Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek bengkel ini merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa Politeknik
khususnya bidang rekayasa dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami, mempelajari,
menganalisa dan juga mengambil kesimpulan dari teori dan praktikum yang dilaksanakan
pada bengkel perancangan dan perakitan system elektronika 1 pada semester III (tiga). Dari
laporan ini akan terlihat nantinya sejauh mana penguasaan mahasiswa dari praktek yang
dilakukan dibidang Elektronika.
Setiap mahasiswa Politeknik Negeri Padang diberikan suatu pendidikan dalam merakit
dan merancang suatu komponen elektronika serta mengetahui sistem kerja dari alat tersebut.
Dimana dituntut suatu keahlian, kesabaran dan seni yang tinggi dari setiap mahasiswa,
sehingga nantinya dapat menerapkan atau mempergunakan keahliannya tersebut dalam
menempuh dunia usaha. Hal ini menunjukkan bahwa di bidang teknologi khususnya
elektronika berkembang sangat cepat sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin canggih
dan modern.
Pada akhir semester mahasiswa diharuskan membuat laporan lengkap yang berisikan
praktek-praktek yang telah dilakukan selama semester III. Laporan yang disusun penulis
dimaksudkan agar kita dapat membandingkan hasil yang didapat pada saat praktek dengan
teori yang talah diterima dari dosen/instruktur yang bersangkutan.

1.2 Tujuan laporan


Tujuan dari penulisan dan penyusunan Laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai laporan akhir semester III ini untuk mata kuliah Bengkel Elektronika.
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengembangkan serta menerapkan hasil
pembelajaran mata kuliah akademis dan mewujudkannya berupa praktek.
3. Agar kita sebagai mahasiswa mampu mengulang setiap job dan menampilkannya ke
dalam bentuk laporan tertulis yang lebih sistematis.
4. Agar dapat mengumpulkan semua data hasil praktek pada bengkel untuk digunakan
sebagai kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan kampus.

1
Selain itu juga diharapkan kepada mahasiswa agar terampil dalam menggunakan alat,
bekerja dengan sungguh-sungguh, melatih kemandirian dan disiplin yang paling utama
Pembuataan Power Supply dan Up Down Counter. Tujuan dari kedua job tersebut
adalah agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari Power Supply dan Up Down
Counter, bagaimana cara pembuatan boxnya serta pengujian dari job yang telah selesai
dikerjakan, apakah hasilnya maksimal atau tidak. Dan juga mahasiswa mampu membaca
rangkaian dan apabila terjadi kesalahan dapat memperbaikinya.

1.3 Sistemtika Penulisan


Laporan ini dibagi dalam 5 bab, dimana masing-masing bab saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Gambaran secara garis besar mengenai sistematika penulisan laporan ini
adalh sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab in diuraikan latar belakang, tujuan pnulisan laporan dan sistematika
penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai teori-teori pelaksanaan kerja bengkel
BAB III PENGENALAN PERALATAN BENGKEL
Bab ini berisikan informasi mengenai peralatan-peralatan bengkel dan cara
penggunaanya.
BAB IV JOB
Bab ini berisi tentang proses-proses praktikum kerja bengkel selama satu semester
ini.
BAB V HASIL DAN ANALISA
Bab ini berisikan analisis terhadap hasil praktek kerja bengkel.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil praktikum dan saran- saran
dalam praktek keja bengkel.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Bengkel elektronika adalah tempat untuk merakit komponen-komponen elekronika


menjadi suatu perangkat elektronika dengan harapan perancangan yang matang dengan
memperhatikan faktor-faktor dalam mendisain.

2.1 ORGANISASI BENGKEL


Dimana terdapat penanggung jawab keselamatan kerja di dalam bengkel. Adapun
urutannya adalah sebagai berikut:
1. Instruktur
2. Storeman
3. Pekerja / Praktikan
2.1.1 Instruktur
Tanggung jawab instruktur adalah jelas bekerja dengan baik, bertugas dan
bertanggung jawab untuk:
a. Memberikan instruksi dengan baik, benar tepat, dan aman untuk
tiap-tiap bagian yang akan dikerjakan
b. Menyelidiki sebab sebab kecelakaan dan kerusakan
c. Melapor segera bilamana terjadi kecelakaan, kerusakan pada
mesin maupun alat-alat dan mencatat peristiwa tersebut.

2.1.2 Storeman
Tugas sebagai storeman adalah harus bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat dan
mesin-mesin yang ada di dalam bengkel. Storeman bertanggung jawab untuk:
a. Memelihara alat-alat kerja
b. Memberiakn alat yang tepat untuk digunakan kepada pekerja/ praktikan
c. Mencatat keluar masuk barang
d. Mencatat kerusakan alat-alat kerja

3
2.1.3 Pekerja / Praktikan
Pekerja atau praktikan harus waspada pada waktu bekerja atau praktikum karena tiada
seorangpun yang celaka atau mesin-mesin dan alat-alat yang rusak tanpa sebab. Oleh
karenanya, Praktikan atau Pekerja harus mengikuti peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. Mentaati peraturan dan instruksi
b. Mentaati instrulsi untuk bekerja dengan baik dan benar
c. Bertindak dengan tepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan dan memberikan
laporan kepada instruktur
d. Menerangkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan.

2.2 KESADARAN DAN KESELAMATAN KERJA


Dalam bengkel pekerja harus memakai pakaian bengkel, sepert sepatu kulit dan kaca
mata., sarung tangan dan perlenglkapan lainnya.
Mengenai pakaian praktek khususnya pada mesin bor, pakaian praktek harus rapi dan
tidak ada bagia yang terbuka seperti:
a. Terutama baju, baju harus dikancingkan sampai ke bawah seabab lempengan
besi yang di bor agar tidak masuk ke baju.
b. Kancingkan lengan baju ( untuk baju lengan panjang ). Sebab hal itu akan
mengganggu pada saat pengeboran
c. Sepatu kulit ( sepatu yang keras pada bagian punggung sepat ). Hal itu bertujuan
untuk melindungi kaki dari tempaan benda jatuh.
d. Kaca mata, pada waktu pengeboran harus menggunakan kacamata untuk
melindungi mata kita sendiri, sebab pada waktu pengeboran banyak bran/
lempengan besi yang beterbangan yang bisa mengenai mata orang yang
mengebor.
e. Sarung tangan, pada waktu pengeboran si pekerja tidak boleh menggnakan
sarung tangan untuk menjaga tangan dari belitan mesin bor. Sarung tangan perlu
dipakai bila mesin bor dalam keadaan berhenti untuk memegang benda kerja
yang panas.

4
2.2.1 Keselamatan dari mesin
Dalam proses pengerjaan mengebor khususnya pekerja harus ingat akan perlengkapan
mesin bor itu. Misalnya pelumas, putaran mesin dan kondisi mesin

2.2.2 Keselamatan dari pada benda kerja


Pada waktu pengeboran benda kerja yang berukuran kecil harus dicekam dengan
ragum atau alat sejenisnya agar tidak bergeser atau lari dari kedudukannya sewaktu di bor
sebabab tidak tepat ukuran yang diinginkan.

2.2.2 Keselamatam pada lingkungan


Di dalam proses pengeboran kita harus mengoreksi dan mengetahui lingkungan pada
mesin atau tempat kerja sebab lingkungan juga mempengaruhi keselamatan kita dan harus
bisa memberi rasa aman atau keselamatan pada lingkungan. Jadi, lingkungan sangat
mempengaruhi kita dalam bekerja dan harus mempunyai rasa timbal balik terhadap
lingkungan.
Keselamatan kerja diatas sama halnya dengan keselamatan mengendarai kendaraan.
Segala perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel sudah
direncanakan untuk memotong, membentuk, menguukur dan lain sebagainya sesuai dengan
bidang kerja yang dikehendaki. Walaupun benda kerja itu mati dan tidak berpikir. Akan tetapi,
dapat berfungsi apabila dikendalikan. Maka, sebagai pedoman keselamatan kita harus
berpikir, bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar adalah:
a. Ujung sisi yang tajam memotong
b. Panas, api yang membakar
c. Asam yang merusak
d. Benda-benda putar yang menjepit tangan dan merusak pakaiaan
e. Aliran listrik yang membakar dan merusak
Mesin dan alat kerja
Sebelum bekerja pada suatu mesin dan sebuah alat kerja kita harus
mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja sehingga program kerja akan
bekerja dengan lancar seperti
a. mesin dan alat mana yang harus diketahui
b. Lingukungan dan suasana kerja
c. Pengaman
d. Kebersihan mesin dan alat

5
Perlengkapan diri sendiri
a. pakaian yang sesuai dan rapi
b. jangan menyimpan benda tajam
c. rambut yang panjang harus di beri pelindung
d. tidak memakai perhiasan di tangan
e. gunakan kacamata yang khusus
f. gunakan sepatu yang sesuai
g. gunakan sarung tangan jika perlu
h. jangan memakai dasi

Kebersihan
a. bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja
b. gunakan pakaian bekerja sebersih mungkin
c. meja tempat kerja harus dalam keadaaan bersih sebelum dan sesudah dipakai

Keselamatan kerja di bangku kerja


Kecelakaan di bangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang
tidak sesuai denagn fungsinya, juga menggunakan yang salah atau tidak hati-hati. Kecelakaan
in disebabkan oleh ujung alat potong atau benda kerja yang tajam, pencegahannya:
a. bekerja dengan hati-hati
b. pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
c. pergunakan alat dengan kondisi yang baik
d. jangan menyimpan alat yang tajam di kantong pakaian kerja
e. simpan alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita
f. lindungi ujung-ujung alat yang berujung tajam dengan gabus atau yang lainnya
g. pisahkan alat ukur presisi dengan alat potong
h. alasi alat presisi dengan lap halus
i. ambil alat dengan hati-hati
j. bersihkan alat sebelum dan sesudah dipakai

6
BAB III
PENGENALAN PERALATAN BENGKEL

Alat-alat yang digunakan selama praktikum di bengkel banyak sekali. Beraneka ragam
mulai dari ukuran yang terkecil sampai ukuran yang terbesar. Sebelum mengerjakan pekerjaan
di bengkel, kita harus mengenal alat-alat yang digunakan agar pelaksanaan praktek berjalan
lancar sesuai dengan hasil yang baik dan yang diinginkan.
Disini penulis membagi alat-alat tersebut menjadi lima macam:

3.1 ALAT UKUR


Alat ini dipergunakan untuk mengetahui ukuran serta sudut benda kerja, sehingga
memudahakan kita untujk kita bekerja. Alat ukur ini terdiri dari :
1. Mistar
Mistar baik untuk alat ukur walaupun pengukurunya tidak seakurat jangka
sorong , akan tetapi penggunaanya sangat penting, karena untuk pengukuran
tertentu yang tidak memerlukan ketelitian, sebaiknya kita gunakan mistar karena
lebih cepat dan praktis, selain mistar juga berfungsi sebagai penggaris.

Gambar 3.1 Mistar


2. Siku-siku
Siku-siku berguna untuk menentukan apakah bidang suatu benda sudah datar
atau untuk mengetahui apakah bidang tersebut sudah membentuk sudu 90 derajat.

Gambar 3.2 Siku-siku

7
3.2 ALAT TULIS
Adapun alat-alat tulis berfungsi untk menentukan penandaan pada benda kerja supaya
terhindar dari kaesalahan yang akan menyebabkan kerusakan pada benda kerja. Cyang
termasuk contoh alat-alat tulis bengkel adlah :

1. Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lobang pada benda kerja.
Penitik terbuat dari besi yang ujunrnya runcing membentuk sudut 30-90 derajat.
Adapun cara menitik adalah :
a. pegang penitik dengan tangan kiri, tempatkan pada tanda
b. penitik harus tegak lurus padfa bahan
c. penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan serta periksa
posisinya jika sudah tepat baru dipukul dengan kuat agar didpatkan titik
yang jelas, dengan syarat jangan terlalu keras.

Gambar 3.3 Penitik


2. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja dan bahan. Ada
bermacam-macam jenis penggores yaitu:
a. Penggores tangan sedukan
b. Penggores dngan satu ujung begkok
c. Penggores denga stu ujung di rubah
Dan cara memakainya adalah
a. Dalam menggunakan penggores membentuk sudut 20-25 derajat
b. Tekan penggores pada gambar sekaligus
c. Kecondongan penggores ke arah maju

Gambar 3.4 Penggores

8
3.3 ALAT PEMOTONG
Alat pemotong disini bukan berarti untuk memotong. Namun pegertian disini sangat
luas, yang digunakan sebagai alat yang dapat mengurangi berat dari benda kerja tersebut.
Adapun contoh alat pemotong disini adalah :

1. Alat pemotong plat


Alat ini digunakan untuk memotong plat dan biasanya penggunaanya kalau ada
palu yang banyak berlebih dan tidak memiliki sudut yang tidak begitu rumit, maka
sebaiknya menggunakan alat pemotong ini.

Gambar 3.5 Alat Pemotong


2. Gergaji besi
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang kedudukan
pemotongannya tidak memungkinkan untuk dipotong dengan mesin potong, maka
sebaiknya digunakan gergaji.
Ada beberapa tipe gergaji dan daun gergaji yang pemakaiannya juga bisa
disesuaikan keperlllluan atau bentuk pemotongan.
Pembagian gergaji :
a. Bingkai
Bingkai ini biasanya terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku agar
bingkainya kuat dan baik.
b. Tangkai
Tangkai dari gergaji ini juga terbuat dari besi yang kuat.

9
c. Pasak
pasak berguna untuk menahan mata gergaji agar tidak terlepas dan
terpasang kuat pada gergaji.
d. Mor kupu-kupu
Mor ini berguna untuk meregangkan keduduka dari mata ghergaji agar
menjadi regang
e. Mata Gergaji
Mata gergaji berfungsi sebagai pemotong.

Gambar 3.6 Gergaji Besi


3.4 KIKIR
Kikr digunakan untuk pengikiran suatu benda kerja agar praktikan dengan mudah
mengerjakan serta untuk memperhalus benda kerja. Adapun bentuk kikir itu sendiri berbagai
macam bentuk, seperti : bulat, setengah bulat, pipih dan bentuk lainnya yang fungsinya sesuai
dengan keperlua masing-masig.
Misalnya kalau ingin yang berbentik radius, maka sebaiknya kita mengikir
menggunakan kikir bulat. Sedangkan kalau ingin mengikir kedudukan yang rata, maka
gunakanlah kikir rata yang ukurannya juga bermacam-macam seperti : kikir 6, kikir 8, kikir
10 dan lainnya sesuai kebutuhan.

Gambar 3.7 Macam Macam Kikir

10
3.5 ALAT-ALAT LAINNYA
Alat-alat mekanik lain yang digunakan dalam proses praktikum selam semester ini,
adalah:
1. Ragum dan alas ragum
Ragum berguna untuk menjepit benda kerja agar kita dapat dengan mudah
mengerjakan alat tersebut. Setelah dijepit baru dapat dapat mengerjakan pekerjaan
yang akan kita lakukan, misalnya menggergaji, mengikir dan yang lainnya.
Namun sebelum menjepit benda kerja ke ragum, sebaiknya kita beri alas
karena kalau tidak, benda kerja dapat tergores oleh permukaan penjepit ragum
yang bergerigi. Alas ragum berupa besi aluminium yang agak lunak sehingga
benda keras tidak tergores.

Gambar 3.8 Ragum


2. Mesin bor
Mesin bor digunakan untuk memberi lobang pada benda kerja. Ukuran mesin
bor bermacam-macam yang penggunaannya tergantung keperluan masing-masing.
Dimana kita harus hati-hati kuntuk menjaga keselamatan praktikan dan mata bor
itu sendiri agar tidak patah.

Gambar 3.9 Mesin Bor

11
3. Mesin pembengkok / pelipat
Mesin ini digunakan untuk membengkokkan benda kerja. Baik berupa plat,
maupun besi tipis. Biasanya pembengkokan dilakukan untuk membuat boks untuk
pelindung alat-alat elektronik.

4. Sikat pembersih
Sikat pembersih digunakan untk membersihkan ragum, kotoran-kotoran besi
dari benda kerja atu\au membersihkan karatan ragum itu sendiri. Sikat ini juga
digunakan untuk membersihkan sisa serpihan besi setelah pengikiran.

Gambar 3.10 Sikat Pembersih

5. Obeng, tang dan amplas


Obeng digunakan untuk membantu memasukkan mor dan sekrup. Tang
gunanya untuk membersihkan permukaan benda dari karatan.
6. Palu
Palu digunakan untuk memukul penitik untuk memberi tanda pada benda kerja.

Gambar 3.11 Palu

12
BAB IV
JOB

4.1Power Supply
A. Landasan Teori
Power supply regulator merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk merubah
suatu tegangan AC (bolak-balik) menjadi tegangan DC (searah). Tegangan keluaran atau
output yang dihasilkan dari Power ini dapat diatur dari tegangan 0 – 15V.
Suatu rangkaian power supply terdiri dari beberapa bagian yang besar fungsinya
dalam merubah suatu tegangan AC menjadi tegangan DC. Bagian ini dapat dibuat dalam
suatu blok diagram seperti rangkaian dibawah ini :
Praktisnya segala instrumen elektronik memerlukan sumber daya DC sebelum
dioperasikan. Ada kalanya sumbernya berupa baterai, namun yang lebih umum daya diperoleh
dari suatu unit yang mengubah tegangan jala-jala AC suatu fasa menjadi tegangan DC yang
berlainan.
Fungsi pencatu daya memberikan sumber tegangan dan arus DC yang diperlukan
dengan level ripple AC yang rendah, stabilitas dan regulasi yang baik.Persyaratan penting
dalam catu daya modern adalah kemampuannya dalam membatasi arus keluaran pada saat
terjadi beban lebih (sehingga pembatas arus) dan juga membatasi tegangan keluaran
maksimum.
Blok diagram dalam power supply terdiri atas :

a) Transformator
Fungsi tranformator adalah untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC
tinggi menjadi tegangan AC yang lebih rendah. Tranformator bekerja berdasarkan prinsip
induksi. Sebuah transformator tersiri atas beberapa kawat yang terisolasi dan lilitan-lilitan
yang mengelilingi kumparan-kumparan inti besi lunak. Kumparan inti sering disebut
dengan kumparan primer dan kumparan sekunder.

13
Tegangan bolak-balik AC dari sumber 220V diberikan pada kumparan primer,
sedangkan kumparan sekunder merupakan outputnya. Jika lilitan pada kawat kumparan
sekunder lebih banyak dari kumparan primer, maka tegangan output lebih besar dari
tegangan input. Ini disebut dengan transformator penaik tegangan (trafo step-up).
Sebaliknya, jika lilitan kawat pada klumparan sekunder lebih sedikit dari kumparan
primer, maka tegangan outputnya lebih kecil dari tegangan inputnya. Ini disebut dengan
tranformator penurun tegangan (trafo step-down).
b) Penyearah
Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda. Dioda adalah
sebuah komponen seperti halnya transistor yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dalam
kotak plastik dioda terdapat sekeping silicon kecil. Silikon tersebut terdiri atas pertemuaan
silicon tipe P dan silicon tipe N. Pertemuan ini sering disebut dengan pertemuan dioda P-N.

tipe N tipe P katoda anoda

Arus mengalir searah dengan tanda panah pada simbol dioda. Katoda di
identifikasikan dengan sebuah cincin yang mengelilingi dioda.
Pemasangan dioda sebagai penyearah dalam suaturangkaian elektronika dapat
dibentuk dengan beberapa cara pemasangan:
1. Penyearah setengah gelombanng, Gambar 1
2. Penyearah gelombang penuh, Gambar 2
3. Penyearah jembatan, Gambar 3
Dalam job bengkel ini penulis menggunakan penyearah sistem jembatan. Penyearah
jembatan dapat diperoleh dengan menggunakan tranformator yang memiliki cabang tengah
pada kumparan sekundernya. Ini berarti bahwa sewaktu satu dioda dibias bagian mukanya
atau dibias maju maka dioda yang lainnya dibias balik, begitu juga sebaliknya.

14
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Dioda adalah alat “satu jalur”. Arus hanya mengalir melewatinya sewaktu sebagian
depannya terbias. Ini berarti arus hanya dapat mengalir lewat dioda apabila silicon tipe p
diarahkan keterminal positif (+) dari catu daya dan silikon tipe n ke arah terminal negatif (-).
Bila dioda dibias terbalik akan mempunyai tipe n pada terminal positif pada catu daya.
c) Filter
Tegangan keluaran dari suatu penyearah tidak pernah rata. Karena tegangan yang

diperlukan dalam kebanyakan peralatan elektronika harus mempunyai karakteristik yang

tidak berubah-ubah, maka perlu meratakan tegangan yang berbentuk pulsa dengan filter

kapasitif.

15
Gambar 4 Bentuk gelombang dengan filter kapasitif

Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R.

Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis

horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan

semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan

ripple yang besarnya adalah :

Vr = VM -VL …....... (1)

dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2 ..... (2)

Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan

ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C,

sehingga dapat ditulis :

-T/RC
VL = VM e .......... (3)

Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1),

maka diperoleh :
-T/RC
Vr = VM (1 - e ) ...... (4)

Jika T << RC, dapat ditulis :


-T/RC
e 1 - T/RC ..... (5)

sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih

sederhana

Vr = VM(T/RC) .... (6)

16
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban

arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini

efektif untuk mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan.

Vr = I T/C ... (7)

Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan

ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan

ripple akan semakin kecil.

d) Perata Tegangan

Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil,

namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan

outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus

semakin besar ternyata tegangan DC keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa

aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen

aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.

Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan

keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC

Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.

Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.

Gambar 5 Susunan kaki IC Regulator

17
Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812.

Regulator tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah

7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12 volt.

B. Alat Dan Bahan


a. komponen-komponen yang diperlukn:

No Nama bahan dan spesifikasi Jumlah


1. PCB 1 buah
2. Transformator 5 A CT (Center Tup) 1 buah
3. IC regulator 7805 1 buah
5. Transistor 507 1 buah
6. Transistor D 313 1 buah
7. Transistor 2 N 3055 + isolasi 1 buah

b. Daftar Bahan Yang Diperlukan

No Nama bahan dan spesifikasi Jumlah


1. Plat aluminium 400x500 mm tebal 1,2 1 lembar
2. Amplas besi nomor 3 Secukupnya
3. Paku Klem/ keling S 3 10 buah
4. Baut cacing 10 buah
5. Tiner cat ND Secukupnya
6. Plug terminal tipe – F 5 buah
7. LED merah 2 buah
8. Spacer (kedudukan PCB) pendek 4 buah
9. Kabel AC + karet 1 buah
10. Fuse + socket 1 buah
11. Kabel serabut 2 meter
12. Pendingin transistor 1 buah
c. Daftar Peralatan yang diperlukan

No Nama bahan dan spesifikasi Jumlah


1. Mesin bor 15 mm 1 buah
2. Tang lancip 1 buah
3. Tang potong 1 buah
4. Tang kombinasi 1 buah
5. Tang ripet 1 buah
6. Mesin potong 1 buah
7. Mesin lipat 1 buah
8. Obeng plus (+) 1 buah
9. Obeng negatif (-) 1 buah
10. Mistar baja 60 cm 1 buah
11. Mata bor 1-15 mm 1 set
12. Kikir datar 1 buah

18
13. Kikir bulat 1 buah
14. Gunting plat 1 buah

d. Spesifikasi Alat

Mesin Bor :

Mesin bor berfungsi melubangi bulatan terminal pada plat aluminium. Mesin bor ini

menggunakan tegangan AC 110-220 V. Pada latihan membuat Box Catu Daya Variabel

+/- 15 V ini mata bor yang digunakan adalah ukuran 1-15 mm yang sesuai dengan

ukuran terminal-terminal yang digunakan

C. Langkah Kerja
 Pembuatan Catu Daya Variabel +/- 15 V

1) Persiapkan peralatan yang akan digunakan dan letakkan pada posisi yang benar.

2) Buat gambar layout pada kertas , lalu pindahkan pada PCB yang telah disediakan dan

kalau bisa layout dibuat pada program aplikasi seperti eagle dan Electronic

Workbench.

3) Rangkaian yang telah dipindahkan pada PCB harus diperiksa terlebih dahulu apakah

ada jalur yang putus atau tidak.

4) Setelah itu lakukan proses pelarutan dengan NaCl3 dicampur dengan air hangat

supaya proses pelarutan menjadi cepat

5) Terus lakukan pengeboran untuk kaki terminal-terminalnya dengan memakai mata

bor 1 mm dan untuk 3mm untuk sandaran PCB.

6) Proses pengeboran telah selesai dan lakukan pengetesan rangkaian dengan multimeter

untuk mengetahui apakah ada jalur ang putus.

19
7) Persiapkan bahan/ komponen yang akan digunakan. Pastikan semua komponen-

komponen tersebut dalam keadaan baik/ bagus dengan cara pengetesan. Pengetesan

dengan menggunakan alat ukur (perhatikan peragaan pengetesan oleh intruktur).

8) Amplaslah terminal yang akan di solder dengan kaki komponen.

9) Perlihatkan pada instruktur sebelum melaju pada langkah berikutnya.

10) Solder komponen-komponen sehingga benar-benar menempel pada terminal PCB

dengan baik.

11) Berilah timah secukupnya, jangan terlalu sedikit ataupun terlalu banyak.

12) Periksalah rangkaian bekerja dengan baik atau tidak dengan alat ukur.

13) Laporkan hasilnya pada instruktur.

14) Beri label nama hasil praktek.

15) Kembalikan semua peralatan pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersih.

 Pembuatan Box Catu Daya Variabel +/- 15 V

1) Persiapkan alat yang akan digunakan, letakkan pada posisi yang benar.

2) Lembaran aluminium plat yang diberikan diperiksa terlebih dahulu sebelum

digunakan.

3) Hal-hal diperiksa yakni :

4) Ukuran plat harus sesuai dengan yang ditentukan oleh job sheet.

5) Kesikuan dari plat tersebut.

6) Jika hal tersebut diatas kurang ukurannya diperoleh ditukarkan kembali dan bila lebih

maka kikir sesuai yan dikehendaki.

7) Bersihkan kedua sisi plat tersebut dengan amplas sampai bersih.

8) Lihatlah gambar kerja, pindahkan pada plat bagian perbagian (panel depan, belakang,

atas dan bawah) dan perhatikan ukuran setelah dilipat.

20
9) Disain kotak tidak terpaku pada gambar di atas, silahkan berkreasi dan berinovasi

sendiri dengan memodifikasi gambar disain box diatas atau disain ulang semuanya.

Dengan syarat ukuran total plat aluminium yang ditentukan/ disediakan.

10) Mulailah untuk membentuknya dengan mesin pelipat plat dan untuk sisi yang susah

dibengkokkan maka gunakanlah ragum dengan diberi alas.

11) Selanjutnya lakukan pengeboran pada tiap-tiap panel yang ada dan jangan lupa

mengebor untuk tempat sekrup. Selanjutnya Sebelum proses pengecatan dilakukan

terlebih dahulu dibersihkan dan dirapikan menggunakan amplas atau kikir halus.

12) Koordinasikan dengan instruktur dan pengecekan sebelum proses pengecatan bagian-

bagian tersebut.

13) Laporkan pada instruktur bila setelah selesai pengecatan.

14) Rakitlah bagian-bagian tersebut dengan menggunakan paku keling/ klem dan baut

cacing.

15) Koordinasikan dengan istruktur jika menemui suatu kesulitan.

16) Laporkan pada instruktur bila telah selesai.

17) Simpan kembali semua peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan rapi.

4.2Pembuatan Rangkaian UP/Down Counter


A. Landasan Teori
Up/ Down counter merupakan suatu sistem pencacah yang dapat menghitung atau
mencacah secara maju dan mundur. Dasar dari rangkaian pencacah maju tak singkron
adalah JK flip-flop (FF) yang dioperasikan dengan kondisi “toggle”, yaitu dimana kedua
input J dan JK diberi nilai logika “1” dan sebagaimana diketahui dalam keadaan
demikian JK FF tersebut akan berfungsi sebagai pembagi dua.

 Rangkaian UP Counter
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat suatu rangkaian penyacah maju tak
singkron yang menggunakan empat buah JK FF. FF yang pertama (A) dikendalikan oleh
sinyal clock, outputnya QA menjadi sinyal clok untuk FF berikutnya (B). Output Q B
masuk sebagai sinyal clok untuk FF C. Dan selanjutnya Q C sebagai clock untuk FF D.
Dengan demikian jelas akan terjadi bahwa output masing-masing FF akan respon segera

21
setelah FF sebelumnya bekerja, sehingga QA (LSB), QB, QC, QD (MSB) akan respon
secara berturut-turut (serial counter).
a. Gambar Rangkaian UP Counter

Pada gambar diatas, urutan Q A (LSB), QB, QC, QD (MSB) adalah suatu bilangan
biner empat bit dimana setiap pulsa clock akan menunjukkan urutan yang semakin baik
(menghitung maju). Hal ini dapat diikuti pada Tabel kebenaran di bawah ini.

b. Tabel Kebenaran Dari UP Counter

QA
Clock QD (MSB) QC QB
(LSB)
0. 0 0 0 0
1. 0 0 0 1
2. 0 0 1 0
3. 0 0 1 1
4. 0 1 0 0
5. 0 1 0 1
6. 0 1 1 0
7. 0 1 1 1
8. 1 0 0 0
9. 1 0 0 1
10. 1 0 1 0
11. 1 0 1 1
12. 1 1 0 0
13. 1 1 0 1
14 1 1 1 0
15 1 1 1 1

 Rangkaian DOWN Counter

22
Pada penyearah mundur (Down Counter), dimana penyearah tersebut akan
menghitung mulai dari bilangan yang ditentukan terus sampai ke 0.
Rangkaiannya hampir sama dengan penyacah maju, hanya yang dipakai untuk
input clock bagi FF kedua dan seterusnya bukan input Q, melainkan kebalikannya Q .
Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
a. Gambar Rangkaian DOWN Counter

Langkah-langkah kerja diatas dapat diamati dengan melihat tabel kebenarannya di


bawah ini, dimana kondisi sebelum ada sinyal clock dibuat : 1 1 1 1 (men-set semua
FF). Hal ini dapat diikuti pada tabel kebenaran dibawah ini :

b. Tabel Kebenaran Rangkaian DOWN Counter


QA
Clock QD (MSB) QC QB
(LSB)
0. 1 1 1 1
1. 1 1 1 0
2. 1 1 0 1
3. 1 1 0 0
4. 1 0 1 1
5. 1 0 1 0
6. 1 0 0 1
7. 1 0 0 0
8. 0 1 1 1
9. 0 1 1 0
10. 0 1 0 1
11. 0 1 0 0
12. 0 0 1 1
13. 0 0 1 0
14. 0 0 0 1
15. 0 0 0 0
16. 1 1 1 1

 JK Flip-Flop
JK Flip-Flop Merupakan suatu rangkaian yang keluarannya dipengaruhi oleh kedua input J
dan K. Serta keluaran dari rangkaian ini dipicu oleh keadaan dari clocknya. JK FF inilah yang
nantinya akan dibentuk menjadi rangkaian pencacah.

23
Pada modul ini digunakan JK FF yang didapatkan dari IC TTL 7476. Berikut table
kebenarannya :
J K Qn + 1 ket
0 0 Qn memori
0 1 0 reset
1 0 1 set
1 1 Qn toggle

Syimbol JK flip-flop

 Seven Segment

Tugas umum dari rangkaian digital adalah mendekodekan dari bahasa mesin ke

dalam bilangan desimal. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah seven segment.

Seven segment ini dilabeli dengan huruf standar dari a sampai g. Dengan hubungan

antara kode – kode biner A, B, C, D dengan bilangan desimal adalah A sebagai LSB dan

D sebagai MSB. Jadi dapat dituliskan :

D C B A

23 22 21 20

artinya bila B berlogika 0 maka nilainya 0 x 21 = 0.

Seven Segment terdiri dari 7 buah LED yang disusun seperti angka 8. Seven segment

terbagi atas 2 yaitu seven segment common anoda dan common catoda. Seven segment

common anoda adalah led pada 7 segment tersebut seluruh anodanya disatukan begitu

juga dengan seven segment common catoda.

Untuk membedakan antara common catoda dengan common anoda dapat dibuktikan

dengan cara menghubungkan pada tegangan ± 1.5 volt. Jika dianggap seven segment itu

common anoda maka tegangan positif dihubungkan ke kaki common dan negatif

(ground) ke kaki a, b, c,....,g. Dan sebaliknya untuk common katoda.

Data sheet seven segmen

24
B. Alat dan Bahan
a. Daftar bahan yang dibutuhkan
No. Nama bahan dan spesifikasi Jumlah
1 IC 7419 3 buah
2 IC 7448 3 buah
3 IC 7408 1 buah
4 Seven segment (display) 3 buah
5 LED 21 buah
6 Resistor 220 ohm ½ Weak 42 buah
7 Soket IC 14 pin 7 meter
8 Toggle switch 5 buah
9 Timah Rh 60 1 meter
10 PCB polos 12 x 6 cm satu layer 1 buah
11 Kabel serabut 0.5 mm 2 meter
12 Larutan fericolorit (FeCl3) Secukupnya

b. Daftar Peralatan yang digunakan

No. Nama bahan dan spesifikasi Jumlah


1 Solder 20-25 Weak 1 buah
2 Tang lancip 1 buah
3 Tang potong 1 buah
4 Tang kombinasi 1 buah
5 pinset 1 buah
6 Landasan tempat solder 1 buah
7 Pembersih bil solder 1 buah
8 Multimeter 1 buah
9 Amplas halus Secukupnya
10 Spidol permanen tipe F dan M 1 buah
11 Mistar baja 30 cm 1 buah
12 Mata bor 1 mm 1 buah
13 Penyedot timah 1 buah

C. Langkah kerja
1) Persiapkan peralatan yang akan digunakan dan letakkan pada posisi yang benar.

25
2) Buat gambar lay-out pada kertas yang sebelumnya telah dirancang pada program

aplikasi dan kemudian diprint pada kertas, lalu pindahkan pada PCB yang telah

disediakan.

3) Setelah rangkaian dipindahkan pada PCB maka lakukan proses pelarutan dengan

campuran antara NaCl3 dan ditambah dengan sedikit air hangat agar proses pelarutan

menjadi cepat.

4) Setelah lakukan proses pelarutan dengan NaCl3 terus lakukan pengeboran untuk kaki

terminal-terminalnya dengan memakai mata bor 1 mm.

5) Persiapkan bahan/ komponen yang akan digunakan. Pastikan semua komponen-

komponen tersebut dalam keadaan baik/ bagus dengan cara pengetesan. Pengetesan

dengan menggunakan alat ukur (perhatikan peragaan pengetesan oleh intruktur).

6) Amplaslah terminal yang akan di solder dengan kaki komponen.

7) Perlihatkan pada instruktur sebelum melaju pada langkah berikutnya.

8) Solder komponen-komponen sehingga benar-benar menempel pada terminal PCB

dengan baik.

9) Berilah timah secukupnya, jangan terlalu sedikit ataupun terlalu banyak.

10) Periksalah rangkaian bekerja dengan baik atau tidak dengan alat ukur.

11) Laporkan hasilnya pada instruktur.

12) Beri label nama hasil praktek.

13) Kembalikan semua peralatan pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersih.

BAB V
HASIL DAN ANALISIS

1. Power Supply
Hasil Pengukuran

No Tempat Pengukuran Tegangan/V


1 Input Power Supplay 220VAC

26
2 Output Transpormator 15V CT
3 Output diode penyarah -24Vdc / +24Vdc
4 Output diode Zener +15Vdc dan -15Vdc
5 Output potentiometer 1 Maks +15Vdc,min 0Vdc
6 Output potentiometer 2 Maks -15Vdc,min 0Vdc
7 Output transistor 2N3055 Maks+14,5Vdc
8 Output transistor MJ2955 Maks-14,5Vdc
9 Input IC7805 +15Vdc
10 Output IC7805 +5Vdc

Power supply adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi sebagai mengubah
tegangan AC yang tinggi menjadi tegangan DC yang rendah, komponen power supply ini
sangat banyak ditemukan dipasaran dan juga dapat dirancang dan dibuat sendiri,dari
komponen-komponennya diuraikan satu per satu
Trafo jenis center tap (CT) yang berfungsi sebagai penurun tegangan agar jumlah
tegangan yang ada pada titik A sama dengan jumlah tegangan yang ada pada titik B.Jumlah
atau kwantitas lilitan sangat berpengaruh dan berfungsi pada trafo yaitu pada perbandingan
lilitan skunder dan lilitan primernya.Hal ini bisa terjadi bila jumlah lilitan kumparan A sama
dengan jumlah lilitan kumparan B ke CT.
Dari rangkaian dapat dianalisa bahwa kabel AC cort dihubungkan ke saklar, yang
berfungsi sebagai pemutus penyambung tegangan dan arus yang masuk kerangkaian sehingga
peralatan dapat dimatikan dengan menekan saklat tanpa melepaskan kabel AC Cort. Setealah
itu output saklar dihubungkan dengan fuse yang berfungsi untuk mencegah terjadinya beban
lebih terutama yang disebabkan oleh hubung singkat,yang berfungsi sebagai pengaman
rangkaian dan membiarkan fuse terputus.
Setelah melewati fuse arus akan masuk melalui transformator 5 A yang keluarannya 12
Volt,yaitu trafo jenis center tap (CT) yang berfungsi agar jumlah tegangan yang ada pada titik
A sama dengan jumlah tegangan yang ada pada titik B.Jumlah atau kwantitas lilitan sangat
berpengaruh dan berfungsi pada trafo yaitu pada perbandingan lilitan skunder dan lilitan
primernya.Hal ini bisa terjadi bila jumlah lilitan kumparan A sama dengan jumlah lilitan
kumparan B ke CT. trannformator ini memiliki 2 buah lilitan yang disebuat dengan lilitan
primer dan lilitan skunder, transpormator tipe ini memiliki lilitan primer lebih banyak dari
pada lilitan skunder, pernyataan diaats sesuai dengan rumus dibawah ini

27
N1/N2=V1/V2
N1=lilitan primer
N2=lilitan skunder
V1=tegangan primer
V2=tegangan skunder
Setelah power supply dihubungkan kejala-jala PLN,maka tegangan yang masuk sebesar
220 V masuk ke fuse dan kemudian ketrafo.Karena trafo yang kita gunakan adalah trafo
penurun tegangan (transformator step-down) maka tegangan keluarannya adalah 18 V.
Tegangan 18 V yang berasal dari tarafo akan masuk ke dioda jembatan yang merupakan
penyearah dari arus AC (bolak-balik) kearah DC (searah).Jika tegangan arus bolak-balik pada
kumparan primer trafo,maka akan terjadi tegangan imbas pad kumparan skunder trafo yang
gelombangnya sefasa dengan gelombang input.
Pada saat setengah siklus negatif arus akan mengalir dari skunder trafo melalui Dioda
D4.Tahanan R1,di dioda D2 akan kembali keskunder trafo,sedangkan dioda D1 dan dioda D3
tidak bekerja karena saat reverse bias (maju).Sedangkan pada saat setengan siklus positif arus
akan mengalir dari skunder trafo melalui dioda D1,tahanan R2,dioda D3 dan kembali
keskunder trafo,sedangkan dioda D2 dan D4 tidak bekerja karena pada saat forward bias (bias
mundur).
Dengan demikian dioda-dioda tersebut bekerja secara bergantian dan arus setiap saat
akan melalui tahanan yang akan menimbulkan tegangan output berbentuk gelombang peneh
yang berfasa positif. Dari teori diatas didapat hasil keluaran tanpa filter yaitu:
Vdc=1,414*Vpp
Tegangan yang keluar dari penyearah ini adalah DC berdenyut atau yang lebih sering
disebut dengan istilah tagangan ripple atau tegangan riak.Agar tegangan DC yang dihasilkan
penyearah bolak-balik dapat dihindari maka tegangan dari rangkaian penyearah masuk
kekomponen penapis yaitu kapasitor yang dihubung seri C1 dan C2 yaitu 6800 µF.Keluaran
ne3gatif dari dioda masuk kepositif kapasitor.Kapasitor ini terlebih dahulu mengosongkan
muatannya melalui resistor dalam selang waktu tertentu.
Sehingga untuk menurunkan tegangan juga diperlukan waktu dengan demikian riak
akan bertambah kecil.Tegangan yang telah melewati filter C1 dan C2 masih mempunyai riak
dan tegangannya belum mencapai maximum sehingga diperlukan lagi filter C3 dan C4 yang
dihubung seri.Dan proses yang terjadi sama denga filter C1 dan C2.
Untuk lebih jelas maka penulis mejelaskan dengan bukti rumus :
Vdc=Vp-Vripple/2

28
Kemuadian output dari kapasitor akan masuk ke diode Zener, yang berfungsi sebagai
penstabil tegangan, diode Zener hamper sama dengan diode biasa yang membedakan hanya
pemasangan pada rangkaian, diode Zener harus dipasang secara bias balik, karena diode zener
akan mengeluarkan output sebesar tegangan senernya, tetapi sebellum masuk ke zanar harus
diberi Resistor seri berfunagsi sebagai pelindung Zener dari tegangan yang melebihi tegangan
Zener.
Setelah melewati Zener arus dihubungkan ke potentiometer yang berfungsi sebagai
pengatur tegangan yang masuk ke penguat karena output tergantung pada output
potentiometer, disini potentiometer berfungsi sebagai pembagi tegangan,
Kemudian output potentio dimasukan kepenguat awal, disini penguat awal
mengunakan BD139 dan BD140, jika tegangan pada input kecil maka output pada
kolektornya kecil juga dan jika output yang besar maka output pada kolektornya akan besar.
Setelah itu dimasukan ke basis penguat akhir, disini penulis mengunaka 2N3055 dan MJ2955
transistor ini sangat berpengaruh besar terhadap power supplay ini, transistor ini bertipe NPN
dan PNP, tipe NPN digunakan untuk pengoperasian tegangan + dan tipe PNP digunakan untuk
pengoperasian tegangan (-).

Untuk mendapatkan tegangan 5V murni maka kita memakai IC 7805 yang berfungsi
sebagai penstabil tegangan , inputnya pada pin1 da grount pada pin2 dan pin3 ouputnya ,.

 Lay Out
Pada pembuatan lay out ini di harapkan agar jalur lay out tidak membentuk sudut
siku-siku, hal ini bertujuan agar tidak terjadi loncatan bunga api kemudian harus
diperhatikan setiap meletakan komponen jangan sampai berserakan, untuk merancang
jalur diharapkan tidak menggunakan jumper.
Pada pembuatan jalur harus diperhitungkan luas pcb, dan akan melarut akan
diperhitungkan banyak pelarut yang dimasukan dan jenis pelarut yang digunakan, dalam
pemboran harus tepat dan akkurat, dalam pemasngan komponen harus sesuai dengan
tata lelak komponennya.

 Box Power Supply


Dalam pembuatan Box Power Supply ini kita harus berhati-hati karena kita
diminta untuk membuatnya sepresisi mungkin

29
Untuk itu kita diminta kerja ektra hati-hati untuk melakukan pembuatan Box
Power Supply ini,.

2. Rangkaian UP/Down Counter


5.2.1. Input
Input yang ada pada rangkaian ini terbagi dua yaitu :
a. Sumber Auto
Untuk input secara auto digunakan sebuah switch yang berfungsi untuk memulai
dan menghentikan perhitungan secara otomatis.Input ini berasal dari Pulsa clock yang
ada pada rangkaian.Saat tombol auto ditekan pulsa clock akan masuk kerangkaian
sehingga rangkaian akan menghitung dan akan berhenti jika pulsa clock tidak diberikan
lagi.
b. Sumber Manual
Input manual adalah input yang tidak kontiniu yakni apabila input diberikan pada
rangkaian manual ini,maka rangkaian akan menghitung sekali saja.Pemberian input
manual dengan cara menekan S3 dan rangkaian akan menghitung sekali saja setelah itu
berhenti.

5.2.2. Counter

30
Jenis counter yang dipergunakan disini adalah Up Down Counter yang diambil
dari IC 74192,dimana rangkaian dapat menghitung secara maju maupun mundur
tergantung input yang diberikan.Jika kita inginkan hitungan naik maka input 1 diberikan
ke input Down.

Hasil operasi Up Down Counter dapat dilihat dari tabel kebenarannya :

Conter Up Counter Down Operasi


0 0 Tak menghitung
0 1 Counter down
1 0 Counter up
1 1 Tak menghitung

Conter ini mempunyai digit puluhan,satuan dan ratusan,dimana nilai hitungan


tertinggi adalah 999.Baik untuk digit ratusan,puluhan dan satuan masing-masing
mempunyai bagian utama yang terpisah.Untuk membuat digit puluhan bertambah atau
berkurang satu pada saat satuan telah mencapai 10 hitungan,maka output borrow dan
carry dari IC pertama dihubungkan ke input counter Up dan counter Down dari IC ke
dua.Output C dari IC pertama (pin 12) dihubungkan ke input Counter Up dari IC kedua
(pin 5) dan output borrow dari IC pertama (pin 13 ) dihubungkan ke input counter down
dari IC ke dua (pin 4).Hal ini bertujuan agar setiap pendekatan hitungan yang
dilakuakan oleh digit satuan dapat membuat penambahan satu hitungan pada puluhan
untuk hitungan naik dan pengurangan satu untuk hitungan turun.Begitu juga untuk
hitungan ratusan,dimana digit puluhan dapat membuat penambahan pada satu hitungan
pada digit ratusan untuk hitungan turun.

5.2.3. Decoder
Bagian decoder ini menggunakan IC 7448 yang merupakan IC BCD untuk seven
segmen decoder.Bagian decoder inilah yang merubah input biner yang diberikan pada
rangkaian menjadi output desimal sehingga ditampilkan melalui tujuh segment.Karena
rangkaian Up Down Counter ini harus dapat memperagakan bilangan desimal 3
digit,maka IC 7448 juga dibutuhkan tiga buah.Dengan pendekatan ini ketiga angka
desimal dapat tampil secara serentak.

5.2.4. Output

31
Setelah melakukan praktikum, kita menfapatkan hasil dari pengoperasian up down

counter ini berupa penghitung maju dari 000 – 999 dan penghitung mundur dari 999 – 000.

Tampilan seven segment:

a. Up counter

Begitu seterusnya, hingga hitungan dari 000 akan mencapai 999.

b. Down counter

32
Begitulah, penghitung akan menampilkan hitungan mundur dari 999 sampi

kembali 000.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, maka kami dapat memberikan
beberapa kesimpulan pernting, antara lain :
 Dalam pembuatan Box Power supply kita juga harus memperhatikan tingkat
kepresisian box yang akan kita buat.
 Pada pembuatan UP/DOWN Counter kita juga melakukan hal yang sama
terhadap Pembuatan Lay Out dan Pembuatan Boxnya.
6.1.1. Power supply
 Power suuply terdiri dari beberapa komponen penting seperti :
a. Transformator
b. Penyearah tegangan
c. Perata tegangan
d. Penstabil tegangan
 Rangkaian power supply merupakan sebuah rangkaian yang mengubah tegangan

AC menjadi tegangan DC yang mana sebelumnya diubah pada transformator yaitu

33
dari jalur PLN yang memiliki tegangan sebesar 220 V menjadi tegangan 0 sampai

15 V dengan menggunakan transformator step down ( penurunan tegangan ).

 Power supply terdiri dari beberapa bagian penting diantaranya : tranformator,

penyearah tegangan dan lain-lain.

 Tranformator berfungsi sebagai pennurun tegangan.

 Penyearah sistem jembatan berfungsi sebgai penyearah gelombang penuh yang

membutuhkan 4 buah dioda biasa.

 Power supply ini membutuhkan 2 buah zener yang berfungsi menstabil kan

tegangan yang melonjak tinggi.

 Transistor berfungsi sebagai penguat tegangan.

 IC 7805 berfungsi sebagai regulator tegangan

 Power supply merupakan sumber tenaga sebagai bahan pengganti dari baterai.

6.1.2. Up Down Counter


 Rangkaian Up Down Counter merupakan rangkaian penggabungan dari
rangkaian penggabungan dari rangkaian Up counter dengan rangkaian Down
counter.
 Rangkaian Up Down Counter merupakan suatu alat pencacah yang dapat
menghitung baik secara mundur maupun maju tergantung dari masukan logika.
 Proses pencacahan ini dapat diatur oleh alat pengontrol tertentu yaitu
pengontrol Up dan pengontrol Down.
 Rangkaian Up Down counter dapat dioperasikan dengan dua cara yaitu auto
dan manual.
a. Pengoperasian auto
Yaitu pengoperasian yang dilakukan dengan memberikan pulsa clock
kerangkaian dengan menekan saklar pada posisi auto.
b. Pengoperasian manual
Yaitu pengoperasian yang dilakukan dengan cara menekan saklar S3
(saklar step) yang mana sebelumnya saklar S2 telah berada pada posisi
manual.

34
 Jika perhitungan yang di inginkan adalah naik (up) maka saklar diletakkan
pada posisi yang sama maka ia tidak akan menghitung keatas maupun
kebawah.

6.2 Saran.
1. Bersihkan alat setelah dipakai dan letakkan ke tempat semula.

2. Gunakan alat-alat pelindung tubuh guna melindungi tubuh dari kecelakaan kerja.

3. Perhatikan instruksi yang diberikan oleh instruktur guna memperlancar proses praktek.

4. Apabila ada instruksi yang kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan pada

instruktur.

5. Laporkan kepada instruktur apabila ada alat yang rusak

DAFTAR PUSTAKA

Barmawi, M dan M . O Tjia Phd. (terjemahan) . Rangkaia dan Sistim Analog


Digital , Erlangga : Jakarta . 1993.

35
36

Anda mungkin juga menyukai