INSTALASI PENERANGAN
Disusun oleh:
Pada materi ini, sub bab instalasi yang perlu dipahami adalah instalasi
penerangan, dan mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan
gambar teknik instalasi penerangan, serta teknik instalasi penerangan itu sendiri.
3. Tang potong
Tang potong berfungsi untuk memotong kabel.
4. Tang buaya
Tang buaya berfungsi untuk membuat mata itik. Disebut tang buaya
karena bentuknya seperti mulut buaya.
Gambar 2.4.5. Tang potong
5. Tang kombinasi
Tang kombinasi berfungsi untuk memotong kabel juga untuk melilit kabel.
6. Palu
Palu digunakan untuk memukul. Pada instalasi listrik palu digunakan
untuk memukul paku pada klem kabel.
7. Meteran
Meteran berfungsi untuk mengukur panjang. Selain meteran juga dapat
digunakan mistar.
8. Test pen
Testpen berfungsi untuk mengetahui adanya aliran listrik atau tidak.
Ganbar 2.4.9. Test pen
2. L-bow
L-bow berfungsi untuk menghubungkan pipa yang satu dengan pipa yang
lain yang berbentuk sudut 900. Disebut L-bow karena bentuknya
menyerupai huruf L
Gambar 2.5.2. L-bow
3. Klem pipa
Klem pipa berfungsi untuk menempelkan dan memperkokoh pipa agar
tidak bergeser dari tempatnya.
4. Klem kabel
Berfungsi untuk menempelkan kabel agar tidak bergeser dari
kedudukannya.
5. Socket ( Stopkontak)
Socket dalam praktikum instalasi ini terdiri dari 2 macam yaitu socket 2
fasa dan socket 3 fasa untuk AC. Socket berfungsi untuk menyambungkan
daya listrik pada peralatan listrik.
Gambar 2.5.5. Socket 2 fasa Gambar 2.5.6. Socket 3 fasa untuk AC
6. Saklar
Saklar dalam praktikum ini terdiri dari 3 macam, yaitu saklar tunggal,
saklar seri dan saklar dua arah. Umumnya fungsi saklar adalah untuk
memutuskan dan menyambungkan aliran listrik. Fungsi saklar tunggal
adalah hanya untuk memutuskan juga menyambungkan aliran listrik dan
hanya terdapat 1 tombol. Fungsi saklar seri sama seperti saklar tunggal
hanya saja saklar seri memiliki 2 tombol. Fungsi khusus dari saklar dua
arah yaitu dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik dari tempat
yang berbeda yang saling terhubung.
7. Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghantar listrik. Kabel dalam praktikum ini menggunakan kabel
NYA & NYM. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya
lebih baik. Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak
boleh ditanam. Sedangkan kabel NYA digunakan untuk arus yang lebih kecil , biasanya
digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran
1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk
instalasi kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe
ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya
hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus. Agar aman
memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang salam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus , dan apabila ada isolasin yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang .
9. Pipa
Pipa dalam instalasi listrik berguna sebagai pelindung kabel dan juga untuk mempermudah
perbaikan apabila ada kerusakan. Pipa instalasi harus cukup tahan terhadap tahanan mekanis,
tahan panas dan lembab serta tidak boleh menjalarkan api.
11. Fiiting
Fitting adalah tempat kedudukan untuk lampu, fungsinya sebagai tempat kedudukan lampu.
Gambar 2.5.15. Fitting
12. Lampu
Lampu berfungsi sebagai penerangan, dalam praktikum ini lampu berfungsi sebagai beban.
2. Multimeter/ Multitester
Ohm meter digunakan untuk mengetahui atau melakukan test apakah rangkaian sudah sesuai
gambar instalasi listrik atau belum. Caranya yaitu dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Kemudian dengan meletakkan salah satu test led pada kabel yang terhubung dengan saklar dan
test led yang lainnya pada fitting atau socket.
Gambar 2.5.18. Multimeter
3. KWH meter
KWH meter berfungsi sebagai berapa konsumsi daya yang telah digunakan dalam satuan
kilometer perjam.
1 4
5
INSTALASI PENERANGAN
6 7 8 9 10 11
INSTALASI TENAGA
KETERANGAN NOMOR:
1. PANEL DAYA 7. TERPISAH
2. PANEL PENERANGAN 8. BERURUTAN
3. INSTALASI PENERANGAN I 9. PENGUNCIAN
4. INSTALASI PENERANGAN II 10. BERGANTIAN
5. STOP KONTAK AC 11. BINTANG DELTA
6. DOL
Gambar 3.1 diagram kotak
6 4 2 2
KWH
METER
3 3 2 3 2
A
A C C
6 3 3
3
2 2 2
2 3 3
B B C
A D D
A
6A
A
A
25 A A
n 30 mA C
B
4A
C
B
B
D
PANEL DAYA D
4A
AC
16 A
2A
16 A
Cadangan
10 A
50 A kWh
DOL
10 A
KEL I + II
16 A
Y/
16 A
1. Potong bidang kotak pada pojok kiri atas papan, kemudian pasang kotak MCB.
2. Gambarkan diagram lokasi (single line) pada bidang papan, dengan menggunakan kapur.
3. Pasanglah pipa dan elbow, sesuai dengan yang telah digambarkan pada bidang papan,
kencangkan dengan dengan sekrup.
4. Kemudian pasang junction box.
5. Masukan kabel NYM dan NYA yang telah di pesan, pasang dan sambungkan masing-masing
kabel sesuai dengan gambar pengawatan (multi line). (Harap lebih teliti dalam membaca
gambar. Dan usahakan panjang kabel melebihi dari ukuran yang diperkirakan).
6. Selanjutnya, sambungkan kabel pada fiting lampu, dan stop kontak, dengan memperhatikan
gambar pengawatan (multi line). *saat di sambungkan ke kabel, kondisi semua stop kontak
dalam keadaan off*
7. Pasang kabel yang ada di kotak MCB dengan MCB 6 A; 4A; dan 2 A sesuai dengan gambar
pengawatan.
8. Pasang isolasi pada setiap sambungan kabel yang ada di junction box dan kotak MCB.
9. Lakukan test dengan menggunakan ohm meter, catat hasilnya. Test ohm meter
dilakukan dengan cara :
Mengkalibrasi ohmmeter terlebih dahulu.
Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel netral yang berada didalam MCB, lalu
ujung lainnya diletakkan di netral stopkontak A, lalu dipindahkan ke lampu C, stopkontak
AC, stopkontak B, lampu A dan lampu D. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut
dalam keadaan baik.
Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel grounding yang berada didalam MCB, lalu
ujung lainnya diletakkan di grounding stopkontak A, lalu dipindahkan ke stopkontak AC,
dan stopkontak B. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut dalam keadaan baik.
Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 6A yang berada didalam MCB, lalu
ujung lainnya diletakkan di line stopkontak A, lalu dipindahkan ke lampu A, saklar tukar A
dan saklar tukar A. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut dalam keadaan baik.
Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada didalam MCB, lalu
ujung lainnya diletakkan di line stopkontak B, lalu dipindahkan ke lampu C, lampu C,
lampu D, saklar seri C, dan saklar tunggal B. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat
tersebut dalam keadaan baik.
10. Lalu test lah instalasi penerangannya dengan menggunakan alat megger, catatlah datanya.
Cara untuk melakukan test megger ialah :
Pertama kita menjepit bagian (+) megger ke line1, dan bagian (-) megger ke kabel
grounding. Lalu bagian (+) megger dipindahkan ke line2 dan line3.
Untuk bagian kedua, menjepit bagian (+) megger ke line 1, dan bagian (-) megger ke kabel
line2. Setelah itu line2 (-) megger dipindahkan ke line3.
Untuk bagian ketiga, menjepit bagian (+) megger ke line 2, dan bagian (-) megger ke kabel
line3.
Untuk bagian keempat, menjepit bagian (+) megger ke line 1, dan bagian (-) megger ke
kabel netral. Setelah line1 mendapatkan hasil, lalu (+) megger dipendahkan ke line 2.
Setelah line2 (+) megger dipindahkan ke line3.
Lalu yang terakhir menjepit bagian (+) megger ke netral, dan bagian (-) megger ke kabel
grounding.
11. Dan yang terakhir pasanglah KWH meter beserta kelengkapannya untuk pengujian setrum
dari sumber PLN, cek-lah peralatan-peralatan pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3,
apakah berfungsi jika dialiri arus dari sumber PLN. Jika berfungsi semua, pasangkan lampu
pada masing-masing fitting. Hidupkan semua kelompok beban lalu perhatikan putaran pada
KWH meter sampai sepuluh kali putaran, lalu catat waktunya. Dan catat pula daya pada tiap-
tiap lampu dan jumlahkan.
Secara singkat:
1. Pembacaan gambar
Pembacaan gambar ini dilakukan agar perencanaan instalasi yang akan dipasang sesuai dengan
yang diharapkan oleh konsumen. Selain itu juga untuk membantu dalam pemasangan peralatan
pada tempat instalasi yang telah disediakan.
4. Pemasangan kabel
Setelah semua bahan instalasi dipasang pada papan, langkah selanjutnya adalah pemasangan
kabel. Kabel yang digunakan dalam instalasi ini adalah kabel netral, line dan grounding. Untuk
pemasangan kabel ini agar tidak terjadi kekeliruan pada saat penggunaan, terlebih dahulu dilihat
gambar lay out, masukkan kabel dalam pipa yang menghubungkan ke semua peralatan tersebut
sesuai pada lay out.Pasang kabel tersebut pada semua bahan instalasi listrik tersebut, baik
itufitting, juga saklar.
7. Test merger
Test Merger dilakukan untuk pengetesan isolasi rangkaian listrik. Caranya, semua sambungan
atau cabang yang terhubung dengan fitting lampu,saklar dan stop kontak dilepas salah satu
kabelnya. Kemudian pengujiannya adalah semua saklar dalam posisi on atau nyala. Caranya
adalah pada setiap grup dilakukan pengetesan antara line dengan netral, line dengan grounddan
netral dengan ground. Hubungkan setiap kebel tersebut dengan penjepit alat test merger, catat
berapa hasil resistansi yang diperoleh. Apabila hasil resistansi >1000 MΩ berarti ada tahanan
yang kurang baik atau bocor.
8. Test beban
Pasang kembali kabel yang telah dilepas pada saat test merger keperalatan listrik tersebut
kembali. Test beban ini untuk melihat apakah instalasi yang telah kita buat telah berfungsi sesuai
dengan gambar instalasi atau belum. Sebelum dipasang KWH meter lakukan test dengan
memberikan beban pada setiap group, kemudian semuanya diberi beban sesuai dengan group-
nya. Lalu test apakah peralatan sudah berfungsi dengan baik. Jika pada test penyalaan tidak ada
kesalahan maka boleh dipasang KWH meter. Jika pada test penyalaan ada kesalahaan maka harus
diperbaiki terlebih dahulu.
11. Pembongkaran
Setelah pengetesan dengan KWH meter langkah selanjutnya adalah pembongkaran. Bongkar
semua peralatan listrik dengan urutan kebalikan dari pemasangan. Setelah dibongkar semua maka
laporkan pada petugas bahwa instalasi telah dibongkar dan mereka akan memeriksa apakah ada
kerusakan pada peralatan dan bahan yang digunakan.
BAB IV
DATA DAN ANALISA
1. Dari tes pengecekan dengan ohm meter dan megger dapat kami analisa bahwa semua
komponen berfungsi seperti yang seharusnya karena memiliki nilai hambatan lebih dari 150
MΩ. Sama halnya dari tes uji tegangan, dapat dilihat juga bahwa semua komponen
berfungsi dengan seharusnya juga. Namun, hasil perhitungan daya secara teori sedikit
berbeda dengan hasil praktek, praktikum kami menghasilkan selisih yang dapat dikatakan
sedikit, adapun alasan permasalahan tersebut diantaranya adalah :
2. Kemungkinan pada saat menghitung waktu yang dibutuhkan kami kurang tepat menekan
tombol start pada stopwatch dengan putaran pada kWh meter, sehingga terjadi selisih
perbedaan teori dan praktek.
3. Banyaknya isolasi yang kami sambung yang menghubungkan antar-kabel sehingga
menambah nilai hambatan kabel pada rangkaian listrik ini.
4. Kerja beberapa lampu yang ditunjukkan dengan nyala yang tidak normal dengan daya yang
sama pada lampu lainnya. Maksudnya, ada beberapa lampu ketika kami menyambung
dengan sumber arus, beberapa lampu 100 Watt ada yang menyala tidak normal seperti
lampu 100 Watt lainnya. Dan hal ini mungkin yang menyebabkan ada nilai atau selisih
perbedaan daya pada praktek dan teori yang kami tunjukkan.
Pada percobaan diatas digunakan multimeter dengan bacaan ohm,hasil test pada pengujian tersebut
disimpulkan bahwa semua beban yang bekerja pada rangkaian bekerja dengan baik sesuai dengan
gambar instalasinya.
Dalam test mergger semua hasil merger sebesar >1000MΩ menunjukkan tahanan isolasi aman dan
tidak terjadi kebocoran antara kabel yang satu maupun kabel yang lain. Dalam job sheet apabila
pada tes mergger tidak mencapai 1000 MΩ tetapi tidak kurang dari 100 MΩ sudah dapat dikatakan
tahanan isolasi dalam kondisi baik dan aman.
L1
4A 100 W 1 100 W 100 W 1 600 W 200 W
10 A
L2
2A 100 W 3 300 W 25 W 1 25 W 325 W
L3
2A 60 W 1 60 W 60 W
L4
545 W
= 0.27 A
Dari test kWh meter, di dapat waktu yang dibutuhkan selama 9 putaran ialah 1 menit 11 detik =
71 detik. Pada kWh dengan 900 putaran/kWh. Total lampu yang digunakan ialah :
Lampu 100 watt x 4 = 400 watt
Lampu 25 watt x 1 = 25 watt
Lampu 75 watt x 1 = 75 watt
Lampu 15 watt x 1 = 15 watt
+
Total = 515 watt = 0,515 kWatt
Perhitungan secara praktek
𝑡
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑘W𝑎𝑡𝑡) X
3600
71
0,515 x = 0,0101 kWh
3600
Perhitungan secara
teori
𝑁 (𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 )
𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘Wℎ
9
900
=0,01 kWh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari rangkaian proses praktikum instalasi penerangan hal yang dapat
disimpulkan dari praktikum antara lain :
1. Dari hasil perhitungan teori dan praktek, yang hasilnya tidak berbeda jauh,
kami dapat menduga tidak terjadi kesalahan ataupun gangguan yang
menyebabkan perbedaan yang tidak signifikan dari hasil perhitungan kami
2. Keberhasilan pengerjaan instalasi harus sesuai dengan diagram kerja dan
pengawatan.
3. Setiap pengawatan harus dikerjakan secara teliti agar tidak terjadi
hubungan singkat. Dan melakukan megger test untuk menggecek keamanan
instalasi.
5.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa instalasi listrik itu bukan hanya memasang atau
menyambungkan kabel, tetapi harus diperhitungkan juga biaya yang dikeluarkan.
Pada penyambungan kabel, kabel harus saling melilit satu sama lain, tidak boleh
hanya satu kabel saja yang melilit kabel satunya. Setelah kabel dililit jangan lupa untuk
memberikan isolasi pada kabel tersebut agar tidak terjadi hubungan singkat (short
circuit). Setelah semua kabel terpasang maka tutup junction box dengan menutup
junction box dapat menambah nilai estetika yang ada.
Jika pemasangan sudah selesai, cek semua beban dengan ohm meter untuk
mengetahui benar salahnya pemasangan beban tersebut ke MCB. Lalu lakukan uji isolasi
untuk mengetahui apa ada kebocoran atau tidak dalam rangkaian tersebut. Isolasi
dianggap baik apabila terbaca pada magger > 100MΩ apabila terbaca <100MΩ isolasi
dianggap bocor atau kurang baik.
Pada test KWH meter didapat waktu 2’59’’ atau 179 detik, untuk 20 putaran. Dari
hasil perhitungan presentasi kesamaan antara hasil perhitungan dengan praktik sebesar
82 %. Pada saat praktikum konsumsi daya sebesar 0,0222 KWH sementara hasil teori
konsumsi daya sebesar 0.02709861 KWh.
Menurut persamaan diatas bahwa daya berbanding lurus dengan kerja atau usaha, dan
berbanding terbalik dengan waktu . Hubungan antara daya dan energi listrik dapat dilihat
dalam perhitungan besarnya energi listrik yang digunakan oleh suatu keluarga. Besarnya
energi listrik yang digunakan dapat dihitung dari besarnya daya suatu alat listrik,
dikalikan,dengan lamanya waktu pemakaian. Makin besar daya dari alat listrik tersebut dan
makin lama waktu pemakaiannya, maka energi listrik yang terpakai akan makin besar. Oleh
karena itu, untuk menghemat energi listrik, kamu harus menggunakan peralatan listrik yang
dayanya kecil dan meminimalkan waktu pemakaiannya.
5.2. SARAN
2. Dengarkan penjelasan dosen terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan yang dirasa
belum dipahami,