehingga lampu E1 dan lampu E2 akan mati secara bersamaan.

Latihan 13 : Rangkaian Kontaktor Timer Kerja Berurutan Pada Saat Stop


Gambar rangkaian ke-13, Lampu E1 dan E2 dapat dihidupkan dengan menekan tombol start S1, Sedangkan untuk mematikan lampu
E1 dan E2 dengan menekan tombol Stop S2, dimana lampu pertama E1 yang akan padam terlebih dahulu diikuti kemudian lampu kedua E2
akan mati beberapa saat setelah lampu pertama mati yaitu penekanan pada Stop S2 sesuai dengan Setting Waktu pada kontaktor timer yang
telah diset.

III. KESIMPULAN DAN SARAN (PENUTUP)


Kesimpulan

1. Rangkaian kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik pada dasarnya atau pada umumnya menggunakan komponen yang
bernama kontaktor. Kontaktor memiliki 3 pasang kontak utama, 4 pasang kontak bantu (2 pasang kontak NO dan 2 pasang
kontak NC), serta memiliki dua kutub sebagai coil(A1 dan A2).
2. Prinsip kerja kontaktor yaitu, ketika coil mendapat tegangan, maka kontaktor aktif lalu kontaknya bekerja. Kontak NO
menjadi NC, dan kontak NC menjadi NO.
3. Rancangan kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik bisa diajadikan beberapa rangkaian, yaitu operasi tertutup terbuka,
operasi kontaktor mengunci sendiri, dan masih banyak lagi.

Saran

1. Gunakan jas laboratorium dan sepatu saat melakukan percobaan sebagai perlindungan terhadap tubuh.
2. Rangkai rangkaian secara urut.
3. Cek rangkaian sebelum dihubungkan ke sumber listrik. Setelah dirasa benar, baru sambungkan ke sumber listrik secara
hati – hati.
4. Lakukan percobaan dengan serius.

IV.DAFTAR PUSTAKA

1. https://rekayasalistrik.wordpress.com/2013/03/03/cara-kerja-kontaktor/
2. http://teknikelektronika.com/pengertian-saklar-listrik-cara-kerjanya/
3. Kisel, E. Thomas, Modern Industrial/Electrical MotoRControls, 1990, PRINTICE HALL, Englewood Cliffs, New Jersey
07632
Ogata, Katshuiko, Modern Control Engineering, 1994, Prentice Hall, Inc.
4. riochandra42.blogspot.co.id/2011/06/system-control dasar-menggunakan.html?m=1
5. Frans Masse P. 1996. Pengendalia
n Magnet

Anda mungkin juga menyukai