Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI


TENAGA LISTRIK

PROSEDUR PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN


KUBIKEL SCHNEIDER SM6 24KV

OLEH :
Muhammad Rofi’i Luthfi
NIM. C010317017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2019
A. Pengertian dan Fungsi Kubikel

Kubikel 24 KV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada Gardu


Distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung pengontrol dan
proteksi sistem
Penyaluran tenaga listrik tegangan 24 KV kubikel 24 KV biasa terpasang pada Gardu
Distribusi atau Gardu Hubung yang berupa beton maupun Kios.

Gambar 1. Kubikel Schneider SM6-24

B. Bagian Bagian Kubikel

1. KOMPARTEMEN BUSBAR

2. KOMPARTEMEN TEGANGAN RENDAH

3. PEMUTUS BEBAN DAN SAKLAR PENTANAHAN

4. KOMPARTEMEN MEKANIK OPERASI

5. KOMPARTEMEN KABEL
- Diagram Pengawatan Kubikel

Keterangan:

C. Kubikel sisi PLN (IM dan DM-1A)


- Incoming (IM)

Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT (Current Transformator).

• LBS ( Load Break Switch)

LBS ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen
berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch

2. Disconnect Switch

3. Load Break Switch

Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus
dengan urutan kebalikan (3-2-1)

Pemilihan Disconectning Switch

Disconecting Switch (DS) merupakan peralatan pemutus yang dalam


kerjanya( menutup dan membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena
alat ini hanya difungsikan sebagai pemisah bukan untuk pemutus.

Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flashover atau
percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.

Fungsi lain dari DS adalah sebagai pemisah tegangan pada waktu pemeliharaan dan
perbaikan sehingga diperlukan saklar pembumian agar tidak ada muatan sisa.

• Coupling Capasitor

Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja 400 kV.
Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut harus
diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5 cincin yang
menghasilkan output tegangan :

Output Tegangan = 20 kV/5 = 400 V


• Current Transformator (CT)

Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 1600 kVA. Meter yang digunakan
hanya mampu menerima arus sampai 5A. Sehingga dibutuhkan trafo arus (CT) dengan
spesifikasi:
1. Transformer ARM2/N2F

2. Single Primary Winding

3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman

4. Arus Rating :50 A/5


NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel schneider)

• Kontak bantu pada disconnector ( 2NO + 2NC ). Digunakan untuk kontak bantu
lampu tanda

• Busbar 3 fasa (400 A), busbar yang paling kecil adalah 400 A sehingga dipilih
busbar dengan rating 400 A

• Indicator tegangan digunakan melihat tegangan masuk

• Heater 50W

Digunakan untuk pemanasan dalam kubikel untuk mencegah terjadinya


kelembapan yang terlalu tinggi sehingga mencegah terjadinya short circuit yang di
akibatkan oleh uap air dalam panel kubikel

• Disconnector operating machanis


• Peralatan proteksi metering

Untuk keandalan peralatan dan proteksi gigunakan SEPAM + SERIES 2


-Outgoing (DM-A1)

Terdiri atas:

- SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)


- Pemutusdari earth switch
- Three phase busbar
- Circuit breaker operating mechanism
- Dissconector operating mechanism CS
- Voltage indicator
- Three ct for SF1 CB
- Aux- contact on CB
- Connections pads for ary-type cables
- Downstream earthing switch
- Peralatan proteksi yang digunakan SEPAM+SERIES 20

Dengan aksesori tambahan:


- Aux conctact pada disconector
- Additional enclosure or connection enclourse for cabling from above
- Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable electronic unit for SF1-
CB
- Key type interlock
- 150 W heating element
- Stands footing
- Surge arrester
- CB dioperasikan dengan motor mekanis
D. Kubikel Sisi Pelanggan
- (NSM- Double Incoming)

Keterangan

- Sisi Pelanggan (QM)

Keterangan
E. Alat yang digunakan
1. Peralatan K3/APD
- Sepatu 20 Kv
- Sarung Tangan 20 Kv
- Helm Pengaman
- Lembar Isolasi 20 Kv
- Perlengkapan P3K

2. Alat Ukur
- Avo Meter
- Meger 5000/10.000 Volt
- Phase Sequence Indikator

3. Peralatan Kerja
- Kendara Operasional
- Radio Komunikasi
- Kunci Gardu
- Lampu Penerangan
- Tool Kit
- Handle sesuai dengan jenis kubikel yang dioperasikan
- Gambar SLD 20 Kv

4. Material Kerja
- Vaselin
- Majun
- Sakafen
- Contac cleaner
- Alcohol
- Wasbensin

F. Prosedur Pengoperasian Kubikel


Ada 4 tahap penting dalam pengoperasian kubikel yaitu :
a. Membuka pintu kubikel ; tahap ini untuk memeriksa kesiapan kubikel untuk dioperasikan
pada suatu sistem jaringan. Kegiatan yang di lakukan antara lain adalah ;

- Mengukur tahanan isolasi alat hubung


- Mengukur tahanan pembumian body kubikel
- Mengukur tahanan kontak alat hubung
- Mengukur keserempakan alat kontak
- Mengukur tahanan isolasi (disebut meger) kabel yang akan diberi tegangan
- Memeriksa kebenaran urutan phase kabel antara satu gardu ke gardu lain
(disebut cek phase)

b. Menutup pintu kubikel : tahap ini menandakan pekerjaan


pemeriksaan telah dilakukan dan dengan hasil baik, berarti
kubikel siap dioperasikan

c. Memasukkan kontak hubung (LBS,PMT), tahap ini berarti memasukkan tegangan dari
Saluran / penyulang ke busbar untuk kubikel in coming Busbar ke saluran ke busbar
untuk kubikul out going Busbar ke beban ke busbar untuk kubikul PB
d. Mengeluarkan kontak hubung, tahap ini merupakan kebalikan dari tahap memasukkan
kontak hubung

G. Prosedur Pemeliharaan Kubikel


Ada 4 tahap penting dalam pemeliharaan kubikel yaitu:
1. Mengeluarkan kontak hubung yaitu tahapan untuk
melepas beban dan memadamkan aliran listrik
2. Membuka pintu kubikel ; harus dalam keadaan benar-
benar tidak bertegangan karena ada system interlock
bahwa pintu hanya dapat dibuka apabila saklar
pentanahan pada posisi ON / masuk Pada tahap ini harus
ada koordinasi dimana aliran listrik baik saluran sisi
masuk maupun sisi keluar sudah dinyatakan padam.
Pemeliharaan atau pemeriksaan pada bagian dalam
kubikel dilaksanakan pada tahap ini
3. Menutup pintu kubikel ; tahap ini menandakan pekerjaan
pemeriksaan/pemeliharaan telah dilakukan dengan hasil
baik, berarti kubikel siap dioperasikan kembali
4. Memasukkan kontak hubung (LBS,PMT), tahap ini
berarti memasukkan tegangan dari
1) Saluran / Penyulang ke busbar untuk kubikel
incoming
2) Busbar ke saluran ke busbar untuk outgoing
3) Busbar ke beban ke busbar untuk kubikel PB.

Anda mungkin juga menyukai