Anda di halaman 1dari 13

BAB

BAB III3

BUS-BAR (REL DAYA) TEGANGAN TINGGI

3.1. Pengertian Bus-bar (Rel daya)


Busbar atau rel daya adalah suatu perlengkapan atau peralatan untuk
mengumpulkan dan memindahkan tenaga/daya listrik dari suatu rangkaian ke
rangkaian listrik lainnya, yaitu melalui suatu peralatan yang berbentuk konduktor.

Konduktor juga digunakan sebagai busbar pada gardu induk dan panel. Busbar
untuk gardu induk umumnya terbuat dari konduktor kawat, misalnya kawat
ACSR, sedangkan untuk panel terbuat dari batangan konduktor tembaga.

Gardu induk merupakan tempat pemusatan dari tenaga/energy yang dibangkitkan


dan interkoneksi dari system transmisi dan distribusi kepada para pelanggan.
Saluran transmisi dan distribusi ini dihubungkan dengan busbar dan setiap saluran
mempunyai pemutus tenaga (PMT atau CB) dan saklar pemisah (PMS atau DS).

Busbar sangat penting penggunaannya pada system tenaga listrik yaitu untuk
menyalurkan dan membagi tenaga/daya listrik dari sumber ke beban melalui
feeder yang tersedia dan dengan busbar pula pembagian daya listrik dapat diatur
dengan mudah untuk setiap feeder.

Ada beberapa system dan pengertian yang berhubungan dengan masalah busbar,
diantaranya adalah:
a. Busbar : konduktor yang menghubungkan sejumlah sirkuit (rangkaian).
b. Hubungan busbar: konduktor yang membentuk hubungan listrik antara
busbar dengan peralatan listrik lain.
c. Busbar terbuka: busbar yang tidak memiliki tutup pelindung.
d. Busbar tertutup: busbar yang berada dalam suatu saluran atau pelindung
dari bahan tertentu. Busbar tertutup yang terdapat dalam logam disebut

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

1
busbar tertutup logam. Penutupnya dapat berupa aluminium atau
lempengan baja.
e. Busbar outdoor: busbar tertutup logam atau terbuka yang dirancang untuk
instalasi di udara terbuka.

Klasifikasi Busbar
Busbar dapat diklasifikasikan menurut kebutuhan adalah:
Pada pemakaian busbar untuk 150 kV atau 500 kV umumnya dipakai jenis
penghantar yang berbentuk bulat (kawat/konduktor) dan biasanya terbuat dari
campuran aluminium (ACSR). Jenis ini dipakai karena lebih ekonomis dan lebih
mudah perawatannya karena umumnya busbar 150 kV atau 500 kV berada di luar
sehingga busbar jenis ini lebih efisien.

Untuk pemakaian busbar pada sisi 20 kV karean berada di dalam ruangan


umumnya dipakai busbar jenis lempengan atau plat yang terbuat dari tembaga.

3.2 Jenis-Jenis Busbar


Busbar Tunggal (Single Bus-bar)
Pada sistem ini tidak mempunyai sistem pindah hubungan dan jika terjadi
gangguan maka aliran akan terputus. Jika dipandang perlu mencegah pemutusan
pelayanan total, dipasang pemutus beban (PMT) dan pemisah bagian (PMS Seksi)
ditunjukkan seperti pada Gambar 3.1 dan 3.2.

PMS (Saklar Pemisah)


PMT (Pemutus Tenaga)
PMS
BUSBAR

Gambar 3.1. Bus-bar tunggal (single)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

2
PMS (Saklar Pemisah)
PMT (Pemutus Tenaga)
PMS
BUSBAR

Gambar 3.2. Bus-bar tunggal dengan pemisah bagian

Keuntungan busbar (rel daya) tunggal adalah:


 Bentuk sederhana
 Kebutuhan peralatan dan ruang sederhana
 Harganya murah

Kelemahan busbar (rel daya) tunggal adalah:


 Pada saat pemeliharaan dan perbaikanbusbar (rel daya) akan mengakibatkan
terjadinya pemutusan total saluran rangkaian yang terhubung pada rel daya
tersebut.
 Pada saat pemeliharaan dan perbaikan pemutus daya akan terjadi pemutus
daya bersangkutan.
 Ketika terjadi gangguan (hubung singkat) pada rel daya atau saklar pemisah,
maka akan terjadi pemutusan total.

Sistem Busbar Ganda atau Rel Daya Ganda (Double Busbar)


Berbeda dengan 500 kV Sub Station yang menggunakan konfigurasi 1½ breaker,
150 kV Sub Station menggunakan konfigurasi double bus bar.

Dalam konfigurasi ini, terdapat 2 buah bus bar dan masing-masing sumber atau
beban dihubungkan ke busbar tersebut, seperti yang terlihat dalam Gambar 3.3.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

3
Sub station ini di supply oleh 2 buah Overhead Line (OHL) atau transmisi dan
mensupply sebuah transformator. Masing-masing OHL di hubungkan ke busbar
melalui 2 buah Disconnecting Switch (DS), demikian juga dengan transformer
tersebut.

Dengan konfigurasi ini beban dalam hal ini transformer disupply oleh 2 buah
busbar dan 2 buah OHL, sehingga jika salah satu busbar atau OHL mengalami
gangguan transformer tersebut masih bisa disupply oleh busbar dan OHL yang
tidak mengalami gangguan.

Gambar 3.3. Sistem busbar ganda atau rel daya ganda

Rel daya ganda terdiri dari dua rel, tetapi yang terpakai terdiri dari satu rel daya
saja, yaitu rel daya pertama sebagai rel utama dan rel daya kedua sebagai
Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

4
cadangan, dimana masing-masing saluran masuk dan saluran keluar dihubungkan
pada kedua rel melalui daya pemutus saklar pemisah. Sistem rel daya ganda
mempunyai susunan peralatan hubung sedemikian rupa sehingga diperoleh
beberapa variasi operasi saklar dalam rangka pengalihan daya listrik. Pada operasi
normal hanya satu rel saja yang digunakan atau kedua rel beroperasi pada saat
yang terpisah.

Gardu induk yang mempunyai dua/double busbar sangat umum, hampir semua
gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi
pemadaman beban pada saat melakukan perubahan system (maneuver system).
Dua/double bus-bar yang menggunakan satu buah koppel untuk menyatukan
antara bus-bar I dengan bus-bar II sehingga membentuk lingkaran yang saling
berhubungan (lihat Gambar 3.4.)
Rel I

Rel II

PMS Rel

PMT KOPPEL
PMT PHT
CT
CT CT
PT PT PT
LA

PMS Line
LA
LA

Gambar 3.4. Sistem busbar ganda atau rel daya ganda

Keuntungan busbar ganda/rel daya ganda :


 Pada saat pemeliharaan, perbaikan atau perluasan salah satu rel tidak
terjadi pemutusan pelayanan.
 Mempunyai beberapa variabel operasi.
 Pemulihan pelayanan makin cepat bila terjadi gangguan pada rel daya.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

5
Kelemahan busbar ganda/rel daya ganda :
 Adanya kemungkinan salah operasi.
 Kebutuhan peralatan dan ruang yang banyak.
 Membutuhkan biaya yang lebih banyak

Kontruksi Gardu Induk 150 kV menggunakan sistem dua busbar//rel daya ganda,
seperti Gambar 3.5 dan 3.6.

Gambar 3.5. Gardu induk 150 kV dengan busbar ganda

Busbar 150 kV

Gambar 3.6. Gardu induk 150 kV dengan busbar ganda

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

6
Bus-bar Ring
Pada bus-bar sistem gelang memang dapat diandalkan dari segi pelayanan
penyaluran energi serta lebih mudah pengontrolannya jika dibandingkan jenis
sistem ganda. Namun kendala yang terjadi ialah dibutuhkannya penampang bus-
bar yang lebih besar, sebab pada bus-bar ini hubungan diseri terhadap bus-bar
yang lainnya, dengan demikian arus yang mengalir lebih besar pada setiap bus-
barnya. Sebenarnya penggunaan ring bus-bar ini dapat dilakukan dengan
menggunakan double bus-bar yang menggunakan dua buah coupler yang
menyatukan antara bus-bar I dengan bus-bar II sehingga membentuk lingkaran
yang saling berhubungan.

Gardu Induk dengan sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbar
berbentuk ring yaitu semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan
membentuk seperti ring/cicin (Gambar 3.7.).

Gambar 3.7. Ring Bus-bar

Keuntungan busbar (rel daya) ring:


 Membutuhkan ruang yang lebih kecil dari rel daya ganda.
 Memiliki keandalan yang lebih tinggi dari rel daya ganda.
 Memiliki faktor keamanan dan fleksibilitas yang lebih baik dari rel daya
tunggal.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

7
 Jika suatu bagian daya ring mengalami gangguan, maka kedua pemutus
yang berdekatan akan membuka, sehingga bagian yang mengalami
gangguan tersebut dapat disuplai melalui kopling bus.

3.3. Material Bus-Bar


Tembaga dan Aluminium adalah bahan yang banyak digunakan pada bus-bar.
Material yang digunakan pada bus-bar haruslah mempunyai tahanan jenis yang
rendah, tahan tehadap temperatur yang tinggi dan sifat daya mekanik yang baik
pada saat terjadinya hubung singkat (short-circuit) serta harga yang terjangkau.
Jadi pertimbangan-pertimbangan tersebut mutlak dilakukan dan tentunya haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan tingkat ekonominya, agar pada
saat pembangunan tidak terbengkalai yang disebabkan kurangnya dana material
yang dibutuhkan.
Tabel 3.1. menunjukkan sifat yang dimiliki oleh kedua material tersebut dan
dalam keadaan murni.

Tabel 3.1. Sifat yang dimiliki oleh bahan tembaga dan Aluminium Alloy.

Sifat Unit Tembaga Aluminium


0 2 0,01724 0,02828
1. Tahanan jenis pada 20 C . Ohm .mm
m
2. Koefisien dari tahanan pada 0 −1 0,00411 0,00403
C
temperature. 0
C
200 180
3. Akan lunak pada temperature. Cal
cm. sec. 0 C
0,923 0,503
4. Daya hantar panas.
0
C 1083 657
2
5. Titik lebur. g/cm
8,94 2,703
6. Kepadatan.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

8
Tembaga
Sifat daya hantar terhadap listrik dan daya mekanik yang dimiliki tembaga
tergantung oleh ketidakmurnian dan proses pemasangannya. Ketidakmurnian
tembaga akan meningkatkan besarnya tahanan jenis pada tembaga tersebut, akan
tetapi kadang kala ini perlu dilakukan untuk keadaan-keadaan tertentu tujuannya
yaitu tidak untuk menaikkan tahanan jenis akan tetapi yang berhubungan dengan
sifat daya mekaniknya. Namun dalam keadaan sebenarnya yang lebih diutamakan
ialah sifatnya sebagai konduktor terhadap kelistrikan yang begitu baik serta sifat
keliatan yang dimiliki jika dibandingkan dengan bahan yang lainnya.

Nilai keliatan yang dimiliki tembaga menunjukkan bahwa oksigen yang


terkandung didalamnya sangat sedikit yaitu 0,02-0,04 % dan ini menjadi batas
standard bahan konduktor kira-kira 100 % murni dari kandungan olsigen menurut
I.A.C.S (Intermational Annealed Copper Standard).
0
Tembaga mulai lunak pada saat temperatur 200 C , Walaupun demikian
0
temperatur yang diizinkan pada saat short-circuit adalah 200 C . Dan tembaga
0
akan cepat teroksidasi pada temperatur di atas 85 C , walaupun demikian untuk
arus yang normal temperature yang diizinkan pada konduktor ialah di bawah
0
85 C .

Aluminium
Aluminium dengan campuran silicon 5-12% yang berguna agar aluminium
tersebut menjadi lebih liat. Karena beratnya yang ringan serta harganya yang lebih
murah dan tidak mudah teroksidasi serta nilai tahanan jenis yang tidak terlalu
besar maka karena hal inilah aluminium tersebut lebih banyak digunakan.
Namun demikian banyak kendala yang dihadapi oleh bahan jenis ini terutama
pada pemakaiannya untuk daya yang tinggi yang salah satunya pada indoor bus-
bar, kendala yang dihadapi antara lain:
- Sifat tahanan jenis yang kurang baik karena ketidakmurnian dan ini erat
hubungannya dengan masalah temperatur yang ditimbulkan.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

9
- Rendahnya daya mekanik yang dimiliki (lunak) dan ini berhubungan
dengan electro dynamic yang ditimbulkan pada saat short-circuit.
- Rendahnya daya tahan terhadap suhu tinggi.
- Meningkatnya nilai tahanan pada konduktor yang disebabkan pada
penyambungan (joint) dengan demikian timbul permasalahan pada saat
diadakan pengembangan selanjutnya.

Walaupun terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh bahan Aluminium


namun demikian hal tersebut telah dapat diatasi, yaitu dengan memperbaiki luas
penampang, kemurnian dan kepadatan bahan tersebut.

Pada awal mulanya sebagian besar bus-bar menggunakan bahan jenis tembaga,
dan setelah mengalami banyak pertimbangan baik dari segi kendalanya maupun
dari segi tingkat ekonominya maka bahan tembaga tersebut mulai tergeser oleh
Aluminium yang dicampur dengan silicon 5-12 % seperti yang disebut dengan
Aluminium Alloy yang telah distandardkan yaitu Aluminium Alloy EIE-M dan
Aluminium Alloy E91E-WP. Walaupun aluminium masih di bawah tembaga
mengenai sifat masalah kelistrikannya namun tidaklah jauh berbeda. Hal lain yang
menjadi pertimbangan mengenai pemakaian bahan aluminium ialah :
- Berat yang lebih ringan, sehingga lebih mudah dalam pemasangan
konstruksi dan pemasangan bus-bar.
- Harga yang lebih murah, sehingga terjangkau dalam hal skala besar.
Inilah yang menyebabkan aluminium alloy lebih banyak dipakai.

3.4. Konfigurasi Busbar


Konduktor busbar dapat disusun dalam beberapa macam bentuk susunan. Factor
yang menentukan penyusunan busbar ini adalah keamanan busbar, disamping
factor ekonomis.

Untuk system busbar tunggal gardu induk pasangan luar konfigurasi yang terbaik
adalah jika ketiga konduktor dipasang lurus dan mendatar seperti pada Gambar
3.8, karena akan memudahkan pemeliharaan busbar. Sedangkan untuk gardu

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

10
induk pasangan dalam, disamping konfigurasi lurus vertical seperti terlihat pada
Gambar 3.9.

R S T

R S T

X X’

dilihat dari atas potongan X-X’

Gambar 3.8. Konfigurasi busbar tunggal mendatar

Y
R R

S S

T T
Y’
dilihat dari samping potongan Y-Y’

Gambar 3.9. Konfigurasi busbar tunggal vertikal

Untuk gardu induk yang menggunakan dua pasang busbar, misalnya system
busbar ganda/rangkap, ada empat macam susunan yang dapat dipilih, perhatikan
Gambar 3.10.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

11
R

T R R’
R S T
R’ S S’ R S T R’ S’ T’

S’ T T’ R’ S’ T’

T’
(1) (2) (3) (4)

Gambar 3.10. Konfigurasi busbar ganda

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

12
KUIS -3

BUS-BAR

1. Jelaskan fungsi dari busbar atau rel daya.

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis busbar.

3. Sebutkan jenis material busbar pada gardu induk tegangan tinggi.

4. Jelaskan keuntungan dari busbar ganda pada gardu induk.

5. Sebutkan letak busbar 150 kV dan 20 kV pada gardu induk.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

13

Anda mungkin juga menyukai