Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN BENGKEL

SEMESTER GENAP 20202021

“OTOMASI INDUSTRI”

OLEH :

SAMSUL KOMPI/ 321 19 022

2A D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa mahasiswa yang


tercantum namanya di bawah ini telah melaksanakan Praktikum Bengkel Semester
IV Politeknik Negeri Ujung Pandang:

Nama : SAMSUL KOMPI


NIM : 321 19 022
Kelas : 2A D3 TEKNIK LISTRIK
Judul : Praktikum Bengkel Automasi Industri (Konvensional &
PLC)

Yang terlaksana kurang lebih 3 minggu, yang dimulai sejak tanggal 30


Maret 2021 sampai dengan 15 April 2021. Laporan ini telah diperiksa dan
disetujui oleh Pembimbing.
Makassar, April 2021
Penaggung Jawab,

Dr. Eng. Sarwo Pranoto, S. T., M.Eng.


NIP: 19800620 200521 1 005
ABSTRAK

“Automasi Industri (Konvensional & PLC)” merupakan judul Praktikum


Bengkel Listrik pada Semester 4. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu
dan terampil dalam mengaplikasikan teori-teori yang yang diberikan pada saat
perkuliahan di dalam kelas. Praktikum ini juga bertujuan untuk melatih kerjasama
praktikan agar menjadi tenaga kerja profesional dan berkompetensi dalam
bidangnya kelak.

Pada mata kuliah bengkel semester ini membahas beberapa instalasi yang
ada di industri., mahasiswa ditugaskan untuk mengerjakan 4 macam job oleh
pembimbing, yakni: Air Blast, Tanur, Milling, dan Pompa. Dimana dari ke-4 job
tersebut dibagi atas 2 bagian yaitu konvensional dan PLC. Dari ke-4 macam job
tersebut, Dalam dunia industri, penggunakaan tanur, air blast, blast, milling
milling dan pusat pompa sangat tidak asing digunakan. digunakan. Tanur
digunakan digunakan sebagai pemanas material, airblas digunakan sebagai
pembawa material ringan, milling digunakan sebagai pembawa material,
sedangkan pompa digunakan digunakan sebagai kontrol pengendali air. Pada
praktikum ini mahasiswa diharapkan untuk dapat mengetahui cara untuk
merangkai job yang ada dengan menggunakan metode konvensional yaitu
menggunakan bahan-bahan seperti push button, limited switch, ligh barrier swich,
dan temperature switch. Selain itu mahasiswa juga diharapkan diharapkan untuk
mampu merangkai merangkai job yang ada dengan menggunakan menggunakan
PLC untuk mengurangi penggunaan bahan seperti kontaktor, relay, timer, dan
tombol

Praktikum bengkel Listrik ini dilaksanakan lebih kurang tiga pekan.


Dimana mahasiswa dituntun untuk berpikir keras dan kreatif agar dapat
menyelesaikan semua job dengan jangka waktu tiga pekan. Adapun Metode yang
digunakan dalam menyelesaikan laporan ini adalah berdasarkan hasil yang
diperoleh selama praktikum berlangsung dan juga data dari dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan tugas praktikum bengkel
listrik semester 4 ini.

Dengan telah terlaksananya praktikum bengkel semester ini, mahasiswa


diharapkan dapat mengetahui bagaimana simulasi kerja industri yang berjalan saat
ini, sehingga untuk mencapai hasil kerja maksimal dalam dunia perindustrian,
perlu mempersiapkan tenaga kerja yang handal dan berpengalaman serta
mahasiswa mampu tampil percaya diri dalam mencari dan menyelesaikan
kerusakan yang terjadi pada gangguan intalasi tersebut.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa subhanahu


wa ta’ala yang telah memberikan telah memberikan rahmat dan rahmat dan
hidayah-Nya hidayah-Nya sehingga peny sehingga penyusunan laporan ini
laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini berisi tentang hal – hal yang berkaitan dengan praktek yang
telah dilakukan. Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah pada semester IV
yang berjudul “PRAKTIK OTOMASI INDUSTRI”.
Pada mata kuliah bengkel semester ini membahas beberapa instalasi
control yang ada di industri. Adapun judul job pada semester ini yaitu Pusat
Airblast, Pusat Milling, Pusat Tanur dan Pusat Pompa.
Dengan selesainya laporan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada berbagai pihak, khususnya kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dalam praktik yang telah dilakukan serta dalam penyusunan laporan
ini.
Penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan penulis mengharapkan kritik dan saran dan saran untuk
dijadikan untuk dijadikan sebagai pembelaja sebagai pembelajaran dan ran dan
referensi untuk kedepannya.

Makassar, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern saat ini, tenaga listrik tidak hanya digunaakan untuk
keperluan penerangan saja, akan tetapi listrik juga dipakai untuk
mempermudah pekerjaan manusia seperti mesin-mesin listrik dan sebagainya.
Dunia industri di negara kita saat ini berjalan sangat pesat seiring dengan
meluasnya jenis-jenis produk industri. Kompleksitas pengolahan bahan
mentah menjadi bahan baku, yang berproses baik secara fisika maupun secara
kimia, telah memacu manusia untuk selalu meningkatkan kerja sistem yang
mendukung proses tersebut, agar semakin produktif dan produktif dan
efisien. efisien. Salah satu yang satu yang menjadi menjadi perhatian
perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem pengendalian proses
industri (sistem kontrol industri).

Sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada otomatisasi sistem


kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan manusia
masih amat dominan (misalnya dalam merespon besaran-besaran proses yang
proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah
berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser
dan digantikan oleh banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol sistem
kontrol otomatis.

Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi


dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat
keunggulan yang ditawarkan system kontrol tersebut. Salah satu sis satu
sistem kontrol tem kontrol yang amat yang amat luas pemakaiannya ialah
pemakaiannya ialah Programmable Programmable Logic Kontroler (PLC).
Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok,
otomotif, petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya
pada pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan.
Kemudahan transisi Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya
(misalnya dari sistem kontrol berbasis relay mekanis). dan kemudahan
trouble-shooting dalam konfigurasi sistem merupakan dua faktor utama yang
mendorong populernya PLC ini.

Apakah sebenarnya PLC itu? NEMA (The National Electrical


Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika
digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai sebagai
penyimpan penyimpan internal internal dari sekumpulan sekumpulan instruksi
instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika,
sekuensial, pewaktuan, pewaktuan, perhitungan, perhitungan, dan aritmetika,
dan aritmetika, untuk mengendalikan mengendalikan berbagai berbagai jenis
mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.

1.2 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum bengkel Otomasi


Industri pada semester 4 yaitu :

1. Mahasiswa dapat merangkai dan mengoperasikan rangkaian Pompa baik


secara konvensional maupun dengan PLC.
2. Mahasiswa dapat merangkai dan mengoperasikan rangkaian Air Blast baik
secara konvensional maupun dengan PLC.
3. Mahasiswa dapat merangkai dan mengoperasikan rangkaian Tanur baik
secara konvensional maupun dengan PLC.
4. Mahasiswa dapat merangkai dan mengoperasikan rangkaian Milling
dengan PLC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2.1.1 Keselamatan Umum

Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak


seorangpun yang akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang
rusak tanpa sebab. Oleh karenanya pekerja harus mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,

2. bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan
dan segera melaporkan kepada instruktur,

3. menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,

4. melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami


kecelakaan,

5. menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan

6. melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan


pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.

2.1.2 Kesadaran dan Keselamatan Kerja


Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan keselamatan
pada waktu kita mengendarai sebuah kendaraan dijalan.

Segala perlengkapan peralatan dan alat-alat potong yang terdapat


di bengkel sudah direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur,
mengikir, dan lain sebagainya sesuai dengan bidang pekerjaan yang
dikehendaki.

Penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil


kesimpulan:

1. ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak terlindungi,

2. benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian, dan

3. kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.

4. perlengkapan diri sendiri

5. jangan menyimpan benda tajam,

6. rambut yang panjang harus diikat,

7. gunakan sepatu yang sesuai, dan

8. kebersihan

9. bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja,

10. gunakan pakaian kerja sebersih mungkin, dan meja tempat kerja dalam
keadaan bersih.

2.1.3 keselamatan kerja di bangku kerja

Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau


benda kerja yang tajam.

Pencegahannya:

1. Bekerja dengan hati-hati,

2. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya

3. Menggunakan alat pengaman


4. Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan
lainnya,

5. Tidak boleh bergurau/bercanda pada waktu sedang bekerja atau


melamun, dan bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

2.2 Prinsip Dasar Instalasi

2.2.1 Safety – Keamanan

Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan


peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC (International
Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk keamanan dan
keselamatan bagi mahluk hidup, harta benda dan instalasi listrik itu
sendiri.

2.2.2 Reliability ( Keandalan)

Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap :

a. Unjuk kerja sistem Pengoperasian system

b. Peralatan yang digunakan.

2.2.3 Accessibility (Kemudahan)

Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :

a. Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan system Pemasangan


dan penggantian peralatan system

b. Pengembangan dan perluasan system

2.2.3 Availibility (Ketersediaan)

Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :

a. Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila


terjadi kerusakan

b. Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk


menempatkan peralatan tambahan,
2.2.4 Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)

Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak


yang terjadi pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi dipasang,
yang meliputi :

a. Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan

b. Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan

2.2.5 Economic (Ekonomi)

Perencanaan sistem instalasi listrik perlu dihemat biaya-biaya yang


dikeluarkan terhadap :

a. Pemeliharaan dan perluasan system

b. Pemakaian/penggantian peralatan

c. Pengoperasian system

2.2.7 Esthetic (Keindahan)

Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan
kerapian, yang meliputi :

a. Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan

b. Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi

2.3 Perbedaan Sitem Kerja PLC dan Konvensinal

Berikut kelebihan menggunakan system kerja PLC dibandingkan dengan


system kerja konvensional:

Tabel 2.1 Perbandingan PLC dengan Konvensional


Kelebihan PLC Kekurangan Konvensonal
Sistem pengkabelan dapat dikurangi Terlalu banyak proses pengkabelan
hingga 80% di dalam panel
Pasokan daya yangdibutuhkan jauh Sistem akan sulit dimodifikasi
lebih sedikit karena PLC hanya
membutuhkan daya dalam jumlah
kecil
PLC mempunyai fungsi self Proses troubleshooting akan sangat
diagnostic sehingga kerusakan pada sulit karena sistem memiliki ratusan
sistem akan sangat mudah dan cepat bahkan ribuan relay
ditemukan
Dengan menggunakan PLC maka Membutuhkan pasokan daya yang
jumlah spare part yang dibutuhkan besar karena kumparan juga
menjadi jauh lebih sedikit membutukna pasokan daya
Biaya yang dikeluarkan menjad Waktu downtime akan sangat lama.
lebih murah dari pada menggunakan Proses pembaharuan diagram
proses konvensional pengkabelan akan memakan waktu
yang sangat lama karena tidak
diupdate bertahun tahun
PLC memiliki ketahanan yang jauh Mudah aus
lebih lama dibandingkan relay auto
mekanik

2.4 Contoh Otomasi Industri

Dalam dunia perindustrian diperlukan proses kerja yang berjalan dengan


lancar dan menghasilkan banyak barang serta mudah dalam pemakaiannya.
Oleh karena itu diperlukan juga alat alat yang menunjang pekerjaan, yang
bukan saja berkualitas baik namun juga harus efektif dan efisien dalam
penggunaannya. Dalam masa sekarang ini, industri-industri kebanyakan
menggunakan dasar dari prinsip kerja dari Pompa, Air Blast, Tanur dan
Milling, Berikut penjelasan mengenai deskripsi-deskripsi kerja dari job
tersebut.
a. Pompa
Pompa, yaitu suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida
dari satu tempat ke tempat lain. Adapun prinsip kerja instalasi pompa
secara umum yaitu bila air berada dalam level 1 maka kedua pompa tidak
bekerja, bila air berada dalam level 2 maka hanya 1 pompa yang
bekerja,dimana pompa 1 dan pompa 2 akan bergantian kerjanya bila level
2 terjadi berulang-ulang,bila air berada dalam level 3 maka kedua pompa
bekerjasama, dan bila air berada pada level 4 maka kedua pompa
bekerjasama dan alarm serta lampu tanda akan bekerja sebagi isyarat
bahwa air berada lebih daripada maksimum.
b. Miilling
Sistem Air Blast adalah merupakan suatu unit proses transportasi yang
sering di gunakan di dunia industri. Air Blast juga sering disebut sebagai
mesin pemindah bahanbahan yang bersifat lunak seperti : biji-bijian, bahan
makanan ternak, serbuk semen, tepung dan lain sebagainya yang
dipindahkan dari suatu tempat (silo) ke tempat yang lain (silo) lainnya
melalui pipa dengan menggunakan tiupan angin yang dihasilkan oleh Fan
Motor.
c. Tanur
Proses kerja dari rangkaian Tanur ini yaitu bekerja secara otomatis untuk
memanaskan material dengan suhu awal sebesar 800C hingga nantinya di
pertahankan sampai 820C di dalam suatu tempat tertentu yang biasanya
disebut tungku pemanas (KILN) dan selanjutnya berakhir pada suatu
tempat yang disebut kontainer atau silo.
d. Milling
Milling pada industri biasanya di jumpai pada perusahaan semen, pemecah
batu dan lain-lain. Dengan menggunakan ban berjalan atau konveyor untuk
memindahkan material dari tempat atau silo satu ke tempat atau silo
lainnya. Instalasi ini bekerja tidak secara otomatis, sehingga harus ada
operator yang mengendalikan sistem di ruang kontrol. Di mana operator
harus menghubungkan dan memutuskan rangkaian kontrol untuk setiap
langkah pengoperasian pada sistem instalasi yang bekerja secara berurutan
dan saling mengunci bertujuan untuk menjamin tidak ada hal-hal yang
membahayakan (tidak terjadinya penumpukan material pada proses
pemecahan).
2.5 Mengenal PLC
Gambar 2.1 PLC
Berdasarkan namanya, konsep Programmable Logic Controller adalah
sebagai berikut:
1. Programmable, menunjukkan kemampuan untuk menyimpan program
yang telah dibuat ke dalam memory, yang dengan mudah dapat diubah-
ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

Gambar 2.2 Richard Morley – Bapak PLC


Sedangkan menurut National Electrical Manufacturing Assosiation
(NEMA), PLC didefinisikan sebagai suatu perangkat elektronik digital dengan
memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang
menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sekuen, timing, counting,
dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri
sesuai dengan yang diinginkan.
PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel
masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga
nilai keluaran tetap terkontrol.
Definisi lain menurut forumsains.com, PLC merupakan “komputer
khusus” untuk aplikasi dalam industri, untuk memonitor proses, dan untuk
menggantikan hard wiring control dan memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Akan tetapi PLC berbeda dengan perangkat komputer karena dirancang untuk
instalasi dan perawatan oleh teknisi dan ahli listrik di industri yang tidak harus
mempunyai kemampuan elektronika tinggi dan memberikan kendali yang
fleksibel berdasarkan eksekusi instruksi logika.
Sedangkan menurut Capiel (1982), PLC adalah sistem elektronik yang
beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri,
dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk
penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan
operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul
I/O digital maupun analog.
PLC memiliki dua bagian dasar, yaitu : Input/Output interface system
dan Central Processing Unit.

Gambar 2.3 Programmable Kontroler block diagram.


Adapun komponen penyusun PLC, prinsip kerja PLC, fungsi PLC, dan
penggunaan PLC dalam industri yaitu sebagai berikut :
a. Komponen penyusun PLC
1) CPU (Control Processing Unit)
CPU adalah komponen yang berfungsi untuk menjalankan program
yang tersimpan di dalam memori serta melakukan fungsi kontrol dan
pengawasan operasi PLC. CPU juga komponen yang menerjemahkan
bahasa logika pemrograman. Adapun bahasa program PLC
seperti Ladder Diagram, Instruction/Statement List, Sequential Block
Diagram, Function Block Diagram, dan Visual Basic.
2) Memori
Memori PLC adalah tempat penyimpanan program yang menggunakan
memori semikonduktor seperti RAM, ROM, dan PROM. Pada
umumnya, PLC juga dilengkapi baterai sebagai sumber daya listrik
untuk dapat menggunakan RAM.
3) Input dan Output
Komponen ini memiliki peranan penting pada PLC karena memiliki
fungsi sebagai pemroses atau sebagai penggerak mesin tersebut.
Ibaratnya input dan output adalah perantara perangkat kontrol dengan
CPU. Input akan menerima sinyal dari perangkat kontrol, kemudian
akan dikirimkan kepada CPU. Selanjutnya, sinyal tersebut diteruskan
ke output.
4) Power Supply
Seperti namanya, komponen ini adalah sumber daya PLC. Biasanya
daya yang dibutuhkan adalah sebesar 220 V agar PLC mampu
beroperasi.
b. Prinsip Kerja PLC
Proses akan dimulai ketika mengoperasikan field devices seperti menekan
tombol atau remote control. Field devices ini terhubung dengan
komponen input dan output yang juga akan saling terkoneksi dengan
mesin atau komponen lain. Pada proses itu, PLC menjalankan tiga macam
proses scanning yakni membaca dan menerima sinyal/data, mengeksekusi
atau menjalankan program pada memori, dan menulis atau memperbarui
keadaan field devices melalui output interface. Setelah proses itu, nanti
akan terbentuk sistem interface oleh input/output sehingga field
devices akan terhubung dengan controller. Komponen input akan
menerima sinyal yang berupa instruksi dari field devices, sedangkan
komponen output akan melakukan instruksi tersebut.
c. Fungsi PLC
Fungsi PLC dapat dibedakan menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi
khusus. Fungsi umum PLC adalah sebagai berikut:
1) Sequential Control
PLC mampu memproses instruksi yang memiliki sekuen atau urutan
dan melakukannya langkah demi langkah sesuai dengan urutan tepat.
2) Monitoring Plant
PLC juga mampu melakukan pengawasan terhadap sistem yang ada di
industri seperti tekanan atau temperatur. Jika ada indikator yang
menunjukan keabnormalitasan, maka PLC mampu memunculkan pesan
tersebut ke operator.
Sementara fungsi khusus dari PLC adalah memberikan input kepada CNC
atau Computerized Numerical Control yang biasa digunakan untuk
proses finishing dan moulding pada industri metalurgi. CNC mirip dengan
PLC namun memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sehingga harganya pun
juga lebih mahal.
d. Penggunaan PLC dalam Industri
Penggunaan PLC adalah bervariasi, dalam artian PLC banyak sekali
digunakan pada aplikasi-aplikasi di Industri seperti untuk
proses packaging, automation, penyortiran bahan dan lainnya. Ini berarti
bahwa sebagian besar aplikasi yang dikontrol dengan listrik atau
elektronik pasti menggunakan PLC. Sebagai tambahan lain, penggunaan
PLC adalah antara lain:
 Melakukan metode relay logic
 Operasi penguncian (locking)
 Operasi perhitungan (counting)
 Operasi penambahan
 Operasi pengurangan
 Memberi kontrol waktu (timing)
 Mengendalikan PID (Proportional Integral Derivative)
 Operasi BCD (Binary Coded Decimal)
 Memanipulasi data
 Melakukan perbandingan
 Melakukan pergeseran
2.6 Pengenalan Software CX One
Gambar 2.3 Software CX One
Paket instalasi software CX One ada berbagai macam sub software
dengan fungsi dan kegunaan masing – masing, diantaranya :
1. CX Programmer : berfungsi untuk merancang, mendownload dan
mengupload program PLC dengan bahasa pemrograman menggunakan
ladder, statement list dan function block diagram.
2. CX Designer : berfungsi untuk mendesain Human Machine Interface.
3. CX Integrator : berfungsi untuk setting komunikasi antar PLC. Gambar
16. Software CX Programmer

2.7 Panel Hubung Bagi

Gambar 2.4 Panel Hubung Bantu


Panel hubung bagi merupakan panel yang berisi peralatan-peralatan
listrik sekaligus peralatan kontrol seperti, MCB, relay, kontaktor, timer,
saklar impuls, dan lain-lain. Sesuai dengan namanya panel ini merupakan
pusat pengaturan dari sistem yang akan dikontrol. Panel ini terdiri dari
berbagai ukuran dan bentuk untuk memudahkan membuat jalur-jalur
penempatan kawat sesuai dengan kontruksinya. Konstruksi panel dapat
dibedakan atas:
a. Jenis front panel (depan yang tertutup mati)
b. Jenis rangka terbuka
c. Jenis kubikel
d. Jenis box
Fungsi panel adalah sebagai tempat pendistribusian daya listrik ke rangkaian
instalasi. Adaapun panel digolongkan atas dua jenis, yaitu:
a. Panel Daya, Digunakan pada motor-motor listrik atau alat-alat yang
menggunakan daya-daya besar.
b. Panel Penerangan, Digunakan pada lampu penerangan.
Sedangkan komponen-komponen yang terdapat dalam panel adalah sebagai
berikut:
a. Pengaman, misalnya MCB, MCCB, Fuse.
b. Alat kontrol, misalnya kontaktor.

2.8 MCB (Miniature Circuit Breaker)

Gambar 2.5 MCB (Miniature Circuit Breaker)


MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah salah satu komponen instalasi
listrik rumah yang memiliki peran sangat penting. MCB ini berfungsi sebagai
sistem proteksi di dalam instalasi listrik jika terjadi beban berlebih serta
hubung singkat arus listrik atau korsleting.
Kegagalan fungsi MCB akan berisiko menimbulkan hal-hal yang tak
diinginkan misalnya terjadi percikan api akibat hubung singkat yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kebakaran. Pada instalasi listrik rumah, MCB
ini terpasang di kWh meter listrik PLN serta di Box mcb.
Sekedar informasi, untuk membeli MCB, Box MCB dan aneka
komponen listrik sebaiknya kunjungi Ralali.com. Ralali.com jual Box MCB,
dan aneka komponen listrik sangat lengkap dan berkualitas. Tersedia daftar
harga Box MCB dan aneka komponen listrik dengan pilihan jenis dan merek
terbaik.
2.9 Kontaktor

Gambar 2.6 Kontaktor


Didalam kontaktor terdapat istilah kontak bergerak (moving contact) dan
kontak tetap (fixed contact). Kontaktor bekerja memanfaatkan system kerja
elektromagnet yang dihasilkan pada coil. Dimana coil yang dibuat dari lilitan
konduktor, pada saat diberikan arus listrik maka akan menimbulkan medan
magnet.
Medan magnet inilah yang akan menarik komponen moving contact
sehingga terhubung dengan fixed contact. Pada saat arus listrik yang mengalir
ke coil dimatikan, maka medan magnet akan hilang. Karena didalam coil
dilengkapi dengan spring, maka secara otomatis contact akan terbuka
kembali.
Fungsi dari kontaktor umumnya dipergunakan untuk memutuskan dan
menyambungkan arus listrik secara elektrik. Biasanya di pergunakan untuk
aplikasi : motor, heater, penerangan ataupun distribusi daya listrik.
2.10Relay

Gambar 2.7 Relay


Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat
Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai
contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA
mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya)
untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

2.11Timer

Gambar 2.8 Timer


Timer atau kepanjanganya Time Delay Relay adalah sebuah komponen
elektronik yang dibuat untuk menunda waktu yang bisa disetting sesuai range
timer tersebut, dengan memutus sebuah kontak relay yang biasanya
digunakan untuk memutus atau menyalakan sebuah rangkaian kontrol.

Timer ini biasanya digunakan sebagian besar dunia industri, yang


dirangkai dengan berbagai komponen elektronik juga seperti kontaktor,
TOR / Overlaod , dan juga push button untuk rangkian kontrol pendukung.
Timer berfungsi untuk menunda waktu, secara garis besar biasanya
digunakan pada rangkian star delta yang memilliki tunda waktu untuk
pergantian dari star ke delta. Agar mengurangi lonjakan arus yang besar, jadi
diwaktu tunda dahulu sekiranya motor sudah stabil maka waktu tercapai oleh
timer dan pindah ke delta.
.
.
.
2.12 TOR (Thermal Over Load)

Gambar 2.9 TOR (Thermal Over Load)


Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk
mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang
mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct
online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan
push button Start / Stop. Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi sebagai
pengaman beban lebih pada sebuah rangkaian kontrol Direct Online maupun
Star Delta, jadi motor yang dikontrol tidak akan terbakar disaat beban lebih
motor tersebut akan mati.
2.13 Terminal Line Up
Gambar 2.10 Terminal Line Up
Terminal berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel dari satu
peralatan ke peralatan-peralatan lainnya. Terminal line up dimaksudkan untuk
mempermudah pemasangan pengawatan instalasi listrik untuk kontrol serta
mempermudah mencari gangguan yang terjadi dalam suatu rangkaian.
Terminal line up terbuat dari bahan plastik yang konstruksinya terdiri dari
dua buah tempat penyambungan.
2.14 Wiring Channel

Gambar 2.11 Wiring Channel


Pemasangan Wiring Channel adalah untuk menjadi tempat saluran kawat
atau kabel serabut agar hasil penyambungan rapi dan tidak berantakan.
Penggunaan wiring channel biasanya ditemukan dalam peralatan kontrol di
kotak panel kontrol. Dengan menggunakan wiring channel pada setiap panel
kontrol sehingga rangkaian menjadi kelihatan rapi sehingga mudah dalam
pengontrolan pengecekan jika terjadi gangguan pada rangkaian.
2.15 Impuls
Gambar 2.12 Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap impuls
bekerja ketika ada tegangan yang masuk ke coil. Dalam pengoperasiannya,
saklar impuls harus dikombinasikan dengan saklar tekan (push button). Saklar
tekan adalah saklar yang dapat menghubungkan dan memutuskan aliran
listrik tanpa adanya penguncian. Dalam mengontrol sebuah beban (on atau
off), saklar tekan berfungsi sebagai kontrol bantu sehingga apabila ada sinyal
dari saklar tekan maka impuls akan bekerja dan membuat beban akan ON
atau OFF.

2.16 Push Button dan Selector Switch


Gambar 2.13 Push Button dan Selector Switch
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar
tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan
untuk emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO
(normally open). Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan
normal tidak ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka
kontak NC akan berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO
akan berfungsi sebagai start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem
pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor
pada industri – industri.
Selector Switch atau biasa disebut dengan Rotary Switch adalah sakelar
yang dioperasikan atau difungsikan dengan cara memutar. Saklar ini
digunakan untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi. Ada yang berlaku
seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada
yang berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan pemilihan maka
seletor akan kembali ke posisi semula atau posisi netral.

2.17 Lampu Indicator


Gambar 2.14 Lampu Indicator
Untuk mengoperasikan suatu kontrol listrik, perlu adanya penandaan
untuk kondisi-kondisi tertentu, misalnya saat kondisi beroperasi, kondisi
beban lebih, kondisi manual atau otomatis. Umumnya penandaan tersebut
merupakan penandaan yang menggunakan lampu tanda atau lampu indicator.
Karena digunakan sebagai lampu tanda maka daya yang dipancarkan kecil.
2.18 Kabel Serabut (NYAF)

Gambar 2.15 Gambar Fisik Kabel Serabut (NYAF)


Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar
tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibelitas yang tinggi. Penghantar fleksibel adalah kabel yang
sifat-sifat penghantarnya, isolasi dan selubungnya lentur (fleksibel) yang
dimaksudkan untuk dihubungkan yang dapat dipindah-pindahkan. Kabel ini
tidak dipasang tetap di dinding, langit-langit, dan sebagainya.

2.19 Kabel NYM


Gambar 2.18 Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau
abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi
dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA
(harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

BAB III
ALAT DAN BAHAN

Tabel 3.1 Alat dan Bahan


No. Nama Peralatan Jumlah Satuan
1 Tang Potong 1 Buah
2 Tang Lancip 1 Buah
3 Tang Pengupas 1 Buah
4 Tang Kombinasi 1 Buah
4 Obeng Terminal 2 Buah
5 Obeng Tes (Tespen) 1 Buah
6 Obeng Plat (-) 1 Buah
7 Obeng Plus (+) 1 Buah
8 Multimeter 1 Buah

Tabel 3.2 Daftar Material Pompa


No. Kode Deskripsi Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan
E 04 Dalam
1. MCB 3 phasa 10 A 2 Buah
E 05 panel
Fuse
E 06
dengan 3 Dalam
2. E 07 1 Phasa 6 A Buah
Pemutus Panel
E 08
Netral
E21 Lr1-d09307 Dalam
3. Over Load 2 Buah
E23 1.6 s/d 2,5 a panel
Telemecanique
C21 Dalam
4. Kontaktor LC1-D173 A65 2 Buah
C23 panel
NO: 4, NC:4
Kontak Telemecanique
C21 Dalam
5. Bantu LA1-D1111 A65 2 Buah
C23 panel
Kontaktor NO: 4, NC:4

D11
D12
D15
D16
Relay
D17 Comet : A6CH- Dalam
6. Kontaktor 10 Buah
D27 3076 WORB panel
D30
D32
D35
D37

D11 Timer On Telemecanique Dalam


7. 2 Buah
D16 Delay LA2-D22 A65 panel

8. D32 Timer Off Telemecanique 1 Buah Dalam


Delay panel
Telerupteur Dalam
9. D14 Impuls 1 Buah
16A panel
B11 Saklar
10. 2 Buah Luar panel
B16 Pelampung
B10.1 Saklar
11. 2 Buah Luar panel
B15.1 Aliran
Saklar
12. B37 1 Buah
Tekan (NC)
S10 Saklar
13. 2 Buah Pintu panel
S15 Selektor
XB7-NA.1
(Merah)
S31
XB2-EA 131
14. S32
(Merah)
S38
XB7-EA.2P
(Merah)
G22 Penghitung
15.
G24 Debit Air
XB7-EV0.MP
16. H26
(Kuning)
H18 XB7-EV0.MP
17.
H28 (Merah)
H13 AD16-22DS
H25 (Biru)
18.
H29
H39
Line Up Abu-abu Dalam
19. 4 Buah
Terminal 8 mm panel
Line Up Biru Dalam
20. 1 Buah
Terminal 8 mm panel
Line Up Abu-abu Dalam
21. 17 Buah
Terminal 4 mm panel
Line Up Biru Dalam
22. 3 Buah
Terminal 4 mm panel
Rangka
23. Profil E Meter
panel
Rangka
24. Profil C Meter
panel
Rangka
25. Profil G Meter
panel
Rangka
26. Mur Geser Buah
panel
Rangka
27. Mur + Baut Buah
panel
Rangka
28. End Plate 8 mm 4 Buah
panel
Rangka
29. End Plate 4 mm 4 Buah
panel
Rangka
30. End Peace 4 mm 2 Buah
panel
Rangka
31. Wire Duct 40 x 40 mm Meter
panel
Motor
32. 2 Buah Luar panel
1 Phasa
Kabel Rangkaian
33. 1,5 mm^2 Meter
NYAF Kontrol
Supply
34. Kabel NYY 5 x 2,5 mm^2 Meter
Panel
35. Kabel NYY 4 x 1,5 mm^2 Meter M1 + M2
Light
36. Kabel NYY 3 x 1,5 mm^2 Meter
Barrier
Untuk
Usb To
37. 1 Buah Program
Serial
PLC
Program
38. Laptop 1 Buah
PLC

Tabel 3.3 Daftar Material Air Blast


No. Kode Deskripsi Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan
F2 Dalam
1. MCB 3 Phasa 10 A 2 Buah
F4 Panel
Fuse
Dengan Dalam
2. F5 1 Phasa 6 A 1 Buah
Pemutus Panel
Netral
F6 LR1-D09307 Dalam
3. Over Load 2 Buah
F13 1,6 – 2,5 A Panel
K1M
Telemecanique
K2M Dalam
4. Kontaktor LC1-D173 A65 4 Buah
K3M Panel
NO:4 ; NC:4
K4M
Line Up Dalam
5. Abu-Abu 8 mm 4 Buah
Term. Panel
Line Up Dalam
6. Biru 8 mm 1 Buah
Term. Panel
Line Up Dalam
7. Abu-Abu 4 mm 17 Buah
Term. Panel
Line Up Dalam
8. Besi 4 mm 3 Buah
Term. Panel
Rangka
9. Profil C Meter
Panel
10. Profil E Meter Rangka
Panel
Meter Rangka
11. Profil G
Panel
Buah Rangka
12. Mur Geser
Panel
Buah Rangka
13. Mur + Baut
Panel
8 mm 4 Buah Rangka
14. End Plate
Panel
4 mm 4 Buah Rangka
15. End Plate
Panel
Dalam
16. PLC Omron CPM 1A 1 Unit
Panel
4 Mm Rangka
17. End Plate 2 Buah
Panel
Rangka
18. Wire Duct 40 X 40 mm Meter
Panel
Selector
19. S7 XBCD29314 C12 1 Buah Pintu Panel
Switch
S8B
S14B Tombol
20. ZB2-BE 101 (N0) 4 Buah Pintu Panel
S6B Tekan
S14
S14A
Tombol ZB2-BE 102
21. S6A 3 Buah Pintu Panel
Tekan (NC)
S8A
H12
Lampu Z-BV.6.380 V
22. H17 3 Buah Pintu Panel
Tanda (HIJAU)
H19
H23
H25 Lampu Z-BV.6.380 V
23. 4 Buah Pintu Panel
H27 Tanda (MERAH)
H29
Kabel
24. Meter Luar Panel
Tray
Kabel
25. Buah Luar Panel
Gland
Kabel Rangk.
26. 1,5 Mm2 Meter
Nyaf Kontrol
Kabel 5 X 2,5 Supply
27. Meter
Nyy Mm2 Panel
Untuk
Usb To
28. 1 Buah Program
Serial
PLC
Program
29. Laptop 1 Buah
PLC
Tabel 3.4 Daftar Material Tanur

No. Kode Deskripsi Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan


F1
Dalam
1. F5 MCB 3 Phasa 10A 3 Buah
Panel
F6
Dalam
2. F7 MCB 1 Phasa 6A 1 Buah
panel
Th-n12 Dalam
3. K11F Over Load 1 Buah
1.6 s/d 2,5A panel
K11M
K14M Telemecanique
Dalam
4. K18M Kontaktor LC1-D173 A65 5 Buah
panel
K19M NO: 4, NC: 4
K20M
K13
Telemecanique
K16 Dalam
5. Kontaktor LC1-D173:A65 4 Buah
K17 panel
NO: 4, NC: 4
K22
Telemecanique
K21t Dalam
6. Kontaktor LC1-D173:A65 2 Buah
K23t panel
NO: 4, NC: 4
Y15 Telemecanique
Dalam
7. Y16 Kontaktor CA2-DN131A65 3 Buah
panel
Y24 NO: 4, NC: 4
Timer On
8. K21T Scneider 1 Buah Dalam panel
Delay
Telemecanique
Timer On LA2-D22 A65
9. K23T 1 Buah Dalam panel
Delay NO: 4, NC: 4

K11M
K13
K14M
Kontak Telemecanique
K16
10. Bantu LA1-D22 A65 8 Buah Dalam panel
K17
Kontaktor No: 4, NC: 4
K18M
K19M
K20M
Kontak Telemecanique
K22 Bantu La1-D1111A65 1 Buah Dalam panel
11.
Kontaktor NO: 4, NC:4
Line Up Abu-abu
12. 13 Buah Dalam panel
Terminal 8 mm
Line Up Abu-abu
13. 19 Buah Dalam panel
Terminal 4 mm
Line Up Biru
14. 1 Buah Dalam panel
Terminal 4 mm
15. Profil E Meter Rangka panel
16. Profil C Meter Rangka panel
17. Profil G Meter Rangka panel
18. Mur Geser Buah Rangka panel
19. Mur + Baut Buah Rangka panel
20. End Plate 8 mm 4 Buah Rangka panel
21. End Plate 4 mm 4 Buah Rangka panel
22. End Peace 4 mm 2 Buah Rangka panel
23. Wire Duct 40 x 40 mm Meter Rangka panel
24. S12AE
Tombol XB7-NA.1
S25AE 3 Buah Pintu panel
Tekan
S11
25. S17AE1 Tombol
XB2-EA1.2 2 Buah Pintu panel
S17AE2 Tekan
26. S16
Saklar 756. BS
S17 3 Buah Luar panel
Tunggal 10A 250V
S23
27. ZB7-EV0-MP
(Merah) 1
H26
Lampu ZB7-EV0-MP 1
H27 Buah Pintu panel
Tanda (Putih) 1
H28
ZB7-EV0-MP
(Hijau)
Kabel Rangkaian
28. 1,5 mm2 Meter
NYAF kontrol
Untuk
Usb To
29. 1 Buah program
Serial
PLC
Program
30. Laptop 1 Buah
PLC

Tabel 3.5 Daftar Material Milling

No. Kode Deskripsi Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan


Dalam
1. F16 MCB 3 Phasa 10A 1 Buah
panel
F6 LR1-D09307 Dalam
2. Over Load 2 Buah
F13 1,6 s/d 2,5A panel
K16M
3. K17M
K19M Telemenique
Dalam
K21M Kontaktor LC1-D173 A65 7 Buah
panel
K23M NO: 4, NC: 4
K25M
K27M
4. K22T Timer On Telemenique 4 Buah Dalam
K24T Delay LA2-D22 A65 panel
K26T
K32T
Line Up Abu-abu Dalam
5. 4 Buah
Terminal 8 mm panel
Line Up Biru Dalam
6. 1 Buah
Terminal 8 mm panel
Line Up Abu-abu Dalam
7. 17 Buah
Terminal 4 mm panel
Line Up Besi Dalam
8. 3 Buah
Terminal 4 mm panel
Rangka
9. End Plate 8 mm 4 Buah
panel
Rangka
10. End Plate 4 mm 4 Buah
panel
Rangka
11. End peace 4 mm 2 Meter
panel
Rangka
12 Wire Duct 40 x 40 mm 1 Meter
panel
Selector
13. S17 XBCD29314 C12 1 Buah Pintu panel
Switch
S19ON
S19OFF
S21ON
S21OFF
S31ON
S31OFF
14. ZB2-BE 101 12 Buah Pintu panel
S33ON
S33OFF
S34ON
S34OFF
S36ON
S36OFF
H37
H38
H39
H40
H41
H42
H43 Z-BV.6.380V
15. 14 Buah Pintu panel
H44
H45
H47
H48
H49
H51
H52
Kabel Rangkaian
16. 1,5 mm2 Meter
NYAF kontrol
17. Usb To 1 Buah Untuk
program
Serial
PLC
Program
18. Laptop 1 Buah
PLC

BAB IV
LANGKAH KERJA

4.1 Langkah Persiapan


1. Mendengarkan penjelasan singkat dari dosen pembimbing dan
penanggung jawab.
2. Membaca dan memahami jobsheet yang digunakan dalam kegiatan
bengkel sebagai penuntun dalam mengerjakan praktikum.
3. Meminjam alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan praktek
pada teknisi.
4. Memiliki semua alat dan bahan sebelum digunakan dalam praktek.

4.2 Langkah Kerja Konvensional


1. Mengenakan perlengkapan K3 sebelum melaksanakan job, seperti sepatu
safety dan baju bengkel.
2. Menyiapkan dan mempelajari jobsheet sebagai panduan selama praktek.
3. Mengikuti penjelasan yang telah diberikan oleh pembimbing.
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama praktek.
5. Menempatkan panel pada tempat yang memudahkan dalam pengerjaan
rangkaian.
6. Memeriksa semua komponen pada panel, kemudian melengkapi
komponen yang tidak ada.
7. Memberi tanda atau nomor yang sesuai pada peralatan tersebut seperti
yang terdapat pada gambar rangkaian.
8. Merangkai kabel – kabel mulai dari fase utama sampai peralatan kontrol.
9. Mengusahakan merangkai sesuai dengan gambar rangkaian dan bekerja
dengan cara sistematis.
10. Merangkai dengan menggunakan kabel yang lentur NYAF dan memakai
kabel biru untuk penghantar netral.
11. Mengatur kabel dengan rapi serta mengikat dengan menggunakan
pengikat kabel.
12. Memusatkan netral pada terminal biru.
13. Mengusahakan pemberian terminal sesuai dengan gambar rangkaian
khususnya untuk rangkaian simulator.
14. Merangkai dengan rapi untuk lampu indikator pada pintu panel.
15. Mengatur kabel dengan baik agar tak menghalangi pintu panel untuk
membuka dan menutup.
16. Merangkai untuk simulator pada panel dan memberikan terminal untuk
memudahkan dalam penyambungan ke panel kontrol terminal.
17. Melakukan penyambungan ke sumber untuk pengetesan dan
pengoperasian panel kontrol dan simulator.
18. Bila rangkaian telah berfungsi dan sesuai dengan prinsip kerjanya, maka
rangkaian tersebut dapat langsung diperlihatkan kepada pembimbing.
19. Melakukan pembongkaran setelah disetujui oleh instruktur atau
pembimbing.
4.3 Langkah Kerja PLC

Sebelum melakukan praktek/mengerjakan rangkaian PLC, langkah


pertama yang harus dilakukan adalah mempelajari dan memahami jobsheet
yang akan dikerjakan.
1. Memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Kemudian mengambil panel yang telah disediakan lengkap dengan PLC
sebagai pengganti rangkaian kontrol yang begitu rumit dan menggunakan
banyak kabel.
3. Melakukan pengawatan sesuai dengan gambar yang ada pada jobsheet.
4. Memeriksa kebenaran rangkaian dengan memakai tester sebelum
mensuplai tegangan.
5. Melakukan pengecekan apabila dalam pengoperasian terjadi kesalahan.
6. Membuat ladder diagram PLC menggunakan program/aplikasi CX-
Programmer. Dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
 Membuka terlebih dahulu program CX-Programmer melalui menu
All Program, mengklik File lalu New Project sehingga muncul
layout berikut,

Gambar 4.1 Tampilan Change PLC


 Melengkapi semua dialog sesuai dengan PLC yang digunakan.
Gambar 4.2 Menggambar/Membuat Ladder Sesuai Job PLC
7. Setelah ladder diagram telah selesai digambar, selanjutnya
menghubungkan komputer ke modul PLC, lalu memilih menu Online
pada menu bar dan pilih Connect, setelah berhasil selanjutnya memilih
Download Program pada menu yang sama, setelah terdownload memilih
PLC MODE pada menu gambar lalu memilih mode RUN.
8. Ketika ingin melakukan perbaikan pada ladder, memilih PLC MODE
pada menu gambar lalu memilih mode STOP. Setelah selesai melakukan
perbaikan, memilih kembali Download Program pada menu Online,
setelah terdownload memilih PLC MODE pada menu gambar lalu
memilih mode RUN.
9. Setelah semua beroperasi dengan benar, selanjutnya melapor ke
instruktur dalam hal ini dosen pembimbing.
10. Melakukan tanya jawab dan pengujian dengan instruktur dalam hal ini
dosen penanggung jawab tentang instalasi kontrol yang dipasang oleh
praktik.
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN
BAB VI
ANALISA

6.1 Pompa
Sistem simulasi pompa merupakan suatu sistem pemindahan air dari bak
1 ke bak 2 dengan menggunakan 2 buah pompa yang diputar oleh motor
induksi satu fasa. Cara kerja dari pump station adalah sebagai berikut:
 Bila air berada pada level 0 maka kedua pompa tidak akan bekerja.
 Bila air berada pada level 1 maka hanya satu pompa yang akan bekerja.
 Bila air berada pada level 2 maka kedua pompa akan berkerja akan
bergantian. Jika pompa 1 berkerja maka pompa 2 mati, dan jika pompa 2
berkerja maka pompa 1 mati.
 Jika air berada pada level 3 maka kedua pompa akan bekerja bersamaan
dan buzzer akan berbunyi, dalam praktek bengkel ini buzzer diganti
dengan lampu tanda.
Motor pompa 1 dan 2 masing-masing dilayani oleh sebuah MCB dan
kontaktor serta TOR sebagai pengamannya. Untuk mengoperasikan rangkaian
kemudian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 Otomatis
Untuk pengendalian secara otomatis, S10 dan S16 dijalankan pada posisi
otomatis. Dengan begitu supply tidak langsung menjalankan motor
melainkan menggunakan sensor B11 dan B16 sebagai saklar. Dengan
begitu pompa akan beroperasi sesuai dengan kondisi pada lapangan.
Sehingga operasi pompa akan berganti sesuai level secara otomatis. Sensor
B11 akan menjalankan impuls yang digunakan untuk menukar kondisi
kerja antara pompa 1 dan pompa 2 dengan menggunakan saklar impuls.
Sensor B16 akan menukar kondisi pada pompa ke-dua. Sehingga ketika
kedua sensor dalam keadaan aktif, maka kedua pompa juga dalam keadaan
aktif. Ketika D11 atau D16 aktif, baik dengan pengaturan manual maupun
otomatis, maka supply akan mengalir ke C21 dan C23 dan
mengoperasikan motor pompa. Ketika timer on delay pada D11 dan D16
belum aktif, maka arus akan mengalir dan menjalankan motor pompa,
namun ketika timer on delay aktif maka arus yang menuju ke C21 dan C23
akan berpindah ke D12 dan D17 yang keduanya merupakan relay untuk
mengaktifkan lampu tanda. Pada kondisi ini tidak ada pompa yang akan
bekerja. Kecuali, kalau terdapat aliran air pada sensor aliran B10 dan B15.
Arus yang menuju ke C21 dan C23 melawati saklar NC dari TOR C21 dan
C23. Dengan begitu, motor akan berhenti beroperasi ketika terjadi beban
lebih. Cara kerja inilah yang terjadi secara terus menerus dari proses
pemindahan air dari tangki 1 menuju tangki 2 secara otomatis sambil
menjaga antara ketinggian air dan operasi pompa.
 Manual
Pengoperasian secara impuls tangan atau manual dikontrol langsung oleh
saklar selektor S10 untuk pompa 1 dan S16 untuk pompa 2. Dengan begitu
pengoperasian dijalankan sesuai dengan kemauan dari penggunanya,
apakah akan menjalankan pompa 1, pompa 2, ataupun keduanya. Dengan
terhubungnya S10 ke posisi impuls tangan, maka supply tegangan akan
langsung terhubung ke D11, yang mana kontak bantu NO-nya akan
menghubungkan supply tegangan ke kontaktor C21 yang melayani pompa
1. Ketika kontaktor C21 bekerja maka kontak utamanya akan segera
menghubungkan motor pompa dengan supply tegangan yang
mengoperasikan motor pompa 1. Begitu pula untuk S16, yang ketika
berada pada posisi impuls, maka supply akan langsung terhubung ke D11,
sehingga menjalankan motor pompa 2.
6.2 Air Blast
6.3 Tanur
Tanur bekerja secara otomatis untuk memanaskan material dengan suhu
awal sebesar 800℃ hingga nantinya dipertahankan sampai 820℃ di dalam
tungku pemanas dan selanjutnya berakhir pada suatu tempat yang disebut
kontainer.
Proses awal dari sistem tanur dimulai dengan menekan saklar S11 yang
kemudian akan menyebabkan K11M bekerja. Bekerjanya K11M ini akan
menggerakkan motor yang menggerakkan konveyor belt. Konveyor belt ini
kemudian membawa bahan yang akan dipanaskan menuju ke ruang
pemanasan. Ketika memasuki ruang pemanasan, bahan tersebut menumpuk
dan pada akhirnya mengaktifkan (menghalangi cahaya) light barrier 1.
Dengan terhalangnya cahaya light barrier 1, maka K13 akan bekerja.
Kerja dari K13 akan memutuskan arus pada motor konveyor belt K11M
sehingga konveyor belt akan berhenti. Selain itu, aktifnya K13 juga akan
mengaktifkan K14M dan Y15. Namun karena K13 di aktifkan dengan sensor,
maka hanya aktif sementara. Dengan bekerjanya Y15 maka solenoid 1 akan
aktif dan valve 1 bekerja dan menutup ruang pemanasan.
Setelah valve 1 tertutup, maka pintu solenoid 1 menyentuh limit switch 1
dan akan menggerakkan solenoid 2 untuk menutup valve 2. Dengan
tertutupnya valve 2, maka akan menekan limit switch 2. Limit switch 2 ini
menandakan bahwa semua pintu ruang pemanasan telah tertutup dan proses
pemanasan akan dilakukan. Proses pemanasan dilakukan dengan kerja dari
K17, K18M dan K19M secara delta.
Proses pemanasan diawali dengan hubung delta hingga mencapai suhu
800° C. Ketika sudah mencapai suhu tersebut maka thermostat S17AE akan
terlepas dan menghentikan kerja K17. Dengan berhentinya kerja K17, maka
proses delta telah selesai dan arus kemudian akan mengalir ke K16 dan K20
dengan hubung star. Proses ini adalah proses kedua pemanasan di mana
hanya ingin mempertahankan suhu pemanasan hingga 820° C. Selama 1-3
menit. Kerja K16 dan K20 akan mengerjakan K21 sebagai timer, yang mana
ketika waktunya telah habis, maka K22 akan bekerja dan memutuskan
hubungan ke K16, K15, K18M, dan K20. Dengan ini proses pemanasan telah
selesai.
Dengan selesainya proses pemanasan, maka valve 1 dan valve 2 akan
terbuka. Ketika valve 2 terbuka, akan menyentuh limit switch 3 yang
menyebabkan solenoid 3 bekerja dan mengaktifkan valve 3 yang diikuti
dengan timer pada K23T. Bahan yang telah di bawa oleh valve 3 ini
selanjutnya dijatuhkan ke dalam container.
Material yang tertarik mundur oleh valve 3 tersebut selanjutnya
dijatuhkan ke dalam kontainer. Ketika telah masuk ke kontainer, maka light
barrier 2, S25AE, akan aktif dan menghubungkan arus ke K11 sehingga K11
akan bekerja dan menjalankan kembali konveyor belt. Dari sini proses tanur
dimulai kembali dari awal.
6.4 Milling
Pengoperasian Milling terbagi menjadi 2 posisi, yaitu posisi normal dan
posisi perbaikan.
 Mode Normal
Prinsip dari posisi normal adalah menjalankan motor secara berurutan,
artinya motor 2 tidak dapat bekerja ketika motor 1 tidak bekerja. Pada
posisi normal arus akan mengalir menuju S17 sebagai tanda bahwa
rangkaian berada pada posisi normal, kemudian kita memulai rangkaian
dengan menekan tombol S19 yang akan menghubungkan arus menuju
K19. K19 aktif maka konveyor belt 1 akan berjalan. Kemudian kita
menekan S21 untuk mengaktifkan motor 2, pada motor 2 terdapat 3 step di
mana masing masing step menggunakan timer on delay. Ketika S21
ditekan maka arus akan mengalir menuju K22T, selang waktu tertentu
maka anak kontak NO K22T akan bekerja dan menghubungkan tegangan
menuju K23M (Step 1). Setelah K23M aktif maka anak kontak NO K23M
akan bekerja dan mengaktifkan K24T, selang waktu tertentu maka anak
kontak K24T akan bekerja dan menghubungkan tegangan menuju K25M
(Step 2). Setelah K25M aktif maka anak kontak NO K25M akan aktif dan
mengaktifkan K26T, selang waktu tertentu anak kontak K26T akan aktif
dan mengaktifkan K27M (Step 3). Kemudian kita menekan S31 untuk
mengaktifkan konveyor belt 2. Sebelumnya K27M wajib aktif agar
tegangan K31M (konveyor belt 2) dapat melalui anak kontak NO pada
K27M. Kemudian kita menekan S33 untuk mengaktifkan K33M (Motor
4). Sebelumnya K31M wajib aktif agar tegangan K33M (Motor 4) dapat
melalui anak kontak NO pada K31M. Sebelum mengaktifkan Motor 5,
wajib mengaktifkan K35 (pneumatic) terlebih dahulu dengan menekan
tombol S34. Lalu kita bisa mengaktifkan K36M (Motor 5) dengan
menekan tombol S36.
 Mode Repair
Prinsip posisi repair adalah motor dapat dijalankan tanpa terikat satu sama
lain, artinya kita dapat mengaktifkan motor 2 tanpa perlu mengaktifkan
motor 1 terlebih dahulu. Pada posisi repair tegangan akan mengalir
menuju K17 sebagai tanda bahwa rangkaian berada pada posisi repair.
Lalu kita bisa menekan S19, S21, S31, S33, S34, S36 sesuai kehendak
kita.
BAB VII
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

 Jobsheet Praktikum Bengkel Listrik Semester IV Politeknik Negeri Ujung


Pandang.
 https://mulyoraharjo.blogspot.com/2012/12/perbandingan-plc-dan-sistem-
kontrol.html
 https://wira.co.id/plc-adalah/
 https://www.kelistrikanku.com/2020/09/phb-panel-hubung-bagi.html
 https://teknikelektronika.com/pengertian-mcb-miniature-circuit-breaker-
prinsip-kerja-mcb/
 https://sinaupedia.com/pengertian-kontaktor/
 https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/\
 https://www.plcdroid.com/2018/03/pengertian-time-delay-relay-
timer.html#:~:text=Timer%20atau%20kepanjanganya%20Time%20Delay
%20Relay%20adalah%20sebuah,digunakan%20untuk%20memutus%20atau
%20menyalakan%20sebuah%20rangkaian%20kontrol.
 https://www.plcdroid.com/2018/03/pengertian-thermal-overload-relay.html
 https://www.carailmu.com/2020/10/materi-saklar-impuls.html
 https://listrikduniaterang.blogspot.com/2016/05/pengertian-push-button-dan-
prinsip.html
 https://www.feriadianto.my.id/2020/08/selector-switch-apa-fungsi-
selector.html
LAMPIRAN

Pompa Konvensional
Pompa PLC

Air Blast Konvensional


Tanur Konvensional
Milling PLC

Anda mungkin juga menyukai