Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Turbin
3.1.1 Pengertian turbin
Kata “Turbin” dicetuskan pada tahun 1828 oleh Claude Burdin (1788-1873) untuk
menggambarkan suatu alat dari kompetisi engineering bertenaga air pada tahun 1826.Turbin
berasal dari bahasa Latin turbo,turbinis, yang berarti vortex atau pusaran.
Menurut Wiranto Aris Munandar (2004) turbin adalah mesin penggerak, dimana energi
fluida keija dipergunakan langsung untuk memutar sudu turbin. Jadi, berbeda dengan yang
terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian
turbin yang berputar dinamakan rotor atau sudu turbin, sedangkan bagian yang tidak bergerak
dinamakan stator atau rumah turbin. Sudu turbin terletak di dalam rumah turbin dan sudu turbin
memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya (baling-baling, generator
listrik, pompa, kompresor, atau mesin lainnya).
3.1.2 Jenis-jenis turbin
Secara umum turbin yang ada sekarang ini dibagi menjadi tiga jenis turbin. Diantaranya
adalah:
a. Turbin air
Turbin air digunakan untuk mengubah energi hidro menjadi energi
listrik.Beberapa keuntungan dari turbin air ini adalah:
1) Efisiensi yang tinggi
2) Fleksibel dalam operasional
3) Perawatan mudah
4) Tidak ada energi potensial
5) Tidak ada bahan polutan
b. Turbin uap
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diuhah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin.Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,

1
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.Tergantung pada mekanisme yang
digerakkan.Turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit
tenaga listrik, dan untuk transportasi.
c. Turbin gas
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas
pembakaran.Dia memiliki kompresor naik ke atas dipasangkan dengan turbin turun ke
bawah, dan sebuah bilik pembakaran ditengahnya.Energi ditambahakn di arus gas
dipembakaran, dimana udara dicampur dengan bahan bakar dan dinyalakan.Pembakaran
meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas.Kemudian diarahkan melalui
sebuah penyebaran (nozzle) melalui baling-baling turbin, memutar turbin dan mentenagai
kompresor.

3.2 Klasifikasi Turbin Uap


3.2.1 Berdasarkan prinsip kerjanya
a. Turbin impuls
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana yang memakai satu
rotor atau rotor banyak (gabungan) yang mempunyai sudu- sudu pada rotor itu.Sudu
biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
Ciri-ciri turbin impuls anatara lain: proses pengembangan uap atau penurunan
tekanan seluruhnya teijadi pada sudu diam (nosel), dan akibat tekanan dalam turbin sama
sehingga disebut dengan tekanan rata.
b. Turbin reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu
tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerak pada turbin leaksi dapat dibedakan dengan
mudah dari sudu impuls yang tidak simetris,
karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya
lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin reaksi yaitu: penurunan tekanan uap sebagian teijadi di nosel dan
sudu gerak, dan adanya perbedaan tekanan di dalam twrbin sehingga disebut tekanan
bertingkat.
3.2.2 Berdasarkan pada konstruksinya
a. Turbin tunggal (single stage)
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk daya kecil, misalnya
penggerak kompresor, blower, dan lain-lain.
b. Turbin bertingkat (aksi dan rekasi)
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar.Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih, sehingga turbin tersebut teijadi
distribusi kecepatan tekanan.
3.2.3. Berdasarkan proses penurunan tekanan uap
a. Turbin kondensasi
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
b. Turbin tekanan lawan
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
c. Turbin ekstraksi
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstrakasi untuk proses pemanasan
lain, misalnya proses industri.

3.3. Bagian-Bagian Turbin Uap


3.3.1 Alat - alat pembantu pada turbin:
a. Control system terdiri atas pengaturan putaran (govemor), pengatur tekanan uap
ekstrasi mekanisme penutupan katup pengatur.
b. Sistem minyak, terdiri dari pompa dan pipa-pipa untuk menyalurkan minyak guna
pelumasan dan pendingin batalan serta untuk menggerakkan govemor.
c. Instrumentasi (alat-alat ukur), untuk mengukur/menunjukkan kecepatan, tekanan,
temperature, getaran, dan sebagainya.

3.3.2 Governor dan emergency trip

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa pada turbin juga dilengkapi dengan

governor dan emergency trip (alat penghenti darurat sebagai pengaman) karena peralatan

tersebut termasuk peralatan yang vital pada turbin, maka berikut ini akan dibahas cara keija dari

peralatan ini:

a. Governor

Governor adalah suatu alat pengatur putaran poros turbin dengan beban yang berubah.

Dalam kerjanya governor ini dihubungkan dengan regulating valve, yang selanjutnya valve ini

akan mengatur aliran inlate steam, dengan demikian putaran poros akan selalu stabil walaupun
bebannya berubah.

Governor ini dengan perantara suatu roda gigi cacing ke poros turbin, jika putaran poros

turbin melebihi putaran yang dikehendaki (yang distel pada governor) maka dengan perantara

sebuah lever, governor akan menggerakkan regulating valve yang selanjutnya akan menutup

sedikit aliran steam inletnya, sehingga konsumsi steam pada turbin akan berkurang, dengan

demikian putaran poros pun akan turun sesuai dengan yang dikehendaki.

Demikian pula sebaliknya, jika putaran poros terlalu rendah maka regulating valve pun akan

membesarkan aliran steam inlatervya.

b. Emergency trip

Emergency trip yaitu suatu alat yang akan menghentikan turbin dengan jalan memberi

sinyal untuk menutup main va/ve jika teijadi hal-hal yang membahayakan.

3.3.3 Bagian-bagian utama

Sebuah turbin pada umumnya mempunyai bagian-bagian yang utama yaitu sebagai

berikut:

a. Rotor dengan poros, roda gerak dengan sudu-sudu gerak

Pada roda turbin uap terdapat daun-daun sudu dan fluida keija mengalir melalui niang

diantara sudu tersebut. Apabila ternyata roda turbin dapat berputar, maka tentu ada gaya

yang bekerja pada sudu.Gaya tersebut timbul karena teijadinya


perubahan momentum dari fluida keija yang mengalir diantara sudunya.Jadi, sudu

haruslah dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat teijadi perubahan momentum pada

fluida keija tersebut.

b. Rumah turbin, dengan nozzle dan katup, karangan sudu diam (roda diam), dan saluran

buang (outlet)

c. Carbon ring

Berfungsi sebagai pencegah kebocoran uap dari dalam turbin keluar atau kebocoran udara

dari luar ke dalam turbin melalui celah antara poros dan rumah turbin.Sea/ dapat

berbentukpacking dari arang [carbon packing) atau labyrinth.

d. Kopling (coupling)

Berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan poros turbin dengan poros mesin yang

digerakkan, biasanya bersifat luwes (flexible).Sehingga, bila poros-poros yang

dihubungkan sedikit misaligned (tidak satu garis lurus) tidak menimbulkan kerusakan

pada bantalan turbin.


e. Bantalan (bearing)

Terdiri atas bantalan radial (journal bearing) dan bantalan aksial (thrust bearing) untuk

menahan poros dan menahan gaya aksialnya.Pada turbin yang kecil dapat digunakan

bantalan peluru tetapi pada turbin yang besar digunakan bantalan luncur.

3.4. Bearing
3.4.1 Pengertian bearing
Menurut Sularso dan Kiyokatsu Suga (2004), bearing yaitu bagian mesin yang bisa

menahan poros berbeban, agar gesekannya bolak-balik bisa berlangsung secara halus, aman

dan panjang umurnya. Bearing dalam suatu mesin mempunyai peran yang sangat penting agar

putaran didalam mesin lancar dan juga dapat mengurangi gesekan.J?ea"wg memiliki tiga

fungsi utama yaitu mengurangi gesekan, menaham beban, dan engatur posisi elemen yang

bergerak.

3.4.2 Klasifikasi bearing


Secara umum bearing dapat diklasifikasikan berdasarkan arah beban dan berdasarkan

konstruksi atau mekanismenya mengatasi gesekan.Berdasarkan arah


beban yang bekeija pada bantalan, bearing dapat diklasifikasikan menjadi: Bantalan radial

a. (radial bearing)', menahan beban dalam arah radial


b. Bantalan aksial (thrust bearing)', menahan beban dalam arah aksial
c. Bantalan kombinasi (combination bearing)', menahan kombinasi beban dalam arab
radial dan arah aksial.

Radial Combination

ThnBt

Combination
Radial
Gambar 3.1 Arah Beban pada Bearing
(Erinofiardi, 2011)

Menurut Ir Jac Stolk & Ir. C Kros (1994), berdasarkan konstruksi dan mekanisme
mengatasi gesekan, bearing dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu slider bearing (bantalan
luncur) dan roller bearing (bantalan gelinding).
a. Bantalan luncur (slider bearing) menggunakan mekanisme slinding, dimana dua
permukaan komponen mesin saling bergerak relatif.Diantara kedua permukaan terdapat
pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan.S/Zi/er
bearing untuk beban arah radial disebut journal bearing dan untuk beban arah aksial
disebut thrust bearing.
b. Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara dua
komponen yang bergerak.Diantara kedua pennukaan ditempatkan elemen gelinding seperti
misalnya bola, rol, taper, dan lain-lain.Kontak gelinding terjadi antara elemen ini dengan
komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada gerakan relatif.
Gambar 3.2 Konstruksi Bearing (a) Slider Bearing (b) Roller Bearing
(Sakti Sumbogo P, 2016)

3.4.3 Slider bearing (bantalan luncur)


Slider bearing memerlukan geseran langsung dari elemen yang membawa beban
pada tumpuannya.Hal ini berbeda dengan rolling element bearings dimana bola atau
roller dipasang diantara dua permukaan geser.Slider bearing atau sering juga disebut
plain bearing terdiri atas dua jenis:
• Journal atau sleeve bearing, yang bentuknya silindris dan menahan beban radial
(yang tegak lurus terhadap sumbu poros).
• Thrust bearing, yang bentuknya biasamya datar, dimana pada kasus poros yang
berputar dapat menahan beban yang searah dengan sumbu
poros.

(a) (b)
Gambar 3.3 Slider Bearing, (a) Thrust Bearing (b) Journal Bearing
(Sakti Sumbogo P, 2016)

3.4.4 Jenis-jenis bearing


Menui-ut Erinofriadi (2011) berikut merupakan jenis-jenis bearing menurut bentuk
dan fungsinya:

a( Singel row groove ball bearings

Bearing ini mempunyai alur dalam di kedua cincinnya, sehingga bearing jenis ini

mempunyai kapasitas yang dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan aksial.

b. Double row self aligning ball bearing


Bearing jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing mempunyai alur sendiri-sendiri

pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya bearing jenis ini terdapat alur bola pada

cincin luarnya. Cincin pada bagian dalamnya bisa bergerak sendiri untuk menyesuaikan

posisinya. Kelebihan dari bearing jenis ini yaitu dapat mengatasi masalah poros yang tidak

segaris (excentric).

c. Singel row angular contact ball bearings

Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini biasanya

dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun bertolak

belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial.

d. Double row angular contact ball bearings

Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini juga dapat menahan beban aksial dalam

dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beben torsi. Jenis ini juga

digunakan untuk mengganti dua buah baering jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi.

e. Double row barrel roller bearings

Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya mempunyai alur

berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial yang besar

sehingga ideal untuk menahan beban kejut.

f. Singel row cylindrical bearings

Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Efek daii pemisahan

ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan suatu

keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan bentuk karena temperatur,

maka cincinnya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya, jenis ini mempunyai kapasitas

beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi.

g. Tapared roller bearings

Dilihat dari konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat

dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan roflemya dan cincin luarnya

terpisah.

h. Singel direction trusht ball bearings

Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksial dalam satu arah saja. Elemennya

dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial minimum yang

dapat ditahan tergantung dari kecepatannya, jenis ini sangat sensitif terhadap ketidak
sebarisan (misaligment) poros terhadap rumahnya.

i. Double direction trusht ball bearings

Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksial dalam satu arah saja. Elemennya

dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial minimum yang

dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif terhadap

ketidaksebarisan (missaligmenf) poros terhadap rumahnya.

j. Ball and socket bearings

Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola, yang bisa membuat elemennya

berdiri sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap beban aksial. Selain itu juga dapat

menahan beban radial secara simultan dan cocok untuk kecepatan yang tinggi.

3.4.5 Fungsi bearing pada turbin uap

Berikut merupakan fungsi Bearing (bantalan) pada turbin uap yaitu:

a. Menahan agar komponen rotor diam.

b. Menahan berat dari rotor.

c. Menahan herbagai gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin.

d. Menahan ketidakseimbangan karena kerusakan sudu.

e. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi.

3.4.6 Sifat-sifat bantalan (bearing)


Dalam pemilihan bearing perlu diketahui sifat-sifat yang harus dipertimbangkan agar

diperoleh bahan yang terbaik, sifat-sifat bearing yang baik yaitu:

a. Tahan tekanan

Bahan bearing harus memiliki kekuatan tekanan yang tinggi untuk meningkatkan tekanan

maksimum sehingga mencegah ekstruksi atau deformasi permanen pada bearing.

b. Kekuatan fatigue

Bahan bearing harus memiliki kekuatan fatigue yang tinggi sehingga ketika teijadi beban

berulang tidak menghasilkan retak pada material.

c. Comformability

Cornformability adalah kemampuan bahan bearing untuk mengakomodasi lendutan poros

atau ketidak akuratan bearing oleh deformasi plastik (creep).

d. Embedd ability
Embedd ability adalah kemampuan bahan bearing untuk mengakomodasi partikel kecil dari

debu, pasir, dan lain-lain.

e. Tahan korosi

Bahan bearing tidak boleh menimbulkan korosi akibat pelumasan, properti ini sangat

penting didalam mesin pembakaran dimana pelumas yang sama digunakan untuk melumasi

dinding silinder dan bearing.

f. Thermal konduktivitas

Bahan bearing harus memiliki konduktivitas yang tinggi sehingga memungkinkan

perpindahan panas yang cepat dihasilkan pada saat gesekan.

g. Ekspansi thermal
Bahan bearing harus memiliki koefisien ekspansi thermal rendah, sehingga ketika bekeija

dengan suhu yang berbeda-beda, tidak ada perubahan bahan yang diakibatkan perubahan

suhu.

3.5 Journal Bearing

Gambar 3.4 Journal Bearing

Journal bearing adalah bantalan yang didesain untuk menahan beban yang tegak lurus

terhadap sumbu shaft horisontal. Journal bearing ini sering disebut bantalan luncur radial

(Erinofriadi, 2011).

Journal bearing terdiri atas sebuah sleeve atau selongsong logam yang dipasang

disekitar shaft.Sleeve logam tersebut ditutup dan dijaga posisinya oleh bearing housing.

Journal bearing hanya mampu menahan gaya dengan arah radial, menjaga agar shaft tidak

bergerak naik turun atau ke samping, tapi tidak dapat menahan gerak poros arah axial yaitu
arah sepanjang garis sumbu shaft^Pada shaft hanya ditahan secara radial terdapat maslaah

berupa gerak ma.ju mundur poros. Ciri-ciri journal bearing:

a. Poros berputar dalam ruang tertutup yang halus permukaannya, permukaan poros dan

permukaan bearing diberi pelumas untuk mengurangi gesekan.

b. Plain journal bearing hanya mampu menahan gaya arah radial, tidak ke arah aksial.

Keuntungan-keuntungan journal bearing yaitu dapat mengurangi friksi atau gesekan yang

terjadi, dapat disesuaikan dengan beban dan kecepaatan putaran yang diterima, dan mudah

dalam penggantian.

Anda mungkin juga menyukai