Komponen daya diantaranya yaitu: kontaktor, kabel daya, sekring atau circuit breaker.
Dan berikut ini akan dijelaskan konstruksi dari beberapa komponen kontrol dan
komponen daya yang banyak dipakai pada sistem pengendalian.
Tabel di bawah menunjukkan terdapat empat tipe kontak yang sering digunakan pada
sistem pengendalian, yaitu Normally Open (NO), Normally Close (NC), Satu Induk dua
Cabang (gambar 4).
Kontak Normally Open (NO), yaitu ketika coil dalam kondisi tidak energized
kontak pada posisi terbuka (open, OFF) dan ketika coil diberikan arus listrik dan 1
maka kontak pada posisi menutup ON.
Kontak Normally Close (NC), yaitu kebalikan dari kontak NO ketika coil pada
kondisi tidak energized kontak pada posisi tertutup (close, ON) dan ketika coil
diberikan arus listrik dan energized maka kontak pada posisi membuka OFF.
Kontak Single pole double trough, mempunyai satu kontak utama dan dua kontak
cabang, ketika coil tidak energized kontak utama terhubung dengan cabang atas. Dan
ketika coil energized justru kontak utama terhubung dengan kontak cabang bawah.
Kontak bantu, terdapat dua jenis ujung kontak, jenis pertama yaitu kontak dengan
dua kontak hubung biasanya ditemui pada kontak relai (gambar 5).
Jenis kedua yaitu kontak dengan empat kontak hubung, ada bagian yang diam dan ada
kontak yang bergerak ke bawah, kedua jenis ini terpasang pada kontaktor.
Komponen relai, ini akan bekerja secara elektromagnetis, saat coil K terminal A1
dan A2 diberikan arus listrik angker akan menjadi magnet dan menarik lidah kontak
yang ditahan oleh pegas, kontak utama 1 akan terhubung dengan kontak cabang 4
(gambar 6).
Saat arus listrik putus (unenergized), elektromagnetiknya akan hilang dan kontak akan
kembali pada posisi awal karena ditarik oleh tekanan pegas. Kemudian pada kontak
utama 1 akan terhubung kembali dengan kontak cabang 2. Relai memakai tegangan
DC 12V, 24V, 48V dan AC 220V.
Bentuk fisik relai, dibuat dengan wadah plastik transparan, mempunyai dua kontak
SPDT (Single Pole Double Throgh (gambar 7), satu kontak utama dan dua kontak
cabang).
Relay jenis SPDT ini memakai tegangan DC 6V, 12V, 24V dan 48V. Dan tersedia
dengan tegangan AC 220V. Kemampuan kontak SPDT mengalirkan arus listrik
sangat terbatas kurang dari 5 Amper. Kemudian untuk bisa mengalirkan arus daya
yang besar untuk mengendalikan motor induksi. Pada relai harus dihubungkan dengan
kontaktor yang mempunyai kemampuan hantar arus dari 10–100 Amper.
Komponen Reed Switch yaitu merupakan sakelar elektromagnetik yang cukup unik
karena bisa bekerja dengan dua cara. Cara pertama reed switch dimasukkan pada
belitan kawat dan dihubungkan dengan sumber tegangan DC. Saat coil menjadi
elektromagnet maka reed switch berfungsi sebagai kontak, dan saat listrik diOFF-kan
maka reed switch juga akan OFF (gambar 8).
Cara kedua yaitu reed switch di belitkan dalam beberapa belitan kawat yang dialiri
listrik DC yang cukup besar. Misalkan jumlah belitan yaitu 5 lilit, dan besarnya arus
DC 10 A, maka reed switch akan ON bila ada kuat magnet sebesar 50 Amper-lilit (5
lilit x 10 Amper).
Komponen push-button atau yang disebut sakelar ON/ OFF banyak dipakai sebagai
alat penghubung atau pemutus sirkuit kontrol (gambar 9).
Mempunyai dua kontak, yaitu NC dan NO. Yang artinya ketika sakelar tidak
dipakai satu kontak akan terhubung Normally Close, dan satu kontak lainnya akan
Normally Open. Saat kontak ditekan secara manual kondisinya akan berbalik posisi
menjadi NO dan NC.
Susunan kontak dalam Kontaktor (gambar 12) secara skematik terdiri dari belitan coil
dengan notasi A2-A1.
Terminal yang menuju ke sisi sumber supply listrik 1/L1, 3/L2, 5/L3, kemudian
terminal ke sisi beban motor atau beban listrik lainnya yaitu 2/T1, 4/T2 dan 6/T3.
Dengan menggunakan dua kontak bantu NO Normally Open 13-14 dan 43-44, dan
dua kontak bantu NC Normally Close 21-22 dan 31-32. Kontak utama harus
digunakan dengan sistem daya saja, dan kontak bantu ini difungsikan untuk
kebutuhan rangkaian kontrol dan tidak boleh tertukar. Kontak bantu pada sebuah
kontaktor dapat dilepaskan atau ditambahkan secara modular.
Bentuk fisik Kontaktor ini terbuat dari bahan plastik keras yang kokoh (gambar 13).
Pemasangan ke panel bisa dengan memakai rel atau disekrupkan.
Pengaman sistem daya untuk beban motor-motor listrik atau beban lampu yang
berdaya besar dapat memakai sekring atau Miniatur Circuit Breaker (MCB) (gambar
14).
MCB adalah sebuah komponen pengaman yang kompak, karena di dalamnya terdiri
dua pengaman sekaligus.
• Pengaman pertama beban lebih oleh bimetal, dan kedua pengaman arus hubung-
singkat oleh relai arus. Pada saat salah satu pengaman berfungsi maka secara otomatis
sistem mekanik MCB akan trip dengan sendirinya.
• Pengaman bimetal bekerja secara thermis, fungsi kuadrat arus dan waktu sehingga
saat terjadi beban lebih reaksi MCB menunggu beberapa saat.
Komponen Motor Control Circuit Breaker 1 (MCCB) mempunyai tiga fungsi,
yang pertama adalah sebagai switching, kedua sebagai pengamanan motor dan fungsi
yang ketiga adalah sebagai isolasi untuk rangkaian primer dengan beban (gambar 15).
• Pengaman beban lebih disini dilakukan oleh bimetal, dan untuk pengamanan
hubung-singkat dilakukan oleh coil arus hubung-singkat yang secara mekanik akan
bekerja mematikan Circuit Breaker. Rating arus yang ada di pasaran yaitu 16 A
sampai dengan 63 A.
Bentuk fisik Motor Control Circuit Breaker (MCCB) ini terbuat dari casing plastik
keras yang akan melindungi seluruh perangkat seperti: coil arus hubung-singkat,
bimetal, dan kontak utama (gambar 16).
Pengaman untuk beban lebih bimetal dan coil arus hubung-singkat terpasang
terintegrasi. Mempunyai tiga terminal ke sisi pemasok listrik 1L1, 3L2 dan 5L3.
Mempunyai tiga terminal yang terhubung ke beban yaitu 2T1, 4T2 dan 6T3. Terminal
ini tidak boleh dibalikkan penggunaanya, karena akan mempengaruhi fungsi dari alat
pengaman