Anda di halaman 1dari 23

SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA

AQUISITION) PADA PT. PLN (PERSERO) DAN


PENERAPAN PADA AREA PELAYANAN
JARINGAN (APJ) PURWOKERTO

Sharfina Arindriarsya (3.39.17.0.23/LT-3D)


Apa itu SCADA?
◦ SCADA secara harfiah berarti pengawasan (Supervisory), pengendalian (Control), dan
pengambilan data (Data Acquisition).
◦ SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan suatu sistem komputerisasi
dan sistem komunikasi terintegrasi yang berfungsi melakukan pengawasan, pengendalian
serta akuisisi data dari peralatan proses secara real time dari jarak jauh. Sistem ini telah
mengalami perkembangan pesat, yang memungkinkan untuk dapat melakukan
komunikasi jarak jauh, sehingga dimungkinkan untuk melakukan pengendalian peralatan
proses yang tersebar secara geografis.
Maka sistem ini banyak digunakan dalam berbagai macam aktifitas dunia industri,
antara lain sebagai berikut :
◦ Pengaturan lalu lintas kereta api
◦ Pendistribusian air minum
◦ Operasional industri
◦ Monitoring operasional pembangkit listrik
◦ Pengaturan jaringan listrik pada area yang luas
Penerapan SCADA dalam PT.PLN
(Persero)
◦ Salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang kelistrikan adalah
PT. PLN (Persero). Perusahaan ini membutuhkan dukungan sistem telekomunikasi yang
handal, efisien, aman dan mampu mencakup seluruh wilayah operasinya. SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan sistem pendukung utama
dalam sistem pengendalian tenaga listrik.
◦ Beberapa kelebihan sistem SCADA yaitu memudahkan dispatcher untuk memantau
keseluruhan jaringan distribusi tanpa harus melihat langsung ke lapangan.
Pengontrolan dan pengawasan seluruh sistem pada kawasan ini dapat dilakukan
secara terintegrasi pada suatu tempat. Sistem SCADA sangat bermanfaat terutama
pada saat pemeliharaan dan penormalan jika terjadi gangguan.
◦ Suatu sistem SCADA modern terdiri beberapa komponen yaitu
◦ Sejumlah RTU (Remote Terminal Unit),
◦ Satu unit MTU (Master Terminal Unit)
◦ Media jaringan telekomunikasi data
◦ Perangkat-perangkat di lapangan dan perangkat lunak atau HMI (Human Machine Interface).
◦ Tujuan dari sistem SCADA ini adalah mengumpulkan data dari plant yang lokasinya
berada di tempat yang jauh dari MTU, mengirimkan data tersebut ke RTU,
menampilkan data pada monitor atau master computer di ruang kontrol, menyimpan
data ke hard drive dari master computer dan melakukan kontrol serta monitoring
terhadap plant dari ruang kontrol melalui HMI.
◦ HMI merupakan perangkat dan sarana yang sangat penting pada suatu pusat sistem
pengendalian tenaga listrik yang diperlukan sebagai media komunikasi antara
operator dengan komputer untuk memanfaatkan data dari sistem real time.
Ruang Lingkup SCADA
◦ Ruang lingkup SCADA yang diterapkan di Indonesia secara cakupan wilayahnya
dibagi menjadi beberapa pengatur, yaitu :
1. Pengaturan Beban
◦ Pengendalian sistem tenaga listrik dengan memperhatikan besaran ukur listrik, indikasi/status
peralatan listrik, peralatan bantu lainnya, serta melakukan kendali jauh terhadap peralatan
pada sistem tenaga listrik.
2. Pengatur Antar Regional
◦ Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu sistem pembangkitan,
penyaluran, dan mensupervisi beberapa Pengatur Regional / Wilayah yang secara
organisatoris berada di bawah hirarkinya.
3. Pengatur Wilayah
◦ Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu sistem pembangkitan,
penyaluran dan distribusi di suatu daerah kerja wilayah.
4. Pengatur Regional
◦ Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu bagian dari
sistem pembangkit, penyaluran dibawah supervisi Pengatur Antar Regional yang
bersangkutan.
5. Pengatur Subregional
◦ Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu bagian dari
daerah kerja Pengatur Regional.
6. Pengatur Distribusi
◦ Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu sistem distribusi.
(SPLN 109-1:1996 Bab 2, Pengatur)
Selain hierarki mengenai sistem pengatur yang sudah ada pada sistem SCADA yang
diterapkan di Indonesia,
Fungsi SCADA
1. Telekontrol
◦ Telekontrol adalah kendali peralatan operasional jarak jauh menggunakan transmisi informasi
dengan teknik telekomunikasi. [IEV 371-01-01].
◦ Degan fungsi ini maka dengan menggunakan remote sudah dapat mengendalikan alat-alat
yang ada di lapangan.
2. Telesignal
◦ Pengawasan status dari peralatan operasional dalam jarak tertentu dengan menggunakan
teknik telekomunikasi seperti kondisi alarm, posisi switch atau posisi katup. [IEV 371-01-04]
◦ Keadaan peralatan dilapangan dapat diketahui keadaanya apakah masih normal atau
terjadi gangguan hanya dengan melihatnya di ruang dispatcher.
3. Telemetering
◦ Transmisi nilai variabel yang diukur dengan menggunakan teknik telekomunikasi. [IEV 371-01-03]
◦ Pengukuran-pengukuran dari variabel yang terkait dengan data yang dibutuhkan dapat
dilihat dan diukur dari pusat kantor pengatur.
◦ Namun kegunaan khusus dari sistem SCADA adalah sebagai berikut:
1. Akuisisi Data
◦ Informasi pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti tegangan, daya aktif, dan frekuensi
disimpan dan diproses secara real time, sehingga setiap ada perubahan nilai dari pengukuran
dapat langsung dikirim ke master station.
2. Konversi Data
◦ Data pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti tegangan, daya aktif, dan frekuensi yang
diperoleh tranducer awalnya berupa data analog untuk kemudian data tersebut dikirim oleh
tranduser ke RTU. Oleh RTU data yang awalnya berupa data analog diubah menjadi data
digital. Sehingga data yang dikirimkan ke master station berupa data digital.
3. Pemrosesan Data
◦ Setiap data yang dikirim oleh RTU akan diolah di master station, sehingga data tersebut bisa
langsung ditampilkan ke layar monitor dan dispatcher bisa membaca data-data tersebut
4. Supervisory Data
◦ Dispatcher dapat mengawasi dan mengontrol peralatan sistem tenaga listrik. Supervisory
control selau menggunakan operasi dua tahap untuk meyakinkan keamanan operasi, yaitu
pilihan dan tahap eksekusi.
5. Pemrosesan Event dan Alarm
◦ Event adalah setiap kejadian dari kerja suatu peralatan listrik yang dicatat oleh SCADA.
Misalnya, kondisi normally close (N/C) dan kondisi normally open (N/O). Sedangkan alarm
adalah indikasi yang menunjukkan adanya perubahan status di SCADA. Semua status dan
alarm pada telesinyal harus diproses untuk mendeteksi setiap perubahan status lebih lanjut
untuk event yang terjadi secara spontan atau setelah permintaan remote control yang dikirim
dari control center.
6. Tagging (Penandaan)
◦ Tagging adalah indikator pemberi tanda, seperti tanda masuk atau keluar. Tagging sangat
bermanfaat untuk dispatcher di control center. Tagging digunakan untuk menghindari
beroperasinya peralatan yang diberi tanda khusus, juga untuk memberi peringatan pada
kondisi yang diberi tanda khusus.
7. Post Mortem Review
◦ Melakukan rekonstruksi bagian dari sistem yang dipantau setiap saat yang akan digunakan
untuk menganalisa setelah kejadian. Untuk melakukan hal ini, control center mencatat terus
menerus dan otomatis pada bagian yang telah didefinisikan dari data yang diperoleh. Post
mortem review mencakup dua fungsi, yaitu pencatatan dan pemeriksaan.
Peran SCADA
1) Memonitor parameter terukur pada tiap penyulang (arus, tegangan, frekuensi, daya
reaktif, daya nyata, dan lain-lain). Parameter ini digunakan sebagai laporan, analisa
beban serta acuan dalam pengambilan keputusan untuk pengendalian jaringan 20
kV seperti pada gambar 4.4.
2) Mengetahui status dan mengontrol peralatan dari peralatan yang terdapat pada
jaringan distribusi (PMT,LBS, Recloser, dan lain-lain)
3) Memberikan informasi /peringatan mengenai gangguan yang terjadi di jaringan
(event/al arm logger).
4) Menyimpan data historical mengenai gangguan yang pernah terjadi pada jaringan.
Komponen SCADA
1. RTU (Remote Terminal Unit)
◦ RTU atau Remote Terminal Unit merupakan sebuah alat yang diletakkan di site (remote area)
yang ingin diintegrasikan dengan sistem SCADA, misalnya Switchyard, Gardu Listrik ataupun
Relay Room. Di dalam RTU terdapat seperangkat CPU yang telah terprogram sehingga mampu
meneruskan perintah dari Control Center ke peralatan maupun mengirimkan sinyal-sinyal alarm
dan besaran-besaran (V, I, freq) dari peralatan ke Control Center. Didalam CPU tersebut
terdapat perangkat seperti modem, memory (ROM) dan processor. Fungsi utama dari suatu
RTU adalah mendeteksi perubahan posisi saklar (Open/Close), mengetahui besar tegangan,
arus, dan frekuensi (di Gardu Induk), menerima perintah remote control dari pusat kontrol untuk
membuka atau menutup
2. Media Telekomunikasi
◦ Media telekomunikasi, sebagai media untuk menyampaikan pesan/sinyal antara RTU dengan
Control Center dan sebaliknya. Media komunikasi bisa berupa media kabel, power line carrier,
serat optik maupun frekuensi radio.

3. Master Terminal Unit (MTU) / Control Center


◦ Control Center merupakan tempat dimana Dispatcher mampu melakukan semua fungsi
SCADA dan memanfaatkan perangkat-perangkat IT seperti Main Computer (server), Man
Machine Interface (MMI), WS Programing dan peripheral lainnya yang terdiri dari dua buah
yang berfungsi sebagai redundat master/slave, sehingga akan tetap beroperasi meskipun
komputer master terjadi gangguan.
◦ Fungsi utama dari main komputer adalah:
1) Mengatur komunikasi antara dirinya sendiri dengan RTU
2) Mengirim dan menerima data dari RTU kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk yang
dapat dimengerti oleh user
3) Mendistribusikan informasi tersebut ke MMI, mimic Board, dan printer Logger dan
mendokumentasikan informasi tersebut
4) Ketiga komponen utama sistem SCADA di atas berkonfigurasi membentuk sistem SCADA
seperti gambar di bawah ini.
Jenis-jenis SCADA
◦ Menurut sistem master stationnya, scada dibagi menjadi 3 jenis :
1. Scada ROPO (Remote Operating Penyulang Outgoing)
◦ Scada ROPO ini adalah salah satu kebanggan Bangsa Indonesia, karena system scada ini
dibuat dan dikembangkan oleh anak negri sendiri. Scada ROPO dibuat oleh kerjasama
anatara PT.PLN (persero) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
2. Scada Survalent
◦ Scada Survalent memeiliki kontrol real-time dan akuisisi data untuk operasi utilitas yang meliputi:
tidak ada batas untuk poin status, titik kontrol, poin analog, atau jalur komunikasi.

◦ Pada mulanya Diterapkan di wilayah APJ Semarang saja. Dibangun pertama tahun 2004 untuk
6 GI 53 Penyulang, 15 Recloser. Pengembangan kedua tahun 2006 untuk 7 GI, 36 Penyulang,
Pengembangan ketiga tahun 2008 untuk 11 Penyulang Latar belakang : mendukung
perbaikan SAIDI & Citra PLN.
3. Scada IDAS (intelegen Distribution System)
◦ Scada IDAS merupakan grant (bantuan hibah) dari pemerintah Korea Selatan melalui KEPCO
(Korea Elektric Power Corporation). (Suryo Sardi Atmojo, Makalah Seminar Kerja Praktik)

◦ Scada IDAS untuk sekarang hanya diterapkan di wilayah APJ Semarang. Dibangun pertama
pada tahun 2007 (3 recloser, 15 LBS).
SCADA PADA APD BALI
◦ PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Pengatur Distribusi (APD) Bali adalah unit
pelaksana dibawah PT PLN Distribusi Bali yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengelolaan kegiatan operasi jaringan distribusi real time, baik secara kendali jauh
(remote control) maupun melalui perintah kepada Pengatur Jaringan (PJ) dan Area
Jaringan (AJ).
◦ Studi Kasus pada Penyulang Arjuna Gardu Induk Pemecutan Kelod APD Bali.
SOP Penyulang Arjuna GI Pemecutan Kelod

Anda mungkin juga menyukai