Anda di halaman 1dari 11

PAPER JS 1

KENDALI ON/OFF BERBASIS ELEKTROMAGNETIK


Dosen Pengampu: Bapak Heri Setijasa,ST.MT

Disusun Oleh Kelas LT 2E


Kelompok 3
Lathifah Nuraini
3.39.18.1.09

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Pengendali Elektromagnetik

Pengendali adalah segala usaha yang dilakukan untuk membimbing suatu proses dalam mencapai
suatu tujuan. Jadi yang tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah meliputi pengaturan
dan pengendalian motor dari saat start sampai motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut
sesuai dengan ketentuan atau kebutuhan.
Cara atau sistem pengendalian terdiri dari 3 jenis yaitu :

1. Kendali Manual

Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali motor


konvensional secara manual. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran
arus listrik digunakan saklar manual mekanis, diantaranya adalah saklar togel
(Toggle Switch). Saklar ini merupakan tipe saklar yang sangat sederhana yang
banyak digunakan pada motor-motor berdaya kecil. Operator yang
mengoperasikannya harus mengeluarkan tenaga otot yang kuat.

Gambar 1.
Kendali Manual

2. Kendali Semi Otomatis

P a d a k e n d a l i
sedikit ringan (tidak mengeluarkan tenaga besar), cukup dengan jari menekan
tombol tekan start saat awal menggerakkan motor dan menekan tombol stop
saat menghentikan putaran motor.

Gambar 2. Kendali Semi Otomatis

3. Kendali Otomatis

Konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih (Thermal
Overload Relay) sebagai pengaman motor.Dengan kendali otomatis, kerja
operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja dari sistem, sehingga
dapat menghemat energi fisiknya. Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis
dibuat dengan suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang
dikendalikan oleh sensor-sensor, sehingga motor dapat bekerja maupun berhenti
secara otomatis.

Gambar 3. Kendali Otomatis


B. Kontaktor
Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat
menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil
akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus
listrik Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan.
Artinya sakelar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai
penarik dan dan sebagai pelepas kontak-kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus
mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Biasanya pada kontaktor terdapat
beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup
(Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat
kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya
membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu
menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti
saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya
menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu
membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC
berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka
sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

Gambar 4. Struktur Kontaktor

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet


seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b
kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar
sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar
tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat
tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan.

Gambar 5. Kontruksi Kontaktor

C. Lampu Pijar

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui


penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan
langsung rusak akibat teroksidasi
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt.
Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan
dengan sumber cahaya buatan lainnya 
Gambar 6. Struktur Lampu Pijar

D. Komponen-komponen sistem kendali Elektromagnetik

1. Saklar Tunggal
Saklar adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai
pemutus dan penyambung arus listrik dari sumber arus ke
beban listrik pada rangkaian listrik tertutup. Berbagai jenis
saklar tersedia sesuai dengan fungsi, jenis dan cara
pemasangannya.. Saklar tunggal adalah saklar yang
digunakan untuk menghidupkan dan mematikan satu buah
atau satu kelompok beban listrik. Dalam hal ini adalah beban
penerangan atau lampu listrik.

Gambar 7. Kontruksi Saklar

2. Push Button

Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian
pengendali dan pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau button dibedakan
menjadi beberapa tipe yaitu: Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila
ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak
bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

a. Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila
ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak
tetap sehingga arus listrik akan terputus.
b. Tipe NC dan NO

Setelah ditekan, posisi push button akan berubah, sehingga lampu 1 (hijau)
akan mati (off) sedangkan lampu 2 (merah) akan hidup (on) lihat gambar disamping.
BAB II
PEMBAHASAN

Latihan 1 : Diagram rangkaian operasi terbuka

Hasil:
Pada percobaan 1, mula mula lampu E1 dalam keadaan
padam karena berada dalam rangkaian terbuka. Kontaktor
melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan
mematikan lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan
A2 diberi sumber tengangan AC 220 V. Saklar tunggal S1
berfungsi sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir
ke Kontaktor. Jadi apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus
mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan
menghidupkan lampu E1. S1 berfungsi sebagai saklar yang
dilengkapi pengunci. Apabila S1 ditekan kembali maka

lampu E1 akan padam.

Penerapan:
Lampu indikaor H1 pada rangkaian operasi
terbuka diatas berfungsi sebagai penandaan
system yang menyatakan bahwa mesin atau
bagian mesin telah bekerja (running). Warna
standar putih atau tanpa warna (colorless). Dalam
praktikum ini, digunakan lampu pijar E1 sebagai
pengganti lampu tanda H1. Indicator lampu
padam/ menyala digunakan untuk menentukan berhasil tidak percobaan tersebut.

Latihan 2 : Diagram rangkaian operasi tertutup

Hasil :
Pada percobaan 2 Lampu E1 keadaan awal menyala
karena berada dalAm rangkain tertutup yang terhubung
langsung dengan sumber melalui kontak NC. Kontaktor
melalui kontak NC berfungsi mematikan lampu H1
apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber
tengangan AC 220 V, tetapi saklar tunggal S1 sebagai
pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor.
Jadi apabila Saklar tunggal S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan membuka kontak
bantu NC sehingga lampu padam. Apabila S1 ditekan kembali maka lampu E1 akan menyala.

Penerapan :
Lampu indicator H1 pada rangkaian operasi tertutup di atas berfungsi sebagai penandaan system yang
menyatakan, bahwa mesin atau bagian mesin sia dioperasikan (standby-ready). Warna standar hijau. Dalam
praktikum ini, digunakan lampu pijar E1 sebagai pengganti lampu tanda H1. Indicator lampu padam/ menyala
digunakan untuk menentukan berhasil tidak percobaan tersebut.

Latihan 3 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor dengan perintah saklar tekan (push button)

Hasil :
Pada percobaan 3, lampu E1 dalam keadaan awal
padam. Kontaktor melalui kontak NO berfungsi
menghidupkan dan mematikan lampu E1 apabila
coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber
tengangan AC 220 V, tetapi saklar push button S1
sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir
ke Kontaktor. Saklar S1 bekerja tanpa pengunci.
Jadi apabila Saklar push button l S1 ditekan terus
arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor
K1 dan menghidupkan H1 dan apabila S1 dilepas
lampu langsung padam/mati.
Latihan 4 : Diagram rangkaian operasi kontaktor mengunci sendiri (belum sempurna)

Hasil :
Pada percobaan 4, lampu dalam keadan mati. Kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan
mematikan lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
push button S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Jadi apabila Saklar push button
l/S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan NO yang di hubung pararel dengan S1
berfungsi sebagai pengunci kontaktor. Apabila S1 dilepas maka Kontaktor masih tetap bekerja karena arus
mengalir melalui kontak bantu NO, sehingga lampu tetap menyala. Lampu akan padam apabila rangkaian dilepas
dari sumber tegangan AC 220 V.

Latihan 5 : Diagram rangkaian operasi kontaktor mengunci sendiri (prioritas off)

Hasil :
Pada percobaan 5, lampu padam dalam keadaan awal. Kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan
mematikan lampu E1 apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V, tetapi saklar
push button S1 sebagai pengontrol sumber listrik yang mengalir ke Kontaktor. Pada rangkaian saklar push button
S1 perangkat bekerja sesaat dengan cara ditekan. Jadi apabila Saklar push button l/S1 ditekan arus mengalir
melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan NO yang di hubung pararel dengan S1 berfungsi sebagai pengunci
kontaktor. Apa bila S1 dilepas maka Kontaktor masih tetap bekerja karena arus mengalir melalui kontak bantu
NO kontaktor. Untuk mematikan lampu E1dilakukan dengan menekan saklar Push button stop S2 yang di rangkai
seri dengan S. Dalam hal ini arus yang mengalir ke kontaktor akan terputus sehingga lampu E1 padam.

Latihan 6 : Diagram rangkaian fungsi kontaktor mengunci sendiri (prioritas on)


Hasil :
Pada percobaan 6, terdapat 2 buah saklar dan 1 buah kontaktor dengan 1 buah lampu. Dalam hal ini lampu
padam dalam keadaan awal. Kontaktor melalui kontak NO berfungsi menghidupkan dan mematikan lampu E1
apabila coil pada kontaktor A1 dan A2 diberi sumber tengangan AC 220 V. Jadi apabila Saklar push button l
S1 ditekan arus mengalir melalui S1 menuju ke Kontaktor K1 dan NO yang di hubung pararel dengan S1
sebagai pengunci kontaktor. Apabila S1 dilepas maka Kontaktor masih tetap bekerja karena arus mengalir
melalui kontak bantu NO kontaktor. Untuk mematikan lampu E1 dengan cara menekan saklar Push button stop
S2 di pararel dengan S1 dan di seri dengan NO pengunci yang akan memutus arus yang mengalir ke kontaktor
dan lampu E1 akan padam. Apabila S1 dan S2 ditekan secara bersamaan maka lampu E1 akan menyala sesaat
dan apabila kedua saklar di lepas secara bersamaan maka lampu E1 akan padam.

Latihan 7 : Rangkaian operasi dengan logika OR-ON control

Hasil :
Gambar rangkaian ke-7, rangkaian terdiri 1 kontaktor, 3 buah saklar dan 1 buah lampu. Lampu E1 mati dalam
keadaan awal. Lampu dihidupkan dengan menggunakan tombol start yang berbeda dan dapat dimatikan
dengan satu tombol stop. Saklar S1 dan S2 berada dalam keadaan NO(Normally Open). Sedangkan untuk S3
berada dalam keadaan NC (Normally Close). Sakar S1, S2 dan kontak bantu NO kontaktor dipasang secara
paralel. Ketika tombol start S1 ditekan maka akan mengaktifkan K1 sehingga lampu akan menyala, kemudian
dapat dimatikan dari tombol stop S3. Ketika tombol start S2 ditekan maka akan mengaktifkan K1 sehingga
lampu E1 akan menyala, kemudian dapat dimatikan dari tambol S3.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas maka didepat kesimpulan sebagi berikut :
1. Rangkaian kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik pada dasarnya atau pada umumnya menggunakan
komponen yang bernama kontaktor. Kontaktor memiliki 3 pasang kontak utama, 4 pasang kontak bantu (2
pasang kontak NO dan 2 pasang kontak NC), serta memiliki dua kutub sebagai coil(A1 dan A2).
2. Prinsip kerja kontaktor yaitu, ketika coil mendapat tegangan, maka kontaktor aktif lalu kontaknya bekerja.
Kontak NO menjadi NC, dan kontak NC menjadi NO.
3. Rancangan kendali ON/OFF berbasis elektromagnetik bisa diajadikan beberapa rangkaian, yaitu operasi
tertutup terbuka, operasi kontaktor mengunci sendiri, dan masih banyak lagi.

2. SARAN
1. Gunakan jas laboratorium dan sepatu saat melakukan percobaan sebagai perlindungan terhadap tubuh.
2. Rangkai rangkaian secara urut.
3. Cek rangkaian sebelum dihubungkan ke sumber listrik. Setelah dirasa benar, baru sambungkan ke sumber
listrik secara hati – hati.
4. Lakukan percobaan dengan serius.
5. Kembali peralatan ke tempat kembali.

DAFTAR PUSTAKA

http://kikypm.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-pengaturan-kontaktor.html

http://alamatapasaja.blogspot.com/2015/07/kontaktor-dan-cara-kerjanya.html

Kisel, E. Thomas, Modern Industrial/Electrical MotoRControls, 1990, PRINTICE HALL, Englewood Cliffs, New
Jersey 07632
Ogata, Katshuiko, Modern Control Engineering, 1994, Prentice Hall, Inc.
riochandra42.blogspot.co.id/2011/06/system-control dasar-menggunakan.html?m=1
Frans Masse P. 1996. Pengendalian Magnet

Anda mungkin juga menyukai