Anda di halaman 1dari 23

Kerja Praktek PLTU Muara Karang

BAB III

BAB III
TURBIN DAN PERAWATAN TURBIN

3.1 TURBIN

Turbin merupakan mesin penggerak utama yang menggerakan

generator dalam sistem PLTU. Didalam turbin enegi fluida kerja

dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Fluida kerja setelah

memutar turbin tekanan dan temperaturnya akan turun, oleh karna itu

didalam turbin akan terjadi proses ekspansi uap.

Turbin uap termasuk dalam kelompok pesawar-pesawat konversi

energi yang mengkonversikan energi potensial uap menjadi energi

mekanik pada poros turbin. Sebelum di konversikan kedalam energi

mekanik, terlebih dahulu dikonversikan menjadi energi kinetik dalam

nozel dan sudu-sudu gerak.

Turbin uap dapat merupakan turbin impuls maupun turbin reaksi.

Turbin impuls adalah dimana proses ekspansi ( penurunan tekanan) dari

fluida kerja hanya terjadi di dalam baris sudu tetap saja. Sedangkan turbin

reaksi adalan turbin dimana proses ekspansi dari fluida kerja terjadi baik

didalam sudu tetap maupun sudu gerak :

17
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

1. Turbin Impuls

Turbin impuls dapat merupakan turbin impuls sederhana( bertingkat

tunggal) turbin impuls kecepatan bertingkat (turbin retaeu), pada

turbin impuls uap masuk ke dalam nozle dan kecepatan uapnya naik

karena nozle adalah sudu pengarah dan berfungsi menaikan kecepatan

uap, setelah itu uap masik kedalam baris sudut, pada bagian ini

tekanan dijaga konstan, tetapi tekanan absolutnya turun, ini disebabkan

karna energi kinetik uap diubah menjadi kerja memutar sudu turbin.

Grafik tekan dan kecepatan absolut dari fluida kerja memutar sudu

turbin, reksi dapat dilihat pada gambar

Gambar 1. Grafik tekan (P), kecepatan absolut (C),

kecepatan relatif (V), dan volume spesifik fluida ( 1 / )

didalam turbin impuls

18
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

2. Turbin Reaksi

Turbin reaksi disebut juga turbin parsons sesuai dengan nama

pembuatnya yang bernama, Sir Charles parons. Turbin reaksi

kebanyakan menggunakan derajat 50%, sehingga diperoleh perubahan

energi fluida kerja mekanis baik. Grafik tekan dan kecepatan absolut

dari fluida kerja di dalam turbin reaksi dapat dilihat pada gambar 5.

Turbin terdiri dari beberapa bagian utama:

a).Rumah Turbin

Fungsi rumah turbin adalah mendistribusikan uap kedalam

sekeliling sudut pengatur untuk mendapatkan tekanan dan

kecepatan yang sama. Rumah turbin memiliki sudut tetap yang

berfungsi untuk mengarahkan aliran uap kedalam sudu.

b).Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar dari turbin yang letaknya

berada didalam rumah turbin, rotor berfungsi memutar rumah daya

yang memutar atau menggerakan generator.

c).Sudu-Sudu

Sudu berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida kerja masuk

kedalam turbin. Sudu didalam turbin terbagi menjadi dua, yaitu:

sudut gerak dan sudut tetap. Sudut gerak terletak melingkari

19
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

permukaan rotor turbin, sehingga sudut tersebut bergerak bersama

dengan rotor. Sudu tetap terletak bersatu dengan rumah turbin,

sudut tetap berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida kerja masuk

kedalam sudut kerja berikutnya, tetapi juga dapat berfungsi sebagai

nosel

3.2. Turbin Uap 1, 2, dan 3

Dalam karakteristik turbin uap PLTU Muara Karang Unit 1, 2, dan 3:

1.Tipe : Mitsubisi Single Clinder, Single

flow impuls, Condensor Turbin

2. Kapasitas : 100.00 kW

3. Tekanan uap masuk : 87,8 kg/cm2

4. Tekanan exhaust : 90 mmHg abs

5. Kecepatan : 3000 Rpm

6. Temperatur uap masuk : 5100 C

7. Jumlah tingkat sudu : 13 tingkat, terdiri dari:

- Sudu Curtis ( tingkat pengatur ) : 1 tingkat

- Sudu Rateau : 9 tingkat

- Sudu Reaksi : 3 tingkat

8. Jumlah Extaraction : 5

9. Katup Utama : 2 buah

10. Turning Gear : 3 Rpm

20
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

3.2.1. Rumah Turbin

Fungsi rumah turbin adalah, mendistribusikan uap ke sekeliling

sudu pengatur, untuk mendapatkan tekanan dan kecepatan yang sama dan

menjaga agar uap tidak keluar dari turbin. Rumah turbin memiliki sudu

tetap yang berfungsi untuk mengarahkan aliran uap ke sudu gerak.

Disamping itu rumah turbin juga berfungsi sebagai rumah

regulatator, rumah bantalan dan sebagai saluran uap bekas kedalam

kondensor.

3.2.2. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar dari turbin dan letaknya berada

di dalam rumah turbin. Rotor berfungsi memutar poros daya yang

menggerakan atau memutar generator.

Disamping itu rotor berfungsi sebagai:

1. Penggerak pompa oli utama dan regulator.

2. Sebagai bantalan tekan, bantalan dukung penghantar dan

bantalan dukung generator.

Bagian utama dari rotor adalah, mesin dari tempaan padat dari campuran

alumunium. Bagian dari potongan poros diberikan baut ke sisi

21
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

masukan akhir untuk membentuk penahan thrust bearing dan untuk

membawa pelumas dari peralata overspeed trip.

3.2.3. Sudu-Sudu

Sudu pada turbin terbagi menjadi dua, yaitu: sudu gerak dan sudu

tetap. Sudu gerak merupakan sudu yang bergerak bersama dengan rotor,

oleh sebab itu sudu gerak letaknya melingkari rotor. Sedangkan sudu

gerak adalah sebaliknya.

Sudu-sudu turbin antara lain adalah, sudu curtis, sudu rateau dan

sudu reaksi.

Sudu cartis adalah sudu yang berfungsi untuk menurunkan tekanan uap.

Sudu reaksi berfungsi untuk menaikan kecepatan relatif fluida

kerja sehingga rotor turbin berputar secara optimal. Oleh sebab itu sudu

cartis pada turbin unit 1, 2 dan 3 diletakan pada tingkat pertama,

dimaksudkan untuk melindungi rumah turbin dan rotor terhadap

tekanan dan temperatur tinggi juga untuk mendapatkan unit yang lebih

kompak dan murah.

Seluruh bagian sudu yang berorientasi dan bagian yang diam

dipisahkan secara relatif oleh jarak ruang yang besar dan kecil yang dibuat

oleh jalur perapat ( seal ). Jalur ini dibuat oleh campuran logam material

dengan pelindung yang berkwalitas.

22
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

Gambar 3. Sudu Tetap

Gambar 4. Sudu Cartis

23
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

Gambar 5. Sudu Turbin 1, 2, dan 3

3.2.4. Kecepatan Kritis

Kecepatan kritis adalah kecepatan putaran dari turbin yang perlu di

hindari, karena pada kecepatan tersebut akan menghasilkan getaran yang

sangat tinggi pada poros turbin. Kecepetan kritis tersebut dibagi menjadi

tiga, yaitu:

1.620 Rpm.

2.260 Rpm.

4.760 Rpm.

kecepatan kritis hanya terjadi pada saat start UP turbin untuk

mencapai kecepatan nominalnya ( 3000 Rpm ) pasti akan melalui

kecepatan kritis tersebut. Untuk menghindari getaran yang tinggi maka

pada saat kecepatan turbin mendekati 1.620 dan 2.260 Rpm katup uap

24
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

masuk harus dibuka penuh sehingga kecepatanya naik secara drastis.

Kecepatan kritis 4.760 Rpm jarang terjadi karena kecepatantersebut jauh

dari nominal, sehingga tidak mungkin beroperasi pada kecepatan tersebut.

Disamping itu jika kecepatan turbin melampaui 3330 RPM maka turbin

akan langsung trip.

3.3. Prinsip Kerja Turbin Uap

Turbin unit 1, 2 dan 3 pada PLTU Muara Karang termasuk jenis

impuls kecepatan bertingkat. Tubin impuls merupakan turbin yang proses

ekspansi atau peburunan tekanan dari flida kerja hanya terjadi dalam baris

sudu tetap saja.

pada turbin impuls uap masuk kedalam nosel dan kecepatan

uapnya naik karena nosel adalah sudu pengarah dan berfungsi menaikan

kecepatan uap, setelah itu uap masuk kedalam barisan sudu, pada bagian

ini tekana dijaga konstan, tetapi kecepatan absolutnya turun disebabkan

karena energi kinetik uap dirubah menjadi kerja memutar sudu turbin.

Salah satu cara merubah kerugian yang terlalu besar pada turbin

unit 1, 2 dan 3 adalah dengan mengekspansikan uap secara bertahap

kedalam turbin bertingkat. Jadi dengan turbin yang bertingkat energi

fluida yang tidak di serap oleh barus sudu gerak masih dapat diserap oleh

baris sudu tingkat berikutnya, selain itu kemampuan sudu menyerap energi

25
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

fluida kerja juga terbatas, maka dengan turbin bertingkat maka

diharapkan proses penyerapan energi tersebut dapat berlangsung efisien.

3.3.1.Bagian-Bagian Pendukung Turbin Uap

3.3.1.1. Thrust Bearing

Rotor turbin yang poros-porosnya dengan kopling fleksibel

memiliki bantalan aksial sendiri-sendiri. Tetapi untuk turbin dengan

kopling solid hanya dipasang satu bantalan aksial yang biasa diletakan

antara silinder HP dan silinder LP.

Bantalan aksial memiliki dua fungsi, yaitu: untuk menyerap sisa

resultan gaya aksial pada poros serta mengontrol posisi rotor dalam

casing. Fungsi ke dua, untuk mencegah terjadi persinggungan antara

bagian yang berputar dengan bagian yang stasioner.

3.3.1.2. Thorttle valves

Fungsi utama dari thorttele vaves adalah untuk mematikan debit

dari uap masuk turbin dalam kecepatan berlebih, dimana setting daro

overspeed trip itu bekerja di 10% daro overspeed. Katup ini digunakan

untuk mengntrol aliran uap masuk ke turbin selam unit sedang dinaikan

kecepatannya. Oli tekanan tinggi masuk melalui orifice, di orifice yang

26
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

bertingkat di bagiancheck valve di atur oleh kontrol thortle valve

yang berada dibawah bantalan pedal. Menaikan tekanan oil control thorttle

valve akan menaikan kecepatan/ membukanya thorttle valve.

3.3.1.3. Turbin Oil Pumps

Turbin uap di dukung atas satu main oil pump, turning gear oil

pump, dan satu emergensi dc bearing and seal oil pump.

Main oil pump harus di jalankan terlebih dahulu dengan poros

turbin, pompa ini berfungsi untuk memberikan suplai pelumas pada turbin

setelah turbin telah berputar dengan putaran normal atau mendekati

putaran normal. Tekanan keluarnya adalah 20-27Kg/cm2.

Auxiliary oil pump harus di jalankan terlebih dahulu untuk

mensuplai minyak pelumasan ke bearing-bearing dan bagian terdepan

hidrolik pada turbin pada kondisi stand still atau dbawah putaran

normalnya. Pompa ini dikendalikan dengan menggunakan tuas pada

control panel, serta dapat di kendalikan secara manual dan otomatis.

Turning gear oil pump harus dioprasikan sebelumturbin pada

posisi turning gear (3 Rpm). Pompa ini mensuplaiminyak pelumas ke

bearing-bearing turbin dan hydrogen shaft steel serta berfungsi sebagai

cadangan dari auxiliary oil pump.

27
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

Emergensi dc bearing and seal oil pump merupakan pompa

cadangan yang mensuplai minyak pelumasan ke bearing-bearing dalam

kondisi darurat. Pompa ini di kendalikan oleh tuas pada control panel.

3.3.1.4. Turning Gear

Motor turning gear di operasikan untuk menghindari landutan

poros turbin ketika turbin akan shotdown. Putaran motor ini berkisar 3

Rpm. Motor turning gear dapat di operasikan dari control local pada

control panel.

3.3.1.5. Dummy Piston

Dalam turbin uap, rotor mendapatkan tekanan yang sangat kuat

dari uap yang searah dengan arah aliranya. Oleh sebab itu untuk

mengurangi beban pada bantalan aksial dengan arah aliranya maka yang

dipasangkan adalah Piston Pengimbang (Dummy Piston) untuk

mengimbangi daya aksial tersebut. Namun dengan adanya Dummy piston

ini sering terjadi kebocoran uap. Untuk mengurangi kebocoran uap, pada

sisi tekan rendah dipasang perapat jenis labirin dan pada sisi tekan tinggi

dialiri uap.

28
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

3.3.1.6. Defferential Expansion

Karena massa rotor relative lebih kecil disbanding dengan massa

casing, maka rotor akan cepat memuai disbanding casing turbin.

Mengingat antara ruang rotor dangan cassing turbin sangat kecil, maka

perbadaan pemuaian keduanya memiliki masalah yang serius. Dalam

kondisi exstrim, dapat mengakibatkan pergesekan antara rotor dengan

cassing yang dapat merusak turbin.

Untuk menghindari hal demikian, setiap turbin dilengkapi dengan

peralatan instrumen yang memberikan indikasi terhadap perbedaan

pemuaian (differential expansion). Alat ini dapat mengukur selisih

pemuaian relatif antara rotor dengan cassing. Selama start turbin harus di

usahakan agar nilai differential expansion tidak melebihi 5,5 dan kurang

dari -3 mm.

3.3.1.7. Gland Steam Sealing System

Uap ini merupakan uap perapat kering yang berasal dari main steam yang

digunakan untuk mencegah uao kembali masuk mkedakam turbin sisi

tekan rendah setelah uap itu keluar dari turbin. Tekanan uap perapat ini

adalah, 0,3 kg/cm2G dan temperaturnya adalah 1200C-180 0C. Uap perapat

ini berada dalam labyrinth turbin.

29
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

3.4. Prosedur Pengoperasian Turbin

3.4.1. Cold Start Up

Starting turbin adalah suatu proses pelaksanaan roling turbin

dimulai dari turbin pada saat puteran turning gear 3 Rpm sampai dengan

turbin mencapai putaran 3000 Rpm.

Cold start up turbin merupakan metode start up turbin pada saat

keadaan dingin, dimana keadaan ini adalah:

1. Suhu metal pada rotor pada sisi tekan tinggi adalah <1200C.

2. Setelah turbin brhenti lebih dari >100 jam.

Persyaratan uap masuk turbin yang di izinkan pada proses cold

start turbin adalah 56 0C super head dan maxsimum 4300C. Dalam praktek

di lapangan pada temperatur di atas 300 0C dengan tekanan 40 Kg/Cm2.

Pada proses start up dilakukan beberapa tahap, sebagai berikut:

1. Pada putaran 400 Rpm dilakukan turbn trip utuk keperluan Rub chack dan

untuk mengetahui bahwa pengaman turbin telah bekerja dengan baik,dimana

stop valve turbin dapat menutup penuh.

2. Pada putaran 1850 Rpm dilakukan penahanan putaran yang berguna untuk

mendapatkan pemanasan pada otor bore sampai dengan temperatur

(temperatur transisi), sebelum putaran turbin dinaikan ke nominal speed 3000

Rpm. Tujuan pemanasan ini adalah untuk menghindari bahaya kerapuhan

30
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

(Brittle Frakture) yaitu dengan cara membatasi stres pada rotor bore dibawah

temperatur 1200C.

3. Pengaman Turbin meliputi: Eccenticity, Vibrasi, Differential Expantion, suhu

pelumas dan sebagainya.

3.4.2. Warm Start Up

Warm start turbin adalah suatu kegiatan rolling turbin dimulai dari

turbin putaran turning gear 3 Rpm sampai putaran turbin 3000 Rpm.

Worm start turbin merupakan merupakan suatu metode start up

dimana turbin dalam keadaan hangat, yaitu keadaan dalam batasan sebagai

berikut:

1. Turbin shut down tidak lebih dari 40 jam.

2. Temperatur rotor bore pada saat dilakukan rolling adalah diatas

transition temperatur (1200C).

Kondisi uap masuk turbin pada proses warm start up adalah

tekanan 75 Kg/Cm2 dengan temperature 4000C.

31
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

Untuk penyesuaian panas (pengamanan)terhadap thermal stress

pada rotor bore. Maka turbin pada putaran 1850 ditahan selama 40 menit

sebelum ke nominal speed. Laju kenaikan putaran yang di izinkan pada

150 rpm/menit

3.4.3. Hot Start Up

Hot start turbin merupakan suatu metode start up dimana turbin

dalam keadaan hot, yaitu keadaan berada pada batasan sebagai berikut:

1).Turbin shut down tidak lebih dari 8 jam.

2).Temperatur rotor bore pada saat dilakukan rolling turbin

adalah diatas transision temperatur (1200C)

Kondisi uap masuk turbin pada saat proses hot start up turbin yaitu

temperaturnya 4000C dan tekanannya 80 Kg/Cm2.

Untuk keperluan steam cast warning, turbin pada putaran 2850

Rpm ditahan selama 2 menit sebelum nominal speed. Laju putaran

mesin yang di izinkan adalah 300 Rpm/menit.

32
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

3.4.4. Natural Shut Down to Hot Stand By

Jika dalam system jaringan hanya membutuhkan beban (load

demand) yang cukup rendah dalam suatu eriodic waktu tertentu,

sehingga pada saat itu unit PLTU tidak diperlukan, maka unit dapat di stip

atau dalam keadaan stand by.

Natural shut down to hot stand by dapat diartikan bahwa unit di

stop tanpa adanya pekerjaan atau pemeliharaan yang akhirnya tekanan dan

temperature uap akan mengalami penurunan.

Prosedurnya adalah dengan menurunkan beban generator secara

bertahap sampai lepas dengan jaringan (generator not on line), kemudian

boiler di hot banking untuk mempertahankan tekanan dan temperature,

sehingga waktu start sampai dengan rolling dapat di perpendek.

3.4.5. Normal Shut down

Normal shut down adalah stop unit yang di rencanakan, misalnya

untuk keperlian inspection periodic, program pemeliharaan, atau

perbaikan yang memerlukan waktu yang relative lama (100 jam).

Prosedurnya adalah dengan menurunkan beban generator secara bertahap

dengan mengatur tekanan dan temperature uap sesuai perubahan beban

33
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

sampai generator pada light load (beban minimum), kemudian generator

di lepas dari jaringan dan turbin dapat di stop.

Apabila segera diperlukan kondisi dingin pada boiler, dimana akan

dilakukan pemeliharaan atau perbaikan yang spesifik, maka force draft fan

dapat dipertahankan sampai operasi boiler dalam keadaan dingin.

Selanjutnya bila temperature air boiler mencapai kurang dari 90

0C, air boiler dapat di buang juka di anggap perlu.

Proses cooling down ( pendinginan secara alami) dapat

berlangsung selama 2 x 24 jam, jka boiler tidak diperlukan segera dalam

keadaan dingin dan tidak ada pekerjaan spesifik.

3.5. Sistem Proteksi

Sistem proteksi pada turbin ada empat macam. Keempat sistem proteksi

tersebut bekerja berdasarkan sistem tekan pada minyak.

Keempat sistem proteksi tersebut antara lain:

1. Low bearing oil pressure

loe bearing oil pressure, didesisain untuk shut down unit

apabila tekanan minyaknya turun menjadi 0,45 kg/cm2. Pada saat

tekanan minyak turun maka diafragma akan bergerak turun yang

membuka katup yang akhirnya mematikan unit

34
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

2. Thrust Bearing Trip

Thrust bearing trip, didesisain untuk shut down unit

apabila tekanan minyaknya naik menjadi 5,60 kg/cm2. Pada saat

tekanan minyak naik maka diafragma akan naik dan membuka

katub yang akhirnya akan mematikan unit.

3. Low Vacum Trip

Low vacuum trip, didesain untuk shout down untuk

masalah yang serius pada tekanan keluar dari turbin. Pada tekanan

naik diatas nilai yang di tentukan (400-500 mmHg) diafragma akan

bergerak ke atas dan membuka trip valve yang akhirnya akan

mematukan unit

4. Over Speed Trip

Over speed trip di disain untuk shut down uit apabila

putaran rotor turbin melebihi 300 Rpm dan tekanan minyak lebih

dari 2,55 Kg/cm2

Table 1. Batasan variable opersai turbin.

No Jenis proteksi Alaram [Kg/cm2] Trip [Kg/cm2]

1 Low Bearing Trip 0,75 0.05 0,45 0,60

2 Thrust Bearing Trip 2,10 0,14 5,30 5,60

3 Low Vacuum Trip 600 25 mmHg 400 500 mmHg

4 Over Speed - 2,55

Sumber: steam turbin unit 1, 2, dan 3 PLTU Muara Karang manual book

35
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

Gambar 6. Control System Proteksi Unit 1, 2, dan 3

3.5.2. Sistem Pelumas

Minyak pelumas berfungsi sebagai pemisah dua permukaan yang

bersentuhan, misalnya antara poros bantalan.

Sistem pelumas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Sistem Pelumas tekanan Tinggi Oli bertekanan tinggi

digunakan untuk tujuan:

a) mengoperasikan injektor oli, dimana pengisapan di main oil

pump, ketika main oil pump menjadi tipe sentrifugal, oil injektor

digunakan untuk untuk memberikan oli ke sisi masukan main oil

pump di tekanan positif.

36
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

b) .untuk menyediakan seal oil back-up untuk oli perapat hydrogen.

1.1. Penyaringan oli tekanan tinggi digunakan utuk tujuan:

a) untuk mengoperasikan dua serfomotor thportel valve, dan servo motor sistem

chast (katup Governor).

b). untuk menyediakan suplai oli:

1.Oil impeller governor

2.Main oil governor

3.Load limit valve

4.Alat proteksi trip

5.Kontrol thortlle valve

6.Initial pressure regulator

7.Thrust bearing trip device

8.Mekanisme overspeed

Kontrol oli masing-masing velve disuplai dari orifices di jalur

tekanan tinggi. Orifices dan chek valve di tutupi dalam satu bagian,

peralatan trip biasa di tempatkan di governor turbin akhir pada pedesal.

37
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

2. Sistem Cebur

Pelumas dengan sistem cebur dimaksud untuk mengusahakan

umur daru komponen-komponen mekanisme atau suku cadang

dari sistem tersebut menjadi tahan lebih lama.

Fungsi dari sistem cebur adalah:

1). Menghindari kontak langsung antara bagian

yang bergerak dan mendukung, misalnya antara

poros dengan bantalan (bearing)

2). Melakukan pendinginan dari alam.

3.5.3. Sistem Kontrol

Secara dasar, semua kontrol di operasikan secara hidrolik

menggunakan suolai oli dari main oil pump di poros. Tekanan keluar oli

sebesar 22-27 Kg/Cm2G digunakn untuk membuat gaya yang cukup untuk

menggerakan piston servo motor. Selama operasi normal, uap di turbin

diatur oleh katup governor steam chast dan thortle valves.

Governor merupakan suatu rangkaian peralatan yang berfungsi

untuk mengatur daya keluaran turbin dengan cara menjaga kecepatan

turbin konstan (3000 Rpm) pada beban berfariasi.

38
Kerja Praktek PLTU Muara Karang
BAB III

Tugas utama governor diantaranya sebagai berikut:

1). Pengatur kecepatan sebelum kerja paralel.

2). Pengatur kecepatan untuk merubah frekwensi dalam keadaan kerja paralel.

3). Pengaturan penghentian operasi pada saat terjadi angguan.

Kecepatan atau beban dari turbin dikontrol oleh main governor dan

dengan motor konvensional yang bisa di ubah kecepatannya. Kontrol

governor ini memposisikan katup masuk uap melalui servo motor yang di

hubungkan ke steam chast.

Dalam frekwensi normal pengaturan governor dilakukan dengan

governor utama atau load limit valve. Pada saat tekanan oli rata-rata 1,75

Kg/Cm2G maka katup steamchast akan menutup dan apabila ke 3,2

Kg/Cm2G mala katup steam chast akan membuka.

39

Anda mungkin juga menyukai