Anda di halaman 1dari 105

1

BAB. I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul ini berjudul Memelihara/Servis Sistem AC (Air


Conditioners) yang disusun berlandaskan pelatihan yang berbasis
kompetensi sebagai konsekwensi dari pemakaian Kurikulum 2014
dengan standar Nasional.

Materi yang akan diberikan dikemas dalam bentuk kegiatan


belajar baik teori maupun praktIk, yang mana pemelajaran teori
merupakan landasan dasar yang akan menunjang ketrampilan praktek
mahaMahasiswa sehingga setelah Mahasiswa selesai melaksanakan
kegiatan pada modul ini diharapkan Mahasiswa akan menguasai
ketrampilan tentang Pemeliharaan/Servis Sistem Air Condition pada
mobil seperti yang dilakukan di bengkel-bengkel.

Setelah mahaMahasiswa menguasai ketrampilan dari modul ini,


Mahasiswa dapat bekerja dibengkel-bengkel spesialis AC atau membuka
usaha bengkel sendiri, yang mana peluangnya kedepan sangat luas dan
menjanjikan.

B. PRASYARAT

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian


Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


2

seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta


kedudukan modul.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Rambu-rambu Belajar bagi Peserta Diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam


menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain:

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang


ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada dosen pengajar
atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui


seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,


perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku

2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan


baik

3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)


peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat

4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


3

5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,


harus meminta ijin dosen pengajar atau instruktur terlebih
dahulu

6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi


pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen
pengajar atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran
yang bersangkutan.

2. Peran bagi Dosen pengajar/Instruktur Pengampu

1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar

2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang


dijelaskan dalam tahap belajar

3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,


dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar
peserta diklat

4. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses


sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok

6. Merencanakan seorang ahli/pendamping dosen pengajar dari


tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

7. Mencatat kemajuan belajar Mahasiswa

8. Melakukan penilaian

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


4

9. Menjelaskan kepada Mahasiswa, bagian-bagian yang perlu


diulang/diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran
selanjutnya.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar baik


teori maupun praktik dari modul ini peserta diklat diharapkan memiliki
kemampuan:

1. Mengetahui nama, fungsi dan cara kerja dari komponen Air


Coditioners

2. Memahami rangkaian/siklus pendinginan AC mobil

3. Memiliki kemampuan melakukan Servis AC Mobil

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


5

BAB. II

PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Oleh karena kegiatan belajar pada modul ini harus dilakukan secara
berurutan maka kartu kegiatan belajar dibawah ini akan dapat membantu
ketercapaian tujuan yang diharapkan dari modul ini. Kartu kegiatan ini
harus diisi oleh Mahasiswa setelah menyelesaikan kegiatan yang
diikutinya dan disyahkan oleh Dosen pengajar/Instruktur yang
membimbing.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


6

Alasan Paraf Dosen


Jenis Kegiatan Tgl Waktu Tempat Belajar
Perubahan pengajar
1. Mempelajari Aspek Keselamatan Kerja, Nama-nama dan
fungsi komponen utama AC
2. Mempelajari cara kerja komponen utama AC
3. Mempelajari nama dan fungsi perlengkapan tambahan
yang terdapat pada AC mobil.
4. Mempelajari siklus pen dinginan (AC) pada mobil
5. Membongkar, membersih kan, memasang kembali
komponen AC mobil
6. Mengisi refrigerant
7. mengetest kebocoran siklus pendinginan
8. Melakukan servis AC dengan mempelajari ber bagai
kerusakan yang mungkin terjadi pada siklus
9. Melakukan test kebocoran sistem AC
10. Melakukan uji kemampuan AC
11. Bongkar pasang magnetic Clutch.
12. Bongkar pasang kompresor tipe Swash plate
13. Bongkar pasang Kompresor tipe Through vane
14. Evaluasi

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


7

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1: Aspek Keselamatan Kerja, nama, fungsi dan


cara kerja komponen AC Mobil (Kendaraan
Ringan)

a. Tujuan kegiatan belajar

Peserta Diklat dapat melaksanakan aspek keselamatan kerja


yang harus diikuti pada waktu mengerjakan pekerjaan servis
AC

Peserta diklat dapat menyebutkan nama-nama dan fungsi


komponen utama AC

Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja komponen utama


AC

b. Uraian Materi

1) Aspek Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang


penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan mesin untuk
itu sebaiknya berhati-hati dari segala kemungkinan bahaya yang
mungkin timbul dari pekerjaan tersebut. Servis AC merupakan
salah satu pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, disana ada
unsur listrik, bahan kimia, api, benda tajam, dan masih banyak lagi
hal-hal yang dapat mendatangkan bahaya sehingga peserta diklat
sebaiknya mengikuti petunjuk yang akan diberikan dibawah ini.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


8

Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga


kelompok yang satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:

a.Keselamatan lingkungan

b.Keselamatan diri

c.Keselamatan benda kerja

Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur


diatas diperhatikan dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal
terlaksana maka kita akan memperoleh predikat yang kurang baik
yang diberikan baik oleh masyarakat, perusahaan maupun
konsumen pengguna jasa kita. Sebagai contoh: Kendaraan yang
kita servis AC nya berhasil mendapatkan pujian dari konsumen,
karena konsumen puas dengan kenyamanan yang didapatkannya,
diri kita juga terhindar dari kecelakan kerja namun apabila dalam
membuang gas sisa refrigerant kita kurang hati-hati, sehingga kita
ikut andil dalam menggerogoti lapisan ozon bumi kita, hal ini
tentu akan menimbulkan cerca masyarakat kepada bengkel kita.

Disarankan peserta diklat memperhatikan ketiga unsur


keselamatan tersebut dengan mengikuti petunjuk keselamatan
kerja sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku.

Pada aspek keselamatan diri disarankan untuk selalu


menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang
disediakan oleh perusahaan dan jangan sekali-kali
mengabaikannya, seperti:

Pakaian kerja

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


9

Kacamata pelindung

Sarung tangan

Sepatu kerja

Masker hidung dll.

Pada aspek keselamatan bahan atau benda kerja ikuti


petunjuk dibawah:

Sebelum membongkar komponen AC selalu lepaslah


battery terlebih dahulu

Gunakan cover pelindung cat pada bagian yang akan


dikerjakan

Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak sendiri

Gunakan tabung penampung saat membuang zat


Refrigerant

Singkirkan zat-zat yang mudah terbakar dari sekitar


pekerjaan

Gunakan alat sesuai dengan penggunaannya

Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan


listrik/elektronik.

Prosedur Pertolongan Pertama

Apabila peserta diklat terkena zat Refrigerant secara


langsung, maka yang harus dilakukan adalah:
Teknik Otomotif dan Manufacture UMY
10

Siram bagian luka dengan menggunakan air dingin beberapa


menit hingga terasa nyaman, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
naiknya temperatur pada bagian luka tersebut. Jika yang terkena
bagian mata hindari menggosok baik dengan telapak tangan
ataupun dengan benda yang lain untuk menghindari syaraf mata
menjadi beku. Akan tetapi lakukanlah hal yang sama yaitu dengan
menyiram dengan air dingin, kemudian balut dengan kassa bersih
agar kotoran tidak masuk.

Setelah prosedur petolongan pertama sudah dilakukan,


segeralah dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk
memperoleh pelayanan medis yang lebih baik.

2) Nama-nama dan Fungsi Komponen Utama AC (Air


Conditioners)

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan


(komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam
kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman.
Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah:

a. Compressor

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


11

Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk


gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan
mengakibatkan temperaturnya meningkat.

b. Condenser

Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang


telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant
yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).

c. Dryer/Receifer

Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk


sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke Evaporator

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


12

melalui Expansion Valve, sesuai dengan beban pendinginan


yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/Receifer juga berfungsi
sebagai Filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat
merugikan bagi siklus Refrigerant.

d. Expansion Valve

Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator,


agar Refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.

e. Evaporator

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


13

Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk


menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin
Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin

3) Cara Kerja Komponen AC

a. Compressor

Compressor terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Compressor

Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli


engine. Perputaran kompresor ini akan menggerakkan
Piston/Vane dan gerakan piston/vane ini akan
menimbulkan tekanan bagi Refrigerant yang berbentuk gas
sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya
juga akan meningkatkan temperaturnya.

Jenis kompresor dapat dipisahkan seperti dibawah


ini:

Tipe Crank

Tipe Reciprocating

Tipe Swash Plate

Tipe Rotary Tipe Through Vane

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


14

Tipe Reciprocating mengubah putaran Crankshaft


menjadi gerakan bolak-balik pada piston.

Tipe Crank:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


15

Pada tipe ini sisi piston yang ber- fungsi hanya satu
sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala
silinder (Valve Plate) ter- dapat dua katup yaitu katup isap
(Suction) dan katup penyalur (Discharge). Lihat gambar
mekanis kompresi.

Pada langkah turun, Refrigerant masuk kedalam


ruang silinder dari Evaporator, dan pada langkah naik

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


16

Refrigerant keluar dari ruang silinder menuju ke


Condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm 2
menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 0oC
menjadi 70oC.

Tipe Swash Plate:

Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72 o


untuk kompresor 10 silinder dan interval 120o untuk
kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini
berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi melakukan langkah
kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap (lihat
bagan gambar mekanis kompresi)

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


17

Tipe Through Vane:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


18

Tipe Through Vane ini terdiri atas dua vane yang


integral dan saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane
akan bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujung vane
akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam
silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi).

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


19

Gambar 6 Gambar 5 Gambar 4

Gambar 1.

Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui


lubang isap.

Gambar 2.

Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup.

Gambar 3.

Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi


kan untuk menaikkan tekanan.

Gambar 4.

Langkah kompresi penuh.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


20

Gambar 5.

Langkah penyaluran/pengosongan refrigerant dari silinder ke


saluran keluar menuju ke condenser melalui katup tekan
(Discharge Valve).

Gambar 6.

Penyaluran Refrigerant selesai, ruang vane akan memulai


dengan awal langkah isap lagi. Pada aktualnya Through
Vane yang membentuk empat ruang, bekerja secara
bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan terus
menerus secara berkesinambungan.

b. Kopling Magnet (Magnetic Clutch)

Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yaitu


suatu alat yang dipergunakan untuk melepas dan
menghubungkan kompresor dengan putaran mesin. Peralatan
intinya adalah: Stator, Rotor dan Pressure Plate. Sistem kerja
dari alat ini adalah Elektro Magnetic.

Cara kerjanya:

Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin


melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi Switch
AC Off, kompresor tidak akan berputar, dan kompresor hanya
akan berputar apabila Switch AC dalam posisi hidup (on) hal ini
disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke Stator Coil akan
mengubah Stator Coil menjadi magnet listrik yang akan
menarik Pressure Plate dan bidang singgungnya akan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


21

bergesekan dan saling melekat dalam satu unit (Clutch


Assembly) memutar kompresor.

Konstruksi:

Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan


diantaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas.
Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure
plate terpasang mati pada poros kompressor (lihat gambar).

Tipe Kopling Magnet

Tipe F Tipe G

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


22

Tipe R Tipe P

c. Condenser

Refrigerant yang masuk kedalam Condenser oleh karena


tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur
yang cukup tinggi (80oC).

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


23

Temperatur yang tinggi dari Refrigerant yang berada dalam


Condenser yang bentuknya berliku-liku akan mengakibat kan
terjadinya pelepasan panas oleh Refrigerant. Proses pelepasan
panas ini di permudah dengan adanya aliran udara baik dari
gerakan mobil maupun isapan Fan yang terpasang dibelakang
Condenser. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan
oleh Condenser makin baik pula pendinginan yang akan
dilakukan oleh Evaporator.

Pada ujung pipa keluar Condenser Refrigerant sudah tidak


berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi
Refrigerant cair dengan temperatur 57oC (cooled liquid).

d. Receifer/Dryer

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


24

Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer


melalui lubang masuk (inlet port), kemudian melalui Dryer,
Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik

dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke


Expansion Valve.

Dryer, Desiccant maupun Filter berfungsi untuk mencegah


kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan
Refrigerant terutama pada Expansion Valve yang mana akan
mengganggu siklus dari Refrigerant.

Bagian atas dari Receifer/Dryer disediakan gelas kaca


(Sight Glass) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi
Refrigerant.

e. Expansion Valve

Oleh karena fungsi dari Expansion Valve ini untuk


mengabutkan Refrigerant kedalam Evaporator, maka lubang
keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil (Orifice) konstan
atau dapat diatur melalui katup (Valve) yang pengaturannya
menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah
sensor panas.

Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve


dibedakan menjadi:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


25

Expansion Valve tekanan konstan

Expansion Valve tipe thermal

Pada gambar diatas adalah cara kerja Expansion Valve tipe


thermal.

Pembukaan Valve sangat bergantung dari besar kecilnya


tekanan Pf dari Heat Sensitizing Tube. Bila temperatur lubang
keluar (Out Let) Evaporator dimana alat ini ditempelkan
meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka
Refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya
bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator menurun
maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka Refrigerant yang
disemprotkan akan lebih sedikit.

Ps: tekanan pegas

Ps: tekanan uap didalam evaporator

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


26

f. Evaporator

Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi


pada evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada
daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator
panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan Blower
udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.

Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium


yaitu:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


27

Tipe Plate Fin Tipe Serpentine fin

Tipe Drwan Cup

Kegiatan Belajar 2. Rangkaian/Siklus Sistem AC pada Mobil

a. Tujuan Kegiatan Belajar

1. Peserta diklat dapat menyebutkan kegunaan peralatan tambahan


pada Rangkaian Sistem AC pada Mobil

2. Peserta diklat dapat menggambarkan letak komponen utama


maupun perlengkapan tambahan pada Rangkaian Sistem AC
Mobil

3. Peserta diklat dapat menjelaskan Siklus Pendinginan AC Mobil

4. Peserta diklat dapat menggunakan Manifold Gauge

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


28

5. Peserta diklat dapat mengisi Refrigerant pada Sistem Rangkaian


AC

6. Peserta diklat dapat memahami Rangkaian Sistem Kelistrikan


AC

b. Uraian Materi

1. Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada


Rangkaian Sistem AC Mobil

Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya


proses sistem pendinginan, dan juga merupakan peralatan
pokok yang harus ada meskipun tidak termasuk komponen
utama, adalah:

a. Pressure Switch

Presure Switch ini berfungsi untuk mengontrol


tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila
tekanan siklus Refrigerant terlalu berlebihan, baik
terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1
kg/cm2) maka secara otomatis akan menyetop Switch
sehingga Magnetic Clutch menjadi Off.

Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan


menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai
komponen yang lain.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


29

Letak Pressure Switch ada diantara Receifer dan


Expansion Valve (lihat gambar dibawah)

Gambar: Letak Pressure switch

Tipe Pressure Switch ini ada dua macam yaitu:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


30

Tipe dual, yang meng gunakan satu Switch untuk


dua keadaan yaitu terlalu tinggi atau terlalu
rendah

Tipe single, dengan Switch terpisah.

b. Alat Pencegah Pembekuan


(Anti Frosting Devices)

Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan


yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada
Evaporator yang terlalu dingin < 0oC, dapat
dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis,
yaitu:

Tipe Thermistor

Dipasangkan pada fin Evaporator, dan


bekerja berdasarkan sinyal Thermistor yang
mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin
menurun < 0oC, maka Magnetic Clutch akan mati
dan kompresor akan berhenti berputar.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


31

Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator)

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


32

di pasangkan diantara Eva porator dan


kompresor, (lihat gambar) Tipe ini mengatur
jumlah Refrigerant yang mengalir dari evapo rator
ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak
kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga
temperatur fin eva porator tidak turun < 0oC.

c. Stabilizer Putaran Mesin

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


33

Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan


putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin
yang dipasangkan pada arus primer Ignition Coil
sehingga putaran Idle mesin menjadi lebih baik dan
tidak mudah mati.

Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah


ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas
minimum, akan menghentikan magnetic clutch,
sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin
akan normal kembali.

d. Peralatan Idle Up

Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada


kondisi Idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini
mesin akan menjadi sangat berat karena harus
mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan
sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi
terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe
dan jenis bahan bakarnya.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


34

Untuk jenis mobil konvensional (menggunakan


karburator)

di gunakan Vacuum Switching Valve (VSV)


serta sebuah Actuator untuk membuka Throttle,
sehingga putaran mesin akan meningkat pada
putaran idle dan AC dalam keadaan hidup. (Lihat
gambar)

Untuk mobil EFI,

digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma


yang menyebabkan udara akan melalui surge tank,
dan ECU akan menginjeksikan sejumlah tambahan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


35

bahan bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga


idling mesin akan meningkat.

e. Sistem Pelindung Tali


Penggerak Kompressor

Alat ini digunakan untuk melindungi tali


penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor
mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka
magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara
otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk
memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem
pendingin.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


36

Alur kerja sistem pelindung tali penggerak kompresor

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


37

Letak dan prinsip kerja pelindung tali penggerak


kompresor.

f. Sistem Kontrol Kompressor


Dua Tingkat (Mode Ekonomi)

AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada


beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit
hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator (3oC), hal
ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan
menggunakan peralatan ini dan diset pada switch
ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


38

kompresor akan off pada 10oC temperatur fin bukan 3oC


seperti pada keadaan normal.

g. Magnetic Valve

Terletak antara Receifer dan Expansion Valve dan


dipakai pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol
temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan
menutup Magnetic Valve yang secara paralel akan
bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

2. Letak Komponen Utama Dan Perlengkapan


Tambahan AC Mobil

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


39

Letak komponen pada AC mobil sangat bergantung dari


jenis mobilnya, namun demikian perbedaan letak ini tidaklah
mempengaruhi urutan dari komponen tersebut, contoh gambar
dibawah menunjukkan letak masing-masing komponen baik
utama maupun tambahan pada mobil jenis sedan maupun
minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan.

3. Siklus Pendinginan AC Mobil

Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu


rangkaian yang tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi
dapat digambarkan sebagai berikut:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


40

a. Kompresor berputar menekan gas Refrigerant dari


Evaporator yang bertemparatur tinggi, dengan
bertambahnya tekanan maka temperaturnya juga semakin
meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah
pelepasan panas refrigerant

b. Gas Refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur


tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam kondenser ini
panas Refrigerant dilepaskan dan terjadilah
pengembunan sehingga Refrigerant berubah dari bentuk
gas menjadi cair

c. Cairan Refrigerant diatampung oleh Receifer untuk


disaring sampai Evaporator membutuhkan Refrigerant

d. Expansion Valve memancarkan Refrigerant cair ini


sehingga berbentuk kabut dan cairan yang bertemperatur
rendah dan bertekanan rendah

e. Gas Refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir


kedalam Evaporator untuk mendinginkan udara yang
mengalir melalui sela-sela fin Evaporator, sehingga
udara tersebut menjadi dingin yang akan ditekan oleh
BLower keruang kendaraan

f. Gas Refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan


kembali di kondenser.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


41

4. Manifold Gauge

Manipol pengukur adalah alat yang berfungsi selain


untuk mengosongkan/mengisi Refrigerant juga sebagai alat
untuk mengidentifikasi gangguan. Konstruksi yang istimewa
dari alat ini harus dipelajari secara seksama agar
penggunaannya menjadi optimal dan terhindar dari kesalahan
pemakaian. Penjelasan berikut menggunakan manipol
pengukur model keran seperti pada gambar dibawah dengan 4
nipel penghubung (ada yang hanya menggunakan 3 niple
penghubung, yang perbedaannya pada niple no 4 tidak ada)

a. Kondisi Hubungan Saluran Manifold Gauge

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


42

1) Keran Katup Tekanan Rendah Terbuka Dan


Keran Katup Tekanan Tinggi Menutup

Dalam kondisi ini:

Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan rendah saling


berhubungan.

Niple 1 hanya terhubung dengan pengukur


tekanan tinggi.

2) Keran Katup Tekanan Rendah Tertutup Dan


Keran Katup Tekanan Tinggi Membuka

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


43

Dalam kondisi ini:

Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan tinggi saling


berhubungan.

Niple 3 hanya terhubung dengan pengukur


tekanan rendah.

3) Kedua Keran Katup Terbuka

Dalam Kondisi ini:

Semua niple penghubung dan pengukur saling


berhubungan.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


44

4) Kedua Keran Katup Tertutup

Dalam kondisi ini:

Niple 1 berhubungan dengan pengukur tekanan


tinggi.

Niple 3 berhubungan dengan pengukur tekanan


rendah.

5. Mengisi Refrigerant Pada Sistem AC Mobil

a. Mengenal Refrigerant (Zat Pendingin)

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


45

Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan


menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu
disertai dengan perubahan wujud yaitu dari cair menjadi gas.

Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem AC


mobil adalah R 12 atau juga dikenal dengan CFC 12
(Fluorinated Hydrocarbon).

Kelebihan zat pendingin ini antara lain:

mendidih pada29,8oC dalam tekanan atmosfir

Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah

Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam

dapat larut bila dicampur dengan minyak

kurang bereaksi terhadap karet

tidak berwarna dan tidak berbau

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


46

Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan


lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya
radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek
rumah kaca.

Refrigerant (Zat Pendingin) lain yang sekarang banyak


dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki
efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a.

Refrigerant yang dipakai sebagai alternatif pengganti


lainnya adalah:

ternary blend yang merupakan campuran dari zat


pendingin yang berbeda seperti: HCF22,HFC152a dan
HCFC134a dan yang sudah sangat kita kenal yaitu gas alam
cair (LPG) meskipun zat ini sangat mudah terbakar, sehingga
pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak
diijinkan lagi.

b. Mengenal Pelumas Kompressor

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


47

Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi


bantalan-bantalan serta bidang permukaan yang saling
bergesekan. Oleh karena pelumas pada kompresor ikut
bersirkulasi dengan Refrigerant, maka dibutuhkan oli khusus
untuk kompresor.

Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis


yang diolah sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya
busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat bergantung
dengan jenis refrigerant yang digunakan dan secara spesifik
dapat diuraikan:

untuk Refrigerant R12: digunakan pelumas mineral

untuk CFC 134a: digunakan PAG (Poly Alkylene


Glycol ) atau pelumas Ester.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


48

Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong


maupun sebagai tambahan karena penggantian komponen.

kosong (pemasangan baru)..... 100 cc

ganti receifer.......................... 20 cc

ganti condenser ..................... 4050 cc

ganti evaporator .................... 4050 cc

c. Cara Mengisi Refrigerant

Sebelum mengisi Refrigerant sistem rangkaian harus


dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang
tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini
lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat
Vacuum pump.

1. Prosedur Pengosongan

Tutup kedua katup Manifold Gauge.

pasang Manifold Gauge ke kompresor dengan


selang merah ke nipel tekanan tinggi dan selang
biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke
pompa Vakum.

(lihat gambar)

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


49

Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan


pompa vakum.

Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga


menunjukkan angka-600 mmHg (23,62 inHg; 80
kPa)

Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum


bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan
kerja pompa vakum.

Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan


pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap
air dengan angka penunjuk berada pada angka 750
mmHg (29,53 in Hg; 99,98 kPa)

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


50

Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih


selama 30 menit.

Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan


pompa vakum.

Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka


penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka
berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi
kebocoran.

Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran


sampai ditemukan dan perbaiki.

2. Pengisian Refrigerant

Sebelum memulai pengisian Refrigerant pastikan


langkah-langkah berikut sudah dilakukan:

Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar

Selang masih terpasang dengan Manifold Gauge


warna merah ke nipel tekanan tinggi, warna biru ke
nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki
refrigerant atau alat pengisi

Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan


cukup

singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin


untuk menghindari terjadinya kecelakaan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


51

3. Langkah pengisian

Pemasangan selang pada tabung Refrigerant

Sebelum memasang selang, putarlah handle


berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya
tertarik penuh

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


52

Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai


posisi habis

Hubungan selang warna hijau ke tabung


Refrigerant

Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan

Putarlah Handle searah jarum jam untuk membuat


lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah
jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang

Tekanlah niple no 4 pada Manifold Gauge dengan


jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah

Bila udara sudah keluar (ditandai dengan keluarnya


Refrigerant) tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.

4. Pemeriksaan
kebocoran awal

Bukalah keran katup tekanan tinggi pada Manifold


Gauge agar gas masuk kedalam sistem. (tabung
menghadap keatas)

Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan


1 kg/cm2 (14 psi; 98 kPa) tutup keran manifold
tekanan tinggi

Periksalah kebocoran pada sistem dengan


menggunakan detektor

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


53

5. Pengisian Refrigerant
dalam bentuk cair

Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah


agar isi refrigerant yang keluar dalam bentuk cair

Buka katup tekanan tinggi

Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant


berhenti mengalir dan tutuplah keran

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


54

Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun


tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan
tekanan yang sama

6. Pengisian Lanjutan

Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar


isi refrigerant keluar dalam bentuk gas

Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk


pemanasan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


55

Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan


manifold gauge tanda merah harus terlihat pada
tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah
tetapi tidak vakum

Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge


warna biru. (besar kecilnya pembukaan akan
mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir
dalam sistem

Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung


menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan
bahwa pengisian sudah cukup

Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur


tekanan rendah 1,52,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi
14,515 kg/cm2

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


56

Kegiatan Belajar 3. Servis/Repair AC Mobil

a. Tujuan Kegiatan Belajar

1. Peserta diklat dapat menyebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang


tidak normal, penyebab dan pemecahannya.

2. Peserta diklat dapat membongkar, memperbaiki/mengganti


kerusakan dan memasang kembali komponen.

3. Peserta diklat dapat mengetest kemungkinan kebocoran yang


terjadi pada rangkaian sistem AC.

4. Peserta diklat dapat menguji kemampuan sistem AC.

b. Uraian Materi

1. Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab


dan pemecahannya

1. Refrigerant kurang

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:

Udara yang keluar dari sistem pendingin tidak


terlalu dingin

Pada kaca pengintai terlihat banyak


gelembung

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


57

pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2 (11


psi, 78 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2 (114


psi, 882 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.

Pemecahannya:

Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor


kebocoran dan perbaiki.

2. Pengisian Refrigerant Berlebihan

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:

pendinginan tidak maksimum

Pemeriksaan pada Manifold Gauge :

Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2 (36 psi, 245


kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2 (248 psi, 1.961


kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan

Kondenser tidak bekerja dengan baik

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


58

Kopling fluida kipas radiator slip

Tali kipas kompresor kendor

Pemecahannya:

Kurangi jumlah refrigerant

Bersihkan kondenser

Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti

Stel tali kipas

3. Terdapat Udara Didalam Siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak terlalu dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2. (36 psi, 245


kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2 (327 psi, 2.256


kPa)

kemungkinan penyebabnya:

Ada udara didalam siklus pendingin

Pemecahannya:

Periksa kotoran oli dan jumlahnya

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


59

Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan


minyak tanah dan semprot dengan kompresor angin

lakukan penyedotan kevakuman kembali

Ganti receifer

4. Terdapat Uap Air Didalam Siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

Kadang dingin kadang tidak

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 50 cmHg (1,5 kg/cm2)

Pengukur tekanan tinggi: 7=15 kg/cm2

Kemungkinan penyebabnya:

Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan oleh


gumpalan es

Pemecahannya:

Ganti Receifer/Dryer

lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang


uap air

perhatikan jumlah Refrigerant yang sesuai dalam


pengisian

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


60

5. Refrigerant Tidak Bersirkulasi

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 76 cmHg (angat rendah)

Pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2 (85 psi/588 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan

Pemecahannya:

Lepas Expansion Valve, bersihkan dan tes. Bila sudah


rusak ganti

Ganti Receifer/Dryer

perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam


pengisian

6. Ekspansion Valve Tidak Bekerja Dengan Baik

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC kurang dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


61

Pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 (36 psi/245


kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 19-20 kg/cm2 (70264


psi/1.8631.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Expansion Valve rusak atau pemasangan Heat


Sensitizing salah

Penyetelan aliran tidak baik

pada Evaporator terlalu banyak Refrigerant dalam


bentuk cair

Pemecahannya:

Periksa pemasangan Heat Sensitizing

Periksa Expansion Valve, bila rusak ganti

7. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini


terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi

Pengukur tekanan tinggi : terlalu rendah

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


62

Kemungkinan penyebabnya:

Kompresor rusak

katup kompresor rusak

Pemecahannya:

Bongkar dan perbaiki kompresor

Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama

8. Test Kebocoran Pada Sistem AC Mobil

Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian


tertutup, oleh sebab itu kebocoran sekecil apapun akan dapat
mengurangi kinerja dari sistem tersebut. Pengetesan
kebocoran paska pengisian merupakan prosedur yang sangat
lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal
bagi pelanggan.

Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:

a) Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan


menggunakan larutan air sabun, yaitu dengan memberi
air sabun pada bagian-bagian sambungan atau bagian
yang diperkirakan mengalami kebocoran. Apabila pada
bagian trsebut terjadi kebocoran maka akan terlihat
gelembung-gelembung yang keluar dari titik
kebocoran.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


63

b) Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin


dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide
torch atau menggunakan kompor nyala api yang cara
kerjanya adalah sebagai berikut:

c) Letakkan secara vertical alat pemeriksa kebocoran,


kemudian dekatkan selang kontrol (Suction Tube) ke
bagian yang diperkirakan mengalami kebocoran dari
arah bawah. Apabila pada daerah tersebut betul
mengalami kebocoran, maka warna api kompor akan
mengalami perubahan dari biru menjadi kuning
kemerah-merahan dan sedikit agak membesar.

Gambar: Deteksi kebocoran

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


64

1. Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat


menggunakan detektor Elektronik. Dan jenis dari
detector elektronik ini sangat banyak. Pada gambar
dibawah adalah salah satu contoh detector electronik
dengan cara penggunaannya.

Gambar : Detektor kebocoran elektronik

a. Stel saklar pengatur sensitifity keposisi medium

b. Carilah letak kebocoran dengan mendekatkan dan


menggerakkan antene deteksi ke daerah kebocoran
perlahan-lahan.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


65

b. Ran yang terjadi ditandai dengan bunyi alarm yang


makin lama makin cepat, yang menunjukkan daerah
terjadinya kebocoran.

c. Apabila kebocoran sulit untuk ditemukan rubahlah


saklar pengatur sensitifity ke posisi large.

d. Saklar pengatur sensitifity small digunakan apabila


area kemungkinan kebocoran sudah ditemukan,
yaitu untuk mempersempit area sehingga titik
kebocoran dapat ditemukan.

9. Uji Kemampuan Sistem AC

Uji kemampuan AC diperlukan untuk mengetahui apakah


hasil servis atau pemeliharaan atau bahkan perbaikan yang
dilakukan berhasil dilaksanakan. Prosedur pelaksanaan uji
kemampuan ini harus diikuti secara runtut sehingga
pengujian dapat menunjukkan validitas yang tinggi.

a) Langkah persiapan: Siapkan peralatan uji

Service tool set AC

Thermometer

Psychrometer

Tachometer

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


66

b) Pasang manifold gauge

c) Hidupkan mesin dengan AC pad posisi ON

Atur putaran mesin pada 2000 RPM

Atur saklar blower pada posisi (HI) dan temperatur


control di (Cool) serta air flow control di (Vent)

Buka jendela kendaraan

d) Posisikan thermometerDry bulb di outlet udara dingin

e) Posisikan Psychrometer dekat inlet unit pendingin


(lihat gambar)

Gambar : penempatan Thermometer dan psychrometer

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


67

f) Stabilkan AC

Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0-15,5


kg/cm2 Bila pembacaan terlalu tinggi, siram
condenser dengn air dan bila pembacaan terlalu
rendah tutuplah bagian depan condenser

Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C35o C

g) Pemeriksaan Pengujian

Bacalah kelembaban relatif dari grafik


psychrometrik dengan membandingkan sisi wet dan
dry bulb psychometer pada air inlet

Gambar : Grafik 1

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


68

Contoh cara membaca grafik:

Pembacaan dry bulb pada air inlet evaporator:25o C


Pembacaan wet bulb pada air inlet evaporator:19,5o
C

Pembacaan pada grafik 1: perpotongan antara


keduanya menunjuk pada angka 60%

Ukur temperatur dry bulb pada outlet udara


dingin dan hitung perbedaan antara inlet dry
bulb dan outlet dry bulb

Pastikan hasil pembacaan antara kelembaban


relatif dan perbedaan kedua temperatur ada
pada dua garis berarsir yang menunjukkan
bahwa kemampuan pendinginan cukup baik

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


69

BAB. III

EVALUASI PERTANYAAN

Uji Kompetensi Pengetahuan

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang


pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawab yang
disediakan.

1. Fungsi Compressor pada air conditioners adalah:

a. memompakan udara kedalam condenser agar tekanannya


meningkat

b. Memompakan refrigerant cair kedalam evaporator agar


berubah wujud menjadi gas

c. Memompakan refrigerant kedalam condenser agar


tekanannya menurun

d. Memompakan refrigerant gas kedalam condenser agar


berubah wujud menjaddi cair

e. Memompakan refrigerant cair agar dapat bersirkulasi


kedalam sistem.

2. Udara sejuk yang keluar dari evaporator, dihembuskan oleh:

a. Kipas angin
Teknik Otomotif dan Manufacture UMY
70

b. Kompressor

c. Blower

d. Angin

e. Kipas mesin

3. Refrigerant yang berada di condenser berbentuk:

a. Gas

b. Setengah cair setengah gas

c. Cair

d. Uap

e. Semua benar

4. Pernyatan dibawah adalah benar, kecuali:

a. Magnetic Clutch adalah bagian dari Componen AC.

b. Magnetic clutch memutus dan menghubung dengan putaran


mesin secara otomatis pada sat switch AC posisi ON

c. Magnetic clutch terpasang pada bagian depan dari


compressor.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


71

d. Magnetic clutch adalah kopling magnet yang bekerjanya


berdasarkan aliran listrik yang mengalir.

e. Magnetic clutch selalu berputar karena menjadi satu


dengan pully Compressor

5. Compressor diputar oleh:

a. Mesin yang dihubungkan dengan fanbelt melalui pully

b. Pully poros engkol, pully alternator dan pully waterpump

c. Roda gigi timing

d. Kipas melalui pully poros engkol

e. Motor starter dengan menggunakan roda gigi

6. Fungsi kaca pengintai adalah:

a. Untuk melihat aliran sistem pendingin

b. Untuk melihat jumlah udara

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


72

c. Untuk melihat jumlah pelumas

d. Untuk melihat aliran udara

e. Keempat pernyataan diatas benar

7. Panas udara yang ada disekeliling diserap sehingga udara


menjadi dingin, merupakan cara kerja dari alat:

a. Condenser

b. Compressor

c. Expansion valve

d. Blower

e. Evaporator

8. Urutan siklus pendinginan yang benar adalah :

a. Compresor --> Evaporator - Dryer - Condenser -


Exp.Val
ve

b. Compresor - Condenser - Dryer - Evaporator -


Exp.val
ve

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


73

c. Compresor - Condenser - Dryer - Exp.Valve -


Evapor
ator

d. Compresor - Dryer - Condenser - Exp.valve -


Evapor
ator

e. Compresor - Exp.valve - dryer - Evaporator -


Conden
serr

9. Gambar dibawah menunjukkan posisi keran:

A. Keran katup
tekanan tinggi

terbuka

B. Kedua katup
tertutup

C. Kedua katup
terbuka

4.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


74

D. Keran katup

tekanan rendah
terbuka

3 2 1

E. kedua katup
setengah

terbuka

10. Gambar disamping menunjukkan posisi keran:

a. Keran katup tekanan tinggi terbuka

b. Kedua katup tertutup

c. Keran katup tekanan rendah terbuka

d. Kedua katup terbuka

e. Kedua katup setengah terbuka

1 2 3

11. Alat penampung refrigerant cair sekaligus untuk menyaring


uap air dan kotoran:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


75

a. Condenser

b. Anti Frosting Devices

c. Dryer

d. Peralatan Idle Up

e. Pressure Switch

12. Dibawah ini adalah cirri-ciri Compressor type swash plate,


kecuali:

a. Memiliki 10 piston dengan interval 72o

b. Terdiri dari dua vane yang integral dan saling tegak lurus

c. Memiliki 6 piston dengan interval 120o

d. Kedua sisi piston bekerja, dalam gerak bolak balik

e. Ke empat pernyataan diatas benar

13. Compressor type Through vane, termasuk compressor jenis:

a. Resiprocating

b. Crank

c. Swash plate

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


76

d. Rotary

e. Torak

14. Kerja dari magneting Clutch:

a. Saat mesin hidup, switch AC ON, stator coil berubah


menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor
berputar

b. Saat mesin hidup, switch AC OFF, stator coil berubah


menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor
berputar

c. Saat mesin mati, switch AC OFF, stator coil berubah


menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor
berputar

d. Saat mesin mati, switch AC ON, stator coil berubah


menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor
berputar

e. Saat mesin hidup, Kunci kontak ON, stator coil berubah


menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor
berputar

15. Gambar dibawah adalah Exp. Valve Type thermal, besar


kecilnya pengabutan yang terjadi sangat bergantung dari:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


77

a. Tekanan pegas yang ada pada Expansion valve

b. Perubahan tekanan uap dari evaporator

c. Perubahan tekanan keluar yang ke Compressor

d. Perubahan tekanan pada condenser

e. Perubahan tekanan pada heat sensitizing tube, oleh karena


perubahan temperature fin.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


78

16. Bila tekanan refrigerant terlalu berlebihan (> 27 kg/cm2 atau <
2,1 kg/cm2) maka alat ini akan berfungsi menghentikan
magnetic clutch:

a. Anti Frosting Devices

b. Stabilizer RPM

c. Idle Up

d. Pressure switch

e. Sistem pelindung tali penggerak Compressor

17. Fungsi sistem control compressor dua tingkat, yaitu:

a. Untuk mencegah pembekuan air pada fin

b. Untuk menghentikan kerja kompresor pada tingkat


pembekuan air pada fin evaporator lebih rendah

c. Untuk menghentikan kerja kompresor pada tingkat


pembekuan air pada fin evaporator lebih tinggi

d. Untuk membersihkan pembekuan air yang terjadi pada fin


evaporator

e. Untuk menghambat terjadinya pembekuan air pada fin


evaporator

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


79

18. Letak peralatan idle up pada gambar dibawah adalah:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


C
80

19. Dibawah adalah termasuk Zat Pendingin (Refrigerant), kecuali:

a. R 12

b. R 134a

c. Zat Asam

d. HFC 22

e. Liquid Petrolium Gas

20. Untuk penggunaan refrigerant R 134a, sebaiknya pelumas


yang digunakan adalah:

a. Jenis pelumas mineral

b. Jenis pelumas ester

c. Jnis pelumas sintetic

d. SAE 20-50W

e. Sembarang munyak pelumas

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


81

21. Setelah selesai proses pengosongan, tutup kedua katup dan


tunggu kurang lebih 15 menit, hal ini diperlukan untuk:

a. Agar sistem tetap dalam keadan vacuum

b. Untuk melihat apakan masih ada kebocoran dalam system

c. Untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan baik

d. Agar mudah dalam memasukkan refrigerant

e. Untuk menjaga agar sistem tetap bersih

22. Pada gambar disamping, agar refrigerant dapat mengalir masuk


ke dalam sistem, yang harus dilakukan adalah:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


82

a. Putar handle searah jarum jam, disc berlawanan arah jarum


jam

b. Putar handle berlawanan arah jarum jam, disc searah jarum


jam

c. Putar handle dan disc searah jarum jam, kemudian


berlawanan arah

d. Putarlah handle dan disc berlawanan arah jarum, kemudian


putar disc dan handle searah jarum jamkemudian putar
kembali handle berlawanan arah jarum jam

e. Putar langusng handle dan disc searah jarum jam

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


83

23. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, katup yang harus
dibuka adalah:

a. Kedua katup

b. Katup isap saja

c. Katup isap katup tekanan tinggi

d. Tidak ada yang terbuka

e. Katup tekanan tinggi saja

24. Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua


katup ditutup tekanan kedua pengukur tekanan harus:

a. Sama

b. Tekanan tinggi > tekanan rendah

c. Tekanan tinggi < tekanan rendah

d. Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah

e. Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


84

25. Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik,


agar:

a. Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair

b. Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair

c. Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas

d. Refrigerant yang keluar lebih lancar

e. Tidak mengganggu kerja kompresor

26. Dalam proses pengosongan maupun pengisian Refrigerant,


peserta diklat harus memakai kacamata pengaman, karena:

a. Agar dalam pengerjaan menjadi lebih jelas

b. Agar tidak terkena debu atau kotoran

c. Gas refrigerant tidak boleh terkena mata

d. Melindungi mata dari gas refrigerant yang mungkin


menyembur keluar

e. Gas refrigerant sangat berbahaya jika terkena mata

27. Apabila bagian tubuh kita terkena gas refrigerant, cara yang
paling tepat untuk membersihkannya adalah:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


85

a. Bersihkan dengan menggunakan bensin

b. Bersihkan dengan menggunakan air hangat

c. Bersihkan dengan air dan sabun

d. Bersihkan dengan menggunakan lap basah

e. Bersihkan dengan menggunakan air dingin

28. Kontrol kebocoran dengan menggunakan nyala api spritus,


akan mengubah warna api:

a. Dari merah menjadi kebiru-biruan

b. Dari biru menjadi kemerah-merahan

c. Dari biru menjadi agak kehijau-hijauan

d. Dari merah menjadi agak kehijau-hijauan

e. Apinya membesar dan berwarna ke biru-biruan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


86

29. Kebocoran yang lebih halus dapat dideteksi dengan


menggunakan detector elektronik, tanda yang dapat ditangkap
jika ada kebocoran berbentuk:

a. Cahaya

b. Api

c. Suara

d. Warna

e. Gambar

30. Ciri-ciri jumlah refrigerant kurang adalah, kecuali:

a. Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung

b. Tekanan pada sisi tekanan rendah < 2,1 kg/cm2

c. Semburan dari blower AC tidak terlalu dingin

d. Tekanan pada sisi tekanan tinggi < 14,5 kg/cm2

e. Udara yang keluar dari evaporator terlalu dingin

31. Pendinginan yang terjadi tidak maksimum, pengukuran tekanan


rendah 2,5 kg/cm2 dan tekanan tinggi 20 kg/cm2,
kemungkinan penyebabnya adalah:

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


87

a. Refrigerant dalam sistem kurang

b. Refrigerant tidak bersirkulasi dengan baik

c. Ada kebocoran pada selang-selangnya

d. Pengisian refrigerant terlalu berlebihan

e. Tali kipas AC agak terlalu kencang

32. Bila didalam siklus terdapat udara, maka langkah yang harus
dilakukan adalah:

a. Periksa kualitas dan kwantitas oli

b. Jika oli kotor bersihkan dengan menyemprotkan minyak


tanah

c. Lakukan langkah penyedotan dengan pompa vacuum

d. Mengganti receifer atau dryer

e. Semua langkah diatas benar

33. kondisi pendingin kadang dingin kadang tidak, hal ini


menunjukkan terjadi problem pada sistem, yaitu:

a. Terdapat udara didalam siklus

b. Terdapat uap air dalam siklus

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


88

c. Refriogerant tidak bersirkulasi

d. Refrigerant kurang

e. Refrigerant terlalu banyak

34. Jika Expansion valve tersumbat, maka akibat yang terjadi


adalah:

a. Sistem tidak bersirkulasi dan AC tidak dingin

b. Sistem tetap bersirkulasi tetapi AC tidak dingin

c. Sistem tetap bersirkulasi dan AC tetap dingin

d. Sistem bersirkulasi dan AC tidak menyembur

e. AC tidak berjalan sama sekali

35. Heat sensitizing tidak terpasang pada tempat yang benar,


akibatnya:

a. AC tidak dingin sama sekali

b. Pengukur pada tekanan tinggi > dari 20 kg/cm2

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


89

c. AC kurang dingin

d. AC menjadi sangat dingin

e. Pengukur pada tekanan rendah > dari 2,5 kg/cm2

36. AC tidfak dingin, dan pengukur tekanan rendahnya terlalu


tinggi sedang pengukur tekanan tingginya terlalu rendah, gejala
ini menunjukkan kerusakan pada:

a. Condenser

b. Evaporator

c. Receifer/Dryer

d. Compressor

e. Expansion valve

37. Keadaan AC: Tekanan dalam pipa tekanan tinggi terlalu besar.
Dan drop pada saat Compressor berhenti. Langkah
perbaikannya adalah:

a. Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, isi


kembali refrigerant

b. Kurangi refrigerant hingga terlihat gelembung pada kaca


pengintai

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


90

c. Ganti dryer/receifer

d. Siram condenser dengan air

e. Perbaiki pemasangan heat sensitizing valve

38. Keadaan AC: Ketika condenser didinginkan tekanan pada pipa


tekanan tinggi terlalu besar tetapi tekanan disaluran hisap kecil,
hal ini disebabkan oleh:

a. Ada udara pada siklus pendinginan

b. Condenser tersumbat oleh kotoran

c. Pengisian refrigerant terlalu banyak

d. Blower tidak bekerja dengan sempurna

e. Expansion valve membuka terlalu lebar

39. Keadaan AC: tekanan pada katup penyalur terlalu rendah dan
gelembung pada kaca pengintai terlihat deras sedang condenser
tidak panas. Untuk memperbaiki keadaan ini:

a. Kurangi refrigerant

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


91

b. Siram condenser dengan air

c. Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, dan isi


kembali refrigerant

d. Ganti dryer/receifer

e. Tambahkan refrigerant

40. Tekanan pada katup isap dan katup penyalur terlalu rendah, dan
udara tidak keluar dari evaporator, penyebab keadaan ini
adalah:

a. Ada air pada evaporator

b. Evaporator membeku

c. Jumlah refrigerant berlebih

d. Condenser tersumbat kotoran

e. Jumlah refrigerant kurang

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


92

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


93

A. Uji Kompetensi Keterampilan

Lakukanlah pekerjaanpekerjaan dibawah dengan mengikuti standar


prosedur yang telah ditentukan oleh industri dan dalam waktu yang
telah ditentukan dengan baik.

No. Sub Kompetensi Waktu

1. Mengisi Refrigeran R 12 pada sistem AC Mobil 30 menit

2. Mengetes kebocoran pada sistem AC Mobil 10 menit

Melakukan Pengukuran tekanan dengan Manifold 20 menit


3.
Gauge untuk memeriksa kesalahan sistem.

Melakukan Bongkar pasang magnetic Clutch tipe 30 menit


4.
swash plate

Melakukan Bongkar Pasang Magnetic clutch tipe 30 menit


5.
Through vane

Melakukan Bongkar Pasang Compressor Tipe swash 30 menit


6.
plate

Melakukan Bongkar pasang Compressor Tipe 30 menit


7.
Through vane

8. Merangkai Rangkaian Sistem Kelistrikan AC 30 menit

Total 210 menit

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


94

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


95

B. LEMBAR JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 A B C D E 21 A B C D E

2 A B C D E 22 A B C D E

3 A B C D E 23 A B C D E

4 A B C D E 24 A B C D E

5 A B C D E 25 A B C D E

6 A B C D E 26 A B C D E

7 A B C D E 27 A B C D E

8 A B C D E 28 A B C D E

9 A B C D E 29 A B C D E

10 A B C D E 30 A B C D E

11 A B C D E 31 A B C D E

12 A B C D E 32 A B C D E

13 A B C D E 33 A B C D E

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


96

14 A B C D E 34 A B C D E

15 A B C D E 35 A B C D E

16 A B C D E 36 A B C D E

17 A B C D E 37 A B C D E

18 A B C D E 38 A B C D E

19 A B C D E 39 A B C D E

20 A B C D E 40 A B C D E

C. KUNCI JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

L A E I B C F K G D J H

1 A B C E 21 A B C D E
D

2 A B C D E 22 A B C D E

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


97

3 A B C D E 23 A B C D E

4 A B C D E 24 A B C D E

5 A B C D E 25 A B C D E

6 A B C D E 26 A B C D E

7 A B C D E 27 A B C D E

8 A B C D E 28 A B C D E

9 A B C D E 29 A B C D E

10 A B C D E 30 A B C D E

11 A B C D E 31 A B C D E

12 A B C D E 32 A B C D E

13 A B C D E 33 A B C D E

14 A B C D E 34 A B C D E

15 A B C D E 35 A B C D E

16 A B C D E 36 A B C D E

17 A B C D E 37 A B C D E

18 A B C D E 38 A B C D E

19 A B C D E 39 A B C D E

20 A B C D E 40 A B C D E

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


98

D. KRITERIA PENILAIAN

1. Aspek Penilaian Uji Kompetensi Teori: (Cognitif)

SCORE
ASPEK
NO. BOBOT NILAI KET
PENILAIAN (1-10)

Score
1. Soal no 1-12 1,2
minimal 70

Score
2. Soal no 1-40 8.8
minimal 70

Nilai
Jumlah
minimal 70
10

2. Aspek Penilaian Uji Kompetensi Praktek (Affective dan


Psikomotoric)

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


99

SCORE
ASPEK
NO. BOBOT NILAI KET
PENILAIAN (1-10)

1. Sikap:

1. Kerapian 2

1. Persiapan 3
alat
5
2. Sikap kerja Affective
5
3. Disiplin Score minimal
5
kerja 70

5
4. Kepatuhan

5
5. Taat Azas

6. Keselamatan
kerja

2. Ketrampilan Psychomotori
Praktek: c
10
1. Penggunaan Score minimal
15
alat 70

2. Urutan
langkah kerja 15
pembogkaran

3.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


100

Urutan langkah 10
kerja
pemasangan

4. Ketelitian
kerja

Psychomotori
c
3. Hasil Kerja 2.0
Score minimal
70

Nilai minimal
Jumlah 10
70

3. Rumus Penilaian:

N akhir = 0.3Nt + 0.7 Np

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


101

Keterangan:

N akhir : Nilai akhir

Nt : Nilai Teori

Np : Nilai Praktek

Catatan:

Np diambil dari nilai praktek yang terkecil

4. PREDIKAT KELULUSAN

70 s.d. 79 : Lulus kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89 : Lulus kriteria sedang dengan bimbingan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


102

90 s.d. 100 : Lulus diatas rata-rata tanpa bimbingan

BAB. IV

PENUTUP

Setelah menyelesaikan Modul ini peserta diklat berhak untuk mengikuti


uji kompetensi baik secara teori maupun praktek yang sebaiknya dilakukan
oleh dunia industri atau assosiasi profesi dan yang berhasil mencapai syarat
kelulusan minimal kepada yang bersangkutan berhak memperoleh sertifikat
teknisi unior yang memiliki kompetensi dibidang pemeliharaan/servis Air
Coditioners yang dikeluarkan oleh dunia industri ataupun assosiasi profesi
yang memberikan penilaian. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


103

tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini hingga
dapat mencapai syarat kelulusan minimal yang telah ditetapkan.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


104

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta: PT


Toyota Astra Motor.

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta: PT


Toyota Astra Motor.

Anonim. (1993). New Step 2 Training Manual, Heater & Air


Conditioning system Jakarta: PT ToyotaAstra Motor.

Anonim. ( ). Service Manual Toyota seri K

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines.


New York: Mc Graw Hill.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY


105

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive


Encyclopedia. South Holland: The Goodheart Willcox.

Suharsimi Arikunto. (1988). Organisasi dan Administrasi Pendidikan


Teknologi dan kejuruan . Jakarta: Depdikbud: Dirjen Dikti,
Proyek Pengembangan LPTK.

Anonim. ( ). Buku Pedoman Dasar AC Suzuki.

Teknik Otomotif dan Manufacture UMY

Anda mungkin juga menyukai