Anda di halaman 1dari 21

Disusun Oleh :

Muhammad Khoirul Syarif (181220000168)


Aulya Shabrina Aisyane (181250000251)

Dosen Pengampu : Ibu Yushinta Eka Farida, M.Pd.


Kutipan
Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam
buku-buku maupun majalah-majalah. (Keraf, 2004: 202).
Menurut KBBI (2004) kutipan adalah pengambillalihan satu kalimat atau
lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh
argumen dari tulisan sendiri.
Kutipan menurut Kanzunnudin (2015: 208) adalah pengambil alihan satu
kalimat atau lebih dari karya tulis untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh
argumen dalam tulisan sendiri.
Kutipan dapat diartikan mengambil tulisan, pendapat, bahkan teori dari
para ahli untuk dijadikan sebuah penguatan tulisan yang ditulis seorang
penulis.
Jenis Kutipan
Menurut jenisnya kutipan dibedakan menjadi kutipan langsung dan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil
secara lengkap kata demi kata, kalimat dari kalimat dari sebuah teks asli.
Sedangkan kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat seorang
pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat
tersebut. Keraf (2004: 203).
Prinsip-Prinsip Mengutip
Beberapa prinsip harus diperhatikan dalam membuat kutipan menurut Keraf :
a. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh megubah
kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu
diadakan perubahan atau memberi keterangan yang jelas.
Contoh :
mengubah tulisan harus diberi tanda kurung kotak [...] perubahan teknik
atau tulisan tersebut dibuat sendiri oleh penulis dan tidak ada dalam teks
aslinya, seperti [huruf miring dari saya, Penulis]
b. Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoal
ejaan maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh
meperbaiki kesalahan-kesalahan itu. la hanya mengutip sebagaimana
adanya. Demikian pula halnya jika penulis tidak setuju dengan suatu bagian
tertentu.
Dalam hal terakhir ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan
mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan
atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula
ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [...] seperti halnya dengan
perubahan teknik sebagai telah dikemukakan diatas.
Contoh :
"Dalam membuat wacana argumentasi kita harus memperhatikan tulisan
kita, wacana argumentasi harus berisi pendapat yang disertai atau
dibuktikan dengan fakta, sehingga tulisan tersebut tidak hanya
mengungkapkan pendapat si penulis [sic!] sendiri..."
Kata penulis dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya
penulis. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki
kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan. Dan ia
sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya ilmiah
penggunaan sic! dalam tanda kurung segi empat yang ditempatkan
langsung dibelakang kata atau bagian yang bersangkutan dirasakan
mantap.
c. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-
bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh
mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhan.
Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik
berspasi [...]. Jika unsur kutipan yang dihilangkan dibagian akhir maka tiga
titik berspasi ditambahkan susudah titik yang mengakhiri kalimat tersebut.
Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebibh, maka
biasanya dinyatakan dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris
halaman. Dalam hal ini tidak diperkenankan mengguanakan garis
penghubung [-] sebagai pengganti titik-titik.
Cara-Cara Mengutip
Dibawah ini contoh dan cara mengutip kutipan langsung dan tidak langsung:
a. Kutipan Langsung Yang Tidak Lebih dari Empat Baris
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan,
akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara berikut:
1. Kutipan diintegrasikan langsung dengan teks;
2. Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
3. Kutipan diapit dengan tanda kutip
4. Sesudah kutipan selesai diberi nomor untuk penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman kutipan itu.
b. Kutipan Langsung yang Lebih dari Empat Baris
Bila kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus
digarap sbb:
1. Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
2. Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi
3. Kutipan tidak boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip
4. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas, atau
dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu;
5. Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan dimulai dengan
alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan.
c. Kutipan Tak Langsung
Kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat yang dikemukakan. Sebab itu
kutipan tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus
diperhatikankan untuk membuat kutipan tak langsung:
1. Kutipan diintregasikan dengan teks
2. Jarak antar baris dua spasi
3. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip
4. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas, atau
dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan tersebut.
Contoh :
Salam (2004:43) nilai-nilai yang berkaitan dengan penyelenggaraan otonomi daerah
mencakupi peraturan doktrin dan progam.
Jika merujuk kutipan yang terdapat pada karya orang/buku orang lain atau yang
digunakan orang lain, penulisannya harus disertai nama pengarang buku yang
enggunakan kutipan, nama pengarang bahan kutipan, tahun, dan halaman. Di
antara nama pengarang buku yang menggunakan kutipan dan nama pengarang
bahan kutipan disisipi kata-kata "yang mengutip pendapat" atau "yang bersandar
pada pendapat”.
d. Kutipan Atas Ucapan Lisan
Dalam karya-karya ilmiah atau tulisan-tulisan lainnya, sering pula dibuat kutipan-
kutipan atas ucapan-ucapan lisan, entah yang diberikan dalam ceramah-ceramah,
kuliah-kuliah atau wawancara-wawancara. Sebenarnya kutipan atas sumber
semacam itu sulit dipercaya, kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seorang
tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta dapat diikuti
oleh masyarakat luas.
Bibliografi
Pengertian Bibliografi
Bibliografi atau daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan
penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang
tengah digarap. Keraf (2004:242).
Bagi kebanyakan orang bibliografi bisa saja dianggap sesuatu yang tidak penting, tetapi beda halnya bagi
para calon sarjana atau seorang peneliti, daftar pustaka atau bibliografi adalah suatu hal yang sangat
penting.
Fungsi Bibliografi
Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada
catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dari pernyataan atau ucapan yang
dipergunakan dalam teks.
Bibliografi dapat pula dilihat dari segi lain, yaitu ia berfungsi sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki.
Dalam bibliografi ia dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah
tersebut.
Unsur-Unsur Bibliografi
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibliografi itu, tiap penulis harus
tahu pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang penting yang harus dimasukkan dalam sebuah
bibliografi adalah:
a. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah
halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah atau koran, jilid, nomor
dan tahun. Tanggal dan bulan, tahun.
Ada yang perlu diperhatikan, yakni penempatan daftar bibliografi. Dalam skripsi, tesis, dan disertasi, daftar
bibliografi ditempatkan pada halaman tersendiri di akhir karangan. Dalam penulisan buku daftar bibliografi
dicantumkan pada akhir karangan dan ditempatkan dihalaman tersendiri. Akan tetapi juga daftar pustaka
atau bibliografi dicantumkan pada akhir bab.
Bentuk Bibliografi
Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan referensi,
tergantung dari sifat bahan referensi itu sediri. Cara menyusun bibliografi
dari buku lain dengan menulis bibliografi yang diambil dari majalah, dan
majalah berlainan juga dengan harian. Semua penulisan biografi yang
diambil misalnya saja dari tesis, disertasi.
Tetapi ada yang sama dari perbedaan jenis yang diambil menjadi referensi,
tetap mencantumkan pengarang, judul, dan data-data publikasi.
Bibliografi atau daftar pustaka disusun menurut urutan alfabetis dari nama
pengarangnya. Untuk nama pengarang harus dibalik terlebih susunannya,
nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar jika ada. Jarak diantaranya
adalah spasi rapat. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal, dimulai dari
pinggir margin kiri, sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap
pokok dimasukkan kedalam tiga ketikan.
Bila ada dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang yang sama, maka
pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikannya dengan
sebuah garis panjang, sepanjang lima atau tujuh ketikan, yang disusul
dengan sebuah titik. Ada juga yang menghendaki garis panjang yang
digunakan sesuai dengan panjang nama pengarangnya, tapi cara tersebut
kurang efisien terutama jika nama pengarangnya terdapat dua sampai
dengan tiga, maka garis tersebut akan sangat panjang dan hal tersebut
mengganggu dari segi estetis.
Cara menulis bibliografi :
a.Buku dengan Seorang Pengarang
Bahan pustaka berbentuk buku ditulis dengan urutan nama pengarang, tahun terbit, judul buku dengan
cetak miring, kota terbit, dan penerbit. Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut digunakan tanda titik (.),
kecuali antar kota dengan penerbit diguna tanda titik dua (:). Contoh penulisannya:
Anshori, Mokham. 2003. Pengantar Bisnis. Rembang: Yayasan Adhigama.
Bloomfield, Leonard. 1962. Languange. New York: Holt, Rineheart.
b. Buku dengan Dua atau Tiga Pengarang
Apabila buku yang dijadikan bahan pustaka terdapat dua atau tiga pengarang maka:
1. Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan
2. Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh
diadakan perubahan urutannya.
Contoh penulisannya:
Marpaung, Happy dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta
c. Buku dengan Banyak Pengarang
Apabila buku yang dijadikan daftar pustaka terdapat banyak pengarang maka cara penulisannya adalah:
1. Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan dibalik
2. Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup digunakan singkatan et.al yang berarti dkk atau
dll. Singkatan et.al dicetak miring. Contoh penulisannya:
Pannen, Paulina et.al. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
d. Buku yang dijadikan daftar pustaka terdapat editornya
Penulisannya sama seperti menulis pustaka berbentuk buku, hanya saja pada akhir nama ditambah (Ed.)
jika editornya hanya satu, dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu. Adapun contohnya sebagai berikut:
Suriasumantri, Jujun S, (Ed.). 1978. Ilmu Dalam Perpekstif: Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakikat
Ilmu. Jakarta: Gramedia.
Jalal, Fasli (Eds.). 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonom Daerah. Yogyakarta: Adicita.
Macam -Macam Bibliografi
Semua yang telah diuraikan di atas baru merupakan prinsip-prinsip untuk menyusun urutan-
urutan bagi berbagai macam jenis bahan referensi. Daftar bibliografi atau singkatnya disebut
bibliografi. Disusun untuk mempergunakan semua bahan yang telah dipakai dalam
penyusunan karya ilmiah, baik secara langsung (yang dibuat kutipan-kutipan) maupun tidak
langsung. Sebab itu (sudah dikemukakan diatas) bahan-bahan referensi itu dapat dibedakan
dengan membuat daftar yang khusus jika memang cukup panjang daftarnya, misalnya:
Buku-buku dasar: buku yang dipergunakan bahan orientasi umum mengenai pokok yang
digarap. Dalam hal ini mungkin tidak ada satu bahan pun yang dikutip daripadanya.
Buku-buku khusus: buku-buku khusus yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk
mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap. Biasanya
kutipan-kutipan yang terdapat dalam sebuah karya diambil dari kelompok buku khusus ini
Buku-buku pelengkap: buku-buku pelengkap adalah buku-buku tersebut topiknya lain dari
pokok yang digarap penulis. Namun dalam beberapa hal buku-buku itu bisa memberi jalan
keluar atau penerangan yang lebih mendalam mengenai salah satu bagian dari sebuah karya.
Dan jenis buku ini biasanya juga diambil kutipan-kutipan.
Penyusunan Bibliografi
Berikut hal-hal yang penting dalam penyusunan bibliografi atau daftar pustaka:
- Nama pengarang diurutkan menurut urutan alfabet, setelah nama tersebut dibalik.
- Jika tidak ada nama pengarang, maka judul atau artikel yang diurutkan dalam urutan alfabet
- Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensiya, maka untuk
referensinya yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikutsertakan tetapi
diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
- Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara
pokok dengan pokok yang lain adalah dua spasi.
- Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus
dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.
Catatan Kaki
Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatakan pada kaki
atau bawah halaman yang bersangkutan.

Tujuan Catatan Kaki


Catatan kaki dibuat dalam sebuah karangan bermaksud untuk:
a. Menyusun Pembuktian
Dalam setiap pernyataan penting seseorang harus terdapat pembuktian.
Pembuktian itu dapat dibeberkan dan ditulis dalam catatan kaki. Catatan kaki
dimaksudkan untuk menunjukkan sumber kebenaran yang telah diambil seseorang.
b. Menyatakan Utang Budi
Tujuan menyatakan utang budi bermaksud pengutip menyertakan nama, judul
pengarang karena mengutip atau meminjam tulisan si pengarang.
c. Menyampaikan Keterangan Tambahan
Menyampaikan keterangan tambahan untuk memperkuat uraian diluar persoalan
atau garis garis yang diperkenankan oleh laju teks. Dapat berbentuk keterangan
yang lain seperti:
1. Menyampaikan inti atau sari sebuah fragmen yang dipinjam.
2. Menyampaikan uraian tambahan terhadap topik yang disebut dalam teks,
keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks.
3. Materi-materi penjelas yang kurang penting, seperti perbaikan, tau pandangtan-
pandangan lain yang bertentangan.
d. Merujuk Bagian Lain dari Teks
Dapat dipergunakan untuk menyediakan referensi kepada bagian-bagian lain dari tulisan yang
sedang dibahas. Untuk menunjukkan apendiks tau lampiran harus melalui catatan kaki.
1. Prinsip membuat catatan kaki Dalam membuat catatan kaki, perlu diperhatikan prinsip-
prinsip berikut ini:
a. Hubungan Catatan Kaki dengan Teks Hubungan catatan kaki dan teks dinyatakandengan
mempergunakan nomor urut penunjukan baik yang terdapat dalam teks maupun terdapat
pada catatan kaki.
b. Nomor Urut Penunjukan
Apabila nomor penunjukan hanya berlaku untuk tiap bab.
1. Tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut 1 untuk catatan yang pertama, kemudian
dilanjutkan dengan nomor unit berikutnya sampai pada akhir bab.
2. Nama pengarang dan sumber yang untuk pertama kali disebut dalam satu bab, harus
disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam bab
mengunakan singakatan ibia: nama singkat pengarang dengan singkatan Op.cit atau loc.cit.
c. Teknik Pembuatan Catatan Kaki
Disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman, sehingga kaki halaman pada
margin bawah tidak boleh sempit lebih dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir dari jarak
catatan kaki.
1. Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari
margin kiri sepanjang 15 ketikan dengan huruf pika, atau 18 ketikan dengan huruf elite [-----]
2. Dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor
penunjukan.
3. Sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah mulai diketik baris pertama dari
catatan kaki.
4. Jarak antar baris spasi rapat dan antar catatan kaki 2 spasi.
5. Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dengan margin kiri.
2. Jenis catatan kaki
Jenis-jenis catatan kaki adalah sebagai berikut:
a. Penunjukkan sumber (Referensi) Menunjuk sumber tempat sumber kutipan
terdapat (referensi)
1. Mempergunakan sebuah kutipan langsung.
2. Mempergunakan sebuah kutipan tak langsung.
3. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri apa yang telah dibaca.
4. Meminjam sebuah tabel, peta, atau diagram dari suatu sumber.
5. Menyusun sebuah diagram, berdasarkan datadata yang diperoleh dari suatu
sumber, atau beberapa sumber tertentu.
6. Menyapkan sebuah evidensi khusus, yang tidak dianggap sebagai pengetahuan
umum.
7. Kembali kepada bagian lain dari karangan itu.
b. Judul
1. Semua judul mengikuti peraturan seperti bibllograli, judul buku, judul
majalah,harian, atau ensiklopedia digaris bawahi/dicetak miring; judul artikel
ditempatkan dalam tanda kutip.
2. Setelah catatan kaki pertama, pada penyebutan selanjutnya atas sumber yang
sama, judul buku, dsb. Tidak perlu disebut lagi ganti, diganti dengan:
a. Ibid (Ibidem) pada tempat yang sama.
b. Op.cit (Opere Citato) pada karya yang telah dikutip.
c. Loc.cit (loco citato) pada tempat yang telah dikutip.
Data publikasi
1. Tempat dan tahun penerbitan sebuah buku dapat dicantumkan pada referensi
pertama; referensi-referensi selanjutnya (dalam kesatuan nomor urut itu)
ditiadakan. Dalam referensi yang pertama, tempat, dan tahun terbit adalah
(Jakarta, 1973). Apabila nama penerbit dicantumkan adalah
(Jakarta:Gramedla,2000).
2. Data pubhkasl sebuah majalah, ndak padu memuat nama. tempat dan pcnorbut,
dan nomor halaman. tanggai. bulan (tidak boleh disingkat) dan tahun. Semua
keterangan mengenai penanggalan biasanya ditempatkan dalam tanda kurung,
misalnya (April,2000).
3. Data publikasi sebuah anikel sebuah harian adalah bulan. hari, tanggal, tahun, dan
nomor halaman. Penanggalan tidak boleh ditempatkan dalam tanda kurung.

d. Jilid dan nomor halaman


1. Buku yang terdiri dari satu jilid. singkatan halaman adalah hlm untuk menunjukkan
nomor halaman, misalnya Hlm. 110.
2. Buku yang terdiri dari beberapa jilid, harus dicantumkan nomor jilid dan nomor
halaman. Nomor jilid menggunakan angka romawi. Nomor halaman menggunakan
angka Arab.
3. Cara membuat catatan kaki
Cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan teks pada halaman yang sama.
Titik berspasi yang mendahukui dan mengikuti contoh teks berati ada yang lebih
dari satu alinea yang menghilangkan sebetum dan sesudah teks yang dikutip
tersebut.
a) Referensi buku dengan seorang pengarang
.................................................................................................
.............................................
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vocal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang
nyata.6...........................................................
6gorys Keraf, Komposisi(Semarang,2004), Hlm.2.

Penulisan catatan kaki di atas menunjukkan hal-hal sebagai berikut:


1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik
2. Antara nama pengarang dan juduI buku dipergunakan tanda koma (pada bibliografi
dipergunakan titik). Antarjudul buku dan data publikasi tidak ada titik taun koma
3. Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung; nama penerbit tidak
perluditulis.
b. Referensi buku dengan dua atau tiga pengarang

........ dengan konflik terdapat hubungan karena perubahan sosial dapat terjadi akibat konflik
sosial dan sebaliknya

perubahan sosial dapat menimbulkan konflik. Masuknya........ 11


____________________________________________________________
11 Yaya suryana dan H.A. Rusdiana, Pendidikan Multikultural

(Bandung: Pustaka Setia, 2015),Hlm.31


Contoh diatas menunukkan bahwa nama penerbit dimasukkan. “Antara nama tempat dan penerbit diberikan
titik dua.

c. Referensi buku dengan banyak pengarang


Penulisan contoh langsung tertuju penulisan catatan kaki, dan seterusnya hingga point terakhir.
8Machfud Syaefudin, et al, Dinamika
Peradaban Islam (Yogyakarta:Pustaka |Imu,2013, Hlm.50
Pada contoh diatas menunjukkan bahwa (1) nama yang ditulis hanya nama pengarang pertama yang ditulis,
nama-nama pengarang lain diganti dengan et.al;dan (2) antara nama pengarang dan smgkatan et.al,serta
antara singkatan et.al. dan judul buku diberikan tanda pisah koma.
d. Edisi berikutnya mengalami perubahan
8H.A. Glaason,An.Introductnon to
Descriptive Longuusuc (rev.ad, New York, l961), Hlm.56

Contoh diatas menunjukkan bahwa:


1. Keterangan tentang ulang-cetak atau edisu yang diperbarui diletakkan dalam kurung sebelum tempat
terbit.
2. Antara tempat terbit dari keterangan tentang ulang cetak atau edisi yang diperbarui diberi tanda
pemisah berupa titik koma.
e. Buku yang terdlri dari dua jilid atau lebih
Ada dua cara penulisannya, cara yang pertama:
9A,H Lightstone, Conceptis of Calculus (Vol.1; New York: Harper&Row, 1996)Hlm.75.

Cara yang kedua adalah:


9A.H. Lunghtstone, Conceptis of Calculus (new York: Harper & Row, 1996, Vol. Hlm.75.

Cara penulisan di atas menunjukkan bahwa(1) keterangan nomor jilid ditempatkan dalam kurung sebelum
tempat terbit; (2) keterangan nomor jilid dapat ditaruh diluar tanda kurung sebelum nomor halaman; dan
(3) nomor jilid selalu dengan angka romawi, sedangkan nomor halaman dengan angka arab.
Sebuah edisi dari karya seorang pengarang atau lebih
Ada dua cara penulisannya, cara yang pertama adalah :
10Lukman Adi, Ed., Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, sebagai Tjermin Manusia Indonesia
Baru (Djakarta,1967), Hlm. 84-85

Cara yang kedua:


10Harimurti Kridalaksana, "Pembentukan Istilah llmiah dalam Bahasa Indonesia", Bahasa dan
Kesussasteraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru Ed. Lukman Adi
(Djakarta,1967). Hlm. 84-85

Cara penulisan diatas menunjukkan bahwa :


Apabila yang lebih ditekankan adalah editornya, nama editor yang dicantumkan lebih dahulu.
tetapi bila yang ditekankan penulis artikel, maka nama penulis artikel yang didahulukan.
Apabila nama penulis artikel (pengarang) didahulukan, maka harus disertakan judul artikel dan
judul bukunya, kemudian singkatan Ed. Dan nama edotomya; dan
Apabila editornya lebih dari seorang, cara penulisannya sama dengan cara penulisan referensi
buku dengan dua atau tiga pengarang atau referensi buku dengan penulis lebih dari tiga orang,

Terjemahan
11 Multatuli, Max Havelaar, atau lelang
Kopi Persekutuan Dagang Belanda. Terjemahan H.B. Jassin (Djakarta, 1972),
hlm.50
Cara penulisan di atas menunjukkan bahwa
(1) nama pengarang ditempatkan di depan; dan
(2) nama penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan oleh tanda koma.

Artikel dalam sebuah antologi


12 David Riesman, ”Character and Sodety!'Toward Liberal Education, Eds. Louis William M. Gibson Arms
(New York, 1962), Hlm. 572-573

Cara penulisan di atas menunjukkan bahwa


(1) Cara penulisannya sama dengan sebuah edisi karya seorang pengarang atau lebih; dan
(2) Judul artikel dan judul buku dimasukkan, begitu juga nama penulis dan editor dimasukkan.
i. Artikel dalam Ensiklopedia ’
13 Robert Ralph Bolger, “Rhetoric," EncycIopedia Britannica (1970), XIX, 257-260.
14 T. Wright, "Languange Varieties; Languange and Dialect," Encyclopedia of Linguistick, Information and
Control
(Oxford: Pengaman Press Ltd, 1969). Hlm. 245-250).

Referensi artikel Majalah


15 Ny.H. Soebadio, "Penggunaan Sanskerta dalam Pembentukan Istilah Baru, "Madjalah llmu-ilmu Sastra
Indonesia, 1 April,1963), hlm.47-58.
16 Harimurti
Kridalalsana, ”Lelsikostatistik atas delapan Bahasa Nusantara Barat serta Penentuan Pusat
Penyebaran Bahasa-bahasa itu berdasarkan Teori Migrasi,"Madjalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, 2: 319-
352, Oktober, 1964.
17 Samsuri,
M.A., ”Sistem Fonem Indonesia dan Suatu Penyusunan Edjaan Baru”, Medan llmu Pengetahuan,
Oktober,
1960,hlm.323-341
Pada contoh penulisan di atas (1) contoh pertama memperlihatkan bentuk
yang standar nomor jilid ditempatkan sesudah judul majalah, dipisahkan
oleh tanda koma, penanggalan ditempatkan dalam kurung nomor halaman
dengan angka arab sesudah penanggalan,dipisahkan dari kurung penutup
oleh sebaah koma. (2) contoh kedua adalah contoh yang biasadipakai
untuk karya-karya ilmiah; baik nomorjilid maupun nomor halaman
dicantumkan dalam angka arab, tetapi dipisahkan oleh sebuah titik;
sesudah jilid dan nomor halaman baru dicantumkan bulan dan tahun. (3)
contoh yang ketiga memperlihatkan suatu referensi yang tidak menyebut
nomor jilid. Dianggap tidak perlu mencantumkan nomor jilid karena sudah
jelas pada bulan dan tahunnya.
Referensi artikel koran
18 Shinta Apriliani, ”Lengkapi Diri dengan Public Speaking Skill, ”Radar Pati,
14 Agustus, 2018. Hlm.4
19 Inspirasi She dalam Radar Pati Jawa Pos, 14 Agustus 2018. Hlm.4.

Cara penulisan catatan kaki yang berupa referensi artikel koran diatas
menunjukkan (1) apabila nama pengarang jelas, catatan kaki dimulai
dengan nama pengarang yang menulis artikel: dan (2) dalam hal-hal lain
cukup ditulis rubrik (topik) yang ada dalam koran yang bersangkutan,
seperti Berita, Pariwisata, Tajuk Rencana, Ruang, Budaya dan Berita
Ekonomi.
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Skripsi, Tesis, Disertasi merupakan tulisan ilmiah yang dapat dijadikan
rujukan dalam tulisan ilmiah ; artikel ilmiah atau skripsi, tesis, dan
disertasi. Dalam bibliografi skripsi, tesis, dan disertasi diperlakukan
sama dengan artikel ilmiah, sehingga ditempatkandalam tanda
kutip. Dan data publikasinya adalah nama Fakultas atau Universitas
tempat karya tersebut dihasilkan atau dibuat, kota dan tahun
penulisan karya tersebut.
20 Alex Yusron Al-Mufti, "Model Guru Sebagai Figur Central

Pendidikan Islam", (Skripsi


Sarjana Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri. Kudus2001). Hlm.65
Contoh diatas menunjukkan judul skripsi dalam tanda kutip,
keterangan tentang jenis karya (skripsi, tesis, disertasi), nama
fakultas atau Universitas, ditempatkan dalam kurung langsung
sesudahjudul, tanpa koma.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai