Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

“ INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM “

DISUSUN OLEH :

NAMA : KERIN BERLIANA


KELAS : 1 LE
NIM : 061930311834

DOSEN PEMBIMBING :

HERMAN YANI, S.T., M.Eng.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

KELAS KERJASAMA PT.PLN (PERSERO)

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2019/2020
I. INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM ( PJU )

Instalasi penerangan jalan umum adalah instalasi yang dirancang untuk menyediakan power
suplay untuk penerangan / lampu jalan umum dan instalasi PJU biasanya direncanakan dan
pasang di alam terbuka.

Cara memasang instalasi penerangan jalan umum ( PJU ) ada dua macam:

1. Pemasangan PJU dengan cara Under ground cabel ( kabel bawah tanah )

Penghantar yang bisa digunakan

 Pemasangan penghantar sistem under ground harus mengikuti ketentuan pemasangan


kabel tanah sesuai PUIL 2000

 NYY bisa ditanam dengan cara diberi pelindung (pipa, pasir + bata,dll ). tetapi sangat
dihindari apa bila dipasang di daerah yang rawan tekanan mekanis (Contoh
penyebrangan jalan atau perempatan jalan )

 NYFGBY bisa ditanam langsung ditanah karena kabel jenis ini sudah dilengkapi prisai
baja yang bisa melindungi terhadap gangguan mekanis.

 CATATAN Kabel instalasi jenis NYM bukanlah jenis kabel tanah, karena itu dalam
keadaan bagaimanapun tidak boleh ditanam di dalam tanah.

 dll
2. Pemasangan PJU dengan cara kabel udara

Penghantar yang bisa digunakan

 Pemasangan harus mengikuti ketentuan- ketentuan pemasangan kabel udara pada PUIL
2000

 TC ( Twistet cabel ) sebutan kabel udara yang sudah familier dilapangan. ( di PUIL
macam – macam kabel udara yaitu NFY, NFAY, NF2X, NFA2X, dll )
 Pada kabel TC untuk pengidetifikasian :

 Pada kabel TC ada garis / setrip satu digunakan untuk menandai fase = R
 Pada kabel TC ada garis / setrip dua digunakan untuk menandai fase = S
 Pada kabel TC ada garis / setrip tiga digunakan untuk menandai fase = T
 Pada kabel TC tidak ada garis / setrip digunakan untuk menandai Netral = N

Penyambungan kabel atau penghantar pada PJU

 Sambungan Penghantar dengan sistem Under ground cabel (kabel tanah ) bisa dengan
cara disolder,diterminal , dipres atau cara lain yang sederajat dan dimasukan dalam
kotak sambung ( mof )

 Sambungan penghantar dengan sistem kabel udara bisa dengan cara kotak box terminal
dan konektor.

 2.5.4.4 Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan aluminium atau
tembaga berlapis aluminium) tidak boleh disatukan dalam terminal atau penyambung
punter kecuali jika alat penyambung itu cocok untuk maksud dan keadaan
penggunaannya.

 Penghantar aluminium tidak boleh dihubungkan dengan terminal dari kuningan atau
logam lain berkadar tembaga tinggi, kecuali bila terminal itu telah diberi lapisan yang
tepat atau telah diambil tindakan lain untuk mencegah korosi.

 Sambungan kabel almunium dan tembaga bisa dilakukan dengan konektor, sekun,
terminal dari bahan bimetal

PHB pada instalasi PJU

 Pemasangan PHB untuk PJU harus mengikuti ketentuan Pemasangan PHB tutup
pasang diluar pada PUIL 2000.

 Ketinggian PHB tidak boleh kurang 1.2 meter.

 Inti pokok komponen PHB, Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri
harus dipasang setidak-tidaknya satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar
setidak-tidak dipasang satu proteksi arus .

 Pada komponen PHB seperti saklar utama dan MCB (Pengaman ),dll harus bertanda
SNI
ARDE dan penghantar proteksi

 Arde dan Penghantar proteksi mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu
instalasi, karena semua BKT seperti PHB, armatur, tiang, dll harus di groundingkan
untuk menghindari teganan sentuh terlalu tinggi.

 Pada sistem TN-C-S semua BKT dihubungkan dengan Pembumian di PHB dengan
mengunakan penghantar proteksi ( PE ).

 Pada sistem TT semua BKT dibumikan terpisah dengan Pembumian pada PHB (
Dengan kata lain semua BKT dibumikan / digrounding sendiri ).

II. RANGKAIAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN


TIMER

a. Rangkaian lampu penerangan jalan menggunakan Timer Delay relay (TDR) dan
Kontaktor magnet

Perhatikan gambar

Gambar di atas menunjukan sistem penerangan jalan yang dapat kita lihat langsung di sisi jalan.
Terdiri dari solar cell, box panel, dan lampu penerangan jalan.

Ada dua kemungkinan sistem yang dapat dilakukan

• Pertama
Karena arus dari solar cell itu DC (searah) sementara komponen seperti Timer dan Kontaktor
magnet pada umumnya menggunakan arus AC (bolak – balik)

• Kedua
Komponen Timer dan Kontaktor pada rangkaian ini menggunakan arus DC (searah)
Oleh karena itu saya menggunakan komponen Power suplay.

Sediakan alat dibawah ini


• Tang potong
• tang pengupas
• Obeng – dan obeng +
• Tespen
• Avo meter untuk pengukuran
Bahan – bahan
Kabel secukupnya dan seadanya (disarankan NYAF)
Kontaktor magnet 1 Buah
Timer Delay Relay 2 buah
Lampu
MCB bila diperlukan

perhatikan gambar dibawah

Pada gambar dijelaskan bahwa arus dimulai dari Power suplay yang bila dalam Lampu
penerangan jalan terhubung ke Solar cell

Arus dari Power suplay ke MCB diteruskan masuk ke Kontak NC (terhubung) kontaktor
magnet yaitu pada nomor 21 dan 22 dan diteruskan ke Timer. Karena tujuan dari rangkaian
pertama ini untuk menghidupkan timer 2 maka, arus masuk pada kontak hubung Nomor 2 pada
Timer 2 sebagai penggerak Koil pada Timer delay relay
Kemudian, Arus dari power suplay masuk ke MCB, diteruskan menuju kontak hubung nomor
1 pada Timer 2, terusan arusnya terdapat pada kontak hubung no 3 Timer 2 (Kontak NO) yang
langsung masuk ke Koil kontaktor magnet namun melalui kontak hubung NC dari Timer 1
tepatnya Nomor 8 dan 5

Kopel arus timer 1 dengan arus untuk A1 koil kontaktor magnet sehingga bila kontaktor magnet
hidup maka timer 1 hidup
Jangan lupa beri pengunci

Untuk penerapan lampu sebenarnya bebas, mau di daerah Timer 1 atau pun 2. Namun, pada
rangkaian diterapkan kopelannya pada timer 2.

Cara kerja

Sesuaikan dulu waktu Timernya

Bila arus masuk dari power suplay dan MCB di On kan, maka Timer 2 akan bekerja
Ketika waktu Timer 2 telah tepat pada yang sebelumnya disesuaikan, maka kontak NC pada
Timer 2 berpindah ke kontak NO dan akan Otomasis menghidupkan Kontaktor magnet.

Karena arus pada kontaktor magnet telah dikunci maka pengaruh dari Timer 2 akan hilang dan
Otomastis akan memutus Timer 2 karena Timer 2 terhubung dengan kontak NC (terhubung)
pada kontaktor yang berubah menjadi kontak NO (terputus)

Ketika waktu Timer 1 tepat dan sesuai pada yang sebelumnya di atur, maka kontak NC pada
Timer 1 akan berpindah ke kontak NO yang otomatis akan memutus arus pada koil A1 pada
kontaktor magnet karena arus untuk koil sebelumnya terhubung paad kontak NC timer. dan
karena kontak NO pada Kontaktor magnet berubah lagi mejadi NC (terhubung) maka Timer 2
akan kembali menerima arus dan otomatis akan menghidupkan Timer 2

Begitulah seterusnya

Karena lampu dikopel dengan Timer 2 maka akan Otomatis Hidup bila Timer 2 hidup.

b. Rangkaian Lampu Jalan dengan Timer Listrik dan Kontaktor

Komponen yang dibutuhkan :


• Timer listrik (timer theben)
• Kontaktor
• Kabel
• MCB
• 3 buah lampu
• 3 buah kontak utama kontaktor 1-2, 3-4, dan 5-6

Gambar rangkaian :
Prinsip kerja rangkaian :

ketika arus listrik dialirkan dengan mengONkan MCB 1 maka arus listrik masuk pada coil
timer 7-8. Namun sebelumnya setting terlebih dahulu timer listrik tersebut. Ketika waktu yang
di tentukan tadi sudah tercapai maka kontak timer 2 – 1 akan segera menutup sehingga arus
listrik akan mengalir menuju coil kontaktor. Dengan mengalirnya arus listrik pada coil
kontaktor maka kontaktor juga akan bekerja dan lampu-lampu yang terhubung dengan kontak-
kontak utama (NO) kontaktor akan menyala ketika MCB 2 dalam keadaan ON.
c. Rangkaian Lampu Jalan Menggunakan Sensor Cahaya

Yang pertama, ini adalah lampu skema sensor cahaya menggunakan 2 buah transistor, dan ldr sebagai
komponen utama. Ditambah dengan relay sebagai saklar otomatis, maka rangkaian ini dapat
dikatakan yang paling sederhana dan mudah dibaca sehingga kita juga lebih mudah membuatnya
menjadi sebuah rangkaian utuh.

List komponen dari skema diatas:


LDR = light dependent resistor
R1 = 4,7 K
R2 = 1,2 K
R3 = 2,2 K
R4 = 1,2 K
R5 = 1,2 K
R6 = 2,7 K
R7 = VR 100 K
C1 = 10 μf/16V
TR1 = BC107-BC108 NPN (CV7644)
TR2 = BC107-BC108 NPN (CV7644)
TR3 = BC557-BC558-BC327 PNP
D1 = 1N4148 Diode
DAFTAR PUSTAKA

https://rangkaianelektronika.info/skema-lampu-otomatis-pada-penerangan-jalan-raya-
menggunakan-sensor/
https://cvaristonkupang.com/2012/09/20/instalasi-penerangan-jalan-umum/
https://www.kelistrikanku.com/2016/02/pju-timer.html
https://akhdanazizan.com/rangkaian-lampu-jalan-dengan-timer/

Anda mungkin juga menyukai