6.1.
PENGERTIAN
6.2.
TUJUAN SOP
Pemeliharaan
Distribusi
berarti
melakukan
pemeriksaan
atau
perbaikan
yang
menyebabkan perlunya pemadaman listrik atau tidak .Pada saat pelaksanaan pemeliharaan
dengan pemadaman berarti memerlukan koordinasi dengan pihak operasi agar tidak
sampai terjadi gangguan atau kecelakaan kerja pada saat pembukaan alat hubung yang
akan dipelihara maupun penormalannya kembali.
Hasil dari pemeliharaan adalah berupa kondisi / unjuk kerja peralatan harus memenuhi
ketentuannya, yaitu aman dioperasikan kembali, maka untuk itu perlu diatur cara melakukan
pemeliharaan, peralatan untuk mengukur kondisi peralatan kubikel, perkakas kerja yang
digunakan pada waktu pemeliharaan.
Penyimpangan dari ketentuan berarti hasil pemeliharaan tidak sesuai dengan ketentuan
dan dampaknya akan menyebabkan permaslahan dalam pengoperasian bahkan dapat
terjadi kecelakaan kerja.
Contoh :
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa akibat dari pemeliharaan tidak memenuhi
ketentuan dapat menyebabkan terjadinya kondisi yang tidak aman dan kerugian material.
Untuk menghindari hal tersebut maka dibuatlah SOP yang berisi prosedur langkah-langkah
yang tertata guna melaksanakan kegiatan.
6.3.
Beberapa komponen penting yang tertulis pada SOP Pemeliharaan Distribusi antara lain :
Pihak yang terkait
Yaitu pihak-pihak yang berkepentingan dan terkena dampak akibat pemeliharaan 20
KV. Keterkaitan ini dilakukan dalam bentuk komunikasi yang dilakukan dapat berupa
tertulis / surat ataupun komunikasi langsung / lisan bertujuan agar semua pihak
berkoordinasi dapat mengantisipasi terjadinya kondisi kurang aman atau mencegah
kerusakan material akibat dipeliharanya kubikel.
Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dibuat berupa format yang standar
untuk mencegah kesalahan presepsi dari pihak-pihak yang terkait . Waktu
berkomiunikasi / berkoordinasi yang digunakan selalu pada batas standar agar dalam
mengambil keputusan tidak berlarut-larut.
Di Operasional Distribusi pengaturan tentang berkomunikasi ini dibuat menjadi SOP
Komunikasi.
dimaksud maupun di luar lokasi yang berhubungan dengan jaringan yang akan
dipelihara. Sedangkan berkoordinasi dengan Konsumen bertujuan agar konsumen
tahu akan adanya listrik pemdadaman listrik di tempatnya.
Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja untuk meleksanakan pemeliharaan dengan baik dan aman harus
dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya. Memaksakan bekerja dengan peralatan seadanya
berarti mengabaikan adanya resiko bahaya kecelakaan dan kerusakan yang bakal
terjadi. Pemeriksaan terhadap jumlah dan kondisi perlengkapan kerja harus dilakukan
secara rutin agar selalu siap kapanpun digunakan. .
Perkakas kerja
Alat Ukur
Material / bahan
Prosedur Komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait dengan dari mulai
persiapan pemeliharaan, saat pemeliharaan sampai pelaporan pekerjaan.
Peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau handy-talky
( HT ) dengan menggunakan bahasa yang sudah distandarkan. Penyimpangan
terhadap ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan terjadinya gangguan operasi
bahkan kecelakaan kerja.
6.4.
PEMBUATAN SOP
Struktur jaringan
SOP
PT. PLN (PERSERO)
.....................................
DINAS GANGGUAN
JTM 20 KV
........................................
......................................
PETUGAS :
Pengawas Lapangan 1 orang
Pengemudi 1 orang
KOORDINASI :
1. Piket UPJ
2. Pelaksana Lapangan
PERALATAN KERJA :
1.
2.
3.
4.
5.
PERLENGKAPAN K3:
Pakaian Kerja
Helm pengaman
Sepatu alas karet Isolasi Tahan 24 kV
Sarung tangan Karet Isolasi Tahan 24 kV
Sarung tangan kulit
Tangga fibre/ Aluminium
MATERIAL :
PROSEDUR KERJA :
1. Dasar pelaksanaan pekerjaan adalah atas laporan dari pelanggan
2. Kendaraan Pelayanan selalu dalam keadaan siap dengan perlengkapan sesuai
standar diatas.
3. Petugas Pelayanan selalu dalam keadaan siap diruang pelayanan gangguan
dengan pakaian kerja
4. Setelah mendapat laporan petugas menuju lokasi gangguan
5. Lakukan koordinasi dengan piket UPJ
6. Lakukan prosedur pengamanan/pemadaman jaringan TM
7. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pelaksana
8. Lakukan koordinasi dengan piket UPJ
9. Normalkan tegangan
10. Pembuatan Laporan tertulis .
LANGKAH KERJA :
Penanganan Gangguan SUTM 20 kV
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
MC
Mengetahui,
Manajer
dengan pegas. Ketiga pole dari kontak gerak digerakkan oleh satu penggerak.
Mekanisme penggerak dilengkapi dengan motor untuk pengisian pegas secara otomatis.
Selain itu dilengkapi juga dengan magnet pelepas pegas, untuk menutup secara elektrik
melalui sakelar operasi atau peralatan lain untuk penutupan secara remote.
Untuk pembukaan PMT secara remote melalui operator atau rele disediakan triping coil.
Jika tegangan suplai hilang, pegas dapat diisi melalui handle secara manual (diputar
dengan tangan).
Pegas yang digunakan untuk mekanisme penggerak ini ada dua macam yaitu:
Pegas pilin (helical spring)
Pegas gulung (scroll spring)
1.5.1.2 Rel
Rel dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari
masing-masing pabrik.
Contoh:
Pipa tembaga untuk rel pada Kubikel Merlin Gerin,Mitsubishi dan Calor
Emag
Pipa setengah bulat tembaga pada rel Kubikel ABB dan Calor Emag
Plat pejal tembaga untuk rel pada Kubikel Fuji.
Untuk merangkai Kubikel-Kubikel Tegangan Menengah dengan rel bulat / pipa, harus
diperhatikan agar betul-betul rata (selevel). Hal itu untuk mencegah tingginya nilai
tahanan kontak pada sambungan rel, yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan.
GFR, Ampere meter, kWh meter. Sedangkan yang memerlukan pasokan tegangan dari
sekunder PT adalah UFR, kV meter, kWh meter.
Konfigurasi pemasangan OCR dan GFR adalah seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 1-24 Konfigurasi pemasangan OCR dan GFR
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN
2.1 In Service Inspection
In Service Inspection adalah kegiatan yang dilakukan pada saat Kubikel dalam kondisi
operasi/bertegangan. Tujuan dilakukannya In Service Inspection adalah untuk mendeteksi
secara dini ketidaknormalan yang mungkin terjadi di dalam Kubikel tanpa melakukan
pemadaman.
Dalam In Service Inspection, dilakukan beberapa pemeriksaan dengan metode:
1. Pengecekan dengan panca indera (visual, penciuman, pendengaran),
2. Pengecekan dengan alat ukur sederhana (thermogun, termometer, dan lainlain).
Untuk In Service Inspection pada pemeliharaan Kubikel dilakukan dengan periode Harian,
Bulanan, 3 Bulanan, 2 tahunan. Selain itu ada beberapa pemeliharaan yang
pelaksanaannya bergantung pada kondisi peralatan Kubikel tersebut (kondisional).
2.1.5 Kondisional
Pemeriksaan visual terhadap bunyi-bunyian dan bau-bauan dapat dilakukan bersamaan
ketika melakukan pekerjaan lain, misalnya ketika sedang mencatat data pengusahaan
Kubikel.
2.2.2 Kondisional
Pengukuran suhu Kubikel, terminal dan sambungan pada rel, CT, PT, kabel serta
peralatan lain yang dialiri arus dalam Kubikel, juga dilakukan dengan memerhatikan
kondisi pembebanan Kubikel tersebut. Semakin tinggi beban yang disalurkannya, periode
pengukuran suhu dengan thermovisi perlu semakin cepat.
Pelaksanaan Pengukuran:
1. Hubungkan obyek yang akan diukur ke tanah
2. Hubungkan ke tanah alat ukur yang akan digunakan.
3. Sambungkan terminal (+) dan (-) ke kedua sisi terminal yang akan diukur
(obyek).
4. Hubungkan kabel ukur mVolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan
diukur.
5. Setelah siap posisikan saklar on / off ke posisi on.
6. Pilih saklar pada skala 200 Ampere.
7. Atur pembangkit arus sehingga display menunjuk angka 100 Ampere.
8. Tekan saklar pengubah dari Ampere ke Ohm.
9. Catat penunjukan dan dikalibrasikan terhadap skala pembatas.
Langkah Pengujian:
1. Closing Time ( Kondisi PMT Off / Open )
(a) Posisikan Switch Squence pada ( C / Close )
(b) Nyalakan Switch Power
(c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala
(d) Putar Switch Start
(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak
2. Opening Time ( Kondisi PMT On / Close )
(a) Posisikan Switch Squence pada ( O / Open )
(b) Nyalakan Switch Power
(c) Tekan tombol Ready hingga lampu LED Ready menyala
(d) Putar Switch Start
Kelayakan operasi PMT media minyak tergantung pada banyak faktor, terutama yang
menyangkut kualitas minyak itu sendiri.
Faktor yang sering dijadikan acuan antara lain:
a) Kandungan gas terlarut dalam minyak (terutama gas Hydrogen dan
Acethylene)
b) Jumlah kandungan partikel
c) Tegangan tembus minyak
Khusus PMT jenis sedikit minyak (low oil contents) perlu dilakukan analisis komersial
tentang untung dan ruginya ketika akan melakukan penggantian / pengujian minyak.
Karena biaya penggantian minyak baru dibandingkan dengan biaya untuk uji kandungan
gas terlarut dalam minyak perlu menjadi bahan pertimbangan. Sehingga untuk
operasional PMT low oil contents jarang dilakukan pengujian karakteristik minyak dan
cenderung diganti dengan minyak sejenis yang baru.
2.3.5.3 Vacuum
Pengukuran/pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah untuk mengetahui
apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama (breaking chamber) PMT tetap hampa
sehingga masih berfungsi sebagai media pemadam busur api listrik.
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini
masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kV.
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap
kenaikan tegangan 3 kV.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porselen, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan
umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan dielektrikum yang tinggi maka
bentuk fisik PMT jenis ini relatif kecil.
Uji Vacuum
Prosedur pengukuran
1) Persiapan benda uji (Breaking Chambers) PMT dan peralatan uji.
2) Posisi benda uji dalam keadaan terbuka kontaknya.
3) Sambungkan kabel keluaran (Output) alat uji dengan benda uji.
4) Pasang kabel pentanahan untuk keselamatan kerja.
5) Saklar no.7 (Toggle Switch) diposisikan OFF.
6) Sambungkan alat uji dengan sumber AC dan lampu power no. 1 (LED
Standby) akan menyala.
7) Set pengatur arus no.5 sesuai dengan kebutuhan dan setinggi-tingginya 10
mA.
8) Atur tegangan (tombol no.6) sesuai dengan kebutuhan
9) Saklar no.7 (Toggle Switch) diposisikan ON, dan lampu no.3 (LED hijau)
akan menyala.
10) Amati dengan seksama dan sangat hati-hati dengan tegangan uji.
11) Bila lampu no.3 (LED hijau) tidak padam setelah 10 detik maka benda uji
adalah baik. Matikan alat uji dengan saklar no.7 (togel).
12) Bila sebelum 10 detik lampu no.3 (LED hijau) padam dan lampu no.4 (LED
merah) menyala maka berarti benda uji adalah tidak bagus.
tersebut apakah masih baik atau tidak. Selain itu juga untuk mengukur nilai resistansi coil
tersebut.
Dalam setiap PMT jumlah tripping (opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah
closing coil, hal ini dimaksud sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan PMT
tersebut.
Prinsip kerja coil adalah berdasarkan induksi medan magnet, seperti pada gambarberikut:
Gambar 2-6 Prinsip kerja coil
Ukur nilai resistansi coil dengan menggunakan mikro ohm meter dan bandingkan
dengan nilai yang tertera pada name platenya.
Gambar 2-8 Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan
minimal coil pada PMT ABB.
Catat hasilnya dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada papan nama
(name plate) coil tersebut.
Coil
2.3.8 Pengukuran Tahanan Isolasi PT
Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5 kV untuk sisi primer
dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada
trafo tegangan tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.
A. Pemeliharaan Kubikel 20 kV
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan pada peralatan-peralatan
yang terdapat pada kubikel seperti: pemeliharaan pemutus tenaga (PMT), pemeliharaan trafo
arus (CT), pengujian rele arus lebih (OCR) dan rele gangguan tanah (GFR).
1. Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)/CB
Pemeliharaan pada pemutus tenaga terdiri atas uji tahanan isolasi, uji tahanan
kontak dan pengujian media pemutus atau kevacuman.
a. Uji Tahanan Isolasi
Uji tahanan isolasi PMT adalah proses pengukuran dengan suatu alat ukur
Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi
pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang
ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran
(O/P terminal) pada fasa yang sama.
Pengukuran tahanan isolasi pada pemutus tenaga menggunakan megger isolasi
merek kyoritsu, seperti pada gambar 4.5.
Pemasangan pembumian lokal (Local Grounding) disisi I/P dan O/P terminal
dengan tujuan membuang Induksi Muatan (Residual Current) yang masih tersisa.
2)
3)
4)
6)
Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai bahan
evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya. Contoh blangko adalah
terlampir (lembar hasil pengukuran tanahan isolasi pemutus tenaga ).
7)
8)
Tabel 4.1 Hasil pengukuran tahanan isolasi PMT penyulang Trans Studio
FASA : R ()
TITIK UKUR
Standar
a. Atas - Bawah
1kV/
( G ) Pmt OFF
b. Atas - Tanah
1M
1kV/
( G ) Pmt OFF
c. Bawah - Tanah
1M
1kV/
( G ) Pmt OFF
d. Fasa - Tanah
1M
1kV/
( G ) Pmt ON
1M
2014
520
32.2
20.5
36
FASA : S ()
Hasil
ukur
Standar
1100
1kV/
5000
1M
1kV/
5000
1M
1kV/
5000
1M
1kV/
2014
1100
29.7
18.1
18.5
FASA : T ()
Hasil
Hasil
Standar
2014
375
1kV/
389
825
5000
1M
1kV/
27.3
5000
5000
1M
1kV/
17.2
5000
5000
1M
1kV/
34.5
5000
ukur
1M
ukur
1M
Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada
tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Amperemeter.
Masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan
membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi pemeliharaan
tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi syarat nilai tahanan
kontak.
Pengukuran tahanan kontak ini dilakukan dengan menggunakan alat pengukuran
tahanan kontak merk Programma. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut:
Alat ukur tahanan kontak merk Programma terdiri dari sumber arus dan alat ukur
tegangan (drop tegangan pada obyek yang diukur). Dengan system elektronik maka
pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula (digital).
Digunakannya arus sebesar 100 Amp karena pembagi dengan angka 100 akan
memudahkan dalan menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat. Harus
diperhatikan skala yang digunakan jangan sampai arus yang dibangkitkan sama
dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi overload dan hasil
penunjukan tidak sesuai dengan kenyataannya. Dilakukan 3 kali pengukuran dengan
arus yang digunakan sebesar 100 Amp, 200 Amp, hingga 300 Amp.
(A)
(B)
4)
diukur (obyek).
Hubungkan kabel ukur mVolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan
diukur.
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Tabel 4.2 Hasil pengujian tahanan kontak PMT penyulang Trans Studio
FASA : R()
TITIK
Standar
2014
100 A
<100
37
200 A
<100
300 A
<100
UKUR
FASA : S ()
Hasil
Standar
2014
43.9
<100
37
37
43.8
<100
37
43.8
<100
ukur
FASA : T ()
Hasil
Hasil
Standar
2014
41.2
<100
36
47.3
37
41.2
<100
37
47.2
37
41.2
<100
37
46.7
ukur
ukur
Atas Bawah
(PMT posisi
ON)
Gambar 4.9. Beberapa jenis ruang kontak utama PMT jenis vacuum
Alat pengujian yang digunakan adalah alat uji kevacuman merk Vida.
2)
3)
4)
5)
6)
Sambungkan alat uji dengan sumber AC dan lampu power no. 1 (LED standby)
akan menyala.
7)
Set pengatur arus no.5 sesuai dengan kebutuhan dan setinggi-tingginya 10 mA.
8)
9)
Saklar no.7 diposisikan ON, dan lampu no.3 (LED hijau) akan menyala.
10)
11)
Bila lampu no.3 (LED hijau) tidak padam setelah 10 detik maka benda uji adalah
baik. Matikan alat uji dengan saklar no.7.
12)
Bila sebelum 10 detik lampu no.3 (LED hijau) padam dan lampu no.4 (LED
merah) menyala maka berarti benda uji adalah tidak bagus.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran media PMT Vacuum penyulang Trans Studio
FASA : R
FASA : S
FASA : T
Hasil ukur
OK
Hasil ukur
OK
Hasil ukur
OK
Tabel 4.4 Hasil pengujian waktu keserempakan PMT penyulang Trans Studio
PENGUKURAN :
CLOSE (Millisecond)
OPEN (Millisecond)
FASA : R
Hasil ukur
57.3
43
FASA : S
Hasil ukur
57.3
42.5
FASA : T
Hasil ukur
57.5
42.5
Tabel 4.5 Hasil uji injeksi arus pada CT penyulang Trans Studio
ARUS UJI
I Primer (A)
150
300
150
300
150
300
0.25
0.500
0.25
0.500
0.25
0.500
0.250
0.500
0.250
0.500
0.250
0.500
Ratio (Ip/Is)
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Error (%)
99.33
99.67
99.33
99.67
99.33
99.67
Pengujian relai arus lebih/over current relay (OCR) dan relai gangguan
tanah/ground fault relay (GFR) merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
unjuk kerja relai sehingga dapat disimpulkan apakah relai tersebut masih layak digunakan
atau tidak dalam sistem proteksi distribusi 20 kV.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian relai,
yaitu:
a. Cara setting
b. Internal diagram relay
c. Alat uji /rangkaian pengujian
d. Item pengujian
e. Prosedur pengujian
f. Hasil uji dan kesimpulan.
Sehingga diharapkan apabila telah benar-benar memperhatikan komponen di atas
pengujian relai dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang presisi sesuai
dengan yang diinginkan.
Beberapa komponen pengujian diantaranya adalah:
a. Arus pick up (arus awal / mula)
Arus pick up adalah arus minimum yang menyebabkan relai bekerja
Jenis relai yang diuji berupa relai MiCOM 122/123. Relai jenis MiCOM adalah
relai universal yang dapat digunakan dalam berbagai sistem seperti pengaturan, proteksi
dan pengawasan pada instalasi industri, sistem distribusi, jaringan dan gardu induk serta
sebagai sistem back-up pada sistem tegangan tinggi (TT) dan tegangan ekstra tinggi
(TET).
Alat uji yang digunakan adalah SVERKER 760. SVERKER 760 adalah salah satu
alat pengujian relai 1 fasa yang digunakan oleh para engineer. Kontrol panel yang
digunakan mempunyai fitur tampilan logika. Fitur ini membuat pengujian yang dilakukan
lebih efisien dan lebih mudah. Sebagai contoh hasil pengukuran dapat ditampilkan untuk
Prosedur pengujian yang dapat dilakukan yaitu setting awal relai sebelum
digunakan, fungsi arus pick-up dan arus drop-off, fungsi waktu kerja instan dan fungsi
waktu kerja tunda.
a. Setting awal
Setting awal adalah langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan
pengujian, langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Buat rangkaian pengujian seperti gambar diatas.
2) Hidupkan alat uji dengan menekan tombol utama.
b. Fungsi arus pick-up dan drop-off
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapan arus pick-up dan drop-off yang
dimiliki oleh relai. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Hidupkan sumber arus dengan mengaktifkan Start Switch pada posisi ON (tekan
tombol ON sekali dimana lampu indikator akan menyala).
2) Naikkan arus perlahan-lahan dengan memutar Main Knob sampai relai pick up ( I>
ON ), dimana indikator trip akan menyala.
3) Baca / catat besarnya arus pick up yang terdapat pada display.
4) Tekan tombol HOLD dua kali (reset).
5) Kurangi nilai arus perlahan-lahan sampai relai drop off ( I> OFF) dimana indikator
trip akan padam.
6) Baca / catat nilai arus reset yang terdapat pada display.
7) Kurangi nilai tegangan sampai nol (main knob putar ke kiri)
Tabel 4.6 Hasil uji arus pick-up relai OCR/GFR penyulang Trans Studio
R
0.05
1.22
1.19
1.12
0.06
1.1
1
84.03
0.99
0.05
90.164
88.393
83.333
Ratio Ir / Ip (%)
5) Bila relai bekerja maka timer akan stop secara otomatis, sumber arus akan mati, dan
indikator trip akan menyala.
6) Baca dan catat waktu kerja yang terdapat pada display.
7) Ulangi langkah 3 s/d 6untuk arus uji 2 kali dan 3 kali I> ON Time Delay, dan juga
fasa fasa yang lainnya.
Tabel 4.7 Hasil uji karakteristik waktu relai OCR/GFR penyulang Trans Studio
OCR l set : 1
1.5
1.795
0.999
0.636
1.73
0.998
0.647
1.599
1.031
0.643
Tx: 0.1
1.435
0.729
0.658
Tx: 0.1
kurva : SI
kurva : SI
Phasa
I set x
3) Hidupkan sumber arus dengan menekan start switch, dimana lampu indikator ON
akan menyala.
4) Naikkan arus dengan cepat sampai relai kerja dan lampu indikator trip akan
menyala.
5) Catat nilai arus yang terdapat pada display.
6) Kurangi nilai arus sampai relai drop off, lampu trip akan mati.
7) Catat nilai arus yang terdapat pada display.
e. Waktu Kerja Instantaneous
1) Hidupkan sumber arus dengan menekan start switch pada posisi on, lampu
indikator ON akan menyala.
2) Naikkan arus s/d 1,5 kali I>> ON.
3) Matikan sumber arus dengan menekan start swich pada off.
4) Aktifkan ON+TIME dengan menggunakan start switch, dimana timer akan start.
5) Bila relai kerja, timer stop dan indikator menyala.
6) Catat waktu kerja yang terdapat pada display.
7) Ulangi pengujian di atas untuk fasa fasa yang lain.
Tabel 4.8 Hasil uji waktu dan arus kerja instan relai OCR/GFR
penyulang Trans Studio
( Ip ) Amp
detik
6 X ISET
6 X ISET
6 X ISET
0,4 X ISET
6.05
6.15
6.07
0.42
0.024
0.046
0.039
0.032
(Current) pada alat ukur dan ujung yang lain dihubungkan dengan elektroda bantu yang
paling jauh dari elektroda bantu.
Hasil Ukur
Pembumian
1 Ohm
(Grounding)
1 Ohm
Rekomendasi
Lanjutkan pengukuran
rutin 1 tahunan
Lakukan perbaikan
Dalam IEEE Std 80-2000 [3], pembumian yang ideal harus memberikan nilai
tahanan pembumian mendekati 0 atau 1 ohm untuk gardu induk bertegangan tinggi.
PT PLN (Persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Primer GI Kepdir 0520-2.K.Dir.2014.
----------------------. 2014. Buku O&M (SE114).