DISUSUN OLEH
NIM :1914121016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.
Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida
yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.
Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.
Tenaga yang dihasilkan turbin dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kompressor
atau pompa dan dapat juga untuk menghasilkan listrik jika disambungkan dengan
generator. Turbin ada yang berskala kecil ada juga yang berskala besar tergantung
bagaimana kita menginginkan menggunakan turbine tersebut.
Turbin Uap
Turbin uap pertama kali dibuat oleh William Avery (Amerika) pada 1831 untuk
menggerakan mesin gergaji. Selanjutnya teori berkembang mengikuti aplikasinya.
Parsons, Charles G. Curtis dan Carl Gustav Patrik mengembangkannya dengan
membuat turbin-turbin uap yang lain, dengan susunan sudu lebih dari satu baris. Istilah
turbin berasal dari bahasa latin yaitu ”turbo” yang berarti putar. Karena energi yang
digunakan untuk memutar poros turbin adalah energi potensial fluida maka turbin
sendiri termasuk ke dalam golongan mesin-mesin fluida.
Mesin–mesin fluida adalah mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis
pada poros menjadi energi potensial fluida atau sebaliknya, yaitu mengubah energi
potensial fluida menjadi energi mekanis pada poros.
Secara umum mesin fluida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yaitu:
1. Mesin kerja, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi mekanis pada
poros menjadi energi potensial fluida, misalnya : pompa, kompresor, blower, dan lain-
lain.
2. Mesin tenaga, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi potensial fluida
menjadi energi mekanis pada poros, misalnya : kincir angin, turbin air, turbin gas, dan
turbin uap.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme
yan digerakkan, turbin kukus dapat dipergunakan pada berbagai bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik, dan untuk transportasi.
Ide turbin uap ini sudah lama. Sudah umum diketahui bahwa kira-kira tahun 120
S.M. Hero Alexandera membuat prototipe turbin yang pertama yang bekerja
berdasarkan prinsip reaksi. Alat ini yang menjelma menjadi instalasi tenaga kukus yang
primitif
Turbin uap (kukus) secara umum diklasifikasikan kedalam tiga jenis impuls, dan
gabungan (impuls-reaksi), yang tergantung pada cara perolehan perubahan energi
potensial menjadi energi kinetik semburan kukus.
B. Macam-macam Uap
Uap yang terbentuk pada tekanan dan temperatur didih disebut uap jenuh saturasi
(saturated steam). Apabila uap jenuh dipanaskan pada tekanan tetap, maka uap akan
mendapat pemanasan lanjut (temperatur naik). Uap yang demikian disebut uap panas
lanjut (uap adi panas) atau superheated steam.
Menurut keadaannya uap ada tiga jenis, yaitu :
Uap jenuh
Uap jenuh merupakan uap yang tidak mengandung bagian-bagian air yang lepas dimana
pada tekanan tertentu berlaku suhu tertentu.
Uap kering
Uap kering merupakan uap yang didapat dengan pemanas lanjut dari uap jenuh dimana
pada tekanan terbentuk dan dapat diperoleh beberapa jenis uap kering dengan suhu yang
berlainan.
Uap basah
Uap basah merupakan uap jenuh yang bercampur dengan bagian-bagian air yang halus
yang temperaturnya sama.
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin
(casing), bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada
rotor maupun casing, bantalan untuk menyangga rotor.
Stator
Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu
diam (fixed blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam
dipasang diapragma.
Casing
Konfigurasi Casing
Casing utuh
Single Casing
Tripple Casing
Rotor
Rotor turbin terdiri dari poros beserta cincin-cincin yang terbentuk dari
rangkaian sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros.
Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung
dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan
rotor tipe drum
Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.
Gambar. 5. Rotor Tipe Cakra (Disk).
Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan
rangkaian sudusudu Iangsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan
dapat dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada
gambar 6.
Sudu
Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri
dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.
Gambar 7. Sudu Turbin.
Rangkaian sudu jalan berfungsi untuk kinetik uap menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Sedangkan sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk
mengubah energi panas menjadi energi kinetik, tetapi ada jugs yang berfungsi untuk
membalik arah aliran uap. Contoh dari rangkaian sudu jalan dapat dilihat pada gambar
8.
Gambar 8. Sudu Jalan.
Bantalan
Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk
bergerak baik dalam arah radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus
ditumpu secara baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang
berlebihan. Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan
(bearing). Turbin uap umumnya dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing)
dan bantalan aksial (Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi
pergeseran rotor. Gambar 10, memperlihatkan contoh tipikal kedua jenis bantalan
tersebut.
Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak
langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit)
yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas
mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir
keluar meninggggalkan bantalan.
Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari
piringan (Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad)
yang diikatkan ke Casing. Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial
rotor relatif terhadap casing.
Siklus ideal dari suatu sistem turbin uap sederhana adalah siklus Rankine tertutup yang
dapat digambar pada diagram T vs s atau pada diagram h vs s sperti terlihat pada
gambar 2 dan 3.
Daerah dibawah garis lengkung k - K - k’ pada diagram T - s dan h - s
merupakan daerah campuran fasa cair dan uap. Uap di dalam daerah tersebut biasanya
juga dinamakan basah. Garis k - K dinamai garis cair (jenuh), dimana pada dan di
sebelah kiri daerah tersebut air ada di fasa cair. Sedangkan garis K - k’ dinamai garis
uap jenuh, di mana pada dan di sebelah kanan garis tersebut air ada dalam fasa uap
(gas).
Uap di mana temperatur dan tekanan pada titik tersebut berturut-turut dinamai
temperatur kritis dan tekanan kritis.
Pada titik kritis keadaan cair jenuh dan uap jenuh adalah identik. Untuk air,
tekanan kritisnya Pc = 218,3 atm (3206,2 psia) dan temperatur kritisnya adalah Tc =
374,2 oC (7045,4 oF). Pada tekanan lebih tinggi dari Pc tidak dapat diketahui dengan
pasti bilamana dan di mana perubahan dari fasa cair ke fasa uap. Tetapi dalam hal
tersebut biasanya dikatakan bahwa air ada dalam fasa cair apabila temperaturnya di
bawah Tc dan ada dalam fasa uap apabila temperaturnya lebih tinggi dari pada Tc.
Meskipun demikian, masih banyak variasi dari siklus Rankine tersebut di atas.
Misalkan kemungkinan diadakannya pemanasan lanjut dari 3 ---> 3’ sehingga siklusnya
menjadi 1--->2 --->3--->3’ --->4’ --->1.
Menurut hukum termodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus
adalah sama dengan jumlah perpindahan kalor pada fluida kerja selama proses siklus
tersebut berlangsung.
Uap masuk ke dalam turbin melalui nosel. Di dalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel, lebih kecil dari pada saat masuk ke
dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada
saat masuk kedalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkung dan dipasang di sekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui
celah-celah di antara sudu-sudu turbin itu dibelokkan arahnya mengikuti lengkungan
dari sudu turbin. perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong
sudu dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin, berarti
hanya sebagian energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang
berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dapat
dimanfaatkan, maka pada turbin umumnya dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak, arah kecepatan uap harus dirubah lebih
dahulu. Maka di antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris
sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap
dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan
energi relatif kecil.
a) Turbin impuls, Energi potensial uap diubah menjadi energi kinetik di
dalam nosel.
Adapun turbin impuls mengubah energi potensial uapnya menjadi energi
kinetik didalam nosel (yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan).
Nosel diarahkan kepada sudu gerak. Didalam sudu-sudu gerak, energi kinetik
diubah menjadi energi mekanis. Energi potensial uap berupa ekspansi uap, yang
diperoleh dari perubahan tekanan awal hingga tekanan akhirnya di dalam sebuah
nosel atau dalam satu grup nosel yang ditempatkan didepan sudu-sudu cakram
yang berputar. Penurunan tekanan uap didalam nosel diikuti dengan penurunan
kandungan kalornya yang terjadi didalam nosel. Hal ini menyebabkan naiknya
kecepatan uap yang keluar dari nosel (energi kinetik). Kemudian energi
kecepatan semburan uap yang keluar dari nosel yang diarahkan kepada sudu
gerak (sudu-sudu cakram yang berputar) memberikan gaya impuls pada-pada
sudu gerak sehingga menyebabkan sudu-sudu gerak berputar (melakukan kerja
mekanis).
Atau bisa dafahami secara sederhana pronsip kerja dari turbin impuls
yaitu turbin yang proses ekspansi lengkap uapnya hanya terjadi pada kanal diam
(nosel) saja, dan energi kecepatan diubah menjadi kerja mekanis pada sudu-sudu
turbin. Kecepatan uap yang keluar dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200/detik.
Turbin jenis ini pertama kali dibuat oleh de Laval, yang mana turbin ini mampu
beroperasi pada putaran 30.000rpm. Pada aplikasinya turbin impuls ini
dilengkapi dengan roda gigi reduksi untuk memindahkan momen putar ke
mekanisme yang akan digerakkan seperti generator listrik.
b) Turbin reaksi, Ekspansi uap terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak.
Turbin reaksi yaitu turbin yang ekspansi uapnya tidak hanya terjadi pada
laluan-laluan sudu pengarah (nosel) yang tetap saja tetapi juga terjadi pada
laluan sudu gerak (sudu-sudu cakram yang berputar), sehingga terjadi penurunan
keseluruhan kandungan kalor pada semua tingkat sehingga terdistribusi secara
seragam. Turbin yang jenis ini umumnyan digunakan untuk kepentingan
industri. Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan
nekatingkat) lebih rendah yaitu sekitar 100 – 200 m/detik.
a) Turbin aksial, yang uapnya mengalir dengan arah yang sejajar terhadap poros
turbin.
b) Turbin radial, yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap poros turbin.
a) Turbin tekanan lawan, yaitu bila tekanan uap bekas sama dengan tekanan uap
yang dibutuhkan untuk keperluan proses kegiatan pabrik. Turbin ini tidak mengalami
kondensasi uap bekas.
b) Turbin kondensasi langsung, yaitu turbin yang mengondensasikan uap bekasnya
langsung ke dalam kondensor, guna mendapatkan air kondensat untuk pengisi air
umpan ketel.
c) Turbin ekstraksi dengan tekanan lawan, dimana uap bekas digunakan untuk
keperluan proses.
d) Turbin ekstraksi dengan kondensasi, dimana sebagian uapnya dipakai untuk proses
dan sebagian lagi untuk penyediaan kondensat air pengisi ketel uap.
e) Turbin kondensasi dengan ekstraksi ganda, uap bekas dari turbin dipakai untuk
kebutuhan beberapa tingkat ekstraksi da sisanya dijadikan kondensasi dalam kondensor
untuk kebutuhan air pengisi ketel uap.
f) Turbin non kondensasi dengan aliran langsung dan tanpa ada ekstraksi serta
kondensasi, uap bekas dibuang ke udara luar dengan tekanan lawan sama atau melebihi
dari 1 atm.
g) Turbin non kondensasi dengan ekstraksi, uap bekas tidak dikondensasikan, hanya
digunakan untuk proses.
Keunggulan:
biaya operasional murah karena dapat menggunakan bahan bakar kualitas
rendah
dapat menyediakan uap untuk proses dalam industry
Kerugian :
biaya investasi mahal karena ukurannya sangat besar
susah dipindahkan dan di-install
butuh waktu untuk starting
Penggunaan:
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan
energikinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbinyang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga
uapmenggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar
serta MFOuntuk start up awal.
Turbin Gas
Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah dikenal pada jaman
“Hero of Alexanderia”. Disain pertama turbin gas di buat oleh John Barber seorang
Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu
bara, kayu atau minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai
roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang
menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin
reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu
sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada volume
konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi
ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904,
“Societe des Turb omoteurs” di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang
konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate yang menggunakan bahan
bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450oC dengan tekanan 45
atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun
1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh efisiensi
sebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh “British
Thomson Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan k onsepsi Frank Whittle (tahun
1930).
Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan
seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah
jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga
listrik.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian
tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Untuk memperkecil kerugian ini hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan
perawatan (maintanance) yang teratur atau dengan memodifikasi peralatan yang ada.
C. Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum, yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat
balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik
berlangsung di dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi
termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th =
temperatur panas.
b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis
dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi
termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin
turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus
Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses
pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan
proses dapat dianalisa secara berikut:
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang
ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida
kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Berdasarkan konstruksi poros, turbin gas diklasifikasikan dalam dua
jenis, yaitu :
Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.
Berdasarkan aplikasi dari turbin gas, diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
Industrial heavy-duty gas turbine
Daya keluaran yang besar.
Berumur panjang.
Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding tipe turbin gas lain.
Tidak berisik dibandingkan dengan Aircraft-derivative gas turbine.
1. Komponen Utama
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
1.Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat
peralatan pembersih udara.
3.Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
4.Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet
house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
5.Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki
ruang kompresor.
6.Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara
yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
·Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
1.Compressor Rotor Assembly
Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator
a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke
inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
c. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-
10.
d. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada bagian ini terdapat compressor blade
tingkat 11 sampai 17.
·Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.
o Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
1. Primary Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi dengan udara
kompresor untuk membentuk campuran udara bahan bakar yang siap dibakar.
Fuel nozzle terdapat pada ujung combustion chamber dan masuk ke combustion
liners. Fungsi dari fuel nozzle ini adalah untuk mengabutkan bahan bakar dan
mengarahkannya ke reaction zone pada ruang bakar.
Transition piece terdapat antara combustion liners dan first stage nozzle. Alat ini
digunakan untuk mengarahkan udara panas yang dihasilkan pada combustion
section ke first stage nozzle.
Spark plugs terdapat pada bagian samping combustion chamber dan masuk ke
combustion liners. Spark plugs berfungsi untuk menyulut campuran bahan bakar
dan udara pada saat turbin gas star up. Pembakaran akan terus terjadi selama suplai
bahan bakar dan udara terus berlangsung. Spark plugs terpasang pada sebuah pegas
setelah proses pembakaran terjadi, tekanan yang dihasilkan meningkat dan akan
memaksa plugs naik menuju casing dan mengeluarkan gas panas.
Cross fire tube berfungsi untuk menghubungkan semua combustion chamber.
Tabung ini digunakan untuk mengirimkan pengapian dari satu combustion liners ke
yang berikutnya selama start up.
·Turbin Section
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari
aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas
ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan
kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih
cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor
yang lebih besar.
·Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu :
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang
ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa
tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
2. Komponen Penunjang
·Starting Equipment
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke
poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin
rotor.
·Fuel System
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya.
Lube oil system terdiri dari:
3) Pompa
4) Filter System
5) Valving System
6) Piping System
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube
oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft
pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga
listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa
diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
·Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen- komponen utama dari cooling system adalah:
A. Kesimpulan
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan yang
digerakkan, yaitu generator atau peralatan mesin lainnya, menggunakan
mekanisme transmisi roda gigi. Komponen-komponenya diantaranyayaitu casing, rotor,
kopling, nosel, cakram dan banatalan. Salah satu pengaplikasian dari turbin uap sendiri
yaitu pada PLTU.
Turbin gas adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi kinetic
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda
turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari
tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin. Salah satu pengaplikasian dari
turbin gas yaitu pada PLTG.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan terutama dalam
hal pembahasan turbin gas. Karena referensi yang penulis dapatkan sangat minim
sekali. Untuk itu saya harap kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/556-prinsip-dasar-turbin-
uap.html
http://manung95.blogspot.com/2011/05/turbin-uap.html
http://fuadmje.files.wordpress.com/2011/12/