DURASI : 4 JP
PENYUSUN : 1. M. Syamsudin
DAFTAR ISI
2.2.1 Pengertian.............................................................................................................5
Tabel 2. Korelasi antara daya tahan terhadap arus dan waktu ................................................ 11
Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang
dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat Protap.
SOP Pengoperasian kubikel 20 KV berarti ketentuan tentang prosedur / langkah – langkah
kerja untuk mengoperasikan kubikel 20 kV pada pengoperasian instalasi atau jaringan
distribusi 20 KV.
SOP dalam pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi dan peralatan berikut petugasnya, terdiri
dari :
Pengoperasian JaringanDistribusi berarti membuat peralatan yang ada di jaringan bekerja atau
tidak bekerja, dialiri arus listrik atau dipadamkan dari aliran arus listrik. Dampak dari
pengoperasian tersebut diharapkan manfaat penggunaan energi listrik yang dialirkan dapat
digunakan sesuai keperluannya.
Tetapi bila pengoperasian dilakukan tidak benar, maka listrik dapat menimbulkan bahaya baik
pada peralatan, lingkungan sampai pada personil yang mengoperasikan maupun orang lain.
Penerapan SOP bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, tetapi menghindari
adanya resiko yang negatif.
Setiap langkah dilaksanakan secara berurutan sesuai tertulis di SOP. Penyimpangan terhadap
langkah-langkah tersebut dapat menyebabkan kegagalan operasi bahkan dapat terjadi
kecelakaan kerja.
Setiap langkah yang menyebabkan perubahan posisi jaringan distribusi harus dimintakan
persetujuan Pengatur Distribusi / Piket Pengatur dan melaporkan setelah pelaksanaannya. Hal
tersebut disampaikan langsung dengan menggunakan peralatan komunikasi langsung dan
melaporkannya dalam bentuk tulisan dilengkapi dengan kronologis berdasarkan waktu.
Dan selanjutnya bahwa tiap tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja
seperti diurai pada pasal 3. yakni :
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi, dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
b. Proses Kecelakaan.
Kecelakaan ialah suatu insiden yang terjadi karena adanya bahaya dan dapat mengakibatkan
kerugian berupa jiwa/raga, harta, dan ataupun efisiensi perusahaan.
Urutan proses terjadinya kecelakaan :
Kerugian
Baik sang korban maupun perusahaan pemilik tempat kerja mengalami kerugian.
Kerugian bagi korban kecelakaan (bila ia pekerja) meliputi :
Cidera, cacat tetap, bahkan tewas itu berarti menurun/hilangnya kesempatan
mendapatkan prestasi (penghasilan) karena menurun/hilangnya kemampuan kerja.
Menurunnya moril dan rasa peran keberadaannya di lingkungan keluarga,
masayarakat, maupun lingkungan tempat kerja.
Untuk mencegah / mengurangikerugian bagi manusia (pekerja dan atau orang lain) dan
kerugian perusahaan akibat kecelakaan, kita harus menghilangkan / mengurangi bahaya
(unsafe act, unsafe condition, dan miss manajemen) tersebut. Salah satu upaya untuk
mencegah / mengurangi bahaya antara lain :
Mengadakan identifikasi bahaya (unsafe act, unsafe condition, dan miss mana-jemen)
dan tindakan / cara mengatasinya.
Setiap bekerja selalu berpikir tentang selamat (think safety).
Dan lain-lain