Disusun Oleh :
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Kerja Praktik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun Oleh :
2
3
4
DAFTAR ISI
5
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 53
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 55
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
8
DAFTAR ISTILAH
Istilah Keterangan
KHA Kemampuan Hantar Arus Current Carrying Capacity
Kemampuan penghantar di aliri arus listrik secara terus menerus pada
kondisi yang di persyaratkan tanpa menambah karakeristik
penghantar tersebut.
Kabel Tray Salah satu bentuk konfigurasi jaringan distribusi kabel–kabel tanah.
Jumlah kabel sebanyak–banyaknya 7 buah dengan 1 penyulang
Spindel cadangan yang berakhir di Gardu Hubung.
Bagian Konduktif Bagian konduktif yang bukan merupakan bagian dari instalasi tidak
Ekstra bertegangan, bisa bertegangan jika terjadi kegagalan
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia
dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di
PT. PUTRA PERKASA MURIA (Kudus) periode 12 Februari 2018 sampai dengan
12 Maret 2018 ini dengan baik.
Laporan ini ditujukan sebagai bukti tertulis bahwa penulis telah
melaksanakan kerja praktik di PT. PUTRA PERKASA MURIA (Kudus) dan
merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Studi S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang untuk dapat
mengajukan tugas akhir. Laporan ini berisi tentang informasi – informasi baik yang
bersifat umum tentang perusahaan, maupun informasi khusus yang berkaitan dengan
tugas penulis selama kerja praktik. Dengan demikian para pembaca diharapkan akan
mendapat informasi yang cukup jelas dan memadai tentang PT. PUTRA PERKASA
MURIA (Kudus) berkaitan dengan kegiatan proses Distribusi Tenaga Listrik. Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka akan sulit
bagi penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Khosyi’in, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Bapak Bustanul Arifin, ST, M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
yang telah memberikan masukan dan nasihat selama Kerja Praktik
berlangsung.
3. Bapak Munaf Ismail, ST, MT selaku Koordinator Kerja Praktik Program
Studi Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
4. Mas Faizal Aminudin Aziz, S.T , Direktur PT. PUTRA PERKASA MURIA
(Kudus) yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Kerja Praktik di PT.
PUTRA PERKASA MURIA (Kudus).
5. Mas Karis Hermawan, S.T. , Pengawas K3 sekaligus pembimbing selama
pelaksanaan Kerja Praktik di PT. PUTRA PERKASA MURIA (Kudus).
10
11
BAB I PENDAHULUAN
12
minimal antara Fase dengan lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila jaringan
tersebut menggunakan Saluran Udara atau ketahanan Isolasi jika menggunakan
Kabel Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel Bawah Tanah Tegangan
Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan Jaringan
Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini dimaksudkan
sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.
13
4. Kontruksi Pemasangan apa saja yang diperlukan agar berdiri tegak suatu
jaringan pemeliharaan jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) 20 KV.
14
h. Mengetahui jenis pemeliharaan jaringan distribusi tegangan menengah 20
kV.
• BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang ,Tujuan ,pemecahan
masalah ,Metode pelaksanaan tugas/pemecahan masalah,
rencana dan penjadwalan kerja, dan ringkasan sistematika
laporan.
15
• BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan secara keseluruhan dan
saran terhadap instansi/perusahaan serta saran tentang
perbaikan substansi untuk memperkaya ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan prodi-prodi di
Fakultas Teknik Elektro.
16
BAB II PROFIL INSTANSI
17
Peta lokasi PT.PUTRA PERKASA MURIA dapat dilihat pada gambar 2.1
18
berkesinambungan, menyediakan anggaran yang memadai serta tunduk pada
undang-undang maupun persyaratan Keselamatan dan Kesehatan kerja.
3. Manajemen dan seluruh karyawan bertanggung jawab terhadap tugas dan
kewajiban masing-masing dalam hal menjaga keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta berupaya mencegah terjadinya kecelakaan.
4. Berupaya meningkatkan kinerja perusahaan di bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan yang
bersih, aman dan nyaman serta menghindari resiko bahaya kecelakaan,
kebakaran ,penyakit akibat kerja yang menimbulkan kerugian bagi karyawan.
Perusahaan maupun orang lain.
19
20
BAB III KONSTRUKSI SUTM
3.1 Ruang Bebas (Right Of Way) dan Jarak Aman (Safety Distance)
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-
benda di sekitar baik secara mekanis atau elektro magnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan
terhadap bangunan lain dapat dilihat pada tabel 4.1
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik
vertikal atau horizontal. Bila di bawah JTM terdapat JTR, jarak minimal antara
JTM dengan kabel JTR di bawahnya minimal 120 cm
21
b Konstruksi tiang Sudut Kecil dengan sudut 15° s/d 30° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini dipasang untuk jaringan SUTM dengan sudut 15°- 30°
dengan 6 buah isolator tumpu, 2 buah cross arm UNP 10 x 2200.
c Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 30°- 60° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 3 buah isolator tumpu
dan 2 buah cross arm UNP 10 x 2200.
d Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 60°- 90° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 1 buah isolator tumpu
dan 4 buah cross arm UNP 10 x 2000.
22
Konstruksi ini adalah gabungan antara konstruksi tiang penumpu dan
tiang awal tanpa lightning arrester, kabel naik, namun di tambah
dengan 1 buah isolator tumpu dan 1 set Topang tarik, jika tidak
memungkinkan penggantian tiang dengan kekuatan tarik yang lebih
besar.
i Konstruksi Pembumian.
Bagian-bagian yang harus dibumikan adalah Bagian Konduktif
Terbuka konstruksi tiang untuk setiap 3 gawang dan instalasi
lightning arrester. Konstruksi ini memakai penghantar pembumian
jenis tembaga, bimetal joint, penghantar alumunium dan elektroda
pembumian.
23
3.2.1.1 Konstruksi SUTM Sirkit Tunggal
Konstruksi SUTM sirkit ganda pada dasarnya sama dengan konstruksi
SUTM sirkit tunggal, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1) Panjang tiang sekurang-kurangnya 12 meter.
2) Posisi tiang sudut, tiang akhir harus diperkuat dengan konstruksi
penopang.
3) Tidak menggunakan satu tiang awal untuk atau arus kabel naik TM.
4) Kebutuhan material konstruksi menjadi dua kali lebih banyak pada satu
tiang konstruksi.
5) Tidak memasang saklar tiang pada tiang yang sama.
6) SUTM dioperasikan dari Transformator yang sama.
7) Instalasi Load Break Switch pada jaringan SUTM Lurus
24
c). Konstruksi transisi SUTM horizontal ke SUTM Vertikal
SUTM vertikal digunakan bilamana jarak aman penghantar dengan
bangunan sekitarnya sangat terbatas sehingga tidak dimungkinkan
pemasangan cross arm horizontal. Konstruksi isolator yang berjajar
vertikal – menggunaan tiang beton dengan panjang tinggi 12 m.
Konstruksi SUTM Underbuild pada SUTM eksisting tiang 11 m,
sebaiknya dihindari mengingat kemungkinan dipakai bersama
Jaringan Tegangan Rendah.
25
dengan Post Insulator, Line Post dan String Insulator. Sementara
Penghantar Netral memakai konstruksi Insulator Shak’le ANSI 53-4
dan Pin 52-2, dan di bumikan pada tiap tiang.
26
Pada sistem Fasa-3 4 kawat ini, Penopang tiang / Guy wire tidak
dilengkapi dengan isolator Guy ( TOEI Insulator ). Pada bagian atas
langsung di bumikan menjadi satu dengan pembumian Penghantar
netral.
h. Kontruksi Pembumian
Penghantar Netral di bumikan pada tiap tiang. Pembumian dengan
elektroda a sxbumi pada konstruksi Lightning Arrester, gardu
distribusi dan pada tiap-tiap 3 gawang / jarak tiang.Nilai satuan
Pembumian tidak melebihi 10 ohm. Pada jaringan dan 1 ohm pada
Lightning Arrester dan gardu.
i. Kontruksi saklar Tiang
Saklar tiang baik merupakan pemisah atau pemutus beban di bumikan
seluruh bagian konduktif terbukanya. Instalasi pembumian juga
dijadikan satu dengan pembumian Penghantar netral.Saklar tiang dari
jenis pemutus beban dilindungi terhadap akibat petir dengan
Lightning Arrester 5 KA pada sisi kiri – kananya.
3.2.2.3 Kontruksi SUTM Dua Sirkit (Ganda)
Konstruksi sirkit ganda pada saluran udara TM di bagi atas
2 proses :
a) Tambahan saluaran pada tiang saluran yang sudah ada
b) Konstruksi saluran ganda yang sama sekali baru
Pada tiang dengan saluran yang lama, jarak antara cross-arm lama dan
baru sekurang-kurangnya 80 cm; dengan tinggi andongan / lendutan
yang sama. Kebutuhan material sama dengan kebutuhan material
untuk sirkit tunggal, dengan tambahan topang tarik/tekan pada tiang
sudut, tiang pencabangan dan tiang akhir.
Untuk jaringan dari pusat listrik/gardu induk yang sama, kebutuhan
konstruksi pembumian dapat di paralelkan saja pada konstruksi
pembumian yang sudah ada. Untuk konstruksi saluran udara TM
ganda yang baru, kebutuhan material jaringan sebanyak 2 kali
konstruksi sirkit ganda. Instalasi pembumian dapat dijadikan satu,
27
sementara kekuatan tarik (Working Load) tiang sama dengan saluran
dengan sirkit ganda di tambah topang tarik. Kekuatan tarik tiang awal
sekurang-kurangnya sebesar 2 x 500 daN dengan panjang sekurang-
kurangnya 12 meter.
28
BAB IV PEMASANGAN BARU KONTRUKSI JTM (JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH) PT.PARKLAND WOLRD INDONESIA
(JEPARA)
29
membutuhkan Tiang sekitar 420 Tiang yang nanti berdiri dari arah GI ke
arah Jalan Lingkar Kudus-semarang dan melewati jalan pada Permukiman
hingga berakir ke PT.Parkland World Indonesia daerah Mayong Jepara.
4.1.2.1 Persiapan Peta Rencana dan Proses Perizinan
Sebelum melaksanakan pekerjaan penarikan penghantar/penggelaran kabel
JTM, perlu dilakukan persiapan teknis dan administratif, berupa :
1) Gambar Rencana Pelaksanaan
2) Izin Pelaksanaan
3) Gambar As Built Drawing Utilitas yang terpasang pada jalur rencana
pekerjaan
4) Dokumen-dokumen permintaan material
5) Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3
30
Tabel 4.1. Kegiatan Survey dan Penentuan Lokasi Titik Tiang
31
4 Pematokan akhir Setelah kegiatan pengukuran
awal selesai, evaluasi dan
sesuaikan jarak antar patok-
patok awal sebagai hasil survey
yang optimal.
32
2 Dilarang menurunkan tiang dengan cara
mendorong sehingga berisiko kerusakan pada
struktur tiang bersangkutan
33
trase bersangkutan. Periksa ketentuan instalasi guywire, topang tarik, penguatan
khusus pondasi tiang.
4.2.3 Instalasi cross-Arm dan isolator
Sebelum instalasi, perhatikan kesiapan petugas instalasi baik fisik bersangkutan
maupun kelengkapan alat kerja dan keselamatan kerja. Pasang cross-arm
pembantu pada tiang sebagai pijakan kerja petugas instalasi 1,2 m dari rencana
posisi cross-arm.
Pasang cross-arm pada tiang sesuai rancangan konstruksi SUTM tersebut dan
kencangkan masing-masing baut pengikat minimal 20 Nm dengan
menggunakan kunci 19 atau 22. Pada pemasangan isolator, naikkan isolator
dengan katrol dan segera ikatkan pada cross-arm. Perhatikan kesesuaian isolator
tumpu atau tarik dengan sudut tiang
34
7) Petugas pengendali kontrol kecepatan putar drum penghantar
8) Perkakas kerja yang diperlukan
9) Peralatan keselamatan kerja pada ketinggian
Instalasi Final
1) Setelah penarikan penghantar selesai, segera ikat penghantar pada strain-
clamp isolator tarik ujung dan awal.
2) Ikat penghantar pada masing-masing isolator tumpu sesuai posisi tiang
(lurus atau sudut)
35
4.3 Urutan Pemasangan Kontruksi SKTM pada Jaringan GI-Parkland
36
Dari kubikel di alirkan ke kabel SKUTM tiang 3 kabel power Phasa di hubung
dengan kabel jaringan SKUTM pada tiang dengan menggunakan proses
Terminasi.
Keterangan :
a. Sepatu kabel berfungsi sebagai penghubung antara kabel power yang sudah
di pasang Rychem pada proses terminasi dengan kabel JTM jenis AAACS /
AAAC.
b. Terminasi Kabel bertujuan agar pada bagian kabel power yang terhubung
langsung pada kubikel tidak terkena air.
c. Lightning Arrester 10 kA sebagai pengaman
d. Kabel Bc pada penghantar pembumian terhubung pada tanah sebagai
grounding jika terjadi induktansi
37
pada lokasi yang membutuhkan jarak yang panjang antara kedua tiang untuk
melewati sungai atau melewati bangunan gedung yang luas .
Ada beberapa Model pada jenis kontruksi Tiang Penumpu dan model ini berdasar
pada tempat dan kegunaan yang berbeda beda. sebelum pemasangan tiang penumpu
ini harus dilakukan survei terlebih dahulu agar sesuai dengan kondisi lapangan dan
kontruksi yang kokoh.
Model tiang penumpu ini biasanya di gunakan pada pinggir jalan dengan tarikan
sudut antara tiang dengan angle 15º jika dalam nama kontruksi proyek adalah
CC2-1.
38
Gambar 4.6 Model Kontruksi CC2-1
Keterangan :
3. Isolator tumpu
39
Gambar 4.7 Model Kontruksi CC9
40
Kontruksi CC11 ini perbedaaan pada CC9 yaitu ada pada penempatan isolator
penumpunya dan pemasangan kawat tanah berfungsi sebagai pengaman atau
pembumian /Grounding yang di hubung dan tanam di tanah.
Pada kontruksi tiang ini di gunakan untuk pemakaian jaringan JTM yang lebih
dari satu biasanya menggunakan jenis tiang yang panjang yaitu 15 Meter dengan
jaringan 2 JTM atau lebih dan kemudian jaringan JTR (Jaringan Tegangan
Rendah)dan SR (Saluran Rendah) di bawahnya.
Gambar 4.9 Kontruksi model CC1 untuk bagian atas dan CC2-1 untuk bagian
bawah
Pada Kontruksi CC1 ini di pakai antara tiang atau gawang dengan sudut sejajar
dengan tiang satu dengan tiang lainya
Perbedaan kontruksi pada tiang SKUTM ini dengan tiang lainya yaitu dua
isolator tumpu pada JTM setiap 1 line phasanya. Tujuannya agar memperkokoh
41
dan memperkuat tarikan antar gawang atau 2 tiang supaya kabel tidak mudah
terlepas pada kedua isolator tumpu. Kontruksi ini digunakan pada lokasi yang
jarak antar tiang tersebut jauh atau tidak sejajar 15º dengan tiang yang lainya.
Pada kontruksi proyek pln model kontruksi ini dinamakan CC2A atau CC2.
Kontruksi menggunakan 2 tiang dengan isoator tarik pada setiap linenya dengan
2 isolator tarik di pasang pada kedua sisi tiang dan satu isolator tumpu yang
terhubung dengan kedua isolator tarik dengan kabel JTM AAACS atau AAAC
.pemasangan kontruksi ini biasanya di gunakan pada jalur jalur JTM dengan
sudut antar tiang 30º - 60º.
42
Gambar 4.11 Kontruksi Tiang Sudut
43
1100
44
Gambar 4.13 Kontruksi Tiang 1 Phasa 90 derajat
45
Tambahan komponen pada Tiang perenggang dengan fasilitas kwh tanah ini
menggunakan 2 kawat penyangga atau sering disebut dengan OH(Over
Heating) kawat penyangga ini berfungsi selain juga pada Pembumian atau
grounding sebagai pengaman jika terjadi induktansi. Tambahan berikutnya
adalah komponen FCO (Fuse Cut Off) yang berfungsi sebagai proteksi yang
bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan
rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang
melewati kapasitas kerjanya.
1. 24 kV Strain insulator
2. Cross arm UNP 10-2000
3. Bolt – nuts nib x 400 double arm
46
4. ARM tie LNP 8 x 800
5. Fixing collar /Pole Band Double
6. Bolt Nuts m20 galvanized
7. Ground wire clamp
8. Strain Clamp
9. Cross arm clevis -eye
10. Cut Switch
11. Guy Wire / Topang tarik
47
Keterangan:
1. Sepatu kabel
2. Paraller groove Cu 50mm
3. Pipa Galvanis ¾ inch
4. Elektroda bumi 1.3 Meter
5. Penghantar Cu 50 mm
6. Stainless Strip
7. Stopping Buckle
8. Stopping Buckle
9. Link 25 X 50 mm
48
4.3.5.2 Kontruksi Topang Tarik Kontramast
49
4.3.5.3 Kontruksi Guy Wire -Kontramast Antar Tiang
Ujung Jaringan
Keterangan:
50
4.4 Finishing Jaringan
51
Gambar 4.19 Pengecekan Kembali jaringan
52
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
53
6. Diperhatikan setiap tahap berjalanya proyek dari pihak Pengawas /
Pengawas K3 sehingga mengurangi kesalahan proyek yang tidak sesuai
rencana.
7. Dengan adanya program Kerja Praktek (KP) ini, diharapkan pola pikir
mahasiswa menjadi berkembang dengan situasi dan kondisi teknologi dan
ilmu pengetahuan sekarang ini.
5.2 Saran
54
DAFTAR PUSTAKA
55
LAMPIRAN
56
57
58
59