Anda di halaman 1dari 51

BAB I PENDAHULUAN

Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system ketenaga listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya. Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar tenaga listrik yang didistribusikan dapat dilaksanakan secara: a. Aman bagi manusia dan peralatan b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi konsumen. Sebagai kelengkapan dari sebuah gedung, listrik adalah elemen penting dari bangunan itu sendiri. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus diperhatikan ketika kita melakukan pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung, sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah. Masalah yang bisa ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung yang salah, seperti kurang daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil bahkan bisa ke hal-hal yang fatal seperti kebakaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi listrik pada bangunan gedung seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya,komponen / peralatan listrikyang dipakai, pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-masing, dan sebagainya. Bila semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasinyapun akan dirasakan langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan listrik. Baik dalam instalasi listrik di bangunan gedung, ataupun instalasi listrik di gedung bertingkat harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko yang besar dari penggunaan listrik yang salah bisa menimpa kita semua.
Bengkel Otomasi 1

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesatnya berkembang , maka sangat dibutuhkan tenaga kerja yang professional dan handal dibidangnya masing-masing. Untuk menghasilkan pekerjaan yang baik tidak hanya dibutuhkan teori-teori tetapi juga dibutuhkan praktek berdasarkan teori yang ada. Umumnya diindustri-industri banyak sekali digunakan mesin-mesin penggerak untuk mesin produksi, yaitu motor listrik. Pengontrolan motor dapat dilakukan dari yang sangat sederhana sampai pada system pengontrolan yang sangat baik. Begitu juga untuk instalasi penerangan sangat banyak digunakan bahkan memang itu yang paling utama. Pemasangannya harus sesuai dengan standar yang ada karena hal ini menyangkut keselamatan pekerja. Dalam praktek bengkel semester V ini, pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas dari pemasangan instalasi penerangan.

A. Latar Belakang Telah menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa untuk menyusun laporan bengkel semester V ini setelah semua job yang diberikan selesai dikerjakan. Hal ini bermaksud agar mahasiswa dapat membandinngkan teori yang didapat dari buku dengan apa yang telah dikerjakan selama praktek dibengkel. Disiplin ilmu yang dimiliki juga berperan penting sebab teknologi di Indonesia ii sedang berkembang ke arah yang lebih baik, berkembang dan modern. Dengan adanya pengembangan teknologi tersebut maka pekerjaan

perbengkelan sangatlah mempengaruhi hasil produksi dari teknologi tersebut. Begitu juga halnya pada praktek bengkel kali ini, dalam memasang sebuah instalasi listrik dan menghubungkannya ke motor haruslah membutuhkan keterampilan dan kerapian serta ketepatan dalam pengerjaannya, sehingga dapat menghasilkan kerja yang lebih baik, memuaskan dan lebih optimal. sehubungan dengan adanya kemajuan teknologi tesebut maka dari itu diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasannya tentang industry modern, karena seperti yang kita

Bengkel Otomasi

ketahui, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sekarang telah tergantikan oleh tenaga mesin yang jauh lebih cepat dan efisien dalam pengerjaannya. Beranjak dari fenomena tadi maka penulis akan mencoba untuk mengulas bagaiman saya dapat mengerjakan teknik perbengkelan yang baik sehingga dapat menghasilkan kerja yang lebih baik, memuaskan dan lebih optimal yang akan penulis uraikan dalam laporan bengkel kali ini.

B. Tujuan Setiap pekerjaan yang dilakukan tentunya ada tujuan yang ingin dicapai dan juga manfaat yang akan kita peroleh dari pekerjaan tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dan juga manfaat yang akan kita peroleh dari pekerjaan tersebut. Serta dicapai pada praktek bengkel ini adalah sebagai berikut : a. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan fungsi serta dapat membaca dan memahami job yang akan dikerjakan. b. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang digunakan sewaktu praktek berlangsu nng supaya nantinya apabila telah tamat dan bekerja tidak bingung lagi tentang peralatan yang dipakai didunia industry. c. Agar mahasiswa terampil dalam menggunakan alat-alat yang terdapat dibengkel dengan baik dan efisien. d. Agar mahasiswa terampil dalam mengerjakan sebuah instalasi llistrik deangan baik sesuai dengan standarisasi. e. Agar mahasiswa teramoil dalam merangkai, rangkaian control dari sebuah motor listrik. f. Agar mahasiswa selalu disiplin dalam kerjanya dan bisa memperhatikan keselamatan alat dan keselamatan pribadi. g. Agar mahasiswa dapat bertanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan yang dilakukannya dalam laporan bengkel kali ini.

Bengkel Otomasi

h. Agar mahasiswa mengetahui baik dari segi bentuk, sifat-sifat, maupun prinsip kerja dari komponen tersebut. i. Agar mahasiswa mampu merancang suatu instalasi penerangan dan instalasi tenaga. j. Agar mahasiswa bisa membuat laporan kerja yang baik. Agar mahasiswa mampu dengan adanya tujuan dan manfaat yang ingin dicapi tersebut tentunya setiap kita harus dapat melakukan pekerjaan tersebut ssecara baik dan benar, sehingga kita bisa dapat menciptakan hasil kerja yang jauh lebih baik dan memuaskan. Dan tentunya semua itu dapat tercapai apabila ada keseriusan, ketekunan, dan kesabaran dari setiap mahasiswa tersebut.

C. Permasalahan Dalam teori pada umumnya mahasiswa hanya mengetahui sifat suatu komponen listrik secara teori atau sebaliknya. Pada umumnya banyak yang bisa memasang instalasi tetapi tidak mengerti akan peraturan-peraturan listrik atau asal pasang yang penting lampu hidup atau ada arus.

Bengkel Otomasi

BAB II URAIAN UMUM

A. Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan hal yang sangat mendasar yang harus dipatuhi dalam pelaksanaan praktek di bengkel listrik. Hal yang merupakan factor yang paling penting dalam melakukan praktek dibengkel karena menyangkut keselamatan diri serta keselamatan peralatan praktek dibengkel. Disiplin merupakan salah satu cara untuk mencapai hasil yang sempurna dalam praktek brngkel. Disiplin yang paling utama dalam melaksanakan praktek bengkel adalah ketepatan waktu. Mengingat pekerjaan bengkel yang akan dilakukan cukup untuk melaksanakan praktek saja maka waktu yang ada tersebut harus dipergunakan sebaik dan seefisien mungkin. Kedisiplinan juga menyangkut waktu dan peratura-peraturan yang berlaku dibengkel listrik. Jadi kedisiplinan merupakan alat yang ampuh untuk mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan praktikum maupun kegiatan lainnya.

B. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja harus diperhatikan dalam segala pekerjaan yang akan dilakukan baik pekerjaan kecil ataupun pekerjaan besar. Keselamatan kerja harus dilakukan dalam melaksanakan praktikum biasanya terbagi dua yaitu keselamatan diri sendiri(operator) dan keselamatan alat dan benda kerja. Setiap akan melaksanakan praktek bengkel terlebih dahulu perhatikan kondisi tubuh dalam keadaan fit. Karena hal ini erat kaitannya dengan pekerjaaan yang akan kita laksanakan nantinya, agra tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berada dibengkel maka dari itu harus diperhatikan keselamatan kerja. Dalam melaksanakan praktikum, keselamatan kerja harus terkuasai agar terlindung dari apa yang tidak diinginkan sehingga proses pekerjaan bisa berjalan

Bengkel Otomasi

dengan lancer. Adapun cara-cara yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja nantinya adalah sebagai berikut. 1. Keselamatn diri sendiri (Operator) a. Menggunakan perlengkapan kerja yang tidak mengganggu jalannya pekerjaan, seperti: b. Menggunakan baju yang tidak sempit (nyaman) c. Menggunakan sepatu yang sesuai untuk praktek. d. Menggunakan kacamata jika diperlukan. e. Dianjurkan menggunakan alat-alat yang diperlukan. f. Jangan mempermainkan benda-benda tajam dalam praktek. g. Selalu melakukan konsultasi dengan instruktur atau dosen jika mengalami hambatan dalm praktikum. h. Selalu menanamkan sifat hati-hati dan kecermatan dalam praktek yang sedang berlangsung. 2. Keselamatan alat dan benda kerja Sebelum mengambil dan mengembalikan dengan melaporkan kepada teknisi. a. Menjaga setiap peralatan yang digunakan dari setiap kerusakan dalam b. Praktek yang sedang berlangsung c. Membersihkan tempat kerja setelah melakukan praktek d. Periksa terlebih dahulu kelengkapan peralatan yang dipinjam sebelum mengembalikannya ke teknisi. Setelah peralatan dippinjam tadi lengkap, letakkan kembali ketempat semula setelah dilaporkan keteknisi.

C. Standarisasi Salah satu upaya untuk mendapatkan suatu sistem yang tepat yaitu dengan ditentukannya suatu standarisasi yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dengan maksud mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan tercapainya

Bengkel Otomasi

standarisasi, maka peralatan-peralatan listrik dapat dipergunakan dengan baik dan lebih efisien. Dua organisasi internasional yang bergerak dibidang standarisasi ini adalah : 1. International Electrotechnical Commission (IEC) untuk bidang teknik listrik. 2. International Organization For Standarisation (ISO) untuk bidang-bidang lainnya. Organisasi tersebut menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar atau norma. Untuk teknik listrik dikenal norma-norma IEC. Kegiatan standarisasi di Indonesia dilakukan oleh beberapa departemen untuk bidangnya masing-masing. Untuk bidang teknik listrik arus kuat usaha standarisasi diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa instansi lainnya. Peraturan instalasi yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorcshriften Voor Electrische Sterkstrom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE 2004 ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan kemudian dilanjutkan untuk PUIL 1977, 1987, dan 2000 sebagai penerbitan PUIL kedua hingga keempat. Yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977, dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan tahun 2000, namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama yaitu PUIL. Disamping itu, PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam pasal, subpasal, ayat dan subayat seperti pada PUIL edisi sebelumnya. Pembedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistem penomorannya dengan digit. Di samping PUIL
Bengkel Otomasi 7

2000, harus diperhatikan peraturan-peraturan lain yang ada hubungannya dengan instalasi listrik (bagian 1.3 PUIL 2000) antara lain : a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta peraturan pelaksanaannya b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan c. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfatan Tenaga Listrik e. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1993 tentang Usaha Penunjang Listrik f. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/ 40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan g. Peraturan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standarisasi, Sertifikat Akreditasi Dalam Lingkungan

Pertambangan dan Energi. h. Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi ini adalah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan (bagian 1.1 PUIL 2000). Persyararan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000V, arus searah 1500 V dan tegangan menengah sampai dengan 35 KV dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait. (Bait 1.2.1 PUIL 2000). Di samping itu, dengan adanya standarisasi tersebut diatas, maka dapat menjamin tersedianya peralatan-peralatan listrik yang memenuhi standar

Bengkel Otomasi

dipasaran dan dapat mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan peralatan listrik.

Bengkel Otomasi

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam melaksanakan praktek bengkel pada semester V pada pemasangan instalasi gedung bertingkat banyak menggunakan komponen seperti kabel, saklar, stop kontak, lampu, pipa dan lain sebagainya, begitu juga untuk instalasi tenaga komponen yang digunakan seperti kontaktor, panel, on delay, overload, puss button, dan lain sebagainya. Untuk itu dalam melakukan pemasangan suatu instalasi listrik agar dapat beroperasi dengan baik maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai berikut: Pemakaian bahan yang ekonomis. Maksudnya adalah bahan yang digunakan haruslah seefisien mungkin tidak ada kelebihan atau kekurangan dalam prakteknya sebab semua itu sebelumya telah dihiung. Pemilihan alat yang berkemampuan tinggi. maksudnya adalah bahan yang digunakan adalah bahan yang handal atau tahan terhadap panas atau bahan yang digunakan adalah bahan yang sesuai dengan standarisasi menurut PUIL. Pemasangan yang mudah dimengerti apabila terjadi kerusakan. Maksudnya adalah nantintya apabila terjadi kerusakan atau penggantian kabel hendaknya mudah dimengerti oleh orang yang memperbaikinya, misalnya dalam penggunaan warna kabel. Mempunyai kehandalan yang tinggi. Maksudnya adalah pemasangan yang dilakukan harus tahan trhadap suhu, cuaca(ptir), alam dan gangguan dari binatang. Pemilihan alat berdasarkan kemampuannya terhadap fungsi tertentu. Alat-alat yang digunakan dalam merencanakan suatu pemasangan instalasi listrik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.

Bengkel Otomasi

10

Setiap pelaksana atau pemasangannya harus tersusun dengan rapi. Supplay yang digunakan dalam instalasi listrik harus memmpunyai kehandalan yang lebih baik. Perhatikan penggunaan kabel untuk memperhatikan stabilitas tegangan yang konstan.

Macam-Macam Instalasi Dalam sistim kelistrikan dikenal dua macam sistim instalasi antara lain : 1. Instalasi Dalam yaitu instalasi dalam adalah instalasi yang digunakan untuk pelayanan tenaga listrik yang terpasang di dalam gedunggedung seperti perumahan yang mendapatkan supplai tenaga listrik dari instalasi jaringan luar. 2. Instalasi Luar yaitu instalasi listrik yang dipasang diluar bangunan seperti penyalur tenaga listrik dari jaringan distribusi ke konsumen. Instalasi luar ada dua macam yaitu jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR). Jaringan tegangan menengah adalah instalasi listrik penyalur tenaga listrik yang berawal dari gardu induk sampai ke trafo distribusi. Tingkat tegangan saluran primer (saluran tegangan menengah) yang umumnya dipakai di Indonesia adalah tegangan 20 KV. Jaringan tegangan rendah adalah instalasi listrik jaringan distribusi sekunder, dimana jaringan distribusi tersebut langsung terhubung ke Kwh meter konsumen. Tingkat tegangan rendah saluran sekunder (saluran tegangan rendah) yang umum dipakai di Indonesia adalah tegangan 380/220 Volt. Adapun jenis instalasi terbagi atas 1. Instalasi Penerangan 2. Instalasi Daya

Bengkel Otomasi

11

Instalasi Daya Instalasi daya merupakan instalasi listrik yang menggunakan tenaga listrik untuk melayani mesin-mesin listrik seperti pada motor-motor listrik, pendingin ruangan, lift dan lain-lain. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan pada instalasi daya antara lain : a. Pengaman b. Penghantar c. Kontak-kontak d. Tombol tekan e. Kontaktor f. Panel

Instalasi Penerangan Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergunakan untuk melayani beban penerangan. Untuk pencahayaan suatu ruangan didasarkan pada fungsi daripada ruangan tersebut. Kebutuhan peralatan instalasi penerangan antara lain sebagai berikut : a. Lampu penerangan b. Saklar c. Kontak-kontak d. Pipa e. Penghantar f. Pengaman g. Kotak sambung h. Panel hubung bagi (PHB) i. Fitting

Bengkel Otomasi

12

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan instalasi gedung bertingkat sebagai berikut : A. Penghantar Penghantar adalah bahan yang digunakan untuk menghubungkan suatu titik ketitik yang lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berupa kawat berisolasi atau kabel. Jenis penghantar yang lazim digunakan adalah tembaga dan aluminium. 1. Kabel Tembaga Tembaga yang digunakan untuk penghantar pada umumnya tembaga elektrostatis dengan kemurnian 99,5 %. Tahanan jenis () yang telah dijadikan standar internasional sama dengan 0,017241 Ohm mm2/m pada suhu 200 C. 2. Kabel Aluminium Aluminium untuk beban penghantar harus pula aluminium murni, yaitu dengan kemurnian sekurang kurangnya 99,5 %, juga dengan tahanan jenis tidak boleh melebihi 0,028264 Ohm mm2/m pada suhu 20o C. berat aluminium jauh lebih ringan dibanding berat tembaga. 3. Rel ( busbar ) Rel mempunyai sifat kaku dan merupakan penghantar pejal yang dibuat dari berbagai bentuk seperti segi empat, batang, pipa persegi maupun berongga. Rel dapat dipasang sebagai penghantar tunggal (satu rel perfasa) atau berbagai penghantar ganda yakni dua rel atau lebih perfasa.

Aluminium lebih ringan dibanding tembaga, namun kekuatan tarik aluminium lebih kecil dibanding kekuatan tarik tembaga. Untuk itu penghantar aluminium yang ukurannya besar dan pemasangannya direntangkan memerlukan penguat baja atau paduan aluminium pada bagian tengahnya.

Bengkel Otomasi

13

Pemilihan Jenis dan Ukuran Penghantar Ukuran luas penampang penghantar dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi penerangan maupun instalasi daya ditentukan berdasarkan : 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar. 2. Jatuh tegangan yang diperbolehkan. 3. Temperatur Sekitar dan Sifat Lingkungan. 4. Kekuatan Mekanis Penghantar. 5. Kemungkinan perluasan. Dalam suatu instalasi baik instalasi daya maupun instalasi penerangan digunakan berbagai jenis kabel, antara lain : 1. Kabel NYM Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos berisolasi PVC, yang uratnya satu hingga lima. Kalau lebih dari satu, urat-uratnya dibelit menjadi satu dan kemudian diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak supaya bentuknya menjadi bulat. Lapisan pembungkus inti harus lunak, supaya mudah dikupas pada waktu pemasangan. Sesudah itu baru diberi selubung PVC berwarna putih. Untuk pemasangan kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditanam langsung pada plesteran, juga diruang lembab atau basah, ditempat kerja atau gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran. 2. NYM boleh juga dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari ruangan konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar kabelnya. 3. NYM tidak boleh dipasang langsung dalam tanah.

Bengkel Otomasi

14

2. Kabel NYY Pada prinsipnya susunan kabel NYY sama dengan susunan kabel NYM. Hanya saja tebal isolasi dan tebal luarnya serta jenis kompon PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam, uratnya juga dapat berjumlah satu sampai lima. Kabel NYY banyak digunakan untuk instalasi industri didalam gedung maupun dialam terbuka, disaluran kabel dan didalam lemari hubung bagi, apabila diperkirakan tidak ada gangguan mekanis. NYY juga dapat ditanam dalam tanah, asalkan diberi pelindung secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis.

3. Kabel NYFGbY Penghantar ini adalah jenis penghantar/kabel tanah thermoplastic berperisai yang paling banyak digunakan di Indonesia. Uratnya terdiri dari penghantar tembaga tanpa lapisan timah putih,dengan isolasi PVC. Jumlah uratnya kebanyakan tiga atau empat dan kadang-kadang dua. Urat-uratnya ini dibelit menjadi satu, Kemudian

Bengkel Otomasi

15

diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak, dan perisai kawat baja pipih berlapis seng. Perisai kawat baja ini didikat dengan spiral pita baja berlapis seng. Untuk melindungi perisai dari korosi, kabelnya diberi selubung luar PVC berwarna hitam. Perisai dan kawat baja itu juga berfungsi sebagai pelindung elektrostatis yang baik, kerena kabel ini kurang fleksibel, kawat baja pipih ini tidak dapat digunakan perisai kabel ukuran kecil.

Kemampuan Hantar Arus ( KHA ) Yang dimaksud dengan kemampuan hantar arus adalah kemampuan dari suatu penghantar untuk mengalirkan nilai arus secara terus menerus pada kondisi tertentu, tanpa menimbulkan perubahan suhu yang melebihi ketentuan. Berdasarkan PUIL 2000 nomor 7.3 mengenai pembebanan penghantar, setiap penghantar harus mempunyai kemampuan hantar arus tidak kurang sama dengan arus yang akan mengalir melaluinya, yaitu yang ditentukan dengan arus maksimum yang dihitung atau ditaksir. Dengan kata lain KHA maksimum lebih besar atau sama dengan daripada arus maksimum. KHA (maks) KHA (maks) I maks In FK Dimana : In S V = Arus nominal = Daya aktif = Tegangan = I sebenarnya
16

= = = = =

I (maks) FK KHA sebenarnya 1,25 In S/V FKt FKp

I maks
Bengkel Otomasi

FK FKt

= Faktor Koreksi = Faktor koreksi temperatur

FKp = Faktor koreksi penempatan

Sedang perhitungan arus nominal (In) dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Perhitungan untuk 3

.................................................................... (1)

atau

............................................................................ (2)

2. Perhitungan untuk 1 ......................................................................... (3) atau .................................................................................. (4) Dimana : In P S VLL VLN = Arus nominal = Daya aktif (Watt) = Daya Semu (VA) = Tegangan fasa fasa = Tegangan fasa-netral

Cos = Faktor daya

Jatuh Tegangan Yang dimaksud dengan jatuh tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan yang hilang pada penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan ujung pengirim dan tegangan ujung penerima.

Bengkel Otomasi

17

Makin besar arus dan tahanan pada penghantar, makin besar pula tegangan yang terjadi. Menurut PUIL 1987 Pasal 412.A.5 susut tegangan antara hubung bagi utama pada setiap titik beban tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pada panel hubung bagi utama. Jatuh tegangan penghantar dapat dihitung dengan persamaan : ...................................................................................... (5) .......................................................................................... (6)

Dimana : V = Jatuh Tegangan (Volt) I = Arus Beban (Ampere) R = Resistansi Penghantar ()

= Resistansi Jenis Penghantar (/mm2)


L = Panjang Penghantar (m) A = Luas Penampang Penghantar (mm2)

Temperatur Sekitar Penghantar Adanya perbedaan temperatur dari suatu tempat juga menyebabkan adanya perbedaan kemampuan hantar arus dari penghantar, dimana untuk temperature sekitar yang berbeda, maka kemampuan hantar arusnya dipengaharui oleh faktor koreksi temperatur.

Cara Penempatan Penghantar Cara penempatan penghantar pada suatu instalasi ada beberapa macam, baik secara berkelompok maupun tunggal, terbungkus ataupun telanjang. Yang mana penghantar tersebut dapat dipasang langsung pada, di dalam, di bawah plesteran, atau dalam ruangan, bangunan, konstruksi, rangka, tanah, udara dan sebagainya, asalkan lapisan pelindungnya tidak menjadi rusak karena cara pemasangan (tergenjet, sobek)

Bengkel Otomasi

18

dan jika dipasang dalam beton harus menggunakan pipa instalasi yang memenuhi syarat. Pemasangan penghantar pada pipa instalasi tidak boleh ada sambungan penghantar. Penyambungan suatu penghantar harus dilakukan pada kotak sambung atau kotak cabang yang diperuntukkan bagi maksud tersebut. Untuk kabel yang berbentuk pipih (NYIFY) tidak boleh dipasang pada bahan yang mudah terbakar, menumpukkan kabel, dipasang pada ruangan yang terbuat dari kayu dan hanya boleh terpasang pada ruangan kering dan di bawah plesteran kecuali di dalam rongga pada loteng dan dinding terbuat dari beton, batu atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Untuk kabel telanjang hanya boleh dipasang dengan menggunakan isolator yang berkonstruksi baik dan tepat, baik dipandang dari segi beban mekanis maupun elektris, kecuali untuk pembumian pada ruang domestik perumahan. Jarak antara penghantar telanjang dan dinding, serta bagian bangunan konstruksi rangka harus sekurang-kurangnya 5 cm.

B.

Sakelar Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik.

Macam dan jenis saklar ini bermacam-macam dimana masing-masing disesuaikan dengan penggunaanya artinya saklar yang biasa dipakai sehari-hari seperti yang terdapat pada perumahan , sekolah, gedung, dan sebagainya. Setiap saklar yang melayani setiap sirkit utama atau sirkit cabang mempunyai arus nominal tidak kurang dari kerbutuhan maksimum dari bagian instalasi yang dilayani sirkit yang bersangkutan, disamping itu arus nominal saklar, masuk arus mempunyai syarat tidak kurang dari 10 A dan tidak kurang dari kebutuhan maksimum dari sirkit. Adapun cara pengoperasiannya adalah dengan menghubungkan dan memutuskan rangkaian listrimk tersebut ada kalanya saklar tersebut sebagai saklar beban karena memiliki pemutus sesaat. Pada saat saklr membuka untuk memutuskan rangkaian sebuah penggas akan direnggangkan. Pegas ini akan menggerakkan kontak-kontak sakelar sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang
Bengkel Otomasi 19

sangat pendek, jadi kecepatan pemutusnya tidak tergantung pada pegasnya. Pada umumya, sakelar dibuat dari bahan-bahan semacam ebonite atau PVC keras dengan warna hitam, coklat tua, atau putih. Dalam pemasangannya, sakelar ada yang diletakkan pada posisi didalam tembok dan ada juga diluar tembok. Menurut penggunaanya, sakelar terbagi dalam beberapa jenis yaitu: saklar deret, system tunggal, system dua kutub, system tukar, system silang, dan sebagainya, akan tetapi dalam praktek bengkel sakelar yang digunakan adalah :

1.

Sakelar Tunggal

Gambar Saklar Tunggal

Saklar tunggal yang fungsi utamanya sebagai saklar ON-OFF (memadamkan menyalakan). Jenis saklar ini hanya memiliki dua titik hubung yang menghubungkan saluran fasa dengan lampu atau alat lainnya. Biasanya hantaran yang diputuskan untuk menghubungkan pada saklar adalah jalur positif. Jenis ini yang paling umum dari saklar tunggal dan yang paling banyak digunakan adalah jenis saklar tarik (saklar geser) yang biasa diterapkan diruangan kamar atau saklar bel(saklar tekan) yang biasa digunak
Bengkel Otomasi 20

an untuk bel listrik atau saklar baik sebagai saklar ON-OFF. Saklar mempunyai beberapa persyaratan yaitu harus dapat dilayani secara aman tanpa menggunakan alat bantu, jumlahnya harus sedemikian rupa sehingga jumlah pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan aman. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya sesuai dengan daya yang dihubungkannya tetapi tidak boleh kurang dari 5 A. Pada praktek bengkel ini saklar yang digunakan pada pemasangan instalasi penerangan adalah. saklar tunggal, dan saklar tukar, saklar tunggal digunakan untuk rangkaian penerangan dengan daya satu arah walaupun dalam rangkaian twrsebut dipasang berbagailampu penerangan yang berbeda tetapi hanya diatur dalam satu saklar. Pengaturan satu arah merupakan suatu hubungan seri dari saklar tunggal dengan arah lampu penerangan dengan satu jaringan sumber tegangan sumber 220 V. Sedangkan saklar tunggal disebutjuga saklar dua arah kareana mempunyai pengoperasian sebanyak dua arah, maksudnya saklar ini bisa menghidupkan dan mematikan dari saklar itu juga. Dalam praktek bengkel kali ini menggunakan dua buah saklar tunggal dimana saklar tersebut bisa menghidupkan dan mematikan lampu dari dua tempat, biasanya pemasangan saklar ini dipasang dijenjang atau dijalan gang dan lain-lain.

2.

Sakelar Tukar Selain disebut sakelar tukar umumnya disebut juga saklar dua arah atau saklar

hotel atau system pengaturan saklar dua arah yang memastikan untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian dari satu pemakai atau dapat dilakukan didua tempat terpisah, dalam system ini pengaturan saklar tukar lampu penerangan dihubungkan seri dengan kedua saklar tukar dimana kawat penghubungnya bisa disebut dengan kawat penghantar penghubung. Terminal P dari salah satu saklar dua arah dihubungkan padaterminal aktif. P pada dari saklar lainnya dihubungkan kelampu penerangan oleh penghantar saklar.

Bengkel Otomasi

21

Gambar sakelar tukar Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah penginapan maupun di loronglorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis. Dibawah ini adalah contoh rangkaian saklar tukar:

Prinsip kerja rangkaian di atas adalah, lampu akan menyala jika kedua saklar berada pada posisi yang sama, misal posisi saklar berada dibagian kontak atas semua atau kontak bawah semua. Dapat dilihat dari rangkaian diatas. Sedangkan lampu akan

Bengkel Otomasi

22

padam jika posisi saklar berbeda tempat, misal satu saklar berada di kontak atas dan satu lainnya di kontak bawah atau sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan saklar bisa dihidupkan maupun dimatikan dari arah bergantian. 3. Sakelar Tuas TPDT atau saklar engkol merupakan komponen saklar yang banyak digunakan pada instalasi tenaga. Biasanya digunakan untuk pengoperasian dua saluran listrik yaitu dari supplay PLN dan dari supplay Generator atau pembangkit sendiri. Saklar ini digunakan pada system 3 fase karena memiliki tiga terminal pada setiap partisinya, saklar ini memiliki dua arah yaitu pada posisi 1,0,II. Supplay untuk penerangan dipasang pada posisi tengah (0) dan yang lainnya (Idan II) dari sumber tegangan.

C.

Stop Kontak

Gambar Kotak Kontak Stop kontak merupakan salah satu komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai terminal penghubung antara steker demngan PLN, tipe dan jenis stop kontak bermacam-macam antara lain ada yang ditan am dalam tembok (IB) dan di luar tembok (OB). Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat dan ada juga yang berbentuk persegi.

Bengkel Otomasi

23

Terminal pada stop kotak ada tiga jaluar yaitu untuk jalur positif, untuk jaur negative dan untuk jalur pentanahan. ((grounding). dengan perkembangan zaman stop kontak ada yang dilengkapi dengan lampu tanda sekering.

D.

Fiting Fitting adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-kawat

jaringan listrik secara aman. Sambungan lampu dengan kawat-kawat jaringan listrik harus dilakukan secara aman dan untuk menciptakan keamanan pada pemasangan lampu dapat menggunakan fitting. Berdasarkan pemakaiannya bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu fitting tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan stop kontak dan lain-lain.

Gambar Fitting

Ada dua jenis pemasangan bola lampu pada fitting yaitu : 1. Sistem ulir (puntikr) yang biasanya digunakan pada lampu-lampu rumah dan penerangan jalan. 2. Sistem tekan yang biasanya digunakan untuk lampu hias, lampu mobil dan sebagainya yang umumnya brukuran kecil / berdaya kecil.

Bengkel Otomasi

24

E. Lampu Lampu merupakan komponen yang mengeluarkan dan memberikan sumber cahaya untuk penerangan. Jenis lampu yang digunakan untuk praktek bengkel adalah lampu pijar, lampu TL dan lampu tanda.

1.

Lampu Pijar Lampu pijar merupakan lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara

memanaskan serabut pijar (filamen). Serabut pijar adalah kawat logam halus yang mempunyai hambatan terhadap arus yang mengalir. Didalam serabut pijar inilah tenaga listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Bola lampu dibuat dari kaca yang jernih, udaranya telah diambil dari bola sedemikian rupa hingga tinggal menghabiskan bola lampu hampa udara tanpa terdapat zat asam lagi. Keadaan seperti ini akan mencegah filamen terbakar habis.

Gambar Lampu Pijar

Jika bola lampu diisi dengan gas argon, maka gas argon itu akan mencegah filamen menguap. Filamen yang menyala didalam tempat yang diisi gas argon suhunya menjadi lebih tinggi, sehingga akan lebih banyak menghasilkan cahaya.
Bengkel Otomasi 25

Untuk membaurkan cahaya yang kuat dan berpusat pada serabut pijar, banyak lampulampu yang dibuat dari kaca buram seperti kaca putih susu atau kaca berwarna. Jenis lampu ini biasanya dipilih dengan alasan untuk hiasan, misalnya untuk lampu lantai, lampu meja, lampu taman, atau lampu dinding.

2. Lampu TL

Gambar Armatur Lampu TL

Lampu TL memiliki cahaya yng sejuk dibandingkan lampu pijar sengga digunakan disebut juga lapu fluorescent atau lampu neon, dari segi cahaya lampu TL sebagai penerangan untuk kebun hidroponik. Lampu TL terbuat dari kaca dengan bentuk bulat memanjang serta didalamnya terdapat filament dan gas argon atau air raksa dan elektroda. Lampu TL dilengkapi denganTrafo ballast dan Starter. Akan tetapi pada pratikum kali ini hanya menggunakan lampu pijar saja.

Bengkel Otomasi

26

F.

Pipa Instalasi

Gambar Pipa instalasi

Pipa instalasi mempunyai fungsi sebagai pelindung terhadap kawat hantar, dengan jalan memasukan kabel kedalaman pipa agar terlindungi. Pipa yang sering digunakan berupa pipa paralon yang terbuat dari plastic PVC. Pemasangannya bisa didalam tembok dan diluar tembok. Hal ini dimaksudkan agar isolasi hantaran terlindungi dengan baik dan lebih mempunyai daya tahan (awet). Selain itu jenis pipa union sering digunakan pipa in I terbuat dari pelat besi yang cukup ringan dan mudah untuk dibengkokkan. Pipa union lebih kuat dari pipa PVC, tetapi pipa union lebih kuat atau jarang digunakan dari pada pipa PVC, selain itu harganya murah juga ringan serta tahan terhadap udara lembab, bahkan terlepas dari kemungkinan terjadinya hubung singkat. Setiap pipa akhirnya memiliki panjang sekitar 4m, jumlah kabel yang boleh dimasukkan kedalam pipa tergantung pada diameter kabel. Penggunaan pupa PVC memiliki keuntungan yakni daya isolasinya baik sehingga mengurangi kemungkinan gangguan tanah, tahan hamper semua bahan kimia, tidak menjalarkan nyala api dan mudah penggunaanya. Kelemahan pipa ini adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal diatas 600 C. Selain itu ditempat yang diperlukan pipa PVC harus diberi perlindungan dari kerusakan mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Syarat umum pipa instalasi adalah

Bengkel Otomasi

27

harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahanan panas dan lembab serta tidak menjelas kan panas api, selain itu permukaan luar dan dalm pip harus licin dan rapi. Keuntungan pipa adalah boleh dihubungkan dengan tanah yang sangat penting untuk keamanan seperti halnya dalam bengkel konstruksi. Tetapi ada juga, oleh karena sambungan tidak tepat untuk menganggap suatu pipa sekrup yang dihubungkan dengan tanah sebagai pengaman yang sempurna untuk mencegah bahaya penyinggungan. Klem, digunakan sebagai penahan pipa agar melekat kedinding atau langitlangit dan juga sebagai penahan kontak sambungan , saklar, stop kontak , dan lainlain. yang ditetapkan antara klem dengan komponen yang lain adalah 10 cm, jarak klem dengan klem adalah 80-100 cm sedangkan untuk meninggikan pipa maka digunakan pelana yang dipasang serangkai dengan klem pipa. Ukuran klem yang digunakan disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai. Elbow, digunakan untuk pemasangan pipa pada belokan-belokan dinding, ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai bahan elbow terbuat dari besi atau union dan ada juga yang terbuat dari plastic PVC.

G.

Kotak Sambungan Penyambungan atau percabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa

harus dilakukan dalam kontak sambungan, hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kontak sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan lasdop setelah diisolasi. Selain itu pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang kontak sambung lurus setiap panjang tertentu penarik kabel unyuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kontak tarik ini apabila tidak terpaksa hataran tidak boleh dipotong untuk kemudian disambungkan lagi.

Bengkel Otomasi

28

Gambar 3.9 Kotak Sambung

H.

Pengaman Pengaman adalah suatu peralatan yang digunakan pada instalasi listrik yang

berfungsi untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi itu jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal. Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila dalam suatu instalasi listrik terjadi suatu gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan gangguan itu saja yang bereaksi. Arus nominal dari pengaman tidak boleh melebihi kemampuan hantar arus dari penghantar dari tempat yang dilindungi, kecuali bila tidak terdapat pengaman yang mempunyai arus nominal sama dengan kemampuan hantar arus penghantar, maka dapat digunakan pengaman yang lebih besar atau setingkat. Adapun pengaman yang digunakan dalam suatu sistem kelistrikan antara lain : 1. Pengaman Lebur ( Fuse) 2. Miniatur Circuit Breaker ( MCB ) 3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) 4. No Fuse Breaker (NFB) 5. Thermal Overlay Relay ( TOR )

Bengkel Otomasi

29

Gambar Bentuk MCB 1 Phasa thermal overload dan 3 phasa I. Panel

Gambar Bentuk Panel Panel merupakan box atau wadah tempat rangkaian pengontrolan tertentu yang fungsinya menjaga keamanan dan keselamatan dari rangkaian terhadap gangguan yang mungkin akan mengganggu atau panel merupakan salah satu pengaman, pengontrolan dan pusat dari suatu jaringan listrik. Panel berguna untuk

Bengkel Otomasi

30

memahami suatu rangkaian listrik,

panel tersebut macam-macam pengunaanya

adanya yang digunakan sebagai distribusi, penerangan daya dan lain-lain. Ada beberapa jenis model konstruksi panel yang dipakai dalam pemasangan instalsi listrik yaitu : 1. Konstruksi panel rangkaian terbuka Papan hubungan bagi panel jenis ini tidak memakai tutup pada semua sisi, jadi bagian yang bertegangan tidak terlindungi terhadap bahaya sentuh sehingga cocok digunakan pada ruangan yang tertutup (gardu induk perangkat) dan hany aboleh didekati oleh operator panel tersebut. 2. Panel yang bagian dalamnya tertutup rapi Pada panel ini operator terhindar dari bahaya srntuh. Pada sisi depan tertutup rapat, tetapi pada sisi lainnya terbuka. Banyak digunakan dalam ruangan tertentu. 3. Panel jenis cobical Pada panel jenis ini semua sisi tertutup rapat pada bagian depan dan terdapat alat-alat listrik diman aoperator dapat mengoperasikan atau mengamati peralatan tersebut, panel jenis ini banyak digunakan di tempat terbuka atau pemasangannya lebih tinggi 1 meter keatas. 4. Panel box-box Panel ini terentuk dari box-box yang terpisah, kemudian diikat menjadi satu nama bagian yang tegangannya terlindungi. Dalam merencanakan sebuah panel sebuah rangkaian panel order tertentu harus diamati hantaran listrik(matering selalu pada permualaan dari suatu diagram) dan hantaran keluar(dimulai dari ukuran yng diakhiri dengan ukuran kecil), sedangkan diagram rangkaian panel berguna untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mengoperasikan atau dipahami oleh teknisi lain. Sistem diagram panel sangat cocok untuk instalasi kecil misalnya untuk gedunggedung perkantoran dengan kata lain panel-panel distribusi sederhana dengan 15

Bengkel Otomasi

31

hantaran keluaran. Indentifikasi dari rangkaian-rangkaian dan peralatan tidak hany apenting bentuk diagram, tetai sama pentingnya untuk untuk diagram rankaian

instalasi yang benar dengan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel dan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel dan menunjukkan maksudnya. Setiap peralatan perlindungan untuk menunjukan bagaimanakah rangkaian utama dan bagian konsumen yang harus dilindungi. Panel hubung bagi adalah kotak yang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kokoh dimana tempat meletakkan dan pemasangan dari peralatan-peralatan seperti penghantar, MCB, MCCB, NFB, TOR., busbar, panel indikator dan lain sebagainya. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi, yaitu dipasang di dekat alat ukur PLN atau KWh. Panel hubung bagi terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kokoh. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi, yaitu dipasang di dekat alat ukur PLN. Instalasi konsumen dimulai sesudah alat ukur ini. Pada saluran masuk suatu perlengkapan hubung bagi yang berdiri sendiri, harus ada sekurang-kurangnya satu saklar. Kemampuan hantar arus saklar masuk ini harus sekurang-kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya. J. Kontaktor

Gambar Bentuk Kontaktor

Bengkel Otomasi

32

Kontaktor adalah komponen pengendali yang digunakan sebagai saklar kontak yang bekerja memanfaatkan daya magnet . Kontaktor mempunyai 3

kontak utama dan 2 kontak bantu yaitu kontak NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) kondisi normal tettutup serta konektor-konektor kumparan magnet. Tegangan yang terlalu tinggi pada kumpuran kontaktor menyebabkan berkurangnya atau sering rusaknya kumparan, sedangkan tegangan yang terlalu rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dri kontaktor menjadi berkurang dan dapat menimbulkan bunga api pada permulaanya yang dapat

merasakan kontak-kontak. Pengoperasian kontaktor biasanya dilengkapi dengan tombol tekan (Push Boton) sebagai pemasok tegangan awal. Tombol tekan dihubungkan seri dengan kontaktor, cara kerjanya adalah, apabila tombol tekan ditekan maka arus yang mengalir dalam coil yang menimbulkan magnet, sehingga anak kontaknya akan tertarik yaitu anak kontak NO menjadi NC dan anak kontak NC menjadi NO. Pada tombol tekan ini bekerja hanya sesaat (selama ditekan) maka dibutuhkan anak kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai penngunci apabila tombol tekan dilepaskan maka kontaktor akan tetap beroperasi. Maka dari itu dibutuhkan anak kontak NO yang dirangkai parallel dengan kontaktor itu sendiri, selain dari anak kontak kontaktor juga memiliki kontak utama yang mana difungsikan untuk supplay beban yang diinginkan.

Bengkel Otomasi

33

Macam-Macam Peralatan Listrik Selain komponen diatas, adapun peralatan yang digunakan untuk mengerjakan suatu instalasi listrik, antara lain : 1. Tang Pengupas

Gambar Tang Pengupas Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk penyambungan. 2. Tang Buaya

Gambar Tang Buaya Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.

Bengkel Otomasi

34

3. Tang Pemotong

Gambar Tang Pemotong Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan benda kerja. 4. Tang Kombinasi

Gambar Tang Kombinasi Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan. 5. Tang Pembulat

Gambar Tang Pembulat

Bengkel Otomasi

35

Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan mata itik. 6. Obeng minus dan Obeng Plus.

Gambar Obeng minus dan Obeng Plus Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja. 7. Ragum

Gambar 2.18.10 Ragum Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan kerja terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan kabel.

Bengkel Otomasi

36

8. Mistar Baja.

Gambar Mistar Baja Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan menunjukkan perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang diukur. Alat ini terbuat dari bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat. Guna kelenturan mistar adalah untuk memudahkan mengukur panjang benda yang lengkung.

Bengkel Otomasi

37

BAB IV INSTALASI PENERANGAN

Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system ketenaga listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya. Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar tenaga listrik yang didistribusikan dapat dilaksanakan secara: a. Aman bagi manusia dan peralatan b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi konsumen.

Penerangan Dalam Ruangan Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu objek secara visual. Pada banyak industri, penerangan mempenyai pengaruh terhadap kualitas produk. Tingkat penerangan, baik yang tinggi, rendah, maupun yang menyilaukan berpengaruh terhadap kelelahan mata maupun ketegangan syaraf. Untuk memperoleh kualitas penerangan yang optimal IES (Illumination Engineering Society) menetapkan standar kuat penerangan untuk ruangan. Pada saat merencanakan penerangan dalam ruangan yang harus diperhatikan pertama kali adalah kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan, dan arah pencahayaan sumber penerangan. Kuat penerangan akan menghasilkan luminasi karena factor pantulan dinding maupun lantai ruangan. Pancaran cahaya perlu mendapat perhatian pada perencanaan disamping warna yang dihasilkan sumber cahaya. Sumber cahaya adalah satuan penerangan lengkap yang terdiri dari lampu beserta perlengkapannya baik untuk operasi

Bengkel Otomasi

38

kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan lampu, melindungi serta menghubungkan lampu pada sumber tegangan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian perancang penerangan di dalam ruangan anatara lain. a. Ekonomi. Jika yang menjadi pertimbangan ekonomi adalah daya (W) maka efikesi (lm/W) lampu yang akan digunakan harus menjadi pertimbangan. b. Umur lampu (Life time). Umur lampu dapat dijadikan pertimbangan penggantian lampu hanya bila ada lampu yang mati dan seberapa ekonomis penggantian secara berkelompok c. Memperhitungkan arus cahaya minimum yang akan terjadi selama pemakaian. d. Warna cahaya lampu e. Alat bantu yang diperlukan, misalnya : armature, pengontrol. f. Efek yang mungkin ditimbulkan, antara lain : bayangan, stroboskopis, silau.

Sistem Penerangan Tidak selalu cahaya dari suatu sumber cahaya dipancarkan langsung ke suatu objek penerangan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 klasifikasi system pancaran cahaya dari sumber cahaya yaitu:

1. Penerangan Tak Langsung Pada penerangan tak langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan kelangit-langit ruangan sehingga yang dmanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya pantulan. Pancaran cahaya pada penerangan tak langsung dapat pula dipantulkan pada dinding sehingga cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja adalah cahaya pantulan dari dinding.

Bengkel Otomasi

39

2. Penerangan Setengah Tak Langsung Pada penerangan tak langsung 60 hingga 90% cahaya diarahkan ke langitlangit.Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip dengan distribusi penerangan tak langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih tinggi. Perbandingan kebeningan antara sumber cahaya dan sekelilingnya tetap memenuhi syarat tetapi pada penerangan ini timbul bayangan walaupun tidak jelas. 3. Penerangan Menyebar (Difus) Pada penerangan difus distribusi cahaya keatas dan bawah relative merata yaitu berkisar 40 hingga 60%. Perbandingan ini tidak tepat masing-masing 50% karena armature yang berbentuk bola yang digunakan ada kalanya terbuka pada bagian bawah atau atas. Armatur terbuat dari bahan yang tembus cahaya, antara lain: kaca embun, fiberglas, plastic. Penerangan difus menghasilkan cahaya teduh dengan bayangan lebih jelas disbanding yang dihasilkan 2 penerangan yang dihasilkan sebelumnya. Penggunaan penerangan difus antara lain pada: tempat ibadah. 4. Penerangan Setengah Langsung Penerangan secara langsung 60 hingga 90% cahayanya diarahkan kebidang kerja selebihnya diarahkan kelangit-langit.Penerangan jenis ini adalah efisien. Pemakaian penerangan setengah langsung antara lain pada: kantor, kelas, took, dan tempat kerja lainnya. 5. Penerangan Langsung Pada penerangan langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan ke bidang kerja. Pada penerangan langsung terjadi efek terowongan (tunneling effect) pada langit-langit yaitu:tepat diatas lampu terdapat bagian yang gelap. Penerangan langsung dapat dirancang menyebar atau terpusat, tergantung reflector yang digunakan.

Bengkel Otomasi

40

Kebutuhan Lampu Untuk Ruangan Aspek pencahayaan menentukan kebutuhan lampu, demikian pula teknik instalasi penerangan dan perawatannya. Rekayasa penerangan dan factor pemakai perlu diperhitungkan agar didapat kualitas penerangan yang memadai. Factor yng menentukan kualitas penerangan adalah: kuat penerangan (Lux), distribusi cahaya, silau seminimal mungkin, arah pencahayaan dan tata letak lampu, warna cahaya dan efek pencahayaan. Untuk kebutuhan daya dan jumlah lampu di dalam ruangan, yang perlu ditentukan kuat penerangan yang diperlukan. Standar untuk kuat penerangan pada berbagai ruangan merujuk pada ESI (Equal Sphere Illumination). Jumlah sumber penerangan yang diperlukan (n) pada suatu ruangan dapat dihitung menggunakan persamaan 1. .................................................................................. (7) Persamaan 7 dapat dinyatakan dengan bentuk lain sebagaimana persamaan 8. ............................................................................. (8) Dimana: 1,25 = arus cahaya tiap lampu (lm) = efekisi (lm/W) = Faktor pengali, karena E Lampu baru lebih besar sekitar 1,25 kali E nominal akibat pengaruh pengotoran dan umur pemakaian A E fkc kp n1 = Luas bidang yang diterangi (m2) = Kuat penerangan (lx) = Faktor kerugian cahaya = Koefisien pemakaian = Banyak lampu tiap sumber cahaya

Metode pertihungan penerangan untuk keperluan penerangan di dalam ruangan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu: 1. Metode perhitungan dengan indeks ruang

Bengkel Otomasi

41

2. Metode perhitungan dengan daerah ruang (zonal cavity) Metode yang pertama lazim digunakan di Negara: Nederland, Jerman dan beberapa Negara Eropa. Sedangkan metode yang kedua lazim digunakan di Amerika Serikat.

Metode Indeks Ruang Untuk menentukan kebutuhan sumber penerangan suatu ruangan perlu memperhitungkan indeks bentuk atau indeks ruang. Besarnya indeks ruang dinyatakan dengan persamaan:
( )

..................................................................................... (9) = panjang ruang (m) = lebar ruang (m) = tinggi ruang (m) = indeks ruang

Dimana:

p l t k

Metode Daerah Ruang (Zonal Cavity) Pada metode ini dibagi menjadi 3 daerah ruang, yaitu: daerah ruang langitlangit, daerah ruang kamar dan daerah ruang lantai. Langkah perhitungannya sebagai berikut: 1. Daerah ruang langit-langit adalah ruang antara sumber penerangan dengan langit-langit, daerah ruang lantai adalah ruang antara lantai dengan bidang kerja, sedangkan daerah ruang kamar adalah ruang antara bidang kerja dengan sumber penerangan.

Bengkel Otomasi

42

Lampu

trll trk

Bidang kerja

trl

Gambar Pembagian Daerah Ruang

2. Jika panjang, lebar dan tinggi suau ruangan diketahui, maka perbandingan ruang (PR) secara umum menggunaan persamaan sebagai berikut: ..................................................... (10) Sehingga untuk ruang berbentuk persegi panjang:
( )

.................................................................. (11)

Sehingga untuk ruang berbentuk lingkaran: .............................................................. (12) Perbandingan ruang langit-langit: ..................................................................... (13) Perbandingan ruang kamar: ..................................................................... (14) Perbandingan ruang lantai: ...................................................................... (15) 3. Untuk mendapatkan nilai pantulan efektif langit-langit menggunakan tabel koefisien pemakaian berbagai jenis sumber penerangan. 4. Untuk mendapatkan nilai pantulan lantai menggunakan tabel factor pengali selain reflektasi lantai. 5. Menentukan factor pemakaian (fp) berdasarkan data dari pabrik lampu.

Bengkel Otomasi

43

Penerangan Pada Bagunan Publik Bangunan publik adalah bangunan yang digunakan oleh masyrakat umum seperti hotel, rumah sakit, arena olah raga dan pusat perbelanjaan. Ruang medis di suatu rumah sakit dikategorikan menjadi 3, yaitu: 1. Kategori 1 meliputi ruang fisoterapi, perawatan, hidroterapi, ruang praktek dokter umum dan gigi,pemeriksaan angiografi dan dialisa. 2. Kategori 1E meliputi ruang pembedahan kecil, ruang bersalin, bedah rawat jalan, dan pemeriksaan intensif. 3. Kategori 2E meliputi ruang persiapan bedah, bedah, pemulihan, bedah gips, kateterisasi jantung dan bersalin klinis. Kuat penerangan untuk meja operasi di rumah sakit distandarkan 10,000 hingga 50,000 lx, sedangkan untuk ruang terapi 1000 lx, 100 lx untuk sal, untuk koridor sekitar ruang pasien 3-5 lx, dan lampu tidur 0.1 lx. Khusus untuk penerangan ruang operasi disiapkan Genset cadangan sebagai catu daya pengganti khusus (CDPK) atau UPS dengan maksud agar sumber listrik untuk ruang operasi tidak terputus walaupun terjadi gangguan suplai listrik dari perusahaan listrik.

Memasang instalasi listrik rumah bertingkat Penjelasan dibawah ini merupakan cara pemasangan instalasi listrik pada rumah bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat yang sangat susah dalam memperbaikinya. Banyak sekali ditemui titik percabangan instalasi maupun pipa instalasinya ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu dari hal-hal yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada benarnya, akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh saluran instalasi akan sedikit banyak mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan adanya rongga didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC . Apabila pemasangan instalasinya tidak benar akan mengakibatkan kesusahan dalam memperbaiki maupun jika akan dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?
Bengkel Otomasi 44

Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat.

Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton.

Cara pemasangan instalasi rumah bertingkat sebagai berikut :

Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap lantai.

Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.

Bengkel Otomasi

45

Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah ini :

maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat seperti gambar dibawah ini:

dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini :

Bengkel Otomasi

46

Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari kebocoran.

Bengkel Otomasi

47

BAB V ALAT DAN BAHAN

Instalasi Penerangan 1. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. Obeng + Obeng Tang buaya Tang kombinasi Gergaji Besi Palu besi Tang potong 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 buah

2.

Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada praktek instalasi Gedung 3 Tingkat ini adalah : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Box panel Kotak hubung MCB 1 Phasa MCB 3 phasa Line-up Conector Lampu Pijar Fitting Sakelar Tunggal Sakelar Seri Sakelar Bel Stop Kontak 1 Phasa 1 Buah 2 Buah 3 Buah 1 Buah 1 Buah 9 Buah 9 Buah 5 Buah 2 Buah 1 Buah 5 Buah
48

Bengkel Otomasi

l.

Tekong

5 Buah 5 Meter

m. Kabel NYA

Bengkel Otomasi

49

BAB VI LANGKAH KERJA

A. Langkah Kerja Pemasangan Instalasi Penerangan Dalam pemasangan instalasi penerangan memang sangat dituntut ketelitian karena banyak penyambungan kabel yang akan dilakukan pada kotak hubung maka dari itu harus mengikuti langkah-langkah berikutini nantinya agar dalam pemasangannya tidak terjadi kesalahan. 1. 2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk instalasi penerangan. Setelah peralatann dan bahan siap periksa kembali bahan yang dipinjam apakah sesuai dengan yang dibutuhkan dan cek juga apakah peralatan tersebut dalam kondisi baik. 3. Memasang rel untuk meletakan peralatan yang akan dipakai didalam box panel. 4. Merangkai rangkaian seperti gambar rangkaian yang telah dibuat dan telah diperiksa oleh dosen. 5. Pemasangan yang akan dilakukan terdiri dari 2 group yaitu pemasangan 3 fhase dan 1. 6. Setelah rangkaian selesai beri sumber tegangan 3 fase untuk mengoperasikan pemasangan instalasi yang telah dirangkai. 7. Setelah memberikan sumber tegangan maka lakukan pengetesan rangkaian tersebut.

B.

Langkah Kerja Pemasangan Panel Kontrol Dalam praktek pemasangan panel daya memang banyak memerlukan

peralatan dan memasangnya haruslah sesuai yang diinginkan karena panel ini berfungsi sebagai supplay tegangan sumber bagi instalasi penerangan dan instalasi tenaga adapun langkah-langkah yang dibutuhkan :

Bengkel Otomasi

50

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memasang panel daya. Pada tempat yang telah ditentukan. 2. Memasang rewl untuk meletakkan komponen yang akan digunakan. 3. Memasang komponen yang akan digunakan. 4. Pada MCB pertama digunakan untuk sumber tegangan instalasi penerangan. 5. Pada MCB kedua digunaka nn untuk supplay keinstalasi tenaga motor dol. 6. Pada MCB ketiga digunakan untuk suplay kontaktor yang nantinya akan menyupplay tegangan ke stok kontak 3 fase dan mengoperasikan motor . Dan kontaktor tersebut dioperasikan dari Ss. 7. Pada MCB keempat untuk digunakan supplay untuk motor segitiga bintanng otomatis. 8. Pada MCB kelima digunakan untuk supplay starting motor putar kiri putar kanan.

Bengkel Otomasi

51

Anda mungkin juga menyukai