Anda di halaman 1dari 21

Komponen Pengendali

dan Pengaman
Eko Gumilang,S.SiT
Sistem Kendali
Terdiri dari 2 rangkaian yaitu :
1. Rangkaian Kontrol
2. Rangkaian Daya

Pada saat Saklar S1 ditekan


Maka Relay Q1 akan bekerja
Dan kontak poin 1-2 akan menutup (Close)
sehingga beban akan mendapat catu daya dan
bekerja.
Komponen Sistem Pengendali
Komponen sistem pengendali terdiri dari 2
komponen, yaitu :
1. Komponen Kontrol
a. Saklar
b. Timer
c. Overload
d. Relay
2. Komponen Daya
1. Kontaktor
2. Kabel daya
3. Sekring/ fuse
4. Circuit Breaker
Jenis Kontak dalam Sistem Pengendali
1. Normally Open
2. Normally Close
3. Single Pole Double Trough
4. Kontak Bantu
Relay
Bentuk Fisik Relay
Bentuk fisik relai, dibuat dengan
wadah plastik transparan, mempunyai
dua kontak SPDT (Single Pole Double
Throgh (gambar 7), satu kontak
utama dan dua kontak cabang).
Relay jenis SPDT ini memakai
tegangan DC 6V, 12V, 24V dan 48V.
Dan tersedia dengan tegangan AC
220V. Kemampuan kontak SPDT
mengalirkan arus listrik sangat
terbatas
Reed Switch
merupakan sakelar elektromagnetik yang cukup
unik karena bisa bekerja dengan dua cara.
Cara pertama reed switch dimasukkan pada
belitan kawat dan dihubungkan dengan
sumber tegangan DC. Saat coil menjadi
elektromagnet maka reed switch berfungsi
sebagai kontak, dan saat listrik di-OFF-kan
maka reed switch juga akan OFF
Cara kedua yaitu reed switch di belitkan dalam
beberapa belitan kawat yang dialiri listrik DC
yang cukup besar. Misalkan jumlah belitan
yaitu 5 lilit, dan besarnya arus DC 10 A, maka
reed switch akan ON bila ada kuat magnet
sebesar 50 Amper-lilit (5 lilit x 10 Amper).
Komponen Push Button/
Saklar On/Off
Dipakai sebagai alat
penghubung atau pemutus
sirkuit kontrol (gambar 9).
Mempunyai dua kontak, yaitu
NC dan NO. Yang artinya ketika
sakelar tidak dipakai satu kontak
akan terhubung Normally Close,
dan satu kontak lainnya akan
Normally Open. Saat kontak
ditekan secara manual
kondisinya akan berbalik posisi
menjadi NO dan NC.
Komponen Timer / Pewaktu
Komponen timer biasanya
dipakai pada rangkaian kontrol
pengendalian, fungsinya yaitu
untuk mengatur kapan suatu
kontaktor harus energized atau
mengatur berapa lama
kontaktor akan energized. Ada
empat jenis timer yang sering
dipakai yang mempunyai
karakteristik kerja seperti pada
(gambar 10).
Kontaktor
merupakan sakelar daya yang bekerja dengan
prinsip elektromagnetik (gambar 11).
Sebuah coil dengan inti yang berbentuk
huruf E yang diam, bila coil dialirkan arus
listrik akan menjadi magnet dan akan
menarik inti magnet yang bergerak dan
menarik sekaligus kontak pada posisi ON.
Batang inti yang bergerak menarik paling
sedikit ada 3 kontak utama dan beberapa
kontak bantu bisa kontak NC atau NO.
Kerusakan yang terjadi pada kontaktor,
biasanya terjadi karena belitan coil yang
terbakar atau kontak tipnya saling lengket
atau pada ujung-ujung kontaknya terbakar.
Susunan kontak dalam Kontaktor (gambar
12) secara skematik terdiri dari belitan coil
dengan notasi A2-A1.
Bentuk Fisik Kontaktor
Bentuk fisik Kontaktor ini terbuat dari
bahan plastik keras yang kokoh
(gambar 13). Pemasangan ke panel bisa
dengan memakai rel atau disekrupkan.
Kontaktor dapat digabungkan dengan
beberapa pengaman lainnya, misalnya
digabung dengan pengaman bimetal
atau overload relay. Tetapi yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan
hantar arus kontaktor yang perlu
disesuaikan dengan besarnya arus
beban. Karena ini berkenaan dengan
kemampuan dari kontaktor secara
elektrik.
MCB (miniature circuit breaker)
 Pengaman sistem daya untuk beban motor-
motor listrik atau beban lampu yang berdaya
besar dapat memakai sekring atau Miniatur
Circuit Breaker (MCB) (gambar 14).
MCB adalah sebuah komponen pengaman yang
kompak, karena di dalamnya terdiri dua
pengaman sekaligus yaitu:
1. beban lebih oleh bimetal, dan
2. pengaman arus hubung-singkat oleh relai arus.
 Pada saat salah satu pengaman berfungsi
maka secara otomatis sistem mekanik MCB
akan trip dengan sendirinya.
 Pengaman bimetal bekerja secara thermis,
fungsi kuadrat arus dan waktu sehingga saat
terjadi beban lebih reaksi MCB menunggu
beberapa saat.
MCCB (Motor Control Circuit Breaker)
mempunyai tiga fungsi, yang pertama
adalah sebagai switching, kedua
sebagai pengamanan motor dan fungsi
yang ketiga adalah sebagai isolasi
untuk rangkaian primer dengan beban
(gambar 15).
Pengaman beban lebih disini
dilakukan oleh bimetal, dan untuk
pengamanan hubung-singkat
dilakukan oleh coil arus hubung-
singkat yang secara mekanik akan
bekerja mematikan Circuit Breaker.
Rating arus yang ada di pasaran yaitu
16 A sampai dengan 63 A.
Bentuk Fisik MCCB
terbuat dari casing plastik keras yang
akan melindungi seluruh perangkat
seperti: coil arus hubung-singkat,
bimetal, dan kontak utama (gambar 16).
Pengaman untuk beban lebih bimetal
dan coil arus hubung-singkat terpasang
terintegrasi. Mempunyai tiga terminal ke
sisi pemasok listrik 1L1, 3L2 dan 5L3.
Mempunyai tiga terminal yang
terhubung ke beban yaitu 2T1, 4T2 dan
6T3. Terminal ini tidak boleh dibalikkan
penggunaanya, karena akan
mempengaruhi fungsi dari alat
pengaman.
Relay Impuls
relay impuls bekerja ini seperti sakelar
toggle manual, bedanya yaitu relai
impuls disini bekerja secara
elektromagnetik (gambar 17).
Pada saat sakelar S1 di-ON- kan relai
impuls K1 dengan terminal A1 dan A1
akan energized sehingga kontak berada
posisi ON. Dan lampu E1 akan menyala.
Pada saat sakelar S1 posisi OFF mekanik
pada relai impuls tetap mengunci atau
tetap ON. Ketika S1 di ON yang kedua,
mekanik impuls akan lepas dan kontak
akan OFF, kemudian lampu akan mati.
Timer Off Delay
timer OFF-delay bekerja secara
elektromagnetik (gambar 18). Sakelar S2
di-ON- kan, coil timer OFF-delay K2 akan
energized dan menyebabkan sakelar akan
ON dan akan lampu menyala.
Timer di set pada waktu tertentu
misalkan saja tiga menit. Setelah waktu
tiga menit dicapai dari saat timer
energized, mekanik timer OFF delay akan
meng-OFF-kan sakelar dan menyebabkan
lampu mati. Dengan penggunaan timer
yang dikombinasikan dengan kontaktor,
akan didapat waktu ON dan OFF
kontaktor dapat disetting sesuai dengan
kebutuhan.
Thermal Overload Relay (TOR)
adalah sebuah alat
elektronik untuk
mengamankan beban
lebih Overload bedasarkan
suhu (thermal) yang
mempunyai relay untuk
memutuskan sebuah
rangkaian kontrol.
Prinsip Kerja TOR
Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada
dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR ini terdapat
sebuah settingan berapa maksimum amper untuk
melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi.
Didalam TOR tersebut ada sebuah 
Bimetal Element yang menjadi panas
saat ampere beban sudah melebihi ampere settingan
TOR.
Fungsi TOR
Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi
sebagai pengaman beban lebih pada sebuah rangkaian
kontrol Direct Online maupun Star Delta, jadi motor
yang dikontrol tidak akan terbakar disaat beban lebih
motor tersebut akan mati.

Anda mungkin juga menyukai