Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Permesinan Kapal II
yang berjudul “Prinsip Kerja Sistem Turbin Uap”
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya
bagi penulis sendiri. Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan
ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
nantikan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Gowa, 9 Maret 2019

     
                     
Penyusun 

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Turbin merupakan sebuah alat yang salah satunya digunakan untuk
membangkitkan suatu energi. Di Indonesia telah tersebar berbagai macam turbin,
mulai dari turbin gas, turbin air dan turbin uap. Turbin sangat membantu dalam
kehidupan sehari-hari kita, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan kita yang
tidak lepas dari alat tersebut, yaitu listrik. Dengan turbin kita dapat melakukan
kegiatan malam tanpa harus dalam kondisi gelap. Kegiatan malam akan berjalan
lancar dengan adanya listrik yang tidak lepas dari turbin tersebut. Selain dengan
berjalannya PLTU, turbin uap juga digunakan pada pabrik pengolahan kelapa
sawit, sistem transportasi dan masih banyak lagi.
Semakin banyaknya turbin dan pesatnya perkembangan turbin tersebut,
kini turbin tak asing lagi. Segala macam cara dilakukan untuk memodifikasi
kembali turbin tersebut hanya untuk meningkatkan kenyamanan bagi pemakai,
baik individu maupun kelompok. Terlebih lagi dengan adanya perkembangan
teknologi saat ini, proses pemodifikasian turbin tersebut menjadi lebih mudah
dilakukan. Dengan adanya berbagi macam turbin tersebut yang telah tersebar
hingga dipelosok Indonesia, maka kami berupaya untuk menulis sebuah makalah
yang menyangkut permasalahan tersebut yaitu Turbin Uap.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil dan dirumuskan beberapa
masalah yang akan menjadi topik bahasan, yaitu :
1. Apa saja klasifikasi turbin uap?
2. Apa saja komponen-komponen dari sistem turbin uap?
3. Bagaimana prinsip kerja dari sistem turbin uap?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui klasifikasi turbin uap.
2. Mengetahui komponen-komponen dari sistem turbin uap.
3. Mengetahui prinsip kerja dari sistem turbin uap.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Turbin Uap
Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang
berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut proses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:

1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya


a. Turbin Impuls
● Sudu bergerak biasanya simetris .
● Proses ekspansi tekanan uap seluruhnya terjadi pada nosel.
● Tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
● Kecepatan uap yg keluar lebih tinggi dibanding turbin reaksi yaitu sekitar
1200/detik.

Gambar Turbin Impuls sederhana

3
b. Turbin Reaksi
● Sudu bergeraknya tidak simetris.
● Proses ekspansi tekanan uap sebagian terjadi di nosel dan sebagian lain di sudu
gerak sehingga tekanan uap sesudah keluar dari tiap tingkat sudu lebih rendah dari
sebelumnya.
● Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan
Bertingkat.
● Kecepatan uap yg keluar lebih rendah dibanding turbin impuls yaitu sekitar 100
– 200 m/detik.

Gambar Turbin Reaksi

Gambar Turbin Impuls dan Reaksi


4
2. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam
Turbin
a. Turbin Tunggal (Single Stage)
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk daya kecil,
misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
b. Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi)
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut
terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
3. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
a. Turbin Kondensasi
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
b. Turbin Tekanan Lawan
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
c. Turbin Ekstraksi
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk proses pemanasan
lain, misalnya proses industri.

2.2 Komponen-Komponen Sistem Turbin Uap


1. Boiler (ketel)
Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk
pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari
yang populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir
dan lain-lain.

5
2. Kondensor
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap,
fungsi utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari
turbin ke fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan
kembali.

3. Pompa Air Boiler


Pompa ini berfungsi untuk mengontrol dan mensupply air pada jumlah
tertentu yang berasal dari tangki air ( Feed Water Tank ) menuju boiler juga
untuk mengalirkan air kondensat ke boiler sebagai feed water.

6
4. Turbin Uap
Turbin uap adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
yang fluidanya uap.
2.3  Prinsip Kerja Sistem Turbin Uap
Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode
external combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja
(uap) dilakukan di luar sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara
umum adalah dimulai dari pemanasan air pada boiler. Uap air hasil pemanasan
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan poros turbin.
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis  dan uap mengalami pengembangan. Tekanan
uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel,
akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat
masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-
sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin.
Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah
mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
7
Uap yang keluar dari turbin selanjutnya dapat dipanaskan kembali dengan
heater atau langsung disalurkan ke kondensor untuk didinginkan. Pada kondensor
uap berubah kembali menjadi air yang biasa disebut dengan air kondensat dengan
tekanan dan temperatur yang telah menurun. Selanjutnya air tersebut dialirkan
kembali ke boiler sebagai feed water dengan bantuan pompa. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah mesin pembangkit yang bekerja
dengan sistem siklus tertutup.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
▪ Komponen utama sistem turbin uap yaitu: boiler, kondensor, pompa air boiler,
dan turbin itu sendiri.
▪ Turbin uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda
berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut proses penurunan
tekanan uap.
▪ Turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri,
untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi.

3.2 Saran
Perhatikan hal – hal yang mempengaruhi gangguan sistem kerja turbin dan
perhatikan perawatan - perawatan yang dilakukan sesuai prosedur yang benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://dieshasetyawan.blogspot.com/2012/02/laporan-turbin-uap.html

datenpdf.com_makalah-turbin-uap-.pdf

bahan ajar Permesinan Kapal II oleh Syerly Klara dan A. Husni Sitepu
10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Klasifikasi Turbin Uap.................................................................3
2.2 Komponen-Komponen Sistem Turbin Uap..................................5
2.3 Prinsip Kerja Sistem Turbin Uap..................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

Ii
Gambar 1 melukiskan perubahan tekanan dan kecepatan absolute dari
uap di dalam turbin impuls kecepatan bertingkat. Dalam hal tersebut uap hanya
diekspansikan di dalam nosel (baris sudu tetap yang pertama) dan selanjutnya
tekanan konstan. Namun demikian, turbin tersebut masih termasuk dalam
golongan turbin impuls karena di dalam baris sudu gerak tidak terjadi ekspansi
(penurunan tekanan).

Gambar 1 Grafik tekanan (P), kecepatan absolut (C) kecepatan relatif (v) fluida
kerja di dalam turbin impuls kecepatan bertingkat.

Meskipun tekanan uap di dalam sudu gerak konstan, kecepatan absolut


turun karena sebagian dari energi uap diubah menjadi kerja memutar roda
turbin. Kecepatan uap di dalam baris sudu tetap berikutnya tidak naik karena
tekanannya konstan. Dalam hal tersebut terakhir sudu tetap dibentuk
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi ekspansi. Gambar 2 menggambarkan
perubahan tekanan dan kecepatan absolut uap di dalam turbin impuls tekanan
bertingkat. Di dalam hal tersebut terlihat bahwa tekanan uap turun secara
bertahap di dalam baris sudu tetap saja, sedang di dalam baris sudu gerak tadi
terjadi penurunan tekanan oleh karena itu turbin tersebut termasuk golongan
turbin impuls.

Gambar 2 Grafik tekanan (P), kecepatan absolut (C) kecepatan relatif (v) dan
volume spesifik fluida kerja (1/Ɣ) di dalam turbin impuls tekanan bertingkat.
Baris sudu tetap berfungsi sebagai nosel; jadi, di sini kecepatan uap naik
karena tekanan turun. Dengan mengekspansikan uap secara bertahap maka
turbin akan bekerja dengan kecepatan absolut uap yang tidak terlampau besar,
sehingga kerugian gesekannya pun akan berkurang.

Dalam hal sebuah turbin dapat pula terdiri dari kombinasi baris sudu
impuls kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat seperti telihat pada gambar
3 Hal tersebut ditunjukan untuk memperoleh segi yang menguntungkan dari
kedua jenis sudu tersebut, misalnya untuk mendapatkan unit yang lebih
kompak dan murah. Selain itu, baris sudu Curtis dipasang di depan baris sudu
Rateau supaya tekanan uap dapat segera di turunkan pada tingkat yang
pertama, untuk melindungi rumah turbin impuls dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3 Grafik tekanan (P), kecepatan absolut (C) dan kecepatan relatif (v)
fluida kerja di dalam turbin impuls yang terjadi dari gabungan proses
kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat.

Gambar 4 Sudu gerak turbin impuls


Grafik tekanan dan kecepatan absolute dari uap di dalam turbin reaksi dapat
dilihat pada gambar 5

Gambar 5 Grafik tekanan (P), kecepatan absolut (C) dan kecepatan relatif (v)
fluida kerja di dalam turbin reaksi (Turbin Parsons)
Ciri dari sudu gerak turbin reaksi dapat dilihat pada gambar 6 pada turbin
reaksi baris sudu tetap maupun sudu gerak berfungsi sebagai nosel, sehingga
kecepatan relative uap ke luar setiap sudu lebih besar dari kecepatan relative
uap masuk sudu yang bersangkutan.

Gambar 6 Turbin dengan roda Curtis dan Parsons.

Gambar 7 Sudu gerak turbin reaksi;


(a) Penampang sudu gerak dengan hidung yang bulat (efesiensinya tidak begitu
tinggi, tetapi boleh dikatakan hampir konstan)
(b) Penampang sudu gerak dengan hidung yang tajam (sangat efisien pada suatu
kondisi operasi saja)

Anda mungkin juga menyukai