Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Karena dengan rahmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan pekerjaan “ INSTALASI PENERANGAN RUMAH
TINGGAL DAN PEMBUATAN LAPORAN ” dari hasil kerja saya selama kurang lebih 4
minggu yang berjudul “ PROYEK TUAN SUDOMO “.

Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek yang telah
dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing,serta manfaat dari praktek itu
sendiri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini
instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun pembuatan laporan ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak terkait,khususnya kepada dosen pembinmbing (instruktur).

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari
isi, penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke
depannya.

Medan, 24 NOVEMBAR 2017

Syafira Saharani

Page 1
BAB I

PENDAHULUAN

Dengan berkembanganya zaman, kebutuhan hidup manusia akan hal yang


berhubungan dengan kelistrikan semakin tidak dapat dipungkiri, baik pada industri
maupun pada konsumen yaitu masyarakat umum, hampir semua peralatan yang
digunakan sehari-hari memerlukan listrik.
Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik dalam berbagai hal,
maka diperlukan suatu acuan standar, baik untuk keamanan instalasi maupun
perlengkapannya agar dapat digunakan secara terus-menerus dan terutama aman dari
bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.
Selain itu dalam penguasaan materi baik teori maupun prakteknya serta dalam
melaksanakan pemasangan instalasinya ada beberapa prinsip-prinsip dasar yang harus
dipenuhi. Beberapa prinsip-prinsip dasar suatu instalasi adalah sebagai berikut:
1. Kehandalan (Accersibility)
2. Ketercapaian (Realibity)
3. Ketersediaan (Aviability)
4. Keindahan
5. Keamanan (Safety)
6. Ekonomis (Economics)
7. Pengaruh Lingkungan (Impact On Environtment)

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar diatas, maka sangat diperlukan


informasi dan petunjuk-petunjuk yang sangat bermanfaat, seperti halnya dalam
pengerjaan Praktek Instalasi Listrik Job Rumah Sudomo pada semester III
ini.Menjelang akhir semester III bidang studi rancangan listrik telah memberikan teori
perancangan instalasi listrik dengan kombinasi-kombinasi dari berbagai sistem
pengaturan yang kelak bisa digunakan atau pun bisa diterapkan dalam praktek bengkel
listrik. Buku pelajaran LATIHAN BENGKEL LISTRIK SEMESTER III ini akan

Page 2
menerangkan semua sistem pengaturan instalasi penerangan yang dioperasikan dari
berbagai jenis saklar secara manual dan otomatis. Dengan memberikan suatu latihan
perencanaan gambar diagram lokasi praktek dari pemakaian peralatan dan
perhitungannya serta melengkapi diagram kerja rangkaian, diharapkan mahasiswa akan
berhasil dalam praktek bengkel listrik ini. Pelajaran ini boleh dikatakan sudah
seluruhnya sebelumnya diketahui mahasiswa, sehingga dengan sedikit instruksi dan
pengarahan maka mahasiswa akan mampu melaksanakannya. Seluruh latihan ini
dituangkan dalam modifikasi latihan rancangan listrik dengan judul “Proyek Sudomo”.

1.1.2 DESKRIPSI RANCANGAN

Proyek sudomo ialah rancangan instalasi penerangan dirumah tuan Sudomo. Tuan
Sudomo memesan pada konsultan untuk merancang instalasi penerangan dirumah
tinggalnya. Dalam hal penggambaran rancangan instalasi penerangan ini mahasiswa
diumpamakan sebagai konsultan. Pada semester III ini seluruh gambar rancangan
penerangan ini dipraktekkan dalam bentuk simulasi.

Mengingat lokasi penerangan rumah tuan Sudomo yang begitu besar dan
memiliki taman yang luas maka kerja praktek bukan dilakukan di tempat yang
sebenarnya. Melainkan dikerjakan pada papan berukuran 120 x 100 cm sebagai
simulasinya. Semua peralatan listrik yang dipasang disesuaikan seluruhnya dengan
deskripsi data.

Didalam pemasangan instalasi listrik banyak hal yang harus dikerjakan dengan
mengingat enam prinsip dasar instalasi listrik, antara lain :

 Keamanan.
 Keandalan.
 Kemudahan tercapai.
 Ketersediaan (cadangan).
 Ekonomis dan,
 Pengaruh lingkungan.

Page 3
Jadi pemasangan instalasi listrik harus direncanakan dari awal pekerjaan hingga
selesainya. Untuk lebih jelasnya diharapkan mahasiswa membaca PUIL 2000, disana
dijelaskan bagaimana cara menginstalasi yang baik. Didalam praktek ini teori teknik
bengkel dilaksanakan sepenuhnya sebagaimana mestinya, diantaranya : membengkokan
pipa, memasang pipa, penarikan kabel, penempatan peralatan, penyambungan kabel dan
mencari kesalahan ( trouble shooting ) telah menjadi sasaran utama.

Dari praktek ini saya mencoba menyusun laporan yang memaparkan teknik
penerangan secara umum. Pengoperasian Manual dan Otomatis adalah sebagian dari
sistem yang dipakai dalam rangkaian listrik. Sebagaimana dari itu telah menjadi bahan
dalam laporan ini. Semoga praktek listrik ini dapat dipakai setelah selesai pendidikan dan
dapat dipertanggungjawabkan.

1.1.3 RUMUSAN MASALAH


Dalam praktek instalasi listrik Semester III ini diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui maksud dan tujuan praktek. Sehingga dalam melaksanakan praktek
mahasiswa tidak mengalami kesulitan.Untuk mencapai tujuan tersebut masalah yang
harus diselesaikan adalah cara membuat suatu instalasi dengan baik dan benar. Setiap
mahasiswa wajib mengetahui cara membuat suatu instalasi yang sesuai dengan prinsip-
prinsip dasar instalasi.Adapun cara pemasangan instalasi harus mengikuti gambar yang
telah ditentukan
Dalam pemasangan instalasi ini baik penerangan maupun tenaga harus sesuai seperti
yang terdapat pada diagram kerja dan harus sesuai juga dengan peraturan- peraturan yang berlaku
dalam pemasangan instalasi sehingga apabila terjadi kerusakan maka akan mudah memperbaiki.
Hal tersebut tidak terlepas dari peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh PUIL 2000; IEC;
SII; ISO dan lain-lain.

1.1.4 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Dapat membuat rangkaian instalasi listrik untuk praktek bengkel semester III.
2. Dapat mengenal dan memasang peralatan-peralatan listrik sebagaimana fungsinya.
3. Dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari peralatan listrik yang digunakan.
Page 4
4. Dapat mengatasi kesalahan yang terjadi baik pada peralatan maupun rangkaian.
5. Dapat menormalkan kerja rangkaian dari kesalahan yang terjadi.
6. Terampil dalam memasang komponen yang digunakan
7. Dapat membedakan rangkaian otomatis dan manual
8. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen yang digunakan
9. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja rangkaian tiap-tiap grup
10.Mahasiswa mampu membaca dan memahami gambar dengan mudah
11. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian sesuai dengan gambar
12. Terampil dalam mengawati rangkaian.

Page 5
BAB II

LANDASAN TEORI

Dari pelaksanaan Praktek Bengkel Semester III “PROYEK INSTALASI RUMAH


TINGGAL SUDOMO” terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

 Mengetahui cara kerja peralatan listrik yang dipakai.


 Terampil dalam mengecek kebenaran rangkaian.
 Terampil dalam mengawati rangkaian.
 Terampil dalam memasang komponen yang digunakan.
 Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik.
 Mengetahui dasar-dasar menginstalasi panel.
 Dapat menentukan ukuran, jenis, dan warna penghantar.
 Dapat menentukan jenis rangkaian yang dipakai dalam ruangan tertentu.
 Dapat membedakan rangkaian Otomatis dan Manual.
 Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen yang
digunakan pada Praktek Bengkel III.
 Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja rangkaian tiap – tiap grup.
 Mahasiswa mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan baik dan
benar.
 Mahasiswa mampu merangkai rangkaian sesuai dengan gambar.
 Mahasiswa mampu mengerjakan Instalasi Listrik dengan urutan kerja yang
sesuai.
 Mahasiswa dapat membedakan bagaimana rangkaian Otomatis dan Manual.
 Mahasiswa mampu merencanakan suatu Instalasi Listrik On Plaster.

2. 1. 3. MESIN-MESIN DAN PERLENGKAPAN.

1. Pemanas (heater) digunakan untuk memanaskan pipa PVC agar pipa PVC dapat
dengan mudah dibengkokkan tanpa merusak bentuk dari pipa yang digunakan.

2. 1. 4. ALAT UKUR.

1. Rol besi digunakan sebagai alat bantu dalam pembuatan garis pada papan kerja.
2. Level water pass digunakan dalam menentukan posisi horizontal dan vertical.

Page 6
3. Multi tester digunakan sebagai alat Bantu dalam pemasangan / penyambung
terminal. Untuk memastikan Apakah penyambungan yang dipasang sudah
terhubung atau belum .

2.2 KOMPONEN YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTEK

2.2.1 SAKLAR SERI


Saklar seri biasanya digunakan dalam ruangan-ruangan yang membutuhkan
penerangan yang terpisah. Saklar seri umumnya mempunyai empat terminal yaitu dua
terminal input yang ditandai dengan warna merah dan dua terminal untuk output yang
ditandai dengan warna putih. Untuk dua terminal yang input-nya diseri, kerja saklar tidak
saling mempengaruhi.Sedangkan untuk terminal output-nya masing-masing langsung ke
beban.

Cara kerja dari gambar diagram pengawatan diatas adalah sebagai berikut :
Lampu A1 akan menyala jika saklar seri C1 ditekan, Lampu A2 akan menyala jika saklar
C2 ditekan. Jadi kesimpulannya lampu dioperasikan sendiri-sendiri dan tidak saling
mempengaruhi ON-OFF kedua lampu tersebut.
2.2.2. SAKLAR TUKAR

Adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu
dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua buah saklar untuk
meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi
penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah
penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga
sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi
waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis. Sakelar tukar menpuyai tiga

Page 7
buah terminal, dimana satu buah terminal masukan sumber dan dua buah terminal lagi
dihubungkan dengan sakelar tukar kedua dihubungkan kebeban lampu. Dalam keadaan normal
sakelar tukar terhubung pada salah satu terminalnya. Simbol dari sakelar tukar diperlihatkan
pada gambar dibawah ini

Diagram Pengawatan untuk 2 Buah Saklar Tukar

2.2.3 TOMBOL TEKAN

Tombol tekan merupakan jenis saklar tunggal tetapi prinsip kerjanya hanya
bekerja sesaat tidak mengunci seperti saklar tanggal atau saklar lain.

2.2.4 TOMBOL TEKAN DENGAN LAMPU TANDA


Tombol tekan ini pada dasarnya sama dengan tombol tekan biasa dalam hal
prinsip kerjanya, hanya lampu tanda disini fungsinya sebagai lampu indicator apakah
saklar dalam posisi operasi atau tidak pada saat lampu mati saklar pada posisi OFF
maka lampu tanda dalam posisi terseri dengan tegangan 220 Volt ini menyebabkan
tahanan pada lampu tanda menjadi lebih besar dibanding tahanan pada lampu
penerangan.

Page 8
Maka sebagian besar tegangan sumber 220 Volt didrop oleh lampu tanda,
akibatnya lampu tanda menyala.Dan pada saklar posisi ON maka lampu tanda akan
mati,dikarenakan hubungan paralel langsung dengan saklar terseridengan tegangan 220
Volt dengan menghubungkan ke beban lampu sehingga lampu tanda disini tidak
berfungsi dikarenakan tegangan mengalir melalui saklar ke beban (lampu tanda menjadi
terhubung singkat)

2.2.6 KOTAK KONTAK

stop kontak adalah instalasi listrik yang berfungsi sebagai penghubung antara
instalasi listrik dan peralatan listrik

2.2.7. SAKLAR IMPULS


Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan maknit, dimana
posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls diinjeksi dengan tegangan pada
koilnya. Lama pengoperasian dari kontak tekan tidak mempengaruhi system kerjanya.
Saklar impuls mempunyai dua posisi kontak, kontak “ON”, pada impuls pertama dan
kontak “OFF” pada impuls kedua. pada dasarnya impuls mempunyai empat terminal.
dimana dua terminal dengan notasi A1 dan A2 menandakan untuk terminal masukan
sumber koil magnet dan dua notasi 1 dan 2 menandakan anak kontak impuls untuk
mengoperasikan beban.

Page 9
Dari simbol diagram diatas terlihat pada saklar impuls hanya mempunyai satu
anak kontak saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsinya sama dengan saklar
tunggal hanya prinsip kerjanya saja yang berbeda.

2.2.8 STAIRCASE
Staircase adalah saklar waktu yang cara kerjanya sama seperti timer, dimana ia
bekerja berdasarkan waktu yang ditentukan. Staircase salah satu saklar yang bekerja
secara magnetis yang akan memutuskan rangkaian secara otomatis sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Staircase tiga kawat tidak menambah waktu apabila dalam operasinya tombol
tekan ditekan sebanyak mungkin, sebelum habis waktu operasi semula. Sedangkan untuk
staircase 4 kawat akanmenambah waktu walaupun saklar masih dalam beroperasi dengan
cara menekan tombol tekan berulang kali maka sisa waktu yang masih ada bertambah
dengan setting waktu yang telah ditentukan.

Page 10
2.2.9. LDR (Light Depended Resistor)

LDR atau sensor cahaya adalah saklar yang bekerja berdasarkan cahaya yang
diterima, di dalam sensor cahaya telah dipasang suatu alat yang berfungsi untuk

Kontruksi LDR
mengontrol cahaya yang masuk jika mencapai cahaya yang telah ditentukan maka
dalam sensor cahaya akan terjadi reaksi elektronis yang dapat menghubungkan suatu
tegangan yang terlebih dahulu telah dirakitsesuai dengan terminal-terminalnya.
Cara kerjanya adalah Jika LDR menerima cahaya maka LDR akan berfungsi
sebagai saklar, yaitu memutuskan arus yang mengalir kebeban. Begitu juga sebaliknya
apabila LDR tidak menerima cahaya maka LDR akan mengalirkan arus kebeban.

2.2.10 TIMER (SAKLAR WAKTU)


Saklar waktu adalah saklar yang ON dan OFF nya tergantung waktu yang telah
ditentukan dalam 24 jam sehari. Saklar waktu ini akan terus bekerja selama masih ada
tegangan yang mengalir ke koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak
mempengaruhi komponen apapun.

Page 11
2.2.11 RELAY OMRON MK2P

Kontaktor adalah suatu saklar yang menggunakan sistem elektromagnetik sama


halnya dengan saklar impuls kontaktor mempunyai anak kontak, tetapi Kontaktor
memiliki lebih dari satu

Dari beberapa kontaktor kita dapat membuat beberapa rangkaian kontrol yang
dapat mengoperasikan dengan berbagai sistem antara lain pengoperasian dengan
pengunci. Cara kerja dari kontaktor yaitu apabila mekanis (koil) dialiri arus listrik maka
dalam koil akan timbul medan magnet dan akan menarik anak kontak NO dan NC
sehingga merubah anak kontak dari posisi semula. Jadi relay hanya akan bekerja jika
teraliri arus listrik.

2.2.12. MCB

MCB merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker (bahasa Inggris).


Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus sekaligus sebagai
pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung
singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. MCB akan secara
otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang melewatinya melebihi dari
arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus nominal yang terdapat
pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya.
Nominal MCB ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus
adalah ampere atau dapat juga ditulis dengan huruf A saja. Jadi jika MCB dengan arus
nominal 2 Ampere maka hanya perlu ditulis dengan MCB 2A. Banyak perangkat yang
saat ini menggunakan listrik, mulai dari AC, Komputer/laptop, lampu dan masih banyak
lagi. Kebanyakan pelanggan PLN di Indonesia saat ini masih menggunakan MCB 2A,
hal ini dikarenakan banyaknya pelanggan yang menggunakan daya 450VA (Volt
Ampere). Pelanggan yang menggunakan daya 450VA akan menggunakan MCB dengan

Page 12
nominal 2A, dengan perhitungan tegangan di Indonesia adalah (standar rata-rata) 220
Volt jika kita ingindaya yang terpasang dirumah kita 450VA yang perlu kita lakukan
hanyalah membagi 450 dengan 220, hasilnya akan 2,04 sehingga kita membutuhkan
MCB dengan nominal 2 Ampere. Berikut ini beberapa satuan - satuan listrik yang
digunakan adalah:

- Satuan dari tegangan listrik adalah Volt (V)


- Satuan dari arus listrik adalah Ampere (A)
- Satuan dari hambatan listrik adalah Ohm (Ω)
- Satuan dari daya listrik adalah Watt (W)
MCB terdiri dari MCB 1 Phasa, 2 phasa dan 3 phasa. Pada dasarnya MCB 2
phasa adalah gabungan dari dua buah MCB 1 phasa, sedangkan MCB 3 phasa

merupakan gabungan tiga buah dari MCB 1 phasa.

2.2.12. SELEKTRO SWICTH

Sakelar pilih biasanya juga disebut dengan sakelar selector. Sakelar ini terdiri dari
sebuah poros yang dapat berputar kekanan atau kekiri dalam satu piringan. Pada piringan
tersebut terdapat lekuk-lekuk, dan pada porosnya dipasang alat pengoprasian. Pada masing-
masing posisi ( kutub ) sakelar ( 0,1,2, ) terdapat penahan, oleh karena itu setiap kedudukan
sakelar kontaknya akan tertahan. Jumlah kontak yang terdapat dalam satu perangkat alat ini
tergantung dari jenis dan keperluan sakelar tersebut. Simbol dari sakelar pilih dalam rangkain
kontrol diperlihatkan pada gambar dibawah ini:

Page 13
2.2.13 LAMPU TANDA

Pada rangkaian panel penerangan lampu tanda merupakan peralatan indicator yang
cukup penting terutama dalam rangkaian kontrol. Lampu tanda ini berfungsi untuk memberikan
keterangan tentang kondisi dari rangkaian kontrol. Seorang operator dapat mengetahui kondisi
kerja dari rangkian dengan melihat lampu tanda tersebut, apakah rangkaian bekerja dalam
operasi normal atau terdapat gangguan-gangguan.

2.2.14 TUSUK KONTAK

Kotak tusuk digunakan untuk menghubungkan alat pemakai listrik yang dapat
dipindahkan dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap. Sebuah kotak tusuk
selalu terdiri dari bagian yang memberi aliran dan menerima aliran. Kotak tusuk harus
terdiri dari bahan yang tidak terbakar dan tahan lembab serta harus cukup kuat. Mengenai
menggunakan pemasangan kotak kontak harus diperhatikan beberapa ketentuan antara
lain:
1. Kotak kontak dinding 1 phasa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kotak
netralnya berada disebelah kanan.

Page 14
2. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m diatas lantai harus dilengkapi
dengan penutup.
3. Pada kemampuan kotak kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan alat yang
dihubungkan padanya.

2.3 . FUNGSI ALAT DAN BAHAN


2. 3.1FUNGSI ALAT

1. Bending / pembengkokan pipa baja dipakai sebagai alat untuk membengkokan pipa baja
union.
2. Kawat spiral dipakai : Untuk membantu dalam pembengkokan pipa KIR.
3. Kawat spiral penarik kabel dipakai : sebagai alat untuk mempermudah penarikan kabel di
dalam pipa.
4. Gergaji besi dipakai : sebagai alat pemotong pipa union dan PVC dan KIR.
5. Tang potong dipakai : sebagai alat pemotong kabel pejal dan strainded.
6. Tang pengupas wires dipakai : sebagai pengupas kabel berukuran kecil sampai sedang yang
berisolasi PVC.
7. Tang setengah bulat dipakai sebagai pembuatan mata itik.
8. Tang kombinasi.
9. Pisau lipat dipakai sebagai pemotong dan membersihkan isolasi / selubung dari isolasi PVC
dan selubung kabel.
10. Pisau kabel dipakai sebagai pengupas selubung kabel.
11. Obeng no. 1, 2, 3, 5 dipakai sebagai pengencang dan melonggarkan sekrup dan mur.
12. Obeng cucuk dipakai sebagai pemberi tanda dan sekaligus pelubang sekrup.
13. Klem siku dipakai sebagai penjepit dan penyiku bingkai panel.

Page 15
14. Palu dipakai sebagai penokok paku.

2.3.2 FUNGSI BAHAN


 MCB I : Berfungsi mengamankan dua buah lampu dengan menggunakan saklar seri
yang dipasang pada ruang keluarga, selain itu berfungsi juga
mengoperasikan sebuah lampuyang menggunakan dua buah tombol tekan
yang juga diatur oleh impuls instalasi ini dipasang di ruang kamar.
 MCB II : Berfungsi mengamankan dua buah saklar tukar dengan beban 1 buah lampu
didapur
 MCB III : Berfungsi mengamankan lampu taman dan lampu parkir, dimana posisi
penyalaan lampu diatur juga oleh kontak bantu NO dari K7 serta
pengoperasian mengunakan K9, Timer, LDR, dan staircase.
 MCB IV : Berfungsi mengamanakan rangkaian control dari pada K7, K9, TIMER,
Staircase, LDR serta lampu tanda, dengan menggunakan selektor
sebagai alat untuk bekerjanya dan dapat mengatur pada kondisi
manual dan otomatis
 Timer : Berfungsi sebagai saklar / penghubung yang menyalakan atau
menghidupkan lampu menurut sistem pengoperasian jam yang telah
ditentukan.
 Impuls : Berfungsi sebagai pengontak atau pengunci tombol tekan.
 Staircase : Berfungsi sebagai saklar waktu, yang dapat memadamkan dan
menyalakan penerangan sesuai waktu yang telah ditentukan.
 LDR : Berfungsinya sakalar cahaya atau intensitas cahaya. LDR beroperasi pada
keadaan gelap maka lampu akan menyala, begitu sebaliknya lampu
akan padam pada saat LDR mendapat cahaya terang.
 Relay : Berfungsi untuk mengunci / pengontak sekaligus mengoperasikan dari
sumber ke Beban/Lampu melalui kontak NO/NC
 Saklar Seri : Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lebih dari satu buah atau
satu kelompok beban listrik dengan pegunci.
 Saklar Tukar : Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang
berbed dengan pengunci. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua

Page 16
buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu
dengan carabergantian. Rangkaian instalasi penerangan yang
menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah
penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga saklar
tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar lorong.
Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga
karena penggunaan saklar ini sangat praktis.
 Tombol Tekan : Berfungsi sebagai penghubung dan pemutus dari sumber ke beban/relay
tanpa pengunci dimana tombol tekan hanya digunakan untuk relay dan
beban yang tidak melebihi kapasitas penghantarnya.

Page 17
BAB III

DAFTAR KEBUHUTAN ALAT BAHAN

3.1.1. DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN / PERALATANUNTUK LATIHAN SEMESTER


III TIAP MAHASISWA

NO NAMA BAHAN / PERALATAN JUMLAH SATUAN KETERANGAN

A. Pipa dan alat bantu

1 Pipa union (5/8”) (0 int. 15 mm) 3,6 M Lokal

2 Pipa sintesis lokal (5/8”) PVC 1,9 M Lokal

3 Pipa KIR 11 mm (0 int. 13,5 mm) 1,25 M Import / Tender

4 Benda siku 5/8” union 3 Buah Untuk Union Pipa, Lokal

5 Benda siku sintetik lokal 2 Buah Untuk Pipa PVC

6 Benda siku KIR 1 Buah Import / Tender

7 Sok ( Benda sambung ) KIR 1 Buah Import / Tender

8 Cabang T (KIR) 16 Buah Import / Tender

9 Tole union 40 Buah Lokal

10 Klem alumunium 16 mm 12 Buah Lokal

11 Klem import KIR 14 Buah Import / Tender

12 Klem NYM 9 mm sebelah paku 2 Buah Lokal

B. Saklar Dan Peralatannya

13 Sakelar Dimmer (LDR) 1 buah Import / tender

14 Sakelar tukar 2 buah Import/tender Sch 3

15 Sakelar silang 1(+1 buah Import/tender Sch 6


spare)

Page 18
16 Sakelar seri 1 buah Import/tender Sch 1

17 Sakelar golongan (selektor) 1 buah Import/tender Sch 2

18 Sakelar tekan (impuls) dg. lampu 1 buah Import / tender


tanda

19 Sakelar tekan (impuls) dg. lampu 1(+2 buah Import / tender


IP 55 spare)

20 Lampu tanda (merah) 1 buah Import / tender

21 Kotak hubung 4 buah Import / tender

22 Kotak kontak 1 fasa + PE 3 buah Lokal

23 Fiting duduk (lokal) 4 buah Lokal

24 Roset kayu 4 buah Lokal

25 Fiting duduk (import) 2 buah Import / tender

26 Sakelar tekan 2 buah Import / tender

C. Panel

27 Sekering Diazca lengkap 10 A 3 buah Import / tender

27 a Sekering Diazca lengkap 6A 1 buah Import / tender

28 Relay kontraktor 220 V / 10 A 2 buah Import / tender

29 Sakelar relay impuls 220 V 1 buah Import/tenderDRA


0033,K7,K9A

30 Saklelar waktu 220 V 1 buah Tender DRA 003 K1 Import

31 Sakelar relay tangga 220 V 1 buah Tender DRA 003 K1 Import

32 Busbar tembaga 3 - 5 x 15 mm 280 mm Lokal

33 Profil C22 s 12 mm alu 100 mm Lokal

34 Profil untuk terminal 150 buah Import / tender

Page 19
3.1.2. DAFTAR KEBUTUHAN / PERALATANUNTUK LATIHAN SEMESTER III TIAP
MAHASISWA

NO NAMA BAHAN/PERALATAN JUMLAH SATUAN KETERANGAN

35 Profil dudukan relay 200 mm Import / tender

36 Terminal 4 mm 15 buah Import / tender

37 Penahan terminal 1 buah Import / tender set screw

38 Treeplex 1 lembar Local ( atau 9 mm )

Lebar x panjang x lebar

253 x 453 x 4mm

39 Asbes plafon, lebar x panjang x 1 lembar Local ( atau 2x4 mm )


tebal

253 x 603 x 8 mm

40 Plat penutup untuk item 40 1 buah Imp./Tender (cover)

41 Terminal 6 mm 1 buah Imp./Tender

42 Plat penutup 6 mm untuk item 46 1 buah Imp./Tender

43 Plat pemisah 6 mm 1 buah Imp./Tender

44 Saluran kabel 400 mm Imp./Tender

45 Plastik pengikat kabel 10 buah Lokal

46 Kabel NYM re 3 x 1,5 mm, warna 3,4 mm Lokal ( pejal )


untuk 2 Ph + N

47 Kabel NYM re 3 x 1,5 mm, warna 1,0 mm Lokal ( pejal )


untuk Ph + N + PE

48 NYA merah dan kuning dan hitam 17,0 mm Lokal ( pejal )


1,55 mm

49 NYA biru tua 1,5 mm 13 mm Lokal ( pejal )

50 NYA hijau / kuning 1,55 mm 13,5 mm Lokal ( pejal )

51 NYA hijau 1,55 mm 8,5 mm Lokal ( pejal )

Page 20
52 Dempul untuk kayu (putty) 0,1 mm Lokal ( pejal )

53 Nomor-Nomor utk terminal blok 1 mm Lokal ( pejal )

54 Steker 10 – 16 A PNE 1 mm Lokal ( pejal )

55 Kabel NYMHY 3 x 1 mm 2,0 mm Lokal ( pejal )


(fleksibel)

56 Asbes plafon,lebar x panjang x 1 mm LokaL ( atau 8 mm)


tebal

253 x 453 x 8 mm

57 NYA coklat dan putih dan merah 12 mm Lokal ( pejal )


jambu

D. Mur, Baut, Sekrup dan Panel

58 Sekrup kayu, kepala ½ bulat

3,5 x 15 100 buah Lokal

3,5 x 30 40 buah Lokal

3,5 x 20 20 buah Lokal

3,5 x 40 10 buah Lokal

59 Sekrup kayu, rata perseng 4 x 30 8 buah Lokal


(20)

4 x 50 (45) 4 buah Lokal

3,5 x 25 6 buah Lokal

60 Mur baut M4 x 10 20 buah Lokal

61 Mur baut M4 x 50 8 buah Lokal

62 Rumah kontrol panel ( housing) 1 buah Persiapan (housing)

63 Bingkai panel 1 buah Persiapan (frame)

64 Mur geser M4 4 buah Lokal

65 Mur baut M4 x 15 4 buah Lokal

Page 21
BAB IV

PEMBAHASAN/ ANALISIS

Langkah Kerja Untuk Instalasi Penerangan

1. Mempelajari terlebih dahulu gambar yang akan dipraktekkan/dikerjakan.


2. Menggambar terlebih dahulu letak penempatan komponen – komponen listrik yang akan
dipasang.
3. Mempersiapkan bahan atau peralatan pada lokasi tempat kerja untuk semua letak dari
peralatan-peralatan, berpedoman pada gambar lokasi instalasi penerangan.
4. Melakukan pembobokan dinding betton untuk semua tata letak peralatan yang digunakan.
5. Memasang/penanaman pipa-pipa, kotak hubung dan kerangka panel penerangan.
6. Memasang kabel-kabel penghantar dalam pipa yang sesuai dengan phasa warna L1, L2, L3
serta netral dan PE.
7. Memasang semua peralatan instalasi penerangan yang dibutuhkan seperti sakelar, stop
kontak, push button dan fitting.
8. Merangkai panel penerangan dengan rapi sesuai dengan gambar diagram pengawatan.
9. Menghubungkan kabel supply tegangan dari panel penerangan ke line terminal pada panel
utama.
10. Melaporkan kepada instruktur apabila telah siap.
11. Instalasi penerangan siap dicoba apabila sudah ada izin dari instruktur.

4.1 PERAKITAN PANEL

Dalam merakit panel, bahan bahan yang merupakan bahan yang harus dipasang
hendaknya sudah harus siap. Di karenakan pada praktek ini tidak melakukan pembuatan kotak
panel maka semua hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan panel tidak mengalami
pembahasan disini. Pertama adalah mengambil panel dan memasang panel pada papan kerja.
Ukuran-ukuran pemasangan panel hendaknya sudah diukur dan dilubangi atas panel/ langit
langit panel guna mempermudah pemasangan pipa pada panel
kotak panel disekrupkan dengan sekrup menempel erat , dilanjutkan dengan pemasangan tutup
kotak panel. Pemasangan berikutnya adalah pemasangan profil - profil yang diperlukan guna
tempat melekatnya peralatan nantinya. Setelah diperkuat dengan baut/mur, diyakinkan agar tidak
bergerak lagi. Berikutnya pemasangan wiring chanel yang dipasang disebelah kiri dari penutup
pintu panel dilihat dari depan. Wiring langsung dilekatkan dengan roundhead mur.Selanjutnya
adalah pemasangan bus bar memiliki beberapa baut guna perekatan kabel nantinya sehingga

Page 22
baut-baut perekat tersebut harus sudah dipasangkan dan langsung diikatkan dengan papan
pertinax dan diikatkan dengan mur geser pada profil C.Perlu diingat bahwa bus bar yang
terpasang ada dua buah yaitu bus bar untuk netral dan PE. Khusus yang PE, bus barnya mesti
tidak terhalang oleh isolator apapun termasuk pertinax sebab bus bar PEmesti terhubung
langsung dengan badan kotak panel.Setelah itu dengan pemasangan peralatan seperti rumah
relay, , K4T, K6T, K7, K9A, line up terminal, terminal blok sumber.Sampai disini perakitan
panel sudah dapat dianggap selesai.Langkah berikutnya adalah pemasangan pipa, saklar-saklar,
Fitting,Tombol, Stop Kontak, dan LDR. Tentu setelah semua ukuran telah ditetapkan.Guna
mempermudah pemasangan dan pengawatan disarankan agar pada pemasangan peralatan
tersebut diatas dan pemasangan pipa diikuti oleh pengawatan kabel sehingga tidak
mengalamikesulitan bila nantinya sudah dipasang pipa terlebih dahulu.Pemasangan kawat
kepada alat-alat tersebut diatas sesuai dengan karakteristik alat seperti yang telah dijelaskan
didepan.

4.2 PEMASANGAN/PENGAWATAN INSTALASI

 Pengawatan ini memerlukan sedikit ketelitian karena ia tidak akan pernah bekerja sesuai
dengan fungsinya jika pengawatan yang dipasangkan pada alat adalah salah.Dalam
pengawatan tersebut sebaiknya digunakan sedikit trik yaitu mengerjakan pengawatan
pergroup. Sehingga bila berhasil mengerjakan group yang satu baru kemudian
dilanjutkan dengan group yang lain. Untuk melakukan pengawatan pada setiap grup di
selesaikan dengan melakukan pengawatan dari grup yang lebih mudah terlebih dahulu.
Adapun grup pada praktek ini sebagai berikut : Group I penerangan kamar
tamu,makan,dan ruang dapur.

 Group II penerangan kamar mandi,dan kamar tidur.

 Group III penerangan jalan parkir.

 Group IV Rangkaian control panel

Sekring 1 berfungsi untuk mengontrol penerangan kamar, ruang tamu,ruang makan dan dapur
yang dikontrol oleh saklar implus.
Page 23
Sekring 2 berfungsi untuk penerangan kamar mandi, tidur, selesar, panel ruangan.

Sekring 3 berfungsi untuk penerangan jalan parkir yang dikontrol oleh anak kontak relay K7 NO.

Sekring 4 berfungsi untuk penerangan parkir dalam rumah dan parkir di luar rumah dimana
penerangan parkir diluar rumah di control oleh sebuah saklar cahaya (LDR) yang beroprasi
untuk menghidupkan penerangan lampu parkir luar rumah pada malam hari,dimana sistim
control ini juga menggunakan dua buah lelay yaitu K9A dan K7 ,satu buah starcase K6T ,timer
K4T dan saklar cahaya,yang masing-masing berkerja untuk menyalakan penerangan parkir
dalam rumah maupun diuar rumah.

Page 24
Page 25
Page 26
BAB V

TROUBLE SHOOTING

4.2 PERALATAN

Peralatan yang digunakan:


 Test Pen
 Multimeter
 Obeng (+) dan Obeng (-)
 Tang potong dan Tang kupas
4.3 TROUBLE SHOOTING

Adapun langkah penyelesaian trouble shooting sebagai berikut:

1. Mengecek fungsi rangkaian per group untuk mengetahui letak trouble shotting
pada rangkaian.
2. Menggunakan multimeter untuk mengecek setiap sambungan pada rangkaian
untuk mengetahui posisi troble shotting.
3. Melakukan perbaikan dari hasil analisa yang telah dilakukan.

Adapun trouble shooting yang terjadi adalah:


 Pada Grup 1 kabel netral pada lampu D yang dinyalakan menggunakan tombol
tekan terlepas
 Pada Grup 1 kabel Fasa pada Kotak Kontak terlepas
 Pada Grup 2 kabel masukan ke saklar silang tertukar
 Kabel dari line up 11 yang menuju LDR terlepas
 Pada saat Manual , pada saat tombol tekan B di tekan lampu tanda mati. Pada saat
dilakukan tes fungsi saat Trouble Shooting
 Lampu pada grup 1 yang dinyalakan dengan tombol tekan tidak menyala
 Stop kontak grup 1 tidak berfungsi

Page 27
 Lampu pada grup 2 tidak dapat difungsikan sebagaimanamestinya
 LDR tidak berfungsi dengan baik

Cara mengatasi trouble shooting yang terjadi :

 Kabel netral pada lampu dipasang kembali


 Kebel Fasa pada stop kontak dipasang kembali
 Kabel masukan pada saklar silang yang ditukar dan dikembalikan ke keadaan
semula
 Kabel dari line up 11 yg dilepas dipasang kembali. Karena kabel dari line up
terminal 11 di lepas arus tidak dapat menuju koil K7. Sehingga lampu AB tidak
dapat menyala.
 Cek LDR , LDR tidak dapat berfungsi dengan baik , lampu tanda mati disaat
tombol tekan B di tekan , itu terjadi karena anak kontak dari LDR menutup dan
anak kontak dari K4T dalam posisi menutup sehingga tegangan masuk menuju
koil dari K9A , solusi ganti LDR .

Page 28
BAB VI

GAMBAR DIAGRAM

6.1 GAMBAR RANGKAIAN CONTROL SINGLE LINE PANEL DIAGRAM RUMAH


TINGGAL TUAN SUDOMO

Page 29
6.2 GAMBAR DIAGRAM PENGAWATAN

L N PE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

PO
kwh

LDR
F0
0
25 A
A
M

L N PE
H5

S1 S1

S2 S2

Fasa Sumber
Fuse 1

Fuse 2

Fuse 3

Fuse 4

Netral

Pentanahan

Kontrol

6.3 Berikut adalah gambar rangkaian single line panel diagram rumah tinggal AB sudomo:

Page 30
Gambar diagram pengawatan

Page 31
6.3 GAMBAR SIMULASI “PROYEK TUAN SUDOMO” DI PAPAN
120cm x 100 cm

Page 32
6.4 DENAH RUMAH TINGGAL TUAN SUDOMO

Up

Page 33

Anda mungkin juga menyukai