BAB III3
Konduktor juga digunakan sebagai busbar pada gardu induk dan panel. Busbar
untuk gardu induk umumnya terbuat dari konduktor kawat, misalnya kawat
ACSR, sedangkan untuk panel terbuat dari batangan konduktor tembaga.
Busbar sangat penting penggunaannya pada system tenaga listrik yaitu untuk
menyalurkan dan membagi tenaga/daya listrik dari sumber ke beban melalui
feeder yang tersedia dan dengan busbar pula pembagian daya listrik dapat diatur
dengan mudah untuk setiap feeder.
Ada beberapa system dan pengertian yang berhubungan dengan masalah busbar,
diantaranya adalah:
a. Busbar : konduktor yang menghubungkan sejumlah sirkuit (rangkaian).
b. Hubungan busbar: konduktor yang membentuk hubungan listrik antara
busbar dengan peralatan listrik lain.
c. Busbar terbuka: busbar yang tidak memiliki tutup pelindung.
d. Busbar tertutup: busbar yang berada dalam suatu saluran atau pelindung
dari bahan tertentu. Busbar tertutup yang terdapat dalam logam disebut
1
busbar tertutup logam. Penutupnya dapat berupa aluminium atau
lempengan baja.
e. Busbar outdoor: busbar tertutup logam atau terbuka yang dirancang untuk
instalasi di udara terbuka.
Klasifikasi Busbar
Busbar dapat diklasifikasikan menurut kebutuhan adalah:
Pada pemakaian busbar untuk 150 kV atau 500 kV umumnya dipakai jenis
penghantar yang berbentuk bulat (kawat/konduktor) dan biasanya terbuat dari
campuran aluminium (ACSR). Jenis ini dipakai karena lebih ekonomis dan lebih
mudah perawatannya karena umumnya busbar 150 kV atau 500 kV berada di luar
sehingga busbar jenis ini lebih efisien.
2
PMS (Saklar Pemisah)
PMT (Pemutus Tenaga)
PMS
BUSBAR
Dalam konfigurasi ini, terdapat 2 buah bus bar dan masing-masing sumber atau
beban dihubungkan ke busbar tersebut, seperti yang terlihat dalam Gambar 3.3.
3
Sub station ini di supply oleh 2 buah Overhead Line (OHL) atau transmisi dan
mensupply sebuah transformator. Masing-masing OHL di hubungkan ke busbar
melalui 2 buah Disconnecting Switch (DS), demikian juga dengan transformer
tersebut.
Dengan konfigurasi ini beban dalam hal ini transformer disupply oleh 2 buah
busbar dan 2 buah OHL, sehingga jika salah satu busbar atau OHL mengalami
gangguan transformer tersebut masih bisa disupply oleh busbar dan OHL yang
tidak mengalami gangguan.
Rel daya ganda terdiri dari dua rel, tetapi yang terpakai terdiri dari satu rel daya
saja, yaitu rel daya pertama sebagai rel utama dan rel daya kedua sebagai
Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)
4
cadangan, dimana masing-masing saluran masuk dan saluran keluar dihubungkan
pada kedua rel melalui daya pemutus saklar pemisah. Sistem rel daya ganda
mempunyai susunan peralatan hubung sedemikian rupa sehingga diperoleh
beberapa variasi operasi saklar dalam rangka pengalihan daya listrik. Pada operasi
normal hanya satu rel saja yang digunakan atau kedua rel beroperasi pada saat
yang terpisah.
Gardu induk yang mempunyai dua/double busbar sangat umum, hampir semua
gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi
pemadaman beban pada saat melakukan perubahan system (maneuver system).
Dua/double bus-bar yang menggunakan satu buah koppel untuk menyatukan
antara bus-bar I dengan bus-bar II sehingga membentuk lingkaran yang saling
berhubungan (lihat Gambar 3.4.)
Rel I
Rel II
PMS Rel
PMT KOPPEL
PMT PHT
CT
CT CT
PT PT PT
LA
PMS Line
LA
LA
5
Kelemahan busbar ganda/rel daya ganda :
Adanya kemungkinan salah operasi.
Kebutuhan peralatan dan ruang yang banyak.
Membutuhkan biaya yang lebih banyak
Kontruksi Gardu Induk 150 kV menggunakan sistem dua busbar//rel daya ganda,
seperti Gambar 3.5 dan 3.6.
Busbar 150 kV
6
Bus-bar Ring
Pada bus-bar sistem gelang memang dapat diandalkan dari segi pelayanan
penyaluran energi serta lebih mudah pengontrolannya jika dibandingkan jenis
sistem ganda. Namun kendala yang terjadi ialah dibutuhkannya penampang bus-
bar yang lebih besar, sebab pada bus-bar ini hubungan diseri terhadap bus-bar
yang lainnya, dengan demikian arus yang mengalir lebih besar pada setiap bus-
barnya. Sebenarnya penggunaan ring bus-bar ini dapat dilakukan dengan
menggunakan double bus-bar yang menggunakan dua buah coupler yang
menyatukan antara bus-bar I dengan bus-bar II sehingga membentuk lingkaran
yang saling berhubungan.
Gardu Induk dengan sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbar
berbentuk ring yaitu semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan
membentuk seperti ring/cicin (Gambar 3.7.).
7
Jika suatu bagian daya ring mengalami gangguan, maka kedua pemutus
yang berdekatan akan membuka, sehingga bagian yang mengalami
gangguan tersebut dapat disuplai melalui kopling bus.
Tabel 3.1. Sifat yang dimiliki oleh bahan tembaga dan Aluminium Alloy.
8
Tembaga
Sifat daya hantar terhadap listrik dan daya mekanik yang dimiliki tembaga
tergantung oleh ketidakmurnian dan proses pemasangannya. Ketidakmurnian
tembaga akan meningkatkan besarnya tahanan jenis pada tembaga tersebut, akan
tetapi kadang kala ini perlu dilakukan untuk keadaan-keadaan tertentu tujuannya
yaitu tidak untuk menaikkan tahanan jenis akan tetapi yang berhubungan dengan
sifat daya mekaniknya. Namun dalam keadaan sebenarnya yang lebih diutamakan
ialah sifatnya sebagai konduktor terhadap kelistrikan yang begitu baik serta sifat
keliatan yang dimiliki jika dibandingkan dengan bahan yang lainnya.
Aluminium
Aluminium dengan campuran silicon 5-12% yang berguna agar aluminium
tersebut menjadi lebih liat. Karena beratnya yang ringan serta harganya yang lebih
murah dan tidak mudah teroksidasi serta nilai tahanan jenis yang tidak terlalu
besar maka karena hal inilah aluminium tersebut lebih banyak digunakan.
Namun demikian banyak kendala yang dihadapi oleh bahan jenis ini terutama
pada pemakaiannya untuk daya yang tinggi yang salah satunya pada indoor bus-
bar, kendala yang dihadapi antara lain:
- Sifat tahanan jenis yang kurang baik karena ketidakmurnian dan ini erat
hubungannya dengan masalah temperatur yang ditimbulkan.
9
- Rendahnya daya mekanik yang dimiliki (lunak) dan ini berhubungan
dengan electro dynamic yang ditimbulkan pada saat short-circuit.
- Rendahnya daya tahan terhadap suhu tinggi.
- Meningkatnya nilai tahanan pada konduktor yang disebabkan pada
penyambungan (joint) dengan demikian timbul permasalahan pada saat
diadakan pengembangan selanjutnya.
Pada awal mulanya sebagian besar bus-bar menggunakan bahan jenis tembaga,
dan setelah mengalami banyak pertimbangan baik dari segi kendalanya maupun
dari segi tingkat ekonominya maka bahan tembaga tersebut mulai tergeser oleh
Aluminium yang dicampur dengan silicon 5-12 % seperti yang disebut dengan
Aluminium Alloy yang telah distandardkan yaitu Aluminium Alloy EIE-M dan
Aluminium Alloy E91E-WP. Walaupun aluminium masih di bawah tembaga
mengenai sifat masalah kelistrikannya namun tidaklah jauh berbeda. Hal lain yang
menjadi pertimbangan mengenai pemakaian bahan aluminium ialah :
- Berat yang lebih ringan, sehingga lebih mudah dalam pemasangan
konstruksi dan pemasangan bus-bar.
- Harga yang lebih murah, sehingga terjangkau dalam hal skala besar.
Inilah yang menyebabkan aluminium alloy lebih banyak dipakai.
Untuk system busbar tunggal gardu induk pasangan luar konfigurasi yang terbaik
adalah jika ketiga konduktor dipasang lurus dan mendatar seperti pada Gambar
3.8, karena akan memudahkan pemeliharaan busbar. Sedangkan untuk gardu
10
induk pasangan dalam, disamping konfigurasi lurus vertical seperti terlihat pada
Gambar 3.9.
R S T
R S T
X X’
Y
R R
S S
T T
Y’
dilihat dari samping potongan Y-Y’
Untuk gardu induk yang menggunakan dua pasang busbar, misalnya system
busbar ganda/rangkap, ada empat macam susunan yang dapat dipilih, perhatikan
Gambar 3.10.
11
R
T R R’
R S T
R’ S S’ R S T R’ S’ T’
S’ T T’ R’ S’ T’
T’
(1) (2) (3) (4)
12
KUIS -3
BUS-BAR
13