Scan Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi Pemanfaatan EMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH - Rev 4 PDF

PT.
JASA KELISTRIKAN INDONESIA

Komplek Golden Plaza Fatmawati, Blok G11, Lantai 2.
Jln. R.S. Fatmawati Nomor 15, Jakarta 12420.
JASA KELISTRIKAN Telp/Fac: 021 27650120. E-mail: jkijakarta1@gmail.com
001 – IK - OPS – JKI
Rev : 0
INSTRUKSI KERJA
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
TEGANGAN RENDAH
0
PT. JASA KELISTRIKAN INDONESIA
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................................

1. Prosedur Operasional Standar ....................................................................................... 1
2. Contoh Gambar Instalasi Listrik 1 Group & 2 Group Rumah Sederhana .................... 9
3. Contoh Gambar Pengukuran Instalasi Listrik 1 Fasa .................................................. 12
4. Contoh Gambar Instalasi Listrik 3 Fasa Industri Sederhana ....................................... 14
5. Contoh Gambar Pengukuran Instalasi Listrik 3 Fasa .................................................. 16
6. Contoh Foto upload pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian ………………………… 21
7. Ketentuan Teknis Pemasangan Peralatan Instalasi Listrik ........................................... 23
8. Beberapa Ketentuan Dalam PUIL 2011 Yang Harus Dimengerti Dan Dipahami …… 26
9. Daftar Penyebab Perlu Perbaikan Ulang (PPU) atau Tidak Laik Operasi (TLO) ........ 39
10. Daftar Penyebab Laik Operasi dengan Perbaikan Minor (LOM) atau Laik Operasi
9. Dengan Catatan (LOC) ................................................................................................. 47
11. Lambang Gambar Untuk Diagram................................................................................ 51
12. Standar Kompetensi Tenaga Pemeriksa ………………………………………………. 68
Lampiran 01 Flow SOP Penerbitan dan Pemeriksaan SLO
Lampiran 02 Flow SOP K3 Inspeksi SLO
Lampiran 03 Diagram penanganan kondisi darurat/Kebakaran
1
1.
PROSEDUR OPERASI STANDAR
2
INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
TEGANGAN RENDAH
MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI :
I. PERSIAPAN SARANA UNTUK DILOKASI :
1. Persiapan Peralatan Kerja :

a. Earth Tester
b. Insulation Tester (Megger).
c. Senter
d. Test Pen / obeng
e. Tang Kombinasi / Tang Lancip
f. Alat tulis
2. Persiapan Sarana K3 :
a. Helm (Pengaman kepala)
b. Sarung Tangan
c. Sepatu kerja
II. PERSIAPAN DOKUMEN PENDUKUNG :
1. Identitas pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah

2. Lokasi Instalasi
3. Jenis dan kapasitas instalasi
4. Gambar instalasi yang dipasang
5. Daftar Peralatan yang dipasang
6. Blangko / Form LHPP (Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian)
7. Surat tugas sebagai pemeriksa
III. PERSIAPAN PAKAIAN DINAS

1. Seragam Kerja
2. ID Card
3
4
MELAKUKAN PEMERIKSAAN :
I. PENCARIAN LOKASI INSPEKSI :

1. Bila lokasi tidak ditemukan (lokasi / nama pemohon)
Pemeriksaan batal, berkas dikembalikan ke koordinator Pemeriksa dengan dilengkapi
catatan ATK (Alamat Tidak Diketemukan) atau catatan lain sesuai dengan
kondisi dilokasi.
2. Bila lokasi ditemukan tetapi tidak dapat dilakukan pemeriksaan karena berbagai hal.
Sama dengan poin 1, tetapi diberi catatan sesuai dengan kondisi dilokasi ( misal ;
lokasi terkunci / tidak ada penghuni / penghuni yang ada tidak berkenan melayani, dll)
3. Bila lokasi ditemukan dan dapat dilakukan inspeksi

a. Lakukan pemeriksaan instalasi
II. PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK :

1. Pemeriksaan Jenis, penampang dan warna penghantar sikit / saluran utama
2. Pemeriksaan Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHBK) :
a. Periksa jenis dan ketinggian PHBK.
b. Periksa terminal Netral (N) dan penghantar proteksi (PE)
c. Periksa apakah terminal penghantar Proteksi (PE) dan Netral (N) difungsikan.
d. Periksa Jenis dan besar penampang penghubung antara terminal Netral (N) dan
penghantar Proteksi (PE).
e. Periksa jenis dan Kemampuan Hantar Arus (KHA) sakelar utama.
f. Periksa jenis penghantar dan penampang penghantar antara sakelar utama dan
pengaman.
g. Periksa jumlah sirkit akhir / saluran akhir
h. Periksa jenis dan Kemampuan Hantar Arus (KHA) pengaman sirkit / saluran akhir
i. Periksa jenis, besar penghantar dan warna penghantar sirkit / saluran akhir
j. Periksa jenis dan Kemampuan Hantar Arus (KHA) pengaman sirkit cabang.
k. Periksa jenis, besar penampang dan warna penghantar sirkit cabang.
5
l. Periksa keberadaan penghantar proteksi (PE) dan sirkit / saluran akhir

m. Periksa jenis dan besar penampang penghantar pembumian.
n. Periksa hubungan penghantar Proteksi (PE) dengan penghantar pembumian pada
terminal penghantar proteksi (PE).
o. Periksa keberadaan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS).
3. Pemeriksaan Kotak Kontak

a. Periksa jenis dan ketinggian kotak kontak.
b. Periksa jenis, besar penampang penghantar dan warna penghantar Fasa, Netral
dan Penghantar proteksi (PE)
c. Periksa Polaritas
d. Periksa apakah terminal penghantar Proteksi (PE) dan Netral (N) difungsikan.
e. Periksa jenis dan Arus pengenal
4. Pemeriksaan Sakelar / Penghubung

a. Periksa jenis dan ketinggian sakelar
b. Periksa jenis, besar penampang penghantar dan warna penghantar Fasa,
d. Periksa jenis dan Arus Pengenal
5. Pemeriksaan Fitting Lampu

a. Periksa jenis Fitting lampu.
b. Periksa jenis, besar penampang penghantar dan warna penghantar Fasa, dan
penghantar Netral (N)
d. Periksa jenis dan Arus Pengenal
III. PENGUKURAN TAHANAN INSULASI.

1. Langkah – langkah Pengukuran.
1.1 Pengukuran pada saluran masuk
a. Pengukuran tahanan insulasi pada saluran masuk posisi sakelar utama
”OFF”.
6
b. Lepas penghubung antara terminal Penghantar Proteksi (PE) dan

Terminal penghantar Netral (N).
c. Lepas hubungan antara penghantar Proteksi (PE) dan penghantar bumi.
d. Ukur tahanan insulasi :
 Antara fasa – netral (N)
 Antara fasa – penghantar Proteksi (PE)
 Antara fasa – fasa
1.2 Pengukuran pada sirkit akhir

1. Pengukuran tahanan insulasi pada saluran masuk posisi pengaman ”OFF”.
2. Sakelar dalam posisi “ON’ .
3. Lepas beban dari dari kotak kontak ( bila ada beban).
4. Lepas beban pada instalasi penerangan (bila ada beban)
5. Ukur tahanan insulasi :
 Antara fasa – netral (N)
 Antara fasa – penghantar Proteksi (PE)
 Antara fasa – fasa

2. Pengukuran
2.1. Persiapan Alat Ukur
 Cek / periksa baterai power alat ukur
 Kalibrasi alat ukur
 Cek / periksa kesinambungan penghantar alat ukur
 Pasang ujung kabel merah ke terminal line pada alat ukur
 Pasang ujung kabel hitam ke terminal earth pada alat ukur
2.2. Pengukuran Penghantar fasa dengan netral (N)
 Ujung kabel hitam dijepit ke penghantar netral

 Ujung kabel merah ditusuk ke penghantar fasa.
 Tekan dan putar tombol merah searah jarum jam, lihat dan catat hasil
penunjukkan angka pada megger tersebut.
7
2.3 Pengukuran Penghantar fasa dengan penghantar proteksi (PE)
 Ujung kabel hitam dijepit ke penghantar proteksi (PE)

 Ujung kabel merah ditusuk ke penghantar fasa.
 Tekan dan putar tombol merah searah jarum jam, lihat hasil dan catat
angka penunjukan pada megger tersebut.
2.4. Pengukuran Penghantar fasa dengan fasa.
 Ujung kabel hitam dijepit / ditusukan ke penghantar fasa.

 Ujung kabel merah ditusuk ke penghantar fasa.yang lain.
 Tekan dan putar tombol merah searah jarum jam, lihat hasil dan catat
angka penunjukkan pada megger tersebut.
IV. PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN.

1. Cek baterai power alat ukur, dengan menekan tombol merah dan sakelar pada
baterai check.
2. Ujung kabel warna merah dijepit ke besi pancang yang ditancapkan ke tanah.
Ujung kabel warna kuning dijepit ke besi pancang yang ditancapkan ke tanah
(jarak / posisi kabel merah dan kuning ≥ 5 meter)
3. Ujung kabel warna hijau dijepit ke terminal penghantar pembumian yang diukur.
4. sakelar dipindahkan ke perkalian penunjukan (dalam Ω )
5. Tekan dan putar tombol merah searah jarum jam, lihat hasil penunjukan earth
tester.
V. PERIKSA KESINAMBUNGAN SIRKIT
1. Kesinambungan Penghantar fasa dan penghantar Netral (N)
a. Hubungkan sirkit penghantar fasa dan penghantar Netral (N) pada PHBK.
b. Ukur tahanan penghantar fasa dan penghantar Netral (N) pada setiap kotak
kontak yang terpasang.
c. Amati / analisis besarnya tahanan penghantarny
 Bila hasil tahanan penghantar nol, kesinambungan baik.
 Bila hasil tahanan penghantar tidak nol kesinambungan tidak baik
8
2. Kesinambungan penghantar fasa dan penghantar proteksi (PE)

a. Hubungkan sirkit penghantar fasa dan penghantar proteksi (PE) pada PHBK.
b. Ukur tahanan penghantar fasa dan penghantar proteksi (PE) pada setiap kotak
kontak yang terpasang.
c. Amati / analisis besarnya tahanan penghantarnya
 Bila hasil tahanan penghantarnya nol, kesinambungan baik.
 Bila hasil tahanan insulasi tidak nol kesinambungan tidak baik.
VI. PERIKSA PEMASANGAN INSTALASI

1. Periksa pemasangan sirkit / penghantar utama, sirkit cabang, sirkit akhir apakah
tertanam atau menempel pada dinding
2. Bila jenis penghantar NYM / NYY periksa jarak antar klem, bila jenis penghantar
NYA, periksa kelengkapan pipa pelindung.
3. Periksa kerapian pemasangan instalasi.
4. Periksa cara penyambungan penghantar (dalam kotak sambung atau diluar kotak
sambung)
5. Periksa perlengkapan / lengkapan instalasi bertanda SNI untuk MCB, Penghantar,
Kotak kontak dan Sakelar
VII. PERIKSA SAKELAR ATAU PEMUTUS
1) Periksa keberadaan sakelar atau pemutus untuk pengendalian.

2) Periksa apakah bisa dikendalikan dari luar.
3) Periksa apakah terpasang pada penghantar fasa
4) Periksa penempatan sakelar (indoor atau outdoor)
5) Periksa arus nominal sakelar / pemutus
9
VIII. SELESAI MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN, PASANG

KEMBALI SEPERTI SEMULA
MEMBUAT LAPORAN PEMERIKSAAN :
Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian (LHPP) disesuaikan dengan mata uji yang
tertera pada lampiran VII Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi
Ketenagalistrikan.
Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian (LHPP) harus ditandatangani oleh pemilik
instalasi sebagai bukti bahwa telah benar-benar didatangi dan dilaksanakan pemeriksaan dan
pengujian.
10
11
2.
CONTOH GAMBAR INSTALASI
LISTRIK 1 GROUP DAN 2 GROUP
RUMAH SEDERHANA
12
CONTOH GAMBAR
INSTALASI LISTRIK 1 GROUP RUMAH SEDERHANA DAYA 2200 VA
K TIDUR
R TAMU
K TIDUR
25A / 250V
PHBK MENGGUNAKAN BOX SEKERING 10A

NYM 3 x 2,5 mm²
4 Titik Lampu + 3 Kotak Kontak
NYM 3 X 4 mm² BC 6 mm²
Ground Rod
1,5 m Ø 15 mm
16A 10A
PHBK MENGGUNAKAN BOX MCB
NYM 3 x 2,5 mm²
NYM 3 X 4 mm² BC 6 mm²
Ground Rod
1,5 m Ø 15 mm
13
CONTOH GAMBAR
INSTALASI LISTRIK 2 GROUP RUMAH SEDERHANA DAYA 2200 VA
R MAKAN K TIDUR
K TIDUR
R TAMU
K TIDUR
25A / 250V
10A
NYM 3 x 2,5 mm²
PHBK MENGGUNAKAN BOX SEKERING
NYM 3 x 4 mm² 3 Titik Lampu + 2 Kotak Kontak
10A NYM 3 x 2,5 mm²
BC 6 mm²
Ground Rod
1,5 m Ø 15 mm
²
16A 10A NYM 3 x 2,5 mm²

NYM 3 x 4 mm² 3 Titik Lampu + 2 Kotak Kontak
10A NYM 3 x 2,5 mm²

BC 6 mm²
Ground Rod
1,5 m Ø 15 mm
14
3.
CONTOH GAMBAR
PENGUKURAN INSTALASI LISTRIK 1 FASA
15
CONTOH PENGUKURAN TAHANAN INSULASI INSTALASI LISTRIK 1 FASA

CONTOH PENGUJIAN RESISTANSI ISOLASI INSTALASI 1 PHASE
PE P N
TERMINAL NETRAL
MCB SEBAGAI SAKLAR UTAMA MCB SEBAGAI PROTEKSI SIRKIT AKHIR
TERMINAL PE/PEMBUMIAN
Langkah langkah Pengujian Resistansi Isolasi

Instalasi 1 Phase :
1. Siapkan Megger.
2. Saklar dan Sekering dalam Posisi On.
3. Off-kan/lepaskan beban yang terpasang.
4. Hubungkan Kabel Megger ke penghantar
Phase saluran utama pelanggan dan
kabel yang satunya ke penghantar Netral
saluran pelanggan (lihat dan catat hasil
pengukurannya).
5. Pindahkan kabel Megger dari penghantar
Netral saluran utama pelanggan ke
MΩ
penghantar pembumiam (PE) saluran utama
pelanggan.(lihat dan catat hasilnya). 0
0,2
6. Pindahkan kabel Megger dari penghantar 0,5
5 200 1000
10 20 100
phase saluran utama pelanggan ke
penghantar Netral saluran utama
pelanggan.(lihat dan catat hasilnya).
MEGGER
DATA PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI 1 PHASE :
Phase – Netral = ………..MΩ

Phase – PE (Ground) = ………..MΩ
Netral – PE (Ground) = ………..MΩ
DARI CONTOH GAMBAR DIATAS DIKETAHUI HASIL

PENGUKURAN TAHANAN INSULASINYA ADALAH : 15 MΩ
16
4.
CONTOH GAMBAR INSTALASI LISTRIK 3 FASA
PADA INDUSTRI SEDERHANA
17
CONTOH GAMBAR
INSTALASI LISTRIK 3 FASA INDUSTRI SEDERHANA DAYA 13.200 VA
KANTOR KANTOR
3 Phase
RUANG KERJA
10 A NYY 4 X 4 mm² 1 Kotak Kontak 3 Phase
6A NYM 3 X 4 mm² (0) PVC 5/8"4 Kotak Kontak

20A
NYFGBY 4 x 16 mm²
6A NYM 3 X 4 mm² (0) PVC 5/8"2 LP + 2 KK
6A NYM 3 X 4 mm² (0) PVC 5/8"10 LP + 1 KK
BCC 16mm ²
Ground Rood 5/8" X 1,5m
18
5.
CONTOH GAMBAR PENGUKURAN
INSTALASI LISTRIK 3 FASA
19
CONTOH GAMBAR PENGUKURAN TAHANAN INSULASI 3 FASA

CONTOH PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI 3 PHASE
RS T RS T RS T RS T MCB SEBAGAI
PROTEKSI SIRKIT AKHIR
RST RST RST RST
PLAT TEMBAGA
PE N TERMINAL NETRAL
R S T MCB SEBAGAI SAKLAR

UTAMA
R S T
TERMINAL PEMBUMIAN
Langkah-langkah pengujian resisitans Isolasi Instalasi 3 Phase pada PHB Utama

Langkah-langkah pengujian resistans insulasi instalasi 3 fasa pada
pelanggan :
PHBK Utama pelanggan :
1. Siapkan Megger
2. On-kan semua MCB dan Sakelar
3. Off-kan semua peralatan listrik
4. Putuskan Penghantar dari terminal Pembumian dan terminal Netral
5. Hubungkan kabel Megger ke penghantar Fase R saluran Utama Pelanggan dan kabel yang satunya di Terminal
Netral.(Lihat dan catat Hasil pengukurannya)
6. Pindahkan kabel Megger dari penghantar Fase R ke Fase S,dan kabel yang satunya tetap di terminal netral (Lihat
dan Catat hasil pengukurannya)
7. Pindahkan kabel Megger dari penghantar Fase S ke Fase T,dan kabel yang satunya tetap di terminal netral (Lihat
dan Catat hasil pengukurannya)
8. Hubungkan Megger ke penghantar Fase R saluran utama pelanggan dan kabel yang satunya di terminal MΩ
Pembumian/PE (Lihat dan Catat hasilnya)
9. Pindahkan kabel Megger dari Penghantar Fase R ke Fase S dan kabel yang satunya tetap diterminal
0
Pembumian /Pe (Liaht dan Catat hasilnya) 0,2
0,5 1000
10. Pindahkan kabel Megger dari Penghantar Fase S ke Fase T dan kabel yang satunya tetap diterminal 5 200
10 20 100
Pembumian /Pe (Lihat dan Catat hasilnya)
11. Hubungkan kabel Megger ke penghantar Fase R saluran Utama Pelanggan dan kabel yang satunya ke
penghantar Fase S saluran utama pelanggan (Lihat dan catat Hasil pengukurannya)
12. Pindahkan Kabel Megger Fase R saluran utama pelanggan ke Fase T saluran Utama pelanggan,dan kabel
MEGGER
yang satunya tetap di terminal fase S (Lihat dan catat hasil Pengukurannya)
13. Pindahkan Kabel Megger Fase R saluran utama pelanggan ke Fase T saluran Utama pelanggan,dan kabel
yang satunya tetap di terminal fase S (Lihat dan catat hasil Pengukurannya)
DATA PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI 3 PHASE PADA PHB UTAMA/MDP :
Phase R - S = ........MΩ Phase R - N = ........MΩ Phase R - PE = ........MΩ DARI CONTOH GAMBAR DIATAS DIKETAHUI
DARI CONTOH GAMBAR DIATAS DIKETAHUI
HASIL PENGUKURAN TAHANAN ISOLASINYA ADALAH: 15 MΩ
Phase R - T = ........MΩ Phase S - N = ........MΩ Phase S - PE = ........MΩ
HASIL PENGUKURAN TAHANAN
Phase S - T = ........MΩ Phase T - N = ........MΩ Phase T - PE = ........MΩ
INSULASINYA ADALAH : 15 MΩ
20
CONTOH PENGUKURAN RESISTAN PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK 3 FASA

DENGAN ELEKTRODA BANTU MEMBENTANG SEJAJAR
CONTOH PENGUKURAN RESISTAN

PEMBUMIAN INSTALASI 3 PHASE
RS T RS T RS T RS T
MCCB
RS T RST RST RS T
MCB SEBAGAI PROTEKSI SIRKIT AKHIR
PLAT TEMBAGA/REL TEMBAGA
PE N TERMINAL NETRAL
TERMINAL
PEMBUMIAN R S T
NFB
R S T MCB SEBAGAI SAKELAR UTAMA
BC
C P E
5 6 7 8
3 4 9 1
2 0 1
1 EARTH TESTER
ELEKTRODA 0
1
12
Ω 10 15 20 Ω MODEL 4102A
5
PENTANAHAN 5 – 10 m
V 0 BATT
.GOO
D
25
30 V
OK
Ω.V
TANAH
X 100 Ω
PRESS
TO TEST MOVEMENT X 10 Ω
ZERO
!
X1Ω
EARTH VOLTAGE
LOCK TEST FUNCTION

BATT.CHECK
OFF
CC
TANAH

5 – 10 m
HASIL PENGUKURAN RESISTANSI PEMBUMIAN
ADALAH : 10 Ω
TANAH
21
CONTOH PENGUKURAN RESISTAN PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK 3 FASA

DENGAN ELEKTRODA BANTU MEMBENTANG SEGITIGA
CONTOH PENGUKURAN RESISTAN
PEMBUMIAN INSTALASI 3 PHASE
RS T RS T RS T RS T
MCB SEBAGAI PROTEKSI
SIRKIT AKHIR MCCB
RS T RST RST RS T
PLAT TEMBAGA
PE N
TERMINAL PEMBUMIAN
MCB SEBAGAI SAKELAR R S T

UTAMA NFB
R S T
TERMINAL NETRAL
BC
ELEKTRODA
PENTANAHAN
C P E
TANAH 3 4
5 6 7 8
9 1
2 0 1
0
1 1 EARTH TESTER
12
Ω 10 15 20 Ω MODEL 4102A
V 0 5 25
30 V
BATT
.GOO
D
OK
Ω.V
m
5–
X 100 Ω
PRESS
MOVEMENT X 10 Ω
10
TO TEST
ZERO
10
!
X1Ω
5–
EARTH VOLTAGE
m
LOCK TEST FUNCTION

BATT.CHECK
OFF
CC

5 – 10 m
HASIL PENGUKURAN RESISTANSI PEMBUMIAN
TANAH TANAH ADALAH : 10 Ω
22
6.
CONTOH FOTO UPLOAD PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KE SISTEM
APLIKASI
23
CONTOH FOTO UPLOAD PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Ketentuan upload foto ke aplikasi SLO, sebagai berikut:

• 1. Foto saat TT melakukan pemeriksaan dan Pengujian (Pengukuran)
• 2. Foto TT di depan lokasi dan di titik Koordinat
• 3. Foto Kondisi instalasi yang dilakukan pemeriksaan dan pengujian
• 4. Foto TT dan Pemilik instalasi saat penandatanganan LHPP/Berita
Acara
Ukuran maks : 200 kb
CONTOH FOTO
1 2
3 4
24
7.
KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN PERALATAN
INSTALASI TENAGA LISTRIK
25
KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN

PERALATAN INSTALASI LISTRIK
1. PEMASANGAN “TERTANAM DALAM TEMBOK” ( IN BOW ) KABEL NYA /

NYM DALAM PIPA PVC
1.1 Tinggi PHBK dari lantai : minimal - 150 cm
1.2 Tinggi sakelar dari lantai : minimal - 125 cm
1.3 Tinggi Kotak Kontak Biasa (KKB) dari lantai : minimal - 125 cm
1.4 Tinggi Kotak Kontak Khusus (KKK) dari lantai : minimal - 30 cm
1.5 Hubungan penghantar N dan penghantar PE dilakukan : diterminal di dalam
PHBK
1.6 Hubungan penghantar PE dan penghantar pembumian dilakukan : diterminal Kes Kwh
meter tipe 1 PLN
2. PEMASANGAN “MENEMPEL TEMBOK” ( OUT BOW ) DENGAN KABEL NYM

2.5 Pemasangan sakelar, kotak kontak, & fitting plafon harus pakai : roset kayu
2.6 Pemasangan klem kabel di atas peralatan PHBK, kotak kontak,
Sakelar, jaraknya dari peralatan listrik : 5 cm
2.7 Jarak antar klem dengan klem pada pemasangan kabel : ± 30 cm
3. PEMASANGAN “MENEMPEL TEMBOK” ( OUT BOW ) DENGAN KABEL NYA

DALAM PIPA PVC
26
3.5 Pemasangan PHBK, sakelar, kotak kontak, & fitting plafon harus
pakai : roset kayu
3.6 Pemasangan klem pipa PVC 5/8 di atas peralatan PHBK, kotak
Kontak, sakelar jaraknya dari peralatan listrik tersebut : 5 cm
3.7 Pada setiap ujung pipa PVC dipasang tule
3.8 Jarak antara klem dengan klem pada pipa PVC 5/8 : ± 30 cm
27
8.
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PUIL 2011
YANG HARUS DIMENGERTI DAN DIPAHAMI
28
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PUIL 2011

YANG HARUS DIMENGERTI DAN DIPAHAMI
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
1 Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan 131.8.1.1 7
jelas:
a. Nama pembuat dan atau merk dagang
b. Daya, Voltase, dan atau arus pengenal
c. Data teknis lain seperti disyaratkan SNI atau standar
yang relevan.
2 Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada 131.8.1.2 7

instalasi jika memenuhi persyaratan dalam PUIL
dan/atau standart yang berlaku.
3 Instalasi yang baru dipasang atau mengalami perubahan 131.8.2.1 7

harus diperiksa dan diuji dulu sesuai dengan ketentuan
mengenai:
a. Resistans insulasi (61.3.3)
b. Pengujian sistem proteksi dengan doskoneksi
otomatis suplai (61.3.6)
c. Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik (Bagian 6
dan 9.5.6)
4 Instalasi listrik yang sudah memenuhi ketentuan 131.8.2.2 8

tersebut dalam 131.8.2.1 dapat dioperasikan setelah
mendapat izin atau pengesahan dari instansi/lembaga
yang berwenang yang menyatakan laik operasi dengan
syarat tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.
29
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
5 Setiap jenis perlengkapan listrik yang digunakan dalam 133.1 11
instalasi listrik harus memenuhi standar SNI/IEC
dan/atau standar lain yang berlaku. Jika tidak ada
standar yang dapat diterapkan, maka jenis perlengkapan
terkait harus dipilih dengan kesepakatan khusus antara
orang yang menentukan spesifikasi instalasi dan
instalatur.
6 Perlengkapan listrik harus mampu terhadap voltase 133.2.1 11

kondisi tunak (steady-state) maksimum (nilai efektif
a.b) yang mungkin diterapkan, dan voltase lebih yang
mungkin terjadi.
Dalam memilih perlengkapan instalasi listrik harus

7 133.3.2 12
diperhatikan hal sebagai berikut :
a) Kesesuaian dengan maksud pemasangan dan
penggunaannya
b) Kekuatan dan keawetannya, termasuk bagian yang
dimaksudkan untuk melindungi perlengkapan lain
c) Keadaan dan resistans insulasinya
d) Pengaruh suhu, baik pada keadaan normal maupun
tidak normal
e) Pengaruh api
f) Pengaruh kelembaban.
Pengerjaan yang baik oleh personel yang kompeten dan

8 134.1.1 13
bahan yang tepat harus digunakan pada pemasangan
instalasi listrik. Perlengkapan listrik harus dipasang
sesuai dengan petunjuk yang disediakan oleh pabrikan
perlengkapan.
30
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
9 Pengawatan harus dilakukan sehingga bebas dari 134.1.1.1 13
hubung pendek dan hubung bumi
10 Perlengkapan listrik yang dipasang harus bermutu laik 134.1.1.2 13

pasang dan/atau memenuhi persyaratan standar.
11 Perlengkapan listrik harus dipasang dengan rapi dan 134.1.1.6 13

dengan cara yang baik dan tepat
12 Sakelar dipasang sehingga kedudukan kontak semua 134.1.10.3 14

tuas sekelar atau tombol sakelar dalam satu instalasi
sebaiknya seragam arahnya, misalnya akan menghubung
jika tuasnya didorong ke atas atau tombolnya ditekan.
13 Fitting lampu jenis Edison harus dipasang dengan cara 134.1.10.4 14

menghubungkan kontak dasarnya pada konduktor fasa,
dan kontak luarnya dengan pada konduktor netral.
Sistem TNCS : Dimana fungsi netral dan fungsi
proteksi tergabung dalam penghantar tunggal
disebagian sistem
14 Kotak kontak fasa tunggal, baik yang berkutub dua 134.1.10.6 14

maupun tiga harus dipasang sehingga kutub netralnya
ada disebelah kanan atau sebelah bawah kutub voltase.
15 Sambungan antara konduktor serta antara konduktor dan 1341.1.11.2 14

perlengkapan listrik yang lain harus dibuat sedemikian
sehingga terjamin kontak yang aman dan andal.
31
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
16 Sambungan puntir hanya dapat dilaksanakan : 134.1.11.6 15
a) Dengan menggunakan kotak sambung dengan pita
insulasi dan/atau lasdop
b) Pada konduktor kabel berpenampang maksimum
2,50 mm², dan
c) Minimum sebanyak tiga puntiran
17 Drop voltase antara terminal pelanggan dan sembarang 2.2.3.1 48

titik dari instalasi tidak boleh melebihi 4 % dari voltase
pengenal pada terminal pelanggan bila semua
konduktor dari instalasi dialiri arus
18 Persyaratan tambahan untuk sakelar utama 2.2.6.2 49

Sebagai tambahan persyaratan pada 2.3.6.1 arus
pengenal sakelar utama, atau pemutus sirkit yang
digunakan sebagai sakelar utama, tidak boleh kurang
dari 10 A
19 CATATAN 65
Untuk Table 2.4-1 dan Table 2.4-4
b). Sambungan yang dibatasi
Pada sirkit dengan penampang kurang dari 2,5 mm²,
tidak boleh disambungkan KKB atau KKK fasa satu
15 A atau 20 A
20 Penampang minimum
Konduktor sirkit masuk harus mempunyai penampang 2.5.1 70
tidak kurang dari 4 mm² untuk konduktor berinsulasi
dan berpenyangga.
32
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
21 Penampang minimum sirkit 2.6.2 71
Penampang sirkit cabang harus memperhitungkan semua
beban sirkit akhir yang terhubung padanya.
Direkomendasikan sebaiknya penampang sirkit cabang
minimum 4 mm² untuk mengantisipasi kebutuhan beban
yang akan datang.
22 Suplai ke suatu instalasi harus dikendalikan dari PHBK 2.8.1.1 73

utama dengan sebuah atau beberapa sakelar utama yang
mengendalikan seluruh instalasi.
23 Pencapaian ke sakelar utama 2.8.1.3 74

a) Sakelar utama harus mudah dicapai dan sarana untuk
mengoperasikan sakelar tersebut harus tidak lebih
dari 2 meter di atas tanah, lantai atau landasan
24 Sistem pembumian TT hanya mempunyai satu titik yang 312.2 104

dibumikan langsung dan BKT instalasi dihubungkan ke
electrode bumi yang independen secara listrik dari
electrode bumi sistem suplai.
25 Sistem daya IT mempunyai semua bagian aktif diinsulasi 312.2.3 106

dari bumi atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui
impedans. BKT instalasi listrik dibumikan secara
independen atau secara kolektif atau ke pembumian
sistem.
33
No No Ayat No Hal
Urut URAIAN Buku Buku
PUIL 2011 PUIL 2011
26 Arus yang dihantarkan oleh setiap konduktor untuk
523.1 279
periode berkesinambungan selama operasi normal harus
sedemikian sehingga batas suhu yang sesuai yang
ditentukan dalam tabel 52-4 tidak dilampaui. Nilai arus
dipilih sesuai dengan 523.2, atau ditentukan sesuai
dengan 523.3.
Drop voltase dalam instalasi pelanggan

27 525 283
Catatan : Direkomendasikan bahwa secara praktis drop
voltase antara awal instalasi pelanggan dan
perlengkapan sebaiiknya tidak lebih dari 4 % dari
voltase nominal instalasi.
Warna loreng-kuning hanya boleh digunakan untuk

28 5210.2 286
menandai konduktor pembumian, konduktor proteksi,
dan konduktor yang menghubungkan ikatan
ekuipotensial ke bumi.
29 Warna biru digunakan untuk menandai konduktor netral 5210.3 287

atau kawat tengah, pada instalasi listrik dengan
konduktor netral. Untuk menghindarkan kesalahan,
warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk
menandai konduktor lainnya. Warna biru hanya dapat
digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik
tersebut tidak terdapat konduktor netral atau kawat
tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk
menandai konduktor pembumian.
34
No Ayat No Hal
No URAIAN
Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
30 Pada sistem TN, GPAL harus dipilih dan dipasang 531.1.1 327
menurut kondisi yang ditentukan dalam 434.2 dan 431
serta dalam 533.3 untuk GPHP dan harus memenuhi
persyaratan 411.4.4 bagian 4-41.
Pada sistem IT jika BKT diinterkoneksi, GPAL untuk 531.1.3 328

31 proteksi pada saat gangguan kedua harus memenuhi
531.1.1 dengan memperhitungkan persyaratan 411.6.4
bagian 4-41.
GPAS dalam sistem a.s harus secara khusus didesain un 531.2.1 328
32 Tuk mendeteksi arus sisa a.s dan untuk memutuskan aru
S sirkit pada kondisi normal dan kondisi gangguan
33 Setiap sirkit harus dapat diinsulasi dari setiap konduktor 536.2.1.1 341
suplai aktif, kecuali yang dirinci dalam 536.1.2
34 Susunan pembumian dapat digunakan tersambung atau

terpisah untuk keperluan proteksi dan fungsional 542.1.1 355
menurut persyaratan instalasi listrik. Persyaratan untuk
keperluan proteksi harus selalu lebih diutamakan.
35 Bahan dan dimensi electrode bumi harus dipilih untuk

bahan korosi dan untuk mempunyai kuat mekanisyang 542.2.1 355
memadai.
Elektrode pita ialah electrode yang dibuat dari

36 542.2.7.1 357
penghantar berbentuk pita atau berpenampang bulat
yang pada umumnya ditanam secara dangkal
35
No Ayat No Hal
No URAIAN
Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
37 Elektrode batang ialah electrode dari baja pipa, baja 542.2.7.2 358
profil, atau batang logam lain yang dipancangkan ke
dalam tanah.
38 Elektrode pelat ialah electrode dari bahan logam utuh 542.2.7.3 358
atau berlubang. Pada umumnya electrode pelat ditanam
secara dalam.
39 Resistan pembumian 542.2.8.2 358

b). Resistan pembumian suatu electrode harus dapat
diukur. Untuk keperluan tersebut konduktor yang
menghubungkan setiap electrode bumi atau susunan
electrode bumi harus dilengkapi dengan hubungan yang
dapat dilepas.
40 Elektrode batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah 542.2.9.4 359

dan panjangnya disesuaikan dengan resisitans
pembumian yang diperlukan (tabel 54.3).
41 Hubungan konduktor pembumian ke electrode bumi 542.3.2 360

harus dibuat dengan kuat dan secara listrik memuaskan.
Hubungan harus dengan pengelasan eksotermik,
konektor tekan, klem, atau konektor mekanis lain.
Konektor mekanis harus dipasang sesuai dengan
petunjuk pabrikan. Jika klem digunakan, tidak boleh
merusak electrode atau konduktor pembumian.
36
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
42 Pada konduktor pembumian harus dipasang hubungan 542.3.5 360
yang dapat dilepas untuk keperluan pengujian resistans
pembumian, pada tempat yang mudah dicapai, dan
sedapat mungkin memanfaatkan hubungan yang karena
susunan instalasinya memang harus ada.
43 Perlengkapan listrik harus didesain sedemikian sehingga 510.1.1 386

dalam kerja normal tidak membahayakan atau merusak,
dipasang secara baik dan harus tahan terhadap
kerusakan mekanis, termal dan kimia.
44 a. Kotak kontak pasangan dinding di instalasi listrik 510.4.4 398

domestic(rumah tangga) harus dipasang dengan
ketinggian sekurang-kurangnya 1,25m dari lantai,
kecuali kotak kontak dari jenis putar atau tutup.
b.
45 Untuk instalasi perumahan, lemari atau kotak hubung 511.5.2.4 444
bagi harus dipasang sekurang kurangnya 1,5m di atas

lantai.
46 Resistans insulasi harus diukur antara konduktor aktif 61.3.3 451
dan konduktor proteksi yang dihubungkan ke susunan

pembumian. Untuk keperluan pengujian ini, konduktor
aktif dapat dihubung bersama.
37
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
47 Penyambungan antar konduktor harus dilakukan dengan 7.11.1.1
baik dan kuat dengan cara sebagai berikut : 495
a) Penyambungan selongsong dengan sekrup
b) Penyambungan selongsong tanpa sekrup
c) Penyambungan selongsong dipres
d) Penyambungan solder(sambungan mati)sebaiknya
dihindari)
e) Penyambungan dengan lilitan kawat
f) Penyambungan las atau perak (sambungan mati)
g) Penyambungan puntiran kawat padat dengan
memuntir dan memakai las dop.
Sebelum melakukan Pemeriksaan, agar diketahui fungsi
48
dan penggunaan ruang dan jenis pekerjaan, Ketentuan
untuk ruang dan Instalasi Khusus di klasifikasikan
sebagai berikut:
1. Ruang Kerja Listrik 8.2 548
2. Ruang Kerja Listrik Terkunci 8.3 549
3. Ruang Uji Bahan Listrik dan Lab. Listrik 8.4 550
4. Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan 8.5 551
5. Ruang Lembab termasuk ruang pendingin 8.6 557
6. Ruang sangat panas 8.7 559
7. Ruang Berdebu 8.8 559
8. Ruang dengan gas, bahan atau debu yang korosif 8.9 561
9. Ruang Radiasi 8.10 561
10. Perusahaan kasar 8.11 563
11. Pekerjaan dalam ketel uap, tangka dan bejana 8.12 563
12. Peluncur, dok, galangan kapal, Derek dan Lift 8.13 564
Listrik
38
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
13. Instalasi rumah dan gedung khusus 8.14 564

14. Gedung pertunjukan, pertemuan, museum, pasar, 8.15 565
took, gedung umum lainnya 8.16 566
15. Kolam renang dan kolam lainya 8.25 589
16. Fasilitas pelayanan kesehatan 8.27 601
Dan berbagai fungsi dan penggunaan ruang lainnya yang
diatur dalam PUIL 2011 Bagian.8
49 Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, 9.5.6.1 630

pelaksana pekerjaan pemasangan instaasi tersebut harus
secara tertulis memberitahukan kepada instansi yang
berwenang bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan
baik, memenuhi syarat proteksi sebagaimana diatur
dalam PUIL serta siap untuk diperiksa dan diuji.
50 Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodic 630

9.5.6.3
sesuai ketentuan/standar yang berlaku
51 Meskipun instalasi listrik dinilai baik oleh instansi yang

berwenang, pelaksana instalasi listrik tetap terikat oleh 9.5.6.4 630
ketentuan tersebut dalam 9.5.8 atas instalasi yang
dipasangnya.
39
No Ayat No Hal
No
URAIAN Buku Buku
Urut
PUIL 2011 PUIL 2011
52 PHB utama untuk pengaturan seluruh instalasi gedung 9.6.1 631
bertingkat sebaiknya dipasang pada lantai jalan masuk
gedung tersebut.
53 Pada setiap lantai gedung bertingkat harus dipasang 9.6.2 631

sakelar masuk untuk pengaturan seluruh instalasi pada
lantai yang bersangkutan.
54 a. Pada setiap unit rumah tinggal dari setiap lantai 9.6.3 631
harus dipasang sakelar masuk untuk pengaturan
instalasi unit rumah tinggal tersebut
40
9.
DAFTAR PENYEBAB
PERLU PERBAIKAN ULANG ( PPU )
ATAU
TIDAK LAIK OPERASI (TLO)
41
Uraian Kondisi Instalasi

1. Penghantar proteksi PE :
1a Penghantar proteksi PE tidak ada pada sirkit cabang
1b Penghantar proteksi PE tidak ada pada sirkit akhir
1c Penghantar proteksi PE tidak ada pada kotak kontak
1d Penghantar proteksi PE tidak dihubungkan pada terminal kotak kontak
1e Penghantar proteksi PE hanya digulung di terminal kotak kontak
1f Penghantar proteksi PE hanya sampai ke kotak sambung
1g Penghantar proteksi PE pada kotak kontak tidak terhubung ke PHBK
1h Penghantar proteksi PE pada kotak kontak dihubungkan dengan penghantar netral
1i Penampang penghantar proteksi PE lebih kecil daripada penampang penghantar
fasa dan netral
(untuk penghantar fasa ≤ 16 mm2)
2. Penghantar netral dan penghantar PE

2a Penghantar PE dan pengahantar netral tidak dihubungkan di PHBK Utama, untuk
sistem TNCS
2b Penampang sambungan tereminal PE dan terminal N lebih kecil daripada
penampang saluran masuk
2c Penghantar netral dipakai bersama pada beberapa sirkit cabang / akhir
2d Penghantar PE dipakai bersama pada beberapa sirkit cabang / akhir
2e Sirkit cabang tidak lengkap
Catatan : Sirkit lengkap terdiri dari : Penghantar Fasa (F), satu penghantar netral
(N) dan satu penghantar proteksi (PE)
2f Sirkit akhir tidak lengkap
Catatan : Sirkit lengkap terdiri dari : Penghantar fasa (F) satu penghantar netral
(N) dan satu penghantar PE (bila ada KK)
2g Penghantar netral dan penghantar PE terdiri dari dua penghantar atau lebih yang
diparalel
42
3. Peruntukan penghantar
3a Kabel NYM ditanam dalam tanah atau dipasang diudara terbuka
3b Kabel,senur ( fleksibel ) digunakan untuk instalasi magun
3c Kabel NYA dipasang tanpa insulator rol atau pipa instalasi
4. Warna insulasi kabel (netral dan fasa)

4a Warna isulasi kabel saluran / sirkit utama tidak sesuai PUIL
4b Warna isulasi kabel saluran / sirkit cabang tidak sesuai PUIL
4c Warna isulasi kabel saluran / sirkit akhir tidak sesuai PUIL
Catatan :
1. Warna kabel netral harus biru
2. Warna kabel PE harus loreng kuning-hijau atau dibuat kuning hijau disetiap
terminal dan kontak sambung
5. Penghantar bumi
5a Penghantar bumi tidak ada
5b Penampang panghantar bumi kurang dari 4 mm2
5c Bahan penghantar bumi berbeda dengan bahan terminal PE dan electrode bumi,
tanpa konektor bimetal
5d Penghantar bumi disatukan dengan penangkal petir, tanpa ikatan penyama
potensial
5e penghantar bumi terdiri dari beberapa penghantar yang diparalel
5f Penghantar bumi terdiri dari jenis kabel senur
5g Penghantar bumi tidak utuh (sambungan)
6. Resistans insulasi kabel

6a Resistans insulasi kabel :
6a.1. Dengan voltase uji 250 V hasil pengukuran resistan insulasi kurang dari
0,5 M Ohm
6a.2. Dengan voltase uji 500 v atau lebih hasil pengukuran insulasi kurang dari
1 M Ohm
43
6b Resistans insulasi kabel tidak dapat diperiksa / diukur
7. Nilai resistans pembumian lebih besar dari nilai resistans jenis tanah (tipikal) dan tidak
dapat membuktikan adanya electrode bumi. (tabel 54.2)
8. Penghantar PE dan penghantar bumi tidak dihubungkan di PHBK utama
9. Rel/sisir/sambungan di PHBK utama

9a Penampang rel / sisir PHBK Utama lebih kecil dari pada penampang saluran
masuk
9b Bahan rel PHBK Utama bukan tembaga
9c Penampang sambungan dari MCB Utama ke MCB sirkit lebih kecil dari pada
penampang saluran masuk
9d Terminal penghubung pada sakelar / MCB PHBK Utama, digunakan untuk lebih
dari satu inti
9e Jumper pada MCB diplintir
9f Pada terminal lebih dari satu penghantar pada satu terminasi
10. Rel/sisir/sambungan di PHBK cabang

10a Penampang rel / sisir PHBK Cabang tidak memenuhi syarat
Catatan : Minimal harus sama dengan saluran cabang
10b Bahan rel PHBK Cabang (1,2,….dst) bukan tembaga
10c Penampang sambungan dari sakelar / MCB Cabang ke MCB sirkit akhir kecil dari
pada ukuran saluran cabang
10d Terminal penghubung pada sakelar / MCB Cabang, digunakan untuk lebih dari
satu inti.
11. Sakelar Utama

11a Sakelar utama / MCB yang berfungsi sebagai Sakelar Utama tidak ada
11b Arus pengenal sakelar utama lebih kecil dari pada beban terpasang
Catatan : Ukuran sakelar utama / MCB Utama minimal 10 A
11c Saluran masuk ke sakelar utama di cabangkan kebeberapa sirkit lain
44
12. MCB yang berfungsi sebagai sakelar utama kurang dari 10 A
13. Saluran utama dan saluran cabang

13a Penampang saluran utama kurang dari 4 mm2
13b Saluran utama tidak utuh ( sambung )
13c Penampang saluran cabang kurang dari 4 mm2
14. Gawai proteksi sirkit cabang
14a Gawai proteksi arus lebih sirkit cabang (1,2,..,dst) tidak ada
14b Arus pengenal gawai proteksi arus lebih sirkit cabang (1,2,..,dst) lebih besar dari
pada KHA penghantar
14c Arus pengenal gawai proteksi arus lebih kecil dari pada beban terpasang
14d Ada kotak kontak yang dipasang luar yang tidak diproteksi GPAS ≤ 30 mA
14e Instalasi tanpa GPAS ≤ 500 mA (untuk proteksi kebakaran) pada gedung public,
industry, komersial dan perumahan yang rawan terhadap bahaya kebakaran.
15. Sakelar utama PHBK cabang

15a Sakelar utama/MCB utama pada PHBK cabang (1,2,…,dst) tidak ada
15b Arus pengenal sakelar utama pada PHBK cabang lebih kecil dari pada beban
terpasang
15c Arus pengenal sakelar utama pada PHBK cabang lebih kecil dari pada KHA
penghantar
15d Pada PHBK cabang disetiap lantai gedung bertingkat tidak dipasang sakelar
masuk .
16. Gawai proteksi sirkit akhir

16a Gawai proteksi arus lebih sirkit akhir pada PHBK utama/cabang tidak ada
16b Gawai proteksi arus lebih sirkit pada PHBK utama/cabang lebih besar dari pada
KHA penghantar
16c Gawai proteksi arus lebih sirkit akhir pada PHBK utama/cabang lebih besar dari
sakelar utama/cabang
17. Elektrode bumi
45
17a Elektrode bumi tidak ada

17b Elektrode bumi dipakai untuk beberapa instalasi
18. Polaritas
18a Polaritas fitting lampu terbalik
18b Polaritas kotak kontak terbalik
18c Polaritas sakelar (kecuali di dalam panel) terbalik
19. Pemasangan PHBK

19a Ketinggian PHBK kurang dari 1,5m di atas lantai, untuk instalasi perumahan
19b PHBK untuk ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas tidak memenuhi
persyaratan PUIL
20. Kotak-kontak
20a Kotak kontak dengan ketinggian kurang dari 125 cm dari jenis terbuka
Catatan : Seharusnya dari jenis putar/tutup (bukan jenis terbuka)
20b Titik lampu (instalasi magun) dihubungkan ke kotak kontak

Catatan : Kotak kontak hanya diperuntukkan untuk piranti listrik dan
penyambungan yang tidak tetap
21. Pemasangan lengkapan instalasi tidak rapi
22. Sambungan penghantar tidak dalam kotak sambung
23. Tidak ada kesinambungan sirkit (F, N, PE)
24. Lengkapan listrik (MCB, kotak-kontak, Sakelar)

24a Tidak bertanda SNI
24b Pemasangannya tidak sesuai peruntukan
25. Kabel tidak bertanda SNI/SPLN
26. Terminal netral dan terminal PE

26a Pada PHBK tidak ada terminal N dan/atau PE
46
26b Pada PHBK terminal N/PE tidak digunakan sesuai fungsi masing-masing
26c Ada penghantar PE pada sirkit cabang dan sirkit akhir tidak bermula dari terminal
PE pada PHBK utama
26d Pada terminal PE ada lebih dari satu penghantar PE pada satu lubang terminasi
26e Pada terminal PE ada penyambungan dengan pelintiran
26f Semua penghantar N pada sirkit cabang dan sirkit akhir tidak bermula dari
terminal N pada PHBK
26g Pada terminal N ada lebih dari satu penghantar N pada satu lubang terminasi
26h Pada terminal N ada penyambungan dengan pelintiran
26i Terminal N dan terminal PE pada PHBK utama tidak dihubungkan
Catatan : Pada sistem TNCS, harus dihubungkan dan hanya di PHBK utama
saja
26j Terminal N dan terminal PE di PHBK lantai 2, 3, dst dihubungkan
26k Pada sistem TT, terminal N dan terminal PE dihubungkan langsung
27. Pencabangan saluran

27a Saluran utama dicabangkan ke beberapa PHBK
27b Saluran cabang dicabangkan ke beberapa PHBK
27c Saluran utama dicabangkan ke sirkit lain
28. Sirkit akhir

28a Pada sirkit akhir ada MCB/sekaring untuk lebih dari satu sirkit
28b Pada sirkit akhir terdapat lebih dari satu saluran fasa di dalam satu kabel
28c KHA sirkit akhir lebih kecil dari beban terpasang
29. Instalasi Kamar Mandi dan Water Heater

29a Ada kotak kontak/sakelar di dalam kamar mandi pada zone 1 atau zone 2
29b Ada kotak kontak/sakelar di dalam kamar mandi pada zone 3tanpa GPAS
29c Pemanas air (Water heater) tidak dilengkapi GPAS ≤ 30 mA
30. Unit AC tanpa kotak-kontak
47
31. MCB pada penghantar netral

31a MCB diinstalasi fasa tunggal dipasang pada penghantar netral
Catatan : Mestinya terpasang pada penghantar fasa
31b Pada instalasi tiga fasa dipasang MCB netral fasa tunggal
32. Instalasi yang belum terpasang/belum selesai

32a Instalasi belum semua terpasang (belum selesai)
32b Saluran utama belum terpasang
32c Kotak kontak/sakelar (semua/sebagian) belum terpasang
32d Fitting lampu (semua/sebagian) belum terpasang
32e Gawai proteksi arus lebih disirkit (cabang / akhir) belum terpasang
32f Sakelar utama cabang (semua/sebagian) belum terpasang
32g Sirkit cabang (semua/sebagian) belum terpasang
32h Sirkit akhir (semua/sebagian) belum terpasang
32i Instalasi di (LT-….,…, dst) belum terpasang
32j Instalasi di (LT-..,…, dst) sudah terpasang, tetapi tidak diajukan untuk diperiksa
33. Lain-lain
COS untuk menghindari kemungkinan dua sumber beroperasi parallel (Genset dengan
PLN) maka perlu dipasang Change Over Switch (COS)
48
10.
DAFTAR PENYEBAB LAIK OPERASI DENGAN
PERBAGAI MINOR (LOM)
ATAU
LAIK OPERASI DENGAN CATATAN (LOC)
49
101 Gambar Instalasi

101.a Keterangan fungsi ruangan dalam bangunan tidak ada
101.b Tanda jenis pengahantar (F, N, PE) pada Gambar Instalasi tidak sesuai
PUIL
101.c Tanda kabel naik dan turun tidak sesuai PUIL
101.d Simbol Sakelar, Kontak-kontak tidak sesuai PUIL
101.e Tanda jenis penghantar (F, N, PE) pada Gambar Instalasi tidak ada
101.f Tata letak titik –titik beban tidak sesuai terpasang
101.g Gambar perkawatan tidak sesuai PUIL
101.h Gambar perkawatan tidak lengkap
101.i APP tidak digambar pada gambar instalasi
101.j Saluran utama dari APP ke PHBK tidak digambar
101.k Nomor grup titik beban pada gambar Instalasi tidak ada
101.l Nomor grup titik beban pada gambar Instalsi dan pada Diagram Garis
Tungggal tidak sama
101.m Gambar tidak di cap dan ditanda tangani PJT ( mestinya sudah ditolak
waktu mendaftar )
101.n Gambar tidak sesuai aturan gambar teknik
101.o Gambar tidak jelas / buram
101.p Sirkit grup yang satu hilang berhubungan dengan sirkit grup lainnya
102 Diagram garis tunggal :

102.a Nomor grup sirkit akhir pada Diagram Tunggal tidak ada
102.b Pada diagram garis tunggal : jenis / jumlah inti / ukuran kabel,saluran
masuk tidak sesuai terpasang / tidak ada
102.c Pada diagram garis tunggal : jenis / jumlah inti / ukuran kabel,sirkit
cabang tidak sesuai terpasang / tdak ada
102.d Pada diagram garis tunggal : jenis / jumlah inti / ukuran kabel,sirkit akhir
tidak sesuai terpasang / tdak ada
50
102.e Besaran MCB / Sakelar / Sekarang pada Diagram Garis Tunggal tidak
sesuai terpasang / tidak ada
102.f Simbol MCB pada Diagram Garis Tunggal tidak sesuai PUIL
102.g Simbol sakelar / Sekarang pada Diagram Garis Tunggal tidak sesuai PUIL
102.h Pada diagram garis tunggal : Penghantar bumi dihubungkan dengan
penghantar fasa
102.i Penghantar bumi tidak sesuai dengan yang terpasang
103 Denah bangunan

103.a Sekala denah bangunan tidak 1 : 100
103.b Denah bangunan tidak sesuai karena setempat berupa rumah kopel
(2,3,…,dst)
103.c Denah bangunan tidak sesuai karena setempat berupa rumah tingkat
(2,3,….,dst)
103.d Denah bangunan tidak sesuai karena terbalik cermin
103.e Denah bangunan tidak sesuai karena setempat bedeng
103.f Denah bangunan tidak sesuai karena jumlah ruangan tidak sama
103.g Denah bangunan tidak sesuai setempat
104 Jumlah titik lampu pada Gambar Instalasi dan pada Diagram Garis Tunggal
104.a Jumlah titik lampu pada Gambar Instalasi tidak sesuai terpasang
104 b Jumlah Kotak kontak pada Gambar Instalasi tidak sesuai terpasang
104.c Jumlah kotak-kotak pada gambar Instalasi dan pada diagram garis tunggal
tidak sama
104.d Jumlah titik lampu dan kotak-kotak pada gambar instalasi dan pada
diagram garis tunggal tidak sama
105 Lain-lain
105.a Instalasi sudah bertegangan dari rumah sebelah
105.b Instalasi hanya untuk satu/dua Lampu dan satu/dua KKB di salah satu
ruang bangunan
51
Catatan : Agar diajukan pemeriksaan untuk keseluruhan instalasi pada

bangunan tersebut
105.c Instalasi tidak mencakup sebagian besar ruang-ruang dalam bangunan

bangunan tersebut
105.d Setempat ada instalasi lama bertegangan dari Kwh lama terpisah dari
instalasi baru
bangunan tersebut.
Catatan : Untuk LOM atau LOC, sertifikasi tetap diterbitkan
52
11.
LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
12
STANDAR KOMPETENSI TENAGA PEMERIKSA
70
STANDAR KOMPETENSI TENAGA PEMERIKSA
Tenaga pemeriksa pada LIT-TR wajib memiliki sertifikat kompetensi yang

dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang terakreditasi pada Kementrian
ESDM.
Standar kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk

menginspeksi instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah berikut perlengkapannya
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya
Mineral No. 08 tahun 2010 perihal Standar kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub Bidang Inspeksi.
71
72
73
74

Scan Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi Pemanfaatan EMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH - Rev 4 PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Scan Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi Pemanfaatan EMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH - Rev 4 PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PT.

JASA KELISTRIKAN INDONESIA

001 – IK - OPS – JKI

Daftar Isi .............................................................................................................................

INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI :

I. PERSIAPAN SARANA UNTUK DILOKASI :

1. Persiapan Peralatan Kerja :

II. PERSIAPAN DOKUMEN PENDUKUNG :

1. Identitas pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah

III. PERSIAPAN PAKAIAN DINAS

I. PENCARIAN LOKASI INSPEKSI :

3. Bila lokasi ditemukan dan dapat dilakukan inspeksi

II. PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK :

l. Periksa keberadaan penghantar proteksi (PE) dan sirkit / saluran akhir

3. Pemeriksaan Kotak Kontak

4. Pemeriksaan Sakelar / Penghubung

5. Pemeriksaan Fitting Lampu

III. PENGUKURAN TAHANAN INSULASI.

b. Lepas penghubung antara terminal Penghantar Proteksi (PE) dan

1.2 Pengukuran pada sirkit akhir

 Ujung kabel hitam dijepit ke penghantar netral

2.3 Pengukuran Penghantar fasa dengan penghantar proteksi (PE)

 Ujung kabel hitam dijepit ke penghantar proteksi (PE)

2.4. Pengukuran Penghantar fasa dengan fasa.

 Ujung kabel hitam dijepit / ditusukan ke penghantar fasa.

IV. PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN.

2. Kesinambungan penghantar fasa dan penghantar proteksi (PE)

VI. PERIKSA PEMASANGAN INSTALASI

VII. PERIKSA SAKELAR ATAU PEMUTUS

1) Periksa keberadaan sakelar atau pemutus untuk pengendalian.

VIII. SELESAI MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN, PASANG

MEMBUAT LAPORAN PEMERIKSAAN :

PHBK MENGGUNAKAN BOX SEKERING 10A

NYM 3 X 4 mm² BC 6 mm²

NYM 3 X 4 mm² BC 6 mm²

16A 10A NYM 3 x 2,5 mm²

10A NYM 3 x 2,5 mm²

CONTOH PENGUKURAN TAHANAN INSULASI INSTALASI LISTRIK 1 FASA

MCB SEBAGAI SAKLAR UTAMA MCB SEBAGAI PROTEKSI SIRKIT AKHIR

Langkah langkah Pengujian Resistansi Isolasi

Phase – Netral = ………..MΩ

DARI CONTOH GAMBAR DIATAS DIKETAHUI HASIL

10 A NYY 4 X 4 mm² 1 Kotak Kontak 3 Phase

6A NYM 3 X 4 mm² (0) PVC 5/8"4 Kotak Kontak

6A NYM 3 X 4 mm² (0) PVC 5/8"10 LP + 1 KK

Ground Rood 5/8" X 1,5m

CONTOH GAMBAR PENGUKURAN TAHANAN INSULASI 3 FASA

R S T MCB SEBAGAI SAKLAR

Langkah-langkah pengujian resisitans Isolasi Instalasi 3 Phase pada PHB Utama

DATA PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI 3 PHASE PADA PHB UTAMA/MDP :

CONTOH PENGUKURAN RESISTAN PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK 3 FASA

CONTOH PENGUKURAN RESISTAN

PLAT TEMBAGA/REL TEMBAGA

LOCK TEST FUNCTION

DARI CONTOH GAMBAR DIATAS DIKETAHUI

CONTOH PENGUKURAN RESISTAN PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK 3 FASA

MCB SEBAGAI SAKELAR R S T

LOCK TEST FUNCTION

DARI CONTOH GAMBAR DIATAS DIKETAHUI

CONTOH FOTO UPLOAD PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Ketentuan upload foto ke aplikasi SLO, sebagai berikut: