Anda di halaman 1dari 100

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang


Distribusi
4. K2 / K3 PADA BIDANG DISTRIBUSI

4.1. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)


4.1.1. Hubungan Antara K2 Dan K3

Bagaimana hubungan antara K2 dan K3 ?


Hubungan antara K2 dan K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja


K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan

4.1.2. Pengertian Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Definisi / Pengertian :
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah -
langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat
tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi
aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
lingkungan ), dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi
tenaga listrik.

Upaya untuk mewujudkan “ K 3 “ dapat dilakukan dengan ;


a. Standarisasi
b. Penerapan 4 pilar K2
c. Sertifikasi
d. Penerapan SOP / IK
e. Adanya pengawas pekerjaan

4.1.3. Landasan Hukum / Dasar Hukum

a. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja


b. UU No.15 / 1985 ttg Ketenagalistrikan
c. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik
d. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja
e. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
f. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
g. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
h. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

Keselamatan Ketenagalistrikan ( berdasarkan PP No.3/2005 Psl.21 )


a. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan
keselamatan ketenagalistrikan
b. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :

 Standarisasi

 Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan


kondisi :
- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi manusia :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 2


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
 Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )

 Sertifikasi :

- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,


- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi
pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah
tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 3


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Lingkup K2

Pegangan awal dalam melaksanakan kegiatan yang mempunyai potensi


bahaya :
- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)
- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning dsb)
- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)

Beberapa pengertian / definisi :


Keselamatan kerja adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi
pekerja dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan
kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang
menimpa pekerja.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 4


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Keselamatan umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi
masyarakat umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi
dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap
terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan dengan
kegiatan Perusahaan.

Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk mewujudkan kondisi akrab


lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan terhadap
terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan


aman bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan
pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang
mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi secara normal dan atau
tidak dapat beroperasi.

4.1.4. 4 (Empat) Pilar K2

Empat Pilar K2 terdiri dari :


Pilar 1 : Keselamatan Kerja
Pilar 2 : Keselamatan Umum
Pilar 3 : Keselamatan Lingkungan
Pilar 4 : Keselamatan Instalasi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Keempat pilar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

EMPAT PILAR
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

MELIPUTI

KESELAMATAN
KESELAMATAN KESELAMATAN
KESELAMATAN KESELAMATAN
KESELAMATAN KESELAMATAN
KESELAMATAN
KERJA
KERJA UMUM
UMUM LINGKUNGAN
LINGKUNGAN INSTALASI
INSTALASI

PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN


PERLINDUNGAN
TERHADAP : PEGAWAI, TERHADAP : TERHADAP :
TERHADAP :
BUKAN PEGAWAI MASYARAKAT UMUM INSTALASI
LINGKUNGAN
SEKITAR INSTALASI, PENYEDIAAN TENAGA
INSTALASI
PELANGGAN, TAMU LISTRIK

PENCEGAHAN
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
TERHADAP
TERHADAP TERHADAP
TERHADAP TERHADAP
TERHADAP TERHADAP
TERHADAP
KECELAKAAN
KECELAKAAN DAN
DAN KECELAKAAN
KECELAKAAN PENCEMARAN,
PENCEMARAN, KERUSAKAN
KERUSAKAN
PENYAKIT
PENYAKIT AKIBAT
AKIBAT MASYARAKAT
MASYARAKAT UMUM
UMUM KERUSAKAN
KERUSAKAN INSTALASI,
INSTALASI,
KERJA
KERJA LINGKUNGAN
LINGKUNGAN KEBAKARAN
KEBAKARAN DLLDLL

11
Meningkatkan kompetensi menawarkan solusi Anton Suranto

4.1.5. Pengertian K3
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan
kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta
benda (rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan,
luka berat, / cacat bahkan tewas).
Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

4.1.6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang :

Keselamatan Kerja
Diundangkan tanggal : 12 januari 1970
Tujuan / sasaran dari undang – undang ini adalah :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
b. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
aman dan efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien
Undang – undang ini diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di
dalamnya terdapat tiga unsur , yaitu :
a. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun
sosial
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus
menerus atau hanya sewaktu-waktu
c. Adanya sumber bahaya

4.1.7. Hak dan Kewajiban setiap tenaga kerja dalam K3 (bab VIII, pasal 12,
UU no : 1 tahun 1970)
a. Memberikan keterangan yang benar tentang k3, bila diminta oleh
pengawas / ahli k3
b. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
c. Mematuhi dan mentaati semua syarat k3
d. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat k3 yang di
wajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat k3 dan
alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam
hal-hal khusus yang ditentukan oleh pengawas dalam batas-batas
yang masih dapat di pertanggung jawabkan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

4.1.8. Filosopi Dasar pengelolaan K2/K3


Filosofi dasar dalam mengelola kegiatan K2/K3 dapat dijelaskan sebagai
berikut ;
a. Mengelola kegiatan K3 diibaratkan dengan orang naik sepeda di
jalan tanjakan, bila berhenti mengayuh,maka sepedanya akan
terjatuh.
b. Harus selalu ada aktivitas K3 agar tidak terjadi kecelakaan kerja
c. K3 harus melibatkan seluruh unsur yang ada diperusahaan tanpa
kecuali (Safety By All)

4.1.9. Pola penerapan K2 / K3 di PT PLN (Persero)


Pola pelaksanaan K3 di PT PLN (Persero) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pola penerapannya sesuai dengan Budaya Perusahaan
b. K2/K3 didefinisikan dan dipahami dengan jelas oleh segenap
karyawan
c. Adanya komitmen yang jelas dari Top Manajemen dari setiap unit –
unit kerja PLN
d. Pengorganisasian K2 / K3 ditangani dengan jelas oleh;

 Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program K2/K3


 Ahli K3
 P2K3 (Panitia Pembina K3)
 Disusunnya rencana kerja K2/K3 yang meliputi kegiatan /
program – program sebagai berikut :
 Program teknis Operasional,meliputi ;
- Perlindungan dan pencegahan kecelakaan
- Pendidikan dan Pelatihan
- Pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran
- Kesehatan kerja
- Investigasi,pelaporan dan tindak lanjut kecelakaan
- Pemeliharaan dan peningkatan K2 / K3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Program Manajemen meliputi;
- Zero Accident ( Kecelakaan Nihil)
- SMK3 (Sistem Manajemen K3)

Hasil penerapan program K2 / K3 dapat dilihat pada Statistik


dan kinerja unit – unit PLN khususnya dalam kinerja K2 / K3
serta adanya penghargaan prestasi K2 / K3 dari pihak /
institusi yang berwenang.

4.1.10. Pengaruh “K 2” Terhadap Penilaian Tingkat Kinerja Unit - Unit PT PLN


(Persero).

Dituangkan dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) yang mengatur


tentang Sistem penilaian tingkat kinerja PT PLN (Persero)
Pembangkit,Wilayah,Distribusi,Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
serta Jasa Penunjang .

Dalam Keputusan Direksi tersebut :


• K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “
Perspektif Bisnis Internal ”
• K2 adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit –
unit PLN untuk melaksanakan kewajiban :
a. Keselamatan kerja
b. Keselamatan Instalasi
c. Keselamatan Umum
d. Keselamatan Lingkungan

Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu faktor
pengurang” penilaian tingkat kinerja unit -unit PLN.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 9


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
4.2. BAHAYA LISTRIK

4.2.1. Pendahuluan
a. Pengertian Bahaya Listrik
Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, kehidupan manusia
tidak dapat lagi dipisahkan dari kebutuhan akan energi listrik.
Kebutuhan manusia akan energi listrik terus meningkat dari waktu
kewaktu. Hal ini menunjukkan bahwa begitu tingginya manfaat listrik
bagi kehidupan manusia. Disisi lain hal yang sering terlupakan adalah
tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh listrik. Padahal dari fakta-
fakta yang kita jumpai, disamping manfaatnya yang begitu banyak,
ternyata listrik juga dapat menimbulkan bahaya. Secara umum bahaya
listrik adalah sesuatu yang dapat mendatangkan (menimbulkan)
kecelakaan,bencana,kerugian dan sejenisnya yang diakibatkan oleh
adanya arus listrik. Selain karena Unsafe Condition,bahaya listrik juga
bisa timbul karena adanya Unsafe Action, yang salah satunya adalah
ketidaktaatan ataupun kelalaian dari manusia yang menggunakan
energi listrik.

b. Macam-macam Bahaya Listrik Bagi Manusia


Secara umum bahaya-bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan oleh
energi listrik (tegangan/arus listrik) terhadap manusia yaitu :
- Kejutan/terkejut
- Kematian
- Pingsan
- Terbakar/luka bakar

Selain itu apabila terjadi hubung singkat pada instalasi / peralatan


listrik, maka dapat menimbulkan kebakaran.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan yang ditimbulkan
listrik terhadap manusia adalah :
a. Tegangan dan kondisi orang terhadap tegangan tersebut.
b. Besarnya arus yang melewati tubuh manusia
c. Jenis arus, searah dan bolak-balik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Gambar 1 dan 2 dibawah ini menunjukkkan denyut jantung orang
yang tersengat listrik

Gambar 1 : Keadaan normal Gambar 2: Terkena sengatan listrik

Denyut Normal :
80 kali per menit----------------------------> diperintahkan 100kali per detik

4.2.2. Medan Listrik ( Ml ) Dan Medan Magnet ( MM )

a. Pengertian Medan
Medan adalah pengaruh tertentu di dalam suatu ruang, seperti
misalnya dalam ruangan ini ada Medan Cahaya yang menyebabkan
kita dapat melihat, Medan Grafitasi yang menarik benda ke bumi dan
Medan Magnet Bumi yang mengakibatkan jarum kompas menunjuk
arah Utara – Selatan.

b. Medan Listrik ( ML )
ML adalah pengaruh tertentu di suatu ruang akibat adanya partikel ber
-muatan listrik (muatan) atau penghantar bertegangan.
Merupakan hukum alam bahwa antara muatan sejenis akan terjadi
gaya tolak – menolak, dan antara muatan tidak sejenis akan terjadi
gaya tarik menarik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Apabila sumber ML adalah partikel bermuatan negatip, maka muatan
negatip lain disekitarnya akan tertolak dan muatan positip akan
tertarik.
Besar Kuat Medan Listrik ( KML ) di suatu titik berbanding lurus
dengan besar muatan atau tegangan sumber serta berbanding terbalik
dengan jarak dari sumber ke titik tersebut.

c. Medan Magnet ( MM )
MM adalah pengaruh tertentu di suatu ruang akibat adanya gerakan
partikel bermuatan atau adanya arus listrik pada penghantar
bertegangan.
MM juga dibangkitkan oleh benda ( besi atau baja ) yang bersifat
magnet.
Besar Kuat Medan Magnet ( KMM ) di suatu titik berbanding lurus
dengan besar arus listrik atau kemagnetan benda serta berbanding
terbalik dengan jarak dari sumber ke titik tersebut.

Gambar 3 dan 4 dibawah ini menunjukkan medan listrik dan medan


magnet pada suatu konduktor yang dialiri arus listrik.

KONDUKTOR
BERTEGANGAN

MEDAN LISTRIK

+ +

MEDAN MAGNET
TANAH/BUMI TANAH/BUMI

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Gambar 3 Gambar 4

4.2.3. Sumber Medan Listrik Dan Medan Magnet

a. Medan Listrik dan Medan Magnet Alam


ML dan MM telah ada sejak bumi dan alam semesta ini diciptakan
seperti pada Gambar 5.. Atmosfir yang menyelimuti bumi mempunyai
lapisan ionosfir yang menimbulkan ML alam. ML ini pada cuaca cerah
berkisar antara 0,1 s/d 0,5 kV/m dan pada saat awan mendung
berkisar antara 3 s/d 30 kV/m.
Bumi merupakan magnet raksasa yang menimbulkan MM dengan kuat
medan antara 40 s/d 70 T. MM bumi ini menyebabkan jarum kompas
selalu menunjuk arah Utara – Selatan sebagai kutub - kutub bumi.

IONOSFIR
Medan Listrik & Medan Magnet Medan
Alam (Gambar 5) Listrik IONOSFIR

Cuaca Cerah
0.1 - 0.5 kV /
m

Awan
Mendung
3 - 30 kV /
m

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13


Medan Magnet
BUMI
40-70 µT
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

b. Medan Listrik dan Medan Magnet Buatan Manusia


ML & MM buatan manusia antara lain dapat dilihat seperti pada
Gambar 6, yaitu pada kawat penghantar SUTT / SUTET yang
bertegangan akan timbul ML, dan apabila pada kawat penghantar
tersebut mengalir arus listrik maka disamping ML juga akan
dibangkitkan MM. Sebagai contoh lain, ML juga akan timbul pada
kabel lampu meja yang tersambung ke stop kontak, dan pada saat
lampu dinyalakan ( ada arus mengalir pada kabel ), maka disamping
ML juga timbul MM.

Gambar 6 :Medan Listrik & Medan Magnet Buatan Manusia

MM (B)

ML (E) LAMPU MEJA

SUTT / SUTET

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Besarnya ML dan MM pada beberapa peralatan listrik ditunjukkan
pada Tabel 1 dan 2 dibawah ini.
Medan listrik pada beberapa peralatan listrik (Tabel 1)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
PERALATAN MEDAN LISTRIK
(VOLT / METER)

SELIMUT LISTRIK 250

STEREO SET 90

LEMARI PENDINGIN 60

SETRIKA LISTRIK 60

PENGERING RAMBUT 40

TV BERWARNA 30

PENYEDOT DEBU 16

LAMPU PIJAR 2

Medan magnet pada beberapa peralatan listrik (Tabel 2)

MEDAN MAGNET ( T)
PERALATAN 3 CM 30 CM 100 CM
PENGERING RAMBUT 6 - 2000 0,01 - 7 0,01 - 0,3
ALAT CUKUR 15 - 1500 0,08 - 5 0,01 - 0,3
BOR LISTRIK 4000 - 800 2 - 3,5 0,08 - 0,2
MIXER 60 - 700 0,6 - 10 0,02 - 0,025
TELEVISI 2,5 - 50 0,04 - 2 0,01 - 0,15
SETRIKA LISTRIK 8 - 30 0,12 - 0,3 0,01 - 0,025
LEMARI PENDINGIN 0,5 - 1,7 0,01 - 0,25 < 0,01

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
4.2.4. Frekuensi Medan Listrik Dan Medan Magnet

a. Spektrum Frekuensi Medan Listrik & Medan Magnet


Radiasi ML & MM mempunyai spektrum frekuensi yang luas, mulai dari
tingkat frekuensi ekstrim rendah ( ELF electromagnetic ) sampai
dengan tingkat frekuensi yang sangat tinggi.
Di dalam ruang hampa semua gelombang elektromagnet merambat
dengan kecepatan C = 300.000 ( km / detik ), dengan membawa
Energi sebesar h x f, dimana h adalah Konstanta Plank =
6,673 x 10 - 34 ( Joule / detik ) dan f adalah frekuensi.
Oleh karena besarnya energi berbanding lurus dengan frekuensi,
maka untuk frekuensi yang sangat tinggi akan membawa energi yang
sangat tinggi pula.
Secara garis besar seperti terlihat pada Gambar 7. Radiasi ML & MM
dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu radiasi pengion dan
radiasi bukan pengion.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Gambar 7.

Spektrum Frekuensi Medan Listrik & Medan Magnet

ELECTROMAGNETIC SPECTRUM Hz
22
SINAR 10
GAMMA 20 RADIASI
10 PENGIONN
18
SINAR 10
“X”ULTRA VIOLET
SEBAGIAN SINAR
16
10
CAHAYA 10
14

TERLIHAT
12
MICROWA 10
VE
HP 2.450 MHz 10
10
( dalam oven )
1234
8
5678
#90# 800 - 900 10 RADIASI
MHz BUKAN
6
10 PENGION

15 - 30 4
10
KHz
& 2
50 10
50 - 90 10
Hz 0
Hz
ARUS 0
SEARAH

b. Radiasi Pengion
Dari rumus panjang gelombang ( ) = C / f , terlihat bahwa panjang
gelombang ( ) berbanding terbalik dengan frekuensi ( f ),
sehingga semakin pendek panjang gelombang maka frekuensinya
semakin tinggi dan tingkat energi yang dibangkitkannya akan semakin
besar.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 18


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Radiasi pengion adalah radiasi dari gelombang elektromagnet dengan
frekuensi diatas 1016 Hz yang membawa energi sangat tinggi sehingga
dapat menyebabkan ionisasi.
Sinar X, sinar Gamma dan sebagian sinar Ultra Violet mempunyai
tingkat frekuensi sangat tinggi yaitu berkisar antara 1016 Hz sampai
dengan 1022 Hz, dan itu adalah termasuk kedalam kelompok radiasi
pengion yang dapat mengakibatkan ionisasi yang menghancurkan
ikatan – ikatan molekul dan merusak material genetik.

c. Radiasi bukan Pengion


Berbeda dengan sinar X, sinar Gamma ( ) dan sebagian dari sinar
Ultra Violet yang radiasinya dapat menyebabkan ionisasi, kelompok
radiasi bukan pengion mempunyai tingkat frekuensi yang lebih kecil
dari 1016 Hz, sehingga energi yang dibawanya tidak sampai
mengakibatkan ionisasi yang menghancurkan ikatan – ikatan molekul
dan merusak material genetik.
Sebagai contoh radiasi yang dibangkitkan oleh microwave oven
dengan frekuensi f = 2.450 ( Mhz ) atau 2.450.000.000 ( Hz ) dan
panjang gelombang 12,2 ( Cm ) tidak mengakibatkan ionisasi,
namun energi yang dibangkitkannya cukup untuk menimbulkan
pemanasan yang dapat dimanfaatkan untuk memasak.

d. Radiasi Medan Listrik & Medan Magnet dari SUTT / SUTET


Dengan frekuensi f = 50 (Hz), maka ML & MM dari SUTT / SUTET
tidak termasuk kedalam kelompok Radiasi Pengion, dan gelombang
ML & MM dari SUTT / SUTET pada kecepatan merambat C = 300.000
(Km/detik) akan mempunyai panjang gelombang 6.000 (Km).
Panjang gelombang ini relatif sangat besar bila dibandingkan dengan
dimensi organ tubuh sehingga interaksi ML & MM dari SUTT / SUTET
terhadap organ tubuh dapat dianggap sebagai kuasi statis.
Sebagai perbandingan, microwave oven dengan frekuensi f = 2.450
(Mhz) atau 2.450.000.000 (Hz), energi yang dibangkitkannya cukup
untuk menimbulkan pemanasan. Sedangkan SUTT / SUTET dengan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 19


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
frekuensi f = 50 (Hz) mempunyai tingkat energi yang sangat rendah
sehingga tidak mengakibatkan pemanasan ataupun ionisasi.

4.2.5. Ambang Batas Kuat Medan Listrik dan Kuat Medan Maknit

a. Rekomendasi IRPA 1990


Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk ambang batas pajanan medan
listrik dan medan magnet pada frekuensi 50 - 60 Hz dapat dilihat pada
Tabel 7. Rekomendasi IRPA ini dipakai pula sebagai Standar Nasional
Indonesia (SNI 04 – 6950 –2003 ) tahun 2003.

b. Pedoman / standar PLN 1996


Pedoman / standar untuk nilai ambang batas kuat medan listrik dan
kuat medan magnet yang dipakai oleh PLN seperti terdapat dalam
PLN’s General Policy The Establishment of Overhead Transmission
Lines, January 26, 1996 adalah mengacu kepada apa yang
direkomendasikan oleh INIRC guidelines limits of exposure to 50 / 60
Hz electric and magnetic field / WHO recommendation - IRPA 1990
dapat dilihat pada Tabel 8.
han, (1992) ; WHO (World Helth Organization), 1987.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 20


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Tabel 7.

Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk batas pajanan


Medan Listrik dan Medan Magnet pada Frekuensi 50 - 60 Hz

ML MM
KLASIFIKASI KETERANGAN
(Kv/m) (mT)

1. Lingkungan kerja :

 Sepanjang hari 10 0,5 a) Lama pajanan untuk kuat medan


kerja antara 10 s/d 30 kV/m dapat
30 a) 5 b)
dihitung dengan rumus t < 80/E
 Waktu singkat
25
(t = lama pajanan jam; E = kuat
-
 Anggota tubuh
medan listrik kV/m)
(limbs)
b) Lama pajanan maksimum / hari 2
jam

2. Lingkungan umum :
0,1 c) Untuk ruang terbuka, tempat
5
rekreasi, lapangan dan
 Sampai 24 jam/hari
1 sebagainya
c)
10

 Beberapa jam/hari d) d) Batas pajanan dapat dilampaui


beberapa menit / hari dengan
syarat dicegah effek gandeng tak
langsung

Diangkat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI 04 – 6950 –2003 ) Tahun 2003

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 21


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Tabel 8.

Pedoman / standar Medan listrik dan Medan Magnet yang dipakai PLN

PEDOMAN / STANDAR MEDAN MEDAN MAGNET


LISTRIK

PLN Standar ( SPLN No. 112/1994 ) Working hour Working hour


E (max) : 10 B (max) : 0,5 mT
kV/m
INIRC guidelines limits of exposure to Continuously
50/60 hZ electric and magnetic field . Continuously B (max) : 0,1 mT
E (max) : 5 kV/m
WHO recommendation 1987

IRPA 1990

PLN’s General Policy Concerning The Establishment of Overhead


Transmission Lines, january 26,1996.

4.2.6 Macam-macam Tegangan yang Timbul


Sulit untuk menentukan secara tepat mengenai perhitungan tegangan
yang mungkin timbul akibat kesalahan ke tanah, terhadap orang yang
berada di dalam atau di sekitar instalasi tenaga listrik, karena banyaknya
faktor yang mempengaruhi dan tidak diketahui. Untuk menganalisa
keadaan ini maka diambil beberapa pendekatan sesuai dengan kondisi
orang yang sedang berada di dalam atau di sekitar instalasi tenaga listrik
tersebut pada waktu terjadi kesalahan ke tanah. Pendekatan yang diambil
berdasarkan dengan kemungkinan timbulnya tegangan adalah sebagai
berikut :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 22


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Timbulnya tegangan sentuh.
- Timbulnya tegangan langkah.
- Timbulnya tegangan pindah.

a. Tegangan Sentuh
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara peralatan
yang dipegang dengan elektrode pentanahan yang ditanam di bawah
telapak kaki orang yang sedang berdiri. Arus kesalahan tersebut
dibatasi oleh tahanan orang dan tahanan kontak ke tanah dari kaki
orang tersebut.

Tabel 14,dibawah ini menunjukkan Besar dan Lama Tegangan


Sentuh maksimum.

Tabel 14:
TABEL : BESAR DAN LAMA TEGANGAN SENTUH MAKSIMUM
BESAR TEGANGAN SENTUH (V) LAMA SENTUHAN
MAKSIMUM (DETIK)
AC (RMS) DC
< 50 < 120 -
50 120 5,0
75 140 1,0
90 160 0,5
110 175 0,2
150 200 0,1
220 250 0,05
280 310 0,03

Aturan Umum :
Seseorang Tidak Boleh Menyentuh Walau Sekejappun Peralatan
Dengan Tegangan Di Atas 100 Volt

b. Tegangan Langkah

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 23


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul diantara dua kaki
orang yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus
kesalahan ke tanah.

c. Tegangan Pindah
Tegangan pindah adalah hal khusus dari tegangan sentuh, dimana
tegangan ini terjadi pada saat terjadi kesalahan orang berdiri di
dalam instalasi tenaga listrik, dan memegang suatu peralatan yang
ditanahkan pada titik yang jauh sedangkan alat tersebut dialiri arus
kesalahan ke tanah.

4.2.7. Arus Melalui Tubuh Manusia


Karena kemampuan tubuh manusia terbatas terhadap besarnya arus yang
mengalir didalamnya. Tetapi ketentuan yang pasti mengenai berapa besar
dan lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia sampai
batas yang belum membahayakan sukar untuk ditetapkan. Dalam hal ini
telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan
baik dengan tubuh manusia sendiri maupun dengan menggunakan
binatang tertentu. Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus
belum berbahaya terhadap organ tubuh manusia telah diadakan berbagai
percobaan terhadap orang sukarelawan yang menghasilkan batas-batas
besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia yang berbadan sehat.
Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut :

Arus mulai terasa (Perception current).


Arus mempengaruhi otot (Let go current).
Arus mengakibatkan pingsan atau mati (Fibrillating current).
Arus reaksi (Reaction current).

a. Arus Persepsi (Perception Current)


Bila orang memegang penghantar yang diberi tegangan yang
mempunyai harga dari nol dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik
yang melalui tubuh orang tersebut akan memberi pengaruh, mula-mula
akan merangsang syaraf sehingga akan terasa suatu geratan yang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 24


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
tidak berbahaya, bila dengan arus bolak-balik. Tetapi bila dengan arus
searah akan terasa sedikit panas pada telapak tangan. Pada Electrical
Testing Laboratory New York tahun 1933 telah dilakukan pengetesan
terhadap 40 orang baik laki-laki maupun perempuan didapat arus rata-
rata yang disebut “threshold of perception current” sebagai berikut :
Untuk laki-laki : 1,1 mA.
Untuk perempuan : 0,7 mA.

b. Arus Mempengaruhi Otot (Let Go Current)


Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya level arus perception
dinaikkan lagi maka orang akan merasakan sakit dan kalau terus
dinaikkan lagi maka otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak
akan berdaya lagi untuk melepaskan konduktor yang dipegangnya itu.
Di University of California Medical School telah dilakukan penyelidikan
terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan diperoleh angka
rata-rata untuk let go current sebagai berikut
- Untuk laki-laki : 9 mA
- Untuk perempuan : 6 mA

c. Arus Fibrilasi (Fibrillating Current)


Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari let go
current dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai
mati. Hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung
yang disebut “Ventricular Fibrillation” yang menyebabkan jantung
berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan dan orang segera
akan mati. Untuk menyelidiki keadaan ini tidak mungkin dilakukan
terhadap manusia. Untuk mendapatkan nilai pendekatan salah satu
percobaan telah dilakukan pada University of California oleh Dalzile
pada tahun 1986 dengan menggunakan binatang yang mempunyai
berat badan dan jantung yang kira-kira sama dengan manusia.
Dari percobaan tersebut Dalzile menarik kesimpulan bahwa 99% dari
semua orang masih dapat bertahan terhadap besar arus dan waktu
yang ditentukan oleh persamaan sebagai berikut :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 25


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Ik2. t = 0,027

0,165
Ik = -----------------
√t

Dimana : Ik = besarnya arus lewat tubuh manusia (dalam Ampere)


t = waktu arus lewat tubuh manusia (dalam detik)

d. Arus Reaksi (Reaction Current)


Reaction current adalah arus yang terkecil yang dapat
mengakibatkan orang menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya
karena dapat mengakibatkan kecelakaan sampingan. Karena terkejut
orang dapat jatuh dari tangga, melemparkan peralatan yang sedang
dipegang yang dapat mengenai bagian-bagian instalasi bertegangan
tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang lebih fatal.
Penyelidikan terperinci telah dikemukakan oleh DR. Hans Frinz
dimana batasan-batasan arus tersebut disusun menurut tabel di
bawah ini :

Tabel 15,dibawah ini menunjukkan besarnya Arus dan Pengaruhnya


pada tubuh manusia.
Tabel 15
Besarnya Arus Pengaruh pada Tubuh Manusia
0 - - - - 0,9 mA Belum dirasakan pengaruhnya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 26


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
0,9 - - - - 1,2 mA Baru terasa adanya arus listrik.
1,2 - - - - 1,6 mA Mulai terasa seakan-akan ada yang
merayap di dalam tangan.
1,6 - - - - 6,0 mA Tangan sampai ke siku merasa
kesemutan.
6,0 - - - - 8,0 mA Tangan mulai kaku, rasa kesemutan
makin bertambah.
13 - - - - 15,0 mA Rasa sakit tidak tertahankan,
penghantar masih dapat dilepaskan
dengan gaya yang besar sekali.
15 - - - - 20,0 mA Otot tidak sanggup lagi melepaskan
penghantar.
20 - - - - 50,0 mA Dapat mengakibatkan kerusakan pada
tubuh manusia.
50 - - - - 100,0 mA Batas arus yang dapat menyebabkan
kematian.

e. Tahanan Tubuh Manusia


Tahanan tubuh manusia berkisar diantara 500 Ohm sampai 1000
Ohm tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat kontak
dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk
mempunyai tahanan tinggi, tetapi terhadap tegangan tinggi kulit
yang menyentuh konduktor langsung luka terbakar, jadi tahanan kulit
ini tidak berarti apa-apa. Jadi hanya tahanan tubuh yang dapat
membatasi arus. Penyelidikan dan penelitian tahanan tubuh
manusia yang diperoleh beberapa orang ahli adalah sebagai
berikut :

Diselidiki Oleh Tahanan Keterangan


(Ohm)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 27


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Dalzile 500 Dengan tegangan 60 cps.
AIEE Comite 2.330 Dengan tegangan 21 V tegangan
Report 1958 ke tangan Ik = 9 mA
1.130 Tangan ke kaki
1.680 Tangan ke tangan dengan arus
800 searah
Laurent 3.000 Tangan ke tangan dengan arus
searah.

Berdasarkan hasil penyelidikan di atas untuk pendekatan diambil


harga tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.

4.3. KESELAMATAN KERJA PADA SISTEM MANUVER PEKERJAAN


BIDANG DISTRIBUSI (Instalasi TM / TR)

4.3.1. Pengertian Manuver


Manuver adalah suatu prosedur untuk mengubah posisi jaringan / instalasi
dari :
kondisi tidak operasi (keluar dari sistem) ke kondisi operasi (masuk
kedalam sistem) atau sebaliknya
Dalam manuver terjadi suatu kegiatan operasi pembukaan dan penutupan
PMT/ CB,PMS/DS,LBS,PTS,FUSE atau bentuk kegiatan lain dalam
pemutusan / penyambungan sirkit listrik serta pemasangan / pelepasan
Sistem pentanahan / Grounding lokal

4.3.2. Tujuan Manuver


Secara singkat manuver dalam instalasi ketenagalistrikan bertujuan untuk :
• Kebutuhan sistem
• Keamanan / keselamatan personil
• Keamanan / keselamatan instalasi / peralatan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 28


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

4.3.3. Pemberi Perintah Manuver


Pemberi perintah manuver dalam sistem Ketenagalistrikan terdiri dari:
• Dispatcher P3B ,untuk sistem 500 kV
• Dispatcher Region / UPB,untuk sistem 150 kV dan 70 kV
• Dispatcher APD/UPD,untuk sistem 20 kV
• Petugas Pengatur Jaringan Distribusi di PLN APJ / PLN Cabang
(Piket Cabang),tanpa fasilitas SCADA (Instalasi TM/TR).

4.3.4. Pelaksana Manuver


Pelaksana manuver pada instalasi ketenagalistrikan terdiri dari:
• Operator GI/GITET
• Operator pusat-pusat pembangkit (PLTU,PLTA,PLTGU,PLTP,PLTD)
• Dispatcher P3B (secara remote control)
• Dispatcher Region / UPB (secara remote controll)
• Dispatcher APD (secara remote control)
• Petugas Manuver di PLN APJ/PLN Cabang, secara “lokal”,tanpa
scada

4.3.5. Macam - Macam Manuver


Pada umumnya manuver dalam instalasi ketenagalistrikan dikelompokkan
menjadi:
• Manuver pembebasan tegangan
• Manuver pemberian tegangan
• Manuver pemindahan beban (pindah pasokan/pindah rel / pindah
penyulang)
4.3.6. Potensi Bahaya Dalam Manuver
Potensi bahaya yang ada dalam manuver dapat dikelompokkan manjadi
dua hal,yaitu:
Yang disebabkan oleh Unsafe Act dan Unsafe Condition
Potensi bahaya karena Unsafe Act :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 29


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
• Perintah manuver kurang jelas / tidak dimengerti oleh pelaksana
manuver (operator)
• Perintah manuver salah / tidak sesuai SOP
• Salah dalam melaksanakan perintah manuver / tidak sesuai SOP
• Melaksanakan manuver dengan sikap yang tidak aman

Potensi bahaya karena Unsafe Condition:


• Adanya tegangan / arus listrik yang berbahaya (TM,TR,TT,TET)
• Kemungkinan timbulnya ledakkan / kebakaran pada peralatan
(PMT,PMS,CT,PT,LBS,PTS,FUSE,dan sebagainya)
• Adanya semburan minyak panas dari PMT yang menggunakan
minyak, jika PMT tersebut meledak
• Adanya peralatan / instalasi yang kondisinya kurang baik
• Sistem penerangan yang kurang baik
• Cuaca buruk (hujan lebat, banyak petir, angin kencang dan
sebagainya)
• Peralatan komunikasi yang kurang baik

4.3.7. Pencegahan Kecelakaan Dalam Manuver


Mencegah kecelakaan dalam manuver berarti mengantisipasi (mengurangi
/ menghilangkan) potensi bahaya dalam manuver.
Antisipasi tersebut dilakukan terhadap :
• sikap / perilaku personil dalam bekerja
• kondisi / keadaan instalasi / peralatan yang akan dikerjakan

Pencegahan kecelakaan dalam manuver selengkapnya dapat dijelasakan


sebagai berikut :
Pencegahan Kecelakaan Dalam Manuver
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam manuver, maka potensi
bahaya yang ada dalam manuver harus diantisipasi / dihilangkan atau
minimal dikurangi sampai sekecil-kecilnya.
Berikut ini merupakan beberapa usaha / cara-cara untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dalam manuver.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 30


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Potensi Bahaya Yang


No
Dapat Menimbulkan Pencegahan Kecelakaan Keterangan
Urut
Kecelakaan
I. Yang disebabkan
oleh UNSAFE ACT.

1. Perintah manuver a. Isi perintah manuver harus


kurang jelas / kurang jelas menyebutkan :
bisa dimengerti oleh  Nama pemberi perintah
Penerima Perintah (kode panggilan yang telah
(operator) ditetapkan)
 Nama yang menerima
perintah (kode panggilan :
yang telah ditetapkan)
 Nama peralatan yang
diminta untuk dimanuver :
- Penghantar, Trafo,
Penyulang, Gardu,dsb.
 Jenis Perintah Manuver :
- Ditutup / dimasukkan
- Dibuka / dikeluarkan
 Maksud / alasan manuver
 Hal-hal lain yang dianggap
perlu
2. Salah melaksanakan
b. Konfirmasikan kembali perintah
Perintah Manuver
manuver tersebut, ke Pemberi
Perintah (Pengatur /
Dispatcher), sehingga perintah
dapat dimengerti dengan baik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 31


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
dan jelas maksud serta
tujuannya.
c. Salah satu penyebab
kesalahan manuver adalah
karena Pelaksana Manuver,
(Operator/Petugas) " lupa ",
dan tidak memahami terhadap
isi perintah manuver, oleh
karena itu perintah manuver
harus dicatat dalam buku
khusus / buku catatan manuver
d. Buku catatan manuver tersebut
harus dibawa ke lokasi / tempat
peralatan yang akan
dimanuver, sebagai panduan
untuk melaksanakan manuver,
serta untuk menghindari " lupa
".

Potensi Bahaya Yang


No
Dapat Menimbulkan Pencegahan Kecelakaan Keterangan
Urut
Kecelakaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 32


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

e. Pahami dengan seksama isi


perintah manuver dan jika
kurang jelas / kurang bisa
dimengerti agar ditanyakan /
dikonfirmasikan lagi ke
Pemberi Perintah Manuver
(dispatcher). Perintah Manuver
dapat dilaksanakan setelah
perintah tersebut jelas dan bisa
dimengerti.
f. Pelaksana Manuver harus
menggunakan alat-alat
pelindung diri yang telah
disediakan
g. Pelaksanaan Manuver agar
diawasi oleh Pengawas
Manuver.

3. Melaksanakan a. Dalam melaksanakan manuver


Menuver dengan Pelaksana Manuver harus
cara yang tidak aman selalu waspada terhadap
(ceroboh) dan tidak bahaya-bahaya yang bisa
sesuai dengan muncul dan selalu penuh
prosedur / SOP yang kehati-hatian.
berlaku b. Bersikap tenang dan aman
serta tidak ceroboh
c. Jangan melaksanakan
manuver dengan sikap yang
tidak aman, misalnya sambil
bergurau / bercanda, dsb
d. Pelaksana Manuver agar selalu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 33


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
menjaga jarak aman
e. Pelaksanaan Manuver harus
sesuai dengan prosedur / SOP
yang berlaku
f. Gunakan alat-alat pelindung
diri yang telah disediakan
g. Pelaksanaan manuver agar
diawasi oleh Pengawas
Manuver
h. Sebelum memasukkan
PMT/PMS/LBS/PTS, Petugas
harus mengecek dulu apakah
Instalasi / peralatan sudah siap
untuk diberi tegangan ?
i. Pelaksanaa manuver agar
diawasi oleh Pengawas
Manuver (tidak dilakukan
seorang diri), kecuali pada hal-
hal khusus yang masih bisa
dipertanggung jawabkan.
j. Pakailah alat-alat pelindung diri
yang telah disediakan

Potensi Bahaya Yang


No
Dapat Menimbulkan Pencegahan Kecelakaan Keterangan
Urut
Kecelakaan

II Yang disebabkan
oleh UNSAFE

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 34


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
CONDITION
1. Adanya tegangan / a. Pelaksana Manuver selalu
arus listrik yang menjaga jarak aman. (selalu
membahayakan (TR, berada di daerah aman)
TM, TT, TET) b. Pelaksana Manuver harus
menggunakan alat-alat
pelindung diri yang telah
disediakan
c. Pelaksana Manuver tidak boleh
berada di daerah berbahaya,
apalagi sampai menyentuh
peralatan yang bertegangan
d. Pelaksana Manuver jangan
sampai keliru dalam membuka /
menutup PMT, PMS/PTS/LBS,
Fuse maupun PMS tanah
e. Sebelum mengeluarkan PMS
Rel, maupun PMS Kabel,
Pelaksana Manuver harus
mengecek dulu secara visual,
apakah PMTnya sudah terbuka
atau belum (pada GI sisi 20 kV)
f. Antara PMT, PMS dan PMS
Tanah sebaiknya dilengkapi
dengan sistem interlock,
sehingga kesalahan operasi /
salah urutan dapat dihindari
(pada GI sisi 20 kV)
g. Sebelum memasukkan PMS
tanah/ground lokal Petugas

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 35


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
harus mengecek dulu tegangan,
apakah betul-betul sudah bebas
atau belum (gunakan tester
Tegangan Tinggi)
2. Adanya kebakaran / a. Pada waktu menutup
ledakan / semburan (memasukkan kembali) PMT
api pada beberapa yang trip (jatuh) karena suatu
peralatan seperti gangguan, maka operator dan
PMT, PMS, CT, PT petugas lainnya harus berhati-
,LBS,PTS,FCO,DSB hati dan tidak boleh berada
dalam jarak dekat dengan
peralatan tersebut, karena
beberapa kasus menunjukkan
bahwa sering ada ledakkan /
semburan api pada PMT yang
dicoba dimasukkan (ditutup)
kembali setelah menjalani
gangguan / trip (pada GI sisi 20
kV)

Potensi Bahaya Yang


No
Dapat Menimbulkan Pencegahan Kecelakaan Keterangan
Urut
Kecelakaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 36


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

b. Setelah terjadi gangguan,


Pelaksana Manuver (operator
GI sisi 20 kV) hanya
memasukkan (menutup)
kembali PMT-PMT yang benar-
benar siap untuk dioperasikan,
yaitu :
 Tidak terdapat kerusakan
pada peralatan / PMT
tersebut
 Tidak terdapat indikasi
gangguan berat
c. Pada saat melaksanakan
manuver, agar diawasi oleh
Pengawas Manuver
d. Pemasukkan (penutupan) PMT
secara lokal setelah trip agar
dihindari, kecuali pada kondisi
khusus yang masih bisa
dipertanggung jawabkan (pada
GI sisi 20 kV)

3. Sistem Penerangan a. Sistem penerangan dilokasi


yang kurang baik, manuver harus cukup terang,
sehingga lokasi / sehingga bagian-bagian
tempat manuver peralatan / instalasi yang akan
menjadi gelap kurang dimanuver terlihat dengan jelas.
jelas. b. Jika karena suatu hal sistem
penerangan tidak berfungsi,

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 37


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
maka aktifkan sistem
penerangan darurat serta
dibantu dengan sistem
penerangan portable yang
memadai
c. Pelaksana manuver agar
diawasi oleh Pengawas
Manuver
d. Jika terdapat sistem
penerangan yang terganggu /
mengalami kerusakan, agar
segera diatasi (tidak ditunda-
tunda)
e. Gunakan alat-alat pelindung diri
yang telah disediakan pada saat
melaksanakan manuver

4. Cuaca buruk (hujan a. Jangan melaksanakan manuver


lebat, banyak petir, diluar ruangan / di lapangan
angin kencang dsb) pada saat hujan lebat, banyak
petir adanya angin kencang dsb.
Pelaksanaan manuver
sebaiknya ditunggu sampai
keadaan cukup aman (hujan
mulai reda, tidak banyak petir,
tidak ada angin kencang dsb.)

Potensi Bahaya Yang


No
Dapat Menimbulkan Pencegahan Kecelakaan Keterangan
Urut
Kecelakaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 38


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

b. Informasikan kondisi cuaca


buruk selengkapnya kepada
Pemberi Perintah Manuver
(Pengatur / Dispatcher),
sehingga pelaksanaan
manuver dilapangan dapat
ditunda untuk beberapa saat.
c. Gunakan alat-alat pelindung
diri yang telah disediakan
d. Pelaksanaan manuver agar
diawasi oleh Pengawas
Manuver

5. Peralatan a. Jika Perintah Manuver tidak


Komunikasi yang dapat diterima dengan jelas
kurang baik, karena peralatan komunikasi
sehingga Perintah yang kurang berfungsi dengan
Manuver tidak dapat baik, maka Perintah Manuver
diterima dengan jelas tersebut agar ditunda dulu
pelaksanaannya (jangan
dilaksanakan dahulu), sebelum
perintah tersebut menjadi jelas.
b. Jika komunikasi via radio
suaranya kurang jelas, maka
Pelaksana Manuver agar
menghubungi pemberi perintah
manuver melalui media
komunikasi yang lain, misalnya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 39


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
melalui telepon JWOTS dan
sebagainya.
c. Laporkan segera peralatan
komunikasi yang rusak (tidak
berfungsi dengan baik) kepada
pejabat / petugas berwenang

4.4. PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJAAN BIDANG


DISTRIBUSI (INSTALASI TEGANGAN MENENGAH / TEGANGAN
RENDAH)

Adalah suatu tata cara pelaksanaan pekerjaan yang benar dan aman yang
disusun secara sistematis untuk menerapkan aturan - aturan keselamatan
kerja dalam melaksanakan pekerjaan pada instalasi tegangan menengah /
rendah (instalasi distribusi),sehingga pekerjaan tersebut berlangsung secara
aman, tertib, dan efektif .

4.4.1. Tujuan
• Menghindari kesalahan & kelalaian pelaksana dan pengawas
pekerjaan
• Mencegah kecelakaan personil
• Mencegah kerusakan peralatan / instalasi,

Sehingga tercipta zero accident (safety proces dan safety product)

4.4.2. Ruang Lingkup

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 40


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Prosedur ini berlaku untuk semua pekerjaan pada instalasi /peralatan
tegangan Menengah / rendah (instalasi distribusi) yang sudah tidak
bertegangan.

4.4.3. Tugas Pengawas Pekerjaan


Secara umum tugas pengawas pekerjaan adalah:

 Mengawasi keselamatan personil


 Mengawasi manuver pembebasan tegangan
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
 Mengawasi manuver pemberian tegangan (penormalan konfigurasi)

4.4.4. Rincian Tugas Pengawas Pekerjaan :


a. Pada Saat Manuver

• Mengawasi pelaksanaan manuver


• Mengawasi pemasangan & pelepasan grounding lokal
• Menjaga keamanan instalasi
• Mencegah kesalahan manuver yang dilakukan oleh
pelaksana manuver
• Mengunci pemisah-pemisah, LBS / PTS , melepas Fuse / MCB
PMS dan PMT (memutus supply tegangan ke motor PMS /
PMT),untuk pekerjaan di gardu induk sisi 20 kV.
• Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam manuver

b. Pada Saat Mengawasi Keselamatan Personil

• Memeriksa kondisi petugas sebelum bekerja


• Mengawasi kondisi / tempat - tempat yang berbahaya (Unsafe
Condition)
• Mengawasi tingkah laku / sikap yang berbahaya (Unsafe
Act)
• Menyiapkan / mengawasi pemakaian alat-alat keselamatan
kerja/alat-alat pelindung diri (APD)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 41


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
• Memasang rambu-rambu pengaman (bertanggung jawab
terhadap pemasangan / pelepasan rambu-rambu pengaman)
• Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait dalam bidang K3

c. Pada Saat Pelaksanaan Pekerjaan


• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi : metode, alat
kerja, material, waktu dan kompetensi personil
• Memberikan penjelasan mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan
kepada para pelaksana
• Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait
• Memasang dan melepas grounding lokal (bertanggung jawab
terhadap pemasangan / pelepasan grounding lokal)

4.4.5. Tahapan Prosedur Keselamatan Kerja Pada Pekerjaan Bidang


Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 42


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

TAHAPAN PROSEDUR
TAHAPAN PROSEDUR KESELAMATAN
KESELAMATAN KERJA
KERJA PADA
PADA
PEKERJAAN BIDANG DISTRIBUSI
PEKERJAAN BIDANG DISTRIBUSI

TAHAP
TAHAP II PERSIAPAN
PERSIAPAN

PEMBEBASAN TEGANGAN
PEMBEBASAN TEGANGAN DAN
DAN
TAHAP
TAHAP IIII PELAKSANAAN PEKERJAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN SELESAI
PEKERJAAN SELESAI
TAHAP
TAHAP III
III PEMBERIAN TEGANGAN
PEMBERIAN TEGANGAN DAN
DAN
PENORMALAN KONFIGURASI
PENORMALAN KONFIGURASI

a. Tahap I : Persiapan

Kegiatan yang harus dilakukan:

 Membuat rencana kerja


 Melakukan koordinasi dengan unit / pihak terkait
 Menyiapkan / memeriksa peralatan kerja dan material
 Menyiapkan / memeriksa alat pelindung diri (APD)
 Membuat / mengeluarkan surat perintah kerja (SPK)
 Memeriksa kesiapan personil
 Memberikan penjelasan tentang teknis pekerjaan
 Menjelaskan macam alat kerja dan alat pelindung diri yang harus
dipakai
 Menjelaskan tempat - tempat yang rawan bahaya
 Membuat rencana pengaman instalasi yang akan dikerjakan
 Membagi tugas sesuai kemampuan / keahlian (kompetensi)
 Menyusun langkah - langkah manuver pembebasan tegangan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 43


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

b. Tahap II : Pembebasan Tegangan Dan Pelaksanaan Pekerjaan

 Melakukan do’a bersama


 Melaksanakan manuver pembebasan tegangan
 Melakukan pengetesan tegangan / gunakan tester tegangan
 Memasukan PMS tanah (di gardu induk sisi 20 kV)
 Memasang grounding lokal
 Melaksanakan pengamanan tambahan (pengaman berlapis /
melepas FUSE/ MCB, mengunci PMS, LBS, PTS, memutus
supplay tegangan ke motor PMS / PMT ( di gardu induk sisi20
kV)
 Memasang rambu-rambu pengamanan (rantai, bendera, papan
peringatan, tagging, dsb)
 Membuat / mengeluarkan “ pernyataan bebas tegangan “
 Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan keselamatan personil.

c. Tahap III : Pekerjaan Selesai, Pemberian Tegangan Dan


Penormalan Konfigurasi

 Memeriksa hasil pekerjaan


 Melepas grounding lokal / pentanahan setempat
• PASANG KUNCI / GEMBOK MEKANIK PADA
 Melepas tanda - tanda / rambu - rambu pengaman
PMS/LBS/PTS
 Membuat•“ pernyataan selesai pekerjaan
MEMUTUS SUPPLY TEGANGAN“ UNTUK MOTOR
PENGGERAK PMS DAN PMT (LEPAS SIKRING /
 Melakukan persiapan pemberian
MCB) UNTUK tegangan
PEKERJAAN DI GARDU INDUK SISI
 Melaksanakan 20 kVmanuver pemberian tegangan (setelah ada
• GUNAKAN
instruksi dari pengatur) TESTER TEGANGAN MENENGAH
UNTUK MEMASTIKAN BAHWA PADA
 Menormalkan konfigurasiSUDAH
PERALATAN jaringan (bilaADA
TIDAK diperlukan)
TEGANGAN
 • do’a
Melakukan bersama
MASUKKAN PMS TANAH (DI GI SISI 20 kV)
• PASANG GROUNDING LOKAL PADA PERALATAN
YANG AKAN DIKERJAKAN
4.4.6. Urutan Pengaman Pada Lokasi Pekerjaan Setelah Peralatan Bebas
• PASANG RAMBU-RAMBU PADA PERBATASAN
Tegangan ANTARA DAERAH BERBAHAYA DAN DAERAH
AMAN
PENGUNCIAN PEMISAH •PASANG PENGAMAN TAMBAHAN PADA
(LBS/PTS) PERALATAN YANG MEMUNGKINKAN TERJADI
Berbagi dan menyebarkan ilmu PERGERAKAN
pengetahuan serta nilai-nilaiPMS/LBS/PTS
(PISAU-PISAU perusahaan 44
YANG TERBUKA DLL),YAITU DENGAN :
* SEKAT-SEKAT ISOLASI / PARTISI
* SELUBUNG ISOLASI
• LAKUKAN PENGAWASAN PEKERJAAN DAN
PENGAWASAN KESELAMTAN PERSONIL.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

PENGETESAN
PENGETESAN
TEGANGAN
TEGANGAN

PENTANAHAN
PENTANAHAN

PEMASANGAN RAMBU
PEMASANGAN RAMBU
DAN
DAN
PENGAMAN
PENGAMAN
TAMBAHAN
TAMBAHAN

PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN

4.4.7. Daerah Berbahaya (Danger Zone) :


Tempat / daerah di sekitar peralatan (bagian) bertegangan yang batasnya
tidak boleh dilanggar

4.4.8. Jarak Aman (Safety Distance) :


Jarak dimana orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh peralatan (bagian) yang bertegangan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 45


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Daerah Berbahaya & Jarak Aman

BAGIAN BERBAHAYA

BAGIAN BERTEGANGAN

JARAK AMAN

PENTANAHAN

BAGIAN BERBAHAYA

JARAK AMAN

BAGIAN TEGANGAN

PENTANAHAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 46


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
4.4.9. Jarak Minimum Aman Kerja Menurut Puil 2000

TEGANGAN U JARAK AMAN MINIMUM


(ANTARA FASE DAN BUMI) (cm)
DALAM kV
1 50

12 60

20 75

36 100

4.4.10. Formulir - Formulir Yang Digunakan (Dokumen K3)

• FORMULIR 1 BERIKUT LAMPIRAN


• FORMULIR 2
• FORMULIR 3
• FORMULIR 4
• FORMULIR 5
• FORMULIR 6
• FORMULIR 7

4.4.11. Peralatan Keselamatan Kerja (Alat Pelindung Diri) Yang Dibutuhkan


Untuk Pekerjaan Bidang Distribusi:

• Shackel stock (tongkat hubung)


• Alat pentanahan portable (grounding lokal)
• Tester tegangan
• Bangku isolator
• Rambu-rambu pengaman / tanda-tanda peringatan
• Topi pengaman (helm)
• Pakaian kerja
• Sarung tangan
• Sarung tangan tahan tegangan / berisolasi
• Sarung tangan untuk pemeliharaan batere (di gardu induk)
• Kaca mata pengaman

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 47


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
• Sabuk pengaman
• Sepatu panjat
• Sepatu kerja biasa
• Sepatu tahan tegangan / berisolasi
• Respirator (masker hidung)
• Jas hujan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 48


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
RENCANA PENGAMANAN
PADA LOKASI PEKERJAAN
FORMULIR - 1
Lokasi : ...............................
Pekerjaan : .................................................................
Unit : .................
Waktu : ..............................................................

N Urutan Pengamanan
Jenis Pengaman Keterangan
o 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembebasan Tegangan Lihat Form 4
2. Pemeriksaan Tegangan sda
3. Pemasangan grounding lokal sda
4. Penggunaan Alat Pelindung
Diri:
 Helm pengaman
 Kaca mata tahan silau
 Pakaian Kerja
 Sabuk pengaman
 Sarung tangan kulit
 Sarung tangan tahan
tegangan
 Sepatu panjat
 Sepatu tahan benturan
 Sepatu tahan tegangan
 Tongkat (Stock)
pentanahan
 Grounding Lokal (Portable)
 Tester tegangan
5. Pemasangan tanda-tanda
peringatan
 Rantai pengaman
 Rambu-rambu peringatan
 Bendera merah & hijau

.................., ............................
As Man ............................... Supervisor.............................. ....
...... Pengawas Pekerjaan

...........................................
..... ………………………………. ...............................

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 49


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Tanda Peringatan:
 A. Aman tidak ada tegangan
 B. Awas berbahaya ada tegangan
 C. Awas ada tegangan balik
 D. Awas pemisah tanah masuk
 E. Jangan dimasukkan sedang dikerjakan

Beri tanda pada kolom-kolom matrik


( V ) Jika diperlukan
( x ) Jika tidak diperlukan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 50


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

LAMPIRAN FORMULIR 1 :
SINGLE LINE DIAGRAM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 51


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
FORMULIR
PEMERIKSAAN KESIAPAN PERSONIL (PELAKSANA PEKERJAAN)
SEBELUM MELAKSANAKAN PEKERJAAN

Lokasi : ............................... Pekerjaan


: ..................................
Unit : ............................... Waktu
: ..................................
TANDA TANGAN
Tingkat Memahami penjelasan
Kondisi Kondisi
Nama Disipli Penguasaa tentang pekerjaan yang
No. Jasman Rohani
Pelaksana n nKompete akan dilaksanakan
i *) **)
nsi dan kemungkinan
bahayanya

Keterangan :
*) Diisi : Sehat atau Kurang Sehat Disiplin : BS,B,C,K
**) Diisi : Siap atau kurang siap Tingkat Penguasaan Kompetensi :
BS,B,C,K

.................., ............................
....
As Man ...................... Supervisor……………………
… Pengawas Pekerjaan

........................................ ........................................ ........................................

FORMULIR

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 52


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

PEMBAGIAN TUGAS DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


BAGI PELAKSANA PEKERJAAN

Lokasi : ............................... Pekerjaan


: .......................................
Unit : ............................... Waktu
: .......................................
ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

Sabuk Pengaman *)

Sepatu Tahan Tegangan *)


Jas Hujan

Grounding Lokal
Helm Pengaman *)
Kaca Mata Tahan Silau *)

Sarung Tangan Kulit *)


Sarung Tangan Tahan Teg.*)
Sepatu Panjat *)

Sepatu Tahan Benturan *)

Tester Tegangan *)
Pakaian Kerja

*)Tongkat (Shock) Pentanahan


Tugas yang
No. Nama Pelaksana harus
dilaksanakan

Keterangan :
*) beri tanda V, jika menggunakan
*) Beri tanda x, jika tidak menggunakan

.................., ............................
As Man............................. Supervisor……………………. ....
. Pengawas Pekerjaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 53


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
........................................ ........................................ ........................................

MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN FORMULIR -

JENIS PEKERJAAN :
LOKASI
:
PEKERJAAN
PERALATAN YANG
:
DI MANUVER
HARI : TANGGAL :
W A K T U / JAM :

URUTAN MANUVER
SINGLE LINE DIAGRAM Pukul/Ja
No. Nama Peralatan Status
m

…………………………….
As Man…………………… Supervisor…………………. Pengawas Pekerjaan

........................................ ………………………….. ........................................

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 54


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

FORMULIR
PERNYATAAN BEBAS TEGANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : .....................................................................
NIP : .....................................................................
Jabatan : .....................................................................

Sebagai Pengawas Pekerjaan pada ;

Unit : .....................................................................
Lokasi Pekerjaan : .....................................................................
Jenis Pekerjaan :......................................................................

menyatakan bahwa pada hari ini

Hari : .....................................................................
Tanggal : .....................................................................
Jam : .....................................................................

Peralatan tersebut di bawah ini sesuai rencana sudah dibebaskan dari


tegangan dan sudah dipasang grounding lokal.

Peralatan yang aman untuk dikerjakan adalah sebagai berikut :


....................................................................................................................................
.................................. .................................................................................................
.....................................................................
....................................................................................................................................
..................................

PERALATAN SELAIN TERSEBUT DI ATAS BERBAHAYA

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 55


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

............., .........................................
Pelaksana Pekerjaan: ....
Pengawas Pekerjaan
1.....................................................
....
2..................................................
........
........................................
3.....................................................
.....

FORMULIR -

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 56


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

PERNYATAAN PEKERJAAN SELESAI

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Pekerjaan
: ...................................................................................................................
......
................................................................................................
...........................
...............................................................................................
...........................
...............................................................................................
...........................

Lokasi
: ..................................................................................................................
.....
...............................................................................................
...........................
...............................................................................................
...........................

Waktu
Pelaksanaan :.......................................................................................................
..................
..............................................................................................
............................
..............................................................................................
............................

telah dilaksanakan dengan baik.

2. Para pekerja di bawah pengawasan saya sudah ditarik dari lokasi


pekerjaan dan telah diberi peringatan bahwa pada lokasi pekerjaan sudah
tidak aman lagi.

3. Semua peralatan kerja sudah dikeluarkan dari lokasi pekerjaan

4. Semua grounding lokal sudah dilepas

Demikian pernyataan kami buat dengan sebenarnya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 57


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

.............................................
As Man...................................... Pengatur....................... Pengawas pekerjaan
...

........................................ ........................................
......................................
.

......................................
..

Catatan :
Pengawas pekerjaan dan Pengatur berkomunikasi via Radio.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 58


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

FORMULIR
MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN

JENIS PEKERJAAN :
LOKASI
:
PEKERJAAN
PERALATAN YANG
:
DIMANUVER
HARI : TANGGAL :
WAKTU :

URUTAN MANUVER
SINGLE LINE DIAGRAM Pukul /
No. Nama Peralatan Status
jam

………………………………..
As Man ……………………. Pengatur……………………… Pengawas Pekerjaan

........................................ ……………………………….. ........................................

CATATAN KEJADIAN PENTING

__________________________________________________________________
_________________

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 59


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
4.5. PERALATAN KESELAMATAN KERJA (ALAT PELINDUNG DIRI / APD)
YANG DIPERLUKAN

Peralatan Keselamatan Kerja yang diperlukan untuk menerapkan Prosedur


Keselamatan Kerja pada pekerjaan bidang distribusi adalah sebagai berikut :

No. Nama
Fungsi / Kegunaan Keterangan
Urut Peralatan

1. Shackel Stock - Terbuat dari bahan isolasi bentuknya


(tongkat) merupakan tongkat dan ujungnya
penghubung dilengkapi besi melengkung kedalam dan
keluar juga dilengkapi dengan kawat arde
/ pentanahan

- Gunanya untuk mengeluarkan /


memasukkan PMS / Load Break Switch
(LBS), PTS, cat out

Cara pemakaian :

- Pilih Shackel Stock yang sesuai dengan


tegangan kerja
- Sebelum digunakan, alat pentanahan
shackel stock harus dipasang terlebih
dahulu
- Pakailah sarung tangan, dan sepatu
berisolasi.

2. PMS Tanah Alat ini digunakan sebagai pengaman pada


penyulang / penghantar terhadap tegangan
sisa.
Cara penggunaannya :
- PMS pentanahaan dimasukkan setelah
penyulang / penghantar tersebut bebas
dari tegangan kerja

3. Alat Digunakan untuk mengetanahkan


pentanahan peralatan / instalasi
Portable

4. Tester - Terbuat dari bahan non konduktor


Tegangan (Alat seperti :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 60


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Tes Tegangan) Ebonit, plastic, fiber glass dan lain
sebagainya, kekuatan isolasinya
disesuaikan dengan tegangan kerjanya
- Berbentuk seperti galah dan pada
ujungnya terdapat alat yang dapat
menyalakan indikator tegangan
- Alat ini gunanya untuk meyakinkan
apakah penyulang-penyulang / alat-alat
listrik lainnya yang telah dibebaskan dari
tegangan kerja masih bertegangan atau
sudah bebas, hal ini dapat dilihat pada
indikator tegangan alat tersebut.

5. Bangku Isolator - Bangku yang terisolasi terhadap tanah


yang berfungsi sebagai alat bantu bagi
petugas pada waktu melaksanakan
pekerjaan

6. Rambu-rambu Macamnya :
pengaman - Pita/rantai yang terbuat dari bahan Non
Tanda Konduktor yang berwarna merah.
Peringatan Dilengkapi dengan tonggak-tonggak /
patok untuk penyangga pita / rantai
plastik tersebut dan dipasang sebagai
pembatas daerah kerja pemeliharaan

- Bendera merah dipasang pada tonggak-


tonggak didaerah atau lokasi yang
berbahaya (diluar lokasi pekerjaan
pemeliharaan)

- Bendera hijau dipasang pada tonggak-


tonggak didaerah atau lokasi pekerjaan
yang aman

- Tanda-tanda peringatan yang bertuliskan


peringatan atau larangan

- Daerah berbahaya dipasang tanda


peringatan “Awas Berbahaya ada
Tegangan”

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 61


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

- Tanda peringatan “Jangan Dimasukkan


Sedang Dikerjakan” dipasang pada PMT
dan PMS, LBS/PTS dari daerah yang
diisolir.

- Sistem pemasangan rantai / pita


pengaman ada 2 macam. Sistim
pengamanan terbuka, yaitu menutup
daerah yang berbahaya disekitar tempat
pekerjaan.

- Sistim pengaman tertutup, yaitu


menutup / mengelilingi daerah pekerjaan
dan hanya disediakan pintu masuk
ketempat pekerjaan tersebut

- Pemberian tanda-tanda dilakukan oleh


pengawas pekerjaan dan pengawas K3

7. Topi Pengaman Terbuat dari bahan non konduktor


(Helm) Fungsinya :
- Melindungi kepala dari benturan /
kejatuhan benda keras dan tajam

8. Pakaian Kerja - Dapat menyerap keringat dan


memenuhi syarat untuk pekerjaan
dibengkel, regu jaga maupun regu
pemeliharaan
- Berfungsi untuk melindungi diri

9. Sarung Tangan - Berfungsi untuk melindungi tangan Macamnya :


pada saat melaksanakan pekerjaan - Sarungan
tangan
Isolasi
(Tahan
Tegangan)
- Sarung
tangan
tahan panas
- Sarung

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 62


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
tangan kulit,
dsb.

10. Kaca Mata - Berfungsi untuk melindungi mata pada


waktu pelaksanaan pekerjan juga
melindungi mata dari cahaya-cahaya
yang dapat merusak mata

11. Sabuk - Sabuk pengaman dipakai untuk


Pengaman pengamanan para petugas yang bekerja
memanjat ketempat-tempat yang tinggi
seperti pada Tower, tiang menara dan lain
sebagainya

12. Sepatu kerja Terbuat dari karet atau kulit atau juga Macamnya :
-
bahan lain yang bersifat non konduktor - Sepatu
dengan sol atau alas tanpa paku dan lars tahan
yang tinggi Tegangan
- Berfusngi untuk melindungi kaki pada - Sepatu
saat melaksanakan pekerjaan tahan pukul
- Sepatu
tahan licin
13. Masker Hidung - Berfungsi untuk mengamankan petugas
(Respirator) dari gangguan pernafasan terhadap
kotoran / debu-debu atau bahan kimia

17. Jas Hujan - Berfungsi untuk melindungi petugas


yang sedang melaksanakan pekerjaan
dilapangan pada waktu hujan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 63


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

4.6. KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA ( K3 )

4.6.1. Penjelasan Umum


Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun jenisnya tentu diharapkan dapat
menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan standar yang di inginkan.
Pencapaian hasil kerja yang standar tentunya akan terpenuhi dengan
syarat syarat yang di standarkan antara lain :
a. Memiliki rencana kerja yang matang ( Siap )
b. Dikerjakan tenaga yang profesional
c. Dikerjakan dengan methode yang tepat dan sistimatis
d. Didukung fasilitas / peralatan yang memadai
e. Dapat dikerjakan dengan aman dan selamat

Prosedure Keamanan dan Keselamatan kerja merupakan salah satu


procedure yang tidak dapat dipisahkan dari procedure kerja dalam suatu
instalasi. Dimana procedure keselamatan kerja berkaitan erat dengan hal
hal yang sangat prinsipil yaitu : keamanan dan keselamatan kerja personil,
kelayakan peralatan kerja, kelayakan peralatan instalasi dan lingkungan
kerja
Dari berbagai pengetahuan dan pengalaman kita akan sependapat bahwa
pada setiap perusahaan baik perusahaan besar atau perusahaan kecil dan
dalam bentuk apapun jika menggunakan manusia sebagai tenaga kerja
maka pelaksanaan dan tata laksana Keselamatan dan keamanan Kerja
( K3 ) perlu untuk diperhatikan secara optimum.
Kegiatan keselamatan kerja harus terlebih dahulu dipersiapkan /
direncanakan sebelum kegiatan pekerjaan dimulai yang dalam
pelaksanaannya merupakan procedure atau langkah langkah kerja yang
disusun sedemikian rupa secara berurutan sehingga pelaksanaan kerja
pada instalasi berjalan dengan aman dan lancar
Segala kegiatan kerja lapangan yang berkaitan dengan instalasi diatur
dengan surat ijin kerja yang diterbitkan sebelumnya oleh yang berwenang
dalam menerbitkan surat ijin kerjanya Kegiatan kerja yang rutin dalam

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 64


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
jangka waktu yang lama dan cenderung monoton biasanya akan memberi
kemungkinan yang lebih besar terhadap terjadinya kesalahan kerja
(Working Accident)
Kesalahan yang terjadi mungkin hanya mengakibatkan kerugian dan
kecelakaan kecil yang dapat diabaikan. Namun kesalahan yang kecil bisa
juga menyebabkan akibat yang fatal yang mengakibatkan kerugian buat
dirinya juga buat orang lain mungkin sampai terjadinya kematian dengan
demikian Keamanan dan keselamatan Instalasi, kerja dan lingkungan perlu
terus di ingat dan di ingatkan atau saling mengingatkan

Keselamatan dan Keamanan


Adalah suatu usaha penyelamatan dan pengamanan yang ditujukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan pada manusia dan atau kerusakan pada
alat dan benda

Kerja
Adalah perbuatan manusia yang ditujukan terhadap suatu benda yang
dikerjakan baik benda abstrak atau benda kongkrit

Kecelakaan
Adalah kejadian yang tidak direncanakan yang menimbulkan kerugian
pada manusia harta benda atau proses

Insiden
Kejadian yang tidak direncanakan dimana pada kondisi yang berbeda
sedikit saja menimbulkan kecelakaan

Maksud dan tujuan Keamanan dan Keselamatan Kerja


Adalah tindakan untuk menyelamatkan dan mengamankan manusia dari
kecelakaan dan kematian dan menyelamatkan dan mengamankan
peralatan / benda dari kerusakan dan kehancuran

Peranan Keselamatan dan Keamanan Kerja


a. Penyelamatan dan Pengamanan manusia dari kemungkinan
terjadinya sakit kecelakaan dan kematian karena dihadapkan pada

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 65


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
sifat-sifat benda dan gangguan terhadap benda yang dikerjakan
(pengaruh benda kerja)
b. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan
terjadinya sakit, kecelakaan dan kematian karena perbuatan yang
dilakukan manusia waktu bekerja (cara kerja )
c. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan
terjadinya sakit, kecelakaan dan kematian karena keadeadaan
tempat kerja ( ruang kerja )
d. Pengamanan benda dari kemungkinan terjadi kerusakan, kehancuran
dan kehilangan yang dilakukan oleh / ditimbulkan oleh pekerja
(disiplin kerja )

Usaha-usaha Keamanan dan Keselamatan Keja


Usaha-usaha Keamanan dan Keselamatan Keja di fokuskan pada
kegiatan-kegiatan :
a. Usaha-usaha yang di arahkan untuk melindungi, mengamankan dan
menyelamatkan pekerja yang mendapat kecelakaan
b. Usaha-usaha yang Keamanan dan Keselamatan Kerja yang
diarahkan untuk melindungi menyelamatkan dan mengamankan
benda dari kehilangan kerusakan dan kehancuran
c. Usaha-usaha yang diarahkan untuk membina dan memupuk
kesehatan

Dari uraian keamanan dan keselamatan kerja yang telah diuraikan diatas
kita dapatkan dua faktor yang saling berhadapan yaitu faktor manusia dan
faktor benda kerja yang masing masing berbeda baik sifat kepentingannya
atau terhadap kebutuhan perlindungannnya yang diatur sedemikian rupa
baik yang bersifat internasional maupun yang bersifat lokal sesuai dengan
kebutuhan masing masing Negara
Manusia sebagai tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya harus
mendapatkan perlindungan hak perikemanusiaannya, keamanan dan
keselamatannya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 66


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Negara / pemerintahan yang menghargai hak hak perikemanusiaan
mengeluarkan berbagai undang-undang dan peraturan yang memberikan
perlindungan kepada para tenaga kerja
Setiap benda mempunyai sifat, fungsi, kondisi kemampuan dan
karakteristik tersendiri sehingga setiap benda mempunyai cara
penangananya tersendiri
Sudah banyak penemuan para akhli dari hasil penyelidikannya yang dapat
digunakan sebagai patokan atau pedoman mengenai cara cara
penggunaaan, penempatan, pemasangan, pelayanan, pengaturan,
pemeliharaan dan sebagainya untuk keperluan kehidupan manusia

Peraturan yang menyangkut masalah tenaga kerja


a. Undang–undang dan peraturan mengenai ketenaga kerjaaan
b. Undang–undang dan peraturan mengenai Pembinaan dan norma
norma keselamatan kerja
c. Undang–undang dan peraturan mengenai Perlindungan norma
norma keamanan keselamatam kerja
d. Undang-undang dan peraturan mengenai Kecelakaan Dinas
e. Peraturan Perburuhan dan Perjanjian Kerja

Peraturan yang menyangkut benda kerja


a. Undang-Undang dan peraturan mengenai Tenaga Listrik
b. Undang-Undang dan peraturan mengenai Perindustrian
c. Undang-Undang dan peraturan mengenai Pertambangan
d. Undang-Undang dan peraturan mengenai perdagangan
e. Undang-Undang dan peratuan mengenai perhubungan

Disamping dilengkapi dengan undang undang dan peraturan sebagai


sarana peryaratan kerja yang baik dalam prakteknya dilapangan akan
dihadapkan pada sesuatu yang sangat penting yang merupakan sarana
pelaksanaan kerja antara lain :
a. Kondisi dan persyaratan benda –benda yang akan dikerjakan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 67


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
b. Tingkat disiplin, kemampuan berfikir, pengetahuan yang dimiliki
pekerja
c. Kondisi Kesehatan pekerja
d. Kondisi Peralatan kerja dan pengamannya
e. Kondisi ruang / tempat / lingkungan Kerja
f. Perencanaan dan pengawasan terhadap pekerja

Dengan peraturan perundangan : UU No 1 Th 1970 Tentang


Keselamatan Kerja, ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu
kebakaran atau kejadiankejadian lain yang berbahaya
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu , kelembaban , deebu , kotoran, asap , uap, gas, hembusan
angin cuaca sinar matahari, atau radiasi baik suara maupun
getraran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physik maupun psykis, peracunan infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan cara dan proses kerjanya
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanamandanbarang
o. Mengamankan dan memelihara berbagai jenis bangunan
p. Mengamankan dan memperlancarpekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 68


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang berbahaya kecelakaannya lebih besar.

Kendala usaha Penciptaan Keamanan dan Keselamatan Kerja dari


pihak pengusaha
a. Tujuan usaha perusahaan hanya melulu untuk mendapatkan hasil
keuntungan semata sebesar-besarnya.
b. Cara kerja yang ditempuh pengusaha menekankan pekerja untuk
mengerahkan tenaga semaksimal mungkin dengan menekan
biaya dan jumlah pegawai sedikit mungkin
c. Pengusaha berusaha membebaskan diri dari peraturan tenaga
kerja dan keselamatan kerja
d. Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan para pekerja
diarahkan untuk memperoleh keuntungan pengusaha semata

Kendala usaha penciptaan Keamanan dan keselamatan kerja dari


pihak pekerja
a. Tidak disiplin
b. Memiliki sikap kerja yang ceroboh
c. Suka penyepelekan pekerjaan yang di hadapi
d. Kurang pengetahuan / perhatian pada pekerjaan dan benda kerja
yang sedang dihadapi
e. Segan menggunakan Alat keselamatan kerja
f. Bekerja pada posisi dan sikap kerja yang tidak aman
g. Bekerja dengan kelengkapan yang dapat membahayakan
h. Kondisi kesehatan Jasmani / Rochani sering terganggu

4.6.2. Keselamatan Instalasi, Keselamatan Umum dan Keselamatan Kerja

a. Keselamatan Instalasi di lingkungan


Ketentuan Umum :

 Keselamatan Instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi


andal dan aman bagi instalasi , dilaksanakan dengan memberikan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 69


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
perlindungan , pencegahan dan pengamanan terhadap
kemungkinan terjadinya gangguan dan kerusakan pada instalasi

 Instalasi adalah instalasi milik Persh terdiri dari :

- Bangunan dan sarana. Bangunan adalah bangunan tempat


kegiatan usaha ketenaga listrikan yang dilaksanakan oleh
Perseroan dan sarana adalah sarana sebagai penunjang
kegiatan yang dilaksanakan oleh Perseroan

 Gangguan Instalasi adalah gangguan pada instalasi yang


mengakibatkan terganggunya kelangsungan pelayanan untuk
sementara waktu yang dapat disebabkan dari dalam maupun luar
instalasi

 Kerusakan Instalasi adalah kerusakan yang mengakibatkan


instalasi tidak dapat berfungsi secara normal atau tidak dapat
beroperasi

 Maksud dan tujuan Pedoman instalasi


Sebagai pedoman keselamatan instalasi bagi perseroan dalam
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi
Kondisi aman bagi bangunan dan sarana dengan cara
memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan
terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dan atau kerusakan
pada instalsi

 Ruang lingkup dari pedoman keselamatan instalasi


bangunan dan sarana milik Persh

 Jenis Gangguan dan Kerusakan Instalasi

- Gangguan pada instalasi yang mempengaruhi


kelangsungan pelayanan untuk sementara
- Kerusakan yang mengakibatkan berkurangnya
kemampuan sehingga mengurangi keandalan instalasi
- kerusakan pada instalsi yang mengakibatkan terputus
nya pelayanan ke pelanggan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 70


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- kerusakan pada bangunan / sarana

- kebakaran pada instalasi / bangunan /sarana

 Perilaku / tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari pelaksana


pekerjaan :
- Kelalaian dari pelaksana pekerjaan dalam melaksanakan
tugas operasi / pemeliharaan instalasi / bangunan / sarana
seperti:
o Tidak mentaati / mengikuti SOP

o Tidak mentaati/ mengikuti manual / prosedure


operasi dan atau pemeliharaan
o Tidak mentaati / mengikuti petunjuk arahan dari
pengawas pekerjaan
- Perbuatan sabotase / perbuatan anarkhis dari pegawai atau
outsourcing

 Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari manajemen


Perseroan :
- Tidak memberikan penyuluhan keselamatan, pendidikan
dan pelatihan kepada pelaksana pekerjaan operasi dan
pemeliharaan instalasi dan bangunan serta tidak melengkapi
pelaksana pekerjaan dengan sertifikat kompetensi sebagai
tenaga teknik
- Tidak menyediakan SOP , manual / Prosedure operasi
dan atau manual prosedure pemeliharaan
- tidak segera mengganti peralatan instalasi yang telah
melewati batas umur layan / tidak laik pakai
- Tidak menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan untuk
pelaksanaan pekerjaan berpotensi bahaya pada instalasi atau
pengawas pekerjaan yang ada tidak / kurang melaksanakan
tugas sesuai kompetensinya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 71


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Perilaku / tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari mayarakat
umum :
- Perbuatan secxara sengaja / tidak sengaja yang dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan dan kerusakan pada
instalasi seperti :
- Perbuatan sabotase / huru hara/ anakis dari masyarakat

 Kondisi berbahaya ( Unsafe Condition ) dari lingkungan


terhadap instalasi merupakan kelalian / kurangnya antisipasi dari
manajemen perseroan seperti :
- Tidak antisipasi terhadap terdapatnya
binatang yang masuk ke daerah instalasi yang dapat
mengakibatkan gangguan / kerusakan instalasi
- Tidak antisipasi terhadap terjadinya bencana
alam seperti banjir longsor yang dapat mengakibarkan
kerusakan pada instalasi / bangunan
- Tidak antisipasi terhadap terjadinya
kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan disekitar
instalasi / bangunan oleh masyarakat umum dengan tidak
mengikuti ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku
sehingga dapat menyebabkan erosi dan longsor yang dapat
mengancam keselamatran /terjadinya kerusakan pada
instalasi / bangunan dan sebagainya

 Akibat gangguan dan kerusakan Instalasi

- Mempengaruhi kelangsungan operasi


instalasi, sehingga mengurangi keandalan operasi dari
instalasi, merugikan Persh dan dapat merugikan pelayanan
kepada masyarakat umum
- Berkurangnya kemampuan operasi
instalasi sehingga mengurangi keandalan operasi dari
instalasi , merugikan Pers dan dapat merugikan pelayananan
kepada masyarakat umum

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 72


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Terputusnya pelayanan ke pelanggan,
merugikan Pers dan pelayanan kepada masyarakat umum
- Kerusakan /terbakarnya instalasi /
bangunan / sarana sehingga tidak dapat berfungsi secara
normal atau tidak dapat beroperasi merugikan perseroan dan
sebagainya

 Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya gangguan


dan kerusakan Instalasi setiap persh wajib melaksanakan
perlindungan dan pencegahan terhadap kemungkian terjadinya
kerusakan pada instalasi dengan melakukan kegiatan sebagai
berikut ;
- Memberikan penyuluhan keselamatan pendidikan dan
pelatihan kepada pelaksana pekerjaan operasi dan
pemeliharaan instalasi serta melengkapi pelaksana pekerjaan
dengan sertifikat kompetensi sebagai tenaga teknik
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum disekitar
instalsi agar mereka tidak melakukan kegiatan yang
membahayakan keselamatan instalasi maupun keselamatan
dirinya
- pada setiap instalasi wajib dilaksankan indentifikasi bahaya
pada instalsi /bangunan yang rawan ( berpotensi ) bahaya
terhadap terjadinya kerusakan dan atau kebakaran kemudian
segera diambil langkah langkah perlindungan dan
pencegahannya
- menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan pada setiap
pelaksana pekerjaan terutama pada pelaksanaan pekerjaan
yang berpotensi bahaya
- melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaa instalasi milik
perseroan secara benar dan berdisiplin sesuasi dengan
SOP /manual
- Mengganti peralatan /part dari Instalasi yang telah melewati
batas umur layan / tidak laik pakai
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 73
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Peralatan berpotensi bahaya pada instalasi seperti ketel
bejana tekan dan alat angkat , wajib secara berkala di uji dan
memiliki sertifikat laik operasi sesuai ketentuan perundang
undangan yang berlaku
- Pada bangunan atau bagian dari instalasi yang apabila terjadi
kerusakan atau kebakaran akan dapat mengakibatkan
kerugian besarbagi perseroan dan bagi masyarakat umum
seperti runtuhnya bendungan yang dapat mengakibatkan
banjir besar terjadinya kebakaran tangki bahan baker yang
dapat mengakibatkan kebakaran besar dan sebagainya wajib
di lengkapi dan dilaksanakan procedure deteksi bahaya dini
serta dilakukan pengendalian bahaya sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan undangan
- Setiap Instalasi sebelum dioperasikan wajib meiliki sertifikat
laik operasi .

b. Keselamatan Kerja
Ketentuan Umum :
 Keselamatan kerja adalah :
Upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya
yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan instalasi /kegiatan lain dari
perseroan, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian thd kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan
atau penyakit kerja yang timbul karena hubungan kerja yg
menimpa pekerja
 Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja adalah Kecelakaan
yang terjadi berhubungan dengan pekerjaannya
 Penyakit
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah Penyakit yang
diderita pekerja yang disebabkan oleh karena pekerjaan atau
lingkungan kerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 74


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Tempat kerja
Tempat kerja yang berpotensi bahaya adalah Tempat kerja yang
memiliki kondisi kerja dan atau lingkungan kerja yang berpotensi
bahaya yang apabila tidak dikendalikan memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja dan atau penyakit yang timbul karena hubungan
kerja yang dialami oleh pekerja
 Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan pada tempat kerja berpotensi
bahaya dan atau memiliki sifat pekerjaan berpotensi bayaha yang
apabila tidak dikendalikan memungkinkan terjadi kecelakaan
kerja / penyakit kerjayang timbul karena hubungan kerja yg dialami
oleh pekerja

 Pelaksanaan pekerjaan berpotensi


bahaya
- Operator instalasi
- Pemelihara Instalasi
- Pelaksana Pelayanan Gangguan
Jaringan
- Dan lainnya

 Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan dari pedoman keselamatan kerja dilingkungan
PT PLN (persero) adalah untuk mewujudkan kondisi aman bagi
pekerja dari bahaya yang dikandung oleh kegiatan instalasi atau
kegiatan lain dari perseroan dengan memberikan perlindungan
pencegahan dan penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja dan atau penyakit yang timbul karena hubungan
kerja sehingga dapat memberikan rasa aman, rasa nyaman, dan
rasa sehat kerja bagi pegawai

 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dari pedoman keselamatan Kerja di lingkungan PT
PLN ( Persero ) adalah keselamatan dan kesehatan kerja bagi
pekerja pada semua tempat kerja baik dipermukaan tanah diatas

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 75


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
permukaan tamah di dalam tanah dipermukaan air didalam air dan
di tempat tempat kerja lainnya di lingkungan perseroan

 Kecelakaan kerja dan Penyakit yang timbul karena hubungan


kerja
- Kecelakaan pada waktu kerja .
Adalah kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang
bersangkutan sedang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
tugas kewajiban dan tanggung jawab sehari hari di tempat
kerja di tempat kedudukan atau sedang melaksanakan tugas
pekerjaan di luar tempat kedudukan atau sedang melaksnakan
perjalanan dinas( tidak termasuk perjalanan dinas pengobatan
atau perjananan dinas pensiun bagi pegawai ) atau sedang
melaksanakan tugas pendidikan pelatihan Terjadinya
kecelakaan pda waktu kerja harus dibuktikan dengan laporan
dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat keterangan dari
dokter

- Kecelakaan diluar waktu kerja

 Kecelakaan lalu lintas yang terjadi padawaktu


pekerja yang bersangkutan dalam perjalanan dari rumah
berangkat ketempat kerja atau drai tempat kerja pulang
ke rumah melalui jalan yang biasa dan wajar dilalui atau
dalam perjalanan berangkat ke atau kembali dari tugas
diluar tempat kedudukan atau dalam perjalanan dinas
( kecuali perjalanan dinas pengobatan atau perjalan
dinas pension bagi pegawai) dan atau dalam perjalanan
berangkat ke atau kembali dari tugas pendidikan dan
pelatihan Dalam hal kecelakaan lalu lintas yang menimpa
pekerja sebagai pengemudi merupakian kecelakaan
pada waktu kerja
 Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang
bersangkutan sedang istirahat antara jam jam kerja di
lingkungan tempat kerja atau sedang istirahat antar

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 76


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
jamjam tugas pada waktu melaksanakan tugas diluar
tempat kedudukan atau sedang istirahat antara jam jam
tugas pada waktu melaksanakan perjalanan dinas
(kecuali perjalanan dinas pengobatan dan atau perjalan
dinas pension bagi pegawai) dan atau sedang istirahat
antara jam jam tugas waktu melaksanakan pendidikan
dan pelatihan yang ditugaskan oleh perseroan
 Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang
bersangkutan sedang melaksanakan kegiatan olah raga ,
kesenian dan kegiatan lain yang ditugaskan oleh
perseroan.
Terjadinya kecelakaan diluar waktu kerja yang dialami oleh
pekerja harus dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa
kecelakaan dilampiri surat keterangan dari dokter dan surat
tugas / surat perintah perjalanan dinas (bagi pekerja yang
melaksanakan tugas diluar tempat kedudukannya)

- Penyakit yang timbul karena hubungan kerja


Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan
kerja. Terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan
kerja pada pekeraja harus dibuktikan dengan laporan dari tim
pemeriksa kecelakaan dilampiri surat keterangan dari majelis
penguji kesehatan yang ditunjuk oleh perseroan.Pekerja yang
meninggal mendadak pada waktu kerja di tempat kerja atau
mengalami tidak sadar (koma) pada waktu kerja di tempat
kerja sampai yang bersangkutan meninggal dunia meskipun
terjadi pada waktu kerja belum tentu termasuk dalam
pengertian menderita penyakit yang timbul karena hubungan
kerja karena harus diketahui penyebabnya apakah akibat dari
penyakit yang disebabkan / bukan disebabkan karena
pekerjaan atau lingkungan kerja.

 Penyebab dasar terjadinya Kecelakaan kerja dan penyakit


yang timbul karena hubungan kerja.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 77


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Penyebab dasar berupa perilaku berbahaya (unsafe act) yang
merupakan kelalaian dari peleksana pekerjaan seperti :
- Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kompetensi yang
dimilikinya
- Melaksankana pekerjaan tidak mengikuti persyaratan dan
procedure kerja atau tidak mengikuti standard operation
procedure ( SOP )
- Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dan atau
alat pelindung diri ( APD ) dalam melaksanakan pekerjaan
berpotensi bahaya
- Tidak memperhatikan tanda peringatan dan poster larangan
pada waktu berada dan atau melaksanakan pekerjaan
ditempat tempat kerja yang berpotensi bahaya
- Tidak berdisiplin ( lalai, ogah-ogahan, bersenda gurau /
salaing mengejek dengan teman sekerja ) pada waktu
melaksanakan pekerjaan berpotensi bahaya
- Tidak mengikuti petunjuk dan atau arahan keselamatan yang
diberikan oleh pengawas pekerjaan
- Dengan sengaja melakukan perbuatan yang membahayakan
bagi diri sendiri dan atau bagi teman sekerja yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja

 Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya


( unsafe condition) yang merupakan kelalaian dan manajemen
perseroan ( Kelalaian dari salah satu atau bersama-sama dari
pengawas pekerjaan, pejabat keselamatan kerja, pejabat
penanggungjawab pekerjaan dan pimpinan unit persh )antara lain :
- Tidak memberikan penyuluhan
keselamatan ketenaga listrikan serta pendidikana dan
pelatihan kepada pelaksana pekerjaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 78


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Mempekerjakan pelaksana pekerjaan
tidak memiliki kompetensi / tidak sesuai kompetensi pada
bidang pekerjaannya
- Tidak melaksanakan identifikasi bahaya
dan penilaian resiko di empat kerja
- Tidak melaksanakan pengendalian resiko
pada tempat tempat kerja yang berpotensi bahaya terhadap
terjadinya kecelakaan kerja
- Tidak melaksanakan pengendalian resiko
pada tempat tempat kerja yang berpotensi bahaya terhadap
terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja
dengan menrapkan nilai ambang batas ( NAB )
- Tidak melaksankan pemasangan tanda
peringatan dan poster larangan pada tempat tempat kerja
yang berpotensi bahaya
- Tidak melengkapi pesyaratan dan
prosedure kerja serta menyusun SOP untuk pekerjaan rutin
yang berpotensi bahaya
- Tidak melengkapi peralatan keselamatan
kerja dan APD bagi pelaksana pekerjaan yang berpotensi
bahaya
- Tidak menyediakan peralatan kerja
pemanfaat tenaga listri yang telah di uji / memiliki tanda
keselamatan
- Tidak melakukan pengujian / melengkapi
sertifikasi bagi peralatan / instalasi yang berpotensi bahaya
( ketel, bejana tekan, alat angkat dan sebagainya )
- Tidak melakukan pengujian / melengkapi
sertifikasi laik operasi bagi instalasi yang dioperasikannya
- Tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
kerja ( khusus ) secara berkala bagi pelaksana pekerjaan yang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 79


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
berpotensi bahaya terhadap terjadinya penyakit yang timbul
karena hubungan kerja
- Tidak memberikan extra voeding kepada
pelaksanan pekerjaan berpotensi bahaya terhadap terjadi
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, yang harus
dimakan / diminum di tempat kerja
- Tidak melaksanakan inspeksi keselamtan
ketenaga listrikan secara berkala pada tempat tempat kerja
berpotensi bahaya,untuk mengetahui perkembangan kondisi
bahaya dan cara mengatasinya
- Tidak menunjuk / mentapkan pengawas
pekerjaan yang memiliki kompetensi di bidang keselamatan
- Pengawas pekerjaan tidak memberikan
petunjuk dan arahan keselamatan (tool box meeting / safety
talk meeting / briefing) kepada para pelaksana pekerjaan
sebelum mlaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya.
- Pengawas pekerjaan dengan sengaja
memberikan petunjuk / arahan yang salah yang
memungkinkan terjadinya keelakaan kerja

 Penyebab perantara terjadinya


kecelakaan kerja adalah karena :
- Listrik
- Mekanis
- Terjatuh
- Tertimpa
- Terjepit
- Tertabrak
- Kimia
- Kebakaran / ledakan
- Lalu lintas dan lainnya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 80


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Penyebab perantara
terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah
karena :
- Faktor fisika :
Terkena pencemaran melebihi NAB dari kebisingan, getaran,
tekanan lebih, suhu iklim kerja, penerangan, radiasi elektro
magnetis dan sebagainya.
- Faktor kimia
Terkena pencemaran melebihi NAB dari udara yang
mengandung debu mineral / bahan kimia berbahaya
- Faktor biologis
Seperti kontak/ bersentuhan dengan binatang atau tanaman
yang berbahaya ( bagi pekerja lapangan)
- Faktor tidak
ergonomis
Yaitu bekerja dengan waktu relatif lama dengan posisi tubuh
yang tidak sesuai dengan kesehatan atau bekerja dalam ruang
kerja yang tidak sehat atau sirkulasi udara tidak sehat
- Faktor
psikologis
Seperti penyakit karena faktor faktor psikologis yang
berhubungan dengan pekerjaan

 Akibat
kecelakaan kerja bagi pegawai dan atau outsourcing dsapat
berupa :
- Tanpa
luka / luka ( luka ringan / luka parah ) / tewas pada saat terjadi
kecelakaan kerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 81


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Luka ringan adalah luka yang memerlukan perawatan medis
sehingga pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan tidak
lebih dari 1 ( satu ) hari

Luka parah adalah luka yang mengakibatkan cacat tetap
yaitu kehilangan atau tidak berfungsinya salah satu atau
bebrapa organ tubuh atau gangguan jiwa . Termasuk
dalam klkasifikasi luka parah adalah apabila pekerja
memerlukan perawatan medis 2 hari atau lebih dan tidak
dapat melakukan pekerjaan meskipun tidak ada akibat
cacat tetap
- Meninggal dunia / mengalami cacat
kekurangan fungsi karena penyakit yang timbul karena
hubungan kerja
- Meninggal dunia / mengalami cacat
total / cacat tetap sebagian / cacat kekurangan fungsi setelah
memperoleh perawatan akibat kecelakaan kerja dan
- Kerusakan harta milik pegawai dan
atau outsourching

c. Keselamatan Umum di lingkungan PLN


Ketentuan Umum :

 Keselamatan Umum adalah upaya untuk


mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat umum yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan dari bahaya yang
diakibatkan oleh kegiatan instalasi yang dilaksanakan dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan masyarakat umum

 Masyarakat umum yang berhubungan dengan


kegiatan perseroan adalah :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 82


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Masyarakat yang tinggal atau melaksanakan kegiatan
di sekitar instalasi atau masyarakat yang melaksanakan
kegiatan berhubungan dengan bangunan atau sarana atau
tamu yang berada diruangan atau dihalaman tempat kerja
milik perusahaan
- Pelanggan atau pengguna yang disalurkan /
didistribusikan oleh perusahaan

 Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan dari Pedoman Keselamatan Umum adalah
untuk mewujudkan kondisi aman dari bahaya bagi masyarakat
umum yang berhubungan dengan kegiatan persh yang
dilaksanakan dengan memberi perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum
sehingga dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat umum
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

 Ruang lingkup
Ruang lingkup dari pedoman keselamatan umum di lingkungan
persh adalah keselamatan bagi masyarakat umum yang tinggal
atau melaksanakan kegiatan disekitar instalasi masyarakat yang
berhubungan dengan kegiatan bangunan dan sarana dan
masyarakat yang menjadi tamu atau melaksanakan kegiatan
yang berada di ruangan atau di halaman tempat kerja milik
perusahaan.
 Jenis kecelakaan masyarakat umum
 Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum
 Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya (unsafe condition)
yang merupakan kelalaian dari manajemen perseroan :
- Tidak memberikan penyuluhan keselamatan
akan bahaya listrik kepada masyarakat yang berada dan
atau melaksanakan kegiatan milik perusahaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 83


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Tidak memberikan penyuluhan keselamatan
kepada masyarakat umum yang berhubungan dengan
bangunan /sarana milik persh dan kepada masyarakat
sebagai tamu
- Tidak melaksanakan pemasangan tanda
peringatan dan atau poster larangan pada instalasi milik
perusahaan yang berpotensi bahaya bagi masyarakat
umum
- Tidak melakukan pengujian / melengkapi
sertifikat laik operasi bagi instalasi milik perseroan yang
dioperasikan
- Tidak memastikan bahwa instalasi milik
perusahaan selalu terkendali dan kondisinya aman dari
bahaya listrik (baik dalam keadaan beroperasi maupun
tidak beroperasi atau sedang mengalami kerusakan
/perbaikan)
 Penyebab dasar berupa perbuatan
berbahaya (unsafe act) yang merupakan kelalaian dari
masayarakat umum
- Melaksanakan kegiatan tidak
aman dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh bagian
yang berbahaya dari instalasi milik perusahaan.
- Melaksanakan kegiatan tidak
aman dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh bagian
berbahaya dari instalasi milik pelanggan sendiri

 Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya


( unsfe condition ) yang merupakan kelalaian dari masyarakat
umum antara lain ;
- Kurang faham akan bahaya instalasi Penggunaan /
pemilkan produk pemanfaat (peralatan kerja / peralatan
rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat keselamatan
yang dilengkapi dengan sertifikat tanda keselamatan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 84


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
- Penggunaan / pemilikan instalasi pemanfaatan (Instalasi
pelangggan ) yang tidak memenuhi syarat keselamatan /
tidak dilengkapi dengan sertifikat tanda keselamatan
 Penyebab perantara terjadinya kecelakaan masyarakat
umum
 Penyebab perantara bukan karena listrik seperti tertimpa
bangunan milik perseroan tertabrak kendaraan milik persh dsb
 Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya
kecelakaan masyarakat umum

 Pengendalian Teknis untuk mencegah kondisi berbahaya


dari instalasi / bangunan / sarana milik perseroan meliputi :
- Melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan
atau poster larangan pada lokasi-lokasi instalasi /
bangunan / sarana milik perseroan yang berpotensi
bahaya yang berada disekitar tempat tinggal atau disekitar
tempat kegiatan masyarakat umum
- Melaksanakan pengawasan dan patroli jaringan
milik persh secara berkala untuk memastikan kondisi
jaringan tersebut agar tetap terkendali dan aman dari
bahaya dan memastikan tidak adanya kegiatan
masyarakat umum yang membahayakan terhadap jaringan
tersebut
- Melengkapi sertifikasi laik operasi bagi instalasi milik
perseroan
- Meningkatkan kemampuan pelaksana pekerjaan
sebagai tenaga teknik ketenagalistrrikan dengan
pendidikan dan pelatihan serta melengkapinya dengan
sertifikat kompetensi dalam melaksanakan pekerjaan
pemasangan / pemeliharaan instalasi milik perusahaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 85


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Pengendalian teknis untuk mencegah kondisi
berbahaya pada instalasi pemanfaatan tenaga listrik dan atau
alat pemanfaatan tenaga listrik milik pelanggan :
- Menganjurkan kepada pelanggan agar
instalasi yang dimilkinya dilengkapi dengan sertifikat
kesesuaian dengan standar
- Menganjurkan kepeda pelanggan /
masyarakat agar yang dimilkinya dilengkapi dengan tanda
keselamatan
 Pengendalian personil untuk
mencegah perilaku berbahaya dari masyrakat umum meliputi :
- Memberikan penyuluhan
tentang keselamatan akan bahaya kepada pelanggan dan
atau kepada masyarakat yang bertempat tinggal atau
melaksanakan kegiatan disekitar instalasi milik persh
- Memberikan penyuluhan
keselamatan kepada masyarakat yang berhubungan
dengan kegiatan bangunan dan sarana milik perseroan
dan kepada masyarakat sebagai tamu atau melaksanakan
kegiatan pada perseroan
- Memberikan penyuluhan
tentang larangan terhadap kegiatan masyarakat yang
dapat membahayakan keselamatan dirinya dan merugikan
persh
 Bagan Alir laporan
kecelakaan Masyarakat Umum

4.6.3. NAB ( Nilai Ambang Batas )

a. NAB Kebisingan.
Untuk kebisingan di ukur pemajangan bising yang diterima oleh telinga
berupa intensitas bising maksimum dalam decible ( A ) atau db ( A )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 86


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
yang mampu diterima oleh telinga normal selama waktu tertentu.
Berdasarkan keputusan mentri tenaga kerja RI no Kep.51/ MEN/1999
dipadu dengan buku TLVs (Threshold Limit Values) and BELs
( Biological Exposure Indicates) yang diterbitkan oleh ACGIH
( American Conference of Government Industrial Hygienis) dan dengan
SPLN no 46 1,2,3 tahun 1981/ 1982 adalah sebagai berikut :

Waktu Intensitas bising maks db (A) Kriteria


Ilustrasi
pemajangan yang diperbolehkan pendengaran
Jam
> 24 0 Suara daun,
Sangat tenang
> 24 10 berisik
> 24 20 Rumah .
Tenang
> 24 30 percakapan
> 24 40
> 24 50 Sedang Rumah gaduh,
> 24 60 kantor
> 24 70
24 80
16 82 Perusahaan
8 85 gaduh
4 88 Pikuk
Jalan hiruk
2 91 pikuk
1 94 Peluit polisi

Menit
30 97 Pikuk
15 100
1,88 109

Detik
28. 12 115 Meriam
7.03 121 Menulikan Ledakan
3.52 124 Halilintar
1.76 127
0.88 130
0.44 133
0.22 138
0.11 139

Cat tidak boleh terpajang lebih dari 140 dB meskipun sesaat

b. NAB Getaran
Untuk getaran diukur pemajangan getaran yang diterima oleh lengan
dan tangan manusia berupa nilai percepatan rata-rata dalam satuan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 87


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
m/det2 atau g (gravitasi) berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja
RI No KEP. 51/MEN/1999 dipadu dengan buku 2000 TLVs and BELs
yang diterbitkan ACGIH adalah sebagai berikut :

Nilai percepatan pada frekwensi dominan


Jumlah waktu pemaparan perhari
( rata-rata )
kerja
M / det2 g

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0.40


2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0.61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0.81
kurang dari 1 jam 12 1.22

Cat : 1 g = 9.81 m / det2


Untuk getaran diterima seluruh badan diukur pemajangan getaran
yang diterima seluruh badan berupa akselerasi getaran maksimum
( m/det2 ) pada frequensi tertentu yang mampu diterima oleh badan
pada kondisi normal selama waktu tertentu baik untuk manusia yang
berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar ( arah longitudinal dari
kaki ke kepala) maupun untuk manusia yang bersandar pada dinding
atau sesuatu yang bergetar ( arah dari samping ke samping badan
atau dari muka ke belakang atau sebaliknya) berdasarkan buku 2000-
TLVs and BELs adalah sebagai berikut :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 88


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 M
anusia berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar

 M
anusia bersandar pada dinding atau sesuatu yang bergetar

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 89


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
c. NAB SUHU IKLIM KERJA
Untuk suhu iklim kerja diukur indeks suhu basah dan bola (ISBB)
dalam derajat celcius berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja RI
No KEP 51 /MEN/ 1999 dipadu dengan buku 2000-TLVs and BELs
sebagai berikut:

ISBB ( derajat celcius )


Pengaturan waktu kerja setiap hari
Beban kerja

Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat


Bekerja terus menerus
( 8 jam / hari ) 30 26.7 25.0
75 % jam kerja 25 % istirahat 30.6 28.0 25.9
50 % jam kerja 50 % istirahat 31.4 29.4 27.9
25% jam kerja 75 % istirahat 32.2 31.1 30.0

Cat : ISBB untuk diluar ruangan dengan panas radiasi :


= 0.7 suhu basah alami + 0.2 Suhu bola Globe + 0.1 Suhu kering
ISBB untuk di dalam dan diluar ruangan tanpa panas radiasi
= 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu Bola Globe
Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 – 200 kilo kalori /jam
Beban keja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori / jam
Beban kerja berat membutuhkan kalori .>.500 - 500 kilo kalori / jam

d. NAB Penerangan
Untuk penerangan diukur pemajangan cahaya yang diterima oleh mata
berupa kadar penerangan yang diukur dengan alat alat pengukur
cahaya yang sebaik setinggi tempat yang sebenarnya atau setinggi
perut untuk penerangan umum +/-1 (satu) meter berdasarkan
peraturan mentri perburuhan RI No 7 tahun 1964 tentang syarat syarat
kesehatan, kebersihan serta penerangan ditempat kerja adalah
sebagai berikut :

 Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan minimal 5 Lux


( 0,5 kaki lilin )

 Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan


perusahaan minimal 20 lux

 Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya


membedakan barang kasar (mengerjakan / memisahkan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 90


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
barang besar, arang, abu, tanah, batu, gang dan tangga di
dalam gedung, gudang barang yang besar dan kasar minimal
50 lux

 Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya


membedakan barang kecil secara sepintas lalu (pemasangan
kasar, mengerjakan barang besi / baja setengah selesai,
kamar mesin dan uap, alat pengangkut orang / barang
penyimpanan barang sedang / kecil kamar mandi , toilet )
minimal 100 lux

 Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya


membedakan barang kecil yang agak teliti ( pemasangan alat
sedang, pekerjaan mesin bubut kasar, pemeriksaan dan
percobaan kasar) minimal 200 lux

 Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya


membedakan barang kecil dan halus ( poekerjaan mesin teliti,
pemeriksaan teliti, percobaan teliti, dan halus pekerjaan kantor
yang berganti ganti menulis dan membaca , pekerjaan arsip
dan seleksi surat surat ) minimal 300 lux

 Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya


membedakan barang barang halus dan kontras yang sedang
dalam waktu lama (pemasangan halus, pekerjaan mesin
halus, pemeriksaan halus akuntan pemegang buku, steno,
mengetik pekerjaan kantor yang lama dan teliti antara 500 –
1000 lux

 Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya


membedakan barang sangat halus dengan kontras yang
sangat kurang untuk waktu yang lama ( pemasangan ekstra
halus / ampul tukang las) minimal 2000 lux

e. NAB Radiasi Elektro Magnetik


Untuk medan listrik di ukur medan listrik dalam Kv / m dan kuat medan
magnet dalam mT berdasarkan standar yang direkomendasikan oleh

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 91


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
IRPA (International Radiation Protection Association) dan WHO (World
Health Organisation) tahun 1990 adalah sebagai berikut :
Kuat medan Listrik Kuat medan magnet
Sifat pemajangan
kV / m (mT)
Lingkungan tempat kerja :

8 jam kerja / hari 10 0.5


2 jam kerja / hari 30 5
Anggota gerak - 25

Masyarakat Umum :

Terus menerus 5 0.1


Beberapajam / hari 10 1

Tabel jarak jaringan tenaga listrik antara fasa dengan fasa dan fasa
dengan tanah (ground ) berdasarakan guidlins OSHA yang
dipublikasikan pada tanggal 31 /1/ 94 dimana jarak-jarak pada table
tersebut sudah mempertimbangkan besarnya surja hubung tertinggi

Jarak minimum pekerjaan dalam bertegangan


Tegangan nominal dalam Jarak
kV Fasa ke tanah Fasa ke fasa
Fasa ke fasa in- ft m in - ft M
0.05 sampai 1.0 - - - -
1.1. sampai 15.0 0.64 0.66
15.1 sampai 36.0 0, 72 0.77
36.1 sampai 46.0 0.77 0.85
46.1 sampai 72.5 0.90 1.05
72.6 sampai 121 0.95 1.29
13 8 sampai 145 1.09 1.50
161 sampai 169 1.22 1.71
230 sampai 242 1.59 2.27
345 sampai 362 2.59 3.80
500 sampai 550 3.42 5.50
765 sampai 800 4.53 7,91

4.6.4. Bahaya Kejutan Listrik ( Electrical Shock Hazards )

a. Pengertian

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 92


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Ketika seseorang menjadi konduktor listrik, secara serentak arus
listrik akan mengalir pada tubuh seseorang apabila pada kedua
ujungnya terjadi beda potrensial. Pada saat tangan kita masing
masing memegang 2 buah terminal sumber listrik, maka akan
serentak arus listrik akan mengalair pada tubuh kita
Bahaya kejutan listrik (Shock Hazard) adalah suatu keadaan dimana
pada kedua ujung badan kita terdapat beda potensial. Apabila beda
potensial tersebut cukup besar sehingga menyebabkan mengalirnya
arus listrik pada tubuh seseorang maka akan terjadi penahanan
fungsi jantung.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 93


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Beberapa nilai arus listrik pada frequensi 50 Hz. dan lama waktu
kontak dan akibatnya dapat dilhat pada tabel berikut :

No Besar Arus Lama Kontak Akibat


1 1 mA Tidak akan merasakan
2 10 mA 10 - 10.000 Sudah terasa sampai terasa
ms sakit
3 50 mA 10 - 200 ms Biasanya tidak membahayakan
4 50 mA 200 - 400 ms Kadang kadang sampai kejang
otot
5 50 mA 4000 ms Plus Detak jatung berdebar
6 100 mA 10 - 100 ms Biasanya tidak membahayakan
7 100 mA 100 - 600 ms Kadang kadang sampai kejang otot
8 100 mA 600 – 10.000 ms Detak jatung berdebar
9 100 mA 10.000 ms plus Detak jatung berdebar
10 500 mA 10 – 40 ms Biasanya tidak membahayakan
11 500 mA 40 - 500 ms Detak jatung berdebar
12 500 mA 500 ms plus Detak jatung berdebar

Akibat kejutan listrik pada tubuh seseorang dan jaringan saraf


tergantung kepada besarnya arus , lamanya kontak hubung,
frequensi dan tahanan tubuh seseorang . Ada 3 efek kemungkinan
yang ditimbulkan oleh arus listrik terhadap tubuh manusia / binatang
yaitu :

 effek kimia
 effek physiologis
 effek panas

Sekitar 2/3 tubuh manusia terdiri dari cairan sehingga terjadi proses
elektrolisa pada tubuh manusia sewaktu dialiri arus listrik yang dapat
mengakibatkan matinya sel sel pada tubuh manusia
Pada tubuh manusia terkandung sumber listrik untuk meneruskan
ransangan perasaan pada tubuh manusia ( stimulus ) ke otak dan
untuk membawa sinyal perintah atau control dari otak menuju ujung
ujung syaraf otot, dengan adanya tegangan dari luar akan
menimbulkan sistim proses yang berbahaya jatung yang pada

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 94


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
normalnya bekerja 80 kali / menit dengan frekuensi 50 Hz seolah
olah diperintah menjadi 100 kali perdetik sehingga tekanan darah
menjadi tinggi pernapasan lebih cepat dan dapat di ikuti oleh
gagalnya jantung memompa darah yang disebut gagal jantung
Semua materi termasuk tubuh manuaia yang dialiri listrik dapat
menimbulkan panas sehingga dalam kecelakaan listrik sering
ditemukan korban mengalami luka bakaryang parah yang
mengakibatkan pecahnya butir darah merah dan mengentalnya
cairan protein pada jaringan yang terbakar
Tempat dimana terjadinya kontak hubung merupakan faktor yang
paling kritis . Tahanan tubuh seseoang bervariasi pada setiap tempat
dan apabila arus listrik mengalir melalui daerah jantung maka jantung
yang tadinya normal akan terpengaruh detaknya dimana kondisi ini
diketahui sebagai ventricular fibrilation detak jatung yang tidak teratur
tidak dapat memperbaiki sirkulasi peredaran darah. Pengembalian ke
ritme yang normal jarang terjadi secara spontan dan bila kondisi ini
terjadi dalam waktu yang lebih lama dari beberapa detik
kemungkinan akan menjadi kondisi yang fatal
Akibat dari kejutan listrik ( Electricl Shock ) pada dasarnya akan
sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir melalui tubuh akibat
adanya tegangan pada titik kontak. Namun demikian hal ini tidak
dapat didefinisikan sama persis antara besarnya arus dengan
akibatnya seperti lamanya kontak dengan kondisi pisik dan medis si
korban masing masing memberikan kontribusi kerugian

b. Aspek aspek yang perlu diperhatikan :

 Arus yang mengalir


melalui tubuh paling besar 500 m A selama kurang dari 40 ms
tidak akan menyebabkan terjadinya akibat yang mengkhwatirkan

 Nilai arus yang tinggi


dan waktu kontak yang cukup lama memungkinkan
menyebabkan terjadi sesuatu akibat mulai dari terjadinya
temporary muscular paralysis sampai dengan terjadinya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 95


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
ventricular fibrillation dan apabila tanpa perhatian secara medis
memungkinkan sampai terjadi kematian

 Kejutan akibat listrik


yang bertegangan paling besar 230 Volt pada umumnya
menyebabkan ventricular fibrillation dari pada kejutan akibat
tegangan tinggi

 Kejutan listrik tegangan


tinggi biasanya disebabkan oleh flash over. Akibatnya mengalir
arus yang sangat besar dan orang yang menerimanya akan
mengalami luka bakar dibeberapa tempat. Kematian seseorang
akibat kontak dengan tegangan tinggi pada umumnya meninggal
karena terbakar dibanding dengan akibat kejutan listrik

 Arus listrik akan


mengalir pada tubuh sesuai dengan luas permukaan kontaknya
dan kondisi kulitnya. Suatu arus mengalir pada suatu tahanan
(resistan) tubuh yang kecil akan mengalirkan arus yang tinggi.
Efek ekponensil akan menyebabkan arus yang tinggi dalam
beberapa detik akan mengakibatkan terjadinya ventricular
fibrillation . Besarnya aliran arus listrik yang mengalir pada tubuh
seseorang sesuai dengan hukum ohm dan banyak dipengaruhi
oleh tahanan (resistan) kulit.

c. Beda Potensial ( Tegangan )


Ada beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya beda potensial
( tegangan ) diantaranya :

 Terjadinya hubungan
ke sumber pelayanan tanpa disengaja
 Induksi dari suatu
rangkaian penghubung
 Induksi dari keadaan
atmosphere atau sambaran langsung kilat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 96


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
 Tegangan balik dari
rangkaian sekunder misalnya melalui trafo tegangan
 Pembuangan arus dari
kapasitor
 Kontak phasa ke phasa
 Drop tegangan pada
suatu resistan

d. Pencegahan dari bahaya kejutan listrik ( electrick shock )


Dalam beberapa situasi seseorang kebanyakan terlepas dari
perhatian terhadap bahaya atau membuat asumsi terhadap kondisi
peralatan.
Peraturan umum, seluruh konduktor semestinya diperlakukan
seperti bertegangan tanpa adanya isolasi, petanahan dan bonded
untuk mencegah terjadinya shock hazard pada beberapa situasi

e. Tegangan Langkah
Tegangan langkah disebabkan adanya tegangan drop yang melalui
suatu resistansi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 97


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi

Pada contoh diatas terlihat sebuah kawatmenyentuh tanah sehingga


menimbulkan sifat listrik. Antara kedua kaki seseorang timbul beda
potensial sekitar 80 vol yaitu ; 120 – 60 volt . dengan memakai
sepatu kerja yang berisolasi kondisi ini tidak akan menjadi masalah
selama tidak ada factor lain yang memulai

f. Tegangan sentuh
Potensial sentuh terjadi apabila suatu perbedaan potensial terdapat
antara tangan seseorang dengan kaki nya atau antara tangan
dengan tangan
Contoh yang lainnya yang sering terjadi adalah kontak melalui kepala
ke tangan atau atau kaki seperti bekerja didalam panel

P 3 K Akibat Sengatan Listrik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 98


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
Pertama kali yang harus dilakukan dalam P3 K akibat sengatan listrik
adalah membebaskan korban dari hubungan dengan sumber listrik
diantaranya adalah :
a. Matikan sakelar pada sumber listrik atau tarik keluar tusuk kontaknya
dari kotak kontaknya
b. Bila letak saklar / tusuk kontak terlalu jauh dari korban gunaka alat
yang berisolasi seperti tongkat kayu kering/ Plastik / Karet / kertas dll
untuk menyingkirkan kawat / perlatan yang masih bertegangan
c. Bila pegangan tangan korban terhadap peralatan / kawat penghantar
sulit dilepas gunakan sarung tangan isolasi atau penutup tangan dari
bahan isolasi seperti kain sarung untuk menarik korban
d. Jangan memeluk korban bila tidak yakin tubuh anda terisolasi
dengan baik lebih aman bila anda menggunakan alas kaki dari bahan
isolasi sepatu karet atau karpet karet
e. Hubung singkatkan penghantar tersebut

Kedua, setelah mengisolasi / memisahkan korban dari sumber listrik


lakukan segera pemeriksaan :
a. Apakah pernapasan korban normal ?
b. Apakah pernapasan korban berhenti ?
c. Apakah detak jantung korban berhenti ?
Bila pernapasan korban dalam kondisi normal, letakkan korban pada posisi
istirahat ( lihat gambar ) posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi
korban yang tidak sadar karena memungkinkan melancarkan pernapasan
dan mencegah korban tersendak oleh barang barang yang di muntahkan
oleh korban sendiri . Baringkan korban dengan posisi seperti ini hanya
apabila tidak ada cedera tulang belakang atau cedera yang parah dan
telah memeriksa pernapasan korban keadaan normal.
Bila pernapasan korban berhenti ( Ingat bila pernapasan berhenti selama
2-3 menit dapat merusakan kondisi otak, dalam waktu 4 – 6 menit dapat
menimbulkan kematian) untuk ini lakukan segera pertolongan pertama

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 99


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K2 K3 Pada Bidang
Distribusi
dengan melakukan pernapasan buatan (resusitasi) dari mulut ke mulut dan
mintalahorang lain untuk segera memanggil dokter dan ambulance .
Bila denyut jantung berhenti lakukan pertolongan pertama resusitasi
jantung – paru yang disebut CPR ( Cardio Pulmonory Resuscitation) untuk
hal ini perlu pelatihan yang seksama sehingga tidak menambah cedera
pada sikorban akibatterjadi kesalahan dalam penanganan

Langkah–langkah dalam melakukan resusitasi :


a. baringkan korban terlentang diatas alas yang keras
b. topang lehernya dan tengadahkan kepalanya supaya jalan
napasnya lurus
c. buka mulutnya dan keluarkan setiap sumbatan termasuk gigi palsu
dengan menggunakan jari jari anda
d. Pijit hidung sampai lobang hidungnya tertutup
e. Ambil napas panjang
f. Tutup mulut korban dengan mulut anda
g. Hembuskan napas kemulut korban 4 x berturut turutdengan cepat
sambil memeriksa apakah dadanya ikut berkembang
h. Teruskan menghembuskan napas secara kuat dan tetap setiap 5
detik (12 x / menit) untuk anak kecil 3 x ( 20 x / menit ) jangan
berhenti sampai korban mulai bernapas sendiri atau petugas medis
telah datang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 100

Anda mungkin juga menyukai