Anda di halaman 1dari 43

SISTEM DISTRIBUSI

DISUSUN OLEH

ANGGA FERIDANES SAPUTRA

NIM :1914121016

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Turbin merupakan sebuah alat yang salah satunya digunakan untuk


membangkitkan suatu energi. Di Indonesia telah tersebar berbagai macam turbin, mulai
dari turbin gas, turbin air dan turbin uap. Turbin sangat membantu dalam kehidupan
sehari-hari kita, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan kita yang tidak lepas dari alat
tersebut, yaitu listrik. Dengan turbin kita dapat melakukan kegiatan malam tanpa harus
dalam kondisi gelap. Kegiatan malam akan berjalan lancar dengan adanya listrik yang
tidak lepas dari turbin tersebut.
Semakin banyaknya turbin dan pesatnya perkembangan turbin tersebut, kini
turbin tak asing lagi. Segala macam cara dilakukan untuk memodifikasi kembali turbin
tersebut hanya untuk meningkatkan kenyamanan bagi pemakai, baik individu maupun
kelompok. Terlebih lagi dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, proses
pemodifikasian turbin tersebut menjadi lebih mudah dilakukan.
Dengan adanya berbagi macam turbin tersebut yang telah tersebar hingga
dipelosok Indonesia, maka kami berupaya untuk menulis sebuah makalah yang
menyangkut permasalahan tersebut yaitu Turbin Uap dan Turbin Gas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan


masalah sebagai berikut.
1. Apa itu turbin uap dan turbin gas?
2. Komponen apa saja yang terdapat pada turbin uap dan gas?
3. Bagaimana prinsip kerja turbin uap dan gas?
4. Apa sajakah jenis-jenis turbin uap dan gas itu?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengidentifikasikan definisi dari turbin uap dan turbin gas.
2. Menentukan komponen-komponen dari turbin uap dan turbin gas.
3. Menjelaskan cara kerja dari turbin uap dan turbin gas.
4. Dapat menentukan macam-macam turbin yang biasa dipakai sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.
Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida
yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.

Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.
Tenaga yang dihasilkan turbin dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kompressor
atau pompa dan dapat juga untuk menghasilkan listrik jika disambungkan dengan
generator. Turbin ada yang berskala kecil ada juga yang berskala besar tergantung
bagaimana kita menginginkan menggunakan turbine tersebut.

MACAM-MACAM TURBINE BERDASARKAN PENGGERAKNYA

1. Gas Turbine / Turbin Gas


2. Turbin air
3. Steam Turbine / Turbin Uap
Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-baling yang
memfokus dan mengontrol fluid. "Casing" dan baling-baling mungkin memiliki
geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran
fluid. Energi diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar.

Turbin Uap

A. Definisi Turbin Uap

Turbin uap pertama kali dibuat oleh William Avery (Amerika) pada 1831 untuk
menggerakan mesin gergaji. Selanjutnya teori berkembang mengikuti aplikasinya.
Parsons, Charles G. Curtis dan Carl Gustav Patrik mengembangkannya dengan
membuat turbin-turbin uap yang lain, dengan susunan sudu lebih dari satu baris. Istilah
turbin berasal dari bahasa latin yaitu ”turbo” yang berarti putar. Karena energi yang
digunakan untuk memutar poros turbin adalah energi potensial fluida maka turbin
sendiri termasuk ke dalam golongan mesin-mesin fluida.
Mesin–mesin fluida adalah mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis
pada poros menjadi energi potensial fluida atau sebaliknya, yaitu mengubah energi
potensial fluida menjadi energi mekanis pada poros.
Secara umum mesin fluida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yaitu:
1. Mesin kerja, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi mekanis pada
poros menjadi energi potensial fluida, misalnya : pompa, kompresor, blower, dan lain-
lain.
2. Mesin tenaga, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi potensial fluida
menjadi energi mekanis pada poros, misalnya : kincir angin, turbin air, turbin gas, dan
turbin uap.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme
yan digerakkan, turbin kukus dapat dipergunakan pada berbagai bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik, dan untuk transportasi.
Ide turbin uap ini sudah lama. Sudah umum diketahui bahwa kira-kira tahun 120
S.M. Hero Alexandera membuat prototipe turbin yang pertama yang bekerja
berdasarkan prinsip reaksi. Alat ini yang menjelma menjadi instalasi tenaga kukus yang
primitif
Turbin uap (kukus) secara umum diklasifikasikan kedalam tiga jenis impuls, dan
gabungan (impuls-reaksi), yang tergantung pada cara perolehan perubahan energi
potensial menjadi energi kinetik semburan kukus.

B. Macam-macam Uap

Proses pembentukan uap terbagi atas dua jenis, yaitu :


1.  Uap air
yaitu uap yang terbentuk diatas permukaan air sebagai akibat dari
penurunan tekanan di atas permukaan air sampai tekanan penguapan yang sesuai
dengan temperatur permukaan air tersebut pada titik didih dan pada tekanan di
bawah tekanan atmosfir bumi. Penurunan tekanan ini diantaranya disebabkan
karena adanya tekanan uap jenuh yang sesuai dengan temperatur permukaan air
maka akan terjadi penguapan.
2.  Uap panas
yaitu uap yang terbentuk akibat mendidihnya air , aliran mendidih bila
tekanan dan temperatur berada pada kondisi didih. Misalnya bila air tekanan 1
bar maka air tersebut akan mendidih pada suhu didih (±99,630 C).

Uap yang terbentuk pada tekanan dan temperatur didih disebut uap jenuh saturasi
(saturated steam). Apabila uap jenuh dipanaskan pada tekanan tetap, maka uap akan
mendapat pemanasan lanjut (temperatur naik). Uap yang demikian disebut uap panas
lanjut (uap adi panas) atau superheated steam.
Menurut keadaannya uap ada tiga jenis, yaitu :
  Uap jenuh
Uap jenuh merupakan uap yang tidak mengandung bagian-bagian air yang lepas dimana
pada tekanan tertentu berlaku suhu tertentu.
  Uap kering
Uap kering merupakan uap yang didapat dengan pemanas lanjut dari uap jenuh dimana
pada tekanan terbentuk dan dapat diperoleh beberapa jenis uap kering dengan suhu yang
berlainan.
  Uap basah
Uap basah merupakan uap jenuh yang bercampur dengan bagian-bagian air yang halus
yang temperaturnya sama.

C. Komponen-komponen Turbin Uap

Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin
(casing), bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada
rotor maupun casing, bantalan untuk menyangga rotor.

Stator

Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu
diam (fixed blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam
dipasang diapragma.

 Casing

Casing merupakan rumah turbin yang membentuk ruangan (chamber)


disekeliling rotor sehingga memungkinkan uap mengalir melintasi sudu-
sudu. Pedestal yang berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai
penyangga rotor juga dipasangkan pada casing. Umumnya salah satu
pedestal diikat (anchored) mati kepondasi. Sedang yang lain ditempatkan
diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing dapat bergerak bebas
akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).
Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi
tekanan rendah atau sisi yang berdekatan dengan generator (generator end).
Sedang sisi yang lain dibiarkan untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika
temperatur casing dan rotor naik, maka seluruh konstruksi turbin akan
memuai. Dengan penempatan salah satu pedestal diatas rel peluncur,
maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dan bebas ketika memuai seperti
diilustrasikan pada gambar 1

Gambar 1. Konstruksi Casing Pada Pondasi.

Konfigurasi Casing

 Casing utuh

Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Umumnya


diterapkan pada konstruksi turbin-turbin kecil.

 Casing Terpisah (Split Casing)

Casing turbin merupakan 2 bagian yang terpisah secara horizontal dan


disambungkan menjadi satu dengan baut-baut pengikat. Kedua bagian casing
tersebut masingmasing disebut casing bagian atas (Top half) dan casing bagian
bawah (Bottom half). Konstruksi ini lebih banyak dipakai karena pembongkaran
dan pemasangannya yang relatif lebih mudah.
Rancangan Casing

Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori yaitu


single casing, double casing dan triplle casing.

 Single Casing

Umumnya diterapkan pada rancangan turbin-turbin lama dan


kapasitas kecil. Meskipun demikan, turbin-turbin saat inipun masih ada yang
menerapkan rancangan single casing terutama pada turbin-turbin untuk
penggerak pompa air pengisi ketel (BFPT). Bila rancangan ini diterapkan untuk
turbin-turbin besar, maka casing turbin akan menjadi sangat tebal sehinggga
memerlukan waktu yang cukup lama untuk periode "warming" ketika start
hingga mencapai posisi memuai penuh. Hal ini disebabkan karena dinding
casing sangat tebal dan hanya dipanaskan oleh uap dari satu sisi yaitu sisi
bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya perbedaan temperatur yang
cukup besar antara permukaan bagian dalam casing dengan permukaan bagian
luar.

Dengan demikian maka waktu yang diperlukan untuk pemerataan


temperature menjadi lebih lama. Ilustrasi turbin single casing dapat dilihat pada
gambar 2.

Gambar 2. Turbin Single Casing.


 Double Casing

Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk


setiap selinder. Dengan demikian maka ketebalan masing-masing casing
hanya setengah dari ketebalan single casing. Dengan demikian maka proses
pemerataan panas dan ekspansi menjadi lebih cepat. Disamping itu, karena
setiap segmen casing menjadi lebih ringan, maka pemeliharaan menjadi lebih
mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk Turbin double casing dapat dilihat pada
gambar 3.

Gambar 3. Turbin Double Casing.

 Tripple Casing

Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah


casing yaitu inner casing, intermediate casing dan outer casing. Seperti
diperlihatkan pada gambar 4.
Gambar 4. Turbin Triple Casing.

Rotor

Rotor turbin terdiri dari poros beserta cincin-cincin yang terbentuk dari
rangkaian sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros.

Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung
dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.

Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan
rotor tipe drum

1. Rotor Tipe Disk

Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.
Gambar. 5. Rotor Tipe Cakra (Disk).

2. Rotor Tipe Drum

Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan
rangkaian sudusudu Iangsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan
dapat dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada
gambar 6.

Gambar. 6. Rotor Tipe Drum.

Sudu

Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri
dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.
Gambar 7. Sudu Turbin.

Sudu seperti terlihat pada gambar 7, tersebut kemudian dirangkai sehingga


membentuk satu lingkaran penuh. Rangkaian sudu tersebut ada yang difungsikan
sebagai sudu jalan dan ada yang difungsikan menjadi suhu tetap. Rangkaian sudu jalan
dipasang disekeliling Rotor sedang rangkaian sudu tetap dipasang disekeliling casing
bagian dalam.

Rangkaian sudu jalan berfungsi untuk kinetik uap menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Sedangkan sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk
mengubah energi panas menjadi energi kinetik, tetapi ada jugs yang berfungsi untuk
membalik arah aliran uap. Contoh dari rangkaian sudu jalan dapat dilihat pada gambar
8.
Gambar 8. Sudu Jalan.

Dalam gambar 8, terlihat bahwa bagian akar sudu ditanamkan kedalam


alur-alur disekeliling Rotor sedangkan bagian ujung-ujung sudu disatukan oleh plat
baja penghubung yang disebut "SHROUD". Shroud berfungsi untuk memperkokoh
serta mengurangi vibrasi dari rangkaian sudu-sudu. Sudu-sudu tetap umumnya
dirangkai membentuk setengah lingkaran pada sebuah segmen yang disebut
diapragma seperti terlihat pada gambar 9.

Gambar. 9. Sudu Tetap.

Bantalan
Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk
bergerak baik dalam arah radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus
ditumpu secara baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang
berlebihan. Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan
(bearing). Turbin uap umumnya dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing)
dan bantalan aksial (Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi
pergeseran rotor. Gambar 10, memperlihatkan contoh tipikal kedua jenis bantalan
tersebut.

Gambar 10. Bantalan.

Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak
langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit)
yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas
mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir
keluar meninggggalkan bantalan.
Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari
piringan (Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad)
yang diikatkan ke Casing. Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial
rotor relatif terhadap casing.

D. Prinsip Kerja Turbin Uap


Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram
yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang
berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar
padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan
dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama
halnya dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju
boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula
yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika  suatu turbin uap
bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler
sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur kondensor 200C sampai
300C. ( Shlyakhin,P: Turbin uap. Hal 12).

Siklus ideal dari suatu sistem turbin uap sederhana adalah siklus Rankine tertutup yang
dapat digambar pada diagram T vs s atau pada diagram h vs s sperti terlihat pada
gambar 2 dan 3.
Daerah dibawah garis lengkung k - K - k’ pada diagram T - s dan h - s
merupakan daerah campuran fasa cair dan uap. Uap di dalam daerah tersebut biasanya
juga dinamakan basah. Garis k - K dinamai garis cair (jenuh), dimana pada dan di
sebelah kiri daerah tersebut air ada di fasa cair. Sedangkan garis K - k’  dinamai garis
uap jenuh, di mana pada dan di sebelah kanan garis tersebut air ada dalam fasa uap
(gas).

Uap di mana temperatur dan tekanan pada titik tersebut berturut-turut dinamai
temperatur kritis dan tekanan kritis.

Pada titik kritis keadaan cair jenuh dan uap jenuh adalah identik. Untuk air,
tekanan kritisnya Pc = 218,3 atm (3206,2 psia) dan temperatur kritisnya adalah Tc =
374,2 oC  (7045,4 oF). Pada tekanan lebih tinggi dari Pc tidak dapat diketahui dengan
pasti bilamana dan di mana perubahan dari fasa cair ke fasa uap. Tetapi dalam hal
tersebut biasanya dikatakan bahwa air ada dalam fasa cair apabila temperaturnya di
bawah Tc dan ada dalam fasa uap apabila temperaturnya lebih tinggi dari pada Tc.

Siklus Rankine tertutup terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :


1 ---> 2  Proses pemompaan isentropis di dalam pompa.
2 ---> 2’ ---> 3 Proses  pemasukan  kalor  atau  pemanasan  pada tekanan konstan  di
dalam ketel.
3 ---> 4   Proses ekspansi isentropik di dalam turbin atau mesin uap lainnya.
4 ---> 1  Proses   pengeluaran  kalor   atau   pengembunan   pada   tekanan
konstan di dalam kondensor.

Meskipun demikian, masih banyak variasi dari siklus Rankine tersebut di atas.
Misalkan kemungkinan diadakannya pemanasan lanjut dari 3 ---> 3’ sehingga siklusnya
menjadi 1--->2 --->3--->3’ --->4’ --->1.
Menurut hukum termodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus
adalah sama dengan jumlah perpindahan kalor pada fluida kerja selama proses siklus
tersebut berlangsung.    

Selanjutnya,secara  singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut:

Uap masuk ke dalam turbin melalui nosel. Di dalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.

Tekanan uap pada saat keluar dari nosel, lebih kecil dari pada saat masuk ke
dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada
saat masuk kedalam nosel.

Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkung dan dipasang di sekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui
celah-celah di antara sudu-sudu turbin itu dibelokkan arahnya mengikuti lengkungan
dari sudu turbin. perubahan kecepatan uap ini menimbulkan  gaya yang mendorong
sudu dan kemudian memutar roda dan poros turbin.

Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin, berarti
hanya sebagian energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang
berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dapat
dimanfaatkan, maka pada turbin umumnya dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak, arah kecepatan uap harus    dirubah lebih
dahulu. Maka di antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris
sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap
dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.

Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan
energi relatif kecil.

E. Klasifikasi Turbin Uap

Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda


sebagai berikut :
1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya

a)      Turbin impuls, Energi potensial uap diubah menjadi energi kinetik di
dalam nosel.
Adapun turbin impuls mengubah energi potensial uapnya menjadi energi
kinetik didalam nosel (yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan).
Nosel diarahkan kepada sudu gerak. Didalam sudu-sudu gerak, energi kinetik
diubah menjadi energi mekanis. Energi potensial uap berupa ekspansi uap, yang
diperoleh dari perubahan tekanan awal hingga tekanan akhirnya di dalam sebuah
nosel atau dalam satu grup nosel yang ditempatkan didepan sudu-sudu cakram
yang berputar. Penurunan tekanan uap didalam nosel diikuti dengan penurunan
kandungan kalornya yang terjadi didalam nosel.  Hal ini menyebabkan naiknya
kecepatan uap yang keluar dari nosel (energi kinetik). Kemudian energi
kecepatan semburan uap yang keluar dari nosel yang diarahkan kepada sudu
gerak (sudu-sudu cakram yang berputar) memberikan gaya impuls pada-pada
sudu gerak sehingga menyebabkan sudu-sudu gerak berputar (melakukan kerja
mekanis).
Atau bisa dafahami secara sederhana pronsip kerja dari turbin impuls
yaitu turbin yang proses ekspansi lengkap uapnya hanya terjadi pada kanal diam
(nosel) saja, dan energi kecepatan diubah menjadi kerja mekanis pada sudu-sudu
turbin. Kecepatan uap yang keluar dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200/detik.
Turbin jenis ini pertama kali dibuat oleh de Laval, yang mana turbin ini mampu
beroperasi pada putaran 30.000rpm. Pada aplikasinya turbin impuls ini
dilengkapi dengan roda gigi reduksi untuk memindahkan momen putar ke
mekanisme yang akan digerakkan seperti generator listrik.
b)      Turbin reaksi, Ekspansi uap terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak.
Turbin reaksi yaitu turbin yang ekspansi uapnya tidak hanya terjadi pada
laluan-laluan sudu pengarah (nosel) yang tetap saja tetapi juga terjadi pada
laluan sudu gerak (sudu-sudu cakram yang berputar), sehingga terjadi penurunan
keseluruhan kandungan kalor pada semua tingkat sehingga terdistribusi secara
seragam. Turbin yang jenis ini umumnyan digunakan untuk kepentingan
industri. Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan
nekatingkat)  lebih rendah yaitu sekitar 100 – 200 m/detik.

2. Menurut jumlah tingkat tekanan


a)      Turbin satu tingkat yang memiliki kapasitas tenaga kecil, biasanya digunakan
untuk menggerakkan kompresor, pompa, dan mesin-mesin lainnya yang kapasitas
tenaganya kecil.
b)      Turbin bertingkat banyak (neka tingkat), yaitu turbin yang dibuat untuk kapasitas
tenaga dari kecil kepada yang besar dan biasanya terdiri dari susunan beberapa nosel
dan beberapa cakram yang ditempatkan berurutan dan berputar pada satu poros yang
sama.

3. Menurut arah aliran uap

a)      Turbin aksial, yang uapnya mengalir dengan arah yang sejajar terhadap poros
turbin.
b)      Turbin radial, yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap poros turbin.

4. Menurut jumlah silinder

a)      turbin silinder tunggal


b)      turbin silinder ganda
c)      turbin lebih dari dua

5. Menurut kondisi uap yang digunakan

a)      Turbin tekanan lawan, yaitu bila tekanan uap bekas sama dengan tekanan uap
yang dibutuhkan untuk keperluan proses kegiatan pabrik. Turbin ini tidak mengalami
kondensasi uap bekas.
b)      Turbin kondensasi langsung, yaitu turbin yang mengondensasikan uap bekasnya
langsung ke dalam kondensor, guna mendapatkan air kondensat untuk pengisi air
umpan ketel.
c)      Turbin ekstraksi dengan tekanan lawan, dimana uap bekas digunakan untuk
keperluan proses.
d)     Turbin ekstraksi dengan kondensasi, dimana sebagian uapnya dipakai untuk proses
dan sebagian lagi untuk penyediaan kondensat air pengisi ketel uap.
e)      Turbin kondensasi dengan ekstraksi ganda, uap bekas dari turbin dipakai untuk
kebutuhan beberapa tingkat ekstraksi da sisanya dijadikan kondensasi dalam kondensor
untuk kebutuhan air pengisi ketel uap.
f)       Turbin non kondensasi dengan aliran langsung dan tanpa ada ekstraksi serta
kondensasi, uap bekas dibuang ke udara luar dengan tekanan lawan sama atau melebihi
dari 1 atm.
g)      Turbin non kondensasi dengan ekstraksi, uap bekas tidak dikondensasikan, hanya
digunakan untuk proses.

6. Menurut kondisi uap yang masuk ke dalam turbin


a)      Turbin tekanan rendah dimana tekanan uapnya 2 kg/cm2
b)      Turbin tekanan menengah, tekanan uap sampai dengan 40 kg/cm2
c)      Turbin tekanan tinggi, tekanan uap sampai dengan 170 kg/cm2
d)     Tubin tekanan sangat tinggi, tekanan uap di atas 170 kg/cm2

F. Keunggulan, Kerugian dan Penggunaan Turbin Uap

Keunggulan:
 biaya operasional murah karena dapat menggunakan bahan bakar kualitas
rendah
 dapat menyediakan uap untuk proses dalam industry

Kerugian :
 biaya investasi mahal karena ukurannya sangat besar
 susah dipindahkan dan di-install
 butuh waktu untuk starting
Penggunaan:
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan
energikinetik    dari uap untuk menghasilkan energi listrik.Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbinyang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga
uapmenggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar
serta MFOuntuk start up awal.

Turbin Gas

A. Pengertian Turbin Gas


Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi,
kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses pembakaran,
sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas tersebut diekspansikan
pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros. Sisa gas pembakaran yang ke
luar turbin menjadi energi dorong (turbin gas pesawat terbang). Jadi jelas bahwa turbin
gas adalah mesin yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau
dorong. Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya
yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.

Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah dikenal pada jaman
“Hero of Alexanderia”. Disain pertama turbin gas di buat oleh John Barber seorang
Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu
bara, kayu atau minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai
roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang
menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin
reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu
sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada volume
konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi
ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904,
“Societe des Turb omoteurs” di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang
konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate yang menggunakan bahan
bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450oC dengan tekanan 45
atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.

Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun
1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh efisiensi
sebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh “British
Thomson Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan k onsepsi Frank Whittle (tahun
1930).

Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan
seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah
jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga
listrik.

B. Prinsip Kerja Turbin Uap


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
akibatnya temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi ini
masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga
bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang
bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke
turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.
Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang
(exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas adalah sebagai
berikut:
1.Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2.Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3.Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle)
4.Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian
tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.

Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

·Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.

·Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan


terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.

·Berubahnya nilai cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur


dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.

·Adanya mechanical loss, dsb.

Untuk memperkecil kerugian ini hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan
perawatan (maintanance) yang teratur atau dengan memodifikasi peralatan yang ada.
C. Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum, yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat
balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik
berlangsung di dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi
termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th =
temperatur panas.

b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis
dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi
termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.

c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin
turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus
Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses
pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan
proses dapat dianalisa secara berikut:

Gambar. Sistem turbin gas, diagram P-v, diagram T-s


Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik).
Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 – h1).
Proses 2 ke 3
pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan:
Qa = (ma + mf) (h3 – h2).
Proses 3 ke 4
ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin:
WT = (ma + mf) (h3 – h4).
Proses 4 ke 1
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas:
QR = (ma + mf) (h4 – h1).

D. Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya.
Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
o Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Sebuah turbin gas siklus terbuka sederhana terdiri dari kompresor, ruang
bakar dan turbin. Kompresor mengambil udara ambien dan menaikkan
tekanannya. Panas ditambahkan pada udara di ruang bakar dengan membakar
bahan bakar dan meningkatkan suhunya.
Gas-gas yang dipanaskan keluar dari ruang pembakaran yang kemudian
diekspan ke turbin membuat mekanik bekerja. Selanjutnya daya yang dihasilkan
oleh turbin digunakan untuk mendorong kompresor dan aksesoris lainnya dan
sisanya digunakan untuk pembangkit listrik. Karena udara ambien masuk ke
kompresor dan gas yang keluar dari turbin di buang ke atmosfer, media kerja
harus digantikan terus-menerus. Jenis siklus ini dikenal sebagai siklus turbin gas
terbuka dan umum digunakan di sebagian besar pembangkit listrik turbin gas
karena memiliki banyak kelebihan.
Sangat penting mencegah debu memasuki kompresor untuk
meminimalkan erosi dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian kompresor dan
turbin yang dapat merusak profil dan efisiensinya. Pengendapan karbon dan abu
pada bilah turbin sama sekali tidak diinginkan karena akan mengurangi efisiensi
turbin.

Gambar. Turbin gas siklus terbuka

o Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)


Siklus gas turbin tertutup yang berasal dan dikembangkan di Swiss. pada
tahun 1935, J. Ackeret dan C. Keller pertama kali diusulkan jenis mesin dan
pabrik pertama selesai pada tahun 1944 di Zurich.
Dalam turbin gas siklus tertutup, fluida kerja (udara atau gas) keluar dari
kompresor dipanaskan dalam pemanas dengan sumber eksternal pada tekanan
konstan. Suhu tinggi dan tekanan udara tekanan tinggi keluar dari pemanas
eksternal dilewatkan melalui turbin. Cairan yang keluar dari turbin didinginkan
ke suhu aslinya dalam pendingin menggunakan sumber pendingin eksternal
sebelum diteruskan ke kompresor. Fluida kerja terus digunakan dalam sistem
tanpa fase dan panas yang dibutuhkan diberikan kepada fluida kerja dalam
penukar panas.
Gambar. Turbin gas siklus tertutup

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang
ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida
kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Berdasarkan konstruksi poros, turbin gas diklasifikasikan dalam dua
jenis, yaitu :
 Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.

Gambar. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)


 Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk
menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.

Gambar. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)

Berdasarkan aplikasi dari turbin gas, diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
 Industrial heavy-duty gas turbine
 Daya keluaran yang besar.
 Berumur panjang.
 Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding tipe turbin gas lain.
 Tidak berisik dibandingkan dengan Aircraft-derivative gas turbine.

Gambar. Industrial heavy-duty gas turbine

 Aircraft-derivative gas turbine


 Paling banyak digunakan pada Power Plant.
 Biaya instalasi yang relative murah.
 Peralatan start-up membutuhkan daya yang kecil.
 Proses start-up dan shut-down dapat dilakukan dengan cepat.
 Dapat meng-handle fluktuasi perubahan beban.

Gambar. Aircraft-derivative gas turbine

Berdasarkan kapasitas, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu:

 Medium-range gas turbine


 Kapasitas berkisar antara 5000 – 15000 hp (3,7 – 11,2 MW).
 Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
 Pada kompresor terdapat 10 – 16 tingkat sudu, dengan rasio tekanan
sekitar 5 -11.
 Biasanya menggunakan regenerator untuk meninggkatkan Efisiensi

 Small gas turbine


 Kapasitas dibawah 500 hp (3,7 MW).
 Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal.
 Memiliki efisiensi sekitar 20 %, karena :
1) Efisiensi kompresor sentrifugal yang digunakan memiliki
efisiensi lebih rendah disbanding kompresor aksial.
2) Temperatur masuk pada turbin diusahakan tidak melebihi 1700
° F (927° C).
E. Komponen Turbin Gas

Komponen turbin gas terdiri dari :

1. Komponen Utama

·Air Inlet Section

Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:

1.Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat
peralatan pembersih udara.

2.Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang


terbawa bersama udara masuk.

3.Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.

4.Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet
house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.

5.Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki
ruang kompresor.

6.Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara
yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

·Compressor Section

Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
1.Compressor Rotor Assembly

Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.

2. Compressor Stator

Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:

a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke
inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.

b. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat


stage kompresor blade.

c. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-
10.
d. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada bagian ini terdapat compressor blade
tingkat 11 sampai 17.

·Combustion Section

Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.

Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang


jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.
Komponen-komponen itu adalah :
o Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
o Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.

o Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam


combustion liner.

o Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam


combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.

o Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas


panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.

o Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.

o Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses


pembakaran terjadi.

Combustion chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow


compressor dan disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari aksial flow
compressor yang dialirkan langsung ke masing-masing chambers. Zona pembakaran
pada combustion chamber ada tiga yaitu:

1. Primary Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi dengan udara
kompresor untuk membentuk campuran udara bahan bakar yang siap dibakar.

2. Secondary Zone, adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai kelanjutan


pembakaran pada primary zone.

3. Dilution Zone, merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil


pembakaran pada keadaan yang diinginkan pada saat masuk ke first stage nozzles.
Combustion liners didesain dengan satu seri lubang dan louvers yang
ditempatkan didalam chambers. Digunakan untuk mencampurkan bahan udara dari
kompresor dan bahan bakar dari nozel yang membakar campuran ini.

Fuel nozzle terdapat pada ujung combustion chamber dan masuk ke combustion
liners. Fungsi dari fuel nozzle ini adalah untuk mengabutkan bahan bakar dan
mengarahkannya ke reaction zone pada ruang bakar.

Transition piece terdapat antara combustion liners dan first stage nozzle. Alat ini
digunakan untuk mengarahkan udara panas yang dihasilkan pada combustion
section ke first stage nozzle.

Spark plugs terdapat pada bagian samping combustion chamber dan masuk ke
combustion liners. Spark plugs berfungsi untuk menyulut campuran bahan bakar
dan udara pada saat turbin gas star up. Pembakaran akan terus terjadi selama suplai
bahan bakar dan udara terus berlangsung. Spark plugs terpasang pada sebuah pegas
setelah proses pembakaran terjadi, tekanan yang dihasilkan meningkat dan akan
memaksa plugs naik menuju casing dan mengeluarkan gas panas.
Cross fire tube berfungsi untuk menghubungkan semua combustion chamber.
Tabung ini digunakan untuk mengirimkan pengapian dari satu combustion liners ke
yang berikutnya selama start up.

·Turbin Section

Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi


energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang
dibutuhkan.

Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :

1 .Turbin Rotor Case

2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari
aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.

4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas
ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan
kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih
cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor
yang lebih besar.

·Exhaust Section

Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu :

1.Exhaust Frame Assembly.

2.Exhaust Diffuser Assembly.

Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang
ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa
tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.

2. Komponen Penunjang

Ada beberapa komponen penunjang yaitu :

·Starting Equipment

Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting


equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :

1.Diesel Engine, (PG –9001A/B)

2.Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)

3.Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)

·Coupling dan Accessory Gear

Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke
poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:

1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin
rotor.

2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin


rotor.

3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.

·Fuel System

Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.

·Lube Oil System

Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya.
Lube oil system terdiri dari:

1) Oil Tank (Lube Oil Reservoir)


2) Oil Quantity

3) Pompa

4) Filter System

5) Valving System

6) Piping System

7) Instrumen untuk oil

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube
oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:

1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft
pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.

2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga
listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.

3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa
diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

·Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen- komponen utama dari cooling system adalah:

1. Off base Water Cooling Unit

2. Lube Oil Cooler

3. Main Cooling Water Pump

4. Temperatur Regulation Valve

5. Auxilary Water Pump

6. Low Cooling Water Pressure Swich

F. Aplikasi Turbin Gas


Salah satu contoh aplikasi turbin gas yang di gunakan adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG).

Gambar. Prinsip Kerja Unit Pembangkit Turbin Gas

Gambar menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke kompresor untuk


dinaikkan tekanannya, kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang
bakar, udara bertekanan ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila
digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara
untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini
harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk
dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat
mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar
menghasilkan gas bersuhu tinggi. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju
turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini
dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan
kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan yang
digerakkan, yaitu generator atau peralatan mesin lainnya, menggunakan
mekanisme transmisi roda gigi. Komponen-komponenya diantaranyayaitu casing, rotor,
kopling, nosel, cakram dan banatalan. Salah satu pengaplikasian dari turbin uap sendiri
yaitu pada PLTU.
Turbin gas adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi kinetic
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda
turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari
tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin. Salah satu pengaplikasian dari
turbin gas yaitu pada PLTG.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan terutama dalam
hal pembahasan turbin gas. Karena referensi yang penulis dapatkan sangat minim
sekali. Untuk itu saya harap kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/556-prinsip-dasar-turbin-
uap.html
http://manung95.blogspot.com/2011/05/turbin-uap.html
http://fuadmje.files.wordpress.com/2011/12/

Anda mungkin juga menyukai