Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI PADA PEKERJAAN OPHAR

SOP ( Standing Operation Procedure ) adalah prosedur yang dibuat berdasarkan kesepakatan /
ketentuan yang harus dipatuhi oleh seseorang atau tim untuk melaksanakan tugas / fungsinya
agar mendapatkan hasil yang optimal dan untuk mengantisipasi kesalahan manuver, kerusakan
peralatan dan kecelakaan kerja.

Yang dimaksud dengan SOP disini adalah SOP dalam melakukan pemeliharaan Trafo Distribusi
dan peralatan berikut petugasnya, terdiri dari :

a/ SOP Pemeliharaan.

b/ SOP Komunikasi.

SOP PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI.

SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi adalah aturan atau pedoman bagi petugas pemeliharaan
untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan pemeliharaan Trafo Distribusi pada kondisi
normal dan kondisi gangguan.

SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi dibuat dengan memperhatikan kemampuan peralatan yang
terpasang dan konstruksi Trafo Distribusi.

Adapun didalam SOP Pemeliharaan trafo Distribusi terdapat panduan pada beberapa kondisi,
yaitu :

4.1. SOP Kondisi Normal :

Petugas pemeliharaan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan trafo Distribusi melaksanakan


perintah atasan/asman untuk melaksanakan perbaikan maupun pemeliharaan Trafo Distribusi
serta asesorisnya sesuai peraturan perusahaan No.040.E/152/DIR/1999.

4.2. SOP Kondisi Gangguan.


Petugas melakukan tindakan seperti :

 Periksa kondisi trafo dalam keadaan tidak bertegangan dengan ditandai Fuse/Co
Tegangan Menengah terbuka.
 Periksa secara fisik keadaan trafo tersebut.
 Periksa dan catat semua kelainan yang terdapat pada trafo tersebut.
 Periksa dan catat semua pengaman yang ada di sisi trafo (besarnya CO maupun Fuse TR.
 Laporkan kepada atasan atau Piket APJ/Cabang.

4.3. SOP Kondisi Pemulihan :

 Petugas Har melakukan tindakan manuver bersama petugas Operator atas seijin atasan
atau piket APJ/Cabang kemudian melaporkannya.

4.4. SOP PEMBEBASAN/PENORMALAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN:

4.4.1. Didalam melakukan menuver pembebasan/penormalan Trafo Distribusi karena ada


pekerjaan pemeliharaan harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengawas Jaringan, dan
yang perlu diperhatikan, antara lain :

 Ijin kerja yang sudah disetujui oleh APJ/Cabang.


 Diwajibkan membaca / mempelajari serta memahami SOP “ Manuver Pembebasan dan
Pemberian Tegangan “.
 Membaca dan memahami dokumen keselamatan kerja.
 Menyiapkan peralatan untuk pelaksanaan pemeliharaan.
 Menyiapkan tanda (rambu-rambu) untuk pengaman..
 Pemberitahuan dan ijin kepada piket APJ/Cabang tentang pelaksanaan pemeliharaan,
bahwa pekerjaan siap dimulai dan minta untuk instalasi yang akan dipelihara agar
dibebaskan dari tegangan.
 Menunggu perintah dari APJ/Cabang.
 Melaksanakan perintah APJ/Cabang.

 Mengimformasikan ke APJ/Cabang bahwa perintah tersebut telah dilaksanakan dengan


baik dan aman.
 Memasukan PMS pentanahan/membumikan jaringan tersebut dan memasang rambu-
rambu tanda bahaya.
4.4.2. SOP Penormalan setelah pekerjaan pemeliharaan:

 Melaksanakan pembukaan PMS pentanahan/pembumian.


 Lapor ke APJ/Cabang bahwa pekerjaan sudah selesai dengan melaporkan status PMS
tanah/pembumian.
 Melaksanakan dan mencatat perintah APJ/Cabang.
 Kondisi normal CO 20 kV dimasukkan oleh petugas atau oleh Operator Jaringan
Distribusi.
 Setelah peralatan bertegangan kembali, periksa tegangan dan urutan phasa ..

4.4.3. Pengawas pemeliharaan trafo (supervisor):

 Memeriksa kesiapan peralatan untuk pelaksanaan manuver.


 Memberi penjelasan tentang prosedur/urutan manuver kepada Pelaksana Manuver
Pembebasan Tegangan dan Manuver Pemberian Tegangan.
 Mengawasi pelaksanaan manuver.
 MenerimaPernyataan Pekerjaan Selesai dari Pengawas Pekerjaan/mandor yang
sebelumnya dilakukan pemeriksaan bersama.
 Bersama-sama dengan Penangung jawab Pekerjaan dan Pelaksana Manuver menanda-
tangani Form Manuver Pembebasan Tegangan dan Form Manuver Pemberian Tegangan
(SOP).

4.5. SOP PEMBEBASAN/PENORMALAN PEMELIHARAAN GH/GD.

Sedangkan dalam melakukan menuver pembebasan/penormalan Gardu Distribusi dengan


kapasitas besar dan Gardu Hubung karena ada pekerjaan pemeliharaan harus
berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengawas Jaringan,
hal ini karena menyangkut sistem jaringan distribusi, terutama jaringannya yang sudah
ada SKTM nya dan saling terkait.

4.5.1. SOP Pelepasan PMT (GH/GD) untuk Pemeliharaan :

 Catat Perintah APJ/Cabang.


 Ulangi Perintah APJ/Cabang.
 Pelepasan dilaksanakan dengan membawa catatan perintah APJ/Cabang tersebut
kelokasi. Dan pastikan bahwa PMT yang akan dilepas sesuai dengan catatan perintah
(APJ/Cabang)
 PMT dilepas secara remote atau manual petugas/teknisi.
 Periksa lampu tanda/indikator di kontrol panel apakah sesuai dengan posisi PMT ( off
atau hijau = lepas ).
 Cek ampere meter dan Volt meter apakah sudah menunjuk angka 0 (nol).
 Switch remote dikontrol panel dipindah ke posisi lokal.
 Cek posisi PMT di panel 20 kV dengan melihat indikator nya.

4.5.2. SOP Pemasukan Pmt (GH/GD) Setelah Selesai Pemeliharaan :


 Catat Perintah APJ/Cabang.
 Ulangi Perintah APJ/Cabang.
 Pemasukkan dilaksanakan dengan membawa catatan perintah APJ/Cabang tersebut
kelokasi. Dan pastikan bahwa PMT yang akan dimasukkan sesuai dengan catatan
perintah APJ/Cabang.
 PMT dimasukkan secara remote (Dispatcher APD) atau manual Petugas /teknisi.
 Periksa lampu tanda / indikator di kontrol panel apakah sesuai dengan posisi PMT ( on
atau merah = masuk ).

 Cek Volt meter apakah sudah menunjuk sesuai dengan tegangan kerjanya.
 Laporkan jam pemasukkan ke APJ/Cabang.

Anda mungkin juga menyukai