Anda di halaman 1dari 37

KESELAMATAN &

KESEHATAN KERJA
K3

Pertemuan ke -2
KESELAMATAN & KESEHATAN KERRJA (K3)
&
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)

 Review Filosofi K3
 Undang-undang Republik Indonesia No 30 Tahun
2009 Tentang Ketenagalistrikan
 Hubungan K2 dan K3
 4 Pilar Keselamatan
 Upaya Untuk Mewujudkan “3a “
Review Filosofi K3
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
FILOSOFI K3 maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil
dan makmur

Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3)


adalah semua Ilmu dan Penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan Secara Keilmuan
kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama
SECARA melakukan pekerjaan di tempat kerrja serta bagi orang
ETIMOLOGI lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan
proses produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien dalam pemakaian.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NO 30 TAHUN 2009
TENTANG
KETENAGALISTRIKAN
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN – K2

Setiap usaha ketenagalistrikan wajib


memenuhi ketentuan
Keselamatan ketenagalistrikan
(Andal, Aman & Ramah Lingkungan)
Setiap peralatan dan Setiap instalasi tenaga listrik
pemanfaat tenaga listrik wajib yang beroperasi wajib
memenuhi ketentuan Standar memiliki Sertifikat Laik
Nasional Indonesia Operasi.

Setiap tenaga teknik dalam Setiap badan usaha


usaha ketenagalistrikan wajib penunjang tenaga listrik
memiliki sertifikat wajib memiliki sertifikat
kompetensi Badan Usaha

Setiap kegiatan usaha


ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam
peraturan perundang-undangan
di bidang lingkungan hidup
Undang-undangUNDANG-UNDANG
K2 K2

Pasal-pasal K2 di UU No 30 Tahun 2009

1. Pasal 16 ayat 1.c berbunyi tentang


“pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik”
2. Pasal 16 ayat 1.h berbunyi tentang
“laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaat tenaga listrik”
3. 16 ayat 1.i berbunyi tentang
”sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik”
4. Pasal 16 ayat 1.j berbunyi tentang
“sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan”
UNDANG-UNDANG K2
Pasal-pasal K2 di UU No 30 Tahun 2009
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik

5. Pasal 28 ayat c berbunyi tentang


“memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan”

Hak dan Kewajiban Konsumen


Pasal 29 ayat 2 (a-c) berbunyi tentang
a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul
akibat pemanfaatan tenaga listrik
b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen
c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya
UNDANG-UNDANG K2
Pasal-pasal K2 di UU No 30 Tahun 2009
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

9. Pasal 43 berbunyi tentang


Keteknikan ketenagalistrikan terdiri atas:
a. keselamatan ketenagalistrikan
10. Pasal 44 ayat 1 berbunyi tentang
“Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan keselamatan ketenagalistrikan”
11. Pasal 44 ayat 2 berbunyi tentang
Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewujudkan kondisi:
a. Andal dan aman bagi instalasi;
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. Akrab /ramah lingkungan
UNDANG-UNDANG K2
Pasal-pasal K2 di UU No 30 Tahun 2009
Pada Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
12. Pasal 44 ayat 3 berbunyi tentang
Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
b. pengamanan instalasi tenaga listrik; dan
c. pengamanan pemanfaat tenaga listrik
13. Pasal 44 ayat 4 berbunyi tentang
Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi
14. Pasal 44 ayat 5 berbunyi tentang
Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan standar
nasional Indonesia.
15. Pasal 44 ayat 6 berbunyi tentang
Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat
kompetensi
BAGIAN KEDUA - KETEKNIKAN
UU No.30/th 2009 - PASAL 43

Keteknikan ketenagalistrikan terdiri atas:


a. keselamatan ketenagalistrikan; dan
b. pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk
kepentingan telekomunikasi, multimedia,
dan infomatika.
UU No.30/th 2009 - PASAL 44
1. Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.
2. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewujudkan
kondisi:
 Andal dan aman bagi instalasi;
 Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya; dan
 Akrab / Ramah lingkungan
KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
(K2)
 Pemutaran Video K2-K3
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)

Dasar Hukum :
1. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No. 30 / 2009 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. PP.50 TAHUN 2012 ttg Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
K3 = K2 =
Kesel. & Kesehatan Kerja Keselamatan Ketenagalistrikan

Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Masy.Umum sekitar Instalasi
Instalasi
Lingkungan Instalasi
Kembali ke

UU No.1/1970 UU 20/2002 UU 15/1985


ttg. Kesel.Kerja ttg.Ketgalistrikan ttg.Ktngalistkan
( K2 ) ( Kesel.Kerja
Kesel. Umum )
PP 3/2005 Psl.21
( K2 )

UUK 30 / 2009
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
(K2)

DEFINISI / PENGERTIAN :

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ADALAH SEGALA UPAYA ATAU


LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN INSTALASI TENAGA LISTRIK DAN
PENGAMANAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK UNTUK MEWUJUDKAN
KONDISI ANDAL BAGI INSTALASI DAN KONDISI AMAN DARI BAHAYA
BAGI MANUSIA, SERTA KONDISI AKRAB LINGKUNGAN, DALAM ARTI
TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN HIDUP DI SEKITAR INSTALASI TENAGA
LISTRIK
UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN “3A “

1. STANDARISASI

2. PENERAPAN 4 PILAR K2

3. SERTIFIKASI

4. PENERAPAN SOP / IK

5. ADANYA PENGAWAS PEKERJAAN


LINGKUP K2-K3

STANDARISASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL


MELAKSANAKAN KEGIATAN BERPOTENSI BAHAYA :

- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)


- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning,dsb)
- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)
Standard Penerapan (K3) Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
4 PILAR KESELAMATAN SEBAGAI
PEDOMAN K2-K3
BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DI PLN
Instalasi Pembangkitan:
PLTA, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP

APP

Jaringan
PLTA PLTU Distribusi
Pelanggan Kecil
Saluran Transmisi (Rumah)
JTM

Gardu Induk Gardu


Distribusi

APP
Fuse / APP

APP Instalasi Pemda


(PJU & Taman Kota) 25
Pelanggan Besar Gardu PB Pelanggan Sedang
(Pabrik/Industri) (Apartmen/Hotel)
Undang-undang K2

Undang – undang yang berkaitan dengan


K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) adalah
“Undang-undang No 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan”
UU RI No. 30 th 2009 Tentang Ketenagalistrikan

a. Menyediakan Tenaga Listrik yang memenuhi standard mutu dan keandalan yang
berlaku
b. Memberikan Pelayanan yang sebaik-baiknya kepada Konsumen dan masyarkat
c. Memenuhi Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan
d. Mengutamakan produk dan potensi dalam negeri
Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan bertujuan untuk mewujudkan kondisi :
a. Andal dan aman bagi Instalasi
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya
c. Akrab / Ramah Lingkungan
a. Setiap Instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memeliki Sertifikat Laik Operasi
(SLO)
b. Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan Standard
Nasional Indonesia (SNI)
c. Setiap Tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memliki Sertifikat
Kompetensi
Undang-undangUNDANG-UNDANG
K2 K2
Pasal-pasal K2 di UU No 30 Tahun 2009
1. Bab II Asas dan Tujuan Pasal 2 ayat 1 sub ayat 1.g. yang berbunyi
Pembangunan Ketenagalistrikan menganut asas :
“Keamanan dan Keselamatan”

Setiap pembangunan instalasi listrik,


baik gedung perkantoran, pembangkit,
transmisi, distribusi, dll sudah sesuai
dengan Asas dan Tujuan UU 30 Tahun
2009 dalam hal keamanan dan
keselamatan
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
( PP No.3/2005 Psl.21 )
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :
- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi manusia :
* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi
pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
BEBERAPA PENGERTIAN / DEFINISI

Keselamatan kerja, upaya mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari


bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang
menimpa pekerja.

Keselamatan umum, upaya mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat


umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan
32
Perusahaan.
Keselamatan lingkungan, upaya mewujudkan kondisi akrab
lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan
terhadap terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan
terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi, upaya mewujudkan kondisi andal dan


aman bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan
dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat
berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.
DALAM KEP. DIR. PLN :
• K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “
Perspektif Bisnis Internal ”
• K2 Adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan
unit PLN untuk melaksanakan kewajiban :
1. Keselamatan kerja
2. Keselamatan Instalasi
3. Keselamatan Umum
4. Keselamatan Lingkungan

. Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu


faktor pengurang” penilaian tingkat kinerja unit (Maksimum
minus 15 ). 34
KASUS KRONOLOGI KEBAKARAN PABRIK KEMBANG API TANGERANG

 Sebanyak 23 orang
tewas dan puluhan
lainnya luka-luka
dalam kebakaran
tersebut.
 Desa Blimbing,
RT20/10, Tangerang,
Banten
 Kamis (26/10) pagi

Kebakaran diduga dipicu oleh hubungan arus pendek listrik


dalam pabrik tersebut. Adanya ledakan diduga karena api
yang mengenai bahan-bahan kimia dalam pabrik.

Anda mungkin juga menyukai